Anda di halaman 1dari 21

Tugas 1

Analisis Fisika SMA/MA Kelas XII

Nama : Nurul Hikmah Hidayah


Prodi : Pendidikan Fisika
Nim : 17033032
Dosen : Fanny Rahmatina Rahim,S.Pd.,M.Pd
Sesi : Jumat 13.20-15.50WIB

Jurusan Fisika
Universitas Negeri Padang
2020
RANGKAIAN ARUS SEARAH

A. Arus listrik dan pengukurannya


1. Arus Listrik
Pada dasarnya rangkaian listrik dibedakan menjadi dua, yaitu rangkaian
listrik terbuka dan rangkaian listrik tertutup. Rangkaian listrik terbuka adalah suatu
rangkaian yang belum dihubungkan dengan sumber tegangan, sedangkan rangkaian
listrik tertutup adalah suatu rangkaian yang sudah dihubungkan dengan sumber tegangan.

Pada rangkaian listrik tertutup, terjadi aliran muatan-muatan listrik. Aliran


muatan listrik positif identik dengan aliran air. Arus listrik mengalir dari potensial tinggi
ke potensial rendah atau dari kutub (+) ke kutub (-).  Sedangkan muatan electron
mengalir dari potensial rendah ke potensial tinggi.

Perhatikan gambar di bawah ini ! 

Dua buah benda bermuatan masing-masing A dan B dihubungkan dengan


sebuah penghantar. Bila potensial A lebih tinggi dari pada potensial B, maka arus akan
mengalir dari A ke B. Arus ini mengalir dalam waktu yang sangat singkat. Setelah
potensial A sama dengan potensial B maka arus berhenti mengalir.
2. Kuat Arus Listrik

Kuat arus listrik ialah banyaknya muatan listrik yang mengalir tiap detik
melalui suatu penghantar. Simbol kuat arus adalah I. Satuan kuat arus listrik ialah
Ampere yang diambil dari nama seorang. ilmuwan Perancis yaitu : Andrey Marie
Ampere (1775 -1836). Kuat arus listrik adalah banyaknya muatan yang mengalir melalui
penampang konduktor tiap sekon.

3.Beda Potensial Listrik

Sumber tegangan listrik yaitu peralatan yang dapat menghasilkan beda


potensial listrik secara terus menerus. Beda potensial listrik diukur dalam satuan volt
(V).  Alat yang digunakan adalah volmeter.Beda potensial adalah Banyaknya energi
listrik yang diperlukan untuk mengalirkan setiap muatan listrik dari ujung-ujung
penghantar disebut beda potensial listrik atau tegangan listrik. Hubungan antara energi
listrik, muatan listrik, dan beda potensial listrik secara matematik dirumuskan : 

V= W/ Q

V = Beda potensial listrik dalam volt (V)


W = energi listrik dalam joule (J)
Q = muatan listrik dalam coulomb (C).

Arus listrik hanya akan terjadi dalam penghantar jika antara ujung-ujung
penghantar terdapat beda potensial (tegangan listrik). Alat ukur beda potensial listrik
adalah volmeter. Dalam rangkaian voltmeter dipasang paralel dengan hambatan (beban).
B. Hukum Ohm

Hukum ohm mempelajari tentang hubungan kuat arus dengan beda


potensial  ujung-ujung hambatan. George Simon Ohm (1787-1854), melalui
eksperimennya menyimpulkan bahwa arus I pada kawat penghantar sebanding dengan
beda potensial V yang diberikan ke ujung-ujung kawat penghantar tersebut.

