Anda di halaman 1dari 27

LAPORAN RESMI

PRAKTIKUM KEANEKARAGAMAN HEWAN

STRUKTUR TUBUH DAN PERAN ARTHROPODA

Disusun oleh :
Nama : Jowinka Medina Rahmadhani
NIM : 19308141003
Kelas : Biologi B

JURUSAN PENDIDIKAN BIOLOGI


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
2020
A. Tujuan
1. Mampu mengenal ciri umum Arthropoda
2. Dapat mengelompokkan contoh-contoh hewan Arthropoda ke dalam kelompok-
kelompok yang lebih kecil
3. Memahami peranan Arthropoda dalam kehidupan manusia

B. Dasar Teori

C. Alat dan Bahan


Alat :
 Bak parafin
Bahan :
- Kalajengking (Pandinus Sp.) - Rayap
- Kepiting (Scylla Sp.) - Ampal
- Kelabang (Scolopendra Sp.) - Kecoa
- Udang (Palaemon Sp.) - Jangkrik
- Laba – laba (Supunna Sp.) - Kepik emas
- Kaki Seribu (Julus Sp.) - Kumbang koksi
- Belangkas (Limulus Sp.) - Semut merah
- Walang sangit - Semut hitam
- Anggang – anggang - Semut Hitam besar
- Lebah - Belalang daun
- Tawon - Belalang sembah
- Lalat - Belalang kayu
- Nyamuk - Undur-undur
- Laron - Kupu-kupu
- Capung Jarum - Ngengat
- Capung biasa

D. Cara Kerja

Obyek pengamatan disiapkan dan diletakkan di atas bak parafin

Bagian tubuh obyek diamati mulai dari kepala, dada, dan perut

Tiap bagian yang diamati digambar dan diberi keterangan

E. Tabel Pengamatan

No Obyek Ciri-ciri yang diamati


Habitat Pembagi Antena Alat Kaki Ket
an tubuh mulut tiap
yang ruas
berkemba
ng
1 Kalajengking
(Pandinus Sp.)

2 Kepiting
(Scylla Sp.)
3 Kelabang
(Scolopendra
Sp.)
4 Udang
(Palaemon Sp.)

5 Laba – laba
(Supunna Sp.)
6 Kaki Seribu
(Julus Sp.)
7 Belangkas
(Limulus Sp.)
8 Walang sangit
9 Anggang –
anggang
10 Lebah
11 Tawon
12 Lalat
13 Nyamuk
14 Laron
15 Rayap
16 Ampal
17 Kecoa
18 Jangkrik
19 Kepik emas
20 Kumbang koksi
21 Semut merah
22 Semut hitam
23 Semut hitam
besar
24 Belalang daun
25 Belalang
sembah
26 Belalang kayu
27 Undur-undur
28 Capung biasa
29 Capung jarum
30 Kupu – kupu
31 Ngengat

F. Pembahasan
Praktikum yang berjudul “Struktur Tubuh dan Peran Arthropoda”
dilaksanakan dua kali yaitu tepatnya tanggal 9 Maret 2020 melakukan praktikum
Arthropoda non insecta dan tanggal 16 Maret 2020 praktikum Arthropoda Insecta.
Praktikum pada kali ini bertujuan agar mahasiswa mampu mengenal ciri umum
Arthropoda, dapat mengelompokkan contoh-contoh hewan Arthropoda ke dalam
kelompok – kelompok yang lebih kecil, dan memahami peran Arthropoda dalam
kehidupan manusia.
1. Kalajengking (Pandinus Sp.)

Gambar Pengamatan Gambar Literatur Ket. Gambar

Klasifikasi Kalajengking menurut (Myers,dkk.2020) :


Kingdom : Animalia
Filum : Arthropoda
Classis : Arachnida
Order : (Not assigned)
Family : Scorpionidae
Genus : Pandinus
Kalajengking masuk ke dalam kelas Arachnida. Pada pengamatan dapat
terlihat bahwa tubuh kalajengking dibagi menjadi dua bagian yaitu cephalotorax dan
abdomen. Cephalothorax ditutup oleh karapaks atau pelindung. Dapat diamati pula
bahwa kalajengking mempunyai pedipalpus sebagai capit utama yang digunakan
untuk menangkap mangsa. Kemudian memiliki 4 pasang kaki, di bagian kaki terdapat
rambut – rambut sensor. Dan di ujung abdomen yang disebut dengan telson
mengandung racun (bisa).
Menurut (Suwignyo,2005) Sebagaimana Arachnida, kalajengking mempunyai
mulut yang disebut khlisera, sepasang pedipalpi, dan empat pasang tungkai. Pedipalpi
seperti capit terutama digunakan untuk menangkap mangsa dan alat pertahanan, tetapi
juga dilengkapi dengan berbagai tipe rambut sensor. Tubuhnya dibagi menjadi dua
bagian yaitu cephalothorax dan abdomen. Abdomen terdiri dari 12 ruas yang jelas,
dengan bagian lima ruas terakhir membentuk ruas metasoma yang oleh kebanyakan
orang menyebutnya ekor. Ujung abdomen disebut telson, yang berbentuk bulat
mengandung kelenjar racun (venom). Alat penyengatnya berbentuk lanncip tempat
mengalirkan racun. Pada bagian ventral, kalajengking mempunyai sepasang organ
sensoris yang berbentuk seperti sisir unik disebut pektin. Pektin bekerja sebagai
kemoreseptor (sensor kimia) untuk mendeteksi feromon (komunikasi kimia).Pada
cephalothorax tidak bersegmen dan tertutup oleh selembar lempeng kitin tebal yang
disebut dengan carapace.
Kalajengking merupakan serangga yang aktif di malam hari (nokturnal),
berdiam dibawah batu, potongan kayu, dan di tempat yang gelap dan lembab. Ia juga
merupakan hewan predator pemakan serangga, laba – laba, kelabang, dan
kalajengking lain yang lebih kecil.

2. Kepiting (Scylla Sp.)

Gambar Pengamatan Gambar Literatur Ket. Gambar

Klasifikasi Kepiting menurut (Myers dkk, 2020) :


Kingdom : Animalia
Filum : Arthropoda
Classis : Maxillopoda (Crustacea)
Order : Decalopoda
Family : Portunidae
Genus : Scylla
Kepiting masuk ke dalam kelas Crustacea karena termasuk hewan yang hidup
di air dan memiliki kulit yang keras. Pada pengamatan dapat terlihat tubuhnya dibagi
menjadi dua bagian yaitu cephalothorax dan abdomen. Memiliki 4 pasang kaki
meliputi kaki jalan, kaki renang, dan juga memiliki alat capit.
Menurut (Motoh, 1979) Kepiting memiliki bentuk morfologi yang bergerigi,
serta memiliki karapaks dengan empat gigi. Kepiting memiliki capid yang kuat dan
terdapat beberapa duri. Seluruh tubuhnya tertutup oleh cangkang. Berdasarkan
anatomi tubuh bagian dalam, mulut kepiting terbuka dan terletak pada bagian bawah
tubuh. Beberapa bagian yang terdapat di sekitar mulut berfungsi dalam memegang
makanan dan juga memompakan air dari mulut ke insang. Kepiting memiliki rangka
luar yang keras sehingga mulutnya tidak dapat dibuka lebar. Hal ini menyebabkan
kepiting lebih menggunakan capit dalam memperoleh makanan. Makanan yang
diperoleh dihancurkan dengan menggunakan capit, kemudian baru dimakan.
Kepiting merupakan salah satu jenis dari Crustaceae dari famili Portunidaae
yang mempunyai nilai protein tinggi dan dapat dikonsumsi. Kepiting lebih aktif di
malam hari saat mencari makan dari pada siang hari karena kepiting tergolong hewan
nokturnal yang aktif di malam hari.

