Anda di halaman 1dari 16

LAPORAN PRAKTIKUM BIOLOGI

Anggota:

1. Dewanti Uma Rahmaningtyas (X MIPA 6 / 06)


2. Habibah Nur Aini (X MIPA 6 / 12)
3. Muhammad Ryan Ramadhan A.P. (X MIPA 6 / 18)
4. Risti Nur Amalia (X MIPA 6 / 24)

I. JUDUL
Pengamatan Struktur dan Ciri Kingdom Plantae di Lingkungan Sekitar SMA
N 8 Yogyakarta

II. TUJUAN
Tujuan dari praktikum ini,yaitu :
1. Mengetahui beberapa anggota Kingdom Plantae
2. Mengetahui ciri-ciri beberapa anggota Kingdom Plantae
3. Memahami alat perkembangbiakan beberapa anggota Kingdom
Plantae

III. DASAR TEORI

A. PTERIDOPHYTA (Paku-pakuan)
a. Pengertian Tumbuhan Paku
Tumbuhan paku atau paku-pakuan atau istilah
lainnya Pteridophyta adalah sekelompok tumbuhan dengan sistem
pembuluh sejati (Tracheophyta) tetapi tidak menghasilkan biji untuk
reproduksi seksualnya. Alih-alih biji, kelompok tumbuhan ini melepaskan
spora sebagai alat penyebarluasan dan perbanyakannya, menyerupai
kelompok organisme seperti lumut dan jamur.
Tumbuhan paku juga merupakan tumbuhan tingkat rendah, sama
seperti lumut. Meskipun ciri dan struktur tubuh tumbuhan paku sangat
berbeda dibandingkan lumut, yakni sudah memiliki kormus atau dapat
dibedakan bagian akar, daun, dsb. Tetapi tumbuhan paku tidak
menghasilkan biji.
Tubuh tumbuhan paku memang sudah bisa dibedakan bagiannya
seperti batang, akar, dan daun sejati dan juga telah mempunyai pembuluh
pengangkut, tumbuhan paku masih membentuk spora sebagai alat
perkembangbiakan yang utama. Golongan Vascular Cryptogamae dalam
sistem klasifikasi lama termasuk dalam Divisi Pterydophyta. Divisi ini
merupakan Cormophyta bersama dengan tumbuhan berbiji dan tubuhnya
yang berupa kormus sudah merupakan sporofit.
Sebagai tumbuhan tingkat rendah, tumbuhan paku sudah lebih
maju dibandingkan tumbuhan lumut karena telah memiliki sistem
pembuluh yang terdiri dari xilem dan floem, sudah ada akar sejati,
sporofit hidup bebas dan berumur panjang, dan sebagian sudah
merupakan tumbuhan heterospora.
Sebaliknya, sebagai golongan kormofita, tumbuhan paku lebih
rendah perkembangannya daripada tumbuhan berbiji karena untuk
melakukan pembuahan sel kelamin jantan dapat mencapai sel kelamin
betina tanpa harus melalui siphon (buluh serbuk sari).

b. Ciri-Ciri Tumbuhan Paku


Ukuran tubuh tumbuhan paku sangat bervariasi, tingginya antara 2
cm hingga 5 m.
Bentuknya juga beragam. Ada yang berbentuk lembaran, pohon,
perdu, dan ada yang seperti tanduk rusa.
Struktur tubuhnya memiliki kormus. Artinya, sudah dapat dibedakan
antara batang, akar, dan daunnya.
Tidak menghasilkan biji. Maka dari itu, alat perkembangbiakan
tumbuhan paku yang utama adalah spora.
Akarnya bersifat endogen dan tumbuh ke samping ari batang.
Batangnya bercabang-cabang menggarpu atau jika membentuk
cabang-cabang ke samping, cabang-cabang baru tersebut tidak
pernah keluar dari ketiak daun.
Pada batang terdapat banyak daun yang bisa tumbuh terus sampai
lama.Umumnya daun masih lebih primitit daripada daun tumbuhan
tingkat tinggi sehingga disebut mikrofil.
Di dalam akar, batang, dan daun sudah terdapat jaringan
pengangkut yang tersusun atas bagian floem dan xilem.
Daun tumbuhan paku terdiri atas dua macam. Daun yang berukuran
kecil dan bersisik disebut mikrofil sedangkan daun yang berukuran
besar disebut makrofil. Itulah karakteristik tumbuhan paku. Daun
merupakan tempat pembentukan sporangium dan spora.
Sporangium kadang-kadang juga terbentuk dalam ketiak daun, dan
hanya pada beberapa paku dengan tingkat perkembangan yang
rendah sporangium langsung terbentuk di ujung tunas.

c. Siklus Hidup Tumbuhan Paku


Contoh yang akan dibahas adalah siklus hidup paku pakis. Gametofit
pada tumbuhan paku dinamakan protalium atau protalus.

