Anda di halaman 1dari 60

TEGANGAN LISTRIK DAN SATUANNYA

Potensial atau Tegangan


Potensial listrik adalah fenomena berpindahnya arus
listrik akibat lokasi yang berbeda potensialnya. dari hal tersebut, kita
mengetahui adanya perbedaan potensial listrik yang sering disebut “potential
difference atau perbedaan potensial”. satuan dari potential difference
adalah Volt.

“Satu Volt adalah beda potensial antara dua titik saat melakukan usaha satu joule untuk memindahkan muatan
listrik satu coulomb”

Formulasi beda potensial atau tegangan adalah:

V = W/Q [volt]

Dimana:
V = beda potensial atau tegangan, dalam volt
W = usaha, dalam newton-meter atau Nm atau joule
Q = muatan listrik, dalam coulomb

RANGKAIAN LISTRIK

Pada suatu rangkaian listrik akan mengalir arus, apabila dipenuhi syarat-syarat sebagai berikut :
1. Adanya sumber tegangan
2. Adanya alat penghubung
3. Adanya beban

Gambar 4. Rangkaian Listrik.

Pada kondisi sakelar S terbuka maka arus tidak akan mengalir melalui beban . Apabila sakelar S ditutup maka akan
mengalir arus ke beban R dan Ampere meter akan menunjuk. Dengan kata lain syarat mengalir arus pada suatu
rangkaian harus tertutup.

1. Cara Pemasangan Alat Ukur.


Pemasangan alat ukur Volt meter dipasang paralel dengan sumber tegangan atau beban, karena tahanan dalam dari
Volt meter sangat tinggi. Sebaliknya pemasangan alat ukur Ampere meter dipasang seri, hal ini disebabkan tahanan
dalam dari Amper meter sangat kecil.
Alat Ukur

Voltmeter adalah alat ukur yang digunakan untuk mengukur besarnya tegangan listrik.

Gambar Volt Meter

ARUS LISTRIK DAN SATUANNYA

Arus Listrik

adalah mengalirnya elektron secara terus menerus dan berkesinambungan pada konduktor akibat perbedaan jumlah
elektron pada beberapa lokasi yang jumlah elektronnya tidak sama. satuan arus listrik adalah Ampere.

Arus listrik bergerak dari terminal positif (+) ke terminal negatif (-), sedangkan aliran listrik dalam kawat logam
terdiri dari aliran elektron yang bergerak dari terminal negatif (-) ke terminal positif(+), arah arus listrik dianggap
berlawanan dengan arah gerakan elektron.

Gambar 1. Arah arus listrik dan arah gerakan elektron.


“1 ampere arus adalah mengalirnya elektron sebanyak
624x10^16 (6,24151 × 10^18) atau sama dengan 1 Coulumb per detik melewati suatu penampang konduktor”

Formula arus listrik adalah:

I = Q/t (ampere)

Dimana:
I = besarnya arus listrik yang mengalir, ampere
Q = Besarnya muatan listrik, coulomb
t = waktu, detik

Kuat Arus Listrik


Adalah arus yang tergantung pada banyak sedikitnya elektron bebas yang pindah melewati suatu penampang kawat
dalam satuan waktu.

Definisi : “Ampere adalah satuan kuat arus listrik yang dapat memisahkan 1,118 milligram perak dari nitrat perak
murni dalam satu detik”.

Rumus – rumus untuk menghitung banyaknya muatan listrik, kuat arus dan waktu:

Q=Ixt
I = Q/t
t = Q/I

Dimana :
Q = Banyaknya muatan listrik dalam satuan coulomb
I = Kuat Arus dalam satuan Amper.
t = waktu dalam satuan detik.

“Kuat arus listrik biasa juga disebut dengan arus listrik”

“muatan listrik memiliki muatan positip dan muatan negatif. Muatan positip dibawa oleh proton, dan muatan negatif
dibawa oleh elektro. Satuan muatan ”coulomb (C)”, muatan proton +1,6 x 10^-19C, sedangkan muatan elektron -
1,6x 10^-19C. Muatan yang bertanda sama saling tolak menolak, muatan bertanda berbeda saling tarik menarik”

Contoh Soal :

1. Dalam suatu penghantar mengalir muatan sebesar 3600 coulomb, selama 4 menit. Berapakah besar arus
listriknya ?

Diketahui : Q = 3600 C
t = 4 menit = 4 x 60 s = 240 s = 240 dt
Ditanyakan : I = ?
Jawab :
I = Q/t
=3600 C/240s
= 15 Ampere
Jadi arus listrik yang mengalir = 15 ampere = 15 A

2. Didalam sebuah penghatar selama 2 menit mengalir arus listrik sebesar 2 Ampere. Tentukanlah besar muatan
listriknya !
Diketahui : t = 2 menit = 2 x 60 detik = 120 s = 120 dt
I = 2 Ampere
Ditanyakan : Q = ?
Jawab : Q = I x t = 2 A x 120 dt = 240 A , dt = 240 Coulomb.
Jadi muatan yang mengalir = 240 Coulomb = 240 C

3. Muatan listrik sebesar 600 Coulomb mengakibatkan arus mengalir di dalam penghantar sebesar 3 Ampere. Berapa
lama muatan itu mengalir ?
Diketahui : Q = 600 Coulomb
I = 3 Ampere
Ditanyakan : t = ?
Jawab :
t =Q/t
= 600c/13A
= 200 sekon
= 200 dt
Jadi lama muatan itu mengalir = 200 sekon = 200 detik

4. Selama 20 menit di dalam penghantar mengalir muatan sebesar 1200 Coulomb.


Berapakah besar arus listriknya ?
Diketahui :
t = 20 menit = 20 x 60 detik = 1200 s = 1200 dt
Q = 1200 Coulomb
Ditanyakan : I = ?
Jawab :
I = Q/t =1200C/1200s
= 1 Ampere
=1A
Jadi arus listrik yang mengalir dalam penghantar = 1 Ampere = 1 A

 1 Ampere = 1000 mili Ampere = 10 m A


 1 mili Ampere = 1000 mikro Ampere = 10 u A
 1 Ampere = 1000 m A = 1000.000 mikro Ampere
Sumber Arus Listrik
Sumber arus listrik adalah penghasil arus listrik. Sumber arus listrik ada 2 macam :

1. Sumber arus listrik searah ( DC = Direct Current )

Yaitu sumber arus listrik yang tidak berubah fasenya. Pada gambar grafik yang memperlihatkan hubungan antara
tegangan ( V ) dan waktu ( t ) pada
Arus Listrik searah ( DC ).

Gambar 3. Grafik Arus Listrik Searah ( DC)

Contoh Sumber arus listrik searah ( DC )

1. Batere/Baterai ( elemen kering )


2. Accumulator ( aki = accu ) (elemen basah )
3. Elemen Volta ( elemen basah )
4. Solar sel
5. Dinamo DC atau Generator DC
6. Adaptor AC ke DC : a. Adaptor Sistem Perata Tunggal, b. Adaptor Sistem Cabang Tengah, c. Adaptor Sistem
jembatan, d. Adaptor Sistem Dwi Kutub

1. Sumbaer arus listrik bolak balik ( AC = Alternating Current )

Yaitu sumber arus listrik yang berubah-ubah fasenya setiap saat, jangka waktu tertentu mengalir ke satu arah,dan
waktu yang lainnya kearah yang lain.

Gambar 4. Grafik Arus listrik bolak balik ( AC )

Contoh sumber arus listrik bolak balik ( AC )

1. Generator AC
2. Jala-jala PLN yang dihasilkan oleh : PLTA, PLTU, PLTP, PLTN, dll.
3. Inverter DC ke AC

Alat Ukur
Amperemeter adalah alat ukur yang digunakan untuk mengukur besarnya arus listrik

Gambar Ampere Meter

HAMBATAN LISTRIK DAN SATUANNYA


Tahanan dan Daya Hantar Penghantar

Penghantar dari bahan metal mudah mengalirkan arus listrik, tembaga dan aluminium memiliki daya hantar listrik
yang tinggi. Bahan terdiri dari kumpulan atom, setiap atom terdiri proton dan elektron. Aliran arus listrik merupakan
aliran elektron. Elektron bebas yang mengalir ini mendapat hambatan saat melewati atom sebelahnya. Akibatnya
terjadi gesekan elektron denganatom dan ini menyebabkan penghantar panas. Tahanan penghantar memiliki sifat
menghambat yang terjadi pada setiap bahan.

Tahanan didefinisikan sebagai berikut :

“1 Ω (satu Ohm) adalah tahanan satu kolom air raksa yang panjangnya 1063 mm dengan penampang 1 mm² pada
temperatur 0° C"

Daya hantar didefinisikan sebagai berikut:

“Kemampuan penghantar arus atau daya hantar arus sedangkan penyekat atau isolasi adalah suatu bahan yang
mempunyai tahanan yang besar sekali sehingga tidak mempunyai daya hantar atau daya hantarnya kecil yang
berarti sangat sulit dialiri arus listrik”.

Rumus untuk menghitung besarnya tahanan listrik terhadap daya hantar arus:

R = 1/G
G = 1/R

Dimana :
R = Tahanan/resistansi [ Ω/ohm]
G = Daya hantar arus /konduktivitas [Y/mho]
Gambar 3. Resistansi Konduktor

Tahanan penghantar besarnya berbanding terbalik terhadap luas penampangnya dan juga besarnya tahanan konduktor
sesuai hukum Ohm.

“Bila suatu penghantar dengan panjang l , dan diameter penampang q serta tahanan jenis ρ (rho), maka tahanan
penghantar tersebut adalah” :

R = ρ x l/q

Dimana :
R = tahanan kawat [ Ω/ohm]
l = panjang kawat [meter/m] l
ρ = tahanan jenis kawat [Ωmm²/meter]
q = penampang kawat [mm²]

faktot-faktor yang mempengaruhi nilai resistant atau tahanan, karena tahanan suatu jenis material sangat tergantung
pada :
• panjang penghantar.
• luas penampang konduktor.
• jenis konduktor .
• temperatur.