3. Kelabang (Scolopendra Sp.)

Gambar Pengamatan Gambar Literatur Ket. Gambar

Klasifikasi Kelabang menurut (Myers dkk, 2020) :


Kingdom : Animalia
Filum : Arthropoda
Classis : Chilopoda
Order : Scolopendromorpha
Family : Scolopendridae
Genus : Scolopendra

Kelabang masuk ke dalam kelas Chilopoda (Myriapoda) karena termasuk


hewan avertebrata yang memiliki kaki berjumlah banyak. Pada pengamatan dapat
terlihat bahwa tubuh kelabang panjang seperti cacing serta memiliki banyak segmen,
pada bagian kepala terdapat satu pasang antena, memiliki 1 pasang kaki pada tiap –
tiap ruas badannya.

Menurut (Kastawi, 2005) Kelabang atau lipan adalah hewan metamerik yang
memiliki sepasang kaki disetiap ruas tubuhnya. Kelabang memiliki kaki yang
berjumlah banyak dan memiliki dua pasang antena pada bagian kepala dan juga
belakang tubuhnya. Kelabang juga memiliki segmen – segmen yang panjang shingga
menyerupai kaki seribu. Pada bagian depan terdapat sepasang cakar yang berfungsi
untuk melumpuhkan mangsanya dan juga sebagai alat pertahanan diri. Lipan mudah
ditemukan di daerah seperti di bagian daun-daun mati, batu, gua, dan hutan. Hewan
ini termasuk hewan yang aktif pada malam hari.

4. Udang (Palaemon Sp.)

Gambar Pengamatan Gambar Literatur Ket. Gambar


Klasifikasi Udang menurut (Myers dkk, 2020) :
Kingdom : Animalia
Filum : Arthropoda
Classis : Maxillopoda (Crustacea)
Order : Decapoda
Family : Palaemonidae
Genus : Palaemon
Udang masuk ke dalam kelas Crustaceae. Pada pengamatan dapat terlihat
bahwa tubuhnya dibagi menjadi 3 bagian, yaitu kepala, thorax, dan abdomen. Udang
memiliki 4 pasang kaki jalan dan 3 pasang kaki renang. Dan juga memiliki sepasang
antena dan dua pasang antena antenula. Antena antenula berfungsi untuk mengetahui
mangsa yang berada di dalam laut.
Menurut (Agung, 2007) tubuh udang terdiri dari dua bagian yaitu
cephalothorax (kepala dan dada) dan abdomen (perut), pada bagian cephalothorax
terdiri dari 13 ruas, yaitu 5 ruas kepala dan 8 ruas dada. Bagian kepala terdiri dari
antenna, antennule. Bagian perut atau abdomen terdapat 5 pasang kaki renang
(pleopod) dan sepasang uropods (mirip ekor) yang membentuk kipas bersama – sama
telson yang berfungsi sebagai alat kemudi.
Menurut (Ahmad dan Dahril, 1988) Udang merupakan hewan perairan yang
bersifat nokturnal dan kanibalisme. Udang pada umumnya mencari makan atau
melakukan kegiatan pada waktu malam hari dan membenamkan dirinya di lumpur
atau menempel pada suatu benda dalam air pada waktu siang hari. Udang termasuk
hewan yang memakan makanannya dengan lambat karena mengunyah sedikit demi
sedikit dengan menggunakan capitnya lalu dimasukkan ke dalam mulut, tidak bisa
sekaligus. Ia menemukan makanannya melalui penciuman bukan melalui
penglihatan.
PERAN

5. Laba – laba (Supunna Sp.)

Gambar Pengamatan Gambar Literatur Ket. Gambar

Klasifikasi Laba – laba menurut (Myers dkk, 2020) :


Kingdom : Animalia
Filum : Arthropoda
Classis : Arachnida
Order : Araneae
Family : Corinnidae
Genus : Supunna
Laba – laba masuk ke dalam kelas Arachnida. Pada pengamatan dapat terlihat
bahwa tubuhnya dibagi menjadi dua bagian yaitu cephalothorax dan abdomen.
Mempunyai 4 pasang kaki.
Menurut (Rusyana, 2005) Pada bagian cephalothorax laba – laba melekat
empat pasang kaki dan satu sampai empat pasang mata. Selain rahang bertaring,
terdapat pula sepasang atau beberapa alat bantu berupa mulut serupa tangan yang
disebut pedipalpus. Pada beberapa jenis laba – laba, pedipalpus pada hewan jantan
dewasa membesar dan berubah fungsi sebagai alat bantu dalam perkawinan. Di
daerah cephalothorax terdapat khelisera. Khelisera merupakan sepasang organ yang
digunakan untuk menaklukan mangsaa atau menggigit sebagai bentuk pertahanan jika
terancam.
Laba-laba merupakan hewan pemangsa (karnivora), bahkan kadang-kadang
kanibal. Tidak semua laba – laba membuat jaring untuk menangkap mangsa, akan
tetapi semuanya mampu menghasilkan benang sutera, yakni helaian serat protein yang
tipis namun kuat. Serat sutera ini amat berguna untuk membantu pergerakan laba –
laba.
PERAn

6. Kaki seribu (Julus Sp.)

Gambar Pengamatan Gambar Literatur Ket. Gambar

Klasifikasi kaki seribu menurut (Myers dkk, 2020) :


Kingdom : Animalia
Filum : Arthropoda
Classis : Diplopoda
Order : Julida
Family : Julidae
Genus : Julus
Kaki seribu masuk ke dalam kelas Diplopoda karena termasuk hewan
Myriapoda yang pada satu ruas tubuh terdapat 2 pasang kaki. Pada pengamatan dapat
terlihat bahwa setiap segmen pada tubuh kaki seribu terdapat dua pasang kaki,
memiliki antena antenula untuk mengetahui mangsa, memiliki mata di kanan dan di
kiri sehingga ia bisa berjalan. Negatif dari hewan ini adalah dibagian pantatnya bisa
menyengat.
Menurut (Kastawi, 2005) kaki seribu memiliki bentuk tubuh yang terdiri atas
kepala dan badan, bentuknya silindris dan beruas – ruas, di setiap ruasnya terdapat
dua pasang kaki. Pada bagian kepala terdiri atas lima segmen, thorax terdiri atas
empat segmen dan bagian perut terdiri 20 – 100 segmen. Di bagian bawah dari ruas
yang paling belakang terdapat anus yang berfungsi sebagai saluran pembuangan air
dari metabolisme.
Kaki seribu hidup di darat, di tempat gelap seperti di dalam gua, dan pada
daerah yang lembab seperti dedaunan mati dan serasah kayu. Kaki seribu tidak
menggunakan sungut berbisa untuk melindungi diri dari musuh. Mekanisme
pertahanan utamanya adalah menggulungkan diri.

7. Belangkas (Limulus Sp.)


Gambar Pengamatan Gambar Literatur Ket. Gambar

Klasifikasi :

Belangkas masuk dalam kelas Merostomata. Hidup di laut paling dalam. Dan
makanan utamanya adalah kerang – kerang kecil.

Menurut (Kastawi, 2005) Tubuh dari belangkas seluruhnya diselubungi oleh


cangkang yang keras dan berwarna kecoklatan. Tubuhnya dibagi atas cephalothorax
dan abdomen. Jika tubuh belangkas dibalik, akan terlihat kaki – kaki dari belangkas
bentuknya mirip kaki kepiting. Belangkas memiliki 6 pasang kaki yang memiliki
fungsinya masing – masing. Pasangan kaki pertama berguna untuk memegang
makanan dan memasukkannya ke mulut. Pasangan kaki kedua digunakan untuk
berjalan di dasar laut, sementara 4 pasang sisanya digunakan untuk memberikan daya
dorong tambahan saat bergerak.

