Anda di halaman 1dari 7

1.1.

Hambatan Listrik

Hambatan listrik atau resistansi adalah perbandingan antara tegangan


listrik dengan arus listrik yang mengalir pada suatu komponen elektronika.
Hambatan listrik memiliki satuan ohm (Ω) yang berarti Omega dalam penulisan
abjad latin. Pada hambatan listrik satuan ohm diambil dari nama Georg Simon
Ohm seorang fisikawan yang berasal dari Jerman. Georg Simon merupakan
penemu hubungan antara tegangan, arus dan hambatan listrik yang sangat dikenal
dengan ohm. dalam penulisan rumus kelistrikan hambatan sering ditulis dengan
huruf R yang memiliki arti resistan. Elektron bebas sangat cenderung bergerak
melewati sebuah konduktor dengan beberapa derajat pergesekan atau bergerak
berlawanan arah. Gerak berlawanan ini yang biasanya disebut hambatan listrik.
Besarnya arus dalam rangkaian adalah jumlah dari energi yang ada untuk
mendorong elektron-elektron dan juga jumlah dari hambatan dalam rangkaian
untuk menghambat lajunya arus listrik. dalam pelajaran elektronika resistan juga
sering digunakan dalam menyebutkan komponen resistor yang merupakan
komponen untuk menghambat arus listrik.
Pada zaman dahulu hambatan sebuah arus listrik dapat diukur
menggunakan rangkaian jembatan wheatstone. Rangkaian ini ditemukan oleh
Samuel Christie pada tahun 1833, lalu disempurnakan lagi oleh Sir Charles
Wheatstone pada tahun 1843. Dengan rangkaian ini dapat diperoleh sebuah nilai
hambatan listrik yang presisi apalagi pada nilai hambatan yang sangat kecil.
Namun saat ini hambatan listrik juga sudah dapat diketahui dengan alat ukur Ohm
meter yang juga terdapat pada alat ukur Multimeter walau tidak menutup
kemungkinan wheatstone masih sering digunakan hingga saat ini.

1.2. Tahanan Listrik

Tahanan adalah salah satu parameter dasar dari suatu rangkaian listrik
ataupun rangkaian elektronika. Dalam setiap pemakaian atau perencanaan
rangkaian, tahanan selalu disertakan untuk maksud maksud tertentu. Ada 2 sifat
utama pada tahanan yaitu besarnya resistansi dan power ratingnya. Power
rating ini sangat penting karena menyatakan daya maksimum yang dapat
ditanggung oleh tahanan atau hambatan tersebut. Tahanan tahanan yang dipakai
untuk rangkaian elektronika umumnya terbuat dari karbon atau lilitan kawat dan
dapat dibuat tetap atau dapat pula disebut variable ( nilainya dapat diubah ubah ),
seperti potensiometer. Tahanan tahanan terbuat dari bahan konduktor sehingga
nilai resistansi tahanan sangat dipengaruhi oleh temperatur sekelilingnya.
Tahanan suatu penghantar dikatakan mempunyai nilai sebesar 1 Ohm, bila
perbedaan tegangan antara ujung ujung penghantar tersebut sebesar 1 volt yang
menyebabkan mengalirnya arus sebesar 1 Ampere pada temperatur konstan.
Sedangkan tahanan jenis / resitivitas adalah koefisien bahan yang menunjukkan
besarnya hambatan / perlawanannya terhadap arus listrik. Penetapan tahanan jenis
atau rho ( ρ ) dilakukan dengan memakai suatu bahan yang mempunyai panjang
satu meter dengan luas penampang 1 millimeter persegi.

Rumus Tahanan Jenis

Satuan internasional untuk tahanan jenis adalah Ωm, sedangkan satuan


umum yang digunakan di Indonesia adalah Ωmm2 / m. Bahan yang mempunyai
tahanan jenis yang besar adalah penghantar yang jelek atau sebagai isolator.
Sebaliknya bahan yang mempunyai tahanan jenis yang rendah adalah penghantar
yang baik atau sebagai konduktor. Besarnya harga tahanan suatu kawat dihitung
dengan menggunakan rumus sebagai berikut :

