Anda di halaman 1dari 4

Pengertian Kuat Arus Listrik, Rumus dan Satuannya

Arus listrik merupakan besaran dengan lambang I. Pengukuran arus listrik dilakukan dengan
cara memasangkan alat ukur arus secara seri dengan rangkaian. Jika 1 coulomb elektron
lewat setiap detiknya maka kita katakan arusnya 1 ampere, jika 2 coulomb perdetik maka kita
sebut sebagai 2 ampere.

1 ampere = 1 coulomb perdetik, Maka jika buat rumusan antara arus listrik, muatan yang
dipindahkan dan waktu, maka kita peroleh persamaan :

I = q/t
Dengan:
I = kuat arus (A)
q = muatan (C)
t = waktu(s)

Satuan kuat arus adalah coulomb/sekon (C/s) atau Ampere(A). Satuan kuat arus yang lebih
kecil adalah miliampere (mA) dan mikroampere (mA) : 1 mA = 0,001 A dan 1 mA = 0,000
001 A

Amperemeter adalah alat untuk megukur kuat arus listrik yang mengalir dalam suatu
rangkaian. Amperemeter dipasang secara seri dengan hambatan dan lampu . Dengan
demikian arus yang hendak diukur mengalir semua melalui amperemeter.

Arus listrik hanya terjadi dalam suatu rangkaian tertutup. Rangkaian tertutup adalah
rangkaian yang tidak memiliki ujung pangkal. Di luar sumber tegangan, arus listrik mengalir
dari kutub positif ke kutub negatif. Sebaliknya, di dalam sumber tegangan, arus listrik
mengalir dari kutub negatif ke kutub positif.

Pengertian Beda Potensial, Rumus dan Satuannya


Aliran listrik terjadi karena elektron berpindah dari tempat yang potensialnya rendah ke
tempat yang potensialnya tinggi. Meskipun arus listrik ditimbulkan oleh elektron, tetapi arah
arus listrik berlawanan dengan arah gerak elektron.

Elektron bergerak dari potensial rendah menuju potensial tinggi. Sebaliknya, arus listrik
mengalir dari potensial tinggi menuju potensial rendah.

Lambang V adalah beda potensial listrik disebut juga tegangan listrik atau voltase. Beda
potensial dapat didefinisikan sebagai selisih potensial antara dua titik dalam suatu penghantar.
Jika suatu penghantar memiliki potensial di titik A sebesar VA dan di titik B sebesar VB,
dengan VB > VA, maka beda potensial antara titik A dan B atau VAB dapat ditulis sebagai:
VAB = VB – VA
Beda potensial antara dua titik pada suatu penghantar dapat ditimbulkan jika kedua titik
tersebut dihubungkan dengan sumber tegangan. Kemampuan suatu sumber tegangan untuk
mengalirkan elektron berbeda -beda.

Voltmeter pada Rangkaian Listrik


Perbedaannya tergantung pada perbedaan potensialnya. Kita ibaratkan aliran listrik sebagai
aliran air, semakin tinggi tempat asal air semakin deras air yang jatuh.

Beda potensial dalam satuan SI memiliki lambang V dengan satuan volt. Alat untuk
mengukur beda potensial disebut voltmeter. Alat ini dipasang di antara dua titik pada sumber
listrik atau peralatan listrik yang akan diukur beda potensialnya. Voltmeter dihubungkan
dengan rangkaian secara pararel dan sejajar dengan lampu.

Perlu diperhatikan bahwa voltmeter mengukur beda potensial antara titik A dan B, bukan
potensial listriknya.
Pengertian Hambatan Listrik, Rumus dan Satuannya
Hubungan antara kuat arus listrik dan beda potensial pertama kali dikemukakan oleh Georg
Simon Ohm, dan dikenal sebagai Hukum Ohm.

Menurut Ohm, nilai perbandingan antara beda potensial dan arus yang mengalir merupakan
suatu nilai tetap yang disebut sebagai hambatan.

Hambatan atau resistensi memiliki lambang R. Dalam satuan SI hambatan (R), dinyatakan
dalam satuan volt per ampere atau ohm dan disingkat W. Dengan demikian Hukum Ohm
dapat dituliskan sebagai :

V=IR
R = V/I
Keterangan:
V = beda potensial = beda tegangan (V)
I = kuat arus listrik (A)
R = Hambatan listrik (W)

Hambatan dalam suatu rangkaian dapat disusun secara seri ataupun pararel. Rangkaian
hambatan seri adalah beberapa hambatan disusun secara berurutan.

Pada rangkaian hambatan seri R1, R2, R3, .... dapat diganti dengan hambatan penganti RS,
dengan besar RS ditentukan dengan rumus :

RS = R1 + R2 + R3 + ....
Rangkaian hambatan dapat juga disusun pararel. Pada hambatan pararel hambatan disusun
berdampingan dengan ujung hambatan satu berhubungan dengan ujung hambatan lain.

Hambatan pararel R1, R2 dan R3 dapat digantikan dengan hambatan penganti Rp. Besar Rp
ditentukan berdasarkan rumus :

Besar hambatan dalam suatu kawat penghantar bergantung pada jenis kawat, panjang kawat
dan luas penampang kawat. Hubungan antara hambat jenis (r), panjang kawat (l) dan luas
penampang kawat penghantar tampak dalam persamaan berikut.

Keterangan :
R = Hambatan listrik (W)
r = hambat jenis kawat (Wm)
l = panjang kawat (m)
A = Luas penampang kawat (m2)

Berdasarkan persamaan tampak bahwa jika kita menggunakan kawat penghantar yang
panjang akan membuat nilai hambatan membesar, sedangkan jika luas penampang membesar
atau digunakan kabel dengan diameter kawat yang besar dan bukan berbentuk serabut maka
hambatannya akan mengecil.
Hambat jenis (r) adalah suatu setiap bahan penghantar berbeda-beda tergantung pada sifat
bahan tersebut. Beberapa bahan mengikat elektronnya dengan sangat kuat, sehingga
elektronnya tidak dapat mengalir dengan baik dari satu atom ke atom lain.

Bahan seperti ini disebut isolator. Plastik, pakaian, kaca dan udara yang kering adalah isolator
yang baik. Beberapa bahan sangat mudah melepaskan elektronnya, dan disebut sebagai
konduktor. Logam pada umumnya merupakan konduktor yang baik.

Rangkaian listrik yang sering kita biasanya bercabang-cabang. Bagaimana arus listrik dalam
suatu rangkaian listrik yang bercabang. Jawaban masalah ini dikemukakan oleh Gustav
Kirchoff dan dikenal dengan Hukum Kirchoff I.

Hukum Kirchoff I menyatakan bahwa jumlah arus yang masuk dalam percabangan sama
dengan arus yang keluar di titik percabangan tersebut.

Beda potensial seperti yang sebelumnya merupakan perbedaan potensial antara dua titik dan
diukur dengan pemasangan alat secara pararel. Hal itu menunjukkan pada percabangan
selama berada pada dua titik yang sama akan memiliki beda potensial yang sama.

Anda mungkin juga menyukai