Tentang
TUMBUHAN LUMUT (Bryophyta) DAN
TUMBUHAN PAKU (Pteridophyta)
Oleh:
SRI WAHYUNI
Kelas X IPA 4
lumut
Lumut umumnya disebut juga bryophyta. Kelompok tumbuhan ini merupakan
yang terbesar diantara kelompok tumbuhan lain dengan jumlah mencapai 25.000
spesies yang bisa ditemukan di seluruh dunia. Lumut diklasifikasikan menjadi tiga
kelas yaitu
Hepaticopsida (lumut hati)
Anthocertopsida (lumut tanduk)
Bryopsida (lumut daun).
Ciri-Ciri Lumut
1. Lumut merupakan tanaman yang paling sederhana. Berikut ialah beberapa
ciri-ciri tumbuhan lumut
2. Hidup secara berkoloni.
3. Tidak berpembuluh karena tidak mempunyaii daun, batang, maupun akar
sejati.
4. Habitatnya berada di tempat yang lembap dan terlindung dari cahaya
matahari seperti dasar hutan,permukaan batang pohon, tembok, dan sumur.
Habitatnya bisa berada di setiap tempat kecuali laut. Ada juga yang
berhabitat di tempat basah bahkan mampu hidup di air seperti spaghnum.
5. Berukuran kecil. Umumnya tidak sampai 1-2 cm. Namun ada juga yang
sampai 20 cm.
6. Berwarna hijau karena mengandung klorofil hingga bisa melakukan
fotosintesis .
7. Multiseluler.
8. Tidak mempunyai pembuluh seperti xylem dan floem. Air masuk dalam
tubuh lumut secara imbibisi, sedangkan hasil fotosintesis didistribusikan
secara defusi, daya kapilaritas, dan dengan aliran sitoplasma.
9. Dinding sel terdiri atas selulosa.
10. Mengalami metagenesis
11. Merupakan peralihan antara Thallophyta dan Cormophyta
12. Daun tersusun dari selapis sel (kecuali pada ibu tulang daun, dengan tebal
15 sel) berukuran kecil, sempit, panjang, dan mengandung kloroplas yang
tersusun seperti jala.
13. Hanya mengalami pertumbuhan primer. Pertumbuhan lumut hanya
memanjang dan tidak dapat membesar
14. Permukaan luar tubuh dilapisi dengan lapisan berlilin yang berfungsi
untuk menahan masuknya air dan mengurangi penguapan.
15. Akar berupa akar semu (rizoid) yang terdiri dari beberapa lapis sel
parenkim dan berbentuk seperti rambut/benang-benang. Akar itu juga
berfungsi untuk melekatkan lumut.
16. Zigot berkembang menjadi embrio dan tetap tinggal di dalam
gametangium betina.
17. Sperma diproduksi anteridium dan ovum diproduksi arkegonium.
Peran Lumut Dalam Ekosistem
Tumbuhan lumut mempunyai peran dalam ekosistem sebagai penyedia oksigen
dan penyimpan air karena sifat selnya yang menyerupai spons, dan juga sebagai
penyerap polutan.
Tumbuhan ini juga dikenal sebagai tumbuhan perintis, mampu hidup di
lingkungan yang kurang disukai tumbuhan pada umumnya.
Manfaat Tumbuhan Lumut
Beberapa tumbuhan lumut difungsikan sebagai ornamen tata ruang. Beberapa
spesies Sphagnum bisa dipakai sebagai obat kulit dan mata.
Tumbuhan lumut yang tumbuh di lantai hutan hujan membantu menahan erosi,
mengurangi bahaya banjir, dan bisa menyerap air pada musim kemarau.