1.3. Tegangan Listrik

Pengertian Tegangan Listrik (Electric Voltage) – Tegangan Listrik adalah


jumlah energi yang dibutuhkan untuk memindahkan unit muatan listrik dari satu
tempat ke tempat lainnya. Tegangan listrik yang dinyatakan dengan satuan Volt
ini juga sering disebut dengan beda potensial listrik karena pada dasarnya
tegangan listrik adalah ukuran perbedaan potensial antara dua titik dalam
rangkaian listrik. Suatu benda dikatakan memiliki potensial listrik lebih tinggi
daripada benda lain karena benda tersebut memiliki jumlah muatan positif yang
lebih banyak jika dibandingkan dengan jumlah muatan positif pada benda lainnya.
Sedangkan yang dimaksud dengan Potensial listrik itu sendiri adalah banyaknya
muatan yang terdapat dalam suatu benda.
Tegangan listrik dapat juga dianggap sebagai gaya yang mendorong
perpindahan elektron melalui konduktor dan semakin tinggi tegangannya semakin
besar pula kemampuannya untuk mendorong elektron melalui rangkaian yang
diberikan. Muatan listrik dapat kita analogikan sebagai air di dalam sebuah tangki
air, sedangkan Tegangan listrik dapat kita analogikan sebagai tekanan air pada
sebuah tangki air, semakin tinggi tangki air di atas outlet semakin besar tekanan
air karena lebih banyak energi yang dilepaskan. Demikian juga dengan tegangan
listrik, semakin tinggi tegangan listriknya maka semakin besar energi potensial
yang dikarenakan semakin banyak elektron yang dilepaskan.
Apabila pada saat dua distribusi muatan listrik yang dipisahkan oleh jarak
tertentu, maka akan terjadi kekuatan listrik diantara keduanya. Jika distribusinya
memiliki muatan yang sama (kedua-duanya positif atau kedua-duanya negatif)
maka saling berlawanan atau saling tolak menolak. Namun apabila dua distribusi
muatan berbeda (satu positif dan satunya lagi negatif) maka akan menyebabkan
gaya yang saling tarik-menarik. Pada saat kedua distribusi muatan tersebut
disambungkan dengan rangkaian atau beban yang unit positifnya sedikit maka
unit positif tersebut akan dipengaruhi oleh kedua distribusi muatan tersebut.
Sebuah sumber tegangan listrik yang konstan biasanya disebut dengan
tegangan DC (tegangan searah) sedangkan sumber tegangan listrik yang
bervariasi secara berkala dengan waktu disebut dengan tegangan AC (tegangan
bolak balik). Tegangan listrik diukur dengan satuan Volt yang dilambangkan
dengan simbol huruf “V”. 1 Volt (satu Volt) dapat didefinisikan sebagai tekanan
listrik yang dibutuhkan untuk menggerakan 1 Ampere arus listrik melalui
konduktor yang beresistansi 1 Ohm. Istilah “VOLT” ini diambil dari nama
fisikawan Italia yang menemukan baterai volta (Voltaic Pile) yaitu Alessandro
Volta (1745-1827).
Berikut dibawah ini adalah simbol tegangan DC dan simbol tegangan AC:

1.4. Elektromagnet/Magnet Listrik

Elektromagnet merupakan sejenis magnet yang dibuat dengan cara


melilitkan kawat pada suatu logam konduktor seperti besi atau baja, kemudian
mengalirinya dengan arus listrik. Elektromagnet disebut juga dengan istilah
magnet listrik. Elektromagnetik adalah peristiwa berubahnya besi atau baja yang
berada didalam kumparan berarus listrik menjadi sebuah magnet. Elektromagnet
dapat dijumpai pada benda-benda/alat-alat elektro, misalnya bel listrik, telepon,
telegrap, televisi dan bahkan pada hampir semua alat yang menggunakan energi
listrik sebagai pengeraknya. Elektromagnet berbeda dengan magnet alam atau
magnet yang dibuat secara manual.
Magnet alam dan magnet buatan biasanya bersifat permanen dan semi
permanen dan memiliki daya tarik menarik khas magnet untuk jangka waktu yang
relatif lama. Sedangkan elektromagnet biasanya bersifat sementara atau remanen.
Elektromagnet hanya mempunyai daya magnet selama di aliri arus listrik. Begitu
arus listrik dimatikan, elektromagnet akan kehilangan daya magnetisnya.
Hubungan antara kelisrtikan dan kemagnetan dikemukakan pertama kali oleh
Hans Christian Oersted (1777-1851) seorang ahli fisika dari Denmark yang
mengemukan teori bahwa: Disekitar arus listrik terdapat medan magnet.