Belangkas adalah hewan nokturnal yang berarti mereka aktif di malam hari,
khususnya bulan purnama. Darah belangkas dapat berfungsi untuk mensterilkan
produk medis dan farmasi karena dalam darahnya mengandung Limulus Amebocyte
Lystae (LAL) yang dapat mendeteksi endotoksin pada darah manusia dan menguji
obat bahwa bebas bakteri patogen sebelum dikonsumsi oleh manusia.

8. Walang Sangit

Gambar Literatur Keterangan Gambar


1. Antena
2. Mata
3. Kaki depan
4. Toraks
5. Kaki tengah
6. Kaki belakang
7. Abdomen
8. Sayap

(Bruno,-)

Klasifikasi walang sangit menurut (Fabricus, 2020) :

Kingdom : Animalia

Phylum : Arthropoda

Class : Insecta

Order : Hemiptera
Berdasarkan gambar literatur dapat terlihat bahwa walang sangit berbentuk
ramping, berukuran panjang, dan berwarna coklat. Morfologi walang sangitjantan dan
betina memiliki perbedaan dimana ujung ekor (abdomen) walang sangit jantan terlihat
agak bulat atau terlihat seperti “kepala ulat” sedangkan walang sangit betina lancip
dan lebih besar daripada walang sangit jantan.

Walang sangit merupakan hama utama dari kelompok kepik (Hemiptera) yang
merusak tanaman padi di Indonesia. Hama ini merusak dengan cara mengisap bulir
padi stadia matang susu sehingga bulir menjadi hampa. Serangan berat dapat
menurunkan produksi hingga tidak dapat dipanen. Hama ini juga memiliki
kemampuan penyebaran yang tinggi, sehingga mampu berpindah ke tanaman padi
lain yang mulai memasuki stadia matang susu, akibatnya sebaran serangan akan
semakin luas. Kerusakan yang ditimbulkannya menyebabkan beras berubah warna,
mengapur dan gabah menjadi hampa. Mekanisme merusaknya yaitu menghisap
butiran gabah yang sedang mengisi.

Walang sangit akan mengeluarkan bau sebagai mekanisme pertahanan diri


dari serangan predator atau makhluk pengganggu lainnya. Bau yang dikeluarkan juga
untuk menarik walang sangit lain (Rahmawati, 2012). Hewan ini berwarna coklat
kelabu atau hijau, berkaki panjang dan memiliki “belalai” (proboscis) untuk
menghisap cairan tumbuhan.

9. Anggang – anggang

Gambar Literatur Keterangan Gambar


1. Antena
2. Mata
3. Kaki
4. Sayap
5. Thorax
6. Abdomen
7. Kepala

(Lilies, C. 1991)
Klasifikasi anggang – anggang menurut (Myers dkk, 2020) :

Kingdom : Animalia

Phylum : Arthopoda

Class : Insecta

Order : Hemiptera

Anggang – anggang masuk dalam ordo Hemiptera yaitu hewan yang memiliki
ciri khas utama struktur mulutnya yang berbentuk seperti jarum. Secara fisik seluruh
permukaan tubuh Anggang – anggang dilapisi oleh rambut - rambut halus yang
hidrofobik. Rambut ini berfungsi untuk mencegah percikan atau tetesan air pada
tubuhnya. Tubuh anggang-anggang terbagi menjadi tiga bagian yaitu kepala, thorax,
dan abdomen. Pada bagian kepala terdapat beberapa organ luar seperti sepasang
antena dengan empat segmen pada setiap antenanya. Keempat segmen tersebut
biasanya tidak lebih dari panjang kepala anggang - anggang, sepasang mata majemuk
(mata faset), kadang-kadang ditemukan juga mata tunggal (ocellus), dan mulut.
Bagian Abdomen ada Sebelas segmen, pada bagian perut ini terdapat spirakel, yaitu
lubang pernapasan yang menuju tabung trakea (Voshell, 2002)

Perbedaan antara anggang-anggang jantan dan betina dapat dibedakan dengan


melihat atena dan bentuk tubuh dari anggang-anggang. Anggang-anggang betina
memiliki anten yang lurus dan badan yang lebih besar, sedangkan anggang-anggang
jantan memiliki atena yang lebih melengkung. anggang-anggang dapat dijadikan salah
satu indikator kualitas air, hal ini dikarenakan anggang-anggang tidak bisa hidup di
perairan yang tercemar. Semua anggang-anggang air dikenal sebagai predaceous.
Mereka memakan serangga terestrial yang jatuh di atas air dan invertebrata air yang
mempertahankan beberapa derajat kontak dengan permukaan. Anggang-anggang air
pesisir mungkin memakan serangga tanah yang berada dilaut karena terbawa oleh
arus angin

10. Lebah

Gambar Literatur Keterangan Gambar


1. of wings
2. Ocelli Antenna
3. Head
4. Compound eye
5. Mandibles ( hewing
mouth paris)
6. Proboseis
7. Thorax
8. 3 pairs of legs
9. Back leg
10. Pollen Baskets
11. Stinger
12. Abdomen
13. Spiracle
14. Fine hairs
15. Two pairs
(R. E. Snodgras, -)
Klasifikasi lebah menurut (Hasanuddin, 2003) :

Kingdom : Animalia

Phylum : Arthropoda

Class : Insecta
Order : Hymenoptera

Lebah termasuk hewan serangga bersayap. Tubuh lebah beruas – ruas dan ruas
tersebut saling berhubungan yang disebut dengan segmen. Tubuh lebah terdiri dari
tiga bagian utama, yaitu kepala (caput), dada (thorax) dan perut (abdomen). Seperti
halnya insekta lebah tidak mempunyai kerangka internal tempat otot bertaut, tetapi
sebagai penggantinya adalah penutup tubuh eksternal yang mengandung Chitin dan
menutupi organ dalam.

Salah satu syarat hidup lebah adalah adanya tanaman. Secara umum lebah bisa
hidup di seluruh belahan bumi, kecuali di daerah kutub. Hal ini disebabkan di daerah
kutub tidak ada tanaman yang menjadi sumber pakan lebah. Di daerah tropis lebah
dapat berkembang biak dengan baik dan produktif sepanjang tahun karena tumbuhan
sebagai sumber pakan tersedia terus. Di daerah sub tropis lebah tidak produktif pada
musim dingin. Lebah hidup dalam suatu keluarga besar yang disebut koloni, yang
berdiam dalam satu sarang lebah.

Komponen utama dari kepala lebah yaitu mata, antena, dan mulut. Mata
dibedakan menjadi dua, yaitu mata majemuk (compound eye) yang terletak di kedua
sisi kepala dan mata sederhana (ocelli) di bagian dahi yang letaknya membentuk
segitiga. Mulut terdiri dari bagian pemotong benda keras (mandibula) proboscis yang
berupa belalai. Fungsi proboscis untuk menghisap bahan cair seperti air, nektar dan
madu. Sepasang atena yang terdapat di kepala berfungsi sebagai alat peraba yang
responsif terhadap rangsangan mekanis dan juga kimiawi. Setiap segmen perut terdiri
dari dua lembaran, yaitu atas dan bawah. Lembaran atas (tergum) lebih besar dari
lembaran bawah (sternum). Setiap bagian tepi ruas atau segmen perut saling menutupi
satu sama lain dan dihubungkan dengan membran tipis yang melipat sehingga dapat
dikembang kempiskan. Setiap perpanjangan sterna menutupi dua ruangan bentuk oval
yang di dalamnya terdapat kelenjar malam (waz glands). Pada bagian atas (tragum),
segmen terakhir terdapat kelenjar bau (sent gland), yaitu nassanov's gland (APIARI,
2003).

