Terdapat dua jenis muatan listrik, yaitu muatan positif ( + ) dan muatan negative ( - )
Muatan positif ada pada inti atom, sedangkan muatan negative ada pada electron
Electron dapat berpindah dari satu atom ke atom lain, sedangkan inti tidak dapat pindah
Atom-atom penghantar (konduktor) memiliki electron-elektron bebas yang sangat mudah
berpindah dari satu tempat ke tempat lain di dalam penghantar itu.
Muatan listrik dapat bergerak (mengalir) jika ada beberapa potensial (tegangan)
Dari beberapa asas tersebut, kita dapat menyimpulkan bahwa arus listrik ditimbulkan oleh
muatan listrik yang berpindah atau muatan listrik yang bergerak. Bila dalam suatu penghantar
terus menerus terjadi perpindahan muatan atau electron, maka berarti dalam penghantar itu
terjadi arus listrik.
Agar terjadi arus listrik pada suatu penghantar maka ujung-ujung kawat penghantar itu harus
di buat berbeda potensialnya, ujung yang satu potensialnya harus lebih tinggi daripada ujung
yang lain. Beda potensial yang menyebabkan terjadinya arus listrik, sering di sebut
dengan tegangan lisrik.
1. Kuat Arus Listrik
Kuat arus listrik didefinisikan sebagai jumlah muatan yang mengalir melalui penampang
suatu kawat penghantat per satuan waktu. Jadi, bila sejumlah muatan q mengalir melalui
penampang penghantar dalam waktu t, maka kuat arus i yang mengalir besarnya adalah:
Hambatan Listrik
Besar hambatan listrik pada suatu penghantar di pengaruhi oleh jenis bahan dari penghantar
tersebut. Besarnya hambatan listrik tersebut dapat di rumuskan :
3. Hukum Kirchof
Menurut hukum kirchof 1, jumlah arus yang masuk pada suatu titik percabangan sama
dengan jumlah arus yang keluar dari ttik percabangan itu.
a. Rangkaianseri
Pada rangkaian seri di atas , berlaku :
b. Rangkaianparallel
D. Sumber Arus Searah
Sumber arus searah adalah sumber energy listrik yang dapat menimbulkan arus listrik yang
besar arahnya selalu tetap (konstan). Sumber arus searah ini dapat berasal dari hasil proses
kimia atau dari proses lainnya. Sumber-sumber arus searah yang berasal dari proses kimia
disebut elemen-elemen elektrokimia.
1. Elemen-Elemen Elektrokimia
Prinsip dasar dari suatu elemen elektrokimia ialah dua lempeng logam berbeda jenis
dicelupkan ke dalam larutan elektrolit dan lempeng yang satu tidak bersentuhan dengan
lempeng lainnya. Suatu reaksi kimia menyebabkan kedua logam melepaskan electron-
elektron ke larutan. Salah satu lempeng melepaskan electron lebih banyak daripada lempeng
lain, sehingga lempeng itu potensialnya menjadi lebih rendah dari pada lempeng lain tadi.
Beda potensial antara kedua lempeng tersebut dapat menimbulkan arus listrik dalam suatu
rangkaian.
Elemen elektrokimia dapat di golongkan menjadi dua golongan yaitu, elemen
primer dan elemen sekunder.
a. Elemen primer
Pada elemen primer, reaksi kimianya tidak dapat di balikan, sehingga elemen jenis ini hanya
dapat dipakai selama reaksi di dalamnya berlangsung. Jika reaksi kimia selesai, maka bahan
kimia di dalamnya tidak dapat di kembalikan menjadi bahan kimia semula. Contoh sumber
arus yang termasuk elemen primer yaitu, elemen volta, elemen leclance, elemen
kering, elemin alkalin dan elemen raksa.
b. Elemen sekunder
Dalam kehidupan sehari-hari, elemen sekunder ini dikenal dengan
sebutan akumulator atau aki. Akumulator merupakan elemen elektrokimia bahan-bahan
pereaksinya dapat diperbaharui kembali. Artinya, apabila bahan-bahan pereaksinya sudah
tidak berfungsi lagi maka dapat diperbaharui kembali dengan cara mengalirkan arus listrik
dari sumber luar yang arahnya berlawanan dengan arus yang dihasilkan akumulator.
Contoh Soal !!
1. Sebuah rangkaian listrik dengan sumber tegangan V memiliki kuat arus 6 A. Jika
hambatan dibuat tetap, sedangkan sumber tegangan dinaikkan menjadi 2V, maka
kuat arus akan menjadi…
Pembahasan
Berdasarkan hukum Ohm,
V= I × R .
Dengan nilai R yang tidak berubah maka,
2. Diketahui pada suatu penghantar mengalir arus listrik sebesar 12 Ampere dan juga
terdapat hambatan sebesar 3 Ohm. berapa besarnya tegangan sumber ...
Pembahasan
D1 : I = 12 Ampere
R = 3 Ohm
D2 : V = ….. ?
D3 : V = I . R
V = 12 Ampere x 3 Ohm
V = 36 Volt
Soal...!!!
1. Pada suatu rangkaian listrik yang dialiri arus sebesar 6 Ampere terdapat resistansi
sebesar 4 Ohm. Dengan menggunakan hukum Ohm, besarnya tegangan pada rangkaian
tersebut adalah ...
2. Sebuah power supply menghasilkan tegangan sebesar 15 Volt. Lalu potensiometer diatur
ke angka 10 kilo Ohm. Hitunglah kuat arus listrik!Untuk setiap kali menjawab soal yang
menggunakan rumus dari Hukum Ohm, penting bagi kita untuk memerhatikan satuan dari
besaran-besaran yang dieketahui. Pada kasus ini, nilai R sebesar 10 kilo Ohm, sehingga
anda terlebih dahulu harus mengubahnya ke dalam Ohm.