Protalium hanya berusia beberapa minggu. Bentuk protalium mirip


jantung, berwarna hijau, dan menempel pada tempat tumbuhnya dengan
rizoid. Pada protalium ini terdapat anteridium dan arkegonium yang
keduanya merupakan penghasil sel jantan dan sel betina yang dalam
perkembangan selanjutnya akan bertemu dan melebur menghasilkan zigot.
Lalu zigot tumbuh menjadi tumbuhan paku. Tumbuhan paku inilah
yang merupakan keturunan yang diploid, yaitu sporofit. Jadi di dalam siklus
hidup tumbuhan paku sporofitadalah generasi yang dominan. Kemudian,
pada keturunan sporofit, tumbuhan paku akan menghasilkan spora. Dan
selanjutnya spora tersebut akan tumbuh menjadi protlium, demikian
seterusnya siklus hidup berlanjut.
Kebanyakan tumbuhan paku paku adalah homospora, yang berarti
menghasilkan satu jenis spora yang sama besar. Beberapa paku ditemukan
bertipe heterospor, yaitu jenis tumbuhan paku yang mengasilkan dua
macam spora yang ukurannya tidak sama. Terdapat juga tumbuhan paku
yang menghasilkan spora yang bentuk luarnya sama tetapi berbeda jenis
kelaminnya. Tumbuhan ini dinamakan paku peralihan antara homospora
dan heterospora.

d. Klasifikasi Tumbuhan Paku


1) Paku Purba (Psilopyta)
Divisi Psilophyta disebut juga paku purba. Seperti namanya,
tumbuhan ini sudah banyak yang punah. Jenis tumbuhan ini hanya
sedikit saja populasinya. Diperkirakan hanya tinggal 10 13 species
yang berasal dari 2 genus.
Paku purba merupakan paku telanjang yang tidak memiliki daun.
Jikalau ada, paku purba hanya mempunyai daun-daun kecil (mikrofi l)
yang belum terdeferensi. Oleh karena itu, fotosintesis terjadi di batang
yang mengandung klorofil.
Paku purba juga tidak memiliki akar. Oleh karenanya, paku purba
tidak mempunyai jaringan pengangkut. Tentunya, paku ini akan
memiliki rizoid untuk mengangkut air dan mineral. Tumbuhan paku ini
juga mempunyai sifat homospora, dan banyak hidup di daerah tropis
dan subtropis.
Contoh paku purba berdaun adalah Rhynia sp. dan paku purba tidak
berdaun contohnya Psilotum nudum.

2) Paku Kawat (Lycophyta)


Divisi Lycophyta atau Lepidophyta meliputi golongan yang telah
punah atau pun yang sekarang masih ada. Anggota divisi ini biasa
disebut paku kawat karena memiliki akar dan batang yang bercabang
dan menggarpu.
Struktur tubuhnya relatif lengkap yaitu memiliki batang, akar, dan
daun sejati. Daunnya kecil-kecil (mikrofil), tidak bertangkai dan
bertulang daun satu. Sporangium terdapat pada ketiak daun, biasanya
sporofil berkumpul di ujung batang atau cabang dan membentuk
bangunan seperti kerucut, disebut strobilus. Bentuk ini mirip konus
pada pohon pinus, sehingga paku kawat sering disebut pinus tanah.
Berdasarkan ada tidaknya ligula (lidah-lidah pada daun), divisi ini
dibagi menjadi dua kelas yaitu Kelas Eligulopsida dan
Kelas Ligulopsida. Kelas Eligulopsida adalah paku kawat yang tidak
mempunyai ligula, contohnya Lycopodium sp. Sedangkan Ligulopsida
adalah paku kawat yang mempunyai ligula, contohnya paku
rane (Selaginella sp.).

3) Paku Ekor Kuda (Divisi Arthrophyta)


Divisi Arthrophyta mempunyai tubuh yang cabangnya berkarang
dan jelas kelihatan berbuku-buku atau beruas-ruas. Lapisan luar atau
epidermisnya, mengandung silika sehingga terlihat berpasir. Paku Ekor
Kuda banyak digunakan orang untuk menggosok pot ataupun kuali,
sebelum ditemukan alat penggosok dari baja. Oleh karena itu,
tumbuhan ini disebut juga dengan tumbuhan penggosok.
Paku ekor kuda adalah tumbuhan dengan genus tunggal,
yaitu Equisetum. Genus ini hanya memuat kira-kira 25 spesies,
sebagian hidup di darat dan sebagian hidup di rawa-rawa. Contohnya
adalah paku ekor kuda (Equisetum debile).
4) Paku sejati (Filicophyta)
Divisi Filicophyta adalah tumbuhan paku yang bisa dengan
mudah kita temukan seperti, di sawah, di pekarangan rumah yang
teduh, atau mungkin pada pot tanaman hias yang ada di depan rumah
kita. Paku sejati juga termasuk tumbuhan yang mempunyai struktur
tubuh lengkap. Paku sejati sudah mempunyai batang, akar, dan daun
sejati. Batangnya ada yang tertanam di dalam tanah membentuk
rihzoma. Daunnya berupa makrofil dan bentuknya beraneka ragam,
bertangkai, dan tulangnya bercabang. Saat masih muda, daunnya akan
tergulung pada ujungnya. Sementara, sisi bawahnya banyak terdapat
sporangium.

