Anda di halaman 1dari 7

Pada kehidupan sehari-hari, Anda sering

menjumpai adanya rangkaian listrik, mulai


dari rangkaian listrik yang sederhana sampai
rangkaian yang sangat rumit. Pernahkah
Anda mengamati rangkaian listrik pada
lampu senter, radio, dan televisi dapat
berfungsi?
Gambar 1. Rangkaian listrik DC

Sumber : BSE karangan Sri Handayani,dkk

Listrik terbentuk karena energi mekanik dari generator yang menyebabkan


perubahan medan magnet di sekitar kumparan. Perubahan ini menyebabkan timbulnya
aliran muatan listrik pada kawat/penghantar. Aliran muatan listrik pada kawat Anda kenal
sebagai arus listrik. Aliran muatan dapat berupa muatan positif (proton) dan muatan
negatif (elektron). Aliran listrik yang mengalir pada penghantar dapat berupa arus searah
atau direct current (DC) dan dapat berupa arus bolak-balik atau alternating current (AC).
Pada bab ini, Anda akan mempelajari besaran-besaran listrik dan
Hukum Ohm.

A. Arus Listrik

Coba kalian perhatikan Gambar 2. Pernahkah kalian membuat


rangkaian seperti itu? Ada baterai, lampu dan penghantar (kabel).
Gambar 2. Rangkaian listrik
sederhana

Sumber : BSE karangan Sri


Handayani,dkk

1 FISIKA SMA/MA Kelas XII Semester 1


Pada saat saklar S terbuka ternyata pada rangkaian tidak terjadi apa-apa. Tetapi pada saat
saklar S tertutup ternyata lampu dapat menyala. Nyala lampu inilah bukti bahwa pada
rangkaian itu ada arus listrik.

Arus listrik adalah aliran muatan-muatan listrik pada suatu rangkaian tertutup. Dari
konversi yang ada arus listrik digunakan arah seperti aliran muatan positif (kebalikan
aliran elektron). Dalam bahasa yang lain arus listrik dapat timbul karena ada beda
potensial pada dua titik dan arahnya dari potensial tinggi ke potensial yang lebih rendah.
Besarnya arus listrik dinamakan kuat arus listrik dan didefinisikan sebagai banyaknya
muatan positif yang melalui suatu titik tiap satu satuan waktu. Dari definisi ini, kuat arus
listrik dapat di rumuskan sebagai berikut.

𝑞
𝐼= ...... (1)
𝑡

dengan :

I = kuat arus (A)

q = jumlah muatan (C)

T = selang waktu (s)

Satuan kuat arus listrik adalah selang waktu ampere disingkat A, untuk mengenang jasa
ilmuwan fisika bernama Andre M. Ampere (1775-1836). Dan kuat arus listrik ini dapat
diukur dengan alat yang dinamakan amperemeter.

Berdasarkan persamaan tersebut, dapat disimpulkan bahwa satu coulomb adalah muatan
listrik yang melalui sebuah titik dalam suatu penghantar dengan arus listrik tetap satu
ampere dan mengalir selama satu sekon. Mengingat muatan elektron sebesar -1,6 ×10-19 C,
(tanda negatif (-) menunjukkan jenis muatan negatif), maka banyaknya elektron (n) yang
menghasilkan muatan 1 coulomb dapat dihitung sebagai berikut.

2 FISIKA SMA/MA Kelas XII Semester 1


1 C = n × besar muatan elektron

1 C = n × 1,6 × 10-19 C

1
𝑛= × 10−19 𝐶
1,6

𝑛 = 6,25 × 1018

Jadi, dapat dituliskan 1 C = 6,25 x 1018.

B. Beda Potensial (Tegangan)

Potensial listrik adalah banyaknya muatan yang terdapat dalam suatu benda.
Suatu benda dikatakan mempunyai potensial listrik lebih tinggi daripada benda lain,
jika benda tersebut memiliki muatan positif lebih banyak daripada muatan positif
benda lain.

Gambar 3. Muatan listrik pada beberapa benda

Sumber : BSE karangan Setya Nurachmandani

Pada gambar di atas, terlihat bahwa benda A memiliki muatan positif paling
banyak sehingga benda A mempunyai potensial listrik paling tinggi, disusul benda B,
C, baru kemudian D. Apa yang dimaksud dengan beda potensial? Beda potensial
listrik (tegangan) timbul karena dua benda yang memiliki potensial listrik berbeda
dihubungkan oleh suatu penghantar. Beda potensial ini berfungsi untuk mengalirkan
muatan dari satu titik ke titik lainnya. Satuan beda potensial adalah volt (V). Alat yang
digunakan untuk mengukur beda potensial listrik disebut voltmeter. Secara matematis
beda potensial dapat dituliskan sebagai berikut.