"Tahanan penghantar dipengaruhi oleh temperatur, ketika temperatur meningkat ikatan atom makin meningkat
akibatnya aliran elektron terhambat. Dengan demikian kenaikan temperatur menyebabkan kenaikan tahanan
penghantar"

Alat ukur
Ohmmeter adalah alat ukur yang digunakan untuk mengukur besarnya hambatan listrik / resistansi.

Hukum Ohm (SMP)


Hukum Ohm menjelaskan bagaimana beda potensial atau tegangan dari sebuah sumber arus, kuat arus listrik, dan
resistensi suatu rangkaian saling terkait.

Hukum Ohm menyatakan: jika tegangan pada suatu rangkaian dinaikkan, arus dalam rangkaian akan naik; dan jika
tegangan diturunkan, arus akan turun. Contoh, jika tegangan diduakalikan, arus akan menjadi dua kali.Rumus untuk
kuat arus listrik Menggunakan hukum Ohm, kuat arus listrik dalam suatu rangkaian dapat ditentukan dengan
persamaan I = V / R.Dimana I menyatakan kuat arus, V menyatakan tegangan, dan R menyatakan resistensi atau
hambatan.Untuk resistensi yang tetap, jika tegangan yang diberikan ke rangkaian dinaikkan, arus akan naik; dan jika
tegangan diturunkan arus akan turun.Untuk tegangan yang tetap, jika resistensi dalam rangkaian dinaikkan, arus akan
turun; dan jika resitensi diturunkan, arus akan naik.;

Hukum Ohm
Hasil eksperimen George Simon Ohm pada tahun 1827 menunjukkan bahwa arus listrik I yang mengalir pada kawat
penghantar sebanding dengan beda potensial V yang diberikan pada ujung-ujungnya.

Jika beda potensial diperbesar maka arus yang mengalir juga semakin besar. Hasil eksperimen
ini dikenal dengan hukum Ohm. Hubungan antara V dan I secara grafik adalah

Dari gambar tampak bahwa kuat arus listrik sebanding dengan tegangan yaitu

Sehingga

Konduktansi dari konduktor yang merupakan kebalikan dari Resistansi, maka

Sehingga
Dengan:

R = hambatan listrik (ohm, Ω)

V = beda potensial atau tegangan (volt, V)

I = kuat arus listrik (ampere, A)

Perumusan di atas untuk kasus R konstan dikenal sebagai Hukum Ohm yang berbunyi:

“kuat arus listrik yang mengalir melalui sebuah penghantar listrik sebanding dengan tegangan (beda potensial) antara
dua titik pada penghantar tersebut, asalkan R konstan”.

Melihat grafik hubungan I-V, maka semakin miring (curam) grafik I-V maka hambatannya makin besar dan begitu
juga sebaliknya.

Rangkaian Listrik Seri

Pembahasan pertama mengenai rangkaian listrik seri, paralel, dan campuran yang akan dibahas adalah rangkaian seri. Bentuk
rangkaian seri dapat dibilang sangat sederhana karena rangkaiannya disusun secara lurus dan tidak mimiliki cabang.

Karakteristik Rangkaian Listrik Seri:


1. Cara menyusun rangkaian cenderung praktis dan sederhana.
2. Semua komponen listrik disusun secara sejajar (berderet atau berurutan).
3. Kabel penghubung pada seluruh komponen tidak memiliki percabangan sepanjang rangkaian.
4. Hanya ada satu jalan yang dapat dilalui oleh arus, jadi jika ada satu jalur yang terputus maka rangkaian tidak dapat berfungsi
dengan benar.
5. Arus listrik yang mengalir di berbagai titik dalam rangkaian sama besarnya
6. Setiap komponen yang terpasang akan mendapat arus yang sama.
7. Beda potensial/tegangan pada setiap komponen yang terpasang memiliki nilai yang berbeda.
8. Memiliki hambatan total yang lebih besar daripada hambatan penyusunnya.
Gambar Rangkaian Seri

Rumus pada Rangkaian Seri

Rumus pada Rangkaian Seri

\[I = I_{1} = I_{2} = I_{3} \]

\[ V = V_{1} + V_{2} + V_{3} \]

\[ R = R_{1} + R_{2} + R_{3} \]

Rangkaian Paralel

Rangkaian paralel memliki ciri yang dapat dikenali, yaitu susunan rangkaiannya memiliki cabang. Instalasi listrik di suatu rumah
biasanya menggunakan susunan rangkaian pararlel. Meskipun sedikit lebih rumit dari rangkaian seri, rangkaian paralel memiliki
banyak keuntungan.

Karakteristik Rangkaian Listrik Paralel


1. Cara menyusun rangkaian cenderung lebih rumit.
2. Semua komponen listrik terpasang secara bersusun atau sejajar.
3. Kabel penghubung pada sebuah rangkaian memiliki percabangan.
4. Terdapat beberapa jalan yang dapat dilalui oleh arus.
5. Arus yang mengalir pada setiap cabang memiliki besar nilai yang berbeda.
6. Setiap komponen yang terpasang mendapat besar arus yang berbeda.
7. Semua komponen mendapat tegangan yang sama besar.
8. Hambatan totalnya lebih kecil dari hambatan pada tiap-tiap komponen penyusunnya.

Gambar Rangkaian Paralel


Rumus pada Rangkaian Paralel

Rangkaian Campuran

Rangkaian campuran merupakan gabungan dari rangkaian seri dan paralel. Secara umum, karakteristik dan hukum yang berlaku
pada rangkaian campuran juga mengikuti keduanya.

Gambar Rangkaian Paralel

Rumus pada Rangkaian Campuran di Atas

Melalui halaman ini, sobat idschool akan dijelaskan sedikit tentang hukum kirchoff. Materi rangkaian listrik memiliki hubungan erat
dengan hukumm Kirchoff, sehingga perlu disinggung sedikit tentang hukum Kirchoff. Pelajari lebih lanjut materinya pada uraian di
bawah.

Hukum Kirchhoff I

Setelah mempelajari rangkaian listrik seri, paralel, dan campuran pada pembahasan di atas. Pembahasan selanjutnya adalah
mengenai arus listrik yang mengalir pada rangkaian. Pada tahun 1845, Gustav Robert Kirchhoff, seorang ahli fisika dari Jerman,
memperkenalkan Hukum Kirchoff. Hukum Kirchhoff berfungsi untuk menganalisis arus dan tegangan dalam sebuah rangkaian. Hukum
Kirchhoff I merupakan hukum yang berkaitan dengan dengan arah arus pada titik percabangan.

Bunyi Hukum Kirchoff I


Pada rangkaian listrik bercabang, jumlah kuat arus yang masuk pada suatu titik percabangan sama dengan jumlah arus yang keluar
dari titik itu.

http://www.widodoonline.com/2011/09/materi-ketrampilan-elektronika-kelas.html

http://idschool.net/smp/rangkaian-listrik-seri-paralel-dan-campuran/

http://fisika-bilingual.net/materi.php?mode=materi&kode=FIS008-010

https://www.aanwijzing.com/2016/07/Energi-Listrik-dan-Daya-Listrik-Pelajaran-IPA-SMP-MTs-Kelas-IX.html

Rangkaian Listrik Campuran


Rangkaian listrik campuran (seri-paralel)
merupakan rangkaian listrik gabungan dari
rangkaian listrik seri dan rangkaian listrik
paralel.
GGL Dan Rangkaian GGL
College Loan Consolidation Thursday, March 12th, 2015 - Kelas X

GGL dan rangkaian GGL dapat kita temui pada perangkat elektronika seperti radio portable, handphone, laptop atau mainan anak-anak.
Salah satu contoh GGL adalah sebuah baterai. Baterai merupakan sumber energi listrik yang digunakan pada pernagkat elektronika.
Advertisment

Pengertian GGL
GGL atau sumber gaya gerak listrik adalah komponen seperti baterai atau generator listrik yang mengubah energi tertentu menjadi energi
listrik. Beda potensial antara kedua kutub sumber, apabila tidak ada arus yang mengalir ke rangkaian luar disebut ggldari sumber. Simbol ε
biasanya digunakan untuk ggl (jangan kacaukan dengan E untuk medan listrik).
GGL Dan Rangkaian GGL

Diagram sel listrik atau baterai

Sebuah baterai secara riil dimodelkan sebagai ggl ε yang sempurna dan terangkai seri dengan resistor r yang disebut hambatan dalam
baterai, tampak seperti pada gambar diatas. Oleh karena r ini berada di dalam baterai, kita tidak akan pernah bisa memisahkannya dari
baterai. Kedua titik a dan b menunjukkan dua kutub baterai, kemudian yang akan kita ukur adalah tegangan di antara kedua kutub tersebut.
Ketika tidak ada arus yang ditarik dari baterai, tegangan kutub sama dengan ggl, yang ditentukan oleh reaksi kimia pada baterai: Vab= ε . Jika
arus I mengalir dari baterai, ada penurunan tegangan di dalam baterai yang nilainya sama dengan I . r.

Dengan demikian, tegangan kutub baterai (tegangan yang sebenarnya diberikan) dirumuskan:

Vab = ε – I.r

dengan:

Vab = tegangan di antara kutub baterai (V)


ε = ggl baterai (V)
I = arus yang mengalir (A)
r = hambatan dalam baterai (Ω)
Jenis GGL Dan Rangkaian GGL
1. Rangkaian GGL Seri
Apabila dua atau lebih sumber ggl (misalnya baterai) disusun seri, ternyata tegangan total merupakan jumlah aljabar dari tegangan masing-
masing sumber ggl. Contohnya, jika dua buah baterai masing-masing 1,5 V dihubungkan seri, maka tegangan Vac adalah 3,0 V. Untuk lebih
tepatnya, kita juga harus memperhitungkan hambatan dalam baterai.

Apabila terdapat n buah sumber tegangan (ggl) dirangkai secara seri, maka sumber tegangan pengganti akan memiliki ggl sebesar:

εs = ε1 + ε2 + … + εn

Sementara itu, hambatan dalam penggantinya adalah:

rs = r1 + r2 + … + rn
Untuk n buah sumber tegangan sejenis yang memiliki ggl ε dan hambatan dalam r, bila dirangkai secara seri akan memiliki ggl pengganti dan
hambatan dalam pengganti seri masing-masing:
ε=n.ε
rs = n . r

Dengan demikian, nilai kuat arus yang mengalir melewati hambatan (resistor R) adalah :
I= =

dengan:

I= arus yang mengalir (A)


sε = ggl pengganti seri dari sumber yang sejenis (V)
R= hambatan resistor (Ω)
rs = hambatan dalam pengganti seri (Ω)
n= jumlah sumber ggl yang sejenis
ε= ggl sumber/baterai (V)
r = hambatan dalam baterai (Ω)
2. Rangkaian GGL Paralel

Apabila dua atau lebih sumber ggl (misalnya baterai) disusun paralel, ternyata membangkitkan arus yang lebih besar.