Jenis-Jenis Lumut
Terdapat sekitar 12.000 spesies tanaman lumut.dan terdiri atas tiga jenis yaitu :
1. Lumut Daun ((Bryopsida)
2. Lumut Hati (hepaticopsida)
3. Lumut Tanduk (Anthocerotae)
Lumut Daun
Lumut sejati atau disebut juga Lumut daun atau Bryophyta juga nama lainnya
yaitu Musci yaitu anggota tumbuhan tidak berpembuluh dan tumbuhan berspora
yang termasuk dalam superdivisi tumbuhan lumut atau Bryophyta.
Lumut ini disebut sebagai lumut sejati, karena bentuk tubuhnya seperti tumbuhan
kecil yang mempunyai bagian akar (rizoid), batang, dan daun. Lumut ini
merupakan kelompok lumut terbanyak dibandingkan lumut lainnya, yaitu sekitar
10 ribu species. Kurang lebih ada 12.000 jenis lumut daun yang ada di alam ini.
Lumut daun terbagi atas beberapa ordo yaitu :
1. Ordo Sphagnales
2. Ordo Bryales
3. Ordo Andreales
Ordo Sphagnales
Ordo Sphagnales.
Contoh sepesies: Sphagnum spuarrosum, Sphagnum fumbriatum ( lumut gambut
), Sphagnum acutifolium.
Ordo Bryales
Ordo Bryales.
Contoh spesies: Pogonatum cirrhatum, Polytrichum communae.
Ordo Andreales
Ordo Andreales.
Contoh spesies: Andreaea rupestris, Andreaea petrophila.
Lumut Hati (hepaticopsida)
Lumut hati (Hepaticopsida) adalah salah satu jenis lumut yang mempunyai
anggota lebih dari 6000 spesies. Lumut ini biasa ditemukan di tempat lembab
seperti bebatuan, dinding tua bahkan di tanah, bisa juga tumbuh epifit bahkan bisa
hidup di tempat kering dengan struktur tubuh yang memiliki tempat penyimpanan
air (xeromorf ).
Contoh lumut hati yaitu: Pellia calycina, riccardia indica, reboulia hemisphaerica
lumut hati
Lumut Tanduk (Anthocerotae)
Lumut tanduk hanya mempunyai satu famili saja yaitu famili Anthocerotaceae.
Lumut ini memiliki sporangium yang tidak bertangkai, bentuknya menyerupai
tanduk yang panjangnya sekitar 10-15 cm. Lumut tanduk dengan lumut hati
hampir sama, yang membedakan sporofitnya berbentuk kapsul panjang dengan
gametofit menyerupai karpet lebar.
Contoh spesies: Anthoceros fusiformis, Anthoceros laevis.
lumut tanduk
Pergiliran Keturunan Pada Lumut
Tumbuhan lumut mengalami pergiliran keturunan pada daur hidupnya. Yang
dikenal orang sebagai tumbuhan lumut merupakan tahap gametofit (tumbuhan
penghasil gamet) yang haploid (x = n). Dengan begitu, ada tumbuhan lumut
jantan dan betina karena satu tumbuhan tidak bisa menghasilkan dua sel kelamin
sekaligus.
pergiliran tumbuhan lumut
Sel-sel kelamin jantan (sel sperma) dihasilkan dari anteridium dan sel-sel kelamin
betina (sel telur atau ovum) terletak di dalam arkegonium. Kedua organ penghasil
sel kelamin ini terletak di bagian puncak dari tumbuhan. Anteridium yang masak
akan melepas sel-sel sperma. Sel-sel sperma berenang (pembuahan terjadi apabila
kondisi lingkungan basah) menuju arkegonium untuk membuahi ovum.
Habitat
Umumnya lumut ini tumbuh di rawa-rawa yang membentuk rumpun atau bantalan
yang dari tiap-tiap tahun tampak bertambah luas sedangkan bagian bawah yang
ada dalam air mati berubah menjadi gambut yang membentuk tanah gambut. Jenis
tanah ini bermanfaat untuk menggemburkan medium pada tanaman pot dan bisa
dimanfaatkan sebagai bahan bakar. Karena habitatnya sangat luas, maka tubuhnya
pun mempunyai struktur yang bermacam-macam.