Contoh tumbuhan paku sejati adalah paku tanduk rusa


(Plathycerium coronarium), paku sarang burung (Asplenium nidus),
paku suplir (Adiantum sp.), paku sawah (Azolla pinnata), dan semanggi
(Marsillea crenata). http://www.kuliah.info/2016/02/pengertian-ciri-ciri-
klasifikasi-tumbuhan-paku.html
B. BRYOPHYTA (Lumut)

a. Pengertian
Tumbuhan lumut biasanya hidup dipermukaan tanah, tembok dan
pohon.Tumbuhan lumut atau Bryophyta berasal dari bahasa yunani dari
istilah bryon yang berarti lumutdan phyton yang berarti tumbuhan.
Tumbuhan lumut adalah anggota kingdom tumbuhan (Plantae) yang
paling sederhana yang merupakan bentuk peralihan
antara Thallophyta atau tumbuhan bertalus dan Cormophyta atau
tumbuhan berkormus. Arti tumbuhan bertalus adalah belum memiliki akar,
batang, daun sejati) sedangkan arti tumbuhan berkormus adalah
tumbuhan yang sudah memiliki akar, batang, daun sejati. Lumut juga
dikenal dengan moss.

b. Cara Hidup dan Habitat Lumut


Lumut merupakan tumbuhan yang memiliki klorofil sehingga dapat
berfotosintesis dimana sebagian besar lumut adalah tumbuhan terestrial
atau hidup didaratan. Lumut sangat mudah ditemukan diberbagai tempat
tertutama di tempat yang lembab (higrofit), baik itu ditanah, tembok,
bebatuan lapuk, dan menempel atau epifit di kulit pohon, namun ada juga
lumut yang hidupnya di air yang dikenal dengan hidrofit. Contoh lumut
yang hidup di air adalah Ricciocarpus natans. Lumut yang hidup ditempat
yang lembap dan teduh akan tumbuh subur dan tampak sebagai
hamparan hijau.

c. Ciri-Ciri Tumbuhan Lumut


Tumbuhan lumut memiliki ciri-ciri yang merupakan karekteristik dari
tumbuhan lumut. Ciri-ciri tumbuhan lumut adalah sebagai berikut :
Tubuh lumut ada yang berbentuk lembaran contohnya
Hepaticopsida atau lumut hati, berbentuk kecil dan tegak, misalnya
lumut daun (Bryopsida).
Lumut memiliki perbedaan ukuran, ada yang berukuran kecil yang
umumnya memiliki tinggi sekitar 1-2 cm, sedangkan lumut yang
berukuran besar memiliki tinggi sekitar 20 cm.
Lumut berukuran kecil dan berdiri tegak mempunyai bagian-bagian
tubuh yang mirip akar, batang, dan daun.
Bagian tubuh mirip akar pada lumut disebut dengan rizoid. Fungsi
Rizoid adalah untuk menyerap air dan garam mineral serta
melekat pada habitatnya.
Daun lumut sangat tipis yang hanya terdiri atas selapis sel dan
daunnya yang terdiri atas beberapa lapis sel.
Bryophyta merupakan organisme yang bersifat multiseluler dan
eukariotik.
Bagian ujung batang memiliki titik tumbuh sehingga dapat tumbuh
memanjang.
Tumbuhan lumut hanya mengalami pertumbuhan yang memanjang
tapi tidak mengalami pertumbuhan membesar.
Tumbuhan lumut tidak memiliki pembuluh angkut floem dan xilem.
Jaringan pengangkut hanya berupa jaringan empulur dimana air
diserap oleh rizoid dengan cara imbibisi kemudian diedarkan
melalui proses difusi.
Sel-sel tumbuhan lumut memiliki plastida yang mengandung klorofil
a dan b yang memiliki dinding sel namun tidak diperkuat oleh lignin
seperti tumbuhan darat pada umumnya.
Tumbuhan lumut memiliki pergiliran keturuan atau metagenesis
yang mengalami dua fase seperti fase gametofit (haploid) dan fase
sporofit (diploid).
Alat perkembangbiakan jantang adalah anthredium dan betina
adalah arkegonium.

