Anda di halaman 1dari 8

Latar Belakang

Kadal (Mobouya multifasciata) merupakan salah satu hewan Vertebrata yang di


golongkan dalam reptil. Kadal merupakan hewan yang biasa hidup di tempat
lembab dan mempunyai kebiasaan tinggal di daerah persawahan dan dekat
dengan perairan. Kadal biasanya mempunyai dua pasang anggota badan
yang bersifat pentadactil. Secara luas, pengertian kadal juga mencakup
kelompok cicak, tokek, bunglon, cicak terbang, biawak, iguana dan lain-lain.
Sedangkan secara sempit, istilah kadal dalam bahasa Indonesia biasanya
merujuk terbatas pada kelompok kadal yang umumnya bertubuh kecil,
bersisik licin berkilau dan hidup di atas tanah (Miralles et al, 2009).
Tubuh kadal terdiri dari kepala (caput) yang bentuknya pipih dan meruncing
ke bagian ujungnya, badan (truncus) berbentuk bulat memanjang, dan ekor
(cauda) yang berbentuk bulat panjang meruncing ke ujungnya, cukup kukuh
dan bersisik. Kadal mempunyai ekor tunggal dan mudah putus sebagai alat
perlindungan diri dari predator atau biasa dikenal autotomi. Kadal mempunyai
tanduk pada sisik yang berguna untuk mencegah hilangnya kelembaban dari
tubuh juga untuk memudahkan bergerak. Kadal memiliki lidah yang
bercabang yang mempunyai fungsi untuk mendeteksi adanya mangsa di
sekitar lingkungannya (Ibrahim et al, 2003).

Tubuh kadal tertutupi oleh kulit yang kering dengan sisik-sisik zat tanduk di
permukaannya tanpa adanya kelenjar-kelenjar berlendir. Bagian perut kadal
mempunyai sisik berwarna putih kekuning-kuningan, pada bagian punggung
berwarna antara kuning coklat sampai coklat tua. Warna sisik pada kadal
tergantung dari umur, jenis kelamin, keadaan lingkungan dan keadaan
fisilogis tubuhnya (Radiopoetro, 1991).

Tujuan
Tujuan praktikum kali ini adalah untuk mengetahui morfologi dan anatomi
Kadal (Mabouya multifasciata).

TINJAUAN PUSTAKA
Kadal dari genus Mabouya banyak macamnya, Kadal ini tersebar di banyak
lokasi di dunia, di Indonesia. Spesies Kadal yang umum ditemukan
adalah Mabouya multifasciata. Kadal merupakan hewan berkaki empat,
kebanyakan hidup di atas tanah berumput, diantara bebatuan, pepohonan,
ada juga yang hidup di gurun pasir. Umumnya kulit mengkilap dan berwarna
kehijauan sampai coklat. Kulit hewan ini bersisik sehingga
mudah beradaptasi di udara kering (Miralles et al, 2009).
Mabouya multifasciata dikenal sebagai Many-lined Sun Skink merupakan jenis
kadal (M. multifasciata) yang paling sering ditemukan dan jumlahnya masih
banyak. ditemukan pada lantai hutan dan sering ditemukan di beberapa
tempat. jenis ini sering ditemukan di daerah terbuka dari sinar matahari dan
habitatnya juga meluas sampai pemukiman manusia (Ibrahim et al, 2003).
M. multifasciatamempunyai kulit yang bersisik dan kering. Kulitnya yang
kurang menembus air, sehingga cairan yang hilang dari badan melalui kulit
sedikit. Tulang rusuk pada kadal dapat bergantian merenggang kemudian
merapat karena terdapat perangkat otot-otot tulang rusuk yang yang
berlawanan (Kimball, 1991).
Tubuh kadal (M. multifasciata) memanjang, tertekan lateral, berkaki empat,
kuat dan dapat digunakan untuk memanjat. Mandibula bersatu di bagian
anterior dan tulang pterigoid, berkontak dengan tulang kuadrat. Kelopak mata
dapat digerakkan. Sabuk pectoral dapat berkembang baik dan mulut lengkap.
Ekornya digunakan untuk keseimbangan gerak ketika berlari (Ibrahim et al,
2003).
Kadal (M. multifasciata) mencari makan di atas tanah dan memanjat dahan-
dahan tanaman untuk memangsa ulat. Hewan ini menggali lubang di tanah
untuk membuat sarang di mana ia menemukan sarang rayap, hama yang
membusukkan akar dan batang tanaman. Ia juga memangsa larva penyerang
akar tanaman (Porat, 2008).
Subordo lacertilia pada bagian rahang bawah bersatu sehingga kadal
(M. multifasciata) kurang dapat membuka mulutnya. Hewan ini mempunyai
dua pasang anggota badan yang bersifat pentadactil. Membran thympani
tidak cembung dan celah auris external jelas terlihat. Palpebra superior dan
inferior dapat digerakkan, juga membran nictitansnya (Radiopoetro, 1991).
M. multifasciata mempunyai kemampuan bergenerasi pada bagian ujung ekor
yang lepas. Hal ini terjadi jika ekor kadal (M. multifasciata) dipegang, maka
vertebrata ini akan melepaskan ekornya untuk melarikan diri (Storer dan
Usinger, 1957). Fertilisasi kadal termasuk fertilisasi internal. Kadal bersifat
ovovivipar dan menghasilkan telur dengan banyak kuning telur, dan telur itu
tumbuh dan berkembang dalam oviduk hewan betina. Embrio dikelilingi oleh
amnion, chorion, dan alantois (Brotowidjoyo, 1993).
MATERI DAN METODE
 Materi
Alat yang digunakan adalah bak preparat, pinset, pisau, gunting bedah, jarum
penususk.

