Anda di halaman 1dari 23

LAPORAN EKSPERIMEN 2

“ PENGARUH SUHU TERHADAP KUAT ARUS LISTRIK”

OLEH:

KELOMPOK 2

RASMAYANTI 105391107116
MUHAMMAD ALIA 105391107916
HARDIANTI 105391108116
FATIMAH 105391109716

JURUSAN PENDIDIKAN FISIKA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR


BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar belakang
Listrik merupakan salah satu kebutuhan penting bagi manusia.Gejala
kelistrikan ditimbulkan oleh aliran muatan listrik antara dua titik. Semua alat
listrik yang setiap hari kita gunakan merupakan susunan komponen-
komponen listrik yang membentuk jalur tertutup yang disebut rangkaian (
Budiyanto,2007).
Penghantar listrik merupakan salah satu komponen penting dalam
distribusi daya listrik. Kemampuan penghantar listrik dalam daya listrik
sangat dipengaruhi oleh kualitas konduktor dan resistansinya. Kondisi
lingkungan dengan temperature yang bervariasi akan mempengaruhi
konduktor dan resistansinya. Dengan mengetahui pengaruh temperature
terhadap penghantar maka diharapkan akan membantu dalam proses
pemilihan penghantar sesuai dengan area kerja penghantar listrik
(Suroso,2003).
Dalam uraian latar belakang diatas, disini penulis menguraikan
perumusan masalah yaitu: bagaimana pengaruh suhu terhadap hambatan
rangkaian listrik.
B. Rumusan masalah
Bagaimana pengaruh suhu terhadap kuat arus listrik?
C. Tujuan
Tujuan dari eksperimen ini adalah untuk mengetahui apakah suhu dapat
mempengaruhi kuat arus listrik
D. Manfaat
1. Agar dapat memahami konsep dari teori listrik.
2. Agar dapat mengetahui pengaruh suhu terhadap kuat arus listrik.
BAB II
TEORI

Listrik berasal dari kataelektron yang berarti batu ambar. Jika sebuah batu
ambar digosok dengan kain sutra, maka batu akan dapat menarik benda-benda
ringan seperti sobekan kertas. Dari hal tersebut maka dikatakan batu ambar
tersebut bermuatan listrik.

A. Kuat Arus Listrik

Kuat arus listrik atau Arus listrik diartikan sebagai aliran muatan listrik
melewati suatu konduktor dalam rentang waktu tertentu.Dalam sebuah
penghantar, muatan yang mengalir disebut dengan elektron-elektron yang
geraknya bebas. Aliran arus listrik di suatu penghantar nyaris sama dengan aliran
kalor pada sebuah benda. Yang mana kalor tersebut bergerak dari sebuah benda
yang suhunya lebih tinggi pada benda yang suhunya lebih rendah.

Aliran kalor tersebut akan terhenti jika suhu kedua buah benda tersebut
seimbang atau atau sama (kesetimbangan termal). Jadi,dalam aliran arus listrik
juga akan berlaku hal yang sama, jika kedua titik memiliki beda potensial yang
sama maka aliran muatan listrik akan terhenti. Arus itu bergerak dari potensial
tinggi ke potensial yang lebih rendah, dari kutub positif ke kutub negatid, dari
anoda ke katoda
Arah arus listrik itu berlawanan arah dengan arus elektron. Muatan
listrik dapat berpindah apabila terjadi beda potensial. Beda potensial diperoleh
dari sumber listrik, contohnya baterai atau akumulator.Masing-masing sumber
listrik selalu mempunyai dua kutub, yaitu kutub positif (+) dan kutub negatif
(-).

Apabila kutub-kutub baterai itu dihubungkan dengan jalur penghantar


yang kontinu, agar lebih memahaminya kalian bisa memperhatikan gambar
dibawah ini. Kita mendapatkan rangkaian listrik tampa seperti gambar (a),
diagram rangkaiannya terlihat seperti pada gambar (b)

Gambar 2.1. rangkaian listrik

Dalam gambar diatas, baterai (sumber beda potensial) digambarkan

dengan simbol:

Garis panjang menunjukkan pada kutub positif, sedangkan garis


pendek menunjukkan kutub negatif.Alat yang ada daya oleh baterai dapat
berbentuk bola lampu, pemanas, radio, dan lain sebagainya.
Ketika rangkaian itu terbentuk, muatan dapat mengalir melewati kawat
pada rangkaian, dari satu kutub baterai ke kutub yang lain. Aliran muatan
tersebut disebut juga dengan arus listrik.

