Listrik Dinamis
Berkaitan
mengalir dengan
dapat
melalui menghasilkan
Rangkaian Arus Listrik Energi Listrik
TUJUAN PEMBALAJARAN
3.1.5.1 Peserta didik mampu menjelaskan isi Hukum II Kirchhoff Menyebutkan bunyi hukum II Kirchoff
3.1.5.2 Menentukan persamaan hukum II Kirchoff
3.1.5.3 Menentukan aturan tanda dalam penerapan hukum II Kirchoff pada rangkaian tertutup (loop)
3.1.5.4 Menerapakan hukum Kirchoff pada rangkaian satu loop dan rangkaian majemuk.
Pertemuan 5 (Energi dan Daya Listrik)
3.1.6.1 Peserta didik dapat menentukan energi pada rangkaian arus searah
A. ARUS LISTRIK
Garis yang lebih panjang menyatakan kutub positif, sedangkan yang pendek
menyatakan kutub negatif. Alat yang diberi daya oleh baterai dapat berupa bola lampu
pemanas, radio, dan sebagainya. Ketika rangkaian itu terbentuk, muatan dapat mengalir melalui
kawat pada rangkaian, dari satu kutub ke kutub lainnya. Aliran muatan seeperti ini disebut arus
listrik. . Besarnya arus listrik yang mengalir disebut dengan kuat arus listrik.
Kuat arus listrik (I) didefinisikan sebagai banyaknya muatan listrik (Q) yang mengalir
pada kawat penghantar setiap satu satuan waktu (t). Kuat arus listrik dapat dirumuskan :
dengan, I = arus listrik (A)
𝒒
I= q = muatan listrik (C)
𝒕
t = selang waktu (sekon)
Contoh Soal :
B. Hukum Ohm
Dalam arus listrik terdapat hambatan listrik yang menentukan besar kecilnya arus
listrik. Semakin besar hambatan listrik, semakin kecil kuat arusnya, dan sebaliknya. George
Simon Ohm (1787-1854), melalui eksperimennya menyimpulkan bahwa arus I pada kawat
penghantar sebanding dengan beda potensial V yang diberikan ke ujung-ujung kawat
penghantar tersebut: I ∝ V.
Aliran elektron pada kawat penghantar diperlambat karena adanya interaksi dengan
atom-atom kawat. Makin besar hambatan ini, makin kecil arus untuk suatu tegangan V.
Dengan demikian, arus I yang mengalir berbanding lurus dengan beda potensial antara ujung-
ujung penghantar dan berbanding terbalik dengan hambatannya.
𝑽
I=𝑹 V= I.R
𝑙
R=ρ A Keterangan: R = hambatan kawat penghantar (Ω)
R = 68 Ω
D. Rangkaian Hambatan
Dalam rangkaian listrik, hambatan dapat dirangkai secara seri, paralel, atau
kombinasi (gabungan) dari keduanya.
1. Rangkaian Seri
Rangkaian seri adalah rangkaian yang disusun secara berurutan (segaris).
Rangkaian hambatan seri dapat disusun seperti gambar di bawah ini.
R1 R2
V1 V2 R3
V3
+ -
i
V
Rangkaian hambatan seri dengan tiga buah hambatan
Pada rangkaian hambatan seri yang dihubungkan dengan suatu sumber tegangan,
besar kuat arus di setiap titik dalam rangkaian tersebut adalah sama. Jadi, semua hambatan
yang terpasang pada rangkaian tersebut dialiri arus listrik yang besarnya sama. Bila satu
hambatan putus ada yang putus, maka arus listrik pada rangkaian tersebut juga putus/tidak
mengalir.
Pada Gambar (a), terlihat dua buah lampu (sebagai hambatan) yang disusun seri.
