Anda di halaman 1dari 12

Listrik Dinamis

“Listrik Dinamis”
 Arus Listrik dan Beda Potensial
 Rangkaian Komponen Listrik
 Hukum Ohm
 Hambatan Jenis
 Hukum Kirchhoff
 Rangkaian Hambatan

LISTRIK DINAMIS

Listrik statis dan listrik dinamis sama-sama mempelajari tentang


muatan-muatan listrik pada suatu benda. Hanya bedanya pada listrik statis
khusus mempelajari tentang muatan-muatan listrik dalam keadaan diam
pada suatu benda. Adapun, pada listrik dinamis khusus mempelajari
tentang muatan-muatan listrik (elektron) yang bergerak melalui
penghantar.

A. Arus Listrik dan Beda Potensial


Dua benda atau dua tempat yang muatan listriknya berbeda dapat
menimbulkan arus listrik. Benda atau tempat yang muatan listrik positifnya
lebih banyak dikatakan mempunyai potensial lebih tinggi (kutub Positif).
Adapun, benda atau tempat yang muatan listrik negatifnya lebih banyak
dikatakan mempunyai potensial lebih rendah (Kutub Negatif). Rangkaian
Listrik Yang didalamnya Terdapat Kutub Positif dan negatif disebut
rangkaian Bipolar (Dua Kutub)
Dua tempat yang mempunyai beda potensial dapat menyebabkan
terjadinya arus listrik. Syaratnya, kedua tempat itu dihubungkan dengan
suatu penghantar dan dalam rangkaian tertutup. Contohnya lampu senter
dapat menyala ketika sakelar ditutup sehigga arus dapat mengalir, dan
padam ketika sakelar dibuka sehingga arus tidak dapat mengalir. Dalam
kehidupan sehari-hari, beda potensial sering dinyatakan sebagai tegangan.

Pada kenyataannya muatan listrik yang dapat berpindah bukan


muatan positif, melainkan muatan negatif atau elektron. Arus listrik terjadi
karena adanya usaha penyeimbangan potensial. Dimana terjadinya aliran
elektron dari tempat berpotensial lebih rendah ke tempat yang berpotensial
lebih tinggi. Sehingga dapat disimpulkan arus listrik terjadi jika
Listrik Dinamis

perpindahan elektron dan Arah arus listrik berlawanan dengan arah aliran
elektron
KUAT ARUS LISTRIK
Seorang Ilmuwan Prancis Andre Marie Ampere (1772-1836)
menemukan hubungan Antara kuat arus, banyaknya muatan yang mengalir
dan selang waktu perpindahan. Yang menyimpulkan bahwa kuat arus listrik
sebagai banyaknya muatan yang mengalir melalui suatu penampang setiap
detiknya. Atau dapat ditulis ;

Dimana; I = besar kuat arus, satuannya ampere (A)


Q = besar muatan listrik, satuannya coulomb (C)
t = waktu tempuh, satuannya sekon (s)

Besarnya Kuat arus yang mengalir dalam suatu rangkaian dapat


diukur menggunakan alat yang disebut Amperemeter.

BEDA POTENSIAL
Beda potensial antara dua titik dalam suatu rangkaian disebut
dengan tengangan listrik, satunnya volt (V) diambil dari nama seorang
ilmuwan italia bernama Alessandro Volta (1775-1827).
perbedaan potensial akan mengakibatkan perpindahan elektron.
Banyaknya energi listrik yang diperlukan untuk mengalirkan setiap muatan
listrik dari ujung-ujung penghantar disebut beda potensial listrik atau
Listrik Dinamis

tegangan listrik. Hubungan antara energi listrik, muatan listrik, dan beda
potensial listrik secara matematik dirumuskan dengan:

Dimana;
V = beda potensial listrik satuannya volt (V)
W = energi listrik satuannya joule (J)
Q = muatan listrik satuannya coulomb (C)

Beda potensial dapat diukur meggunakan alat ukur Voltmeter dan


rangkaiannya disusun secara paralel atau sejajar dengan komponen yang
akan diukur tegangannya.