Kuat Arus listrik menyatakan besarnya arus listrik yang mengalir pada
sebuah kawat penghantar.Banyaknya muatan listrik yang mengalir melalui
sebuah kawat penghantar menujukkan besar/kecilnya arus listrik yang
mengalir.Besar arus listrik dapat dihitung menggunakan rumus kuat arus
listrik, seperti terlihat pada persamaan berikut.

Rumus Kuat arus listrik

𝑄
𝐼= (pers.2.1)
𝑡

Keterangan:

I = kuat arus listrik (A)


Q = muatan listrik (C)
t = waktu (s)

B. Hambatan Listrik (Resistansi Listrik)

Resistansi (Resistance) atau lebih tepatnya disebut dengan Resistansi


Listrik (Electrical Resistance) adalah kemampuan suatu bahan benda untuk
menghambat atau mencegah aliran arus listrik.Seperti yang kita ketahui
bahwa arus listrik adalah banyaknya muatan listrik yang mengalir dalam suatu
rangkaian listrik dalam tiap satuan waktu yang dikarenakan oleh adanya
pergerakan elektron-elektron pada konduktor. Maka Resistansi Listrik yang
biasanya dalam bahasa Indonesia disebut dengan Hambatan Listrik ini juga
diartikan sebagai penghambat aliran elektron dalam konduktor tersebut.
Nilai Resistansi atau nilai hambatan dalam suatu rangkaian listrik
diukur dengan satuan Ohm atau dilambangkan dengan simbol Omega “Ω”.
Sedangkan prefix atau awalan SI (Standar Internasional) yang digunakan
untuk menandakan kelipatan pada satuan resistansi tersebut adalah kilo Ohm,
Mega Ohm dan Giga Ohm.

1 Giga Ohm = 1.000.000.000 Ohm (109 Ohm)


1 Mega Ohm = 1.000.000 Ohm (106 Ohm)
1 Kilo Ohm = 1.000 Ohm (103 Ohm)

Macam – Macam Hambatan Listrik

Hambatan atau Penahanan (resistance) adalah kemampuan suatu bahan


untuk menghambat aliran arus listrik. Macam – macam hambatan dapat kita
dibedakan antara lain :

1. Hambatan Sesuai Jenis Penghantarnya

Jenis – jenis penghartarnya berdasarkan nilai hambatannya, yaitu sebagai


berikut :

 Konduktor :Konduktor adalah jenis penghantar listrik yang mudah


untuk dialiri arus listrik. Contohnya : emas, perak, tembaga dan lain
sebagainya.
 Non Konduktor / Isolator :Non konduktor / Isolator adalah jenis
penghantar listrik yang sukar atau sulit untuk dialiri arus listrik atau
bahkan juga justru tidak dapat dialiri arus listrik. Contohnya : karet,
plastik, kaca, kertas dan lain sebagainya.
 Semi Konduktor :Semi konduktor adalah jenis penghantar listrik yang
mana arus listrik tidak akan semudah untuk mengalir seperti pada
bahan pengantar konduktor dan nilai hambatannya juga tidak akan
sebesar pada bahan penghantar isolator. Contohnya : germanium,
silikon dan lain sebagainya.

2. Hambatan Sambungan

Salah satu penyebab besar kecilnya suatu hambatan atau tahanan


(resistance) listrik dalam sebuah rangkaian kelistrikan dapat juga dipengaruhi
oleh penyambungan komponen – komponen pada rangkaian kelistrikan
tersebut.

Gambar 2.2.Hambatan Sambungan

Sebagai contoh, apabila ada penyambungan antara terminal baterai


dengan kabel tidak tersambung dengan baik atau sambungan tersebut longgar
maka ketika arus listrik melewati bagian yang longgar tersebut akan
mengakibatkan semakin susah (sulit) dan akan menimbulkan panas.