11. Tawon

Gambar Literatur Keterangan Gambar


1. Antena
2. Kepala
3. Kaki
4. Sayap
5. Abdomen
6. Segmen

(Donald dkk, 1992 : 153)


Klasifikasi tawon menurut (Hasanuddin, 2003) :

Kingdom : Animalia
Phylum : Arthropoda

Class : Insecta

Order : Hymenoptera

Tawon merupakan jenis serangga yang bisa terbang. Tawon memiliki 3 bagian
pada tubuhnya yaitu kepala, thorax, dan abdomen, mempunyai sepasang mata
majemuk, bagian pinggangnya ramping sehingga tubuhnya dapat menekuk dengan
mudah. Tawon mengandung besi gelap dengan tanda warna hitam pada bagian thorax.
Tawon mempunyai sengat di bagian ekornya atau yang disebut ekor penyengat. Dan,
hanya tawon betina sajalah yang mempunyai ekor penyengat sedangkan tawon jantan
tidak. Tawon dapat menyengat berulang kali karena sengatnya tidak bergigi sehingga
pada saat menyengat tawon tidak khawatir jika sengatnya tidak dapat dicabut (Buck,
2008)

Sebagian besar tawon hidup sebagai herbivora yaitu hewan yang memakan
tumbuhan semisal buah dan nektar. Namun, pada saat masih larva dia sebagai
karnivora yaitu pemakan hewan lainnya semisal larva serangga, dan kutu daun.
Tawon berbeda dengan lebah karena ia tidak memberi makan anaknya madu, tetapi
serangga ataupun kutu daun.

Tawon pemangsa berperan sebagai pengendali hama hayati (biological


control). Peran tersebut terkait sifat mereka sebagai pemangsa ulat atau larva serangga
lain yang sering kali merupakan hama bagi banyak tanaman pertanian atau
perkebunan. tawon juga sering mengunjungi bunga untuk mendapatkan nektar sebagai
sumber energi mereka. Perilaku tersebut membuat mereka juga memiliki peran dalam
proses penyerbukan bunga (pollinator). Fungsi lainnya, tawon dapat digunakan
sebagai bio-indikator kualitas ekosistem atau lingkungan, serta untuk melihat ada atau
tidaknya gangguan habitat (Hari, 2015)

12. Lalat

Gambar Literatur Keterangan Gambar


1. Foreleg
2. Proboscis
3. Antenna
4. Head
5. Wing
6. Thorax
7. Halter
8. Abdomen
9. Mid leg
10. Hind leg
(J N Pollock, 1992)
Klasifikasi lalat menurut (Mosokuli, 2001) :
` Kingdom : Animalia

Phylum : Arthropoda

Class : Insecta

Order : Diptera

Lalat mempunyai tiga bagian tubuh, yaitu kepala (Caput), dada (torak), dan
perut (abdomen). Lalat juga mempunyai tiga pasang tungkai yang muncul dari ruas-
ruas toraknya Lalat hanya mempunyai dua buah sayap. Sayap yang berkembang
adalah sayap bagian depan, dan sayap belakang mengecil dan berubah bentuk menjadi
alat keseimbangan yang disebut halter. Kepala (caput) lalat buah berbentuk bulat agak
lonjong, dan merupakan tempat melekat antena dengan tiga ruas. Warna pada ruas-
ruas antena merupakan salah satu ciri khas spesies lalat.

Lalat dapat berperan sebagai vektor penyakit secara mekanis karena memiliki

bulu-bulu halus disekujur tubuhnya dan suka berpindah-pindah dari suatu makanan

(biasanya bahan organik yang membusuk ataupun kotoran) ke makanan lain, untuk

makan dan bertelur (Levine, 1990). Lalat dapat menyebarkan sejumlah penyakit pada
manusia melalui beberapa cara, yaitu melalui kaki, bulu-bulu halus dan bagian mulut
karena mempunyai kebiasaan regurgitasi (memuntahkan) kembali makanan yang
telah dimakan. Dapat disimpulkan bahwa penularan penyakit oleh lalat dapat terjadi

melalui setiap bagian tubuhnya. Lalat menyukai daerah mata dan daerah di sekitarnya
sehingga ia mudah. menularkan trachoma dan konjungtivitis. Lalat juga senang
memasuki rumah-rumah dan hinggap di alat-alat makan. Sebelum makan ia selalu
memuntahkan cairan dari mulutnya dan mengencerkan makanannya, sesudah makan
ia selalu buang air besar. Sifat-sifat lalat tersebut menjadikan artropoda ini sebagai
vektor penular utama penyakit-penyakit infeksi alat pencernaan misalnya penyakit-
penyakit amubiasis, penyakit-penyakit bakteri usus, cacing usus, dan infeksi virus.

13. Nyamuk

Gambar Literatur Keterangan Gambar


1. Proboscis
2. Antenna
3. Foreleg
4. Head
5. Thorax
6. Wing
7. Abdomen
8. Midleg
9. Hindleg
(Rueda, 2004)
Klasifikasi nyamuk menurut (Darmawan, 2017) :

Kingdom : Animalia

Phylum : Arthropoda

Class : Insecta

Order : Diptera

Nyamuk memiliki ukuran tubuh yang relatif kecil, memiliki kaki panjang dan
merupakan serangga yang memiliki sepasang sayap sehingga tergolong pada Ordo

Diptera. Nyamuk dewasa berbeda dari Ordo Diptera lainnya karena nyamuk memiliki
proboscis yang panjang dan sisik pada bagian tepi dan vena sayapnya. Tubuh nyamuk
terdiri atas tiga bagian yaitu kepala, dada dan perut. Nyamuk jantan berukuran lebih
kecil daripada nyamuk betina (O’connor, 1999).
Ukuran tubuh nyamuk jantan lebih kecil dibandingkan nyamuk betina.
Pada bagian kepala (caput) terdapat proboscis, palpus, dan antena. Proboscis
merupakan bagian mulut yang termodifikasi untuk menusuk. Proboscis pada nyamuk
betina mempunyai bentuk yang lebih panjang dan tajam jika dibandingkan dengan
nyamuk jantan karena berguna untuk
menusuk dan menghisap darah. Nyamuk betina menghisap darah untuk memenuhi
kebutuhan protein untuk pembentukan dan pematangan telurnya. Palpu merupakan
bagian tubuh nyamuk yang terletak di antara antena dan proboscis berfungsi untuk
mendeteksi tingkat kelembaban dan karbondioksida. Sedangkan sepasang antena pada
nyamuk berbentuk filiform panjang dan terdiri atas 15 segmen (Lestari et al., 2010).
Antena pada nyamuk jantan terdapat bulu yang tebal yang disebut plumose sedangkan
pada nyamuk betina yang jumlah bulu lebih sedikit disebut pilose. Pada bagian antena
ini juga bisa digunakan sebagai kunci untuk membedakan jenis kelamin pada nyamuk
dewasa, karena antena nyamuk jantan lebih tebal daripada nyamuk betina (Borror et
al., 1992).
Nyamuk adalah ektoparasit penganggu yang dapat merugikan kesehatan
manusia maupun hewan. Nyamuk berperan sebagai vektor beberapa penyakit
seperti Demam Berdarah Dengue (DBD), Chikungunya, Malaria, dan Filariasis.
14. Laron

Gambar Literatur Keterangan Gambar


1. Antena
2. Mandibula
3. Caput
4. Mata
5. Kaki
6. Thorax
7. Abdomen
8. Sayap

Klasifikasi laron menurut (Nandika, 1991) :

Kingdom : Animalia

Phylum : Arthropoda

Class : Insecta

Sub Class : Pterigota

Order : Isoptera

Laron termasuk ke dalam order isoptera yang mana memiliki tubuh lunak,
memiliki dua sayap tipis. Toraks berhubungan langsung dengan abdomen yang
ukuran lebih nbesar. Laron merupakan serangga sosial. Mengalami metamorfosis
tidak sempurna. Tipe mulutya pengunyah, dan cara hidupnya membentuk koloni
dengan sistemnnn pembagian tugas tertentu yang disebut polimorfisme (Ismantoro,
2005)

15. Rayap

Gambar Literatur Keterangan Gambar

Klasifikasi rayap menurut :

Rayap adalah serangga yang berada dalam ordo isoptera. Ordo ini berasal dari
kata “iso: sama” dan “ptera: sayap” artinya serangga yang memiliki sayap yang sama,
baik dilihat dari ukuran dan bentuk pada kedua pasang sayapnya, yaitu sayap anterior
dan sayap posterior. Tubuh rayap, seperti pada umumnya tubuh serangga, ditutupi
oleh suatu lapisan tipis epitikula yang tersusun dari lilin (parafin). Lapisan ini
berfungsi untuk mencegah rayap dari kekeringan, menjaga kelembaban, dan
mencegah infeksi oleh organisme lain. Tubuh terbagi atas tiga bagian yaitu kepala,
dada (toraks), dan abdomen. Setiap bagian memiliki ruas yang jelas kecuali pada
bagian kepala. (Krishna, 1969).