Rangkaian GGL paralel


Apabila terdapat n buah sumber tegangan (ggl) dirangkai secara paralel, maka sumber tegangan pengganti akan memiliki ggl total V sebesar
:
V = V1 = V2 = Vn–1 = … = Vn

Sementara itu, hambatan dalam penggantinya adalah :

Untuk n buah sumber tegangan sejenis yang memiliki ggl ε dan hambatan dalam r, bila dirangkai secara paralel akan memiliki ggl pengganti
dan hambatan dalam pengganti paralel masing-masing :

ε=ε

rp =

Dengan demikian, nilai kuat arus yang mengalir melewati hambatan (resistor R) adalah :

I=

dengan :

I= arus yang mengalir (A)


εp = ggl pengganti paralel dari sumber yang sejenis (V)
R= hambatan resistor (Ω)
rp = hambatan dalam pengganti paralel (Ω)
n= jumlah sumber ggl yang sejenis
ε= ggl sumber/baterai (V)
r = hambatan dalam baterai (Ω)
https://rumushitung.com/2014/09/12/hukum-kirchoff-dan-contoh-soal/

http://fisikastudycenter.com/fisika-smp/55-listrik-dinamis-kelas-9-smp-part-2
https://teknikelektronika.com/jenis-jenis-komponen-elektronika-beserta-fungsi-dan-simbolnya/

https://skemaku.com/kode-warna-resistor-dan-cara-membacanya/

http://caraharian.com/menghitung-resistor.html

https://teknikelektronika.com/cara-membaca-menghitung-nilai-kapasitor-berdasarkan-kode-angka/

Cara Membaca resistor empat warna:


Resistor dengan empat warna adalah jenis resistor yang paling banyak digunakan. Cara membaca resistor 4 warna
sangat mudah, dengan menghapal kode warna yang ada, maka ketika sering membaca nilai resistor nantinya secara
otomatis akan dengan sangat mudah membaca nilai resistor tersebut tanpa perlu berfikir lagi.

Kedua pita warna pertama pada resistor 4 warna menunjukan nilai dari resistansinya, sedangkan pada pita ketiga
menunjukan faktor pengali atau jumlah nol yang digabungkan dengan pita pertama dan pita kedua. Untuk pita warna
keempat menunjukan toleransi resistor tersebut.

Untuk tabel kode resistor empat warna sebagai berikut:


Sebagai contoh,:

1. Sebuah resistor terdapat warna Hijau, Biru, Hitam, dan Emas. Berarti nilai resistor tersebut

adalah:

Pita ke-1 : Hijau = 5 Tabel Kode Warna Resistor 4 Warna


Pita ke-2 : Biru =6
Pita ke-3: Hitam =100=1
Pita ke-4: Emas =Toleransi 5%.
= 56 x 1
= 56
Sehingga nilai resistor tersebut adalah 56 Ω dengan toleransi ±5%.
= 56 Ω±5%

2. Sebuah resistor terdapat warna Hijau, Biru, Merah, dan Emas. Berarti nilai resistor tersebut

adalah:

Pita ke-1 : Hijau = 5


Pita ke-2 : Biru =6
Pita ke-3: Merah =102=100
Pita ke-4: Emas =Toleransi 5%.
= 56 x 100
= 5600
Sehingga nilai resistor tersebut adalah 5600 Ω dengan toleransi ±5%.
= 5600 Ω±5% = 5k6 Ω±5%
Cara Membaca resistor lima warna:
Cara membaca nilai resistor lima warna tidak jauh berbeda dengan resistor empat warna. Resistor dengan pita 5 warna
biasanya memiliki nilai resistansi yang lebih spesifik dan memiliki nilai toleransi yang lebih kecil seperti pada resistor
jenis film metal yang rata-rata menggunakan pita 5 warna.

Pada resistor dengan pita 5 warna, ketiga warna pertama menunjukan nilai resistansinya, sedangkan pita keempat
menunjukan faktor pengali atau jumlah nol, dan pita terakhir (pita kelima) menunjukan toleransinya seperti yang
ditunjukan tabel berikut ini:

Untuk tabel kode resistor lima warna sebagai berikut:

Tabel Kode Warna Resistor 5 Warna


Sebagai contoh:
1. Sebuah resistor terdapat warna Kuning, Ungu, Hijau, Hitam dan Coklat. Berarti nilai resistor tersebut adalah:

Pita ke-1 : Kuning=4


Pita ke-2 : Ungu=7
Pita ke-3: Hijau=5
Pita ke-4: Hitam=100=1
Pita ke-5: Coklat=Toleransi 1%.
= 475 x 1
= 475 Ω ±1%.
Sehingga nilai resistor tersebut adalah 475Ω dengan toleransi ±1%.

2. Sebuah resistor terdapat warna Kuning, Ungu, Hijau, Hitam dan Coklat. Berarti nilai resistor tersebut adalah:

Pita ke-1 : Kuning=4


Pita ke-2 : Ungu=7
Pita ke-3: Hijau=5
Pita ke-4: Merah =102=100
Pita ke-5: Coklat=Toleransi 1%.
= 475 x 100
= 47500 Ω ±1%.
= 47k5 Ω ±1%.
Sehingga nilai resistor tersebut adalah 47500Ω dengan toleransi ±1% atau 47k5 Ω ±1%.

https://teknikelektronika.com/jenis-jenis-komponen-elektronika-beserta-fungsi-dan-simbolnya/
1.

Apakah fungsi bagian input tegangan pada sumber daya adaptor ?Jawab : Untuk
menghubungkan bagian penurun tegangan adaptor dengan sumber arus AC daristop kontak.2.

Mengapa bagian input tegangan menggunakan sekring :Jawab : karena sekring berfungsi sebagai
keamanan apabila ada hubung singkat3.

Jika trafo yang digunakan pada sumber daya adaptor adalah 2A/15V CT, berapakah
ukuransekring yang sesuai jika dipasang pada bagian input tegangan ?
Jawab
:4.

Mengapa pada bagian input tegangan menggunakan saklar pemindah tegangan 100V/220V
?Jawab : Karena kedua posisi ini (tegangan 110V/220V) nantinya akan dimanfaatkan oleh
bagianpenurun tegangan5.

Apakah fungsi bagian penurun tegangan pada sumber daya adaptor ?Jawab : berfungsi untuk
menurunkan tegangan AC 220 Volt menjadi tegangan yang lebih kecil,misalnya 3 volt, 4,5 volt,
6 volt, 7,5 volt, 9 volt, atau 12 volt6.

Sebutkan 2 macam trafo step down yang digunakan pada sumber daya adaptor ?
Jawab
:7.

Mengapa pada bagian penurun tegangan menggunakan saklar pemilih tegangan ?Jawab : Karena
berfungsi untuk memilih tegangan output ang dikehendaki8.

Apakah fungsi bagian penyearah tegangan pada sumber daya adaptor ?Jawab : untuk mengubah
arus AC menjadi arus DC, dan menggunakan komponen diodapenyearah.9.

Sebutkan 2 macam teknik penyearahan tunggal !


Jawab
:10.

Apakah fungsi bagian penyaring tegangan pada sumber daya adaptor ?Jawab : berfungsi untuk
menghilangkan tegangan AC yang masih lewat. Efek dari tegangan ACyang lewat ini adalah
munculnya suara dengung11.

Sebutkan 2 macam penyaring tegangan !Jawab : CRC (Condensator Resistor Condensator) dan
CLC (Condensator Lilitan Condensator)12.

Jelaskan alasanmu, mengapa jika resistor digunakan sebagai filter tegangan, harus memilih
jenisresistor yang dayanya besar ?
Jawab
:13.
Apakah fungsi bagian output tegangan pada sumber daya adaptor ?Jawab : berfungsi sebagai
keluaran tegangan berupa tegangan DC14.

Sebutkan 2 macam output tegangan pada sumber dyaa adaptor !

https://www.scribd.com/document/369790691/Fungsi-Bagian-Input-Tegangan-Pada-
Sumber-Daya-Adaptor

Pengertian Adaptor Fungsinya dan Jenis-


jenisnya
By Kang WirandPosted on October 19, 2017

Daftar Isi
Pengertian adaptor
Secara umum Adaptor adalah rangkaian elektronika yang berfungsi untuk mengubah tegangan
AC (arus bolak-balik) yang tinggi menjadi tegangan DC (arus searah) yang lebih rendah.

Seperti yang kita tahu bahwa arus listrik yang kita gunakan di rumah, kantor dll, adalah arus listrik
dari PLN ( Perusahaan Listrik Negara ) yang didistribusikan dalam bentuk arus bolak-balik atau AC.
Akan tetapi, peralatan elektronika yang kita gunakan hampir sebagian besar membutuhkan arus DC
dengan tegangan yang lebih rendah untuk pengoperasiannya. Oleh karena itu diperlukan sebuah
alat atau rangkaian elektronika yang bisa merubah arus dari AC menjadi DC serta menyediakan
tegangan dengan besar tertentu sesuai yang dibutuhkan. Rangkaian yang berfungi untuk merubah
arus AC menjadi DC tersebut disebut dengan istilah DC Power suply atau adaptor.

Rangkaian adaptor ini ada yang dipasang atau dirakit langsung pada peralatan elektornikanya dan
ada juga yang dirakit secara terpisah. Untuk adaptor yang dirakit secara terpisah biasanya
merupakan adaptor yang bersipat universal yang mempunyai tegangan output yang bisa diatur
sesuai kebutuhan, misalnya 3 Volt, 4,5 Volt, 6 Volt, 9 Volt,12 Volt dan seterusnya. Namun selain itu
ada juga adaptor yang hanya menyediakan besar tegangan tertentu dan dipetuntukan untuk
rangkaian elektronika tertentu misalnya adaptor laptop dan adaptor monitor.