3. Hambatan Karena Panas

Temperatur atau suhu akan mempengaruhi besar kecilnya nilai suatu


tahanan. Pada umumnya apabila temperaturnya naik maka nilai tahanann
listriknya pun juga akan bertambah besar.
Gambar 2.3.Hambatan Karena Panas

Nyala lampu di atas akan semakin redup ketika kawat dipanaskan,


maka hal tersebut membuktikan bahwa arus listrik yang mengalir ke lampu
tersebut semakin sedikit karena nyala lampu yang redup. Maka berarti
tersebut dipengaruhi karena semakin besarnya hambatan listrik pada kawat.

C. Suhu

Suhu adalah suatu besaran yang menunjukkan derajat panas


benda.Suhu juga disebut temperatur yang diukur dengan alat
termometer. Mudahnya, semakin tinggi suhu suatu benda, semakin panas
benda tersebut.Secara mikroskopis, suhu menunjukkan energi yang dimiliki
oleh suatu benda.Setiap atom dalam suatu benda masing-masing bergerak,
baik itu dalam bentuk perpindahan maupun gerakan di tempat getaran.Makin
tingginya energi atom-atom penyusun benda, makin tinggi suhu benda
tersebut.

Secara kualitatif, kita dapat mengetahui bahwa suhu adalah sensasi


dingin atau hangatnya sebuah benda yang dirasakan ketika
menyentuhnya.Secara kuantitatif, kita dapat mengetahuinya dengan
menggunakan termometer.
D. Hukum Ohm

Bunyi hukum Ohm yaitu :

1. Besarnya arus listrik yang mengalir sebanding dengan besarnya beda


potensial (Tegangan). Untuk sementara tegangan dan beda potensial
dianggap sama walau sebenarnya kedua secara konsep berbeda. Secara
matematika di tuliskan I ∞ V atau V ∞ I, Untuk menghilangkan
kesebandingan ini maka perlu ditambahkan sebuah konstanta yang
kemudian di kenal dengan Hambatan (R) sehingga persamaannya menjadi
V = I.R. Dimana V adalah tegangan (volt), I adalah kuat arus (A) dan R
adalah hambatan (Ohm).
2. Perbandingan antara tegangan dengan kuat arus merupakan suatu bilangan
konstan yang disebut hambatan listrik. Secara matematika di tuliskan V/I
= R atau dituliskan V = I.R.

Jika beda potensial pada ujung kawat dapat dipertahankan


konstan, maka akan menimbulkan aliran muatan listrik atau yang disebut
dengan aliran arus listrik. Definisi arus listrik (I) adalah jumlah muatan (Q)
listrik yang mengalir dalam penghantar tiap satuan waktu (t). Jadi 1
Ampere sama dengan 1 coulomb perdetik.

𝑄
𝐼= (pers.2.2 )
𝑡

Jika aliran muatan yang mengalir tidak tetap terhadap waktu,


maka arus sesaat dapat dihitung sebagai :

lim ∆𝑄
= 𝑑𝑄 (pers. 2.3)
−∆𝑡→0 ∆𝑡 𝑑𝑡
Dalam SI, satuan kuat arus adalah Ampere (A), diambi; dari nama
Andre Marie. Seorang ilmuan kebangsaan Perancis.

Gaya gerak listrik suatau sumber adalah energi per satuan muatan
yang dapat diubah dalam suatu proses reversible (proses yang dapat dibalik).
Dalam satuan SI, satuan ggl adalah volt (V) yang sama dengan joule/coulomb.
Suatu ggk menimbulkan beda potensial antar dua titik ujung dalan suatu
rangkaian. Terdapat hubungan yang sangat erat antara ggl (e atau E ) dengan
beda potensial (V).

Pada tahun 1826, George Simon Ohm menemukan suatu tetapan


perbandingan yang menyatakan hubungan antara beda potensial pada ujung-
ujung penghantar dengan besar arus yang mengalir pada penghantar tersebut
dengan unsur-unsur ideal. Tetapan ini sering disebut dengan hukum ohm.

Unsur-unsur kelistrikan ideal dalam rangkaian disebut juga unsur


linear adalah seperti tahanan, inductor dan kapasitor yang harganya tidak
berubah apabila tegangan yang terpasang diantara ujung-ujung berubah.