Besarnya arus yang mengalir pada kawat penghantar tidak hanya


bergantung pada tegangan, tetapi juga pada hambatan yang dimiliki kawat terhadap aliran
elektron. Kuat arus listrik berbanding terbalik dengan hambatan: 

Makin besar hambatan ini, makin kecil arus untuk suatu tegangan V.
Dengan demikian, arus I  yang mengalir berbanding lurus dengan beda potensial antara
ujung-ujung penghantar dan berbanding terbalik dengan hambatannya. Pernyataan ini
dikenal dengan Hukum Ohm, dan dinyatakan dengan persamaan :

C. Arus Listrik Dalam Rangkaian Tertutup


Konduktor merupakan penghantar yang baik. Di dalam konduktor banyak
mengandung muatan bebas berupa elektron-elektron yang bermuatan negatif, sedangkan
muatan bebas pada elektrolit berupa ion-ion (atom bermuatan listrik). 
Contoh Rangkaian Tertutup
Muatan bebas merupakan partikel-partikel bermuatan listrik yang mudah
bergerak dalarn medan listrik. Gerakan muatan tersebut disebut arus listrik. Arah arus
listrik disepakati sebagai arah muatan positif. Akan tetapi, sebenarnya elektronlah yang
bergerak dalamkonduktor dengan arah berlawanan arah arus listrik. Jadi, arah arus listrik
seolah-olah berlawanan dengan arah gerak elektron. Hal ini disebabkan oleh jumlah
elektron yang berpindah dalam suatu penghantar sama dengan jumlah muatan positif
yang berpindah dalam penghantar itu. 
Arus listrik dapat mengalir jika dihubungkan dengan sumber potensial
listrik pada kedua ujung penghantar. Arus listrik bergerak dari kutub positif menuju ke
kutub negatif, sedangkan di dalam sumber energi listrik (misalnya baterai), arus bergerak
dari kutub negatif menuju kutub posistif. Arus listrik akan mengalir dalam rangkaian
tertutup dan akan bernilai nol pada rangkaian terbuka. Kuat arus listrik rata-rata
merupakan banyaknya muatan listrik yang mengalir pada konduktor dalarn interval
waktu tertentu. Secara matematis, dapat dirumuskan sebagai berikut:
I=Q/t
dengan, I = kuat arus listrik (A), Q = besar muatan listrik (C), dan t = selang waktu (s).

Alat untuk mengukur kuat arus listrik adalah amperemeter, basicmeter, dan
galvanometer. Untuk mengukur kaut arus listrik, maka alat pengukur listrik harus
dirangkai secara seri pada rangkaian.

D. Hambatan Sepotong Kawat Penghantar

Hambatan sepotong kawat penghantar dapat diukur secara langsung dengan alat
ohmmeter. Sebuah alat yang dapat digunakan untuk mengukur hambatan, beda potensial
dan kuat arus disebut multimeter. Multimeter ini merupakan satu kesatuan alat dari volt
meter, ampere meter dan ohm meter. Dengan memutar sebuah saklar, alat itu dapat
digunakan sebagai amperemeter, volt meter atau ohm meter tergantung mana yang
diperlukan.

Hambatan atau resistansi suatu penghantar berguna untuk mengatur besarnya kuat arus
listrik yang mengalir melalui suatu rangkaian listrik. Dalam radio dan televisi, resistansi
berguna untuk menjaga kuat arus dan tegangan pada nilai tertentu dengan tujuan agar
komponen-komponen listrik lainnya dapat berfungsi dengan baik.

Bila panjang kawat penghantar dinyatakan dengan huruf l, luas penampangnya


dinyatakan dengan huruf A, maka untuk berbagai jenis pengkantar, panjang dan
penampang berbeda terdapat hubungan sebagai berikut.

Ternyata hambatan sepotong kawat penghantar adalah:

1. Sebanding dengan panjang kawat penghantar tersebut (l)


2. Berbanding terbalik dengan luas penampang kawat penghantar (A)
3. Bergantung kepada jenis bahan penghantar (r)

Dalam persamaan ini r disebut hambatan jenis kawat penghantar, yang besarnya
bergantung kepada jenis bahan yang digunakan membuat kawat itu

E. Rangkaian Hambatan
Rangkaian hambatan listrik dibedakan menjadi dua, yaitu rangkaian seri dan
rangkaian paralel. Pada rangkaian listrik, mungkin kita sering menjumpai beberapa
hambatan yang dirangkai secara bersama-sama. Hambatan yang dimaksud di sini bukan
hanya resistor, melainkan semua peralatan yang menggunakan listrik, seperti lampu,
radio, televisi, dan setrika listrik.

