Anda di halaman 1dari 25

REALATIVITAS – part 3

Dinamika Relativistik
PENDAHULUAN
• Kedua postulat Einstein menuntun kita kepada suatu
penafsiran “relatif” baru terhadap konsep-konsep mutlak
yang dianut sebelumnya seperti panjang dan waktu. Pun
konsep klasik kita tentang laju relatif tidak lagi benar.
• Sejauh mana revolusi konsep ini megubah penafsiran kita
terhadap berbagai konsep fisika?
• Apakah besaran-besaran dinamika yang lazim kita kenal,
seperti massa, energi, momentum, dan gaya tetap berlaku??
Ataukah kita harus mempunyai konsep baru lagi bagi
besaran-besaran dinamika ini?? Bagaimana halnya dengan
hukum-hukum fisika klasik, seperti kekekalan energi dan
kekekalan momentum liner??
a. Massa Relativistik
• Dalam mekanika klasik, berlaku hukum kekekalan
momentum yang menyatakan bahwa ketika dua
benda bertumbukan, momentum total sistem
adalah konstan, dengan anggapan sistem terisolasi
(kedua benda hanya berinteraksi satu sama lain).
• Kekekalan momentum adalah suatu hukum fisika,
yang menurut postulat ke-1 relativitas khusus
haruslah berlaku untuk semua kerangka acuan
yang bergerak dengan kecepatan konstan.
Mari kita periksa 
Hukum Newton di kerangka O :
 
v
F  ma
dx
v' 
dt
O’ Hukum Newton di kerangka O’ :
 
F '  ma '
m F, a

1  

3
2 2 2
O d x'
ax '  2
 ax 3
dt '  vxv 
1  2 
 c 
v  vyv 
 1  
2

 1  
3
2 2 2  2 
c d y'  c 
Hukum
HukumNewton
Newton ay ' 
dt ' 2
 ay 2
 ax 3
 vxv   vxv 
tidak
tidakinvarian
invarian 1  c2 
 
1  c 2 
 
terhadap
terhadap 2  v v 

    a
3
 1     z2 
Transformasi
2 2
2
d z' 1  c 
Transformasi az '  2
 az 2 x 3
Lorentz dt '
Lorentz!!!  vxv   vxv 
!!! 1  2 
c 
1  2 
c 
 
Lalu bagaimana akibatnya terhadap hukum-hukum fisika klasik?

Hukum
Hukum Newton
Newton

Hukum
Hukum Kekekalan
Kekekalan
Energi
Energi

Hukum
Hukum Kekekalan
Kekekalan Hukum
Hukum Kekekalan
Kekekalan
Momentum
Momentum Momentum
Momentum Sudut
Sudut
Mari kita bahas dampaknya melalui contoh berikut 

Benda bermassa m diperlambat hingga berhenti

p y’ = 0

d’

v py’ = m’vy’

O’
O

Pada
Padakerangka
kerangkaO’O’: : Pada
Padakerangka
kerangkaOO: :
••Partikel
Partikelbermomentum
bermomentumppy’y’ ••Partikel
Partikelbermomentum
bermomentumppy y
diperlambat
diperlambat hingga
hinggamencapai
mencapai diperlambat
diperlambat hingga
hinggamencapai
mencapai
jarak
jarakd’.
d’. jarak
jarakdd==d’.
d’.

ppyy==ppyy’’
Namun, jika kita melihat dari kerangka acuan O dan O’, ternyata kita dapatkan bahwa
momentum di kedua kerangka acuan ini tidak memenuhi hukum kekekalan momentum klasik.
Let’s see it!
Benda bermassa m diperlambat hingga berhenti

p y’ = 0

d’

v py’ = m’vy’

O’
O

py '  m ' vy ' py  m


vy ' v2 v2
1  2  mv y ' 1  2
 1 
vx ' v
c2
c c

py '  py
• Menurut postulat ke-1 relativitas khusus,
kekekalan momentum sebagai hukum fisika
haruslah berlaku bagi semua kerangka acuan
inersial. Oleh karena itu, bagi kecepatan yang
mendekati kecepatan cahaya, definisi momentum
dalam mekanika klasik, yaitu p = mv haruslah
diubah.
• Kita ketahui bahwa semua kecepatan telah kita
tangani dengan benar, sehingga dengan mengingat
bahwa momentum hanyalah melibatkan massa
dan kecepatan, maka kesalahan tentu terletak
pada penanganan kita terhadap massa.
Mari kita lihat kasus lainnya... Tapiiiiii...
Kita pahami dulu simulasi berikut ini
(open in macromedia flash player yess) 
Mari kita lihat simulasi tadi dalam bentuk dua dimensi (2-D)
Dua benda bermassa sama saling bertumbukan

u v
u’’
v v v’ v’

u u’’
O O’
u u’