B. Rangkaian Komponen Listrik (TUGAS)


 Komponen Listrik (Sakelar dan Sekering)
 Merangcang Rangkaian Komponen Listrik (Rangkain Seri dan
Paralel)

C. Hukum Ohm
Hubungan antara kuat arus listrik dengan beda potensial
listrik pertama kali diteliti oleh ahli Fisika dari Jerman
bernama George Simon Ohm (1789–1854). Hasil
penelitiannya dikenal dengan nama Hukum Ohm yang
mengungkapkan bahwa “jika suhu tidak berubah,
besar kuat arus listrik yang mengalir sebanding dengan beda potensial
listrik dan berbanding terbalik dengan hambatan”, yang dapat
digambarkan dalam grafik dan dirumuskan ;
V

Dengan: V = tegangan listrik satuan volt (V)


I = kuat arus listrik satuan ampere (A)
I R = hambatan listrik satuan ohm ( Ω )
Grafik hubungan kuat arus listrik dan tegangan
Hukum Ohm untuk rangkaian tertutup.
Ohm juga menunjukan bahwa tidak ada penghantar (konduktor) yang
sempurna. Setiap jenis zat, bahkan yang terbaik memiliki hambatan
terhadap arus listrik. Ohm juga menunjukan bahwa kawat panjang memiliki
hambatan yang lebih besar dari pada kawat yang pendek dari logam yang
sama. Kamu dapat memperbesar kuat arus pada hambatan (R), dengan
cara memperkecil hambatan. Namun jika hambatan (R) kecil, ternyata kuat
Listrik Dinamis

arus tidak dapat membesar lagi secara beraturan jika R diperkecil.


Hal ini terjadi karena di dalam baterai terdapat hambatan. Hambatan yang
terdapat di dalam sumber tegangan disebut hambatan dalam. Sedangkan
hambatan (R) yang kamu pasang di luar sumber tegangan disebut
hambatan luar. Oleh karena itu hambatan totalnya merupakan gabungan
hambatan luar (R) dan hambatan dalam (r), yaitu R + r.

Kuat arus dalam rangkaian tersebut dapat dicari dengan hukum


Ohm.

Keterangan ε = gaya gerak listrik baterai ................ volt


I = arus listrik ....................................... ampere (A)
R = hambatan ........................................ ohm (Ω)
r = hambatan dalam ............................ ohm (Ω)

Akibat adanya hambatan dalam, maka tegangan baterai setelah


dipasang pada rangkaian lebih kecil daripada gaya gerak listriknya. Beda
potensial antara kutub-kutub baterai setelah dipasang hambatan luar
disebut tegangan jepit.

V=ɛ - Ir atau V = ɛ - Vr

D. Hambatan Jenis
Listrik Dinamis

Hambatan dari suatu penghantar mempengaruhi besar kecilnya arus


listrik yang melewatinya besar hambatan suatu bahan atau penghantar
nilainya berbeda-beda tergantung pada hambatan jenis ρ , panjang,dan
luas penampang, A. Dimana semakin panjang kawat penghantar maka
semakin besar pula hambatan listriknya atau besar R berbanding lurus
dengan , dan kawat yang memiliki luas penampang lebih besar akan
memiliki hambatan lebih kecil dengan kata lain hambatan listrik R
berbanding terbalik dengan luas penampang A.
Pada kawat tembaga dan aluminium dengan panjang dan diameter
yang sama, kuat arus yang mengalir akan berbeda. Jadi habatan kawat
juga bergantung pada jenis bahan, tepatnya bergantung pada bahan untuk
menghambat arus listrik. Kemampuan ini dinyatakan dengan hambatan
jenis ρ, yang dapat dirumuskan :

Dengan: R = hambatan kawat satuan ohm ( )