Di daerah kering, badan lumut ini bisa berbentuk seperti bantalan, sedangkan
yang hidup di tanah hutan bisa berbentuk seperti lapisan permadani. Lumut di
daerah lahan gambut dapat menutupi tanah sampai beribu kilometer.
Lumut hampir tidak pernah mengisap air dari dalam tanah, tetapi justru banyak
melindungi tanah dari penguapan air yang terlalu besar. Lumut daun merupakan
tumbuhan yang berdiri tegak, kecil, dan letak daunnya tersusun teratur
mengelilingi tangkainya seperti spiral
Tumbuhan Paku
Ciri Ciri Tumbuhan Paku : Pengertian, Klasifikasi, Habitat : Tumbuhan paku
sering disebut juga dengan kormofita berspora karena berkaitan dengan adanya
akar, batang, daun sejati, serta bereproduksi aseksual dengan spora. Tumbuhan
paku juga disebut sebagai tumbuhan berpembuluh (Tracheophyta) karena
memiliki pembuluh pengangkut.
Jika diperhatikan pada permukaan bagian daun (frond) terdapat bentuk berupa
titik-titik hitam yang disebut sorus, dalam sorus terdapat kumpulan sporangia
yang merupakan tempat atau wadah dari spora. Gambar dibawah ini menunjukkan
sporangia yang tergabung dalam struktur sorus (jamak sori).
Tidak semua daun paku memiliki sorus (sori), daun paku yang memiliki sorus
merupakan daun fertil yang disebut daun sporofil, daun paku yang tidak
memiliksorus disebut daun steril. Daun ini banyak mengandung klorofil dan
banyakdimanfaatkan untuk proses fotosintesis. Daun ini disebut daun tropofil.
Ditinjau dari fungsinya , daun tumbuhan paku dibedakan atas:
1. Tropofil Merupakan daun yang khusus untuk fotosintesis.
2. Sporofil
Daun ini berfungsi untuk menghasilkan spora. Tetapi daun ini juga dapat
melakukan fotosintesis, sehingga disebut pula sebagai troposporofil. Adapun
struktur sorus adalah bagian luar dari sorus berbentuk selaput tipis yang
disebut indusium. Bagian dalam sorus terdapat kumpulan sporangium yang
didalamnya berisi ribuan spora.
Jika daun sporofil (daun fertil) diletakkan di atas permukaan kertas polos,
maka bentuk spora akan terlihat seperti serbuk bedak berwarna hitam, coklat,
kemerahan, kuning atau hijau tergantung jenis tumbuhan pakunya. Masing-
masing spora akan tumbuh menjadi paku dewasa melalui proses yang kompleks.
Klasifikasi Tumbuhan Paku
Tumbuhan paku dibagi menjadi 4 kelas, yaitu:
1. Paku Purba (Psilophytinae)
2. Paku Kawat (Lycopodiinae)
3. Paku Ekor Kuda (Equisetinae)
4. Paku Sejati (Filicinae)
Paku Purba (Psilophytinae)
Paku purba merupakan salah satu
jenis tumbuhan paku yang hampir punah. Tumbuhan ini hidup di zaman purba
dan sekarang ditemukan dalam bentuk fosil. Daunnya kecil, terkadang tidak
berdaun. Species yang masih ada adalah Psilotum.
Paku Kawat (Lycopodiinae)
Paku kawat memiliki ciri-ciri: berdaun kecil dengan susunan spiral; batang seperti
kawat; sporangium muncul di ketiak daun dan berkumpul membentuk strobilus
(kerucut), umumnya hidup di darat.
Paku Ekor Kuda (Equisetinae)
Ciri-ciri tumbuhan ini adalah berdaun tunggal dengan ukuran kecil dan tersusun
spiral, batang berwarna hijau dan beruas-ruas. Sporangium terletak di dalam
strobilus (kerucut).
Paku Sejati (Filicinae)
Tumbuhan ini sering kita sebut dengan pakis.
