Anda di halaman 1dari 11

Dasar Listrik

Disusun Oleh:
Nama :Githa Kamisya
Kelas : X MM 2

SMKN 2 Pangkalpinang Tahun ajaran 2019/2020


Teori Dasar Listrik

1. Arus Listrik
adalah mengalirnya elektron secara terus menerus dan
berkesinambungan pada konduktor akibat perbedaan jumlah elektron
pada beberapa lokasi yang jumlah elektronnya tidak sama. satuan arus
listrik adalah Ampere.

Arus listrik bergerak dari terminal positif (+) ke terminal negatif (-),
sedangkan aliran listrik dalam kawat logam terdiri dari aliran elektron
yang bergerak dari terminal negatif (-) ke terminal positif(+), arah arus
listrik dianggap berlawanan dengan arah gerakan elektron.
2.Adalah
Kuat Arusarus
Listrik
yang tergantung pada banyak sedikitnya elektron bebas yang pindah
melewati suatu penampang kawat dalam satuan waktu. 
Definisi : “Ampere adalah satuan kuat arus listrik yang dapat memisahkan 1,118
milligram perak dari nitrat perak murni dalam satu detik”. 
Rumus – rumus untuk menghitung banyaknya muatan listrik, kuat arus dan waktu:
Q=Ixt
I = Q/t
t = Q/I

Dimana : 
Q = Banyaknya muatan listrik dalam satuan coulomb 
I = Kuat Arus dalam satuan Amper. 
t = waktu dalam satuan detik.

“Kuat arus listrik biasa juga disebut dengan arus listrik”

“muatan listrik memiliki muatan positip dan muatan negatif. Muatan positip dibawa
oleh proton, dan muatan negatif dibawa oleh elektro. Satuan muatan ”coulomb
(C)”, muatan proton +1,6 x 10^-19C, sedangkan muatan elektron -1,6x 10^-19C.
Muatan yang bertanda sama saling tolak menolak, muatan bertanda berbeda saling
tarik menarik”
3. Rapat Arus
 Difinisi :
 “rapat arus ialah besarnya arus listrik tiap-tiap mm² luas penampang
kaw
 Gambar 2. Kerapatan arus listrik.
 Arus listrik mengalir dalam kawat penghantar secara merata menurut
luas penampangnya. Arus listrik 12 A mengalir dalam kawat
berpenampang 4mm², maka kerapatan arusnya 3A/mm² (12A/4 mm²),
ketika penampang penghantar mengecil 1,5mm², maka kerapatan
arusnya menjadi 8A/mm² (12A/1,5 mm²).
 Kerapatan arus berpengaruh pada kenaikan temperatur. Suhu
penghantar dipertahankan sekitar 300°C, dimana kemampuan hantar
arus kabel sudah ditetapkan dalam tabel Kemampuan Hantar Arus
(KHA).
 Berdasarkan tabel KHA kabel pada tabel diatas, kabel berpenampang
4 mm², 2 inti kabel memiliki KHA 30A, memiliki kerapatan arus
8,5A/mm². Kerapatan arus berbanding terbalik dengan penampang
4. Tahanan dan Daya Hantar
Penghantar
Penghantar dari bahan metal mudah mengalirkan arus listrik,
tembaga dan aluminium memiliki daya hantar listrik yang tinggi.
Bahan terdiri dari kumpulan atom, setiap atom terdiri proton dan
elektron. Aliran arus listrik merupakan aliran elektron. Elektron
bebas yang mengalir ini mendapat hambatan saat melewati atom
sebelahnya. Akibatnya terjadi gesekan elektron denganatom dan ini
menyebabkan penghantar panas. Tahanan penghantar memiliki sifat
menghambat yang terjadi pada setiap bahan. 

Tahanan didefinisikan sebagai berikut : 

“1 Ω (satu Ohm) adalah tahanan satu kolom air raksa yang


panjangnya 1063 mm dengan penampang 1 mm² pada temperatur 0°
C"
5. potensial atau Tegangan
potensial listrik adalah fenomena berpindahnya arus listrik akibat
lokasi yang berbeda potensialnya. dari hal tersebut, kita mengetahui
adanya perbedaan potensial listrik yang sering disebut “potential
difference atau perbedaan potensial”. satuan dari potential difference
adalah Volt.

“Satu Volt adalah beda potensial antara dua titik saat melakukan
usaha satu joule untuk memindahkan muatan listrik satu coulomb”

Formulasi beda potensial atau tegangan adalah:

V = W/Q [volt]

RANGKAIAN
Pada LISTRIK
suatu rangkaian listrik akan mengalir arus, apabila dipenuhi syarat-syarat sebagai
berikut : 
1. Adanya sumber tegangan 
2. Adanya alat penghubung 
3. Adanya beban

Pada kondisi sakelar S terbuka maka arus tidak akan mengalir melalui beban . Apabila
sakelar S ditutup maka akan mengalir arus ke beban R dan Ampere meter akan
menunjuk. Dengan kata lain syarat mengalir arus pada suatu rangkaian harus tertutup. 

1. Cara Pemasangan Alat Ukur. 


Pemasangan alat ukur Volt meter dipasang paralel dengan sumber tegangan atau beban,
karena tahanan dalam dari Volt meter sangat tinggi. Sebaliknya pemasangan alat ukur
Ampere meter dipasang seri, hal inidisebabkan tahanan dalam dari Amper meter sangat
kecil.

“alat ukur tegangan adalah voltmeter dan alat ukur arus listrik adalah amperemeter”
2. Hukum Ohm 

Pada suatu rangkaian tertutup, Besarnya arus I berubah sebanding dengan tegangan
V dan berbanding terbalik dengan beban tahanan R, atau dinyatakan dengan Rumus :

I = V/R
V=RxI
R = V/I

Dimana;
I = arus listrik, ampere
V = tegangan, volt
R = resistansi atau tahanan, ohm

• Formula untuk menghtung Daya (P), dalam satuan watt adalah: 


P = I x V 
P = I x I x R 
P = I² x R
3. HUKUM KIRCHOFF
 Pada setiap rangkaian listrik, jumlah aljabar dari arus-arus yang bertemu di satu titik
adalah nol (ΣI=0).

Gambar 5. loop arus“ KIRChOFF “ 

Jadi: 
I1 + (-I2) + (-I3) + I4 + (-I5 ) = 0
I1 + I4 = I2 + I3 + I5 
END
Rangkaian Paralel
Jika Hambatan/resistor di pasang pada rangkaian paralel maka ni
lai tegangan akan sama namun arus yang berbeda.

Rangkaian Seri
Hambatan/resistor dipasang pada rangkaian seri maka nilai arus 
yang akan sama, dan nilai tegangan yang berbeda. 

Daya Listrik
Jika sebuah lampu pijar dihubungkan pada sumber tegangan, lam
pu tersebut akan menyala karena dialiri arus listrik.Untuk memin
dahkan arus listrik / muatan listrik diperlukan usaha listrik sebes
ar :
TERIMA KASIH 

Anda mungkin juga menyukai