Anda di halaman 1dari 8

Materin Listrik Dinamis kelas 12 mipa

22 juli 2021

1. https://www.youtube.com/watch?v=TrYbUHs_qsk
2. https://www.youtube.com/watch?v=NKlnLrJVlnM&t=333s

Listrik Dinamis Arus Searah


A. Arus dan Hantaran
Arus Listrik
Sebelum kita mengetahui apa itu arus listrik, terlebih dahulu kita pelajari beberapa asas penting
yang perlu di ingat dan di pahami kembali yaitu:

 Terdapat dua jenis muatan listrik, yaitu muatan positif ( + ) dan muatan negative ( – )
 Muatan positif ada pada inti atom, sedangkan muatan negative ada pada elektron
 Elektron dapat berpindah dari satu atom ke atom lain, sedangkan inti tidak dapat pindah
 Atom-atom penghantar (konduktor) memiliki electron-elektron bebas yang sangat mudah
berpindah dari satu tempat ke tempat lain di dalam penghantar itu.
 Muatan listrik dapat bergerak (mengalir) jika ada beda potensial (tegangan)

Definisi Arus Listrik


Arus listrik adalah banyaknya muatan ;istrik yang mengalir dalam waktu tertentu. Satuan
muatan listrik (Q) adalah Coulomb (C) sedangkan satuan arus listrik adalah Ampere (A) yakni Q/t
atau Coulomb/detik. Jika besar arus konstan, maka besarnya arus listrik yang mengalir (arus listrik),
dapat ditulis dalam persamaan :

I = Q/t
Keterangan :

 I : Arus listrik (Ampere)


 Q : Muatan listrik (Coulomb)
 t : Waktu (Detik/Sekon)

Contoh Soal :
Arus listrik sebesar 5 mA mengalir pada sel saraf selama 0,1 detik. Berapakah besar muatan dan jumlah
elektron yang berpindah pada sel saraf tersebut?
Diketahui:
A = 5 mA = 0,005 A
t = 0,1 s
e = 1,6 x 10-19 C
Ditanyakan: besar muatan dan jumlah elektron yang berpindah pada sel saraf
Jawaban :
Besar muatan listrik, I = Q/t
q=Ixt
Q= I x t = 0,005 x 0,1 = 5 x 10-4 C
Rapat Arus Listrik
Kerapatan arus berbanding terbalik dengan penampang penghantar, semakin besar
penampang penghantar kerapatan arusnya mengecil. Maka secara matematis dapat ditulis :

J = I/ A
Dimana :
J = Rapat Arus (A/m)
I = Kuat Arus (Ampere)
A = Luas Penampang Kawat

Hambatan Jenis Suatu Kawat Penghantar


Kita mungkin menduga bahwa hambatan yang dimiliki kawat yang tebal lebih kecil daripada
kawat yang tipis, karena kawat yang lebih tebal memiliki area yang lebih luas untuk aliran elektron.
Kita tentunya juga memperkirakan bahwa semakin panjang suatu penghantar, maka hambatannya
juga semakin besar, karena akan ada lebih banyak penghalang untuk aliran elektron.

Berdasarkan eksperimen, Ohm juga merumuskan bahwa hambatan R kawat logam


berbanding lurus dengan panjang l, berbanding terbalik dengan luas penampang lintang kawat A,
dan bergantung kepada jenis bahan tersebut. Secara matematis dituliskan:

R = ρ. l/A
dengan:
R = hambatan kawat penghantar (Ω)
l = panjang kawat penghantar (m)
A = luas penampang lintang penghantar (m2)
ρ = hambatan jenis kawat penghantar (Ω.m)

Konstanta pembanding ρ disebut hambatan jenis (resistivitas). Hambatan jenis kawat


berbeda-beda tergantung bahannya.

Contoh Soal :
Berapakah hambatan seutas kawat aluminium (hambatan jenis 2,65 × 10 -8Ω .m) yang memiliki panjang 40 m dan
diameter 4,2 mm?
Penyelesaian:
Diketahui:
ρ=2,65 x 10-8 Ω .m
l = 40 m
d = 4,2 mm → r = 2,1 mm = 2,1 × 10-3 m
Ditanya: R = … ?
Jawaban :

B. Sifat Kelistrikan Bahan


Konduktor
Benda benda yang tergolong sebagai penghantar listrik konduktor meliputi semua yang mampu
menghantarkan arus listrik dengan baik. Meski mampu menghantarkan arus listrik dengan baik,
namun pada dasarnya kemampuan masing – masing benda dalam menghantarkan listrik adalah
berbeda.