1.5. Generator

Generator adalah sumber tegangan listrik yang diperoleh melalui


perubahan energi mekanik menjadi energi listrik. Generator bekerja berdasarkan
prinsip induksi elektromagnetik, yaitu dengan memutar suatu kumparan dalam
medan magnet sehingga timbul ggl induksi. Generator mempunyai dua komponen
utama, yaitu bagian yang diam (stator) dan bagian yang bergerak (rotor). Rotor
berhubungan dengan poros generator yang berputar di pusat stator. Poros
generator biasanya diputar menggunakan usaha luar yang dapat berasal
dari turbin, baik turbin air atau turbin uap dan selanjutnya berproses
menghasilkan arus listrik.

Gambar Generator

Terdapat dua jenis generator, yaitu generator arus bolak-balik


(AC) dan generator arus searah (DC). Generator arus bolak-balik sering disebut
juga dengan alternator. Alat ini terdiri atas magnet dengan kutub berbentuk
cekung dan kumparan kawat yang dililitkan pada suatu armatur dan dapat
berputar dalam suatu medan magnet. Armatur berupa kumparan persegi dengan
lilitan mengitari sebuah inti besi lunak. Generator arus searah sering disebut juga
dengan dinamo. Alat ini terdiri atas magnet dan kumparan kawat yang dililitkan
pada suatu armatur dan dapat berputar dalam suatu medan magnet. Perbedaannya
dengan generator AC adalah pada bagian komponen yang berhubungan dengan
ujung kumparan yang berputar. Dinamo mcnggunakan sebuah cincin belah atau
disebut sebagai komutator, sedangkan generator AC menggunakan dua buah slip
ring.

1.6. Motor Listrik

Motor listrik adalah sebuah mesin listrik yang berfungsi untuk mengubah energi
listrik menjadi energi mekanik. Motor listrik pertama kali diciptakan dengan
menggunakan sumber arus listrik searah atau DC (Direct Current) oleh beberapa
ilmuwan seperti Englishman Peter Barlow (1822), Prussian Moritz Jacobi (1834),
dan William Sturgeon (1832). Perkembangan motor listrik DC tidak dapat
terlepas dari sebuah fenomena induksi elektromagnetik yang diperkenalkan oleh
Michael Faraday (1831) dan terkenal dengan sebutan Hukum Faraday.

Namun justru di akhir abad 19, puluhan tahun setelah para ilmuwan
memperkenalkan motor listrik, John Ambrose Fleming memperkenalkan sebuah
sistem mneumonik untuk memudahkan kita memahami fenomena yang terjadi
pada motor listrik dan generator listrik. Sistem mneumonik tersebut Fleming sebut
dengan kaidah tangan kiri untuk motor listrik, dan kaidah tangan kanan untuk
generator listrik. Kaidah ini memudahkan kita untuk menentukan arah gaya
dorong, arah medan magnet, serta arah arus listrik pada sebuah sistem induksi
elektromagnetik.

Gambar Kaidah Tangan Kiri

Gambar di atas adalah kaidah tangan kiri yang diperkenalkan oleh Fleming untuk
memudahkan kita memahami fenomena induksi elektromagnetik pada motor
listrik. Tirukan saja susunan jari tangan kiri Anda untuk membentuk konfigurasi
seperti gambar di atas. Sekarang yang perlu kita ingat adalah dengan konfigurasi
jari tangan kiri seperti ini maka jari tengah Anda menunjukkan arah arus listrik,
jari telunjuk Anda menunjukkan arah medan magnet, sedangkan ibu jari Anda
menunjukkan gaya dorong yang terjadi akibat fenomena induksi elektromagnetik.
Arah dari ketiga parameter pada kaidah tangan kiri ini berlaku untuk semua motor
listrik dan bekerja secara alami selayaknya Anda mengenal gaya gravitasi bumi
maupun gaya tarik menarik antara dua kutub magnet yang berbeda.