Hukum ohm menyatakakan bahwa tegangan V antara ujung-ujung


sebuah tahanan adalah sebanding dengan arus I yang melaluinya. Hubungan
tersebut dituliskan sebagai

V =I.R (pers. 2.4)

Dimana, V adalah tegangan dalam Volt (V), I adalah arus dalam


Ampere (A) dan R adalah tahanan dalam Ohm (Ω).

Hubungan Hambatan LIstrik dengan Tegangan dan Arus Listrik

Hubungan antara Resistansi (Resistance) atau Hambatan Listrik


dengan Tegangan (Voltage) dan Arus Listrik (Current) dapat dijelaskan
dengan Hukum Ohm yang dikemukan oleh seorang fisikawan Jerman yang
bernama Georg Simon pada tahun 1825.

Berikut ini adalah persamaan Hukum Ohm :

V=IxR (pers.2.5)
atau
R=V/I
atau
I= V/R

Dimana,
V = Tegangan Listrik (Voltage), diukur dalam satuan Volt (V)
I = Arus Listrik (Current), diukur dalam satuan Ampere (A)
R = Hambatan Listrik atau Resistansi, diukur dalam satuan Ohm(Ω)

Dari persamaan tersebut, dapat dijelaskan bahwa setiap 1 Ampere arus listrik
yang mengalir melewati sebuah komponen dengan beda potensial atau
tegangan sebesar 1 Volt, maka resistansi atau hambatan listrik pada
komponen tersebut adalah 1 Ohm

Pengaruh Suhu Terhadap Penghantar Listrik


suhu sangat mempengaruhi penghantar listrik,karena semakin tinggu
suhu pada penghantar,maka hambatan pada penghantar juga makin besar
Adanya koefisien suhu hambatan listrik bahan ini disebabkan karena adanya
pengaruh suhu terhadap susunan atom-atom bahan. Bahan konduktor adalah
bahan yang kutub atom-atomnya mudah teratur sesuai arus listrik yang
melaluinya.Semakin teratur susunan atom-atom bahan tersebut semakin baik
sifat konduktornya. Susunan atom-atom ini akan terganggu jika bahan
dipanaskan. Semakin tinggi suhu bahan susunan atom-atomnya semakin
teratur, sehingga hamabatan bahan semakin besar.

Salah satu faktor luar/eksternal yang sangat berpengaruh terhadap


hambatan penghantar adalah suhu atau temperatur.Semakin tinggi temperatur
suatu penghantar, semakin tinggi pula getaran elektron-elektron bebas dalam
penghantar tersebut. Getaran elektron-elektron bebas inilah yang akan
menghambat jalannya muatan listrik (arus listrik) dalam penghantar tersebut.
Adapun hambatan jenis penghantar (ρ) akan berubah seiring dengan
perubahan temperatur. Semakin tinggi temperatur penghantar, hambatan
jenisnya akan semakin tinggi, dan sebaliknya. Perubahan hambatan jenis ini
selanjutnya akan diikuti oleh perubahan hambatan total (R) penghantar itu
sendiri.

Hal tersebut dapat di lihat dari persamaan di bawah ini :

∆𝑅 = 𝑅0 (1 + 𝛼. ∆𝑇) (pers.2.6)

Dimana,
∆R= perubahan hambatan terhadap T
𝑅0 = hambatan awal
𝛼 = koefisien suhu
∆𝑇 = perubahan suhu

dan jika hambatan semakin bear maka akan memepengaruhi besar arus listri
yang masuk dalam rangkaian, karena :

(pers.2.7)
Semakin besar hambatan (R) maka arus yang mengalir akan semakin kecil.
Grafik hubungan hambatan (R ) dengan suhu (T) adalah sebagai berikut :
BAB III
METODE EKSPERIMEN

A. Alat dan Bahan


1. Baterai 3 V : 3 buah
2. Bohlam kecil : 2 buah
3. Kabel penghubung : 1 buah
4. Bunsen : 1 buah
5. Papan Rangkaian : 1 buah
6. Kawat besi : 30 cm
7. Korek api : 1 buah
8. Saklar : 1 buah
9. Tempat baterai : 1 buah
10. Gunting : 1 buah
11. Lakban : 1 buah
12. Pensil, penggaris, spidol : 1 buah
13. Lem tembak : 1 buah
14. Stopwatch : 1 buah
15. Amperemeter : 1 buah

