Tumbuhan paku (Pteridophyta) adalah divisi dari kingdom Plantae yang anggotanya
memiliki akar, batang, dan daun sejati, serta memiliki pembuluh pengangkut.
Tumbuhan paku sering disebut juga dengan kormofita berspora karena berkaitan
dengan adanya akar, batang, daun sejati, serta bereproduksi aseksual dengan spora.
Tumbuhan paku juga disebut sebagai tumbuhan berpembuluh (Tracheophyta) karena
memiliki pembuluh pengangkut.
Tumbuhan paku memiliki ukuran yang bervariasi dari yang tingginya sekitar 2
cm, misalnya pada tumbuhan paku yang hidup mengapung di air, sampai
tumbuhan paku yang hidup di darat yang tingginya mencapai 5 m misalnya
paku tiang (Sphaeropteris). Tumbuhan paku purba yang telah menjadi fosil
diperkirakan ada yang mencapai tinggi 15 m. Bentuk tumbuhan paku yang
hidup saat ini bervariasi, ada yang berbentuk lembaran, perdu atau pohon, dan
ada yang seperti tanduk rusa.
Tumbuhan paku terdiri dari dua generasi, yaitu generasi sporofit dan generasi
gametofit. Generasi sporofit dan generasi gametofit ini tumbuh bergantian
dalam siklus tumbuahan paku. Generasi sporofit adalah tumbuhan yang
menghasilkan spora sedangkan generasi gametofit adalah tumbuhan yang
menghasilkan sel gamet (sel kelamin). Pada tumbuhan paku, sporofit
berukuran lebih besar dan generasi hidupnya lebih lama dibandingkan
generasi gametofit. Oleh karena itu, generasi sporofit tumbuhan paku disebut
generasi dominan. Generasi sporofit inilah yang umumnya kita lihat sebagai
tumbuhan paku.
3. Reproduksi
Gametofit memiliki dua jenis alat reproduksi, yaitu anteridium dan arkegonium,
atau satu jenis alat reproduksi, yaitu anteridium saja atau arkegonium saja.
Arkegonium menghasilkan satu ovum yang haploid (n). Anteridium menghasilkan
banyak spermatozoid berflagelum yang haploid (n). Spermatozoid bergerak dengan
perantara air menuju ovum pada arkegonium. Spermatozoid kemudian membuahi
ovum. Pembuahan ovum oleh spermatozoid di arkegonium menghasilkan zigot
yang diploid (2n). Zigot membelah dan tumbuh menjadi embrio (2n). Embrio
tumbuh menjadi sporofit yang diploid (2n). Metagenesis tumbuhan paku dapat
dilihat melalui bagan metagenesis tumbuhan paku, sebagai berikut :
Berdasarkan jenis spora yang dihasilkan, tumbuhan paku dibedakan menjadi tiga,
yaitu
a. Paku Homospora
Paku Homospora yaitu jenis tumbuhan paku yang menghasilkan satu jenis spora
yang sama besar. Contohnya adalah paku kawat (Lycopodium)
b. Paku Heterospora
c. Paku peralihan
Tumbuhan paku purba yang masih hidup saat ini diperkirakan hanya tinggal 10
spesies sampai 13 spesies dari dua genus. Paku purba hidup di daerah tropis
dan subtropis. Sporofit paku purba ada yang tidak memiliki akar sejati dan tidak
memiliki daun sejati.
Paku purba yang memilki daun pada umumnya berukuran kecil (mikrofil) dan
berbentuk sisik. Batang paku purba bercabang dikotomi dengan tinggi mencapai
30 cm hingga 1 m. Paku purba juga tidak memiliki pembuluh pengangkut. Batang
paku purba mengandung klorofil sehingga dapat melakukan fotosintesis. Cabang
batang mengandung mikrofil dan sekumpulan sporangium yang terdapat di
sepanjang cabang batang. Sporofil paku purba menghasilkan satu jenis spora
(homospora). Gametofitnya tidak memiliki klorofil dan mengandung anteridium
dan arkegonium. Gametofit paku purba bersimbiosis dengan jamur untuk
memperoleh nutrisi. Contoh tumbuhan paku purba yaitu paku purba tidak
berdaun (Rhynia) dan paku purba berdaun kecil (Psilotum).
Paku kawat mencakup 1.000 spesies tumbuhan paku, terutama dari genus
Lycopodium dan Selaginella. Paku kawat banyak tumbuh di hutan-hutan daerah
tropis dan subtropis. Paku kawat menempel di pohon atau hidup bebas di tanah.