Benda konduktor atau yang disebut sebagai konduktor listrik ini memungkinkan arus listrik
dapat mengalir dengan mudah karena bahannya yang terbuat dari atom. Di dalam konduktor,
elektron terluar dari atomnya dapat bebas bergerak melalui materi ketika dilewati oleh muatan listrik.

Isolator
Isolator merupakan semua bahan yang tidak dapat mengantarkan arus listrik dengan baik.
Kebalikan dari konduktor, isolator justru merupakan penghambat listrik. Jadi, ketika suatu benda
yang bersidat isolator terkena arus listrik, arus listrik ini akan disimpan karena tidak ada electron
bebas yang bisa menghantarkannya.
Beberapa bahan yang termasuk isolator listrik adalah porselin, karet, kaca, ebonite, plastik,
sutera, parafin, marmer, udara kering, kapas dan kapas. Diantaranya, ada juga yang disebut
sebagai isolator sempurna yang sama sekali tidak dapat dialiri oleh arus listrik. Isolator sempurna ini
contohnya adalah ruang hampa udara (vakum). Bahan isolator ini pun memegang peran penting
dalam bidang elektornik. Misalnya saja pada kabel listrik, agar arus listrik yang dihantarkan tidak
keluar dan menyegar benda lain, maka kabel listrik selalu ditutup dengan bahan isolator. Dengan
demikian, meski ada arus listrik yang sedang berlalu didalam kabel, Anda akan tetap aman ketika
memegangnya, karena terdapat lapisan isolator.

Semikonduktor
Semikonduktor merupakan jenis bahan yang pada dasarnya merupakan suatu bahan yang
bersifat isolator, namun pada kondisi tertentu bahan ini dapat berubah fungsi menjadi konduktor.
Maksudnya, pada kondisi umum, benda ini mungkin saja hanyalah isolator, hanya saja, ketika ada
kondisi tertentu yang memungkinkan, maka arus listrik pun dapat melalui dan dihantarkan oleh
benda ini.

Contoh bahan yang termasuk semikonduktor yang paling banyak digunakan dalam elektronik
saat ini adalah germanium dan silikon.

C. Alat Ukur Listrik


Amperemeter
Untuk mengetahui besarnya kuat arus secara langsung dapat digunakan alat yang namanya
ampermeter. Ampermeter ini dapat dirakit dari alat basic meter yang dipasang dengan Shunt. Dalam
pemasangannya, ampermeter harus dipasang secara seri dengan alat listrik yang akan diukur kuat
arus listriknya. Dalam suatu rangkaian, amperemeter dipasang secara seri.

Maksudnya, terminal positif amperemeter dihubungkan ke kutub negatif sumber arus.


Adapun terminal negatif amperemeter dihubungkan ke kutub positif sumber arus. Jika dihubungkan
secara terbalik, jarum penunjuk akan menyimpang pada arah kebalikan. Ini dapat menyebabkan
jarum membentur sisi tanda nol dengan gaya yang cukup besar sehingga dapat merusak
amperemeter, perhatikan gambar (a). Sedangkan untuk bagan rangkaiannya tampak seperti gambar
(b) berikut :

Setelah kita pasang seperti rangkaian gambar (a), maka langkah selanjutnya adalah membaca hasil
pengukuran yang terlihat pada ampermeter, dengan menggunakan rumus:

Keterangan:

 I = Hasil pengukuran kuat arus


 Imax = batas ukur maksimal
 st = skala yang ditunjuk
 smax = skala maksimum
Contoh Soal

Berapakah besarnya kuat arus yang mengalir pada suatu rangkaian jika hasil pengukurannya
seperti gambar di atas?