Fungsi adaptor
Seperti yang sudah dijelaskan pada uraian di atas bahwa adaptor adalah sebuah rangkaian
elektonika yang berfungsi untuk merubah arus AC menjadi arus DC dengan besar tegangan
tertentu sesuai yang dibutuhkan .

Bagian-bagian adaptor
Pada sebuah adaptor terdapat beberapa bagian atau blok yaitu trafo (transformator), rectifier
(penyearah) dan filter
Trafo ( Transformator )
Adalah sebuah komponen yang berfungsi untuk menurunkan atau menaikan tegangan AC sesuai
kebutuhan. Pada sebuah adaptor, trafo yang digunakan adalah trafo jenis step down atau trafo
penurun tegangan.

Trafo step down

Trafo tediri dari 2 bagian yaitu bagian primer dan bagian sekunder, pada masing-masing bagian
terdapat lilitan kawat email yang jumlahnya berbeda. Untuk trafo step-down, jumlah lilitan primer
akan lebih banyak dari jumlah sekunder. Lilitan Primer merupakan input dari
pada Transformator sedangkan Output-nya adalah pada lilitan sekunder. Meskipun tegangan telah
diturunkan, output dari Transformator masih berbentuk arus bolak-balik (arus AC) yang harus
diproses selanjutnya.

Rectifier (Penyearah )

Rangkaian adaptor
Dalam rankaian adaptor atau catu daya, tegangan yang sudah di turunkan oleh trafo, arusnya masih
berupa arus bolak-balik atau AC. Karena arus yang dibutuhkan oleh rangkaian elektronika adalah
arus DC, sehingga harus disearahkan terlebih dahulu. Bagian yang berfungsi untuk menyearahkan
arus AC menjadi DC pada adaptor disebut dengan istilah rectifier ( penyearah gelombang ).
Rangkaian Rectifier biasanya terdiri dari komponen Dioda. Pada rangkaian adaptor rangkaian
rectifier ini terdiri dari 2 jenis yaitu:

1. Half Wave Rectifier : menggunakan 1 dioda penyearah

image source :electronics-tutorials.ws

2. Full Wave Rectifier : menggunakan 2 atau 4 dioda penyearah

menggunakan 4 dioda image source: electronics-tutorials.ws


menggunakan 2 dioda – image source: electronics-tutorials.ws

3. Filter (Penyaring)
Filter adalah bagian yang berfungsi untuk menyaring atau meratakan sinyal arus yang keluar dari
bagian rectifier. Filter ini biasanya terdiri dari komponen Kapasitor (Kondensator) yang berjenis
Elektrolit atau ELCO ( Electrolyte Capacitor ).

elco filter

Sebenarnya dengan adanya bagian trafo, rectifier dan filter syarat dari sebuah adaptor sudah
terpenuhi, namun terkadang tegangan yang dihasilkan biasanya tidak stabil sehingga diperlukan
bagian lain yaitu yang berfungsi untuk menstabilkan tegangan dan mendapatkan tegangan yang
akurat. Bagian tersebut adalah bagian regulator atau pengatur tegangan.
Voltage Regulator ( Pengatur Tegangan )
Untuk menghasilkan tegangan dan Arus DC yang tetap dan stabil , diperlukan bagian Voltage
Regulator yang berfungsi untuk mengatur tegangan sehingga tegangan Output tidak dipengaruhi
oleh suhu, arus beban dan juga tegangan input yang berasal Output Filter. Voltage Regulator pada
umumnya terdiri dari Dioda Zener, Transistor atau IC .

Voltage Regulator

Pada DC Power Supply yang canggih, biasanya Voltage Regulator juga dilengkapi dengan Short
Circuit Protection ( perlindungan atas hubung singkat ), Current Limiting ( Pembatas Arus )
ataupun Over Voltage Protection ( perlindungan atas kelebihan tegangan ).

Jenis Adaptor
Secara Umum adaptor terbagi menjadi dua jenis yaitu adaptor konvensional dan adaptor
menggunakna sistem switching atau SMPS

1. Adaptor atau catu daya konvensional


Pada adaptor atau catu daya konvensional, tegangan AC ini lebih dahulu diturunkan melalui sebuah
transformator step-down kemudian disearahkan dengan dioda (rectifier) dan diratakan dengan
kapasitor elektrolit. Prinsip adaptor jenis ini masih menerapkan mode pengubahan tegangan ac ke
dc menggunakan transformator step-down sebagai komponen utama penurunan tegangan. Pada
adaptor ini besarnya arus yang dihasilkan bertumpu pada arus yang dihasilkan oleh trafo penurun
tegangan Jenis adaptor ini adalah jenis adaptor sudah dijelaskan pada pembahasan di atas.
Peralatan yang masih menggunakan adaptor konvensional diantarany adalah radio tape, amplifier
dan sebagainya..

2. Adaptor Switching (SPMS)


Adaptor sistem switching adalah penyempurnaan dari jenis adaptor konvensinal yang masih
mempunyai banyak kelemahan. Adaptor dengan sistem ini tidak lagi menggunakan trafo stepdown
seperti adaptor konvensinal. sistem pada rangkaianya pun sangat berbeda dengan adaptor jenis
konvensional..

Tentang pembahasan adaptor jenis ini akan dibahas secara kuhus pad artikel selanjutnya.

Adaptor yang menggunakan sistem switching diantanya adalah Televisi, power supply PC,
adaptor laptop, dan peralatan canggih lainnya.

Itulah pembahasan mengenai adaptor, semoga bermanfaat,, jika ada masukan atau pertanyaan
silahkan sampaikan pada kotak komentar yang sudah disediakan.
https://www.technodand.com/pengertian-adaptor-fungsinya-dan-jenis/

Bagian bagian Adaptor


5 Balasan

34 Votes

Sebuah adaptor yang baik memiliki bagian bagian sebagai berikut :

Keterangan : Bagian Input Tegangan Input tegangan pada power supply adalah berupa tegangan arus bolak
balik (AC) 220v Komponen yang terdapat pada bagian input adalah :

 Steker
 Sikring
 Lampu Indikator

Bagian Step down Bagaimana ini berfungsi menurunkan tegangna AC 220v dari bagian input menjadi
tegangna AC yang lebih rendah misalnya : 6v, 9v, atau 12v. Komponen yang terdapat pada rangkaian ini
adalah :

 Trafo Step up
 Trafo Step down

Bagian Rectifier Bagian ini berfungsi menyearahkan arus, dari arus bolak balik (AC) menjadi arus searah
(DC) Komponen yang terdapat pada bagian ini adalah

 Silikon

Ada 3 macam rectivier yaitu :

 Half wave rectifier (penyearah setengah gelombang),


 Full wave Rectivier (penyearah gelombang penuh dengan center tetap),
 Full wave Rectivier (penyearah gelombang penuh dengan jembatan dioda).
Gambar . Half Wave Rectifier

Gambar . Full Wave Rectifier


Gambar . Full Wave Bridge Rectifier

Bagian Filter Bagian ini berfungsi menyaring arus DC yang masih berdenyut (atau yang masih mengandung
arus AC ) sehingga menjadi rata. Komponen yang terdapat pada bagian ini adalah

 Elco
 Transistor
 Resistor

Ada 3 macam filter yaitu: Filter C Filter ini menggunakan


kondensator yang dipasang secara parallel dibagian output penyearah baik penyearah setengah gelombang
maupun penyearah gelombang penuh. Filter CLC
Filter CRC bertransistor

Keunggulan filter ini adalah tergangan


outputnya mendekati rata .Namun karena resistor bernilai cukup besar , maka arus outputnya semaki kecil
,sehingga filter ini hanya cocok untuk arus yang kecil. Bagian Stabilizer Bagian ini berfungsi untuk
menstabilkan tegangan DC Komponen yang terdapat pada bagian ini adalah

 Diode zener
 IC yang didalamnya berisi rangkaian regulator atau IC Regulator
Bagian Regulator

Bagian ini berfungsi untuk mengatur kestabilan arus


Komponen yag terdapat pada bagian ini adalah :

 Transistor
 Resistor
 Kondensator
 IC

https://bagaskawarasan.wordpress.com/2011/12/01/bagian-bagian-adaptor/
Praktikum Membuat Adaptor
APR 19

Posted by djukarna
“Berikut ini ada sedikit petunjuk untuk membuat adaptor. Panduan ini diambil dari modul praktikum
elektronika dasar yang sedang saya tulis. Silakan bagi yang ingin memperbanyak atau membuatnya menjadi
lebih baik lagi.”
1. Tujuan Praktikum
Tujuan praktikum ini adalah untuk membuat adaptor sederhana yang dapat digunakan untuk melakukan
percobaan – percobaan elektronika sederhana.
2. Dasar teori
Adaptor adalah sebuah alat yang digunakan untuk menurunkan tegangan listrik dan mengubah tegangan
listrik AC (Alternating Current) menjadi tegangan listrik DC (Direct Current). Pada saat ini ada banyak
rangkaian adaptor mulai dari adaptor yang sangat sederhana hingga adaptor yang canggih. Pada dasarnya
semua jenis adaptor ini memiliki prinsip kerja yang sama. Prinsip kerja adaptor dapat dilihat pada diagram
blok berikut ini.

Gambar 1 diagram blok adaptor

Sumber arus AC

Sumber arus AC adalah sumber arus listrik yang akan kita gunakan. Sumber arus AC ini umumnya didapat dari
tegangan jaringan listrik PLN. Untuk Indonesia tegangan jaringan listrik PLN memiliki tegangan 220V AC
dengan frekuensi 50 Hz. Untuk mengambil sumber arus ini dapat menggunakan sebuah steker listrik yang
dihubungkan dengan kabel ke adaptor. Sebagai pengaman, biasanya dipasang sebuah sekering sebagai alat
pembatas arus listrik

Step down Transformator.