Kuat arus yang mengalir melalui kedua lampu tersebut sama besarnya, sedangkan
tegangan/beda potensialnya berbeda (VAB ≠ VBC). Dengan menggunakan Hukum Ohm
dapat dituliskan sebagai berikut:
Jika VAB = I x R1,
VBC = I x R2
VAC = VAB + VBC, maka
VAC = I x R1 + I x R2
VAC = I (R1 + R2)
Jika kedua hambatan yang dirangkai seri diganti dengan sebuah hambatan
pengganti (Rs) Gambar c, maka VAC = I x Rs, sehingga didapat persamaan:
VAC = I(R1 + R2)
I x Rs = I(R1 + R2)
Rs = R 1 + R2
Jadi, bentuk umum hambatan pengganti yang dirangkai seri adalah sebagai berikut:
Rs = R1 + R2 + R3 + ... + Rn
n = banyaknya hambatan
Contoh Soal :
Hitung nilai resistor pengganti dari ketiga resistor yang dirangkai seperti di bawah ini!
Penyelesaian:
Diketahui:R1 = 2 ohm
R2 = 4 ohm
R3= 3 ohm
Ditanyakan: Rs = ........ ?
Dijawab :
Rs = R1 + R2 + R3
Rs = 2 + 4 + 3
Rs = 9
Jadi, nilai resistor pengganti adalah 9 ohm.
2. Rangkaian Paralel
Rangkaian hambatan paralel adalah rangkaian hambatan listrik yang disusun secara
berdampingan/bertingkat. Jika hambatan yang dirangkai paralel dihubungkan dengan suatu
tegangan, maka tegangan pada ujung-ujung tiap hambatan adalah sama. Sesuai dengan
Hukum I Kirchoff, jumlah kuat arus yang mengalir pada masing-masing hambatan sama
dengan jumlah kuat arus yang mengalir pada penghantar utama.
Rangkaian hambatan paralel dapat disusun seperti gambar di bawah ini.
R2
R3
+ -
i V
Pada Gambar (a), dua buah lampu (sebagai hambatan) dirangkai paralel. Kuat arus
yang mengalir pada lampu 1 (I1) dan lampu 2 (I2) besarnya tergantung nilai
hambatannya, sedangkan tegangan yang melewati kedua lampu tersebut besarnya
sama.
Dengan menggunakan Hukum I Kirchoff dan Hukum Ohm, maka dapat ditulis
sebagai berikut:
𝑉 𝑉
Jika I1 = 𝑅 , I2 = 𝑅 dan I = I1 + I2 ; maka
1 2
𝑉 𝑉 1 1
I = I1 + I2 = + 𝑅 = V (𝑅 + 𝑅 )
𝑅1 2 1 2
Jika kita ganti kedua hambatan yang dirangkai paralel dengan sebuah hambatan
𝑉
pengganti Rp (Gambar c), maka I = , sehingga didapat persamaan sebagai
𝑅𝑝
berikut:
1 1 𝑉 1 1
I = V (𝑅 + 𝑅 ) = V (𝑅 + 𝑅 )
1 2 𝑅𝑝 1 2
1 1 1 1 1 1
V(𝑅 ) = V (𝑅 + 𝑅 ) =𝑅 +𝑅
𝑝 1 2 𝑅𝑝 1 2
𝑅1 𝑥2
Rp = 𝑅1 +2
Contoh Soal :
Hitung nilai hambatan pengganti yang dirangkai seperti gambar di bawah ini!
Penyelesaian:
Diketahui:
R1 = 20 ohm
R2 = 30 ohm
R3 = 40 ohm
Ditanyakan: Rp = ...?
Jawab:
1 1 1 1
= + +
Rp R1 R2 R3
1 1 1 1
= + +
Rp 10 ohm 20 ohm 40 ohm
1 4+2+1
=
Rp 40 ohm
1 5
=
Rp 40 ohm
Rp 40 ohm
=
1 5
Rp = 8 ohm
Jadi, nilai hambatan pengganti rangkaian tersebut adalah sebesar 8 ohm
Keuntungan dan kerugian rangkaian hambatan seri dan hambatan paralel.
Keuntungan rangkaian seri adalah hemat kabel, dan rangkaiannya sederhana
sehingga membuatnya mudah.