Anggota paku kawat memiliki akar, batang, dan daun sejati. Daun tumbuhan
paku kawat berukuran kecil dan tersusun rapat. Sporangium terdapat pada
sporofil yang tersusun membentuk strobilus pada ujung batang. Strobilus
berbentuk kerucut seperti konus pada pinus. Oleh karena itu paku kawat disebut
juga pinus tanah. Pada paku rane (Selaginella) sporangium terdiri dari dua jenis,
yaitu mikrosporangium dan megasporangium. Mikrosporangium terdapat pada
mikrosporofil (daun yang mengandung mikrosporangium). Mikrosporangium
menghasilkan mikrospora yang akan tumbuh menjadi gametofit jantan.
Megasporangium terdapat pada megasporofil (daun yang mengandung
megasporangium). Megasporangium menghasilkan megaspora yang akan
tumbuh menjadi gametofit betina.
Paku ekor kuda saat ini hanya tinggal sekitar 25 spesies dari satu genus, yaitu
Equisetum. Equisetum terutama hidup pada habitat lembab di daerah subtropis.
Equisetum yang tertinggi hanya mencapai 4,5 m sedangkan rata-rata tinggi
Equisetum kurang dari 1 m. Equisetum memiliki akar, batang, dan daun sejati.
Batangnya beruas dan pada setiap ruasnya dikelilingi daun kecil seperti sisik.
Equisetum disebut paku ekor kuda karena bentuk batangnya seperti ekor kuda.
Batangnya yang keras disebabkan dinding selnya mengandung silika.
Sporangium terdapat pada strobilus. Sporangium menghasilkan satu jenis spora,
sehingga Equisetum digolongkan pada tumbuhan paku peralihan. Gametofit
Equisetum hanya berukuran beberapa milimeter tetapi dapat melakukan
fotosintesis. Gametofitnya mengandung anteridium dan arkegonium sehingga
merupakan gametofit biseksual.
Paku sejati mencakup jenis tumbuhan paku yang paling sering kita lihat. Tempat
tumbuh paku sejati sebagian besar di darat pada daerah tropis dan subtropis.
Paku sejati diperkirakan berjumlah 12.000 jenis dari kelas Filicinae. Filicinae
memiliki akar, batang, dan daun sejati. Batang dapat berupa batang dalam
(rizom) atau batang di atas permukaan tanah. Daun Filicinae umumnya
berukuran besar dan memiliki tulang daun bercabang. Daun mudanya memiliki
ciri khas yaitu tumbuh menggulung (circinnatus). Jenis paku yang termasuk paku
sejati yaitu Semanggi (Marsilea crenata), Paku tanduk rusa (Platycerium
bifurcatum), paku sarang burung (Asplenium nidus), suplir (Adiantum cuneatum),
Paku sawah (Azolla pinnata), dan Dicksonia antarctica.
1. Alat
2. Langkah Kerja
1) Mengambil daun Rhoeo discolor.
2) Menyiapkan alat & bahan.
3) Mengambil Mikroskop.
4) Menyetting cahaya pada mikroskop.
5) Membuat sayatan melintang setipis mungkin pada daun tumbuhan dengan
menggunakan silet.
6) Meletakkan sayatan daun pada kaca benda, lalu ditetesi air.
7) Menutup kaca benda dengan kaca penutup.
8) Mengamati preparat mikroskop dengan perbesaran 40 kali.
9) Menggambar bagian – bagiannya
1. Alat
2. Langkah Kerja
1) kupas bawang merah
2) iris bawang merah dengan silet setipis mungkin
3) letakkan irisan bawang merah di kaca preparat dengan jarum
4) tetesi dengan sedikiiit air, sedikitnya air cipratan cuci tangan
5) tutup dengan kaca penutup, jangan sampai ada gelembung
6) preparat basah siap digunakan.
1. Hormon Auksin
Hormon auksin adalah hormon pertumbuhan yang pertama kali ditemukan dan
ditemukan oleh Frits Went (1863-1935) pada tahun 1928 merupakan ahli botani
Belanda yang mengatakan bahwa "tak mungkin terjadi pertumbuhan tanpa adanya
zat tumbuh. Jenis hormon auksin pada tumbuhan yang telah dapat diekstraksi
adalah asam indol asetat atau IAA. Auksin memiliki tempat sintesis pada meristen
apikal seperti pada ujung batang (tunas), daun muda, dan kuncup bunga. Awalnya
auksin diketahui terdapat di ujung kecambah gandum Avena sativa. Akan tetapi,
ternyata ada juga zat diujung-ujung tumbuhan yang sama dengan Auksin. Jenis-
jenis auksin yang telah ditemukan adalah aukin a dan auksin b. Auksin a sama
dengan auksin b, hanya berbeda pada kandungan airnya. Auksin a mempunyai mol
air yang lebih banyak dan zat heteroauksin yang diketahui sebagai asam indol
Asetat (IAA).
