Anda di halaman 1dari 11

PORTOFOLIO BIOLOGI

KLASIFIKASI TUMBUHAN PAKU BERDASARKAN


CIRI TUBUHNYA

Oleh:
Serena Pricilla Ratu
X MIPA II
SMAK Santa Angela
Tumbuhan Paku: Ciri dan Klasifikasi
Tumbuhan paku adalah tumbuhan yang masuk dalam jenis tumbuhan
berpembuluh. Tumbuhan yang bernama latin Pteridophyta ini memiliki ciri-
ciri umum yaitu telah memiliki akar, batang, dan daun sejati atau sempurna.
Itulah sebabnya mengapa sehingga tumbuhan paku disebut juga tumbuhan
kormus (Cormophyta). Pada bagian organ tubuhnya juga terdapat jaringan
angkut berupa floem dan xylem. Tumbuhan paku banyak hidup di darat,
terutama di tempat yang lembab, tetapi ada pula yang hidup di tempat kering,
menempel di dinding atau tubuh tumbuhan lain, dan ada yang hidup di air.

Tumbuhan Paku: Ciri dan Klasifikasi

Ciri-ciri Tumbuhan Paku


Ciri-ciri tumbuhan paku dapat dikenali dengan melihat akar, batang, dan
daunnya. Selain itu, ciri tumbuhan paku juga dapat kita tinjau dari segi habitat
dan cara perkembangbiakannya (reproduksi).
Akar Tumbuhan Paku
Tumbuhan paku memiliki akar serabut berasal dari rizoma yang tertanam di
dalam tanah. Jaringan akar tumbuhan paku terdiri dari korteks, silinder pusat,
dan jaringan epidermis. Ujung akar dilindungi tudung akar (kaliptra) yang
berguna melindungi akar pada saat menembus tanah. Akar tumbuhan paku
berfungsi untuk menyerap air dan zat makanan yang diperlukan.
Batang Tumbuhan Paku
Batang tumbuhan paku umumnya sangat pendek (tidak lebih dari 0,5 m) dan
beruas-ruas. Tetapi, pada beberapa jenis tumbuhan paku, seperti paku
tiang (Alsophyla glanea) dan pakis (Cyathea sp.) tinggi batangnya dapat
mencapai 5 m dan kadang-kadang bercabang serta memiliki berkas pembuluh
yang terdiri atas xylem dan floem.
Daun Tumbuhan Paku
Daun tumbuhan paku berwarna hijau karena berklorofil sehingga mampu
menyediakan makanannya sendiri. Daun yang masih muda menggulung.  Daun
tumbuhan paku dapat dilihat berdasarkan fungsi dan bentuknya. Dilihat dari
fungsinya, daun tumbuhan paku dikelompokkan
atas tropofil dan sporofil. Tropofil adalah daun yang berfungsi dalam proses
asimilasi, sedangkan sporofil adalah daun tumbuhan paku yang berfungsi
menghasilkan spora. Jika dilihat dari bentuknya, daun tumbuhan paku
dikelompokkan menjadi daun mikofil (daun kecil) dan daun makrofil (daun
besar).

Klasifikasi Tumbuhan Paku Berdasarkan Morfologi


Berdasarkan morfologinya, tumbuhan paku dapat diklasifikasikan menjadi 4
macam, yaitu:
 Paku kawat (Lycophyta), memiliki struktur daun berbentuk mirip
rambut sisik dengan batang seperti kawat sehingga sering disebut paku
kawat. Sporangium terdapat pada sisi daun yang berkumpul membentuk
kerucut yang disebut strobilus. Contoh paku kawat: Lycopodium
clavatum, paku tanduk rusa (Lycopodium sp.)
 Paku ekor kuda (Sphenophyta), yaitu jenis paku yang berdaun kecil
seperti selaput dan tersusun melingkar. Batangnya mirip daun cemara,
berongga, dan tumbuh tegak. Umumnya jenis paku mi hidup di dataran
tinggi. Contoh paku ekor kuda: paku ekor kuda (Equisetum
debile) dan Selaginela sp.
 Paku purba (Psilophyta), sebagian besar jenisnya telah punah.
Tumbuhan paku ini belum memiliki daun dan akar, batangnya bercabang
menggarpu dengan sporangium terdapat pada ujung cabangnya, dan
telah memiliki berkas pengangkut. Contoh paku purba: Psilotum
nodum, Rhynia major.
 Paku sejati (Pterophyta), merupakan jenis paku yang banyak dijumpai,
umumnya disebut pakis. Tumbuhan ini berdaun lebar dan mudah
menggulung. Sporangium terdapat pada sporofil. Contoh paku sejati:
Paku sampan (Azolla pinnata), semanggi (Marsilea
crenata), suplir (Adiantum cuneatum), dan paku sarang
burung (Asplenium nidus).

