DISUSUN OLEH:
Kelompok 3
1. Angelina Jolie
2. Habelino Bayuhardi
3. Jesslyn Cahyani
4. M. Syah Difa Lubis
5. Renaldi Rian Effendi
6. Thalia Ratu Anabell
7. Tubagus Naufal
8. Yusnita Rahman Salhi
Kelas X MIPA 1
Ciri-Ciri
Ciri-ciri paku purba (psilosida) adalah sebagai berikut:
Pada umumnya memiliki daun yang kecil (mikrofil) dan batang berkrorofil
Merupakan tumbuhan yang sederhana
Tinggi paku purba sekitar 30 cm -1 m.
Pada sporofit umumnya tidak memiliki daun dan akar sejati
Akar berupa rizom yang dikelilingi oleh rizoid.
Batang paku purba bercabang-cabang dan memiliki sistem vaskuler
Sporangium menghasilkan satu jenis bentuk dan ukuran yang sama.
Hidup di daerah tropis dan subtropis
Habitat
Jenis paku yang termasuk dengan paku purba (psilopsida)
adalah Rhynia (paku tidak berdaun) yang telah memfosil. sedangkan yang masih
ada dibumi adalah Tmesipteris ditemukan di kepulauan pasifik
dan Psilotum tumbuh daerah tropus dan subtropis.
Ciri-Ciri
Sporangium terdapat pada strobilius di ujung batang berupa kerucut
seperti konus pada pinus sehingga paku kawat disebut sebagai pinus tanah.
Memiliki akar, batang dan daun sejati.
Tumbuh di hutan tropis dan subtropis.
Sporofit tersusun dari sel-sel yang mengandung klorofil dan memiliki daun
seperti rambut atau sisik.
Batang berbentuk seperti kawat.
Gametofit berukuran kecil dan tidak berklorofil.
Makanan diperoleh dari hasil bersimbiosis dengan jamur.
Habitat
Paku kawat mencakup 1.000 spesies tumbuhan paku, terutama dari genus
Lycopodium dan Selaginella. Paku kawat banyak tumbuh di hutan-hutan daerah
tropis dan subtropis. Paku kawat menempel di pohon atau hidup bebas di tanah.
Anggota paku kawat memiliki, akar, batang, dan daun sejati. Daun tumbuhan
paku kawat berukuran kecil dan tersusun rapat Sporangium terdapat pada sporofi
yang tersusun membentuk strobilus pada ujung batang.
Reproduksi
Karena pada tumbuhan paku lebih dominan fase sporofit, kita mulai dari
langkah sporofit.
TumbuhanTumbuhan paku yang dewasa membentuk sporangium yang
memiliki kromosom 2 n atau diploid.
Kemudian sporangium tersebut membentuk atau menghasilkan spora
dengan metode meiosis sehingga dihasilkan spora yang memiliki n set
kromosom (haploid).
Kemudian spora spora sel tunggal tersebut bergerminasi dan membentuk
organ multiseluler yaitu protalus atau protalium yang tentu saja memiliki
set kromosom haploid dan merupakan organisme penghasil gamet pada
tumbuhan paku (pada fase gametofit).
Pada protalus atau protalium terdapat dua jenis organ seks yang berbeda
yang menghasilkan dua jenis gamet berbeda yaitu arkegonium yang
menghasilkan ovum atau sel telur dan anteridium yang menghasilkan
spermatozoid. Protalus ini menghasilkan gamet dengan pembelahan
mitosis. Sperma yang dihasilkan bersifat motil /mampu bergerak (hampir
semua kasus) dan sel telur yang menetap pada arkegonium karena
bersifat sesil.
KemudianKemudian ovum dan sperma yang merupakan gamet paku
bertemu dan membentuk zigot yang merupakan 2n (diploid) dan bentukan
awal fase sporofit.
Zigot kemudian dewasa dengan menjadi tumbuhan paku dan proses
berulang kembali.
Peranan
Paku kawat pada jaman dahulu digunakan sebagai lampu kilat pemotretan
sebagai obat-obatan.
Sebagai bahan karangan bunga misalnya Lycopodium cernuum (paku
kawat).
Tumbuhan paku kawat (Lycopodium clavatum) yang digunakan sebagai
bahan baku pembuatan pil.
Selaginella (paku rane), paku jenis ini biasa di gunakan sebagai obat luka
karena mengandung antibiotik.
Lycopodium clavatum (paku kawat) jenis paku ini dapat di gunakan sebagai
obat penyakit kulit tertentu.