Step down transformator umumnya disebut trafo saja adalah sebuah komponen elektronika yang digunakan
untuk menurunkan tegangan listrik AC 220V ke tegangan listrik AC yang kita inginkan. Perlu diperhatikan,
trafo tidak mengubah bentuk tegangan AC menjadi tegangan DC tetapi hanya menurunkannya saja. Ukuran
kapasitas sebuah trafo dinyatakan dalam satuan ampere, yaitu menunjukan berapa besar arus listrik yang
dapat disediakan oleh trafo tersebut. Ukuran trafo yang terdapat dipasaran adalah mulai dari 500 mA, 1A,
2A, 3A, 5A, 10A, 20A, 30A, 50A, hingga 100A. semakin besar ukuran kapasitas trafo, maka semakin besar pula
ukuran fisik dari trafo. Kapasitas sebuah adaptor secara umum ditentukan oleh kapasitas dari trafo yang
terdapat di dalamnya.

Besar tegangan keluar dari trafo bermacam-macam dari ukuran terkecil 3V, 4.5V, 6 V, 9V, 12V, 15V, 20V,
24V, 30V, 32V, hingga 45 V. Dipasaran dikenal 2 jenis trafo yaitu:

Trafo Engkel
Trafo engkel adalah trafo tunggal. Trafo ini hanya memiliki 1 jalur lilitan sekunder saja. Lambang dan contoh
trafo engkel adalah sebagai berikut

Gambar 2 lambang trafo engkel dan contohnya

Trafo ganda (Trafo CT)

Trafo ganda atau sering disebut trafo CT adalah trafo yang memiliki 2 lilitan sekunder, titik tengah lilitan ini
disebut center tap (CT) merupakan titik 0 trafo. Trafo CT dapat juga diubah menjadi trafo engkel. Trafo
jenis CT memiliki harga yang lebih mahal dibandingkan dengan trafo engkel. Berikut adalah lambang dan
contoh trafo CT.

Gambar 3 lambang trafo CT dan contohnya

Rectifier (penyearah)

Rectifier atau penyearah adalah rangkaian yang digunakan untuk mengubah arus AC menjadi arus DC.
Rectifier terdiri dari rangkaian beberapa buah dioda. Ada 2 jenis penyearah yaitu penyearah setengah
gelombang dan penyearah gelombang penuh. Penyearah setengah gelombang jarang digunakan pada
adaptor, biasanya bentuk penyearah ini digunakan untuk keperluan khusus. Untuk adaptor biasanya
digunakan bentuk penyearah gelombang penuh. Untuk trafo engkel diperlukan 4 buah dioda yang dipasang
dalam bentuk jembatan untuk mendapatkan bentuk gelombang penuh, sedangkan untuk trafo CT hanya
dibutuhkan 2 buah dioda untuk membentuk penyearah gelombang penuh.
Jenis dioda yang umum digunakan untuk penyearah adalah jenis dioda silikon. Berikut gambar rangkaian
penyearah dan bentuk gelombangnya.

Gambar 4 gelombang penuh pada trafo engkel terdiri dari 4 buah dioda yang dipasang dalam bentuk
jembatan

Gambar 5 penyearah gelombang penuh pada trafo CT dengan menggunakan 2 buah dioda.
Gambar 6 penyearah gelombang penuh pada adaptor bipolar yang umum digunakan pada sistem OP-AMP

Gambar 7
penyearah setengah gelombang
Filter dan Stabilisator Tegangan

Filter dalam sebuah adaptor berguna untuk meratakan bentuk gelombang DC yang dihasilkan oleh
penyearah. Umumnya digunakan sebuah kapasitor dengan ukuran kapasitas yang cukup besar untuk
membentuk filter. Jenis kapasitor yang digunakan adalah kapasitor polar dengan ukuran 1000 mikro Farrad
hingga 47.000 mikro Farrad, tergantung keperluannya. Namun untuk adaptor biasanya dengan ukuran 2200
mikroFarrad sudah menghasilkan arus DC yang cukup baik.

Stabilisator adalah alat yang digunakan untuk menstabilkan arus dan tegangan listrik yang keluar dari filter.
Pada adaptor yang akan dibuat tidak menggunakan stabilisator. Komponen elektronika berupa rangkaian
transistor atau dioda zener sering digunakan sebagai stabilisator. Berikut ini gambar beberapa rangkaian
filter dan stabilisator yang umum digunakan.
Gambar 8 filter kapasitor

Pada gambar 8 tampak penggunaan filter kapasitor pada sebuah rangkaian adaptor sederhana. Kapasitor
yang digunakan ini harus memiliki kapasitas yang cukup besar dan umumnya menggunakan kapasitor polar.
Arus listrik yang dihasilkan dengan menggunakan filter kapasitor ini sudah cukup baik, walaupun riak-riak
arus masih tetap ada. Untuk menghasilkan arus DC yang lebih baik, maka dapat dipasang sebuah stabilisator
tegangan pada sisi setelah filter.

Gambar 9 stabilisator dengan menggunakan dioda zener

Gambar 9 memperlihatkan skema rangkaian adaptor sederhana yang menggunakan kapasitor sebagai filter
tegangan dan sebuah dioda zener sebagai stabilisator tegangan. Tegangan yang dihasilkan sudah sangat baik,
namun rangkaian ini memiliki keterbatasan yaitu hanya dapat mengeluarkan 1 tingkat tegangan saja, yaitu
sebesar tegangan cut-off dioda zener. Misalnya jika tegangan cut-off dioda zener 6,7 volt, maka tegangan
listrik DC yang keluar dari adaptor ini juga 6,7 volt, walaupun inputnya kita naikkan.
Gambar 10 adaptor yang menggunakan transistor sebagai stabilisator tegangan

Penggunaan transistor sebagai stabilisator tegangan akan menghasilkan tegangan yang lebih baik lagi. Namun
rangkaian adaptor yang menggunakan transistor sebagai stabilisator tegangan membuat rangkaian menjadi
lebih rumit. Beberapa kelebihan rangkaian stabilisator tegangan dengan menggunakan transistor adalah
dapat divariasikannya tegangan keluaran dari adaptor secara kontinyu. Beberapa hal yang perlu diperhatikan
dalam menggunakan transistor sebagai stabilisator tegangan adalah perlu memasang keping pendingin dan
kipas pendingin pada transistor karena transistor yang digunakan akan mengeluarkan panas yang berlebih.
Semakin besar arus yang dilewatkan, maka semakin banyak tingkatan transistor yang digunakan sebagai
stabilisator tegangan.

Pada saat ini telah tersedia IC (Integrated Circuit) yang dapat digunakan sebagai stabilisator tegangan yaitu
IC 78XX dan 79XX. Perbedaan kedua jenis IC ini adalah pemasangannya di dalam rangkaian. Angka XX
menunjukkan nilai tegangan listrik yang dikeluarkan oleh IC misalnya 7805 menyatakan IC ini akan
mengeluarkan tegangan DC stabil sebesar 5 volt. Berikut rangkaian IC stabilisator tegangan pada adaptor.
Gambar 11 rangkaian adaptor yang menggunakan IC 78XX dan 79XX
Output DC

Output dari adaptor adalah tegangan DC yang sudah difilter. Tegangan ini akan disalurkan untuk berbagai
keperluan. Banyak sekali jenis socket dan terminal yang dapat digunakan untuk keperluan output adaptor.
Namun yang perlu diperhatikan, terminal dan socket yang digunakan sebagai sarana output adaptor ini harus
dapat menunjukkan perbedaan kutub positif dan negatif, supaya dalam penggunaan adaptor tidak
menimbulkan kekeliruan yang dapat menyebabkan rusaknya alat elektronika yang di suplai oleh adaptor.
Berikut gambar beberapa jenis terminal dan soket yang dapat digunakan sebagai output adaptor.

Gambar 12 macam-macam socket yang dapat digunakan sebagai output adaptor


3. Skema dan Komponen yang dibutuhkan

Praktikum ini akan membuat sebuah adaptor sederhana dengan filter kapasitor, tanpa menggunakan
stabilisator tegangan. Berikut ini adalah skema adaptor yang akan dibuat.

Gambar 13 rangkaian adaptor yang akan dibuat

Komponen-komponen yang dibutuhkan adalah :

1. Trafo engkel 500 mA dengan tegangan primer 0 dan 220 V; tegangan sekunder 0, 3V, 4.5V, 6V, 9V dan 12 V
sebanyak 1 buah
2. Saklar on-off sebanyak 1 buah
3. Saklar putar untuk 5 posisi sebanyak 1 buah
4. Dioda silikon tipe 1N4002, 1A sebanyak 4 buah
5. Kapasitor elektrolit 2200 mikro Farrad 25 volt sebanyak 1 buah
6. PCB ukuran 6cm x 10cm sebanyak 1 buah
7. Socket banana merah dan hitam masing-masing 1 buah
8. Socket AC sebanyak 1 buah
9. Lampu led 5 mm 1 buah
10. Resistor 680 Ohm 1 buah
11. Kabel secukupnya
12. Timah solder
13. Baut dan mur diameter 3 mm secukupnya
14. Box plastik ukuran 50mm x 85mm x 125 mm sebanyak 1 buah

Alat-alat kerja yang dibutuhkan :

1. Solder listrik 30 Watt = 1 buah


2. Tang potong = 1 buah
3. Tang lancip = 1 buah
4. Tang pengukas kabel = 1 buah
5. Obeng + dan – = 1 set
6. Sedotan timah = 1 buah
7. Ferrid clorida = secukupnya
8. Wadah ferrid clorida = 1 buah
9. Bor pcd = 1 set
10. Spon gosok = 1 set
11. Tinner = secukupnya
12. Dudukan solder = 1 set
4. Cara kerja
Proses pembuatan PCB

Perhatikan gambar 14 berikut ini.