Jenis Rangkaian Hambatan Listrik

1. Rangkaian Hambatan Listrik Seri

Rangkaian hambatan seri adalah rangkaian yang disusun secara berurutan


(segaris). Pada rangkaian hambatan seri yang dihubungkan dengan suatu sumber
tegangan, besar kuat arus di setiap titik dalam rangkaian tersebut adalah sama. Jadi,
semua hambatan yang terpasang pada rangkaian tersebut dialiri arus listrik yang besarnya
sama. Bila salah satu hambatan ada yang putus, maka arus listrik pada rangkaian tersebut
juga putus/tidak mengalir.

Pada gambar diatas, terlihat dua buah lampu (sebagai hambatan) yang
disusun seri. Kuat arus yang mengalir melalui kedua lampu tersebut sama besarnya,
sedangkan tegangannya berbeda (VAB ≠ VBC). Dengan menggunakan hukum Ohm dapat
kita tuliskan secara matematis sebagai berikut.

Jika VAB= I × R1, VBC = I × R2, VAC = VAB + VBC; maka:

VAC=VAB+VBC
VAC=I×R1+I×R2
VAC = I (R1 + R2)

Jika kita ganti kedua hambatan yang dirangkai seri dengan sebuah hambatan
pengganti (Rs) lihat gambar (c) diatas, maka VAC = I × Rs , sehingga kita dapatkan
persamaan sebagai berikut.
VAC=I(R1+R2)
I×Rs=I(R1+R2)
Rs = R1 + R2

Jadi, bentuk umum hambatan pengganti yang dirangkai seri adalah sebagai berikut.

Rs = R1 + R2 + R3 + … + Rn (n = banyaknya hambatan)

Hambatan pengganti pada kedua rangkaian ini selalu lebih besar karena
merupakan jumlah dari hambatan-hambatan yang dipasang.

2. Rangkaian Hambatan Listrik Paralel

Hambatan paralel adalah rangkaian yang disusun secara


berdampingan/berjajar. Jika hambatan yang dirangkai paralel dihubungkan dengan suatu
sumber tegangan, maka tegangan pada ujung-ujung tiap hambatan adalah sama. Sesuai
dengan Hukum I Kirchoff, jumlah kuat arus yang mengalir pada masing-masing
hambatan sama dengan kuat arus yang mengalir pada penghantar utama.

Pada gambar diatas, dua buah lampu (sebagai hambatan) dirangkai paralel.
Kuat arus yang mengalir pada lampu 1 (I1) dan lampu 2 (I2) besarnya tergantung nilai
hambatannya, sedangkan tegangan yang melewati kedua lampu tersebut besarnya sama.

Dengan menggunakan hukum I Kirchoff dan hukum Ohm, maka dapat kita
tuliskan secara matematis sebagai berikut.
Jika kita ganti kedua hambatan yang dirangkai paralel dengan sebuah hambatan

pengganti (Rp), lihat gambar (c), maka I = , sehingga kita dapatkan persamaan sebagai
berikut.

Jadi, bentuk umum hambatan yang dirangkai paralel adalah :

Hambatan pengganti pada rangkaian paralel selalu lebih kecil karena merupakan jumlah
dari kebalikan hambatan listrik tiap-tiap komponen.

F. Gabungan Sumber Tegangan Listrik


Sumber tegangan, seperti baterai atau generator, memberikan perbedaan
potensial (tegangan) antara dua titik dalam rangkaian listrik yang memungkinkan arus
mengalir di sekitarnya. Ingatlah bahwa tegangan bisa ada tanpa arus. Baterai adalah
sumber tegangan yang paling umum untuk rangkaian dengan tegangan yang muncul di
terminal positif dan negatif dari sumber yang disebut tegangan terminal.
1. Sumber Tegangan Ideal