Kerugiannya pada saat satu lampu mati, yang lain juga mati. Begitu juga pada nyala
lampunya, tidak terang (redup).
Keuntungan rangkaian paralel adalah saat satu lampu mati, yang lain tetap menyala,
nyala lampu terang, hemat energy
Kerugian rangkaian paralel adalah rangkaiannya yang rumit, sehingga relatif sulit
menyusunnya
Rangkaian seri berlaku sebagai pembagi tegangan, sedangkan rangkaian paralel
berlaku sebagai pembagi arus.
E. Hukum II Kirchhoff
Hukum I Kirchoff
Hukum I Kirchoff menyatakan bahwa “jumlah arus yang masuk ke suatu titik
percabangan adalah sama dengan jumlah arus yang keluar dari titik percabangan itu”.
Hukum I Kirchoff dirumuskan dengan:
∑𝑰𝒎𝒂𝒔𝒖𝒌 = ∑𝑰𝒌𝒆𝒍𝒖𝒂𝒓
Hukum II Kirchoff
Hukum II Kirchoff menyatakan bahwa jumlah perubahan potensial yang mengelilingi
rangkaian tertutup pada suatu rangkian harus sama dengan nol. Hukum ini didasarkan pada
hukum kekekalan energi. Secara matematis hukum II Kirchoff dapat dinyatakan sebagai
berikut:
Keterangan:
∑V = 0
E = ggl (volt)
atau
I = Kuat arus (A)
∑E + ∑(I x R) = 0
R = Hambatan (Ω)
c. Arus yang searah dengan penelusuran loop dihitung positif, sedang yang berlawanan
dengan arah penelusuran dihitung negatif.
d. Jika hasil akhir perhitungan kuat arus bernilai negatif, maka kuat arus yang sebenarnya
merupakan kebalikan dari arah yang ditetapkan.
1) Kuat arus listrik dalam rangkaian sederhana
Pada dasarnya sumber tegangan ggl memiliki hambatan dalam yang disimbolkan dengan
r. Nilai r ini adalah nilai hambatan yang ada dalam ggl sumber tegangan pada suatu
rangkaian.
Rangkaian tertutup
Pada gambar di atas diluliskan rangkaian tertutup yang terdiri atas sumbu arus dengan
ggl E, hambatan dalam r, sebuah hambatan R dan arus pada rangkaian I. Menurut hukum II
kirchoff, pada rangkaian berlaku persamaan sebagai berikut:
𝑬
E = (I x r) + (I x R) atau E = I (r + R) atau I =
𝒓+𝑹
Keterangan:
E = ggl sumber tegangan (V)
I = Kuat arus (A)
r = hambatan dalam sumber arus (Ω)
R = hambatan (Ω)
Nilai I x R pada persamaan di atas merupakan tegangan penggunaan di luar sumber
arus yang disebut tegangan jepit (K). Jadi, persamaan di atas dapat ditulis sebagai berikut:
Keterangan:
E = I x r + K atau K = E – I x r
K = tegangan jepit (V)
Jika pada penjabaran di atas dihasilkan nilai I negatif, maka arah arus yang sebenarnya adalah
kebalikan dari arah yang ditentukan pada gambar. Jika penelusuran rangkaian berawal dari
satu titik dan berakhir pada titik lain, misalkan menentukan tegangan atau beda potensial
antara titik A dan B pada gambar, berdasarkan Hukum II Kisrchoff dapat dihitung denga
persamaan:
Untuk rangakain yang memilki dua loop atau lebig dapat diselesaikan dengan Hukum
II Kirchofff dan Hukum I Kirchofff. Perhatikan gambar di bawah ini!
Rangkaian dua loop
F. Energi dan Daya Listrik
1. Energi Listrik
Arus listrik yang disebabkan oleh aliran muatan-muatan listrik dapat menghasilkan
energi yang bermanfaat bagi manusia. Dalam hal ini, energi yang dihasilkan dari aliran
muatan listrik dalam suatu rangkaian tertutup disebut dengan energi listrik. Energi
listrik dapat ditentukan dengan persamaan sebagai berikut .