ρ = hambatan jenis kawat satuan ohm meter ( .m)
l = panjang kawat satuan meter (m)
A = luas penampang kawat satuan meter kuadrat (m2)
Hambatan jenis merupakan sifat khas suatu bahan. Nilai hambatan
jenis bergantung pada jenis dan juga temperatur bahan. Pada temperatur
tinggi hammbatan jenis bahan lebih besar daripada hambatan jenis bahan
pada temperatur rendah. hubungan antara hambatan, jenis bahan,
panjang, luas penampang dan suhu dari suatu penghantar dapat
dirumuskan secara matematika,
R = R0 ( 1+ αT) atau ρ = ρ0 ( 1+ α∆T)
menunjukkan bahwa hambatan tergantung pada suhu dari
penghantar, semakin besar suhu, semakin besar nilai hambatannya. Ro
adalah hambatan awal atau hambatan mula-mula, R adalah hambatan
akhir dikarenakan faktor suhu, ∆T = T1 – T2 adalah perubahan suhu
dinyatakan dalam derajat Celsius (°C) dengan T1 adalah suhu awal
penghantar dan T2 adalah suhu akhir penghantar, dan α adalah koefisien
suhu penghantar dinyatakan dalam satuan per °C .
Contoh soal

Hambatan jenis setiap bahan berbeda-beda. Bahan yang mempunyai


hambatan jenis besar memiliki hambatan yang besarpula, sehingga sulit
menghantarkan arus listrik. Berdasarkan daya hantar listriknya
(konduktivitas listrik), bahan dibedakan menjadi tiga, yaitu konduktor,
Listrik Dinamis

isolator, dan semikonduktor. Konduktor adalah bahan yang mudah


menghantarkan arus listrik. Bahan konduktor memiliki hambatan kecil
karena hambatan jenisnya kecil. Bahan konduktor memiliki elektron pada
kulit atom terluar yang gaya tariknya terhadap inti atom lemah. Dengan
demikian, apabila ujung-ujung konduktor dihubungkan dengan tegangan
kecil saja elektron akan bergerak bebas sehingga mendukung terjadinya
aliran elektron (arus listrik) melalui konduktor. Contohnya: tembaga, perak,
dan aluminium.
Isolator merupakan bahan yang sulit menghantarkan arus listrik.
Bahan isolator memiliki hambatan besar karena hambatan jenisnya besar.
Bahan isolator memiliki elektron-elektron pada kulit atom terluar yang
gaya tariknya dengan inti atom sangat kuat. Apabila ujung-ujung isolator
dihubungkan dengan tegangan kecil, elektron terluarnya tidak sanggup
melepaskan gaya ikat inti. Oleh karena itu, tidak ada elektron yang
mengalir dalam isolator, sehingga tidak ada arus listrik yang mengalir
melalui isolator. Plastik, kaca, karet busa termasuk isolator.
Semikonduktor adalah bahan yang daya hantar listriknya berada di
antara konduktor dan isolator. Semikonduktor memiliki elektron-elektron
pada kulit terluar terikat kuat oleh gaya inti atom. Namun tidak sekuat
seperti pada isolator. Bahan yang termasuk semikonduktor adalah karbon,
silikon dan germanium. Karbon digunakan untuk membuat komponen
elektronika, seperti resistor. Silikon dan germanium digunakan untuk
membuat komponen elektronika, seperti diode, transistor, dan IC
(integrated circuit).
E. Hukum Kirchhoff
Robert Gustav Kirchoff seorang fisikawan berkebangsaan Jerman
(1824 –1887) mengemukan dua hukumnya yang dikenal dengan hukum
kirchhoff;
Hukum I Kirchoff
“Pada setiap cabang, jumlah arus yang memasuki cabang sama dengan
jumlah arus yang meninggalkan cabang tersebut”
Hukum II Kirchoff
“Jumlah potensial (V) yang mengelilingi lintasan tertutup sama dengan nol”

Hukum I Kirchoff yang membahas kuat arus yang mengalir pada


rangkaian listrik dapat diterapkan pada rangkaian listrik tak bercabang
(seri) maupun rangkaian listrik bercabang (paralel). Hukum I kirchhoff
Listrik Dinamis

tentang arus listrik pada titik percabangan menyatakan bahwa jumlah


semua arus listrik dalam suatu titik percabangan sama dengan nol.

