Anda di halaman 1dari 2

Rancangan Laporan Praktikum

Hukum Ohm
Nama : Aurellia Shafitri Suryansah
Kelas : XII-Sc
Sekolah : SMA Al Mazaya Islamic

A. Landasan Teori
Hukum Ohm membahas mengenai hubungan antara tegangan listrik (V ) dan arus
listrik (I). Sebelum memahami hubungan antar kedua besaran fisika tersebut, perlu
pemahaman mengenai definisi arus listrik. Arus listrik merupakan banyaknya muatan
listrik yang mengalir persatuan waktu, arah arus listrik didefinisikan searah dengan
pergerakan muatan positf atau proton. Pada logam bahan konduktor, muatan yang
bergerak sebenarnya muatan negatif atau elektron, sehingga arah penjalaran arus listrik
berlawanan dengan arah pergerakan muatan listrik (Abdullah, 2017). Kuat arus listrik
didefinisikan sebagai jumlah muatan listrik yang melewati logam konduktor per satuan
waktu. Apabila definisi tersebut dituliskan dalam sebuah persamaan sebagai berikut.
Q ne qe
I= =
t t
Keterangan :
I = Kuat arus listrik (ampere)
Q = Muatan listrik (coulomb)
t = Waktu (sekon)
n e = Jumlah elektron
q e = Nilai muatan elektron = 1,6 ×10−19

Pergerakan muatan listrik terjadi jika terjadi beda potensial, elektron akan bergerak
dari potensial rendah ke potensial tinggi, sehingga dapat disimpulkan bahwa arus lisrtik
berpindah dari potensial tinggi (kutub positif) ke potensial rendah (kutub negatif). Besar
arus listrik yang mengalir pada sebuah penghantar sebanding dengan beda potensial
sumber ( I V ¿ , yang berarti semakin besar sumber tegangan, maka semakin besar pula
arus listrik yang mengalir.
Kemudahan arus listrik yang mengalir pada sebuah penghantar bergantung pada
jenis penghantar. Kemampuan penghantar untuk mengalirkan arus listrik disebut
dengan konduktivas, lawan dari resistivitas atau lebih dikenal dengan istilah hambatan (
R ¿. Semakin besar resistivitas sebuah penghantar, maka akan semakin sulit arus listrik
1
melewatinya I ( ) R
. Hubungan antara beda potensial, arus listrik, dan hambatan dapat

ditulis sebagai berikut.


V
I=
R
Keterangan
V = Tegangan listrik (volt)
I = Kuat arus listrik (ampere)
R = Hambatan listrik(Ω)
Secara sederhana, resistor memiliki dua macam rangkaian, yaitu rangkaian seri dan
rangkaian paralel. Apabila beberapa resistansi dihubungkan secara seri, resistansi total
dalam rangkaian adalah
Rtot =R 1+ R 2+ R3 + R n
Rangkaian seri adalah rangkaian yang arusnya mengalir hanya pada satu jalur
sehingga arus I akan sama dalam semua bagian rangkaian tersebut. Rangkaian ini
berfungsi sebagai pembagi tegangan listrik.

Sedangkan rangkaian paralel merupakan sebuah rangkaian yang terdiri dari dua buah
atau lebih resistor yang disusun secara berderet atau berbentuk paralel. Rangkaian ini
berfungsi sebagai pembagi arus listrik. Nilai resistansi total dapat dihitung menggunakan
rumus berikut.
1 1 1 1 1
= + + +…+
R ❑total R1 R2 R3 Rn

Anda mungkin juga menyukai