d. Reproduksi Tumbuhan Lumut - Pada tumbuhan lumut terjadi


reproduksi secara aseksual atau vegetatif dan seksual atau generatif.
Reproduksi Aseksual
Pembentukan Spora melalui pembelahan mitosis sel induk sporda di
dalam sporangium (kotak spora). Spora lalu tumbuhan menjadi
gametofit. Pada lumut hati, reproduksi secara aseksual dapat
dilakukan dengan pembentukan gemmae cup (piala tunas) dan
fragmentasi (pemutusan sebagian tubuhnya).
Reproduksi Seksual
Reproduksi seksual terjadi melalui fertilisasi ovum oleh
spermatozoid yang menghasilkan zigot. Zigot tersebut akan tumbuhan
menjadi sporofit. Sporofit berumur pendek yaitu sekitar 3-6 bulan.
Reproduksi aseksual dan seksual berlangsung secara
bergantian melalui pergiliran keturunan.

e. Siklus Hidup Tumbuhan Lumut


Lumut mengalami metagenesis atau pergiliran keturunan antara
generasi gametofit yang memiliki kromosom haploid (n) dengan
generasi sporofit yang berkromosom diploid (2n). Bentuk gametofit
sering kita temukan dari pada bentuk sporofit karna gametofit memiliki
masa hidup yang lebih lama. Skema siklus pergiliran keturunan dalam
siklus hidup tumbuhan lumut adalah sebagai berikut :
"Pergiliran Keturunan (Metagenesis)"

Spora lumut jatuh pada tempat yang cocok yang akan


berkecambah dan terjadi pembelahan secara mitosis,
kemudian tumbuh menjadi protonema
Protonema akan tumbuh menjadi tumbuhan lumut
bergametofit jantan dan betina
Tumbuhan lumut dewasa akan menghasilkan sel kelamin
yaitu jantan (antheridium) dan betina (arkegonium)
Antheredium menghasilkan spermatozoid berflagel
sedangkan arkegonium menghasilkan ovum
Dari hasil fertilisasi atau pembuahan antara spermatozoid
dengan ovum disebut dengan zigot
Zigot akan tumbuhan menjadi sporogonium
Sporogonium dewasa akan menghasilkan spora dalam bentuk
sporangium (kotak spora)
Sporogonium disebut sporofit dan tumbuhan lumut disebut
gametofit.
f. Klasifikasi atau Kelompok Tumbuhan Lumut
1) Lumut Hati (Hepaticopsida)
Lumut hati mencakup sekitar 6.500 spesies lumut hati yang
tumbuhan tak berpembuluh. Bentuk tubuh gametofit pada lumut
hati tersusun dengan struktur yang berbentuk hati pipih yang
disebut dengan talus, yang tidak terdiferensiasi menjadi akar,
batang dan daun. Tubuh lumut hati terbagi atas dua lobus. Siklus
Hidup Tumbuhan Lumut Hati (Hepaticopsida) mirip dengan lumut
daun, walaupun bentuk tubuh yang berbeda. Di dalam sporangium
tumbuhan lumut hati terdapat sel yang berbentuk gulungan yang
disebut dengan elatera. Elatera akan terlepas saat kapsul terbuka
yang membantu dalam membantu memencarkan spora.
Dari sebagian jenis lumut hati, gametangium berada pada
struktur batang yang disebut dengan Arkegoniofor dan Anteridiofor.
Arkegoniofor adalah bagian yang menghasilkan arkegonium dan
anteridiofor adalah bagian yang menghasilkan antheridium.
Reproduksi Tumbuhan Lumut Hati (Hepaticopsida) melakukan
reproduksi aseksual dengan sel yang disebut dengan gemma.
Gemma adalah struktur seperti mangkok di permukaan gametofit.
Contoh Jenis-Jenis Tumbuhan Lumut Hati (Hepaticopsida)
adalah Marchantia polymorpha, Ricciocarpus natans, Reboulia
hemisphaerica, Pellia calycina, dan Riccardia indica.
Ciri-Ciri Lumut Hati (Hepaticopsida) :
Gametofit yang berwarna hijau dengan bentuk tubuh
lembaran, pipih dan berlobus.
Pada umumnya tidak berdaun seperti marchantia dan
lunularia, namun ada juga yang berdaun seperti
jungermannia.
Lumut hati tumbuh dengan posisi mendatar dan melekat
pada substrak dengan menggunakan rizoid.
Tumbuhan lumut hati banyak ditemukan di berbagai tanah
yang lembab, khususnya hutan hujan tropis.
Tumbuhan lumut hati ada juga yang tumbuh dipermukaan air
seperti Ricciocarpus natans.
Sporofit tidak berklorofil dan tidak mengandung kolumella.
Spora berkecambah tidak melalui pembentukan protonema.
Perkembangbiakan secara aseksual .
Pembentukan gemma atau kuncup. Contoh lumut hati yang
mengalami pembentukan kuncup adalah marchantia
polymorpha, lunalaria, dan blasia.
Pembentukan tunas cabang. Contohnya Riccia Fluitan,
Targionia, Reboulia
2) Lumut Daun (Bryopsida)
Lumut daun (Bryopsida) juga dikenal dengan lumut sejati.
Jumlah terbanyak dari dua kelas seperti lumut hati dan tanduk yaitu
sekitar 30% dari permukaan daratan bumi yang memiliki 10.000
spesies. Struktur lumut daun (bryopsida) adalah mirip akar (rizoid),
mirip batang, dan mirip daun.
Tubuh fase gametofit lumut daun memiliki gametangium
pada bagian atasnya. Kebanyakan spesies tumbuhan lumut
menghasilkan gamet berbeda antara jantan dan betina namun ada
yang menghasilkan jantan dan benita pada satu tumbuhan Tubuh
fase sporofit yang dihasilkan akan tumbuh dan menghasilkan
gametofit betina pada bagian atasnya. Sporofit menempel pada
gametofit dan bergantung untuk memperoleh nutirisi. Setelah
dewasa, sporofit akan mengalami perubahan warna menjadi
kecokelatan yang terdiri dari kaki yang melekatkan sporofit pada
gametofit dan menyerap nutrisi gametofit yang disebut seta atau
batang, dan kapsul mengandung sel-sel sporogenik.