16. Ampal

Gambar Literatur Keterangan Gambar

Klasifikasi ampal menurut

Tubuh ampal terdiri dari bagian kepala, thorax, dan abdomen. Pada bagian
kepala dari hewan ini terdapat mata majemuk, sepasang antena yang mana bertipe
serrata dan juga mulut,
tipemulut dari ampal ini yaitu pengunyah. Sedangkan pada bagian thorax dan bagiana
bdomen terlihat terdapat beberapa segmen yang ada pada bagian abdomennya.Hewan 
ini memiliki sepasang sayap yang mana sayap ini terlihat keras pada bagian luarnya. P
ada hewan jantan memilki organ penjepit yang terletak di ujung posterior abdomen
dan organ tersebut menyerupai organ penyengat pada kalajengking.

Ampal ditemukan di pohon - pohon serta hidup bebas. Tubuhnya kokoh, oval
atau memanjang, elytra tidak kasar. Beragam dalam ukuran dan warna, tetapi
umumnya berwarna abu - abu kehitaman. 

17. Kecoa

Gambar Literatur Keterangan Gambar

Klasifikasi kecoa menurut ()

Kecoa adalah serangga dengan bentuk tubuh oval, pipih dorso-ventral.


Kepalanya tersembunyi di bawah pronotum, dilengkapi dengan sepasang mata
majemuk dan satu mata tunggal, antena panjang, sayap dua pasang, dan tiga pasang
kaki. Pronotum dan sayap licin, tidak berambut dan tidak bersisik, berwarna coklat
sampai coklat tua.

Kecoa memiliki 3 bagian tubuh utama yaitu caput (kepala), thorax (dada) dan
abdomen (perut). Pada segmen thorak terdapat 3 pasang kaki dengan tipe alat kaki
yang memiliki ukuran dan bentuk yang sama dimana tipe alat kaki seperti ini
digunakan untuk berlari sedangkan tipe mulut kecoa adalah menggigit dan
mengunyah. Kecoa memiliki 3 bagian tubuh utama yang terdiri dari :

1) Caput (Kepala)

Pada bagian kepala terdapat mulut yang digunakan untuk mengunyah, terdapat
sepasang mata majemuk yang dapat membedakan gelap dan terang. Di kepala
terdapat sepasang antena yang panjang alat indra yang dapat mendeteksi bau-bauan
dan vibrasi di udara. Dalam keadaan istirahat kepalanya ditundukkan kebawah
pronotum yang berbentuk seperti perisai.

2) Thorax (Dada)

Pada bagian dada terdapat tiga pasang kaki dan sepasang sayap yang dapat
menyebabkan kecoa bisa terbang dan berlari dengan cepat. Terdapat struktur seperti
lempengan besar yang berfungsi menutupi dasar kepala dan sayap, dibelakang kepala
isebut pronotum

3) Abdomen (Perut)
Badan atau perut kecoa merupakan bangunan dan sistem reproduksi, kecoa
akan mengandung telur-telurnya sampai telur-telurnya siap untuk menetas. Dari ujung
abdomen terdapat sepasang cerci yang berperan sebagai alat indra. Cerci berhubungan
langsung dengan kaki melalui ganglia saraf abdomen (otak sekunder) yang paling
penting dalam adaptasi pertahanan. Apabila kecoa merasakan adanya gangguan pada
cerci maka kakinya akan bergerak lari sebelum otak menerima tanda atau sinyal
(Rokhmah, 2016).

Pada umumnya kecoa tinggal didalam rumah-rumah. Makan segala macam


bahan, mengotori makanan manusia, berbau tidak sedap. Kebanyakan kecoa dapat
terbang, tetapi mereka tergolong pelari cepat (“cursorial“), dapat bergerak cepat, aktif
pada malam hari. Kecoa merupakan salah satu insekta yang berperan sebagai vektor
penyakit yang banyak ditemukan dalam rumah, gedung-gedung, termasuk dalam
restoran ataupun rumah makan. Kecoa dapat mengkontaminasi makanan manusia
dengan membawa agent berbagai penyakit yang berhubungan dengan pencernaan
seperti diare, demam typoid, disentri, virus hepatitis a, polio dan kolera.

18. Jangkrik

Gambar Literatur Keterangan Gambar

Klasifikasi jangkrik menurut ()

Jangkrik merupakan serangga atau insekta berukuran kecil sampai besar yang
berkerabat dekat dengan belalang dan kecoa karena diklasifikasikan ke dalam ordo
Orthoptera. Jangkrik juga merupakan hewan yang aktif pada malam hari dan berdarah
dingin.

Morfologi tubuh jangkrik Kalung sama dengan jangkrik-jangkrik pada


umumnya yaitu terdiri atas tiga bagian utama kepala, toraks (dada) dan abdomen
(perut) serta setiap spesies jangkrik memiliki ukuran dan warna yang beragam (Borror
et al., 1992). Jangkrik jantan dan betina dewasa dapat dibedakan dari ada atau
tidaknya ovipositor pada ujung abdomen yang mencirikan jangkrik betina. Meskipun
secara umum ukuran-ukuran tubuh jangkrik jantan lebih besar, jangkrik betina
memiliki bobot badan lebih tinggi daripada jantan (Herdiana, 2001).
Jangkrik termasuk serangga yang mengalami metamorfosis tidak sempurna.
Siklus hidupnya dimulai dari telur kemudian menjadi jangkrik muda (nimfa) dan
melewati beberapa kali stadium instar terlebih dahulu sebelum menjadi jangkrik
dewasa(imago) yang ditandai dengan terbentuknya dua pasang sayap
(Borror et al., 1992).
19. Kepik emas

Gambar Literatur Keterangan Gambar


Klasifikasi menurut ()

Secara umum morfologinya sama dengan kumbang-kumbang lainnya, yakni


terdiri atas kepala, toraks/dada, dan abdomen/perut. Terdapat sepasang antena
bersegmen dengan mulut tipe pengunyah, 3 pasang kaki dan 2 pasang sayap (sayap
sayap tipis dan elytra/sayap keras pelindung). Sedangkan abdomen bersegmen seperti
cincin dan berisi organ-organ pencernaan, pernapasan, dan seksual. Kepik emas
memiliki tubuh bundar dan memiliki sepasang sayap keras yang berwarna emas.
Sayap depan ordo ini (elytra) mengeras dan berfungsi melindungi tubuh serta sayap
belakang yang terlipat dibawah sayap depan pada saat hinggap. Pada sayap hinggap
kedua sayap depan membentuk satu garis lurus (Borror, 1992). Memiliki alat mulut
pengigit pengunyah, ada yang mulutnya muncul di ujung moncong yang memanjang.
Peranan serangga di alam sangat penting, diantaranya sebagai dekomposer
atau pengurai, serangga juga membantu penyerbukan pada tumbuhan dan sebagai
hama penyakit yang sangat merugikan petani (Borror et al, 1981).