𝑊 = 𝑄. 𝑉
𝑉2
𝑊 = 𝑉 𝐼 𝑡 = 𝐼2𝑅 𝑡 = t
𝑅
Keterangan :
t = waktu (s)
2. Daya Listrik
Besarnya energi listrik yang digunakan oleh suatu peralata listrik tiap satuan waktu disebut
daya listrik, yang dapat ditentukan dengan persamaan sebagai berikut :
𝑊
𝑃=
𝑡
Keterangan :
Berdasarkan persamaan energi listrik, maka daya listrik juga dapat ditentukan dengan
persamaan sebagai berikut :
𝑉2
𝑃 = 𝑉𝐼 = 𝐼 2 𝑅 =
𝑅
Dalam kehidupan sehari – hari kita sering menemukan suatu peralatan listrik yang
mempunyai spesifikasi daya tertentu, seperti pada lampu tertera 25 W, 220 V, ini berarti
daya listrik yang digunakan oleh lampu adalah 25 W jika lampu dipasang pada tegangan
220V. Akan tetapi, jika lampu dipasang pada tegangan yang lebih kecil dari spesifikasi lampu,
maka daya yang digunakan lampu juga lebih kecil dari daya yang tertera pada lampu dan
memenuhi persamaan sebagi berikut.
𝑉2
𝑃2 = ( ) 𝑃1
𝑉1
Berdasarkan hal di atas, maka untuk membuat suatu peralatan listrik kita harus menentukan
hambatannya dengan menggunakan persamaat berikut ini .
𝑉2
𝑅=
𝑃
𝐽
1 𝑊 = 1 𝑠 𝑎𝑡𝑎𝑢 1 𝐽 = 1 𝑊𝑠
Dalam kehidupan sehari-hari, energi listrik dinyatakan dalam satuan kWh (kilowatt jam),
dengan :
1. Alat ukur yang berfungsi untuk mengukur beda potensial listrik adalah..
a. Osiloskop d. Spektrometer
b. Ohmmeter e. Amperemeter
c. Voltmeter
2. Amperemeter adalah alat untuk mengukur…
a. Arus listrik d. Energi
b. Tegangan e. Daya
c. Hambatan
3. Seutas kawat dengan hambatan jenis 7 x 10-8 Ωm, memiliki luas penampang 35 m2. Jika
hambatan yang dihasilkan 400 Ω, maka panjang kawat adalah…
a. 0,20 x 10-8 m d. 0,30 x 1011 m
b. 0,70 x 10-8 m e. 2,00 x 1011 m
-8
c. 2,80 x 10 m
4. Di bawah ini faktor yang mempengaruhi besar hambatan suatu penghantar, adalah…
a. Kekuatan kawat
b. Massa kawat
c. Jenis kawat
d. Tegangan kawat
e. Volume kawat
5. Sebuah alat listrik menghasilkan energi sebesar 9600 Joule saat digunakan selama 6 s. Jika
arus listrik yang mengalir 5 A, maka hambatannya adalah…
a. 8 Ω d. 64 Ω
b. 16 Ω e. 128 Ω
c. 32 Ω
6. Cara memasang alat ukur tegangan dan kuat arus pada suatu rangkaian tertutup adalah…
a. d.
b. e.
.
c
DAFTAR PUSTAKA
Handayani, Sri dan Ari Damari. 2009.Fisika untuk SMA/MA Kelas X (BSE). Jakarta: Pusat Perbukuan,
Departemen Pendidikan Nasional. Halama: 163 – 181
Kanginaan, Marten. 2007. Fisika untuk SMA Kelas X, Jakarta: Erlangga. Halaman: 270 - 302
Sumarsono, Joko. 2007.Fisika untuk SMA/MA Kelas X. Jakarta : CV Teguh Pusat Karya.Halaman:
163-169
Sunardi,dkk. 2016. Fisika untuk Siswa SMA/MA Kelas XII.Bandung : Yrama Widya. Halaman: 3 - 45