1. . Paku Kawat
Lycopodiopsida (kelas tumbuhan paku kawat) mencakup berbagai
jenis tumbuhan berpembuluh berspora dengan struktur pembuluh yang
primitif dengan daun yang sempit dan cenderung duduk.
Dalam klasifikasi tumbuhan versi awal yang diajarkan di tingkat sekolah
menengah, paku kawat ditempatkan bersama-sama dengan rane ke
dalam satu kelas tumbuhan paku yang disebut Lycopodiinae.. Menurut
sistem klasifikasi masa kini, yang memasukkan informasi pendukung dari
data molekuler, rane dipisahkan ke dalam kelas Isoetopsida, bersama-
sama dengan Isoetes. tumbuhan paku kawat tidak lagi dimasukkan ke
dalam kelompok paku-pakuan sejati (divisi Pteridophyta arti
sempit, sensu stricto) melainkan ke dalam divisi tersendiri untuk
menghindari terbentuknya pengelompokan yang parafiletik.
Anggota Lycopodiopsida mempunyai daun yang sempit dan duduk,
sehingga terkadang mirip rambut keras atau sisik. Paku ini juga memiliki
batang yang kaku seperti kawat. Karena itulah paku ini sering disebut
sebagai paku kawat. Pada beberapa jenis, daunnya mempunyai lidah-
lidah (ligula). Sporangium pada likofita tersusun dalam strobilus dan
terbentuk di ujung cabang. Lycopodiopsida beranggotakan satu bangsa
dan satu suku, dengan empat marga yang hidup pada masa
kini: Lycopodium, Lycopodiella, Huperzia, dan Phylloglossum. Berbagai
spesies fosil anggota kelas ini, yang hidup di Zaman Karbon, telah
membentuk batu bara. Contoh-contohnya
adalah Asteroxylon dan Drepanophycus.