B. Cara Pembuatan Alat


1. Menyiapkan alat dan bahan
2. Melubangi bagian tertentu pada papan rangkaian
3. Kemuadian memasang baut pada papan rangkaian yang sudah dilubangi
untuk kawat penghubung
4. Melubangi bagian ujung papan rangkaian untuk penyimpanan lampu
5. Membuat tempat baterai dan memasangi kabel kawat di ujung baterai agar
dapat mengalirkan arus listrik
C. Cara penggunaan alat
1. Menyusun alat eksperimen
2. Merangkai alat eksperimen
3. Meletakkan spiritus di depan kawat dengan jarak 10 cm
4. Menyalakan lampu kemudian menyalakan bunsen
5. Mengamati nyala lampu setiap 1 menit dan melihat hasil pengamatan arus
yang tertera pada amperemeter
6. Mengulangi langkah 5 sebanyak 10 kali

D. Identifikasi Variabel
1. Variabel manipulasi : Waktu
2. Variabel respon : Kuat Arus
3. Variabel kontrol : Waktu, Lampu dan Jarak

E. Definisi operasional Variabel


1. Variabel manipulasi
Waktu adalah Waktu adalah selang waktu yang dibutuhkan untuk
menghitung kuat arus mengalir dalam rangkaian menggunakan
multimeter.
2. Variabel respon
Kuat arus adalah nilia yang terukur pada multimeter yang dirangkai
secara seri dalam satuan Amperemeter (A).
3. Variabel kontrol
a) Waktu adalah selang waktu yang dibutuhkan untuk menghitung
kuat arus mengalir dalam rangkaian menggunakan multimeter.
b) Lampu adalah pencahayaan yang dipasang pada papan rangkaian .
c) Jarak adalah posisi kawat besi sejauh 10 cm dari sumber panas.
F. Teknik Analisis Data
1. Tabel hasil pengamatan
Kegiatan Jenis Waktu Arus Nyala
Ke- Kawat (Menit) Listrik (A) Lampu
1
2
3
4
1 Besi 5
6
7
8
9
10
1
2
3
4
2 Besi 5
6
7
8
9
10
1
2
3
4
3 Besi 5
6
7
8
9
10

2. Analisis grafik

Hubungan antara kuat arus (I) terhadap


waktu (t)
12

10

8
kuat arus

0
0 2 4 6 8 10 12
waktu
G. Gambar Alat

Keterangan:

1. Papan rangkaian
2. Baterai
3. Stopwatch
4. Bunsen
5. Korek api
6. Kawat besi
7. Kabel penghubung
8. Multimeter
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

Berdasarkan tabel hasil pengamatan di bawah, hambatan arus listrik tergantung


terhadap bahan.Besarnya koefisien suhu hambatan listrik untuk tiap-tiap bahan
berbeda.

Tabel 4.1. Data Hasil Percobaan

Kegiatan Jenis Waktu Arus Nyala


Ke- Kawat (Menit) Listrik (A) Lampu
1 0,283 Terang
2 0,280 Terang
3 0,278 Terang
4 0,278 Redup
1 Besi 5 0,277 Redup
6 0,277 Terang
7 0,277 Terang
8 0,277 Terang
9 0,276 Terang
10 0,276 Terang
1 0,278 Terang
2 0,276 Terang
3 0,275 Terang
4 0,274 Redup
2 Besi 5 0,274 Redup
6 0,274 Terang
7 0,273 Terang
8 0,273 Terang
9 0,273 Terang
10 0,273 Terang
1 0,273 Terang
2 0,270 Terang
3 0,270 Terang
4 0,270 Redup
3 Besi 5 0,270 Redup
6 0,269 Terang
7 0,269 Terang
8 0,269 Terang
9 0,279 Terang
10 0,278 Terang

Berdasarkan hasil percobaan pada percobaan pengaruh suhu terhadap kuat


arus listrik dengan menggunakan kawat besi sebagai hambatan, hambatan bahan
tergantung terhadap suhu. Semakin tinggi suhu kawat besi, nilai hambatannya
akan semakin besar. Maka didapatkan persamaan ∆𝑅 = RO. 𝛼. ∆𝑇 yang
menunjukkan bahwa semakin tinggi suhu makan hambatan bahan akan semakin
besar secara otomatis akan mempengaruhi kuat arus listrik yang mengalir dalam
rangkaian karena semakin besar hambatannya maka arus pun akan semakin kecil (
I = V/R).