Gambar 14 layout PCB untuk adaptor yang akan dibuat

1. Pindahkan gambar 14 ke permukaan PCB dengan menggambar jalur biru dan coklat saja. Gunakan spidol
permanen untuk menggambar jalur tersebut. Ikutilah petunjuk dari asisten.
2. Setelah jalur selesai digambar, periksa kembali jalur tersebut dan teliti ulang apakah ada jalur yang
tertinggal atau berhimpit.
3. Bila sudah bagus, siapkan larutan ferrit klorid dengan melarutkan sejumlah kecil bubuk ferrit klorid ke
dalam air. Hati-hati bila bekerja dengan menggunakan ferrit klorid karena zat ini sangat korosif dan
bersifat racun. Gunakan wadah plastik untuk melarutkannya dan sebaiknya lakukan di luar ruangan.
4. Kemudian rendam PCB yang sudah digambar ke dalam larutan. Untuk mempercepat proses pelarutan
tembaga, goyang perlahan-lahan wadah. Lakukan hingga semua tembaga yang tidak tertutup spidol larut.
Proses ini disebut etching.
5. Setelah proses etching selesai. Angkat PCB dengan menggunakan jepitan kayu dan bersihkan pada air yang
mengalir dengan menggunakan sabun. Lakukan hingga permukaan PCB benar – benar bersih dari sisa-sisa
ferrit klorid.
6. Setelah itu bersihkan permukaan PCB dari bekas tinta spidol dengan menggunakan tinner. Kemudian gosok
dengan menggunakan spon halus hingga jalur tembaga yang sudah terbentuk mengkilap dan bebas dari
oksida tembaga. Perhatikan, untuk menjaga jalur tetap mengkilap, jangan sentuh jalur dengan
menggunakan tangan, karena asam pada kulit akan menyebabkan jalur tembaga teroksidasi dan menjadi
buram.
7. Buatlah titik-titik kecil dengan mengunakan paku kecil pada PAD yang akan di bor.
8. Setelah semua PAD ditandai dengan titik, mulailah membuat lubang dengan menggunakan bor listrik kecil
ukuran 0,8 mm. Lakukan dengan hati-hati agar tidak merusak jalur tembaga.
9. Setelah selesai proses pengeboran, bersihkan kembali dengan menggunakan spon halus dan PCB siap untuk
dipasang komponen.
Proses Penyolderan komponen
1. Sebelum memasang komponen ke PCB, periksa terlebih dahulu PCB yang sudah anda buat ke asisten untuk
benar-benar menyakinkan PCB anda sudah benar.
2. Kemudian panaskan solder listrik dan tempatkan pada dudukannya.
3. Pasangkan komponen pada lubang PCB dengan mengikuti petunjuk gambar 14.
4. Solder dengan menggunakan timah kaki-kaki komponen tersebut. Perhatikan jangan menyolder terlalu
lama, karena panas yang berlebih dapat merusak komponen yang digunakan. Perhatikan juga letak kaki
komponen jangan sampai terbalik.
5. Potong dan rapikan kaki komponen yang tersisa dengan menggunakan tang potong
6. Setelah selesai periksa kembali PCB yang sudah dipasang komponen ke asisten untuk menyakinkan
pemasangan komponen sudah benar.
7. Bila ada komponen yang salah pasang, cabut komponen dengan menggunakan bantuan penyedot timah.
Ikuti petunjuk asisten.
8. Setelah semua komponen terpasang, pasang trafo ke PCB dengan menggunakan baut dan kencangkan.
Proses pengawatan
1. Potong kabel sepanjang 10 cm sebanyak 14 buah.
2. Kemudian solder, kabel dari terminal 3V, 4.5V, 6V, 9V dan 12V ke sakelar putar dan 1 buah kabel juga di
solder ke terminal output sakelar putar.
3. Hubungkan kabel dari terminal 0 sekunder trafo ke PCB dan terminal output sakelar putar ke PCB (ikuti
petunjuk asisten).
4. Pasang kabel merah pada lubang output PCB yang positif dan kabel hitam ke lubang output PCB (negatif).
5. Pasang kabel di terminal primer trafo pilih titik 0V dan 220V. Titik 0V langsung dihubungkan ke socket AC,
sedangkan titik 220V ke sakelar on-off.
6. Hubungkan kabel dari sakelar on-off ke socket AC.
7. Pasang lampu indikator Led dan resistor (ikuti petunjuk asisten)
8. Periksa ulang rangkaian pengawatan yang sudah anda buat ke asisten.
Proses pembuatan box dan perakitan ke dalam box
1. Siapkan box sebagai tempat adaptor.
2. Buat lubang dudukan untuk sakelar on-off, sakelar putar, soket AC dan socket banana jack pada box.
Lakukan menurut selera anda tetapi harus proporsional.
3. Pasang PCB pada tutup box. Kencangkan dengan baut.
4. Pasang socket AC pada tempatnya, demikian juga sakelar putar, sakelar on-off dan socket banana jack.
5. Pasang kabel dari terminal output PCB ke banana jack. Kabel merah ke socket merah dan kabel hitam ke
socket hitam.
6. Sebelum anda menutup box, periksa kembali box ke asisten
7. Tutup box dengan rapi dan kencangkan dengan baut yang tersedia.
8. Adaptor sederhana telah selesai dibuat dan siap di uji coba.
Proses pengujian
1. Siapkan multimeter.
2. Hubungkan socket AC dengan jaringan PLN dengan menggunakan kabel listrik yang sesuai.
3. Aktifkan sakelar AC dan perhatikan apakah ada asap yang keluar dari box. Bila ada asap, segera matikan
dan periksakan adaptor anda ke asisten.
4. Putar sakelar putar pada tegangan tertentu, kemudian ukur tegangan yang keluar dari socket banana jack
dengan menggunakan mutilmeter.
5. Ukuran untuk setiap tegangan listrik yang tersedia.
” ok demikian sedikit petunjuk praktikum elektronika yang bisa saya bagikan semoga berguna. Siapa saja
boleh menjiplak, memperbanyak, memperbaiki dan sebagainya sebagai sebuah hardcopy, asalkan jangan
copy-paste untuk blog dan/atau media dunia maya lainnya.”
https://djukarna.wordpress.com/tag/rangkaian-adaptor/

rangkaian sumber daya adaptor

ADAPTOR
Nama lain :
Adaptor mempunyai nama lain :
1. Power Suply
2. Catu Daya
3. Adaptor
4. Stabillizer
Adaptor adalah sebuah rangkaian elektronika yang dapat mengubah tegangan AC
menjadi DC. Rangkaian ini adalah alternatif pengganti dari sumber tegangan DC,
misalnya batu baterai dan accumulator. Keuntungan dari adaptor dibanding dengan
batu baterai atau accumulator adalah sangat praktis berhubungan dengan ketersediaan
tegangan karena adaptor dapat di ambil dari sumber tegangan AC yang ada di rumah,
di mana pada jaman sekarang ini setiap rumah sudah menggunakan listrik. Selain itu,
adaptor mempunyai jangka waktu yang tidak terbatas asal ada tegangan AC, tegangan
AC ini sudah merupakan kebutuhan primer dalam kehidupan manusia.
BAGIAN-BAGIAN
Adaptor sederhana terdiri dari :
Bagian input tegangan yang merupakan bagian yang berfungsi sebagai penghubung
sumber tegangan AC dari stop kontak yang ada di dalam rumah. Bagian ini terdiri dari
jack/steker dan kabel input.
Stop Kontak adalah konektor sumber tegangan AC dari listrik PLN yang digunakan
untuk menyalurkan tegangan pada adaptor melalui kabel input tegangan

Bagian Penurun Tegangan yang berfungsi untuk menurunkan tegangan AC 220 Volt menjadi tegangan yang lebih
kecil, misalnya 3 volt, 4,5 volt, 6 volt, 7,5 volt, 9 volt, atau 12 volt. Untuk memilih output tegangan ini digunakan rotary
switc/saklar puter/saklar 1 induk 6 anak. Trafo yang digunakan adalah jenis step down, dapat menggunakan trafo
dengan arus 500 mA (mili Ampere).

Tegangan input sebesar 220V lalu masuk ke tegangan output trafo


menjadi lebih kecil : 3 V, 4,5 V, dll.

Bagian Penyearah, yaitu mengubah tegangan AC menjadi tegangan DC. Komponen utamanya adalah dioda.
Dioda yang digunakan berjumlah 4 dirangkai sedemikian rupa sehingga membentuk jembatan dioda atau bridge
dioda.

Bridge Dioda dengan menggunakan 4 Dioda yang dirangkai sedemikian rupa


sehingga dapat menghasilkan tegangan DC (-) dan (+)
Gambar fhisik Trafo

Bagian Filter atau penyaring yang berfungsi untuk menghilangkan tegangan AC yang masih lewat. Efek dari
tegangan AC yang lewat ini adalah munculnya suara dengung. Komponen yang dibutuhkan antara lain IC penstabil
tegangan dan elco

Bagian Output Tegangan yang berfungsi sebagi keluaran tegangan berupa tegangan DC. Besar keluaran tegangan
DC ini sesuai dengan tegangan output pada trafo step down yang diatur oleh rotary switc sesuai yang diinginkan.

Rangkaian ini sangat sederhana, PCB-nya sangat mudah di cari di pasaran. Komponen sebagai pelengkap antara
lain : Lampu pilot sebagai lampu indikator yang mana digunakan sebagai kontrol apakah input tegangan sudah
masuk atau belum. Sekring yang berfungsi sebagai keamanan apabila ada hubung singkat. Saklar on/off yang
berfungsi untuk memutus arus jika sudah tidak dimanfaatkan untuk mengaktifkan rangkaian elektronika.

Semoga tutorial yang sederhana ini dapat bermanfaat bagi para pembaca. Selamat Mencoba.

http://widi-ary.blogspot.co.id/p/rangkaian-sumber-daya-adaptor.html

Prinsip Kerja DC Power Supply (Adaptor)

Dickson Kho Teori Elektronika

Prinsip Kerja DC Power Supply (Adaptor) – Arus Listrik yang kita gunakan di rumah, kantor dan pabrik pada
umumnya adalah dibangkitkan, dikirim dan didistribusikan ke tempat masing-masing dalam bentuk Arus Bolak-balik atau
arus AC (Alternating Current). Hal ini dikarenakan pembangkitan dan pendistribusian arus Listrik melalui bentuk arus
bolak-balik (AC) merupakan cara yang paling ekonomis dibandingkan dalam bentuk arus searah atau arus DC (Direct
Current).

Akan tetapi, peralatan elektronika yang kita gunakan sekarang ini sebagian besar membutuhkan arus DC dengan tegangan
yang lebih rendah untuk pengoperasiannya. Oleh karena itu, hampir setiap peralatan Elektronika memiliki sebuah
rangkaian yang berfungsi untuk melakukan konversi arus listrik dari arus AC menjadi arus DC dan juga untuk
menyediakan tegangan yang sesuai dengan rangkaian Elektronika-nya. Rangkaian yang mengubah arus listrik AC menjadi
DC ini disebut dengan DC Power Supply atau dalam bahasa Indonesia disebut dengan Catu daya DC. DC Power Supply
atau Catu Daya ini juga sering dikenal dengan nama “Adaptor”.