𝑊
𝑉= ..... (2)
𝑞

3 FISIKA SMA/MA Kelas XII Semester 1


Keterangan:

V : beda potensial (V)

W : usaha/energi (J)

q : muatan listrik (C)

C. Hukum Ohm

Masih ingat dengan hukum Ohm? Sewaktu di SMP kalian telah belajar tentang
hukum Ohm. Hukum ini mempelajari tentang hubungan kuat arus dengan beda
potensial ujung-ujung hambatan.
George Simon Ohm (1787-1854), inilah nama lengkap ilmuwan yang pertama
kali menjelaskan hubungan kuat arus dengan beda potensial ujung-ujung hambatan.
Dalam studi kita tentang konduktor dalam elektrostatik, kita berargumen
bahwa medan listrik di dalam konduktor pada kondisi kesetimbangan elektrostatik
harus nol. Jika tidak demikian, muatan-muatan bebas dalam konduktor akan bergerak.
Kini kita misalkan situasi di mana muatan bebas memang bergerak dalam konduktor.
Artinya, konduktor tidak berada pada kesetimbangan elektrostatik. Arus di dalam
konduktor dihasilkan oleh medan listrik di dalam konduktor ketika mendesakkan gaya
pada muatan-muatan bebas. Karena medan E searah dengan gaya pada muatan positif,
dan karena arah arus merupakan arah aliran muatan positif, maka arah arus searah
dengan medan listrik.

Va ΔL Vb

Gambar 4. Suatu segmen kawat yang


membawa arus I. Beda potensial
dihubungkan
FISIKA SMA/MA Kelas dengan 1medan listrik
XII Semester
4 oleh Va - Vb = E . ΔL
Gambar di atas memperlihatkan suatu segmen kawat dengan panjang ΔL dan
penampang lintang A yang membawa arus I. Karena arah medan listrik dari daerah
potensial lebih tinggi ke daerah potensial lebih rendah, potensial pada titik a lebih
besar daripada titik b. Asumsikan bahwa ΔL cukup kecil sehingga kita bisa
menganggap medan listrik yang melintasi segmen adalah konstan, beda potensial V
antara titik a dan b adalah

𝑉 = 𝑉𝑎 − 𝑉𝑏 = 𝐸. 𝛥𝐿 ..... (3)

Untuk kebanyakan material,

Arus dalam suatu segmen kawat sebanding dengan beda potensial yang
melintasi segmen.

Hasil eksperimen ini dikenal sebagai Hukum Ohm. Konstanta


kesebandingannya ditulis 1/R, di mana R disebut resistansi. :

1
𝐼 = ( )𝑉
𝑅

𝑉
𝑅= ..... (4)
𝐼

Persamaan di atas memberikan suatu definisi umum dari resistansi antara dua
itik ditinjau dari penurunan tegangan V antara dua titik. Satuan SI untuk resistansi
disebut Ohm (Ω).

𝑉
1𝛺 = 1
𝐴

Resistansi suatu material bergantung pada panjang, luas penampang lintang,


tipe material, dan temperatur. Untuk material-material yang mematuhi hukum Ohm
resitansi tidak bergantung pada I. Material seperti ini, seperti pada kebanyakan logam,

5 FISIKA SMA/MA Kelas XII Semester 1


disebut material Ohmik. Untuk material ohmik, tegangan jatuh pada segmen
sebanding dengan arus.

𝑉 = 𝐼. 𝑅 ..... (5)

Dengan R konstan

6 FISIKA SMA/MA Kelas XII Semester 1


DAFTAR PUSTAKA

Handayani Sri,dkk . 2009 . Fisika I untuk SMA/MA Kelas X . Jakarta : Pusat Perbukuan
Departemen Pendidikan Nasional

Nurachmandani Setya . 2009 . Fisika I untuk SMA/MA Kelas X . Jakarta : Pusat Perbukuan
Departemen Pendidikan Nasional

7 FISIKA SMA/MA Kelas XII Semester 1

Anda mungkin juga menyukai