Misalkan

Dari gambar maka,


Yang termasuk arus masuk pada
titik percabangan adalah
I1, I2, I3, dan I7 sedangkan yang
keluar dari titik percabangan
adalah I4, I5, dan I6.
Sehingga dapat ditulis;

I1 + I 2 + I 3 + I 7 = I4 + I5 + I 6

Contoh Soal

F. Rangkaian Hambatan
Rangkaian listrik ada dua macam yaitu rangkaian listrik terbuka dan
rangkaian listrik tertutup. Rangkaian listrik terbuka adalah rangkaian listrik
yang memiliki ujung-ujung rangkaianSedangkan rangkaian listrik tertutup
adalah rangkaian listrik yang tidak memiliki ujung-ujung rangkaian
Dalam sebuah rangkaian listrik tertutup tidak terdapat hambatan
sama sekali, arus listrik yang mengalir akan besar, dapat terjadi hubungan
singkat atau merusak komponen listrik dalamrangkaian tersebut. Jika
dalam suatu rangkaian diberikan suatu hambatan, arus listrik akan
mengalir semakin kecil.
Hambatan disebut juga resistor. Resistor dapat mengontrol arus listrik
dari baterai dengan menghasilkan tegangan dari baterai deengan
menghasilkan tegangan berlawanan yang meningkat bersamaan dengan
Listrik Dinamis

meningkatnya arus. Jika daya listrik diperbesar, arus listrik meningkat


hingga tegangan resistor mengimbangi tegangan baterai. Dalam suatu
rangkaian dapat dipasang secara seri maupun paralel atau kombinasi
keduanya.
Sebuah hambatan tetap mempunyai nilai hambatan yang disimbolkan
warna-warna cincin pada badan resistor. Seperti pada gambar berikut;
Warna Cincin ke satu = angka pertama
Warna Cincin ke dua = angka kedua
Warna Cincin ke tiga = banyaknya nol
Warna Cincin ke empat = besarnya toleransi
Besarnya nilai warna cincin pada resistor sebagai berikut;
Hitam =0 Hijau =5
Cokelat =1 Biru =6
Merah =2 Ungu =7
Jingga =3 Abu-abu =8
Kuning =4 Putih =g
Sedangkan besarnya toleransi dikodekan dengan warna-warna sebagai
berikut;
Emas =5%
Perak = 10 %
Tak berwarna = 20 %
Nilai toleransi ini menunjukan nilai simpangan dari resistor. Semakin kecil
nilai toleransi semakin tepat nilai resistansi (hambatan) resistor tersebut.

1. Rangkaian Hambatan Seri


Hambatan yang disusun seri memiliki ciri-ciri sebagai berikut.
1. Hambatan disusun dari ujung ke ujung (berderet).
2. Terdapat satu lintasan arus listrik.
3. Kuat arus listrik yang mengalir di setiap hambatan sama besar.
4. Hambatan pengganti seri (Rs) selalu lebih besar dari hambatan
terbesar yang disusun seri.
5. Rangkaian hambatan seri berfungsi sebagai pembagi tegangan.
Rangkaian seri dapat digambarkan sebagai berikut;

Rs
R1 R2 R3

V
V1 V2 V3
V + -
+ -
Listrik Dinamis

Menurut Hukum I kirchoff kuat arus yang mengalir pada hambatan


rangkaian seri adalah sama;
I = I 1 = I2 = I3
Maka nilai beda potensialnya;
V = V1 + V2 + V3
Sehingga jika di terapkan hukum ohm V = I . R, maka;
I.Rs = I1.R1 + I2.R2 + I3.R3
I.Rs = I.R1 + I.R2 + I.R3
I.Rs = I (R1 + R2 + R3)
Rs = R 1 + R 2 + R 3
Sehingga hambatan pengganti pada rangkaian seri Rs dapat dirumuskan;