Pada sebagian spesies kapsul dilapisi struktur seperti tudung


yang disebut dengan kaliptra yang dihasilkan oleh arkegonium.
Spora lumut akan berkecambah dan tumbuh menjadi filamen pada
lingkungan yang sesuai yang disebut dengan protonema. Contoh
jenis-jenis lumut daun (bryopsida) adalah Polytrichum commune,
Dichodontium, camphylopus, Polytrichum hiperboreum, Sphagnum
palustre, Spaghnum squarrosum.
Ciri-Ciri Lumut Daun (Bryopsida)
Tubuh lumut daun memiliki bentuk kecil dan tumbuh dengan
tegak.
Pada umumnya tinggi lumut kurang dari 10 cm, namun ada
juga yang mencapai 40 cm misalnya Polytrichum commune.
Lumut daun mudah ditemukan di permukaan tanah, tembok,
batu-batuan, atau menempel di kulit pohon.
Akarnya berupa rizoid.
Fase gametofit merupakan fase dominan .
Spora terdiri atas dua lapisan yaitu lapisan endospora dan
eksospora .
Habitat di tempat lembab.
3) Lumut Tanduk (Anthocerotopsida)
Lumut tanduk memiliki gametofit mirip dengan gametofit
lumut hati (bryopsida), perbedaan keduanya hanya terletak pada
sporofitnya dimana sporofit lumut tanduk memiliki kapsul yang
memanjang tumbuh seperti tanduk dari gametofir dan mengandung
kutikula.
Sporofit tumbuh dari jaringan cawan arkegonium. Setelah
sporofit masak, bagian ujungnya akan terbelah dua. Sporongium
memiliki benang-benang elater yang berfungsi mengatur
pengeluaran spora, dan pada kapsulnya terdapat stomata.
Anteridium dan arkegonium ada yang terletak pada talus yang
sama (berumah satu), ada juga yang terletak pada talus yang
berbeda (berumah dua).
Lumut tanduk tumbuh dihabitat pada batuan atau tanah yang
lembab. Lumut tanduk memiliki spesies 100 lumut tanduk. Contoh
jenis-jenis lumut tanduk (Anthocerotopsida) adalah Anthoceros
punctatus, Phaeoceros laevis, falioceros, dan Leiosporoceros.
Ciri-Ciri Lumut Tanduk (Anthocerotopsida)
Gametofit berbentuk lembaran
Sporofit berbentuk seperti kapsul memanjang seperti tanduk
Didalam tanduk menghasilkan spora
Struktur anatomi pada talus homogen dan ditiap selnya
mengandung kloroplas dengan satu pirenoid yang besar
Sporogonium terdiri atas kaki dan kapsul
Spora berkecambah tidak membentuk protonema
Perkembangbiakan secara aseksual
Habitat pada daerah bebatuan atau tanah yang lembab
g. Manfaat atau Peranan Tumbuhan Lumut
Tumbuhan lumut dalam beberapa jenis tumbuhan memiliki manfaat
atau peranan tumbuhan lumut bagi kehidupan manusia. Manfaat
Tumbuhan Lumut (Bryophyta) adalah sebagai berikut :
Sebagai obat hepatitis (Marchantia Polymorpha)
Bahan pembalut dan bahan bakar (Spagnum)
Sebagai penahan erosi,
Sebagai penyedia sumber air pada saat musim kemarau
Sebagai penyedia oksigen untuk lingkungannya
Sebagai obat antiseptik (frullania tamarisci jenis lumut hati)
Mengandung senyawa yang dapat mengobati penyakit jantung
(Cratoneuron filicinun jenis lumut daun)
http://www.artikelsiana.com/2015/02/tumbuhan-lumut-
bryophyta-ciri-ciri-klasifikasi-reproduksi.html