2. Paku Ekor Kuda


Paku ekor kuda merujuk pada segolongan kecil tumbuhan (sekitar
20 spesies) yang umumnya terna kecil dan semua masuk dalam
genus Equisetum (dari equus yang berarti "kuda" dan setum yang berarti
"rambut tebal" dalam bahasa Latin). Anggota-anggotanya dapat dijumpai di
seluruh dunia kecuali Antartika. Di kawasan Asia
Tenggara (Indonesia termasuk di dalamnya) hanya dijumpai satu spesies
alami saja, E. ramosissimum subsp. debile, yang dikenal sebagai rumput
betung dalam bahasa Melayu, tataropongan dalam bahasa Sunda,
atau petongan dalam bahasa Jawa. Kalangan taksonomi masih
memperdebatkan apakah kelompok ekor kuda
merupakan divisio tersendiri, sebagai Equisetophyta (atau Sphenophyta),
atau suatu kelas dari tumbuhan paku,
sebagai Equisetopsida (atau Sphenopsida). Hasil
analisis molekular menunjukkan kedekatan hubungan
dengan Marattiopsida dan paku sejati (Polypodiopsida).
Semua anggota paku ekor kuda berusia tahunan, terna berukuran kecil
(tinggi 0.2-1.5 m), meskipun beberapa anggotanya (yang hidup di Amerika
Tropik bisa tumbuh mencapai 6–8 m (E. giganteum dan E. myriochaetum).
Batang tumbuhan ini berwarna hijau, beruas-ruas, berlubang di tengahnya,
berperan sebagai organ fotosintetik menggantikan daun. Batangnya dapat
bercabang. Cabang duduk mengitari batang utama. Batang ini banyak
mengandung silika. Ada kelompok yang batangnya bercabang-cabang
dalam posisi berkarang dan ada yang bercabang tunggal. Daun pada semua
anggota tumbuhan ini tidak berkembang baik, hanya menyerupai sisik yang
duduk berkarang menutupi ruas. Spora tersimpan pada struktur
berbentuk gada yang disebut strobilus (jamak strobili) yang terletak pada
ujung batang (apical). Pada banyak spesies (misalnya E. arvense), batang
penyangga strobilus tidak bercabang dan tidak berfotosintesis (tidak
berwarna hijau) serta hanya muncul segera setelah musim salju berakhir.
Jenis-jenis lain tidak memiliki perbedaan ini (batang steril mirip dengan
batang pendukung strobilus), misalnya E. palustre dan E. debile.
Spora yang dihasilkan paku ekor kuda umumnya hanya satu macam
(homospor) meskipun spora yang lebih kecil pada E. arvense tumbuh
menjadi protalium jantan. Spora keluar dari sporangium yang tersusun pada
strobilus. Sporanya berbeda dengan spora paku-pakuan karena memiliki
empat "rambut" yang disebut elater. Elater berfungsi sebagai pegas untuk
membantu pemencaran spora.
Gametofit ekor kuda bersifat thalloid (serupa thallus) dan tidak memiliki
klorofil, sehingga kehidupannya tergantung pada asosiasi dengan cendawan
tanah dalam bentuk mikoriza. Ukurannya kecil sehingga biasanya diamati
dengan mikroskop. Bentuknya tidak menyerupai lembaran seperti
pada paku sejati melainkan menyerupai tangkai memanjang,
menghasilkan anteridium dan arkegonium.
Paku ekor kuda menyukai tanah yang basah, baik berpasir maupun
berlempung, beberapa bahkan tumbuh di air (batang yang berongga
membantu adaptasi pada lingkungan ini). E.arvense dapat tumbuh menjadi
gulma di ladang karena rimpangnya yang sangat dalam dan menyebar luas
di tanah. Herbisida pun sering tidak berhasil mematikannya. Di Indonesia,
rumput betung (E. debile) digunakan sebagai sikat untuk mencuci dan
campuran obat.

Contoh spesies
Subgenus Equisetum
 Equisetum arvense - paku ekor kuda ladang
 Equisetum bogotense - paku ekor kuda Andes
 Equisetum diffusum - paku ekor kuda Himalaya
 Equisetum fluviatile - paku ekor kuda air
 Equisetum palustre - paku ekor kuda rawa
 Equisetum pratense - paku ekor kuda padang
 Equisetum sylvaticum - paku ekor kuda hutan
 Equisetum telmateia - paku ekor kuda besar

Subgenus Hippochaete
 Equisetum giganteum - paku ekor kuda raksasa
 Equisetum myriochaetum - paku ekor kuda raksasa Meksiko
 Equisetum hyemale - paku ekor kuda kaku, telah diimpor ke
Indonesia pula sebagai tanaman hias.
 Equisetum laevigatum - paku ekor kuda lunak
 Equisetum ramosissimum Desf. - paku ekor kuda bercabang
o E. ramosissimum Desf. subsp. ramosissimum
o E. ramosissimum Desf. subsp. debile (Roxb. ex Vaucher)
Hauke - rumput betung
o Equisetum scirpoides - paku ekor kuda katai
o Equisetum variegatum - paku ekor kuda belang
3. Paku Purba
Ciri-ciri:
 Banyak dari jenis tumbuhan paku ini telah menjadi fosil.
 Dua marga yang masih hidup adalah Psilotum dan Tmesipteris.
 Kelas Psilotum termasuk tumbuhan paku tingkat rendah.
 Sporofit tumbuhan paku ini tidak mempunyai akar sejati, tetapi masih
berupa rhizoid.
 Batang seringnya tidak berdaun sehingga disebut sebagai paku
telanjang.
 Sporangium terdapat di sepanjang batangnya.