Hormon sitokinin adalah hormon yang bersama dengan hormon auksin dalam
memengaruhi pembelahan sel yang disebut dengansitokinesis. Sitokin dapat
diperoleh pada ragi santan kelapa, ekstrak buah apel dan juga pada jaringan
tumbuhan yang membelah. Jenis hormon Sitokinin yang pertama kali ditemukan
adalah kinetin. Sitokinin mempengaruhi berbagai proses pertumbuhan. buktinya
IAA berpengaruh terhadap sintesis DNA dan mitosis sedangkan pada sitokinesis
diatur oleh kinetin atau sitokinin. Dari eksperimen pada kultur jaringan terdapat
bukti bahwa IAA dan kinetin memiliki efek yang berbeda-beda. Jika tempat
pemeliharaan jaringan tumbuhan diberikan IAA dan kinetin maka yang terjadi
adalah efek pertumbuhan dan perkembangan jaringan tertentu pula, tapi kinetin
tampa disertai oleh IAA maka tidak dapat menggiatkan pembelahan sel.
Hormon giberelin adalah suatu zat yang diperoleh dari salah satu jenis jamur yang
hidup sebagai parasit pada padi di Jepang. Jamur tersebut adalah Gibberella
fujikuroi. Giberelin pertama kali ditemukan oleh Eiichi Kurosawa pada tahun 1926.
Tumbuhan padi yang terserang jamur tersebut memperlihatkan suatu gejala yang
terjadi adanya pemanjangan abnormal. Percobaan pemakaian hormon giberelin
telah dilakukan kepada jagung kerdil, yang hasilnya ternyata terlihat bahwa hormon
giberelin dapat menambah tumbuh jagung tersebut. Semakin tinggi konsentrasi
dari giberelin, maka semakin tinggi juga respons pertumbuhannya. Giberelin
mempengaruhi pemanjangan sel maupun pada pembelahan pada jagung kerdil.
Sedangkan tumbuhan jagung normal dan tumbuhan normal pemakain hormon
giberelin tidak memberikan respons apapun. Giberelin jug mempengaruhi
pemanjangan batang, perkembangan dan pertumbuhan pada akar, bunga dan
buah.
Tanaman mampu memperbaiki kerusakan atau luka yang terjadi pada tubuhnya.
Kemampuan tersebut dinamakan regenerasi (restitusi) yang dipengaruhi oleh
hormon luka (asam traumalin). Hormon Asam Traumalin pertama kali dipelajari
oleh Haberland dimana pada percobaan yang dilakukan dari jaringan tanaman
yang dilukai lalu dicuci bersih, ternyata bekas bidang luka tidak membentuk
jaringan baru. Pada jaringan luka yang dibiarkan terbentuk jaringan baru di dekat
luka.
Hormon gas etilen adalah hormon yang dihasilkan dari buah yang sudah tua. Buah
yang sudah tua dan masih berwarna hijau disimpan dalam kantong tertutup maka
yang terjadi buah tersebut akan cepat masak. Tumbuh-tumbuhan menghasilkan
etilen dari adanya respon stres (tekanan), yang meliputi kebanjiran, kekeringan,
luka, tekanan kimia dan infeksi. Etilen juga dihasilkan pada saat pemasakan buah
atau untuk merespon adanya peningkatan kadar auksin yang tinggi. Etilen
dimanfaatkan dalam mempercepat pematangan buah. Gas etilen menyebabkan
pertumbuhan batang menjadi tebal dan kukuh dan bersama hormon lain akan
menimbulkan reaksi dengan karakteristik seperti auksin dengan gas etilen yang
dapat memacu perbungaan mangga dan nanas. Dengan giberelin, gas etilen dapat
mengatur bunga jantan dan juga bunga betina pada tumbuhan yang berumah satu.
Hormon Kalin adalah hormon yang dapat merangsang pembentukan organ tubuh.
Kalin dibedakan menjadi empat macam organ tubuh dengan fungsi yang berbeda-
beda
Transfer Elektron
Rantai transpor elektron adalah tahapan terakhir dari reaksi respirasi aerob. Transpor
elektron sering disebut juga sistem rantai respirasi atau sistem oksidasi terminal.
Transpor elektron berlangsung pada krista (membran dalam) dalam mitokondria.