C. Spermatophyta (Tumbuhan Berbiji)


a. Pengertian
Tumbuhan berbiji atau Spermatophyta (Yunani, sperma=biji ,
phyton=tumbuhan) adalah kelompok tumbuhan yang memiliki ciri
khas, yaitu adanya suatu organ yang berupa biji. Biji merupakan
bagian yang berasal dari bakal biji dan di dalamnya mengandung
calon individu baru, yaitu lembaga. Lembaga akan terjadi setelah
terjadi penyerbukan atau persarian yang diikuti oleh pembuahan.
Tumbuhan berbiji kebanyakan hidup di darat. Namun,
tumbuhan berbiji ada yang hidup mengapung di air, misalnya
teratai. Tumbuhan berbiji merupakan tumbuhan foto autotrof.
http://www.kuliah.info/2016/02/pengertian-ciri-ciri-klasifikasi-
tumbuhan-berbiji.html
b. Ciri-ciri
1. Telah memiliki akar, batang dan daun sejati serta berkas
pengangkut sehingga termasuk ke dalam kelompok
tumbuhan Tracheophyta.
2. Tubuhnya makroskopis dengan ukuran yang bervariasi. Dapat
berupa semak, perdu, pohon, atau liana.
3. Alat perkembangbiakan jelas antara jantan dan betina yang
berupa bunga atau strobilus, dan dalam reproduksinya akan
menghasilkan biji yang di dalamnya terdapat embrio.
4. Generasi saprofitnya berupa tumbuhan dan generasi
gametofitnya berupa bunga.
c. Klasifikasi
1. Gymnospermae
Gymnospermae adalah tumbuhan berbiji terbuka.
a) Ciri-ciri Gymnospermae
o Memiliki bakal biji yang tidak tertutup oleh daun
buah.
o Berupa perdu atau pohon, batang dapat tumbuh
membesar dan bercabang-cabang.
o Belum memiliki bunga sejati (hanya berupa
strobilus jantan dan betina).
o Gymnospermae berumah dua hanya memiliki
salah satu strobilus (jantan atau betina),
sedangkan Gymnospermae berumah satu
memiliki kedua jenis strobilus.
o Reproduksi Gymnospermae
b) Reproduksi Gymnospermae
Gymnospermae bereproduksi secara generatif
(seksual) dengan membentuk biji. Alat reproduksinya
berupa strobilus terbentuk ketika tumbuhan sudah
dewasa. Gymnospermae mengalami pembuahan
tunggal.

c) Siklus Hidup Gymnospermae


d) Klasifikasi Gymnospermae
o Kelas Cycadinae
Ciri-ciri kelas cycadiane adalah batang tidak
bercabang. Contoh kelas cycadinae yaitu : Cycas
rumphii (pakis haji)
o Kelas Ginkgoinae
Ciri-ciri kelas ginkgoinae adalah daun berbentuk
kipas dan mudah gugur, hanya ada satu spesies
yaitu Ginkgo biloba
o Kelas Gnetinae
Ciri-ciri kelas gnitinae adalah daun berhadapan
dan bertulang menyirip. Anggotanya berupa
tanaman perdu dan liana (tanaman pemanjat)
Ordo Ephedrales, familia Ephedraceae.
Contoh : Ephedra aitilis'
Ordo Gnetales, familia Gnetaceae. Contoh
: Gnetum gnemon (melinjo)'
Ordo Welwitchiales, familia Welwitciaceae.
o Kelas Coniferinae
Ciri-ciri kelas coniferinae adalah berupa
tumbuhan evergreen, strobilusnya berbentuk
kerucut.
Ordo Taxales, familia Taxaceae.
Ordo Araucariales. Contoh : Agathis alba
(damar).
Ordo Podocarpales. Contoh :
Podocarpacus sp.
Ordo Pinales. Contoh : Pinus merkusii.
2. Angiospermae
Angiospermae adalah tumbuhan berbiji tertutup.
a) Ciri-ciri Angiospermae
o Bakal biji diselubungi daun buah (karpela) yang
merupakan bakal buah.
o Berupa herba, perdu, atau pohon.
o Mempunyai organ yang berupa bunga lengkap
(terdapat kelopak bunga, mahkota bunga, serta
alat kelamin berupa benang sari dan putik).
b) Reproduksi Angiospermae
Angiospermae memiliki alat perkembangbiakan
berupa bunga. Reproduksi pada Angiospermae diawali
dengan adanya proses penyerbukan (menempelnya
serbuk sari pada kepala putik) dan proses pembuahan
(penyerbukan sel telur dan kantong lembaga pada
bakal biji dengan inti yang berasal dari serbuk sari).
Selanjutnya zigot berkembang menjadi embrio dan
kemudian menjadi buah. Pembuahan yang terjadi pada
Angiospermae disebut pembuahan ganda, karena dua
inti generatif (sperma) masing-masing membuahi sel
telur yang akan menjadi lembaga dan inti kandung
lembaga menjadi endosperm
c) Siklus Hidup Angiospermae

