Tumbuhan paku (Pteridophyta) adalah divisi dari kingdom Plantae yang anggotanya mempunyai
kormus, artinya tubuhnya dengan nyata dapat dibedakan dalam tiga bagian pokoknya yaitu akar,
batang,dan daun. Namun pada tumbuhan paku belum dihasilkan biji. Tumbuhan paku sering disebut
juga dengan kormofita berspora karena berkaitan dengan adanya akar, batang, daun sejati, serta
bereproduksi aseksual dengan spora. Tumbuhan paku juga disebut sebagai tumbuhan berpembuluh
(Tracheophyta) karena memiliki pembuluh pengangkut yaitu xilem dan floem. Xilem adalah
pembuluh pengangkut senyawa anorganik berupa air dan mineral dari akar ke seluruh bagian
tumbuhan. Floem adalah pembuluh pengangkut nutrien organik hasil fotosintesis dari daun ke
seluruh bagian tubuh tumbuhan.
1. Makrskopis
2. multiseluler
3. Berklorofil
4. Autotrof
Struktur tubuh
1) Akar
Bersifat seperti akar serabut, ujungnya dilindungi kaliptra yang terdiri atas sel – sel yang dapat
dibedakan dengan sel – sel akarnya sendiri.
2) Batang
Pada sebagian jenis tumbuhan paku tidak tampak karena terdapat didalam tanah berupa rimbang,
mungkin menjalar atau sedikit tegak. Jika muncul diatas permukaan tanah, batangnya sangat pendek
sekitar 0,5 m. akan tetapi ada batang bebrapa jenis tumbuhan paku seperti paku pohon /paku tiang
yang oanjangnya mencapai 5 m dan kadang – kadang bercabang misalnya: Alsophilla glauca dan
cyathea.
3) Daun
Daun selalu melingkar dan menggulung pada usia muda . Berdasarkan bentuk ukuran dan
susunanya, daun paku dibedakan antara epidermis, daging daun, dan tulang daun
a)Mikrofil
Daun ini berbentuk kecil – kecil seperti rambut atau sisik, tidak bertangkai dan tidak bertulang daun,
belum memperlihatkan diferensiasi sel, dan tidak dapat dibedakan antara epidermis, daging daun
dan tulang daun.
b)Makrofil
Merupakan daun yang bentuknya besar, bertangkai dan bertulang daun, serta bercabang – cabang.
Sel – sel penyusunnya telah memperlihatkan diferensiasi, yaitu dapat dibedakan antara jaringan
tiang, jaringan bunga karang, tulang daun, serta stomata (mulut daun).Ditinjau dari fungsinya , daun
tumbuhan paku dibedakan atas:
· Tropofil
· Sporofil
Daun ini berfungsi untuk menghasilkan spora. Tetapi daun ini juga dapat melakukan fotosintesis,
sehingga disebut pula sebagai troposporofil.
Reproduksi tumbuhan ini dapat secara aseksual (vegetative), yakni dengan stolon yang menghasilkan
gemma (tunas). Gemma adalah anakan pada tulang daun atau kaki daun yang mengandung spora.
Reproduksi secara seksual (generative) melalui pembentukan sel kelamin jantan dan betina oleh alat
– alat kelamin (gametogonium). Gametogonium jantan (anteredium) menghasilkan spermatozoid
dan gametogonium betina menghasilkan sel telur (ovum). Sepertihalnya tumbuhan lumut ,
tumbuhan paku mengalami metagenesis (pergiliran keturunan).
Tumbuhan paku mengalami metagenesis atau pergiliran keturunan antara generasi sporofit dan
generasi gametofit.
· Generasi Saprofit merupakan tumbuhan paku itu sendiri yang dapat menghasilkan spora.
Spora dihasilkan oleh struktur daun khusus yang disebut sporofil. Spora tersebut mudah menyebar
diterbang angin, dan spora yang jatuh di tempat yang sesuai akan tumbuh menjadi tumbuhan baru
yaitu berupa protalium.
Ditinjau dari macam spora yang dihasilkan , tumbuhan paku dapat dibedakan menjadi tiga golongan
seperti berikut ini. .
kawat).