20. Kumbang koksi

Gambar Literatur Keterangan Gambar

Klasifikasi

Kumbang koksi adalah salah satu serangga dari ordo Coleoptera. Kumbang
koksi mempunyai ciri khas pada sayap berwana merah dengan garis dan bercak hitam
yang bervariasi. Tubuhnya berbentuk bulat dengan sayap keras di punggungnya yang
disebut dengan elitra. Elitra berwarna oranye ditambah dengan pola seperti totol-totol
berwarna hitam yang bervariasi pada tiap individu. Elitra pada kembang koksi terlihat
kusam tidak mengkilat (Trisnadi, 2010). Fungsi elitra adalah sebagai pelindung sayap
belakang. Sayap belakangnya berwarna bening dan dilipat di bawah sayap depan. Saat
terbang, E.admirabilis mengepakkan sayap belakangnya secara cepat, sementara
sayap depan direntangkan untuk menambah daya angkat. Antena pada kumbang koksi
yang membantu bau rasa, dan sekitar area jelajahnya.  kembang koksi tidak dapat
melihat hanya bisa mencium bau untuk menemukan makanannya dan merasakan
mangsanya. 

Kumbang koksi memiliki kaki yang pendek serta kepala yang terlihat
membungkuk ke bawah. Posisi kepala seperti ini membantu saat makan hewan-hewan
kecil seperti kutu daun. Pada kakinya terdapat rambut-rambut halus berukuran
mikroskopis yang ujungnya seperti sendok. Rambut ini menghasilkan cairan yang
lengket, sehingga kumbang koksi bisa berjalan dan menempel di tempat-tempat licin
seperti pada kaca atau langit-langit.

Kumbang koksi merupakan salah satu hama pertanian. Kumbang memakan


daun tanaman budidaya seperti daun terong, semangka, pare dan labu, sehingga
merusak tanaman dan merugikan petani (Trisnadi, 2010). Kumbang koksi biasanya
meninggalkan jejak yang khas pada daun bekas makanannya dan tidak memakan urat
daunnya. Kumbang koksi di wilayah empat musim juga melakukan hibernasi (tidur
panjang di musim dingin). Kumbang koksi biasanya berkumpul dalam jumlah besar di
tempat-tempat seperti di bawah balok kayu, kulit batang, atau timbunan daun saat
berhibernasi

21. Semut merah

Gambar Literatur Keterangan Gambar

Klasifikasi semut merah menurut () :

Terdapat tiga bagian pada tubuh semut merah, yaitu: kepala, mesosoma
(dada), dan metasoma (perut). Morfologi semut api (merah) cukup jelas dibandingkan
dengan serangga lain yang juga memiliki antena, kelenjar metapleural, dan bagian
perut yang berhubungan ke tangkai semut membentuk pinggang sempit (pedunkel) di
antara mesosoma (bagian rongga dada dan daerah perut) dan metasoma (perut yang
kurang abdominal segmen dalam petiole). Petiole yang dapat dibentuk oleh satu atau
dua node (hanya yang kedua, atau yang kedua dan ketiga abdominal segmen ini bisa
terwujud).

Tubuh semut api memiliki eksoskeleton atau kerangka luar yang memberikan
perlindungan dan juga sebagai tempat menempelnya otot. Menurut Tarumingkeng
(2001) bahwa, semut api memiliki lubang-lubang pernapasan di bagian dada bernama
spirakel untuk sirkulasi udara dalam sistem respirasi mereka. Pada kepala semut api
terdapat banyak organ sensor. Semut api memiliki mata majemuk yang terdiri dari
kumpulan lensa mata yang lebih kecil dan tergabung untuk mendeteksi gerakan
dengan sangat baik. Mereka juga punya tiga oselus di bagian puncak kepalanya untuk
mendeteksi perubahan cahaya dan polarisasi. Semut api umumnya memiliki
penglihatan yang buruk, bahkan ada yang buta. Pada kepalanya juga terdapat
sepasang antena yang membantu semut api mendeteksi rangsangan kimiawi. Antena
ini juga digunakan untuk berkomunikasi satu sama lain dan mendeteksi feromon yang
dikeluarkan. Selain itu, antena semut api juga berguna sebagai alat peraba untuk
mendeteksi segala sesuatu yang berada di depannya. Pada bagian depan kepala juga
terdapat sepasang rahang atau mandibula yang digunakan untuk membawa makanan,
memanipulasi objek, membangun sarang, dan untuk pertahanan.

Di bagian dada semut api terdapat tiga pasang kaki dan di ujung setiap
kakinya terdapat semacam cakar kecil yang membantunya memanjat dan berpijak
pada permukaan. Semut disebut dengan serangga sosial karena kehidupannya yang
sangat suka bergotong royong, hidup bersama-sama seperti halnya dalam
bermasyarakat dan saling membantu satu sama lain. Koloni semut akan membantu
semut yang lainnya jika diserang oleh para musuh dengan beramai-ramai untuk
menyerang lawan (Srimawab, 1997).

22. Semut hitam


Gambar Literatur Keterangan Gambar

Klasifikasi semut hitam menurut () :

Tubuh semut terdiri atas tiga bagian, yaitu kepala, mesosoma (dada), dan
metasoma (perut). Tubuh semut, seperti serangga lainnya, memiliki eksoskeleton atau
kerangka luar yang memberikan perlindungan dan juga sebagai tempat menempelnya
otot. Pada kepala semut terdapat banyak organ sensor. Semut, layaknya serangga
lainnya, memiliki mata majemuk yang terdiri dari kumpulan lensa mata yang lebih
kecil an tergabung untuk mendeteksi gerakan dengan sangat baik. Mereka juga punya
tiga oselus di bagian puncak kepalanya untuk mendeteksi perubahan cahaya dan
polarisasi.

Pada kepalanya juga terdapat sepasang antena yang membantu semut


mendeteksi rangsangan kimiawi. Antena semut juga digunakan untuk berkomunikasi
satu sama lain dan mendeteksi feromon yang dikeluarkan oleh semut lain. Selain itu,
antena semut juga berguna sebagai alat peraba untuk mendeteksi segala sesuatu yang
berada di depannya. Pada bagian depan kepala semut juga terdapat sepasang rahang
atau mandibula yang digunakan untuk membawa makanan, memanipulasi objek,
membangun sarang, dan untuk pertahanan. Pada beberapa spesies, di bagian dalam
mulutnya terdapat semacam kantung kecil untuk menyimpan makanan untuk
sementara waktu sebelum dipindahkan ke semut lain atau larvanya.

Di bagian dada semut terdapat tiga pasang kaki dan di ujung setiap kakinya
terdapat semacam cakar kecil yang membantunya memanjat dan berpijak pada
permukaan. Sebagian besar semut jantan dan betina calon ratu memiliki sayap. Semut
disebut dengan serangga sosial karena kehidupannya yang sangat suka bergotong
royong, hidup bersama-sama seperti halnya dalam bermasyarakat dan saling
membantu satu sama lain. Koloni semut akan membantu semut yang lainnya jika
diserang oleh para musuh dengan beramai-ramai untuk menyerang lawan (Srimawab,
1997).

23. Semut hitam besar

Gambar Literatur Keterangan Gambar

Klasifikasi Semut hitam besar menurut () :

Berdasarkan literatur yang sudah ditemukan, secara morfologi antara semut


hitam kecil dan semut hitam besar tidak ada perbedaannya. Artinya setiap semut
memiliki ciri morfologi yang sama. Kemungkinan hanya berbeda ukuran. Dan
berdasarkan hasil pengamatan dirumah biasanya semut hitam besar berkoloninya
lebih sedikit daripada semut hitam yang kecil. Dan biasanya semut hitam kecil banyak
ditemukan di pohon dalam jumlah yang banyak. Sedangkan semut hitam yang besar
dbiasanya ditanah. Dan ketika menyerang mangsa gigitan dari semut hitam besar
lebih sakit.
Tubuh semut terdiri atas tiga bagian, yaitu kepala, mesosoma (dada), dan
metasoma (perut). Tubuh semut, seperti serangga lainnya, memiliki eksoskeleton atau
kerangka luar yang memberikan perlindungan dan juga sebagai tempat menempelnya
otot. Pada kepala semut terdapat banyak organ sensor. Semut, layaknya serangga
lainnya, memiliki mata majemuk yang terdiri dari kumpulan lensa mata yang lebih
kecil an tergabung untuk mendeteksi gerakan dengan sangat baik. Mereka juga punya
tiga oselus di bagian puncak kepalanya untuk mendeteksi perubahan cahaya dan
polarisasi.