Penyelesaian:
Jawab:
Imax = 5A
st = 19
smax = 50
Jadi : I = (19 : 50) x 5 = 1,9 A

Voltmeter
Bagaimana cara mengukur beda potensial? Ikutilah pembahasan berikut ini! Untuk mengukur beda
potensial berbagai sumber listrik. Untuk mengukur tegangan secara langsung, kita dapat
menggunakan alat yangdisebut dengan voltmeter. Voltmeter harus dipasang paralel dengan
sumber listrik atau peralatan listrik yang akan diukur tegangannya.

Titik potensial yang lebih tinggi, harus dihubungkan dengan kutub positif dan titik potensial yang
leJika kita hendak mengukur tegangan lampu pijar, digunakan dua utas kabel untuk
menghubungkan paralel kedua ujung lampu pijar dengan kedua terminal Voltmeter, seperti
ditunjukkan pada gambar berikut ini.

Keterangan:
 V = Hasil pengukuran tegangan
 Vmax = batas ukur maksimal
 st = skala yang ditunjuk
 smax = skala maksimum

D. Rangkaian Sederhana
Arus Searah
Arus listrik searah (Direct Current atau DC) adalah aliran elektron dari suatu titik yang energi
potensialnya tinggi ke titik lain yang energi potensialnya lebih rendah.Arus searah dulu dianggap
sebagai arus positif yang mengalir dari ujung positif sumber arus listrik ke ujung negatifnya.
Pengamatan-pengamatan yang lebih baru menemukan bahwa sebenarnya arus searah merupakan
arus negatif (elektron) yang mengalir dari kutub negatif ke kutub positif.
Aliran elektron ini menyebabkan terjadinya lubang-lubang bermuatan positif, yang “tampak” mengalir
dari kutub positif ke kutub negatif.Contoh dari penggunaan listrik arus searah yaitu penyaluran
tenaga listrik komersil yang pertama (dibuat oleh Thomas Alfa Edison di akhir abad ke 19)
menggunakan listrik arus searah. Generator komersiel yang pertama di dunia juga menggunakan
listrik arus searah.Di tahun 1883, Nicola Tesla dianugerahi hak paten untuk penemuannya, arus
bolak-balik fase banyak.

Rangkaian arus searah adalah aliran listrik atau elektron dari titik yang memiliki aliran berpotensi
tinggi ke area yang memiliki titik yang memiliki aliran berpotensi rendah. Di dalam kawat penghantar,
biasanya terdapat aliran elektron yang memiliki jumlah yang sangat besar. Dan aliran elektron inilah
yang bisa menghasilkan arus listrik.

Rangkaian arus searah (DC, direct current) merupakan rangkaian listrik dengan arus stasioner
(dalam arti polaritas tetap) yang tidak berubah terhadap waktu. Besaranbesaran utama yang
menjadi perhatian dalam listrik arus searah adalah kuat arus (I) dan beda tegangan (V) yang bekerja
pada komponen resistif dengan sumber arus/tegangan konstan. Pembahasan dalam rangkaian arus
DC berupa analisis rangkaian, yaitu mencari hubungan antar variabel komponen rangkaian dengan
menggunakan hukum-hukum dasar tertentu

Faktor faktor yang mempengaruhi Hambatan Penghantar


Hukum Ohm
Untuk menghasilkan arus listrik pada rangkaian, dibutuhkan beda potensial. Salah satu cara
untuk menghasilkan beda potensial ialah dengan baterai. George Simon Ohm (1787–1854)
menentukan dengan eksperimen bahwa arus pada kawat logam sebanding dengan beda potensial
V yang diberikan ke ujung-ujungnya.

Ketika saklar ditekan, ternyata lampu menyala. Lampu menyala dikarenakan ada arus listrik
yang mengalir. Terang redupnya baterai dipengaruhi oleh banyaknya baterai yang dipasang pada
rangkaian.