Kualitas pencahayaan yang dihasilkan dari aliran arus pada rangkaian listrik
searah menghasilkan data yang konstan, dinyatakan pada data ke 4 dan 5 yang
mengalami keredupan hingga terang kembali pada data ke 6 sampai ke 10 pada
masing-masing data kegiatan 1, 2 dan 3.
Grafik kegiatan 1

Hubungan antara kuat arus (I) terhadap waktu


(t)

0.284
0.282
Kuat Arus

0.28
0.278
0.276 y = -0.0006x + 0.2812
R² = 0.7262
0.274
0 2 4 6 8 10 12
Waktu

Grafik kegiatan 2

Hubungan antara kuat arus (I) terhadap waktu


(t)
0.279
0.278
0.277
kuat arus

0.276
0.275
0.274
0.273
y = -0.0005x + 0.2769
0.272 R² = 0.7847
0.271
0 2 4 6 8 10 12
waktu

Grafik kegiatan 3
Hubungan antara kuat arus (I) terhadap waktu
(t)
0.274
0.273
0.272
arus listrik

0.271
0.27
0.269
y = -0.0004x + 0.2717
0.268
R² = 0.7004
0.267
0 2 4 6 8 10 12
waktu

Dari hasil analisis grafik menunjukkan bahwa semakin lama waktu yang
digunakan selama arus mengalir maka arusnya akan semakin kecil. Terbukti dari
persamaan hukum Ohm yang berlaku pada teori percobaan ini, dimana besar arus
listrik yang mengalir melalui sebuah penghantar selalu berbanding terbalik
dengan hambatan, dengan demikian dapat dikatakan bahwa lama waktu yang
dibutuhkan untuk menaikkan suhu suatu hambatan kawat besi akan berpengaruh
pada kuat arus listrik yang mengalir pada rangkaian listrik arus searah semakin
lama akan semakin menurun atau mengecil. Membuktikan bunyi dari hukum ohm
(V=I.R) besar arus listrik yang mengalir melalui suatu penghantar atau konduktor
akan berbanding lurus dengan beda potensial yang diterapkan kepadanya dan
berbanding terbalik dengan hambatannya, sesuai dengan percobaan yang
dilakukan untuk mengetahui pengaruh suhu yang semakin tinggi membutuhkan
waktu yang semakin lama sehingga kuat arus yang mengalir akan semakin kecil.

BAB V
PENUTUP

A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa
suhumemiliki pengaruh terhadap kuat arus listrik yang mengalir melalui
hambatan kawat besi .Artinya semakin lama waktu yang dibutuhkan untuk
menaikkan suhu suatu bahan maka semakin kecil arus yang mengalir dalam
rangkaian arus listrik searah tersebut.

B. Saran

Dalam percobaan pengaruh suhu terhadap kuat arus listrik yang mengalir
maka diperlukan ketelitian dalam pengukuran kuat arus terhadap waktu.

DAFTAR PUSTAKA
Budiyanto, J. 2007. Fisika Untuk Sma/Ma Kelas Xii. Surakarta: Teguh Karya.
Giancoli, D.C. 2001. Fisika Jilid 2 Edisi Kelima. Jakarta: Erlangga.
https://journal.unnes.ac.id/nju/index.php/jf/article/view/3816
https://www.jurnal-doc.com/jurnal/hukum-ohm-journal-pdf/
Suroso, A.Y., P. Anna & Kardiawan. 2003. Ensiklopedia Sains Dan Kehidupan.
Jakarta: Cv. Tarity Samudra Berlian.
Surya, Y. 2009. Seri Bahan Persiapan Olimpiade Fisika Rangkaian Listrik.
Tangerang: Pt. Kandelz.

Anda mungkin juga menyukai