Sebuah DC Power Supply atau Adaptor pada dasarnya memiliki 4 bagian utama agar dapat menghasilkan arus DC yang
stabil. Keempat bagian utama tersebut diantaranya adalah Transformer, Rectifier, Filter dan Voltage Regulator.

Sebelum kita membahas lebih lanjut mengenai Prinsip Kerja DC Power Supply, sebaiknya kita mengetahui Blok-blok
dasar yang membentuk sebuah DC Power Supply atau Pencatu daya ini. Dibawah ini adalah Diagram Blok DC Power
Supply (Adaptor) pada umumnya.

Prinsip Kerja DC Power Supply (Adaptor)

Berikut ini adalah penjelasan singkat tentang prinsip kerja DC Power Supply (Adaptor) pada masing-masing blok
berdasarkan Diagram blok diatas.

Transformator (Transformer/Trafo)
Transformator (Transformer) atau disingkat dengan Trafo yang digunakan untuk DC Power supply adalah Transformer
jenis Step-down yang berfungsi untuk menurunkan tegangan listrik sesuai dengan kebutuhan komponen Elektronika yang
terdapat pada rangkaian adaptor (DC Power Supply). Transformator bekerja berdasarkan prinsip Induksi elektromagnetik
yang terdiri dari 2 bagian utama yang berbentuk lilitan yaitu lilitan Primer dan lilitan Sekunder. Lilitan Primer merupakan
Input dari pada Transformator sedangkan Output-nya adalah pada lilitan sekunder. Meskipun tegangan telah diturunkan,
Output dari Transformator masih berbentuk arus bolak-balik (arus AC) yang harus diproses selanjutnya.

Anda dapat membaca lebih lengkap mengenai Transformator (Trafo) di artikel : Pengertian Tranformator dan prinsip
kerjanya.

Rectifier (Penyearah Gelombang)


Rectifier atau penyearah gelombang adalah rangkaian Elektronika dalam Power Supply (catu daya) yang berfungsi untuk
mengubah gelombang AC menjadi gelombang DC setelah tegangannya diturunkan oleh Transformator Step down.
Rangkaian Rectifier biasanya terdiri dari komponen Dioda. Terdapat 2 jenis rangkaian Rectifier dalam Power Supply yaitu
“Half Wave Rectifier” yang hanya terdiri dari 1 komponen Dioda dan “Full Wave Rectifier” yang terdiri dari 2 atau 4
komponen dioda.

Filter (Penyaring)
Dalam rangkaian Power supply (Adaptor), Filter digunakan untuk meratakan sinyal arus yang keluar dari Rectifier. Filter
ini biasanya terdiri dari komponen Kapasitor (Kondensator) yang berjenis Elektrolit atau ELCO (Electrolyte Capacitor).

Voltage Regulator (Pengatur Tegangan)


Untuk menghasilkan Tegangan dan Arus DC (arus searah) yang tetap dan stabil, diperlukan Voltage Regulator yang
berfungsi untuk mengatur tegangan sehingga tegangan Output tidak dipengaruhi oleh suhu, arus beban dan juga tegangan
input yang berasal Output Filter. Voltage Regulator pada umumnya terdiri dari Dioda Zener, Transistor atau IC (Integrated
Circuit).

Pada DC Power Supply yang canggih, biasanya Voltage Regulator juga dilengkapi dengan Short Circuit Protection
(perlindungan atas hubung singkat), Current Limiting (Pembatas Arus) ataupun Over Voltage Protection (perlindungan
atas kelebihan tegangan).

Baca juga : Jenis-jenis IC Voltage Regulator (Pengatur Tegangan)

Rangkaian Sederhana DC Power Supply (Catu Daya/Adaptor)

Berikut ini adalah Rangkaian Dasar dari sebuah DC Power Supply :

https://teknikelektronika.com/prinsip-kerja-dc-power-supply-adaptor/
Sensor
Sensor adalah komponen yang dapat digunakan untuk mengkonversi suatu besaran tertentu menjadi satuan
analog sehingga dapat dibaca oleh suatu rangkaian elektronik. Sensor merupakan komponen utama dari suatu
tranduser, sedangkan tranduser merupakan sistem yang melengkapi agar sensor tersebut mempunyai
keluaran sesuai yang kita inginkan dan dapat langsung dibaca pada keluarannya.

Sensor adalah jenis tranduser yang digunakan untuk mengubah besaran mekanis, magnetis, panas, sinar, dan
kimia menjadi tegangan dan arus listrik. Sensor sering digunakan untuk pendeteksian pada saat melakukan
pengukuran atau pengendalian.

Sensor adalah alat untuk mendeteki/mengukur sesuatu, yang digunakan untuk mengubah variasi mekanis,
magnetis, panas, sinar dan kimia menjadi tegangan dan arus listrik. Dalam lingkungan sistem pengendali dan
robotika, sensor memberikan kesamaan yanag menyerupai mata, pendengaran, hidung, lidah yang kemudian
akan diolah oleh kontroler sebagai otaknya (Petruzella, 2001).

Sensor dalam teknik pengukuran dan pengaturan secara elektronik berfungsi mengubah tegangan fisika
(misalnya: temperatur, cahaya, gaya, kecepatan putaran) menjadi besaran listrik yang proposional. Sensor
dalam teknik pengukuran dan pengaturan ini harus memnuhi persyaratan-persyaratan kualitas yakni :
a. Linieritas

Konversi harus benar-benar proposional, jadi karakteristik konversi harus linier.

b. Tidak tergantung temperatur

Keluaran inverter tidak boleh tergantung pada temperatur disekelilingnya, kecuali sensor suhu.

c. Kepekaan

Kepekaan sensor harus dipilih sedemikian, sehingga pada nilai-nilai masukan yang ada dapat diperoleh
tegangan listrik keluaran yang cukup besar.

d. Waktu tanggapan

Waktu tanggapan adalah waktu yang diperlukan keluaran sensor untuk mencapai nilai akhirnya pada nilai
masukan yang berubah secara mendadak. Sensor harus dapat berubah cepat bila nilai masukan pada sistem
tempat sensor tersebut berubah.

Secara umum berdasarkan fungsi dan penggunaannya sensor dapat dikelompokan menjadi 3 bagian yaitu:

a) sensor thermal (panas)

b) sensor mekanis

c) sensor optik (cahaya)

Sensor thermal adalah sensor yang digunakan untuk mendeteksi gejala perubahan panas/temperature/suhu
pada suatu dimensi benda atau dimensi ruang tertentu.

Contohnya; bimetal, termistor, termokopel, RTD, photo transistor, photo dioda, photo multiplier, photovoltaik,
infrared pyrometer, hygrometer, dsb.

Sensor mekanis adalah sensor yang mendeteksi perubahan gerak mekanis, seperti perpindahan atau
pergeseran atau posisi, gerak lurus dan melingkar, tekanan, aliran, level dsb.
Contoh; strain gage, linear variable deferential transformer (LVDT), proximity, potensiometer, load cell,
bourdon tube, dsb.

Sensor optic atau cahaya adalah sensor yang mendeteksi perubahan cahaya dari sumber cahaya, pantulan
cahaya ataupun bias cahaya yang mengernai benda atau ruangan.

Contoh; photo cell, photo transistor, photo diode, photo voltaic, photo multiplier, pyrometer optic,dsb.

Macam-macam Sensor

Beberapa jenis sensor yang banyak digunakan dalam rangkaian elektronik antara lain sensor cahaya, sensor
suhu, dan sensor tekanan.

Jenis sensor secara garis besar bisa dibagi menjadi 2 jenis yaitu :

1. Sensor Fisika

2. Sensor Kimia

Sensor fisika adalah sensor yang mendeteksi suatu besaran berdasarkan hokum-hukum fisika. Yang
termasuk kedalam jenis sensor fisika yaitu:

– Sensor cahaya

– Sensor suara

– Sensor suhu

– Sensor gaya

– Sensor percepatan
Sensor kimia adalah sensor yang mendeteksi jumlah suatu zat kimia dengan cara mengubah besaran kimi
menjadi besaran listrik. Biasanya ini melibatkan beberapa reaksi kimia. Yang termasuk kedalam jenis sensor
kimia yaitu :

– Sensor PH
– Sensor Gas
– Sensor oksigen
– Sensor Ledakan
– dll

untuk selanjutnya pembahsan kita akan lebih difokuskan pada jenis Sensor Fisika dan implementasinya dalam
rangkaian elektronika sederhana.

2.2.1 Sensor cahaya

Sensor cahaya adalah alat yang digunakan untuk merubah besaran cahaya menjadi besaran listrik. Prinsip
kerja dari alat ini adalah mengubah energi dari foton menjadi Elektron. Idealnya satu foton dapat
membangkitkan satu elektron. Sensor cahaya sangat luas penggunaannya, salah satu yang paling terkenal
adalah LDR (Light dependent resistor).

Komponen yang termasuk dalam Sensor cahaya yaitu :

– LDR ( Light Dependent Resistor ) adalah sebuah resistor dimana nilai resistansinya akan berubah jika
dikenai cahaya. Prinsip kerja dari LDR ini adalah Resistansi LDR akan berubah seiring dengan perubahan
intensitas cahaya yang mengenainya. Dalam keadaan
gelap resistansi LDR sekitar 10MΩ dan dalam keadaan terang
sebesar 1KΩ atau kurang. LDR terbuat dari bahan
semikonduktor seperti kadmium sulfida. Dengan bahan ini
energi dari cahaya yang jatuh menyebabkan lebih banyak
muatan yang dilepas atau arus listrik meningkat. Artinya
resistansi bahan telah mengalami penurunan. LDR digunakan
untuk mengubah energi cahaya menjadi energi listrik. Saklar
cahaya otomatis dan alarm pencuri adalah beberapa contoh alat
yang menggunakan LDR. Akan tetapi karena responsnya terhadap cahaya cukup lambat, LDR tidak digunakan
pada situasi dimana intesitas cahaya berubah secara drastis.
– Fotovoltaic atau sel solar Adalah alat sensor sinar yang mengubah energi sinar langsung menjadi
energi listrik. Sel solar silikon yang modern pada dasarnya adalah sambungan PN dengan lapisan P yang
transparan. Jika ada cahaya pada lapisan transparan P akan menyebabkan gerakan elektron antara bagian P
dan N, jadi menghasilkan tegangan DC yang kecil sekitar 0,5 volt per sel pada sinar matahari penuh. Sel
fotovoltaic adalah jenis tranduser sinar/cahaya seperti pada gambar 1.