Bahan yang digunakan adalah Kadal (M. multifasciata), air kran, kloroform,
formalin, dan tissue.
 Metode
Cara kerja praktikum ini adalah sebagai berikut:

1. Kadal dimasukkan ke larutan eter dan dibiarkan sampai mati lemas.


2. Setelah mati Kadal dibedah. Pembedahan dimulai dengan pengguntingan di depan
lubang kloaka ke sisi kiri dan kanan tubuh kemudian ke arah depan melewati kaki
depan smpai ke tengah rahang atas.
3. Hemipenis kadal dapat diketahui dengan cara menekan pangkal ekor.
4. Bagian-bagian rongga mulut dapat diketahui dengan cara menggunting kedua
sudut mulut lebar-lebar, rahang dibuka kemudian ditarik bagian atas dan bawah,
maka bagian dalam akan kelihatan.
5. Bagian-bagian dalam tubuh reptil diamati dan digambar serta diberi keterangan
gambar.

HASIL DAN PEMBAHASAN


 HasiL
 Pembahasan
Kadal (M. multifasciata) tergolong ordo squamata yang mencakup 6.000
species yang masih hidup. Kadal yang memiliki sub-ordo lacertilian mencakup
kira-kira 180 species dan sekitar 20 genus yang tersebar di seluruh Eropa,
Asia, dan Afrika. Kebanyakan Kadal merupakan penghuni permukaan tanah,
meskipun sebagian memiliki kebiasaan memanjat pada pepohonan maupun
bebatuan (Djuhanda, 1980).
Warna sisik pada tubuhnya tergantung dari umur, jenis kelamin, dan keadaan
fisiologis tubuhnya. Kadal jantan memiliki kepala yang besar dari kepala
betina. Ekornya secara khas mirip cambuk dan bentuknya bulat dan panjang
meruncing ke ujungnya dan mudah putus. Perbedaan antara Kadal betina
dan Kadal jantan adalah pada Kadal jantan terdapat sepasang testis,
sedangkan pada Kadal betina memiliki ovarium. Kadal jantan testis yang
sebelah kiri lebih tinggi daripada testis yang sebelah kanan, sepasang ginjal
dan hemipenis. Kadal betina memiliki sepasang ostium tuba, oviduct, dan
ovarium. Sistem pencernaan Kadal dibangun oleh kelenjar racun dari kelenjar
saliva. Modifikasi racun saliva terdapat 2 perbedaan racun, tergantung pada
jenis Kadal (Bratowidjoyo, 1993).

Paru-paru Kadal sudah berkembang baik dan ukurannya cukup besar. Bagian
sirkulasi Kadal berupa jantung yang dibungkus membran transparan
(pericardium) dan dibatasi oleh endokardium. Sistem respiratoria terdiri dari
struktur yang terletak diantara nostril dan paru-paru yaitu glottis dan laring
(Storer dan Usinger, 1957).
Respirasi dimulai dengan masuknya udara ke nares externa, kemudian
masuk ke nares interna melalui glottis sebagai celah lingua menuju ke laring.
Laring tersusun atas tiga buah tulang rawan dan berisi beberapa pasang pita
suara. Udara kemudian menuju trakhea yang bercabang menjadi dua bronchi
yang kemudian masing-masing menuju paru-paru (Jasin, 1989).

