Anda di halaman 1dari 5

LISTRIK DINAMIS

TUJUAN PEMBELAJARAN
Setelah mempelajari materi pada bab ini, diharapkan siswa dapat:
1. Menjelaskan konsep arus listrik, beda potensisal listrik, dan bahan yang dapat
menghantar arus listrik dengan benar.
2. Menganalisis hubungan antara kuat arus, hambatan, dan tegangan listrik dalam
rangkaian seri, parallel, dan campuran dengan cermat.
3. Menghitung energi dan daya listrik dengan tepat.
4. Menjelaskan sumber energi listrik dalam kehidupan sehari-hari dengan benar.
5. Mengidentifikasi jenis-jenis sumber energi listrik alternatif yang ramah lingkungan
dengan cermat, serta
6. Menyebutkan upaya yang dapat dilakukan untuk menghemat energi listrik dengan
baik.
Peta konsep

A. Arus Listrik dan Beda Potensial

1. Arus listrik
Pernahkah kamu memperhatikan bagaimana lampu dirumahmu dapat menyala
jika kamu tekan sakelarnya? atau bagaimana baterai hp mu dapat terisi pada saat
kabel charger dihubunkan dengan stop kontak?bagaimana prosesnya? Lampu menyala
dan baterai hp dapat terisi karena adanya arus listrik yang mengalir didalamnya.
Bagaimana arus listrik dapat mengalir?
Arus listrik merupakan aliran muatan listrik. Jika ada arus listrik yang mengalir
melalui suatu penghantar, maka ada electron yang mengalir dalam penghantar itu.
Electron mengalir dari potensial rendah ke potensial tinggi. Sebaliknya, muatan listrik
positif (proton) mengalir dari potensial tinggi ke potensial rendah.

Ketika sebuah baterai dihubungkan dengan lampu melalui penghantar, telah


terjadi beda potensial diantara kedua kutub baterai. Electron-elektron bebas pada
kutub negatif akan tertarik kedalam kutub positif. Pada saat yang bersaman telah
terjadi aliran muatan positif yang arahnya berlawan dengan arah aliran electron. Inilah
yang kita kenal sebagai aliran muatan positif.
Besarnya arus yang mengalir melalui suatu penghantar dinyatakan sebagai
kuat arus listrik. Kuat arus listrik didefinisikan sebagai banyaknya muatan listrik
yang mengalir pada suatu penghantar tiap satuan waktu. Definisi kuat arus listrik
dapat dinyatakan dengan persamaan berikut:

Q
I t
Dengan:
I = arus listrik (ampere/A)
Q = muatan listrik ( Coulomb/C)
T = waktu (detik/s)

Muatan 1 buah electron = 1,6 x 10-19 C. Berarti, pada muatan sebesar 1 C terdapat n =
1
elektron = 6,25 x 1018 elektron.
1,6 x 10 −19

Banyaknya electron pada muatan sebesar Q Coulomb dituliskan menurut persamaan reaksi
berikut:
n = Q x (6,25 x 1018) electron
secara umum, banyaknya electron yang mengalir melalui suatu penghantar dapat diketahui
dengan menggunakan persamaan:
Q=n.e
Dengan:
n = jumlah electron
Q = muatan yang mengalir (C)
e = muatan elementer (1,6 x 10-19 C)
Contoh :

Kuat arus yang mengalir pada sebuah lampu adalah 3,2 A dalam setiap sekonnya.
Tentukan:
a. Banyaknya muatan yang mengalir pada sebuah lampu selama 10 sekon
b. Banyaknya elektron yang mengalir melalui penghantar selama 10 sekon

Penyelesaian:
Diketahui : I = 3,2 A
Ditanya : a. Q selama t = 10 s
: b. n selama t = 10 s

Jawab :
a. Banyaknya muatan yang mengalir : Q = I x t = 3,2 x 20 = 32 C
b. Banyaknya electron yang mengalir:
n = 32 x 6,25 x 1018 = 2 x 1020 buah elektron

2. Beda Potensial Listrik


Masih ingatkah kamu mengenai beda potensial yang telah dipelajari? Beda potensial
didefinisikan sebagai selisih potensial di antara dua titik pada suatu penghantar.
Apabila suatu penghantar memiliki potensial di titik A sebesar VA dan potensial di
titik B sebesar VB, dengan potensial A lebih tinggi dari pada potensial B, maka beda
potensial diantara kedua titik itu dapat dituliskan dalam bentuk persamaan:

∆ V =V AB=V A −V B

Dengan

∆V= beda potensial listrik (volt)


VA= potensial titik A (volt)
VB= potensial titik B (volt)

B. Hukum Ohm
Bagaimana cara mengetahui besar arus listrik yang diperlukan oleh alat-alat
listrik? Apakah besar tahanan suatu alat mempengaruhi besar arus yang diperlukan?
Pada tahun 1927, seorang fisikiawan Jerman, George Simon Ohm telah melakukan
percobaan untuk menentukan hubungan antara kuat arus (I) dan beda potensial (V).
Kemiringan grafik tegangan listrik (V) terhadap kuat arus listrik (I) menyatakan
hanbatan listrik. Hambatan listrik (resistor) ditulis dengan (R). Hubungan antara
tengangan listrik (V) dituliskan dalam persamaan berikut:

V =IR

Dengan:

v = tegangan listrik (volt/V)


I = kuat arus listrik (ampere/A)
R = hambatan listrik (Ohm/Ω)
Persamaan tersebut dikenal dengan hukum Ohm yang berbunyi: “Pada suhu
tetap, tegangan listrik V pada komponen sebanding dengan kuat arus I yang melalui
komponen tersebut”.
Catatan: Hukum Ohm hanya berlaku untuk R yang tetap.
Contoh:
Sebuah setrika listrik yang dipakai dengan tegangan 220 V, memiliki hambatan
50 Ω. Berapa kuat arus listrik yang diperlukan setrika tersebut?

Penyelesaian:
Diketahui: V = 220 Ω
R = 50 Ω
Ditanyakan: I =…..?

Jawab:

V 220
Kuat arus listrik yang diperlukan adalah: I = = = 4.4 A
R 50

Anda mungkin juga menyukai