Molekul yang berperan penting dalam reaksi ini adalah NADH dan FADH 2, yang
dihasilkan pada reaksi glikolisis, dekarboksilasi oksidatif, dan siklus Krebs. Selain itu,
molekul lain yang juga berperan adalah molekul oksigen, koenzim Q (Ubiquinone),
sitokrom b, sitokrom c, dan sitokrom a
1) NADH akan melepaskan elektronnya (e-) kepada komplek protein I. Peristiwa ini
membebaskan energi yang memicu dipompanya H+ dari matriks mitokondria
menuju ruang antar membran. NADH yang telah kehilangan elektron akan berubah
menjadi NAD+.
2) Elektron akan diteruskan kepada ubiquinon.
3) Kemudian elektron diteruskan pada komplek protein III. Hal ini akan memicu
dipompanya H+ keluar menuju ruang antar membran.
4) Elektron akan diteruskan kepada sitokrom c.
5) Elektron akan diteruskan kepada komplek protein IV. Hal ini juga akan memicu
dipompanya H+ keluar menuju ruang antar membran.
6) Elektron kemudian akan diterima oleh molekul oksigen, yang kemudian berikatan
dengan 2 ion H+ membentuk H2O.
7) Bila dihitung, transfer elektron dari bermacam-macam protein tadi memicu
dipompanya 3 H+ keluar menuju ruang antar membran. H+ atau proton tersebut
akan kembali menuju matriks mitokondria melalui enzim yang disebut ATP sintase.
8) Lewatnya H+ pada ATP sintase akan memicu enzim tersebut membentuk ATP
secara bersamaan. Karena terdapat 3 H+ yang masuk kembali ke dalam matriks,
maka terbentuklah 3 molekul ATP.
9) Proses pembentukan ATP oleh enzim ATP sintase tersebut dinamakan dengan
kemiosmosis.
Penjelasan di atas adalah proses transfer elektron yang berasal dari molekul NADH.
Bagaimana dengan elektron yang berasal dari FADH2 ?
FADH2 akan mentransfer elektronnya bukan kepada komplek protein I, namun pada
komplek protein II. Transfer pada komplak protein II tidak memicu dipompanya H+
keluar menuju ruang antar membran. Setelah dari komplek protein II, elektron akan
ditangkap oleh ubiquinon dan proses selanjutnya sama dengan transfer elektron dari
NADH. Jadi pada transfer elektron yang berasal dari FADH2 , hanya terjadi 2 kali
pemompaan H+ keluar menuju ruang antar mebran. Oleh sebab itu dalam proses
kemiosmosis hanya terbentuk 2 molekul ATP saja.
Satu NADH yang menjalani transfer elektron akan menghasilkan 3 molekul ATP.
Sedangkan satu molekul FADH2 yang menjalani transfer elektron akan
menghasilkan 2 molekul ATP.
Transpor elektron menghasilkan kira-kira 34 ATP. Ditambah dari hasil glikolisis dan
siklus Krebs, maka secara keseluruhan reaksi respirasi seluler menghasilkan total
38 ATP dari satu molekul glukosa. Akan tetapi, karena dibutuhkan 2 ATP untuk
melakukan transpor aktif, maka hasil bersih dari setiap respirasi seluler adalah 36
ATP.
Tahapan Fotosintesis
Apa yang ada dalam pikiran Anda tentang sebuah daun? Puji syukur seharusnya
kita panjatkan kepada Tuhan pencipta alam semesta dengan segala isinya.
Mengapa? Dalam daun ini Tuhan menciptakan pengolah bahan makanan pertama
di dunia melalui proses fotosintesis. Daun pisang seperti pada Gambar 2.16 di
samping dapat melakukan fotosintesis sehingga menghasilkan karbohidrat yang
disimpan di dalam buahnya. Buah pisang dapat menjadi bahan makanan bagi
manusia. Sebuah bukti keagungan Tuhan yang telah menciptakan sistem yang
sempurna dalam tubuh makhluk hidup, termasuk tumbuhan. Mudah-mudahan
uraian ini semakin menambah wawasan kita akan keagungan Tuhan.
Organisme yang dapat melakukan proses fotosintesis seperti tumbuhan dan algae
menghasilkan bahan organik untuk biosfer. Bahan organik sebagai sumber energi
untuk pertumbuhan, perkembangan, dan pemeliharaan.
Fotosintesis berasal dari kata foton yang artinya cahaya dan sintesis yang artinya
penyusunan. Jadi, fotosintesis adalah proses penyusunan bahan organik
(karbohidrat) dari H2O dan CO2 dengan bantuan energi cahaya. Proses ini hanya
dapat terjadi pada tumbuhan yang mempunyai klorofil, yaitu pigmen yang
berfungsi sebagai penangkap energi cahaya matahari. Jadi, fotosintesis merupakan
transformasi energi dari energi cahaya matahari dikonversi menjadi energi kimia
yang terikat dalam molekul karbohidrat. Proses ini berlangsung melalui reaksi
berikut.