Sumber tegangan ideal didefinisikan sebagai elemen aktif dua terminal yang
mampu memasok dan mempertahankan tegangan yang sama, (v) melintasi terminalnya
tanpa memandang arus, (i) mengalir melaluinya. Dengan kata lain, sumber tegangan ideal
akan memasok tegangan konstan setiap saat terlepas dari nilai arus yang dipasok
menghasilkan karakteristik I-V yang diwakili oleh garis lurus.
Kemudian sumber tegangan ideal dikenal sebagai Sumber Tegangan
Independen karena tegangannya tidak tergantung pada nilai arus yang mengalir melalui
sumber atau arahnya tetapi ditentukan semata-mata oleh nilai sumber itu sendiri.
Jadi misalnya, aki mobil memiliki tegangan terminal 12V yang tetap
konstan selama arus yang melewatinya tidak menjadi tinggi, memberikan daya ke mobil
dalam satu arah dan menyerap daya ke arah lain saat mengisi daya.

2. Menghubungkan Sumber Tegangan Bersama

Sumber tegangan ideal dapat dihubungkan bersama baik secara paralel maupun seri sama
seperti untuk elemen rangkaian apa pun. Tegangan seri ditambahkan bersama-sama
sementara tegangan paralel memiliki nilai yang sama. Perhatikan bahwa sumber
tegangan ideal yang tidak merata tidak dapat dihubungkan secara bersamaan paralel.

 Sumber Tegangan dalam Paralel


Meskipun bukan praktik terbaik untuk analisis rangkaian, sumber
tegangan ideal dapat dihubungkan secara paralel asalkan memiliki nilai tegangan yang
sama. Di sini, dalam contoh ini, dua sumber tegangan 10 volt digabungkan untuk
menghasilkan 10 volt antara terminal A dan B. Idealnya, hanya akan ada satu sumber
tegangan tunggal 10 volt yang diberikan antara terminal A dan B. Apa yang tidak
diperbolehkan atau bukan praktik terbaik, adalah menyambungkan bersama sumber
tegangan ideal yang memiliki nilai tegangan berbeda seperti yang ditunjukkan, atau
dihubung pendek oleh loop atau cabang tertutup eksternal.

 Sumber Tegangan Tidak Terhubung

Namun, ketika berurusan dengan analisis rangkaian, sumber tegangan


dari nilai yang berbeda dapat digunakan asalkan ada elemen rangkaian lain di antara
mereka untuk mematuhi Hukum Kirchoff 2 - Tegangan, KVL.
Tidak seperti sumber tegangan terhubung paralel, sumber tegangan ideal
dari nilai yang berbeda dapat dihubungkan bersama secara seri untuk membentuk sumber
tegangan tunggal yang outputnya akan berupa penambahan atau pengurangan aljabar dari
tegangan yang digunakan. Koneksinya dapat berupa: tegangan seri-bantu atau seri-
berlawanan seperti yang ditunjukkan.
 Sumber Tegangan dalam Seri

Sumber tegangan bantu seri adalah sumber terhubung seri dengan polaritas
mereka terhubung sehingga terminal plus satu terhubung ke terminal negatif
berikutnya yang memungkinkan arus mengalir dalam arah yang sama. Dalam contoh
di atas, dua tegangan dari 10V dan 5V dari rangkaian pertama dapat ditambahkan,
untuk VS dari 10 + 5 = 15V. Jadi tegangan di terminal A dan B adalah 15 volt.
Sumber tegangan berlawanan seri adalah sumber terhubung seri yang
memiliki polaritas terhubung sehingga terminal plus atau terminal negatif
dihubungkan bersama seperti yang ditunjukkan pada rangkaian kedua di atas.
Hasil akhirnya adalah bahwa tegangan dikurangi satu sama lain. Kemudian
dua tegangan 10V dan 5V dari rangkaian kedua dikurangi dengan tegangan yang
lebih kecil dikurangi dari tegangan yang lebih besar. Menghasilkan VS dari 10-5 =
5V.
Polaritas di terminal A dan B ditentukan oleh polaritas yang lebih besar dari
sumber tegangan, dalam contoh ini terminal A positif dan terminal B negatif
menghasilkan +5 volt. Jika tegangan berlawanan-seri sama, tegangan netto melintasi
A dan B akan nol karena satu tegangan menyeimbangkan yang lainnya. Juga setiap
arus (I) juga akan menjadi nol, karena tanpa sumber tegangan, arus tidak dapat
mengalir.