Ciri-cirinya adalah;
daun berukuran besar,
daun muda menggulung
sporangium terdapat pada sporofil (daun penghasil spora).
Berdasarkan tempat hidupnya, paku sejati dikelompokan menjadi;
1. Tumbuhan paku yang hidup di tanah seperti pada lereng pegunungan.
Contoh: paku tiang (Alsophilla glauca), suplir (Adiantum cuneatum) dan
pakis (Nephrolepis sp.)
2. Tumbuhan paku yang tumbuh di perairan. Contoh: semanggi (Marsilea
crenata) dan paku air (Azolla pinnata).
3. Tumbuhan paku yang menempel pada tumbuhan lain/epifit. Contoh: paku
tanduk rusa (Platycerium bifurcatum) dan paku sarang burung (Asplenium
nidus)
Habitat Tumbuhan Paku
Habitatnya di darat, terutama pada lapisan bawah tanah didataran rendah, tepi
pantai, lereng gunung, 350 meter diatas permukaan laut terutama di daerah
lembab, dan ada juga yang bersifat epifit (menempel) pada tumbuhan lain.
Tumbuhan paku merupakan tumbuhan fotoautotrof. Tumbuhan paku ada yang
hidup mengapung di air ( misalnya Azolla pinnata dan Marsilea crenata). Namun,
pada umumnya tumbuhan paku adalah tumbuhan terestrial (tumbuhan darat).
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pertumbuhan Tumbuhan Paku :
kadar air dalam tanah
kadar air dalam udara
Kandungan hara mineral dalam tanah
kadar cahaya untuk fotosintesis
Suhu yang optimal
Perlindungan dari angin
perlindungan dari cahaya yang terlalu kuat
Tidak semua faktor tersebut berpengaruh, tapi tergantung pada jenis tumbuhan
pakunya. Survive tidaknya suatu tumbuhan paku di suatu areal tergantung dari
ketahanan gametofitnya, apakah akan berkembang secara alami di lingkungannya
atau tidak.
Seperti tanaman tingkat tinggi, tumbuhan paku tumbuh lingkungannya masing-
masing (biasanya tempat lembab). beberapa paku dapat bertahan hidup di daerah
yang ekstrim seperti lingkungan kering dan panas. Beberapa jenis paku dapat
tumbuh di daerah gurun Tumbuhan paku meletakkan dirinya tepat sesuai
dengan nitchenya, tanah yang lembab, udara yang lembab, intensitas cahaya dan
sebagainya.
Jarang tumbuhan paku hidup diluar nitchenya. Jika anda ingin menumbuh
kembangkan paku, maka anda harus menciptakan lingkungan yang sesuai
sehingga tumbuhan paku tumbuh dan berkembang dengan optimal.
Reproduksi Tumbuhan Paku
Reproduksi tumbuhan ini dapat secara aseksual (vegetatif), yakni dengan stolon
yang menghasilkan gemma (tunas). Gemma adalah anakan pada tulang daun atau
kaki daun yang mengandung spora.
Reproduksi secara seksual (generatif) melalui pembentukan sel kelamin jantan
dan betina oleh alat–alat kelamin (gametogonium). Gametogonium jantan
(anteredium) menghasilkan spermatozoid dan gametogonium betina menghasilkan
sel telur (ovum).seperti halnya tumbuhan lumut, tumbuhan paku mengalami
metagenesis (pergiliran keturunan).
1. Metagenesis paku homospora
2. Metagenesis Paku Heterospora dan Paku Peralihan
Pada metagenesis tumbuhan paku, baik pada paku homospora, paku heterospora,
ataupun paku peralihan, pada prinsipnya sama. Ketika ada spora yang jatuh di
tempat yang cocok, spora tadi akan berkembang menjadi protalium yang
merupakan generasi penghasil gamet atau biasa disebut sebagai generasi
gametofit, yang akan segera membentuk anteredium yang akan menghasilkan
spermatozoid dan arkegonium yang akan menghasilkan ovum.