v v
u’
u

2v
v' 
 v2 
1  c 2 
 
u v2
    u' 1 
m  vi   m  vi   m  vi   m  vi   v2  c2    
m  0i   m  v ' i   m  0i   m  v ' i 
1  2 
     c 
m  uj   m  uj   m  uj   m  uj 
   
u v2
m  u ' j   m  u '' j   m  u ' j   m  u '' j 
u ''  1 2
Hukum kekekalan momentum  v2  c Hukum kekekalan momentum
1  2 
berlaku  c  tidak berlaku
Sejalan dengan bahasan kita tentang penyusutan panjang
dan pemuluran waktu, marilah kita menganggap
bahwa bagi besaran massa terdapat pula pertambahan
massa relativistik, menurut hubungan berikut:
v
mo

m0
m0 
 m v = kecepatan gerak
2
v benda bermassa m0
1 2
c
m = γ mo
• mo disebut massa diam, seperti dengan waktu sejati dan
panjang sejati, massa diam diukur terhadap kerangka acuan
(pengamat) yang terhadapnya benda adalah diam.
• “Dalam kerangka acuan lainnya, massa relativistik m selalu
akan lebih besar dari massa diam mo dengan faktor γ”.
Beberapa buku menuliskan mo γ sebagai m, dan
mendefinisikannya sebagai massa inersial atau massa
relativistik, serta menyebutkan bahwa massa benda bertambah
seiring dengan pertambahan kecepatannya. Hal ini kurang
tepat! Sebenarnya pendefinisian ini bertujuan menggunakan
pemahaman mekanika klasik (dengan sedikit modifikasi
tentunya) untuk kasus relativistik, yaitu agar rumus
momentum tetap dapat dituliskan p = mv. Namun
pendekatan ini terlalu dipaksakan, karena mekanika
relativistik adalah hal yang berbeda.
Massa Sebagai Ukuran Energi

Sehingga permasalahan tentang pemercepatan


objek mencapai atau melampaui laju cahaya
dapat dijelaskan yaitu ketika laju objek
menghampiri laju cahaya, massanya menjadi
besar sekali, sehingga gaya yang bekerja
menjadi kurang efektif untuk menghasilkan
suatu percepatan. Pada saat massanya menjadi
tidak hingga, maka tidak ada lagi percepatan
yang dapat dihasilkan oleh suatu gaya hingga,
dengan demikian kita tidak pernah dapat
mencapai atau melampaui laju cahaya.
b. Momentum Relativistik
• Telah kita pelajari bahwa ketika kita berurusan dengan
kecepatan yang sangat tinggi, transformasi Galileo (fisika
klasik) harus di ubah menjadi Transformasi Lorentz (fisika
relativitas).
• Dalam fisika klasik, kita mendefinisikan momentum suatu
parikel bermassa mo yang bergerak dengan kelajuan u
sebagai mou. Jika kita gunakan definisi ini pada proses
tumbukan relativistik (tumbukan yang melibatkan
kecepatan yang sangat tinggi), ternyata momentum menjadi
tidak kekal. Padahal menurut Einstein semua hukum fisika
selalu sama pada semua bentuk kerangka inersial.
• Untuk mendefinisikan momentum relativistik, ada 2 hal
yang perlu diingat, yaitu:
1. Momentum relativistik harus mendekati nilai mou ketika
kelajuan benda sangat kecil dibandingkan c (u <<< c).
2. Momentum relativistik harus mememnuhi hukum
kekekalan momentum ketika diterapkan pada proses
tumbukan relativitas (tumbukan dengan kelajuan tinggi).

• Kembali pada permasalahan kita sebelumnya pada Gambar


massa yang diperlambat hingga berhenti, marilah kita
periksa bagaimana definisi massa relativistik ini
mempertahankan kekekalan momentum dalam kerangka
acuan O dan O’.
Dengan mengganti massanya menjadi massa relativistik dan kecepatan pada
Transformasi Galileo menjadi kecepatan pada Transformasi Lorentz, maka kita
dapatkan:
Benda
Bendabermassa
bermassammdiperlambat
diperlambathingga
hinggaberhenti
berhenti

Kerangka
KerangkaOO Kerangka
KerangkaO’
O’

m0
py  mvy  vy
v2  vy2
1
c2
m0  v2  py '  m 'vy '
  vy ' 1  2 
2  c 
 v2  
v   vy ' 1 2 
2
m0
1

 c   vy '
2
c2 vy '
m0  v2  1

 v2  
 vy ' 1  2 
v y2   c  c2
 1  2   1  2 
 c  c 
m0
 vy '  py '
2
v
1  y2
c
Selanjutnya, permasalahan pada Gambar dua massa yang saling bertumbukan,
marilah kita periksa bagaimana definisi massa relativistik ini mempertahankan
kekekalan momentum dalam kerangka acuan O dan O’.