G. Hukum II Kirchoff

Hukum II Kirchhoff berbunyi : “Di dalam sebuah rangkaian tertutup,


jumlah aljabar gaya gerak listrik (є) dengan penurunan tegangan (I.R) sama dengan
nol. Maksud dari jumlah penurunan potensial sama dengan nol adalah tidak ada energi
listrik yang hilang dalam rangkaian tersebut, atau dalam arti semua energi listrik bisa
digunakan atau diserap.

Hukum II Kirchhoff dirumuskan sebagai

ΣE +ΣIR = 0

Keterangan :

ΣE = jumlah ggl sumber arus (V)

ΣIR = jumlah penurunan tegangan. (V)

I = arus listrik (A)

R = hambatan (W)

Penggunaan Hukum II Kirchhoff adalah sebagai berikut:

1. Pilih rangkaian untuk masing-masing lintasan tertutup dengan arah tertentu.


Pemilihan arah loop bebas, tapi jika memungkinkan diusahakan searah dengan
arah arus listrik.
2. Jika pada suatu cabang, arah loop sama dengan arah arus, maka penurunan
tegangan (IR) bertanda positif, sedangkan bila arah loop berlawanan arah dengan
arah arus, maka penurunan tegangan (IR) bertanda negatif.
3. Bila saat mengikuti arah loop, kutub sumber tegangan yang lebih dahulu dijumpai
adalah kutub positif, maka gaya gerak listrik bertanda positif, sebaliknya bila
kutub negatif maka penurunan tegangan (IR) bertanda negatif.

 Hukum Kirchhoff pada Rangkaian Satu Loop 

Dengan menerapkan Hukum Ohm dan Hukum Kirchoff I, kalian dapat mencari besar
arus dan tegangan pada rangkaian dengan satu sumber tegangan. Namun, bagaimanakah
kita mencari arus dan tegangan jika pada rangkaian terdapat lebih dari satu sumber
tegangan? Perhatikan Gambar skema rangkaian tertutup dengan dua sumber tegangan
dan dua hambatan berikut ini

Gambar 5. Skema rangkaian tertutup

Kita dapat mencari besar arus dan tegangan pada resistor dengan
menggunakan prinsip Hukum Kirchoff II yang telah dipaparkan sebelumnya.

Perhatikan kembali rangkaian pada Gambar 5. Rangkaian tersebut


merupakan rangkaian tertutup dengan loop tunggal (1 loop). Untuk menganalis rangkaian
tersebut, kita dapat menggunakan hukum Kirchoff II dengan mengikuti langkah berikut.

a. Memilih arah loop. Agar lebih mudah, arah loop dapat ditentukan searah dengan arah
arus yang berasal dan sumber tegangan yang paling besar dan mengabaikan arus dan
sumber tegangan yang kecil (ingat, arah arus bermula dan kutub positif menuju kutub
negatif).
b. Setelah arah loop ditentukan, perhatikan arah arus pada percabangan. Jika arah arus
sama dengan arah loop, penurunan tegangan (IR) bertanda positif. Namun, jika arah arus
berlawanan dengan arah loop, IR bertanda negatif.

c. Jika arah loop menjumpai kutub positif pada sumber tegangan lain, maka nilai E
positif. Namun, jika yang dijumpai lebih dulu adalah kutub negatif, maka E bertanda
negatif.

Nah, dengan mengikuti langkah di atas, mari kita analisis bersama


rangkaian tersebut. Pada rangkaian tersebut, jika E2>E1, kita dapat menentukan arah
loop sebagai berikut.
Gambar 6. penentuan arah arus pada loop (arah loop dan a—b–c—d—a.)