Pada kepalanya juga terdapat sepasang antena yang membantu semut


mendeteksi rangsangan kimiawi. Antena semut juga digunakan untuk berkomunikasi
satu sama lain dan mendeteksi feromon yang dikeluarkan oleh semut lain. Selain itu,
antena semut juga berguna sebagai alat peraba untuk mendeteksi segala sesuatu yang
berada di depannya. Pada bagian depan kepala semut juga terdapat sepasang rahang
atau mandibula yang digunakan untuk membawa makanan, memanipulasi objek,
membangun sarang, dan untuk pertahanan. Pada beberapa spesies, di bagian dalam
mulutnya terdapat semacam kantung kecil untuk menyimpan makanan untuk
sementara waktu sebelum dipindahkan ke semut lain atau larvanya.

Di bagian dada semut terdapat tiga pasang kaki dan di ujung setiap kakinya
terdapat semacam cakar kecil yang membantunya memanjat dan berpijak pada
permukaan. Sebagian besar semut jantan dan betina calon ratu memiliki sayap. Semut
disebut dengan serangga sosial karena kehidupannya yang sangat suka bergotong
royong, hidup bersama-sama seperti halnya dalam bermasyarakat dan saling
membantu satu sama lain. Koloni semut akan membantu semut yang lainnya jika
diserang oleh para musuh dengan beramai-ramai untuk menyerang lawan (Srimawab,
1997).

24. Belalang daun

Gambar Literatur Keterangan Gambar

Klasifikasi belalang daun menurut (Campbell, 2003) :

Belalang ini disebut juga belalang daun karena bentuk dan warnanya seperti
daun hingga sulit dikenali jika berada diantara daun – daun. Tubuh belalang terdiri
dari 3 bagian utama, yaitu kepala, dada (thorax) dan perut (abdomen). Belalang juga
memiliki 6 enam kaki bersendi, 2 pasang sayap, dan 2 antena. Kaki belakang yang
panjang digunakan untuk melompat sedangkan kaki depan yang pendek digunakan
untuk berjalan. Meskipun tidak memiliki telinga, belalang dapat mendengar. Alat
pendengar pada belalang disebut dengan tympanum dan terletak pada abdomen dekat
sayap. Tympanum berbentuk menyerupai disk bulat besar yang terdiri dari beberapa
prosesor dan saraf yang digunakan untuk memantau getaran di udara, secara
fungsional mirip dengan gendang telinga manusia. Belalang bernafas dengan trakea
(Pracaya, 2008).
Belalang mempunyai 5 mata (2 compound eye, dan 3 ocelli). Belalang
termasuk dalam kelompok hewan berkerangka luar (exoskeleton). Contoh lain hewan
dengan exoskeleton adalah kepiting dan lobster. Belalang betina dewasa berukuran
lebih besar daripada belalang jantan dewasa, yaitu 58-71 mm sedangkan belalang
jantan 49-63 mm dengan berat tubuh sekitar 2-3 gram.

Sebagian besar belalang daun aktif di malam hari. Tetapi ada juga beberapa
spesies yang sudah jalan-jalan di siang hari. Pejantan menarik perhatian betina dengan
membunyikan suara dan melakukan perkawinan pada malam hari. Betina yang
bertelur akan meletakkan telurnya pada tanah atau tanaman menggunakan  ovipositor.

25. Belalang sembah

Gambar Literatur Keterangan Gambar

Klasifikasi belalang sembah menurut (Myers dkk, 2020) :

Berdasarkan hasil pengamatan, secara morfologi perbedaan dengan belalang


daun dan belalang kayu adalah belalang sembah memiliki leher yang lebih panjang
dari belalang yang lainnya. Belalang sembah juga berbeda ordo dengan yang lainnya,
yaitu masuk ke dalam ordo Mantodea.

Belalang sembah memiliki mata majemuk besar berjumlah sepasang di kepala


berbentuk segitiga dengan berbagai macam fungsi.Mereka menggunakan mata untuk
mendeteksi pergerakan mangsa dan memutar kepala mereka untuk membawa
mangsanya ke dalam bidang teropong pandang. Belalang sembah memiliki
kepala  yang dapat memutar 180 derajat. Pada kepala juga terdapat sepasang antena
yang digunakan sebagai indera pembau.

Sebagai serangga karnivora, belalang sembah memakan serangga lain seperti


Lalat jangkrik, kumbang, ngengat dan lebah. Namun, belalang sembah yang
berukuran lebih besar tidak jarang untuk memakan reptil kecil, burung dan bahkan
mamalia kecil. Untuk menangkap mangsanya, mantis menggunakan kamuflase
mereka untuk berbaur dengan lingkungan dan menunggu mangsa berada dalam jarak
mencolok. Mereka kemudian menggunakan kaki depan raptorial mereka untuk cepat
merebut korban.

Salah satu keunikan dari belalang sembah ini adalah pandai menyamar.
Penyamaran ini dilakukan untuk menghidari predator atau pada saat mencari mangsa.
Ketika belalang sembah masih muda, belalang sembah bunga akan menyerupai
kumbang pembunuh yang mempunyai gigitan yang sangat sakit. Penyamaran ini akan
menyelamatkan anak-anaknya daripada pemangsa (Sureshan, 2009).

26. Belalang kayu

Gambar Literatur Keterangan Gambar


Klasifikasi belalang kayu menurut (Campbell, 2003) :

Belalang kayu adalah serangga herbivora berwarna cokelat yang termasuk ke


dalam golongan ordo Orthopera. Biasanya banyak ditemui pada pohon ketela, jati, turi
dan lain-lain. Serangga ini termasuk salah satu hama daun yang penting karena
mempunyai kisaran inang (organisme tempat parasit tumbuh dan makan) yang luas
meliputi padi, jagung, rumput, kelapa dan palem.

Belalang kayu ini memiliki bentuk tubuh yang terdiri dari 3 bagian utama,
yaitu kepala, dada ( thorak ) dan perut ( abdomen ). Belalang kayu juga memiliki 6
kaki yang bersendi, 2 pasang sayap, dan 2 antena. Kaki bagian belakang panjang yang
digunakan untuk melompat dengan jauh dan tinggi, sedangkan kaki bagian depan
pendek digunakan untuk berjalan.

Belalang kayu juga memiliki 5 mata ( 2 compound eye dan 3 ecelli ). Belalang
kayu ini termasuk hewan serangga yang bernafas menggunakan trakea, dan masuk
kedalam kelompok hewa berkerangka luas ( exoskeleton ). Belalang kayu dewasa
betina memiliki ukuran lebih besar dibandingkan dengan belalang jantan dewasa yaitu
berkisar 58-71 mm sedangkan belalang jantan dewasa berkisar 49-63 mm dengan
berat tubuh rata - rata mencapai 2-3 gram.

Belalang kayu dimanfaatkan sebagai sumber protein hewani terutama di


Kabupaten Gunungkidul, bahkan menjadi ikon untuk oleh-oleh khas Gunungkidul dan
inspirasi corak batik. Di sisi lain belalang inimenjadi hama di beberapa daerah
perkebunan dan hutan-hutan produksi.