Menghasilkan dua jenis spora yang berlainan dan berbeda ukurannya; yaitu spora kecil
sp (paku rane).
Paku ini merupakan peralihan antara homospora dengan heterospora, yaitu paku yang
menghasilkan spora yang bentuk dan ukurannya sama tetapi berbeda jenis kelaminnya, sa
tu berjenis kelamin jantan dan lainnya berjenis kelamin betina, misalnya Equisetum debile
Paku purba meliputi jenis-jenis tumbuhan paku yang sebagian besar telah punah. Jenis-jenis yang
sekarang masih ada hanya sedikit saja, dan lazimnya dianggap sebagai relik suatu golongan
tumbuhan paku yang semula meliputi jenis-jenis yang lebih banyak. Warga paku purba merupakan
paku telanjang (tidak berdaun) atau mempunyai daun-daun kecil (mikrofil) yang belum
terdiferensiasi. Paku purba bersifat homospor.
b. Kelas Lycopophyta
Lycopophyta dapat menghasilkan spora tunggal yang akan berkembang menjadi gametofit biseksual
yang memiliki organ jantan maupun betina.
Sellaginella sp merupakan tanaman heterospora, karena dapat menghasilkan dua jenis spora . spora
yang berukuran besar disebut megaspore, yaitu merupakan gamet betina yang akan membentuk
arkegonia. Spora yang berukuran kecil disebut mikrospora yang akan membentuk gamet jantan atau
anteridia.
Lycopodophyta memiliki daun berupa mikrofil yang tersusun secara spiral. Lycopodophyta memiliki
sporangium yang muncul dari ketiak daun dan berkumpul membentuk strobilus (bentuk seperti
pentungan kayu). Kebanyakan hidup menempel pada tumbuhan lain sebagai epifit.
c. Kelas Equisetophyta
Equisetophyta sering disebut paku ekor kuda, bersifat homospora, mempunyai akar; batang; daun
sejati, batangnya keras karena dinding sel mengandung silika. Mereka biasa tumbuh di tempat yang
lembap. Daun berukuran menengah, bersisik, dan tersusun melingkar pada setiap buku. Rizom dapat
Tumbuhan paku ini merupakan kelompok tumbuhan paku yang sering kita jumpai karena sering
dijadikan tanaman hias yang sangat menarik. Kelas ini mempunyai cirri-ciri yaitu Memiliki daun
ukuran lebih besar, Duduk daunnya pada batang membentuk sayap. Sporangium yang tersusun
dalam bentuk sorus di permukaan daun, letak sorusnya di permukaan daun baik atas maupun
bawah. Sorus berbeda-beda menurut penempatan bentuk besar, telanjang atau tertutup oleh tepi
daun selaput penutup. Selaput penutup memiliki banyak variasi dalam hal cara menancap serta
bentuk dan besarnya. Contoh dari tumbuhan paku sejati ini adalah Suplir (Adiantum sp) Simbar
menjangan (Platycerium coronarium) Dryopteris sp, Pteris sp, dll.
Dibawah ini adalah beberapa tumbuhan paku yang bermanfaat bagi manusia diantaranya adalah
1. Dipelihara sebagai tanaman hias, misalnya paku tanduk rusa (platycerium bifurcatum), paku
sarang burung (Asplenium sp), suplir (Adiantum sp) dan paku rane (Selaginella sp) - Platycerium
nidus (paku tanduk rusa),Asplenium nidus (paku sarang burung),Adiantum cuneatum
(suplir) ,Selaginella wildenowii(paku rane)
2. Penghasil obat – obatan misalnya: Aspidium sp, Dryopteris filix mas, dan Lycopodium clavatum.
Asipidium filix-mas,Dryopteris filix-mas,Lycopodium clavatum,
3. Sebagai sayuran , misalnya semanggi (Marsilea crenata) ,Pteridium aqualium dan Salvinia
natans (paku sampan = kiambang)
5. Sebagai salah satu bahan dalam pembuatan karangan bunga, misalnya Lycopodium cernuum.
6. Sebagai sumber bahan baku pembentukan batu bara : Tumbuhan paku yang sudah mati pada
zaman purba.