Setelah menentukan arah loop, kita dapat menerapkan hukum Kirchhoff II sebagai
berikut.

IR2 – E1 + IR1 – E2 = 0

I(R1 + R2) = E1 + E2

Jadi kuat arus yang mengalir pada rangkaian tersebut adalah :

I = (E1 + E2) / (R1 + R2)

H. Energi Dan Daya Listrik

1. Energi Listrik

Energi listrik dapat berubah menjadi bentuk energi lain. Untukmengubah


energi listrik menjadi energi lain diperlukan alat listrik.Setrika merupakan alat listrik
yang memiliki hambatan, jika digunakan memerlukan tegangan, arus listrik, dan waktu
penggunaan.Hambatan, tegangan, kuat arus, dan waktu itulah yang memengaruhibesar
energi listrik.

Hubungan antara tegangan, kuat arus, jumlah lilitan,dan waktu terhadap


kenaikan suhu. Kenaikan suhu makin besar jikategangan membesar, kuat arus membesar,
dan waktu makin lama.Dengan demikian, besar energi listrik dapat ditulis dalam
bentukpersamaan berikut:

W=VⅹIⅹt
Dengan:

W= besar energi listrik (joule)

V= besar tegangan listrik (volt)

I= besar kuat arus listrik (ampere)

T= selang waktu (sekon)

Berdasarkan rumus di atas dapat dikatakan bahwa besarenergi listrik


bergantung oleh tegangan listrik, kuat arus listrik, danwaktu listrik mengalir. Energi
listrik akan makin besar, jika tegangandan kuat arus makin besar serta selang waktu
makin lama.Karena menurut Hukum Ohm V = IR, maka persamaantersebut dapat
diturunkan menjadi persamaan berikut:

W = I2 ⅹ R ⅹ t = t

Satuan energi listrik dalam SI adalah joule (J). Adapun, satuanenergi listrik
yang sering digunakan dalam kehidupan sehari-hariadalah kWh (kilowatt hour atau
kilowatt jam).

Dalam hal ini1 kWh= 1 kilo × 1 watt × 1 jam

= 1.000 × 1 watt × 3.600 sekon

= 3.600.000 watt sekon

= 3,6 × 106joule

Selain itu dalam kehidupan sehari-hari, energi listrik seringdimanfaatkan sebagai


pemanas (misalnya setrika, solder, atauheater).

2. Daya Listrik

Pengertian daya pada mekanika menjadi dasar penurunan daya padalistrik


dinamik. Pada mekanika, yang dimaksud dengan daya adalahkecepatan melakukan
usaha. Adapun, pada listrik dinamik, dayalistrik adalah jumlah energi listrik yang
digunakan tiap detik. Besardaya listrik dirumuskan sebagai berikut:

P=

Karena W = VIt, maka persamaan daya listrik dapat ditulis sebagaiberikut:

P=VⅹI

Adapun, menurut Hukum Ohm V = IR sehingga persamaan dayajuga dapat ditulis


sebagai berikut:

P = I2 ⅹ R =

dengan:

P = daya listrik satuannya watt

V= tegangan listrik satuannya volt (V)

I= kuat arus listrik satuannya ampere (A)

R= hambatan listrik satuannya ohm (Ω)

Satuan daya listrik dalam SI adalah watt (W). Untuk dayalistrik yang besar menggunakan
satuan kilowatt (kW) atau megawatt (MW), dimana