Rs = R1 + R2 + R3 + . . . + Rn
Sedangkan untuk mementukan nilai tegangan yang pada tiap
hambatannya dapat di gunakan rumus;

Vn = I .Rn dimana I = V/R


Keterangan; I = Kuat arus listrik (A)
Rs = hambatan pengganti pada rangkaian seri (Ω)
R1 = hambatan pertama (Ω)
R2 = hambatan kedua (Ω)
R3 = hambatan ketiga (Ω)
Rn = hambatan ke-n (Ω)
V1 = tegangan yang melalui hambatan pertama (V)
V2 = tegangan yang melalui hambatan kedua (V)
Vn = tegangan yang melalui hambatan ke-n (V)
2. Rangkaian Hambatan paralel
Hambatan yang disusun paralel memiliki ciri-ciri sebagai berikut.
1. Hambatan disusun berdampingan (sebelah menyebelah).
2. Terdapat lebih dari satu lintasan arus listrik.
3. Beda potensial disetiap ujung hambatan sama besar.
4. Hambatan pengganti paralel RP selalu lebih kecil daripada
hambatan terkecil yang disusun paralel.
5. Rangkaian hambatan paralel berfungsi sebagai pembagi kuat arus.
Rangkaian paralel dapat digambarkan sebagai berikut;
R1
I1
Rp
R2
I2

Menurut Hukum I kirchoff beda potensial rangkaian paralel adalah sama;


R3 I
I3
V
V
+ -
+ -
Listrik Dinamis

V = V1 = V2 = V3
Maka nilai Kuat arus listrik;
I = I 1 + I2 + I3
Sehingga jika di terapkan hukum ohm , maka;

Sehingga hambatan pengganti pada rangkaian Paralel R p dapat


dirumuskan;

Sedangkan untuk rangkaian paralel Hanya Dua Hambatan dapat

ditentukan dengan rumus;

Sedangkan untuk mementukan nilai Kuat arus Listrik yang pada tiap
hambatannya dapat di gunakan rumus;

dimana V = I . Rp

Keterangan ; Rp = hambatan pengganti pada rangkaian Paralel (Ω)

3. Rangkaian Hambatan Gabungan


Suatu rangkaian listrik juga dapat dapat di gabungkan dari rangkaian
seri dan rangkaian paralel. Salah satunya dapat digambarkan sebagai
berikut;

R2
I2
R1

R3
I3
I

+ -
Listrik Dinamis

Pada rangkaian seperti ini maka, Langka2 ;


 Menentukan nilai hambatan pengganti pada rangkaian paralel Rp

 Menentukan hambatan pengganti total dapat dihitung menggunakan


rumus rangkaian seri;
R = R1 + Rp
4. Hambatan Geser
Untuk keperluan tertentu, misalnya untuk mengubah besar volume radio
atau TV, kita memerlukan hambatan yang besarnya berubah-ubah.
diketahui bahwa dengan mengubah panjang kawat penghantar,
hambatan penghantar tersebut juga berubah. Perubahan hambatan
tersebut mempengaruhi perubahan arus, ditunjukkan oleh nyala lampu
yang berubah.

Gambar bagan hambatan geser

Kenyataan ini dapat dimanfaatkan untuk membuat hambatan geser,


seperti Gambar diatas. Hambatan geser dibuat dari kawat yang hambat
jenisnya besar, biasanya kawat nikelin. Kawat tersebut dililitkan pada
batu tulis. Panjang kawat yang dilalui arus diatur oleh logam geser (L).
Arus listrik akan melalui lilitan kawat hingga sejauh logam geser,
selanjutnya melalui logam geser arus keluar melalui C. Besar arus dapat
diubahubah dengan mengubah kedudukan logam geser. Jika logam geser
di ujung kiri, maka panjang kawat kecil, dan akibatnya hambatannya
juga kecil (kuat arus besar). Sebaliknya jika logam geser di ujung kanan,
maka panjang kawat besar, dan akibatnya hambatannya juga besar
(kuat arus kecil).
Listrik Dinamis

Anda mungkin juga menyukai