Gambar 1. Cahaya pada sel fotovoltaik menghasilkan tegangan

– Fotokonduktif adalah Energi yang jatuh pada sel fotokonduktif akan menyebabkan perubahan tahanan
sel. Apabila permukaan alat ini gelap maka tahanan alat menjadi tinggi. Ketika menyala dengan terang
tahanan turun pada tingkat harga yang rendah. Seperti terlihat pada gambar 2.

(a) (b)

Gambar 2.(a) Sel Fo


(a) fotokonduktif ; (b) Cahaya pada sel fotokonduktif mengubah harga resistansi

– Photo Doida

Photo Dioda adalah sebuah dioda yang apabila dikenai cahaya akan memancarkan elctron sehingga akan
mengalirkan arus listrik.

– Phototransistor

Phototransistor adalah sebuah transistor yang apabila dikenai cahaya akan mengalirkan electron sehingga
akan terjadi penguatan arus seperti pada sebuah transistor.

– Optocoupler

Optocoupler adalah sebuah komponen kopling berbasis optik.

2.2.2 Sensor Suara

Sensor suara adalah sebuah alat yang mampu merubah gelombang Sinusioda suara menjadi gelombang sinus
energi listrik. Sensor suara berkerja berdasarkan besar/kecilnya kekuatan gelombang suara yang mengenai
membran sensor yang menyebabkan bergeraknya membran sensor yang juga terdapat sebuah kumparan kecil
di balik membran tadi naik & turun. Oleh karena kumparan tersebut sebenarnya adalah ibarat sebuah pisau
berlubang-lubang, maka pada saat ia bergerak naik-turun, ia juga telah membuat gelombng magnet yang
mengalir melewatinya terpotong-potong. Kecepatan gerak kumparan menentukan kuat-lemahnya gelombang
listrik yang dihasilkannya.

Prinsip kerja sensor suara yaitu merubah besaran suara menjadi besaran listrik, dan dipasaran sudah begitu
luas penggunaan nya.Komponen yang termasuk dalam Sensor suara yaitu:

– Microphone
Micropone adalah komponen elektronika dimana cara kerjanya yaitu membran yang digetarkn oleh gelombang
suara akan menghasilkan sinyal listrik.

– Dll.

2.2.3 Sensor Suhu


Sensor suhu adalah sensor yang cara kerjanya yaitu merubah besaran suhu menjadi besaran listrik dan
dipasaran sudah begitu luas penggunaannya.
Komponen yang termasuk dalam sensor suhu yaitu:

– NTC
NTC adalah komponen elektronika dimana jika dikenai panas maka tahanannya akan naik.

– PTC
PTC adalah komponen elektronika dimana jika terkena panas maka tahannany akan semakin turun.

Ada 4 jenis utama sensor suhu yang biasa digunakan :

a) Thermocouple

Thermocouple pada pokoknya terdiri dari sepasang penghantar yang berbeda disambung las dilebur bersama
satu sisi membentuk “hot” atau sambungan pengukuran yang ada ujung-ujung bebasnya untuk hubungan
dengan sambungan referensi. Perbedaan suhu antara sambungan pengukuranmdengan sambungan referensi
harus muncul untuk alat ini sehingga berfungsi sebagai thermocouple.

(a) (b)

Gambar 3. (a)Thermocouple ; (b) Simbol thermocouple

b) Detektor Suhu Tahanan


Konsep utama dari yang mendasari pengukuran suhu dengan detektor suhu tahanan (resistant temperature
detector = RTD) adalah tahanan listrik dari logam yang bervariasi sebanding dengan suhu. Kesebandingan
variasi ini adalah presisi dan dapat diulang lagi sehingga memungkinkan pengukuran suhu yang konsisten
melalui pendeteksian tahanan. Bahan yang sering digunakan RTD adalah platina karena kelinearan, stabilitas
dan reproduksibilitas.

(a) (b)

Gambar 4. (a) Detektor suhu tahanan (b) Simbol RTD

c) Thermistor

Adalah resistor yang peka terhadap panas yang biasanya mempunyai koefisien suhu negatif. Karena suhu
meningkat, tahanan menurun dan sebaliknya. Thermistor sangat peka (perubahan tahanan sebesar 5 % per
³C) oleh karena itu mampu mendeteksi perubahan kecil di dalam suhu.

Gambar 5.Thermistor

d) Sensor Suhu Rangkaian Terpadu (IC)


Sensor suhu dengan IC ini menggunakan chip silikon untuk elemen yang merasakan (sensor). Memiliki
konfigurasi output tegangan dan arus. Meskipun terbatas dalam rentang suhu (dibawah 200 ³C), tetapi
menghasilkan output yang sangat linear di atas rentang kerja.

Sensor Tekanan

Prinsip kerja dari sensor tekanan ini adalah mengubah tegangan mekanis menjadi sinyal listrik. kurang
ketegangan didasarkan pada prinsip bahwa tahanan pengantar berubah dengan panjang dan luas
penampang.

Daya yang diberikan pada kawat menyebabkan kawat bengkok sehingga menyebabkan ukuran kawat
berubah dan mengubah tahanannya, seperti terlihat pada gambar 7.

Gambar 7. Aplikasi umum-pengukuran tekanan balok


Gambar 8. Penggunaan Sensor Tekan pada Pengukur Regangan Kawat

Gambar 9. Contoh Penggunaan Sensor Tekanan

https://goodarif.wordpress.com/elektronika-dasar/sensor/

B. PILIHAN GANDA

1.Di bawah ini merupakan sensor panas/temperature/suhu, kecuali....

A.Termistor B.Potensiometer

C.RTD D.Photovoltaik

2.Perhatikan sifat sensor dibawah ini

- Bekerja berdasarkan prinsip pantulan gelombang suara.

- Menghasilkan gelombang suara yang kemudian menangkapnya kembali dengan

perbedaan waktu sebagai dasar penginderaannya.

- Perbedaan waktu antara gelombang suara dipancarkan dengan ditangkapnya kembali

gelombang suara tersebut adalah berbanding lurus dengan jarak atau tinggi objek

yang memantulkannya.

- Jenis objek yang dapat diindera diantaranya adalah mobjek padat/cair/butiran

maupun tekstil.
Sensor yang termasuk dalam sifat tersebut adalah....

A.Termistor B.RTD

C.Ultrasonik D.Photodioda

3.Jika hendak menguji sensor photodiode untuk mendeteksi garis pada aplikasi robot line follower,
maka digunakan komponen apakah yang bertindak sebagai pemancarnya :

A.Resistor

B.RTD

C.LED

D.Termistor

4.Fungsi magnet dari sensor magnet adalah sebagai....

A.Indikator B.Penerima

C.Saklar D.Penyearah

5. Sebuah sensor suhu LM35 dapat mendeteksi kenaikan suhu setiap 10mV/1 derajat C. Apabila sensor
tersebut didekatkan pada sebuah lilin yang menyala dengan kisaran panas sebesar 50 derajat C.
Berapakah tegangan output pada sensor tersebut ?

A.5 V B.-10 V

C.10 V D.3 V

6. Untuk mendeteksi jarak kita dapat menggunakan sensor dibawah ini, kecuali....

A.Ultrasonik B.RTD

C.Pasangan photodioda-LED D.Infrared

7. Pada suatu hari Budi dan teman-teman SMK-nya pergi ke suatu pameran robotika, mereka tertarik
pada suatu robot yang dapat mengikuti gerakan tangan operator, robot tersebut memiliki sensor seperti
salah satu indera pada manusia yaitu mata. Sensor apakah yang fungsinya seperti mata pada manusia
tersebut ?

A.Kamera (Image processing) B.Ping

C.Ultrasonik D.Sound Activation

8. Sensor yang berkerja berdasarkan besar/kecilnya kekuatan gelombang suara yang mengenai
membran sensor yang menyebabkan bergeraknya membran sensor yang juga terdapat sebuah
kumparan kecil di balik membran tadi naik & turun adalah....

A.Sensor cahaya B.Sensor suara

C.Sensor tekanan D.Sensor suhu

9. Prinsip kerja dari suatu sensor mengubah energi dari foton menjadi elektron. Pernyataan tersebut
merupakan prinsip kerja dari sensor....

A.Sensor cahaya B.Sensor suara

C.Sensor tekanan D.Sensor suhu

10. Pengubah bentuk besaran panas menjadi besaran listrik adalah prinsip kerja dari sensor.....

A.Sensor cahaya B.Sensor suara

C.Sensor tekanan D.Sensor suhu

11. Sensor cahaya adalah alat yang mengubah besaran.....

A.Listrik menjadi ultrasonik

B.Listrik menjadi mekanik

C.Listrik menjadi suara

D.Cahaya menjadi listrik

12. Pada sensor garis komponen elektronik yang berfungsi sebagai media receiver adalah....
A.Photodioda B.Dioda

C.Transistor D.LED

13. Pada sensor garis komponen elektronik yang berfungsi sebagai media transmitter adalah....

A.Photodioda B.Dioda

C.Transistor D.LED

14. Pada sensor garis komponen elektronik yang berfungsi sebagai media transceiver adalah.....

A.Photodioda-LED B.Dioda-LED

C.Transistor-kapasitor D.LED-resistor variabel

15. Detektor cryogenic merupakan jenis dari sensor....

A.Sensor cahaya B.Sensor suara

C.Sensor tekanan D.Sensor suhu

C. KUNCI JAWABAN

1.B 9.A

2.C 10.D

3.C 11.D

4.C 12.A

5.A 13.D

6.B 14.A

7.A 15.A

8.B

http://sensor-tranduser-smkn1.blogspot.co.id/2012/01/questions-haritanggal.html

Anda mungkin juga menyukai