1.7. Transistor

Pengertian Transistor adalah komponen elektronika semikonduktor yang


memiliki 3 kaki elektroda, yaitu Basis (Dasar), Kolektor (Pengumpul) dan Emitor
(Pemancar). Komponen ini berfungsi sebagai penguat, pemutus dan penyambung
(switching), stabilitasi tegangan, modulasi sinyal dan masih banyak lagi fungsi
lainnya. Selain itu, transistor juga dapat digunakan sebagai kran listrik sehingga
dapat mengalirkan listrik dengan sangat akurat dan sumber listriknya.
Transistor sebenarnya berasal dari kata “transfer” yang berarti pemindahan dan
“resistor” yang berarti penghambat. Dari kedua kata tersebut dapat kita
simpulkan, pengertian Transistor adalah pemindahan atau peralihan bahan
setengah penghantar menjadi suhu tertentu. Transistor pertama kali ditemukan
pada tahun 1948 oleh William Shockley, John Barden dan W.H, Brattain. Tetapi,
komponen ini mulai digunakan pada tahun 1958. Jenis Transistor terbagi menjadi
2, yaitu transistor tipe P-N-P dan transistor N-P-N.
Cara Kerja Transistor hampir sama dengan resistor yang mempunyai tipe
dasar modern. Tipe dasar modern terbagi menjadi 2, yaitu Bipolar Junction
Transistor atau biasa di singkat BJT dan Field Effect Transistor atau FET. BJT
dapat bekerja bedasarkan arus inputnya, sedangkan FET bekerja berdasarkan
tegangan inputnya. Dalam dunia elektronika modern, transistor merupakan
komponen yang sangat penting terutama dalam rangkaian analog karena
fungsinya sebagai penguat. Rangkaian analog terdiri dari pengeras suara, sumber
listrik stabil dan penguat sinyal radio. Tidak hanya rangkaian analog, di dalam
rangkaian digital juga terdapat transistor yang digunakan sebagai saklar dengan
kecepatan tinggi. Beberapa transistor juga dapat di rangkai sehingga berfungsi
sebagai logic gate.
Jenis-Jenis Transistor juga berbeda-beda, berdasarkan kategorinya
dibedakan seperti materi semikonduktor, kemasan fisik, tipe, polaritas, maximum
kapasitas daya, maximum frekuensi kerja, aplikasi dan masih banyak lagi jenis
yang lainnya. Fungsi Transistor sangat berpengaruh besar di dalam kinerja
rangkaian elektronika. Karena di dalam sirkuit elektronik, komponen transistor
berfungsi sebagai jangkar rangkaian. Transistor adalah komponen semi konduktor
yang memiliki 3 kaki elektroda, yaitu Basis (B), Colector (C) dan Emitor (E).
Dengan adanya 3 kaki elektroda tersebut, tegangan atau arus yang mengalir pada
satu kaki akan mengatur arus yang lebih besar untuk melalui 2 terminal lainnya.
Fungsi Transistor Lainnya :

 Sebagai penguat amplifier.


 Sebagai pemutus dan penyambung (switching).
 Sebagai pengatur stabilitas tegangan.
 Sebagai peratas arus.
 Dapat menahan sebagian arus yang mengalir.
 Menguatkan arus dalam rangkaian.
 Sebagai pembangkit frekuensi rendah ataupun tinggi.
Jika kita lihat dari susuan semi konduktor, Transistor dibedakan lagi menjadi 2
bagian, yaitu Transistor PNP dan Transistor NPN. Untuk dapat membedakan
kedua jenis tersebut, dapat kita lihat dari bentuk arah panah yang terdapat pada
kaki emitornya. Pada transistor PNP arah panah akan mengarah ke dalam,
sedangkan pada transistor NPN arah panahnya akan mengarah ke luar. Saat ini
transistor telah mengalami banyak perkembangan, karena sekarang ini transistor
sudah dapat kita gunakan sebagai memory dan dapat memproses sebuah getaran
listrik dalam dunia prosesor komputer.
Dengan berkembangnya fungsi transistor, bentuk dari transistor juga telah banyak
mengalami perubahan. Salah satunya telah berhasil diciptakan transistor dengan
ukuran super kecil yang hanya dalam ukuran nano mikron (transistor yang sudah
dikemas di dalam prosesor komputer). Karena bentuk jelajah tegangan kerja dan
frekuensi yang sangat besar dan lebar, tidak heran komponen ini banyak
digunakan didalam rangkaian elektornika. Contohnya adalah transistor pada
rangkaian analog yang digunakan sebagai amplifier, switch, stabilitas tegangan
dan lain sebagainya. Tidak hanya di rangkaian analog, pada rangkaian digital juga
terdapat transistor yang berfungsi sebagai saklar karena memiliki kecepatan tinggi
dan dapat memproses data dengan sangat akurat.

Anda mungkin juga menyukai