Pada beberapa tempat tilakoid bertumpuk membentuk grana. Klorofil dan pigmen
lainnya terdapat pada membran tilakoid. Pigmen yang terdapat pada kloroplas,
yaitu klorofil a (berwarna hijau), klorofil b (berwarna hijau tua), dan karoten
(berwarna kuning sampai jingga). Pigmen tersebut mengelompok dalam membran
tilakoid membentuk perangkat pigmen yang penting dalam fotosintesis. Perhatikan
gambar berikut.
Fotosintesis berlangsung dalam 2 tahap reaksi, yaitu reaksi terang (light-dependent
reaction) dan reaksi gelap (light-independent reaction). Reaksi terang berlangsung jika
ada cahaya, sedangkan reaksi gelap berlangsung tanpa memerlukan cahaya.
Reaksi terang terjadi dalam membran tilakoid yang di dalamnya terdapat pigmen
klorofil a, klorofil b, dan pigmen tambahan yaitu karoten. Pigmen-pigmen ini
menyerap cahaya ungu, biru, dan merah lebih baik daripada warna cahaya lain.
Reaksi terang merupakan reaksi penangkapan energi cahaya. Energi cahaya yang
diserap oleh membran tilakoid akan menaikkan elektron berenergi rendah yang
berasal dari H2O. Elektron-elektron bergerak dari klorofil a menuju sistem transpor
elektron yang menghasilkan ATP (dari ADP + P).
Telah dijelaskan di depan bahwa dalam tilakoid terdapat beberapa pigmen yang
berfungsi menyerap energi cahaya. Pigmen-pigmen itu antara lain klorofil a, klorofil
b, dan pigmen tambahan karotenoid. Setiap jenis pigmen menyerap cahaya dengan
panjang gelombang tertentu.
Molekul klorofil dan pigmen asesori (tambahan) membentuk satu kesatuan unit
sistem yang dinamakan fotosistem. Setiap fotosistem menangkap cahaya dan
memindahkan energi yang dihasilkan ke pusat reaksi, yaitu suatu kompleks klorofil
dan protein-protein yang berperan langsung dalam fotosintesis.
Fotosistem I terdiri atas klorofil a dan pigmen tambahan yang menyerap kuat
energi cahaya dengan panjang gelombang 700 nm sehingga sering disebut P700.
Sementara itu, fotosistem II tersusun atas klorofil a yang menyerap kuat energi
cahaya dengan panjang gelombang 680 nm sehingga sering disebut P680.
Ketika suatu molekul pigmen menyerap energi cahaya, energi itu dilewatkan dari
suatu molekul pigmen ke molekul pigmen lainnya hingga mencapai pusat reaksi.
Setelah energi sampai di P700 atau di P680 pada pusat reaksi, sebuah elektron
kemudian dilepaskan menuju tingkat energi lebih tinggi.
ATP terbentuk karena adanya penambahan gugus fosfat pada senyawa ADP
yang diatur oleh energi cahaya sehingga prosesnya disebut fotofosforilasi.
Pembentukan ATP terjadi melalui rute transpor elektron siklis maka disebut
juga fotofosforilasi siklis. Coba amatilah Gambar 2.18 untuk mempermudah
memahami jalur elektron ini.
Reaksi ini dimulai ketika kompleks pigmen fotosistem II (P 680) menyerap energi
cahaya dan elektron berenergi tinggi meninggalkan molekul pusat reaksi (klorofil a).
Fotosistem II mengambil elektron dari hasil penguraian air (fotolisis) dan
menghasilkan oksigen melalui reaksi berikut.
Oksigen dilepaskan oleh kloroplas sebagai gas oksigen. Sementara itu, ion hidrogen
(H+) untuk sementara waktu tinggal di ruang tilakoid.
Dengan demikian jalur elektron nonsiklis menghasilkan ATP dan NADPH2. NADPH2
dan ATP yang dihasilkan dalam elektron nonsiklik akan digunakan dalam reaksi
tahap kedua (reaksi gelap) sintesis karbohidrat.
Reaksi gelap merupakan reaksi tahap kedua dari fotosintesis. Disebut reaksi gelap
karena reaksi ini tidak memerlukan cahaya. Reaksi gelap terjadi di dalam stroma
kloroplas.
