Anda di halaman 1dari 7

INVENTARISASI TUMBUHAN PAKU DAN LUMUT DI DESA GABUGAN

Agatha Constansha1, Angelica Anindhita1, Anthony Hanssen1, Audrey Yunita1, Calvin


Cahya1, Dhana Siladhika1, Dion Tamboen1, Natalia Wijaya1, Nicholas Jonathan Gunawan1,
Teresa Carmelia1, Vinka1, Safina Audiati Afiar2
1
Siswa Kelas XI IPA 3 SMA FONS VITAE Jakarta
2
Mentor

A. LATAR BELAKANG
Indonesia merupakan negara yang kaya akan biodiversitasnya baik tumbuhan

maupun hewan. Namun, masih banyak jenis tanaman dan hewan yang masih belum

terdata, oleh karenanya perlu dilakukan suatu upaya untuk menambah informasi atau

data berkaitan dengan jumlah dan nama tanaman maupun hewan. Di Indonesia

diperkirakan terdapat 25.000 hingga 35.000 jenis tumbuhan yang tumbuh tersebar di

seluruh wilayah Indonesia (Widjaja, 1994). Salah satu keanekaragaman yang terdapat

di Indonesia adalah jenis Paku-pakuan (Pteridophyta) dan lumut (Bryophyta).

Paku dan lumut merupakan tanaman perintis, atau awal mula adanya suatu

tanaman. Paku dan lumut belum memiliki akar, batang, dan daun seperti yang

terdapat pada tumbuhan tingkat tinggi. Paku dan lumut juga belum memiliki

pembuluh angkut. Paku dan Lumut memiliki manfaat sebagai penyeimbang ekosistm

yang ada di lingkungannya.

Dusun Gabugan merupakan salah satu desa wisata yang ada di Kabupaten

Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Dusun Gabugan memberikan kesempatan dan

pengalaman untuk tinggal di desa (live in) dengan mengikuti aktivitas seperti yang

biasa dilakukan oleh masyarakat dusun. Tempatnya yang sejuk karena berada di

dataran yang tinggi dan kondisi lingkungan yang lembab membuat Dusun Gabugan

menjadi tempat yang cocok untuk kehidupan Paku dan Lumut. Oleh karena itu,
banyak sekali Paku dan Lumut yang dengan mudah dijumpai dipinggir jalan dan di

halaman rumah warga.

Pembelajaran dengan mengajak siswa secara langsung ke lapangan dapat

dengan mudah dipraktikan di Dusun Gabugan. Siswa dengan latar belakang perkotaan

yang jarang menemui kehidupan di pedesaan akan menjadi lebih termotivasi dalam

belajar, dengan suasana nyaman desa dapat membuat siswa mudah untuk menerima

pembelajaran yang disampaikan dengan ringan. Oleh karena itu, siswa-siswa SMA

Fons Vitae Jakarta ini diharapkan dapat memperoleh pengalaman dan pengetahuan

baru mengenai Paku dan Lumut yang ada di Desa Gabugan, Kabupaten Sleman,

Daerah Istimewa Yogyakarta.

B. METODE

Penelitian ini dilaksanakan pada hari Rabu, 24 Oktober 2017 pada pukul 08.00

– 10.00 WIB di Dusun Gabugan, Kabupaten Sleman, DIY. Penelitian ini merupakan

penelitian deskriptif dengan data didapatkan dari wawancara, observasi, dan stdi

literatur. Wawancara dilakukan terhadap nasumber yaitu Ibu Nur Widayati yang

memahami tentang paku dan lumut di Dusun Gabugan. Peralatan yang digunakan

dalam penelitian ini yaitu: kamera, LKS, dan alat tulis. Hasil penelitian yang

didapatkan diolah dengan analisis deskriptif.

C. HASIL DAN PEMBAHASAN

Penelitian ini dilakukan oleh 11 orang siswa kelas XI IPA 3 SMA Fons Vitae

Jakarta, dipandu oleh 1 orang pemuda Dusun Gabugan, dan 1 orang mentor.

Wawancara dilakukan di halaman rumah dengan narasumber bernama Ibu Nur

Widayati. Selain melakukan wawancara, siswa juga melakukan observasi untuk


melihat dan menemukan jenis-jenis paku dan lumut apa saja yang terdapat di Desa

Wisata Gabugan. Berdasarkan informasi yang didapatkan di Dusun Gabugan terdapat

banyak jenis paku dan lumut yang tumbuh secara bebas baik di halaman rumah atau

di pinggir jalan. Berikut adalah taksonomi Paku dan Lumut yang didapatkan di Dusun

Gabugan.

1. Lumut

Lumut termasuk dalam divisi Bryophyta yang tidak memiliki kekerabatan dengan

tumbuhan lain dari dunia tumbuhan. Lumut hidup subur pada lingkungan yang

lembab karena lumut tidak memiliki memiliki akar sejati, sehingga lumut

berdifusi melalui seluruh tubuhnya.

a. Lumut Hati

Kingdom : Plantae
Divisio : Hepaticopsida (Liverworts)
Class : Jungermannidae
Ordo : Calobryales
Family : Haplomitriaceae
Genus : Haplomitria
Spesies : Haplomitrium sp.
Karakteristik lumut hati adalah gametofitnya yang berbentuk seperti hati,

talusnya tidak dapat dibedakan antara “batang” dan “daun” sedangkan “akar”

nya berupa rizoid. Jika diamati lebih teliti terdapat anteridium (alat kelamin

jantan) dan arkegonium (alat kelamin betina) berbentuk seperti payung, dan

memiliki sporofit yang sangat kecil. Habitat dari lumut hati sendiri adalah

tanah yang lembab atau yang memiliki kandungan mineral yang cukup

banyak.

b. Lumut Sejati / Lumut Daun

Kingdom : Plantae
Divisio : Bryopsida (Musci)
Class : Sphagnidae
Ordo : Sphagnales
Family : Sphagnaceae
Genus : Sphagnum
Spesies : Sphagna sp.
Karakteristik lumut sejati atau lumut dau adalah talus gametofitnya tidak dapat

dibedakan antara “batang” dan “daun”, anteridium dan arkegoniumnya

tumbuh di ujung “daun” yang kemudian akan berkembang menjadi

sporangium, dan talus sporofitnya menumpang pada ujung anteridium. Habitat

dari lumut sejati adalah hutan yang lembab atau rawa-rawa yang memiliki

kandungan air yang cukup banyak.