Sistem urogenital Kadal terdiri dari sepasang ginjal, dari ginjal keluar ureter
yang bermuara di kloaka. Pangkal ureter terdapat vesica urinaria. Organ
urogenital jantan terdiri atas sepasang testis, epidermis, vas deferens, dan
sepasang hemipenis. Hemipenis merupakan alat kopulasi yaitu untuk
memasukkan sperma dalam tubuh Kadal betina, sehingga kadal jantan
mengadakan fertilisasi internal (Jasin,1989).

Rahang pada mulut Kadal bermacam-macam bentuknya sesuai dengan


bentuk dan ukuran giginya. Ekskresi Kadal adalah semisolid seperti burung
dan kebanyakan reptil lainnya. Kadal jantan mempunyai 2 hemipenis yang
terletak di samping kloaka (Storer dan Usinger, 1957).

Hasil pengamatan kadal jantan didapatkan bahwa pada kulit Kadal terdapat
squamae epididymis. Hal itu sesuai dengan pernyataan Radiopoetro (1991),
bahwa squamae pada Kadal berbentuk tanduk dan terletak pada lapisan
dernal yang menulang. Lapisan terluar dari integumentum yang menanduk
tidak mengandung sel-sel saraf dan pembuluhan darah, bagian inti mati, dan
lama-lama akan mengelupas. Permukaan lapisan epidermal mengalami
keratinitasi, lapisan keratin ini ikut hilang apabila Kadal berganti kulit.

KESIMPULAN DAN SARAN


Kesimpulan
Berdasarkan tujuan dan pembahasan, maka dapat diambil kesimpulan
sebagai berikut:

1. Tubuh Kadal (M. multifasciata) terbagi tiga yaitu: kepala, badan, dan ekor. Kadal
mempunyai sistem pernapasan, reproduksi, ekskresi, peredaran darah, dan
persyarafan.
2. Sistem pencernaan pada Kadal terdiri dari hepar, gastrum, lien, pankreas,
duodenum, ductus choleodocus, rectum dan kloaka.
3. Sistem respirasi pada Kadal terdiri dari trachea, larink, bronchus dan pulmo.
4. Sistem ekskresi Kadal terdiri dari ginjal, kantong kemih, dan ureter.
5. Sistem genitalia Kadal jantan terdiri dari testis, epididimis, dan ductus wolffi.
Saran
Sebaiknya alat praktikum disediakan lebih lengkap, sehingga praktikan tidak
kesulitan dalam membedah kadal. Dan sebaiknya menggunakan pisau yang
sebelah tajam dan sebelah tumpul.

DAFTAR REFERENSI
Brotowijoyo, 1993. Zoologi Dasar. Erlangga, Jakarta.
Djuhanda, T. 1980. Anatomi Empat spesies Vertebrata. Americo, Bandung.
Ibrahim, J., Anuar, S., Norhayati, A., Shukor, Shahriza, Ain, N., Zalipah, N.,
Rayan, M. 2003. “An annotated checklist of Hepetofauna of Langkawi Island,
Malaysia” Malayan Nature Journal. Vol. 57, Edisi IV, h. 368-381.
Jasin, M. 1989. Sistematik Hewan Invertebrata dan Vertebrata untuk Universitas
Cetakan Ketiga. Sinar Wijaya, Surabaya.
Kimball, J. W. 1991. Biologi Jilid 3. Erlangga, Jakarta.