Reaksi gelap pertama kali ditemukan oleh Malvin Calvin dan Andrew Benson. Oleh
karena itu, reaksi gelap fotosintesis sering disebut siklus Calvin-Benson atau siklus
Calvin. Siklus Calvin berlangsung dalam tiga tahap, yaitu fase fiksasi, fase reduksi,
dan fase regenerasi. Pada fase fiksasi terjadi penambatan CO2 oleh ribulose
bifosfat (Ribulose biphosphat = RuBP) menjadi 3-fosfogliserat (3- phosphoglycerate
= PGA). Reaksi ini dikatalisis oleh enzim ribulose bifosfat karboksilase (Rubisco).
Pada fase reduksi diperlukan ATP dan ion H+ dari NADPH2 untuk mereduksi 3-
fosfogliserat (PGA) menjadi 1,3-bifosfogliserat (PGAP) kemudian membentuk
fosfogliseraldehid (glyceraldehyde-3-phosphat = PGAL atau G3P = glukosa 3-fosfat).
Pada fase regenerasi, terjadi pembentukan kembali RuBP dari PGAL atau G3P.
Dengan terbentuknya RuBP, penambatan CO2 kembali berlangsung
Secara ringkas reaksi gelap atau siklus Calvin dijelaskan dalam skema pada Gambar
2.19 berikut
Kapan glukosa terbentuk? Setiap 6 atom karbon yang memasuki siklus Calvin
sebagai CO2, 6 atom karbon meninggalkan siklus sebagai 2 molekul PGAL atau G3P,
kemudian digunakan dalam sintesis glukosa atau karbohidrat lain (perhatikan
kembali siklus Calvin di atas).
Reaksi endergonik antara 2 molekul G3P atau PGAL menghasilkan glukosa atau
fruktosa. Pada beberapa tumbuhan, glukosa dan fruktosa bergabung membentuk
sukrosa atau gula pada umumnya. Sukrosa dapat dipanen dari tanaman tebu atau
bit. Selain itu, sel tumbuhan juga menggunakan glukosa untuk membentuk amilum
atau selulosa.
Berdasarkan tipe pengikatan terhadap CO2 selama proses fotosintesis terdapat tiga
jenis tumbuhan, yaitu tanaman C3, tanaman C4, dan tanaman CAM.
Jalur fiksasi CO2 yang telah kita pelajari di depan merupakan jalur fiksasi CO2 pada
tanaman C3, misalnya pada tanaman kedelai. Pada tanaman C3 siklus Calvin terjadi
di sel-sel mesofil.
Bagaimana dengan tanaman C4 dan CAM? Apakah siklus Calvin juga terjadi dalam
sel-sel mesofil? Apa perbedaan ketiga jenis tanaman tersebut dalam fiksasi CO2?
Diskusikan dengan teman sebangku Anda perbedaan antara C3, C4, dan CAM
dalam fiksasi CO2.
Pada tanaman C4, CO2 yang diikat sel-sel mesofil akan diubah terlebih dulu
menjadi oksaloasetat (senyawa 4C), setelah bereaksi dengan PEP (fosfoenolpiruvat).
Penggabungan ini dikatalisir oleh PEP karboksilase. Selanjutnya dengan bantuan
NADPH2, oksaloasetat diubah menjadi malat (senyawa 4C). Senyawa ini kemudian
memasuki sarung berkas pembuluh. Malat, dalam sel-sel sarung berkas pembuluh,
mengalami dekarboksilasi menjadi piruvat dan CO2. Selanjutnya, CO2 memasuki
jalur siklus Calvin.
Jalur C4 lebih efisien daripada tanaman C3 dalam hal fiksasi CO2. Mengapa
demikian? Sistem fiksasi CO2 pada tanaman C4 bekerja pada konsentrasi CO2 jauh
lebih rendah (sebesar 1–2 ppm) daripada pada sistem C3 (> 50 ppm).
Dengan demikian, pada hari yang amat panas, tanaman C4 menutup stomatanya
untuk mengurangi kehilangan air, tetapi tetap dapat memperoleh CO2 untuk
keperluan fotosintesisnya. Alasan inilah yang menyebabkan tanaman C4 mampu
beradaptasi pada habitat dengan suhu tinggi, kelembapan rendah, dan sinar
matahari terik pada siang hari.
Beberapa tanaman yang hidup di daerah kering dan panas, misalnya kaktus, lili,
dan anggrek memiliki cara khusus dalam penambatan CO2 untuk proses
fotosintesis. Pada umumnya tanaman mengikat (memfiksasi) CO2 pada siang hari,
tetapi pada tanaman yang hidup di daerah kering pengikatan CO2 terjadi pada
malam hari sehingga tanaman-tanaman tersebut memiliki tipe khusus yang
dinamakan crassulacean acid metabolism (CAM). Crassulaceae merupakan suatu
familia dalam taksonomi tubuh. Tanaman ini memiliki batang yang mengandung air
atau sukulen.