d) Klasifikasi Angiospermae
o Kelas Monocotyledoneae
Ciri-ciri kelas monocotyledoneae adalah sebagai
berikut :
Berbiji tunggal (hanya memiliki satu daun
lembaga), berakar serabut, batang sama
besar dan tidak bercabang.
Daun tunggal berpelepah, bertulang
sejajar. Bagian bunga kelipatan tiga
(trimer)
Akar dan batang tidak berkambium, xilem
dan floem tersebar.
Contoh kelas monocotyledoneae adalah :
Oryza sativa (padi), Zea mays (jangung),
dan Cocos nucifera (kelapa)
o Kelas Dicotyledoneae
Ciri-ciri kelas dicotyledoneae adalah sebagai
berikut :
Berkeping dua (memiliki dua daun
lembaga), akar tunggang, batang kerucut
panjang, bercabang dan berkambium.
Daun tunggal atau majemuk, tulang daun
menyirip atau menjari, dan bagian bunga
kelipatan dua, empat atau lima.
Memiliki kambium sehingga dapat
mengalami pertumbuhan sekunder
(pertumbuhan melebar), xilem dan floem
tersusun dalam lingkaran.
Contoh kelas dicotyledoneae : Mangifera indica
(mangga), Manihot utilissima (ketela pohon),
dan Psidium guajava (jambu biji).

d. Manfaat
a) Sebagai makanan pokok, contoh : gandum, padi, jagung dan
sagu.
b) Sayuran, sebagai sumber serat dan protein, contoh : kacang,
tomat, kol, wortel, kentang.
c) Sebagai bahan sandang, contoh : kapas dan rami.
d) Sebagai bahan bangunan dan perabotan, contoh : jati,
meranti, dan sana keling.
e) Sebagai bahan obat-obatan, contoh : kumis kucing,
mengkudu, daun dewa dan adas.
f) Sebagai peneduh, penyimpan air, penyerap karbon dioksida
dan sumber oksigen, contoh : angsana, jati, mahoni, dan
pinus.
g) Untuk dekorasi, upacara adat, keagamaan serat kosmetik.
contoh : berbagai bunga.
http://sarapandulu.blogspot.co.id/2015/03/ciri-ciri-tumbuhan-
berbiji-spermatophyta.html