Tumbuhan ini disebut psilopsida yang dalam bahasa yunani psilos berarti
telanjang atau polos karena tumbuhan ini terlihat polos, tidak terlihat
organ- organ seperti akar dan daun yang biasanya dimiliki tumbuhan.
Menurut para ahli tumbuhan ini hidup pada zaman antara silurian (zaman
peralihan kehidupan dari perairan ke darat) dan devonian (zaman
berkembangnya jenis-jenis ikan), sekitar 440-360 juta tahun yang lalu.
Tumbuhan ini dapat dikenali melalui ciri-ciri yang dimiliki diantaranya tinggi
tumbuhan antara 30cm 1m, rizom dikelilingi oleh rizoid, serta tidak punya
akar, daun, dan batang sejati (organ-organnya tidak tampak). Walaupun
demikian ada juga jenis tumbuhan ini yang memiliki daun sejati dimana
daunnya berukuran kecil dan terlihat seperti sisik, sporangiumnya
terbentuk di ketiak batang, ruas batangnya bercabang dan berklorofil,
batangnya juga sudah memiliki pembuluh untuk membawa air dan garam
mineral, serta gametofitnya disusun oleh sel-sel yang tidak berklorofil. Jenis
tumbuhan paku yang termasuk golongan paku purba diantaranya rhynia
atau paku tidak berdaun yang sudah punah, tmesipteris yang tumbuh di
kepulauan pasifik, dan psilotum yang dapat tumbuh di kawasan beriklim
tropis dan subtropis. Contoh paku purba lainnya adalah sebagai berikut:
 Psilotum sp Psilotum nudum
 Rhynia major • Psilotum triquetrum
 Taeniocrada deeheniana
 Tmesipteris tannensis
 Zosterophyllum australianum
 Asteroxylon mackei
 Lycopodium clavatum
 Asteroxylon elberfeldense
 Isoetes lacustris
 Selaganella caudata
 Lycopodium cernuum
 Selaginella selaginoides

4. Paku Sejati
Tumbuhan paku sejati juga disebut dengan tumbuhan paku
benar atau Pterophyta adalah diviso dari anggota Pteridophyta (tumbuhan
paku).Tumbuhan paku ini disebut juga Filiciinae, filiciinae berasal dari
kata filix yang berarti tumbuhan paku sejati. Tumbuhan paku ini merupakan
kelompok tumbuhan paku yang sering kita jumpai karena sering dijadikan
tanaman hias yang sangat menarik.
Tumbuhan paku ini mempunyai daun yang berukuran besar duduk, bentuk
daunnya menyirip. Tumbuhan paku pada kelas ini ada yang hidup di air dan
ada yang hidup di darat. Tumbuhan paku yang hidup di darat
sporangiumnya terbentuk dalam sorus, sedangkan yang hidup di air
sporangiumnya terbentuk dalam sporokarpium. Dalam bahasa sehari-hari,
paku sejati dikenal sebagai tumbuhan paku/pakis yang sebenarnya atau
paku sejati, mempunyai daun-daun besar (makrofil), bertangkai,
mempunyai banyak tulang, pada waktu masih muda daun itu tergulung
pada ujungnya, dan pada sisi bawah mempunyai banyak sporangium. Paku
ini banyak tumbuh di tempat-tempat yang teduh/lembap, sehingga di
tempat yang terbuka dapat mengalami kerusakan akibat penyinaran
matahari.
Contoh:

 Suplir (Adiantum sp.) untuk tanaman hias


 Simbar menjangan (Platycerium coronarium) untuk tanaman hias
 Paku tanduk rusa (Platycerium bifurcatum) untuk tanaman hias
 Nephrolepis sp. 
 Dryopteris sp  untuk obat-obatan
 Pteris sp 
 Marsilea crenata untuk sayur-sayuran
Referensi:
https://pengertianahli.id/tumbuhan-paku-ciri-dan-
klasifikasi/#:~:text=Berdasarkan%20morfologinya%2C
%20tumbuhan%20paku%20dapat,membentuk%20kerucut
%20yang%20disebut%20strobilus
https://id.m.wikipedia.org/wiki/
Paku_sejati#:~:text=Tumbuhan%20paku%20sejati%20juga
%20disebut,anggota%20Pteridophyta%20(tumbuhan
%20paku).&text=Tumbuhan%20paku%20ini%20mempunyai
%20daun,ada%20yang%20hidup%20di%20darat.
http://ilmupengetahuanalamonline.blogspot.com/
2019/07/pengertian-tumbuhan-paku-purba-paku.html?
m=1#
https://id.m.wikipedia.org/wiki/Paku_ekor_kuda
https://id.m.wikipedia.org/wiki/Lycopodiopsida
http://www.definisimenurutparaahli.com/pengertian-paku-
purba/

Anda mungkin juga menyukai