Seperti halnya tanaman C4, tanaman yang termasuk dalam familia Crassulaceae
menambat CO2 dengan bantuan enzim PEP karboksilase dan mengubahnya
menjadi oksaloasetat, tetapi dalam waktu berlainan. Pada tanaman familia
Crassulaceae penambatan CO2 terjadi pada malam hari ketika stomatanya
membuka. Oksaloasetat yang diubah menjadi malat akan disimpan dalam vakuola.
Ketika stomata menutup pada siang hari, malat mengalami reaksi dekarboksilasi
dan menghasilkan piruvat dan CO2.
Selanjutnya, CO2 memasuki siklus Calvin untuk membentuk PGAL (G3P). Perhatikan
skema fiksasi CO2 pada tanaman CAM berikut.
Struktur Kromosom
Kromosom dibentuk dari DNA yang berikatan dengan beberapa protein histon. Dari
Ikatan ini dihasilkan Nukleosom, yang memiliki ukuran panjang sekitar 10 nm.
Kemudian nukleosom akan membentuk lilitan-lilitan yang sangat banyak yang menjadi
penyusun dari kromatid (lengan kromosom) , satu lengan kromosom ini kira-kira
memiliki lebar 700 nm.
Gambar di bawah ini merupakan bentuk kromosom secara umum
Suatu kromosom terdiri dari beberapa bagian yaitu kromatid, kromomer, sentromer
atau kinetokor, satelit, dan telomer.
1. Kromatid
Kromatid adalah salah satu dari dua lengan hasil replikasi kromosom. Kromatid masih
melekat satu sama lain pada bagian sentromer. Istilah lain untuk kromatid adalah
kromonema. Kromonema merupakan filamen yang sangat tipis yang terlihat selama
tahap profase (dan kadang-kadang pada tahap interfase). Kromonema sebenarnya
merupakan istilah untuk tahap awal pemintalan kromatid. Jadi, kromonema dan
kromatid merupakan dua istilah untuk struktur yang sama.
2. Kromomer
3. Sentromer
4. Lekukan kedua
Pada beberapa kromosom terdapat lekukan kedua yang berada di sepanjang lengan
dan berhubungan nucleolus. Oleh karena itu disebut dengan NOR (Nucleolar
Organizing Regions).
5. Satelit
Satelit adalah bagian kromosom yang berbentuk bulatan dan terletak di ujung lengan
kromatid. Satelit terbentuk karena adanya kontriksi sekunder di daerah tersebut. Tidak
semua kromosom memiliki satelit.
6. Telomer
Sintesis Protein
Fenotip suatu individu ditentukan oleh aktivitas enzim (protein fungsional). Enzim yang
berbeda akan menimbulkan fenotip yang berbeda. Perbedaan satu enzim dengan
lainnya ditentukan oleh jumlah jenis dan susunan asam amino penyusun protein enzim.
Pembentukkan asam amino tersbut ditentikan oleh gen atau DNA.
Ekspresi gen merupakan proses dimana informasi yang dikode di dalam gen
diterjemahkan menjadi urutan asam amino selama sintesis protein.
1. Transkripsi
Urutan rantai nukleotida template dari suatu DNA rantai ganda disalin untuk
menghasilkan satu rantai molekul mRNA (dRNA) atau kodon. Rantai DNA yang
distranskripsi disebut sebagai sense dan rantai DNA yang tidak ditranskripsi disebut
antisense.
2. Translasi
Sintesis polpeptida dengan urutan spesifik berdasarkan rantai mRNA yang dibuat pada
tahapan transkripsi. Susunan asam amino yang dibentuk sesuai dengan susunan basa
nitrogen dalam kodon. Satu per satu asam amino berikatan dengan triplet anticodon
(tRNA) sehingga membentuk polipeptida.
Contoh Soal
1. Jika rantai DNA adalah ATT GTA AAA CGG, kode genetik yang dibawa oleh mRNA
pada sintesis protein adalah … (Detik-detik 2014/2015 TO 1)
a. TAA CAT TTT CGG
b. ATT GTA AAA GCC
c. AUU GTA UUU GCC
d. AUU GUA AAA CGG
e. UAA CAU UUU GCC
Pembahasan:
Pembahasan:
Mekanisme sintesis protein terjadi dalam 2 tahap, yaitu transkripsi dan translasi.