Ketika spermatozoid dan ovum bertemu, akan terbentuk zigot yang diploid yang
akan segera berkembang menjadi tumbuhan paku. Tumbuhan paku yang kita lihat
sehari-hari merupakan generasi sporofit karena mampu membentuk sporangium
yang akan menghasilkan spora untuk perkembangbiakan.
Fase sporofit pada metagenesis tumbuhan paku memiliki sifat lebih dominan
daripada fase gametofitnya. Apabila kita amati daun tumbuhan paku penghasil
spora (sporofil), di sana akan kita jumpai organ-organ khusus pembentuk spora.
Spora dihasilkan dan dibentuk dalam suatu wadah yang disebut sebagai
sporangium. Biasanya sporangium pada tumbuhan paku terkumpul pada
permukaan bawah daun.
Hubungan Kekerabatan Beberapa Spesies Tumbuhan Paku Familia
Menurut Raford dalam Jurnal Ilmiah PROGRESSIF, Vol.7 No.19, April 2010,
Hubungan kekerabatan pada tumbuhan dapat dinyatakan dengan metode fenetik
maupun filogenetik. Metode fenetik didasarkan pada kesamaan karakter secara
fenotip (morfologi, anatomi, embriologi, fitokimia), sedangkan metode filogenetik
lebih didasarkan pada nilai evolusi dari masing-masing karakter.
Salah satu familia tumbuhan paku yang memiliki anggota paling besar di alam
adalah Polypodiaceae, yaitu sekitar 170 genera dan 7000 spesies. Para ahli
taksonomi menyatakan bahwa secara filogenetik familia Polypodiaceae
merupakan kumpulan paku-pakuan yang berbeda-beda.
Familia tersebut mempunyai kesamaan pada annulus yang tidak lengkap dan
tangkai sporangiumnya yang panjang. Tumbuhan paku familia Polypodiaceae
merupakan kelompok polyphyletic, yaitu merupakan sekelompok paku-pakuan
dengan anggota yang mempunyai jalur keturunan yang berbeda-beda (Lawrence,
1964). Tumbuhan paku merupakan tumbuhan berpembuluh yang paling primitive
daripada tanaman berpembuluh lain.
Hasil pengamatan pada morfologi sporofit menunjukkan bahwa perbedaan
karakter terlihat pada habitus, penampakan rimpang, tipe ental, bentuk daun, tepi
daun, , susunan dan letak daun serta susunan tulang daun. Habitus dari masing-
masing spesies familia Polypodiaceae yang diamatai mempunyai habitus rata-rata
teresterial dan sebagian epifit.
Karakter morfologi gametofit terdapat perbedaan yang jelas yaitu pada spora dan
protalium. Bentuk spora dari masing-masing spesies meliputi bentuk membulat
(ovatus), elips (elipticus), seperti ginjal (renniformis) dan segi tiga (triangularis).
Ornamen spora dari masing-masing spesies meliputi retiformis foveatus,
bergranula (granulosus), colliculatus. Protalium dari masing-masing spesies
secara umum memiliki bentuk yang sama yaitu cordata, tetapi terdapat variasi
yaitu ada yang memiliki bentuk cordata memanjang dan ada pula yang
mempunyai bentuk cordata melebar.
Perbedaan juga terdapat pada tepi protalium, yaitu ada yang rata dan
bergelombang. Alat tambahan pada protalium juga terdapat perbedaan yaitu ada
yang berupa trikoma, papilla, sel khas dan ada pula yang tidak memiliki alat
tambahan.
Papila maupun trikoma merupakan derivat dari epidermis atau penonjolan keluar
pada permukaan epidermis. Struktur gametofit yang telah diamati menunjukkan
perbedaan karakter pada bentuk spora, ornament spora, bentuk protalium, tepi
protalium dan alat tambahan pada protalium. Antara spesies tumbuhan paku
dalam satu familia Polypodiaceae mempunyai perbedaan hubungan kekerabatan
satu dengan yang lain.