27. Undur – undur

Gambar Literatur Keterangan Gambar

Klasifikasi undur – undur menurut (Staff, 2019) :

28. Capung biasa

Gambar Literatur Keterangan Gambar

Klasifikasi capung menurut (Myers dkk, 2020) :

Capung termasuk dalam kelompok insekta atau serangga yang memiliki ciri-
ciri terdiri atas tiga bagian yaitu: kepala (caput), dada (toraks), dan perut (abdomen).
Kepala capung relatif besar dibanding tubuhnya, bentuknya membulat/memanjang ke
samping dengan bagian belakang berlekuk ke dalam. Bagian yang sangat menyolok
pada kepala adalah sepasang mata majemuk yang besar yang terdiri dari banyak mata
kecil yang disebut ommatidium. Di antara kedua mata majemuk tersebut terdapat
sepasang antena pendek, halus seperti benang (Aswari, 2003). 
Mulut capung berkembang sesuai dengan fungsinya sebagai pemangsa, bagian
depan terdapat labrum (bibir depan), di belakang labrum terdapat sepasang mandibula
(rahang) yang kuat untuk merobek badan mangsanya. Di belakang mandibula terdapat
sepasang maksila yang berguna untuk membantu pekerjaan mandibula, dan bagian
mulut yang paling belakang adalah labium yang menjadi bibir belakang.

Bagian dada (toraks) terdiri dari tiga ruas adalah protoraks, mesotoraks, dan
metatoraks, masing-masing mendukung satu pasang kaki. Menurut fungsinya kaki
capung termasuk dalam tipe kaki raptorial yaitu kaki yang dipergunakan untuk berdiri
dan menangkap mangsanya. Abdomen terdiri dari beberapa ruas, ramping dan
memanjang seperti ekor atau agak melebar. Ujungnya dilengkapi tambahan seperti
umbai yang dapat digerakkan dengan variasi bentuk tergantung jenisnya (Watson et
all., 1991)

Sayap capung bentuknya khas yaitu lonjong/memanjang dan tembus pandang,


kadang-kadang berwarna menarik seperti coklat kekuningan, hijau, biru, atau merah.
Lembaran sayap ditopang oleh venasi (Aswari, 2003). Para ahli mengidentifikasi dan
membedakan capung dengan melihat susunan venasi pada sayap.

29. Capung jarum

Gambar Literatur Keterangan Gambar

Klasifikasi capung jarum menurut (Myers dkk, 2020) :

Perbedaan capung jarum dengan capung biasa, yaitu keduanya memiliki


perbedaan yang cukup jelas, dari bentuk mata, sayap, tubuh dan perilaku terbangnya.
Capung biasa memiliki sepasang mata majemuk yang menyatu, ukuran tubuh yang
relatif besar dari pada capung jarum, ukuran sayap depan lebih besar dari pada sayap
belakang serta posisi sayap terentang saat hinggap, dan mampu terbang cepat dengan
wilayah jelajah luas.

Capung termasuk dalam kelompok insekta atau serangga yang memiliki ciri-
ciri terdiri atas tiga bagian yaitu: kepala (caput), dada (toraks), dan perut (abdomen).
Kepala capung relatif besar dibanding tubuhnya, bentuknya membulat/memanjang ke
samping dengan bagian belakang berlekuk ke dalam. Bagian yang sangat mencolok
pada kepala adalah sepasang mata majemuk yang besar terdiri dari banyak mata kecil
yang disebut ommatidium. Di antara kedua mata majemuk tersebut terdapat sepasang
antena pendek, halus seperti benang (Patty, 2006:11).

Mulut capung berkembang sesuai dengan fungsinya sebagai pemangsa, bagian


depan terdapat labrum (bibir depan), di belakang labrum terdapat sepasang mandibula
(rahang) yang kuat untuk merobek badan mangsanya. Di belakang mandibula terdapat
sepasang maksila yang berguna untuk membantu pekerjaan mandibula, dan bagian
mulut yang paling belakang adalah labium yang menjadi bibir belakang (Patty,
2006:11).

Bagian dada (toraks) terdiri dari tiga ruas adalah protoraks, mesotoraks, dan
metatoraks, masing-masing mendukung satu pasang kaki. Menurut fungsinya kaki
capung termasuk dalam tipe kaki raptorial yaitu kaki yang dipergunakan untuk berdiri
dan menangkap mangsanya. Abdomen terdiri dari beberapa ruas, ramping dan
memanjang seperti ekor atau agak melebar.

Capung juga bergantung pada habitat perairan seperti sawah, sungai, kolam,
dan rawa, karena tempat tersebut dijadikan sebagai tempat berkembang biak dan
memperoleh makanan. Dalam ekosistem pada habitat sawah maupun sungai dan
rawa-rawa, capung juga berfungsi sebagai serangga predator baik dalam bentuk nimfa
maupun dewasa, capung memangsa berbagai jenis serangga serta organisme lain
termasuk serangga lain dan hama tanaman yang bersifat merugikan (Saputri,dkk.
2013:12).

30. Kupu – kupu

Gambar Literatur Keterangan Gambar

Klasifikasi kupu – kupu menurut (Ambar Lestari, 2012) :

Kupu – kupu memiliki tubuh yang terdiri dari 3 bagian yaitu kepala (cephal),
dada (thorax), dan perut (abdomen). Peran menguntungkan dari kupu – kupu yaitu
sebagai polinatir yang membantu dalam proses penyerbukan, pemakan bahan organik
dan sebagai bahan penelitian. Sedangkan peran merugikan kupu – kupu yaitu ketika
kupu -kupu masih berada dalam fase larva yang cenderung menjadi hama karena
dapat merusak tanaman dengan memakan bagian daunnya (Jurnas, 2000).

Secara sederhana, kupu-kupu dibedakan dari ngengat alias kupu-kupu malam


berdasarkan waktu aktifnya dan ciri-ciri fisiknya. Kupu-kupu umumnya aktif di waktu
siang (diurnal), sedangkan ngengat kebanyakan aktif di waktu malam (nocturnal).
Kupu-kupu beristirahat atau hinggap dengan menegakkan sayapnya, ngengat hinggap
dengan membentangkan sayapnya. Kupu-kupu biasanya memiliki warna yang indah
cemerlang, ngengat cenderung gelap, kusam atau kelabu. Meski demikian, perbedaan-
perbedaan ini selalu ada perkecualiannya, sehingga secara ilmiah tidak dapat
dijadikan pegangan yang pasti.

31. Ngengat

Gambar Literatur Keterangan Gambar

Klasifikasi ngengat menurut (Arenberger, 1989) :


Menurut Arenberger dan Gielis (1989) Segmen perut ngengat belang coklat dan
putih, tetapi warnanya tidak begitu terang dan kontras, melainkan lebih buram. Rentang
sayap sekitar 15 mm. Sayap depan bagian tengah berwarna putih. Pelebaran pita pada 1/3
dari dorsum menghilang. Bagian putih pada distal diselingi garis longitudinal berwarna
coklat.

Ngengat kebanyakan aktif di waktu malam hari. Ngengat hinggap dengan


membentangkan sayapnya. Ngengat sangat berhubungan dekat dengan kupu – kupu dan
keduanya masuk dalam ordo Lepidoptera.

G. Kesimpulan
H. Diskusi
I. Daftar Pustaka
Agung, M. 2007. Penelusuran Efektivitas Beberapa Bahan Alam Sebagai Kandidat
Antibakteri Dalam Mengatasi Penyakit Vibriosisis Pada Udang Windu. Jatinangor :
Makalah Kajian Kepustakaan UNPAD

APIARI, 2003. Lebah madu, cara beternak & pemanfaatan. Cet 1. Jakarta: Penebar Swadaya.

Nugroho, Hari. 2015. Pengendalian Hama. Magelang : Sinar Harapan

Motoh, H. 1979. Edible crustaceans in Phillippines Scylla serrata, in A series. Asian


Aquaculture, 2(1) : 5
J. Lampiran

Anda mungkin juga menyukai