Tramskripsi merupakan proses pencetakkan atau penulisan ulang DNA ke dalam
mRNA. Proses ini terjadi di dalam nucleus. Translasi adalah proses penerjemahan
informasi genetic yang terdapat pada dRNA oleh tRNA menjadi urutan asam amino
polipeptida. Tahap ini terjadi di dalam sitoplasma dengan bantuan ribosom. Proses
duplikasi rantai DNA , membukanya rantai DNA, pencetakkan RNA dan DNA, dan
pengenalan daerah gen berlangsung pada tahap transkripsi.
Sintesis protein tersiri atas 2 tahap, transkripsi dan translasi. Transkripsi meliputi
proses duplikasi DNA membentuk dRNA dakam inti sel. Setelah itu, dRNA keliar dari
inti sel dan asam-asam amino diangkut oleh tRNA dari sitoplasma. Translasi
meliputi proses perangkaian asam-asam amino dalam ribosom dan terbentuklah
polipeptida. Jadi urutan yang benar adalah 1-3-2-5-4.
4. Proses translasi akan berhenti ketika pembacaan bertemu dengan kodon terminasi
(kodon stop), yaitu ….(Detik-detik 2012/2013)
a. AUG
b. AGU
c. UUU
d. UGC
e. UAA
Pembahasan:
Protein yang ditranslasikan sebagai stop kodon merupakan UAA, UAG, dan UGA
Pembahasan:
Pembahasan
Penyusun dasar protein merupakan asam aminio, maka bahan dasar yang
dibutuhkan untuk mensistesis protein merupakan asam amino.
7. Pada tahap transkripsi dimulai dengan membukanya pita “Double Helix” oleh enzim
...
a. RNA polymerase
b. DNA polymerase
c. RNA transkriptase
d. DNA transkriptase
e. DNA endonuclease
Pembahasan
RNA Polimerase yang membuka pita double-helix seperti pada di gambar, ketika
proses transkripsi berlangsung.
8.
Pita DNA yang berfungsi sebagai pencetakan RNA disebut . . . .
a. pita template
b. pita antisense
c. pita RNA
d. basa nitrogen
e. antikodon
Pembahasan
Tahapan selanjutnya dari sintesis protein tersebut (tahap ke-5) adalah ... (UN Biologi
2011)
10. DNA dan RNA memiliki persamaan dalam hal … (UN Biologi 2010)
a. Bentuk rantai
b. Tempat terdapatnya
c. Kandungan basa nitrogen golongan pirimidin
d. Kandungan basa nitrogen golongan purin
e. Komponen gula penyusunnya
Pembahasan
Basa nitrogen dalam purin di DNA maupun di RNA adalah Guanin dan Adenin,
sedangkan primidin di dalam DNA merupakan Sitokinin dan Timin, di RNA Sitokinin
dan Urasil
11. Berikut ini adalah beberapa kodon dengan asam amino yang diikatnya. (Detik-detik
2012/2013)
Pembahasan
12. Perhatikan susunan basa nitrogen DNA dan tabel di bawah ini
GGC CAT AGG TCG Sense
CCG GTA TCC AGC Antisense
Nama Asam amino Kode kodon
Glisin GGC
Glutamin CAA
Histidin CAU
Prolin CCG
Arginin AGG
Serin UCG
Rangkaian asam amino yang akan terbentuk dari proses transkipsi dan translasi
pada rantai DNA diatas adalah ….
Pembahasan
13. Berikut ini bukan merupakan proses yang terjadi pada sintesis protein adalah ….
(Detik-detik biologi)
a. RNAd keluar dari inti sel menuju ribosom
b. RNAd dibentuk oleh DNA di dalam sitoplasma
c. RNAt membawa asam amino menuju ribosom
d. DNA merancang sintesis protein
e. Di dalam ribosom terdapat RNAr
Pembahasan
14. Rantai DNA sense mempunyai kode basa nitrogen sebagai berikut. (Detik-detik
biologi)
Pembahasan
DNA TGC-CGG-ACT-AAA-TCT
RNAd ACG-GCC-UGA-UUU-AGA
RNAt UGC-CGG-ACU-AAA-UGU
15. Apa akibat yang disebabkan akibat terjadinya kesalahan pada transkripsi oleh RNA?
(Ebtanas)
a. Kesalahan pembentukan protein.
b. Kesalahan pada bentuk tubuh
c. Kesalahan pada struktur tubuh
d. Kesalahan saraf
e. Kesalahan sistem ekskresi
Pembahasan
Pada proses transkripsi urutan kode genetic dari DNA dibawa oleh RNAt ke ribosom
tempat terjadinya pembentukan asam amino yang termasuk kodon stop adalah
UAA, UAG, DAN UGA, sedangkan kodon start adalah AUG.