2. Paku

Tumbuhan paku dapat hidup menempel (epifit) pada tanaman lain, dan ditempat

lembab (higrofit), hidup di air (hidrofit), atau pada sisa organisme. Paku memiliki

dua jenis daun yaitu sporofil dan tropofil. Daun sporofil digunakan sebagai alat

reproduksi dan tropofil sebagai alat fotosintesis. Pada bagian bawah daun tropofil

terdapat bintik-bintik hitam yang disebut sebagai sorus.

a. Paku Sarang Burung

Kingdom : Plantae
Divisio : Pteridophyta
Class : Polypodiopsida
Ordo : Polypodiales
Family : Aspleniaceae
Genus : Asplenium
Spesies : Asplenium nidus L.
Karakteristik dari paku Sarang Burung adalah daun kecil tersusun pada batang

yang pendek melingkar membentuk keranjang dengan ujung meruncing.

Batangnya pendek ditutupi oleh ssik yang halus dan lebat. Paku bersifat epifit
pada akar rimpang kokoh, tegak. Sorusnya terletak dibagian bawah daun,

tersusun mengikuti tulang daun, berbentuk garus dengan warna coklat tua.

b. Paku Pteris

Kingdom : Plantae
Divisio : Pteridophyta
Class : Filicopsida
Ordo : Polipodiales
Family : Pteridaceae
Genus : Pteris
Spesies : Pteris vittata

Karakteristik paku pteris adalah merupakan tumbuhan herbal dengan daun

berbentuk ental (frond). Sporofilnya berungsi menghasilkan spora. Tulang

daun tumbuhan paku ini bergulung atau daun muda yang menggulung dan

membuka jika sudah dewasa. Bentuk daunnya memanjang, tepi daun rata,

ujung daun setengah meruncing, permukaan daunnya kasar, dan tekstur

selaput berupa helaian. Sori pada pteris berisi kelompok sporangia, sori tidak

selalu berada di bawah daun. Habitat dari paku pteris adalah pada tanah,

tembok, atau tebing terjal/bebatuan yang lembab.

c. Paku Adiantum / Suplir

Kingdom : Plantae
Divisio : Pteridophyta
Class : Pteridopsida
Ordo : Pteridales
Family : Pteridaceae (Adiantaceae)
Genus : Adiantum
Spesies : Adiantum sp.

Karakteristik paku adiantum adalah habitatnya di tanah, memiliki akar serabut

yang tumbuh dari rizoma dengan pangkal rimpang, tegak, dan berwarna
coklat, memiliki batang yang bulat panjang dengan permukaan yang halus,

berwarna coklat, dan percabangan monopodial. Paku adiantum memiliki daun

majemuk dengan tulang daun majemuk atau sporofil yang fungsinya

menghasilkan sporangium dan berfungsi untuk fotosintesis. Paku adiantum ini

dalam masyarakat memiliki fungsi sebagai tanaman hias yang memiliki nilai

ekonomi cukup tinggi.

d. Paku Ekor Kuda

Kingdom : Plantae
Divisio : Pteridophyta
Class : Equisetopsidea
Ordo : Equisetales
Family : Equisetaceae
Genus : Equisetum
Spesies : Equisetum arvense

Paku ekor kuda disebut demikian karena memiliki percabangan yang

berbentuk ular menyerupai ekor kuda. Habitat paku ekor kuda adalah di

daerah yang cukup berpasir. Sporofit paku ekor kuda memiliki daun kecil

berbentuk sisik, agak transparan, dan tersusun melingkar pada batang. Pada

beberapa ujung batang terdapat sporangium untuk menghasilkan spora. Batang

paku ekor kuda adalah berongga dan beruas-ruas.

D. KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian, maka dapat disimpulkan bahwa Lumut yang

terinventarisasi di Dusun Gabugan terdapat dua jenis yaitu Lumut Hati

(Haplomitrium sp. ) dan Lumut Sejati/Lumut Daun (Sphagna sp.), sedangkan Paku

yang terinventarisasi di Dusun Gabugan terdapat empat jenis Paku yaitu Paku Sarang
Burung (Asplenium nidus L.) , Paku Pteris (Pteris vittata), Paku Adiantum/Suplir

(Adiantum sp.), dan Paku Ekor Kuda (Equisetum arvense).

E. DAFTAR PUSTAKA

Gembong Tjitrosoepomo. 1998. Taksonomi Umum. Yogyakarta : Gadjah Mada


University Press.

https://catatananaktani.blogspot.com

https://dianpujilestary.wordpress.com

https://ikromah.wordpress.com

https://waroeng-klasifikasi.com

Najmi Indah. 2009. Taksonomi Tumbuhan Tingkat Rendah (Scyzophyta, Thallophyta,


Bryophyta, Pteridophyta). Fakultas MIPA IKIP PGRI JEMBER : Jurusan
Biologi.

Anda mungkin juga menyukai