Miralles, A., Chaparro, J.C., Harvey, M.B. 2009. Aurilien Three Rare Enigmatic
South American skins, Zootaxa Vol. 2012, h. 47-68.
Porat, E. 2008. Menakar Manfaat Predator di Kawasan Wanatani Kopi. Direktorat
Jenderal Perlindungan Hutan dan konservasi Alam, Jakarta.
Radiopoetra. 1991. Zoologi. Erlangga, Jakarta.
Storer, Tracy and Usinger, R. 1961. Elements of Zoology. Mc Graw Hill Book
Company, London.
B. Pembahasan
Menurut Radiopoetro (1977), kadal (Mabouya multifasciata) dapat diklasifikasikan
sebagai berikut :
Phylum : Chordata
Subphylum : Vertebrata
Class : Reptilia
Ordo : Squamata
Subordo : Lacertilia
Famili : Scincidae
Genus : Mabouya
Spesies : Mabouya multifasciata
Hasil pengamatan kadal (Mabouya multifasciata) jantan didapatkan bahwa pada kulit
kadal terdapat squamae epididymis. Squamae pada kadal berbentuk tanduk dan terletak pada
lapisan dernal yang menulang. Lapisan terluar dari integumentum yang menanduk tidak
mengandung sel-sel saraf dan pembuluhan darah, bagian inti mati, dan lama-lama akan
mengelupas. Permukaan lapisan epidermal mengalami keratinitasi, lapisan keratin ini ikut hilang
apabila kadal berganti kulit (Radiopoetro, 1997).
Sistem pencernaan kadal dibangun oleh kelenjar racun dari kelenjar saliva. Mulut
mamalia mengeluarkan cairan enzim pencernaan. Modifikasi racun saliva terdapat 2 perbedaan
racun, tergantung pada jenis kadal (Moment, 1967). Sistem pencernaan kadal meliputi cavum
oris, pharynx, oesophagus, gastrum, intestinum, dan cloaca. Cavum oris dilanjutkan ke pharynx,
oesophagus, dan lambung (gastrum). Lambung kemudian dilanjutkan menuju usus (intestine),
rectum dan cloaca. Cloaca merupakan muara tiga saluran yaitu tempat mengeluarkan sisa
pencernaa, sekret, dan untuk reproduksi (Brotowidjojo, 1995).
Sistem sirkulasi pada Mabouya multifasciata berupa jantung yang memperlihatkan
kemajuan bila dibandingkan dengan jantung Amphibian. Aliran darah dari arteri dan vena tidak
seluruhnya terpisah. Jantung dibungkus oleh suatu membran transparan, yaitu pericardium dan
dibatasi oleh endokardium (Parker dan Haswel, 1978).
Sistem urogenital kadal terdiri dari sepasang ginjal, dari ginjal keluar ureter yang
bermuara di cloaca. Pada pangkal ureter terdapat vesica urinaria. Organ urogenital jantan terdiri
atas sepasang testis, epididymis, vas defferens, dan sepasang hemipenis. Hemipenis merupakan
alat kopulasi yaitu untuk memasukkan sperma dalam tubuh kadal betina, sehingga kadal jantan
mengadakan fertilisasi internal (Jasin,1989).
Perbedaan kadal jantan dan kadal betina dapat dilihat dari hasil praktikum ini. Ukuran
tubuh kadal jantan lebih besar dan lebih panjang dari pada kadal betina. Pada kadal jantan organ-
organ urogenitalnya terdiri dari testis, epididymis, vas defferens, ren (ginjal), ureter, hemipenis,
vesica urinaria, dan cloaca. Pada kadal betina terdiri dari osteum tuba, ovarium, tuba falopii, ren,
ureter, vesica urinaria, dan cloaca. Selain itu, kadal jantan memiliki warna tubuh yang lebih
cerah karena untuk menarik kadal betina (Radiopoetro, 1977).

IV. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil pembahasan sebelumnya dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :
1. Tubuh kadal terbagi tiga yaitu caput (kepala), truncus (badan), dan cauda (ekor).
2. Kadal memiliki ciri khusus yaitu terdapat zat tanduk diseluruh permukaan tubuhnya,
mempunyai ekor dan dua pasang anggota badan bersifat pentadektil yaitu extrimitas anterior dan
extrimitas posterior.
3. Sistem pencernaan kadal (Mabouya multifasciata) meliputi cavum oris, pharynx, oesophagus,
ventriculus, intestinum crasum, dan cloaca.
4. Sistem pernapasan kadal diawali dari rima glottis, larynx, trachea, annulus trachealis (trachea
yang tersusun dari cincin tulang rawan), broncus, branchiolus, bifurcatio trachea (percabangan
trachea), dan sepasang pulmo.
5. Kadal jantan memiliki hemipenis, memiliki sepasang testis (testis sebelah kiri lebih tinggi
daripada sebelah kana) sedangkan kadal betina memiliki ovum.
6. Sistem ekskresi kadal terdiri dari ginjal, ureter, vesica urinaria, dan bermuara pada cloaca.

Anda mungkin juga menyukai