1 kW = 1.000 watt

= 103watt1 MW

= 1.000.000 watt

= 106watt

 Daya Listrik Pada Suatu Alat Listrik

Alat listrik yang dijual di toko biasanya sudah tercantum dayadan tegangan
yang dibutuhkan alat itu. Misalnya, lampu bertuliskan60 W/220 V, setrika bertuliskan
300W/220 V, dan pompa air bertuliskan 125 W/220 V.Lampu bertuliskan 60 W/220 V
artinya lampu akan menyaladengan baik, jika dipasang pada tegangan 220 volt dan
selama 1detik banyaknya energi listrik yang diubah menjadi energi cahaya60 joule.Jika
lampu dipasang pada tegangan lebih besar dari 220 Vmaka lampu akan rusak.
Sebaliknya, jika dipasang pada tegangankurang dari 220 V, lampu menyala kurang
terang.Ada kalanya alat-alat listrik tidak mencantumkan daya listriknya, tetapi tertulis
tegangan dan kuat arus. Misalnya, motor listrikbertuliskan 220 V- 0,5 A. Artinya motor
akan bekerja dengan baikjika dipasang pada tegangan 220 volt dan akan mengalir arus
listrik0,5 ampere.

 Penggunaan Satuan KWh (Kilowatt Jam)

Alat untuk mengukur energi listrik yang digunakan dalamrumah tanggga disebut kWh-
meter (meteran listrik). Alat itu terdiriatas sebuah motor yang kecepatan berputarnya
bergantung dayaalat listrik yang digunakan dan waktu penggunaan. Angka
yangditunjukkan merupakan integrasi besaran daya kali waktu atau energylistrik.

3. Perubahan Energi Listrik

Manusia menggunakan sumber-sumber energi yang disediakan alam sejak


dulu. Dari sekian banyak bentuk energi yang kitaketahui, energi listrik merupakan salah
satu bentuk energi yangpaling mudah diubah ke dalam bentuk energi yang lain. Oleh
karenaitu, setiap ditemukan bentuk energi baru, orang cenderung mengubahnya menjadi
berbentuk energi listrik sebelum dimanfaatkan.Satu bentuk energi dapat berubah ke
bentuk energi yang lain.Untuk mengubah bentuk energi listrik diperlukan alat listrik.
Energilistrik dapat diubah ke berbagai bentuk energi antara lain energycahaya, energi
kalor, energi bunyi, energi kinetik, dan energi kimia.Kamu sudah menunjukkan
perubahan energi listrik menjadi energyPanas. Perubahan bentuk energi listrik selalu
memenuhi hokumkekekalan energi. Hukum tersebut berbunyi energi tidak
dapatdiciptakan dan tidak dapat dimusnahkan, tetapi hanya dapatberubah dari bentuk
energi satu ke bentuk energi yang lain.
 Perubahan energi listrik menjadi energi cahaya
Ambillah sebuah lampu pijar, dan coba perhatikan. Ternyata,pada lampu tertulis
20 W/220 V. Kemudian hubungkan dengan stopkontak listrik PLN. Apa yang terjadi?
Ternyata, lampu menyala.Perubahan bentuk energi apakah yang terjadi pada lampu pijar?

Lampu pijar dan lampu neon merupakan alat listrik yang dapatmengubah
energi listrik menjadi energi cahaya dan energi kalor. Didalam ruang kaca lampu pijar,
terdapat filamen yang mudah terbakaryang terbuat dari kawat wolfram halus yang dibuat
spiral. Di dalambola kaca diisi gas argon dan nitrogen bertekanan rendah yangberguna
untuk menyerap energi kalor dari filamen yang berpijar,sehingga filamen tidak cepat
putus. Ketika arus listrik mengalir,filamen berpijar sampai suhu 1.000o C menghasilkan
cahaya dankalor.

Lampu ini apabila digunakan terasa panas karena banyakenergi listrik yang
berubah menjadi energi kalor, sehingga lamputidak hemat listrik.Lampu tabung (TL)
sering disebut lampu neon. Lampu initerbuat dari tabung kaca yang bentuknya
bermacam-macam. Didalam tabung kaca diisi gas raksa dan pada kedua ujungnya
terdapatelektrode. Jika kedua elektrode dihubungkan dengan tegangan
tinggimenyebabkan terjadinya loncatan elektron yang menimbulkan apilistrik. Loncatan
elektron ini dapat menyebabkan gas raksa memancarkan sinar ultraviolet yang tidak
tampak oleh mata.

