Anda di halaman 1dari 5

Rancangan Laporan Praktikum

Hukum Ohm
Nama : Aurellia Shafitri Suryansah
Kelas : XII-Sc
Sekolah : SMA Al Mazaya Islamic

A. Landasan Teori
Hukum Ohm dicetuskan oleh seorang ahli fisika Jerman yang bernama George Simon
Ohm. Hukum ini membahas mengenai hubungan antara tegangan listrik (V ) dan arus
listrik (I). Sebelum memahami hubungan antar kedua besaran fisika tersebut, perlu
pemahaman mengenai definisi arus listrik. Arus listrik merupakan banyaknya muatan
listrik yang mengalir persatuan waktu, arah arus listrik didefinisikan searah dengan
pergerakan muatan positif. Pada logam bahan konduktor, muatan yang bergerak
sebenarnya muatan negatif, sehingga arah penjalaran arus listrik berlawanan dengan
arah pergerakan muatan listrik (Abdullah, 2017). Kuat arus listrik didefinisikan sebagai
jumlah muatan listrik yang melewati logam konduktor per satuan waktu. Apabila definisi
tersebut dituliskan dalam sebuah persamaan sebagai berikut.
Q ne qe
I= =
t t
Keterangan :
I = Kuat arus listrik (ampere)
Q = Muatan listrik (coulomb)
t = Waktu (sekon)
n e = Jumlah elektron
q e = Nilai muatan elektron = 1,6 ×10−19 coulomb

Pergerakan muatan listrik terjadi jika terjadi beda potensial, elektron akan bergerak
dari potensial rendah ke potensial tinggi, sehingga arus listrik berpindah dari potensial
tinggi (kutub positif) ke potensial rendah (kutub negatif). Besar arus listrik yang mengalir
pada sebuah penghantar sebanding dengan beda potensial sumber ( I V ¿ , yang
berarti semakin besar sumber tegangan, maka semakin besar pula arus listrik yang
mengalir.
Kemudahan arus listrik yang mengalir pada sebuah penghantar bergantung pada
jenis penghantar. Kemampuan penghantar untuk mengalirkan arus listrik disebut
dengan konduktivas, lawan dari resistivitas atau lebih dikenal dengan istilah hambatan (
R ¿. Semakin besar resistivitas sebuah penghantar, maka akan semakin sulit arus listrik
1
melewatinya I ( )R
. Hubungan antara beda potensial, arus listrik, dan hambatan dapat
Pada dasarnya, resistor memiliki dua macam rangkaian, yaitu rangkaian seri dan
rangkaian paralel. Apabila beberapa resistansi dihubungkan secara seri, resistansi total
dalam rangkaian adalah
Rtot =R 1+ R 2+ R3 + R n
Rangkaian seri adalah rangkaian yang arusnya mengalir hanya pada satu jalur
sehingga arus I akan sama dalam semua bagian rangkaian tersebut. Rangkaian ini
berfungsi sebagai pembagi tegangan listrik.

Sedangkan rangkaian paralel merupakan sebuah rangkaian yang terdiri dari dua buah
atau lebih resistor yang disusun secara berderet atau berbentuk paralel. Rangkaian ini
berfungsi sebagai pembagi arus listrik. Nilai resistansi total dapat dihitung menggunakan
rumus berikut.
1 1 1 1 1
= + + +…+
R ❑total R1 R2 R3 Rn

Ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi besar kecilnya hambatan listrik.
Antara lain, jenis bahan resistor, panjang dan luas penampang konduktor listrik, serta
suhu disekitar rangkaian.
D. Rumusan Masalah
1. Apa hubungan antara kuat arus listrik dengan tegangan listrik?
2. Bagaimana pengaruh rangkaian resistor terhadap arus listrik yang dihasilkan?

C. Rumusan Hipotesis
1. Menurut Hukum Ohm, “Arus yang mengalir pada kawat sebanding dengan tegangan
dan berbanding terbalik dengan hambatan pada rangkaian tersebut” dapat
dirumuskan sebagai berikut.
V =I . R
Kuat arus listrik yang mengalir berbanding lurus dengan tegangan listrik. Semakin
besar sumber tegangan, maka semakin besar pula arus yang dihasilkan.
2. Rangkaian resistor menentukan nilai hambatan dalam rangkaian. Rangkaian seri
dapat memperbesar nilai hambatannya. Karena hambatan listrik berbanding terbalik
dengan arus listrik, maka arus listrik yang mengalir pada rangkaian seri menjadi lebih
kecil daripada rangkaian paralel.

B. Alat dan Bahan


1. Empat buah baterai 1,5 volt
2. Multimeter
3. Empat buah bohlam lampu senter 2,5 volt
4. Kabel
5. Dudukan lampu

E. Langkah Percobaan
1. Aturlah multimeter untuk mengukur kuat arus.
2. Rangkailah alat dan bahan seperti berikut.

3. Bacalah hasil pengukuran, lalu catat angka yang tertera oleh multimeter dalam tabel
pengamatan.
4. Ulangi langkah 2 dan 3 dengan menambah baterai sehingga baterai berjumlah 2, 3,
dan 4.
5. Ubah rangkaian tersebut menjadi rangkaian paralel.

6. Bacalah hasil pengukuran, lalu catat angka yang tertera oleh multimeter dalam tabel
pengamatan.
7. Ulangi percobaan dengan menambah baterai sehingga baterai berjumlah 2, 3, dan 4.

F. Gambar Rangkaian Percobaan


Rangkaian Seri
Rangkaian Paralel

Anda mungkin juga menyukai