IV. ALAT DAN BAHAN


A. ALAT
1. Lup
2. Pinset
3. Nampan
B. BAHAN
1. Tumbuhan Pteridophyta
2. Tumbuhan Bryophyta
3. Tumbuhan Spermatophyta

V. PEMBAHASAN DAN HASIL PENGAMATAN


N Nama Ciri-ciri Gambar Keterangan
o. Spesies
1. Thelypteri o Tangkai daun Bisa digunakan
s sp. dan batang sebagai obat
berair
o Akar tebal,
tegak,
bersisik
o Daun
memanjang,
ujung daun
meruncing,
tepi daun rata
2. Pteridium o Autotrof Tumbuh pada
aqualium o Berkembang tempat terbuka
biak dengan Digunakan
spora sebagai tanaman
o Dalam satu hias
tangkai terdiri
dari tiga daun
o Daunnya
memanjang
dan tepi
daunnya
keriting
3. Polytrichu o Akar masih o Jika datang
m berupa musim
junperinu rhizoid kering
m o Memiliki akan
(Lumut batang semu mengalami
daun) yang tegak dormansi
dan lembaran layu, coklat
daun yang dan
tersusun seolah-
spiral seperti olah mati.
rumput Setelah
o Seperti turun
hamparan hujan
karpet/beludr menjadi
u hijau
kembali
o Hidup di
daerah
lembab
dan teduh
4. Marchanti o Tubuh berupa Ditemukan di
a tallus tempat lembab
polymorp o Gametofitnya
ha membentuk
(Lumut anteridium
hati) dan
arkegonium
yang
berbentuk
seperti paying
o Berkembang
biak secara
generative
(oogami) dan
vegetative
(fragmentasi,
tunas, dan
kuncup eram)
5. Citrus o Autotrof Buahnya
aurantiifoli o Bereproduksi bermanfaat untuk
a dengan biji berbagai
(Jeruk o Batang pengobatan dan
nipis) berkayu perawatan
o Akar
tunggang
o Batang
pohonnya
berduri dan
keras
o Daun
majemuk,
elips atau
bulat telur
6. Platyceriu o Tumbuhan o Epifit sejati
m epifit yang
bifurcatu o Autotrof menempel
m o Bereproduksi dengan
(Tanduk dengan spora akar lunak
rusa) bergelomb
ol di
batang
pohon lain
atau
bebatuan
o Meskipun
epifit tidak
merugikan
inangnya
7. Dendrobiu o Tumbuhan o Masuk
m epifit dalam
phalaepno o Tumbuh pada famili
sis tempat Orchidacea
(Anggrek dengan e dan
ungu) kelembaban genus
rendah dan Dendrobiu
agak kering m
o Daun o Termasuk
panjang, anggrek
berbentuk langka
lanset dengan o Di habitat
ujung tidak aslinya
simetris, tumbuh
berdaging menempel
tebal, kaku, di pohon-
berwarna pohon dan
hijau muda karang
hingga hijau kapur
tua mengkilat dengan
o Daun sinar
tersusun dan matahari
melekat pada yang
batang cukup
8. Rhoeo o Batang o Berfungsi
discolor membengkok sebagai
(Adam pada nodus tanaman
hawa) o Daun tunggal, hias
tersebar dan o Dapat
mempunyai tumbuh di
pelepah tanah
o Urat daun maupun
sejajar menjadi
o Ujung daun tanaman
runcing epifit
o Warna
permukaan
atas daun
hijau dan
permukaan
bawah daun
berwarna
merah
kecoklatan
9. Ceiba o Memiliki akar o Daun bisa
pentandra serabut dijadikan
(Kapuk o Memiliki obat batuk,
randu) batang diare,
berkayu penghilang
o Pada bekas luka,
batangnya dll
terdapat duri- o Termasuk
duri tempel tumbuhan
besar yang meranggas
berbentuk dimana
mengerucut saat
musim
kemarau
pohon
randu ini
menggugu
rkan
daunnya
dengan
tujuan
menguran
gi
penguapan

10 Adiantum o Spora o Tidak


. cunningha terlindungi menghasilk
mii oleh an bunga
(Suplir) sporangium dalam daur
yang hidupnya
dilindungi o Sebagai
oleh indusium tanaman
o Akarnya hias yang
serabut dan bisa
tumbuh dari ditanam di
rhizome dalam
o Daunnya maupun di
tidak luar
berbentuk ruangan
memanjang
melainkan
membulat
o Terdapat
vernasi
bergelung
o Batang
berwarna
hijau dan
bersisik
o Tangkai
berwarna
hitam
mengkilap

VI. KESIMPULAN
Setelah melewati langkah-langkah dalam mengenal Kingdom
Plantae, dapat kita ambil beberapa kesimpulan sebagai berikut.
o Kingdom Plantae dibagi menjadi 3 divisi yaitu Bryophyta
(tumbuhan lumut), Pteridophyta (tumbuhan paku), dan
Spermatophyta (tumbuhan berbiji).
o Ciri-ciri dari setiap divisi anggota Kingdom Plantae beragam dan
memiliki ciri khas masing-masing. Ciri khasnya yang beragam
membuat manfaat dan peranannya bagi kehidupan manusia
beragam.
o Alat perkembangbiakan anggota kingdom plantae dari ketiga
divisi berbeda. Bryophyta memiliki ciri khasnya sendiri yaitu
dengan menggunakan spora. Sama halnya dengan Pteridophyta.
Yang membedakan antara keduanya adalah daur hidup yang
berbeda. Spermatophyta berkembang biar secara seksual dan
aseksual, yaitu dengan penyatuan gamet (seksual) dan dengan
strobilus (aseksual).

VII. DAFTAR PUSTAKA


Klasifikasi Tumbuhan Paku
http://www.kuliah.info/2016/02/pengertian-ciri-ciri-klasifikasi-
tumbuhan-paku.html
Manfaat Bryophyta
http://www.artikelsiana.com/2015/02/tumbuhan-lumut-bryophyta-
ciri-ciri-klasifikasi-reproduksi.html
Pengertian Spermatophyta
http://www.kuliah.info/2016/02/pengertian-ciri-ciri-klasifikasi-
tumbuhan-berbiji.html
Manfaat Spermatophyta
http://sarapandulu.blogspot.co.id/2015/03/ciri-ciri-tumbuhan-berbiji-
spermatophyta.html

Anda mungkin juga menyukai