Agar sinaryang dihasilkan dapat dilihat, dinding tabung kaca bagian


dalamdilapisi zat fluoresensi. Dinding kaca berlapis zat itu akan memendarkan cahaya
ketika terkena sinar ultraviolet. Cahaya yang dipancarkan berupa cahaya putih dan tidak
panas.Dibandingkan lampu pijar, lampu TL memiliki kelebihan. Pada lampu TL lebih
banyak energi listrik yang berubah menjadi energycahaya. Lampu ini hemat listrik
karena kalor yang ditimbulkan kecildan tidak terlalu panas ruang di sekitarnya. Sekarang
ini, lampu jenisTL dibuat dalam berbagai bentuk dan memiliki keunggulan hematenergi.

 Perubahan energi listrik menjadi energi kalaor

Ambillah sebuah setrika listrik atau solder dan hubungkandengan stop


kontak listrik PLN dan tunggu beberapa saat. Mengapadasar setrika terasa panas? Dari
manakah asalnya panas? Perubahanbentuk energi apakah yang terjadi pada setrika?
Setrika listrik dan solder merupakan alat yang dapat merubahenergi listrik menjadi energi
kalor (panas). Bagian dalam setrikalistrik terdapat elemen pemanas yang terbuat dari
bahan konduktoryang hambatan jenisnya besar. Elemen pemanas diletakkan di antaraalas
berupa besi dengan penutup setrika yang dipisahkan bahanisolator. Ketika dialiri arus
listrik, elemen tersebut akan menghasilkan energi kalor dan suhunya naik. Energi kalor
yang dihasilkandihantarkan ke lapisan besi, sehingga lapisan besi ikut panas.

Solder listrik merupakan alat untuk memasang komponenelektronika pada


papan rangkai. Bagian dalam solder listrik berisi elemen pemanas yang terbuat dari
bahan konduktor yang hambatanjenisnya besar. Elemen pemanas diletakkan di dalam
selubung solder. Ketika dialiri arus listrik, elemen tersebut akan menghasilkan energi
kalor dan suhunya naik. Energi kalor yang dihasilkan dihantarkan ke mata solder. Logam
mata solder memiliki titik lebur yang lebih tinggi daripada titik lebur timah solder. Suhu
solder yang terlalutinggi akan merusak komponen solder.

4. Penghematan Energi Listrik

Sumber energi ada yang dapat diperbarui dan ada pula yangtidak dapat
diperbarui. Sebagian besar sumber energi yang kitagunakan di rumah dan untuk angkutan
merupakan sumber energyyang tidak dapat diperbarui. Akibatnya pada suatu saat akan
terjadikrisis energi. Karena jumlah permintaan energi melebihi batas energyyang tersedia
di bumi, maka para ahli menunjukkan bahwa minyakbumi dan batu bara di dunia ini akan
habis dalam kurun waktutertentu.

Walaupun energi listrik yang disediakan PLN cukup besarnamun belum


mencukupi kebutuhan listrik secara nasional. Karenamasih terdapat daerah di tanah air
ini yang belum mendapat suplailistrik. Pemerintah terus mengembangkan penyediaan
energi listrikguna pemerataan penggunaan listrik untuk meningkatkan perkembangan
industri di seluruh tanah air.Sumber energi yang terbatas dan banyaknya
permintaanlistrik di tanah air mendorong kita untuk menghemat energi diantaranya
penghematan energi listrik. Pemanfaatan energi listriksecara efektif perlu digalakkan
pada seluruh pengguna energi listrik.Jatah daya listrik yang diberikan PLN perlu
dimanfaatkan sebaik-baiknya.Berikut ini beberapa usaha penghematan energi listrik.

1. Mematikan saklar alat listrik yang tidak digunaka


2. Menyalakan lampu setelah gelap.Menggganti lampu pijar dengan lampu TL.
3. Memilih alat-alat listrik yang berdaya rendah.
4. Membuat ruangan berjendela.
5. Mencari sumber-sumber energi alternatif yang dapat diperbarui.
6. Menemukan alat-alat baru yang menggunakan tenaga surya.

Anda mungkin juga menyukai