Jika baterai ditambah, maka nyala lampu makin terang, begitupun sebaliknya. Berapa besar
aliran arus pada kawat tidak hanya bergantung pada tegangan, tetapi juga pada hambatan yang
diberikan kawat terhadap aliran elektron. Elektron-elektron diperlambat karena adanya interaksi
dengan atom-atom kawat. Makin tinggi hambatan ini, maka makin kuat arus untuk suatu tegangan V
sehingga didapat persamaan:

V = IR
Keterangan
V = Tegangan (Volt)
I = Arus (Ampere)
R = Hambatan (Ohm)
Contoh Soal :
Suatu mainan anak bertuliskan tegangan 6 volt, dan hambatannya 40 ohm. Berapakah kuat arus yang ada di dalam
mainan anak tersebut !
Jawaban :
Dik :
Tegangan = 6 volt
Hambatan = 40 Ohm
Dit : Arus = …. Ampere ?
Penyelesaian : I = V/R = 6/40 = 0,15 Ampere

E. Rangkaian Hambatan
Hambatan (resistor) adalah komponen dari rangkaian listrik yang berfungsi menhambat arus listrik.
Sebuah resistor mempunya dua terminal listrik yang dirancang untuk menghambat arus dan
menurunkan tegangan. Komponen listrik ini banyak dipakai untuk sistem pengamanan komponen
listrik agar tidak rusak karena arus dan tegangan yang berlebih. Hambatan diukur dengan satuan
Ohm (lambang Ω). Hambatan dapat disusun atau dirangkai dengan 3 cara: seri, pararel dan
gabungan antara seri dan pararel. Masing-masing susunan punya karakteristik dan ketentuan
masing-masing.

Susunan Hambatan Seri


Berikut ilustrasi rangkaian hambatan seri :

Pada hambatan yang disusun seri berlaku rumus dan ketentuan sebagai berikut.

 Hambatan pengganti pada rangkaian seri sama dengan jumlah dari setiap hambatan yang
ada pada rangkian tersebut. Berlaku rumus

Rs = R1 + R2 + R3 + R4 + R5 + …. + Rn

 Kuat arus yang melewati tiap-tiap hambatan adalah sama. Nilai hambatan tersebut sama
pula dengan nilai hambatan penggantinyal

I1 = I2 = I3 = I4 = … = Is

 Tegangan pada hambatan pengganti sama dengan penjumlahan semua tegangan pada tiap-
tiap hambatannya.

Vs = V1 + V2 + V3 + V4 + … + Vn

 Tegangan pada tiap-tiap hambatan sebanding dengan hambatannya. Jadi semakin besar
hambatan akan semakin besar pula tengangannya.

V1 : V2 : V3 : .. :Vn = R1 : R2 : R3 : …. : Rn

Manfaat Susunan Hambatan Seri


Hambatan disusun secara seri berguna untuk meperbesar hambatan serta membagi tegangan. Dari
pengamatan rumus di atas terlihat bahwa hambatan yang dirangkai seri akan punya hambatan
pengganti yang lebih besar dan akan memperkecil tegangan.
Susunan Hambatan Pararel
Bagaimana bentuk susunan pararel hambatan bisa sobat amati dalam ilustrasi di bawah ini.

Pada susunan pararel berlaku rumus dan ketentuuan

1. Hambatan pengganti pada susunan pararel dapat dihitung dengan persamaan

Sobat dapat memodifikasi rumus di atas sehingga bisa didapat alternatif rumus cepat sebagai
berikut:

– Jika dalam rangkaian susunan pararel hanya ada dua hambatan R1 dan R2 maka total hambatan
penggantinya dapat dihitung menggunakan rumus

– Jika dalam rangkaian terdapat n hambatan dengan nilai hambatan sama besar maka total
hambatan penggantinya adalah

Rp = 1/Rn

2. Besarnya kuat arus yang melalui hambatan pengganti sama dengan jumlah keseluruhan kuat
arus pada setiap hambatannya.

In= I1 + I2 + I3 + ⋯ + In

3. Besarnya tegangan pada setiap hambatan adalah sama. Nilai tersebu sama pula dengan
tegangan pada hambatan penggantinya.

Vp = V1 = V2 = V3 = …. = V4

4, Kuat Arus yang melalui masing-masing hambatan berbanding terbalik dengan besarnya
hambatan tersebut.

Manfaat Susunan Hambatan Pararel


Rangkaian pararel dari hambatan-hambatan dimanfaatkan untuk memperkecil hamatan
karena hambatan pengganti nilainya akan lebih kecil dari nilai tiap hambatan. Ia juga bermanfaat
untuk membagi arus.

Anda mungkin juga menyukai