Dua
Duabenda
bendabermassa
bermassasaling
salingbertumbukan
bertumbukan
m0  m0  m0  m0 
 
vi  
 vi  
vi  
 vi
v2  u 2 v2  u 2 v2  u 2 v2  u 2
1 1 1 1
Kerangka c2 c2 c2 c2
KerangkaOO
m0  m0  m0  m0 
 
uj  
 uj  
uj  
uj
v2  u 2 v2  u2 v2  u 2 v2  u 2
1 1 1 1
c2 c2 c2 c2

m0  m0  m0  m0 
 
0i  
 v ' i  
0i  
 v ' i
u '2 v '2  u ''2 u '2 v '2  u '' 2
1 2 1 1 2 1
c c2 c c2
Kerangka
KerangkaO’
O’ m0  m0  m0  m0 
 
u ' j   u '' j    
u ' j   j
u ''
u'2
v '  u ''
2 2
u' 2
v '  u ''
2 2
1 2 1 1  1 
c c2 c2 c2
Hubungan Massa, Momentum, dan Gaya Realtivistik

m0
m0 
 m
v2
1 2
c


   m0 v  dp  d  m0 v 
p  mv 
 p F F 
 
v2 dt dt  1  v22 
1 2  c 
c Gaya Relativistik
Momentum Relativistik
d. Energi Relativistik
• Ingat kembali “Pendahuluan Relativistik” pada
pertemuan ke-2!
• Hukum II Newton  a = F/m
o F >>>  a >>>  dimana a berkaitan dengan kelajuan
benda. Kelajuan benda (v) setelah waktu t  v = at = Ft/m
o v >>> bergantung pada besar gaya F dan lama gaya bekerja t
• Bentuk asli hukum II Newton yang diajukan oleh
Newton berbunyi: “gaya adalah laju perubahan
momentum”.
 dp  d  m0 v 
F F 
 
dt dt  1  v22 
 c 
Bentuk Persamaan Energi Relativistik

   m0 v
p  mv 
 p
v2
1 2
c

  dp  ds 
Ek   F  ds    ds    dp
dt dt
v
  
  v   vdm  mdv 
0

m0
m0 
 m
v2
1 2
c

m
E  Ek  m0 c 2
Ek    
2 2 2
c dm mc m0 c
m0
 mc 2
Energi Relativistik
• Jika kita perhatikan persamaan energi relativistik, tampak bahwa energi
ini merupakan hasil perkalian antara massa dan kuadrat kecepatan
mutlak (c). Jadi, ada kesetaraan antara massa dan energi. Bila partikel
memiliki massa m, berarti partikel itu memiliki energi total sebesar
E = mc2
• Kesetaraan massa dan energi ini dikemukakan pertama kali oleh
Einstein, sehingga persamaan di atas, dikenal sebagai hukum
kesetaraan massa-energi Einstein.
• Kedua bentuk perkalian di ruas kanan persamaan energi relativistik
menyatakan besaran-besaran energi, dengan
Energi diam: Eo = moc2
Energi total: E = mc2
• Dengan demikian, energi kinetik sebuah partikel yang bergerak
relativistik sama dengan selisih antara energi total dengan energi
diamnya.
Ek = E - E o
e. Gaya Relativistik
 d  m0v  d 
F   0 2    mv 
dt  1  vv22  dt
 cc2 

dv dm 
m  v
dt dt

m0
m0 
 m
v2
1 2
c


 dv
  v
m0 dv m0 dt 
F  3 2
v
2 dt
v  v2  c 2

1 2  1 2 
c  c 
KESIMPULAN DINAMIKA RELATIVISTIK

Bagaimana efek relativistik terhadap besaran-besaran dinamika


beserta rumusannya dan hukum2 kekekalan?apakah berubah
atau tetap?
Besaran dinamika klasik: Besaran Dinamika Relativistik
Massa m Massa relativistik m
m  o

1  u 2
/ c 2

Momentum p=mv Momentum relativistik m ov


p 
1  u 2
/ c 2

Energi kinetik K=mv2/2 Energi kinetik relativistik K=mc2-moc2

Energi relativistik total partikel E=mc2=K+moc2


Hub antara momentum-energi E2=p2c2+(moc2)2
Kesimpulan Uji percobaan
Teori Relativitas Khusus
• Ketidakberadaan eter
→Perc. Michelson Morley
• Pemuluran waktu
→ Waktu paruh muon dan partikel elementer
• Massa dan energi relativistik
→pertambahan massa karena bertambahnya kecepatan
→penciptaan partikel baru dengan akselelator
• Ketidakubahan laju cahaya
→pemancaran sinar x oleh sebuah pulsar sistem bintang ganda
→Peluruhan meson pi menjadi sinar gamma
• Paradoks kembar
→membandingkan jam pada pesawat terbang yang mengelilingi bumi
dengan jam yang diam di bumi.

Anda mungkin juga menyukai