Sesuai dengan pendapat Raford dalam Jurnal Ilmiah PROGRESSIF, Vol.7 No.19,
April 2010, kedekatan hubungan kekerabatan tersebut dapat diketahui dengan
banyaknya persamaan karakter atau ciri yang dimiliki.
Hasil dari fenogram tersebut juga dapat diketahui bahwa spesies yang mempunyai
banyak persamaan karakter atau ciri maka mempunyai kekerabatan dengan
koefisien kesamaan yang lebih besar, sehingga hubungan kekerabatannya lebih
dekat. Spesies yang mempunyai sedikit persamaan karakter atau ciri mempunyai
nilai koefisien kesamaan yang lebih kecil sehingga hubungan kekerabatannya
relatif jauh.
Hasil deskripsi terhadap lima spesies tumbuhan paku familia Polypodiaceae yang
diamati memperlihatkan adanya perbedaan morfologi sporofit pada habitus,
rimpang, ental, bentuk daun, tepi daun dan susunan daun.
Begitu pula pada karakter morfologi gametofit terdapat perbedaan pada bentuk
dan ornament spora, bentuk protalium, tepi protalium serta jenis alat tambahan
protalium.
Morfologi protalium meliputi bentuk cordata memanjang dan cordata melebar.
Bentuk cordata memanjang terdapat pada spesies Dryopteris concolor dan
Pityrogramma calomelanos. Sedangkan bentuk cordata melebar terdapat pada
spesies Adiantum caudatum, Aspleniumnidus, Nephrolepis falcate.
Manfaat tumbuhan paku
1. Sebagai tanaman hiasan :- Platycerium nidus (paku tanduk rusa)-
Asplenium nidus (paku sarang burung)- Adiantum cuneatum (suplir)-
Selaginella wildenowii (paku rane)
2. Sebagai bahan penghasil obat-obatan :- Asipidium filix-mas- Dryopteris
filix-mas- Lycopodium clavatum
3. Sebagai tanaman sayuran :- Marsilea crenata (semanggi)- Salvinia natans
(paku sampan = kiambang)
4. Sebagai pupuk hijau dalam pertanian :- Azolla pinnata >> bersimbiosis
dengan anabaena azollae (gangang biru)
5. Sebagai pelindung tanaman di persemaian :- Gleichenia linearis
6. Sebagai sumber bahan baku pembentukan batu bara :- Tumbuhan paku
yang sudah mati pada zaman purba.
Tabel Perbedaan Tumbuhan Paku dan Lumut
Berikut ialah perbedaan dari tumbuhan paku dan lumt jika dilihat dari segi
Klasifikasi , Struktur tubuh , Reproduksi dll
Faktor Pembanding Lumut Paku
Lumut daun
(Bryophyta)Lumut hati
PsilophytaLycophyta
Klasifikasi (Hepatophyta)
Sphenopyta , Pterophyta
Lumut tanduk
(Anthocerotophyta)
Sphagnum
Azolla pinnataMarsilea
fimbriatumNarchantia
Contoh crenata
polymorpha
Adiantum cuneatum
Aerobryopsis longissima
Akar serabut berupa
RizoidKecil (pada Bryophyta
Struktur tubuh rizomaAda berkas
saja) , tidak ada berkas
Akar pengangkut tipe kosentris
pengangkut
Batang Ada diferensiasi : mikrofil
Tipis ,selapis sel, dan
Daun dan makrofil , tropofil dan
berklorofil
sporofil
Reproduksi SporaFertilisasi SporaFertilisasi
Vegetatif
Generatif
Metagenesis
Sporofit SporogoniumTumbuhan lumut Tumbuhan pakuProtalium
Gametofit
Tumbuhan obat, pupuk ,
Peranan Tumbuhan obat dan pupuk
sayuran dan tanaman hias