Anda di halaman 1dari 6

Teori Dasar Listrik

27 Agustus 2021
Pada kesempatan kali ini, kami mengetengahkan beberapa teori dasar listrik yang
diharapkan dapat membantu orang awam yang ingin mengenal dan mempelajari teknik
listrik ataupun bagi mereka yang sudah berkecimpung di dalam teknik elektro untuk
sekedar mengingat kembali teori-teori dasar listrik.

Arus Listrik

Arus listrik adalah mengalirnya elektron secara terus menerus dan berkesinambungan
pada konduktor akibat perbedaan jumlah elektron pada beberapa lokasi yang jumlah
elektronnya tidak sama. satuan arus listrik adalah Ampere.

Arus listrik bergerak dari terminal positif (+) ke terminal negatif (-), sedangkan aliran
listrik dalam kawat logam terdiri dari aliran elektron yang bergerak dari terminal negatif
(-) ke terminal positif(+), arah arus listrik dianggap berlawanan dengan arah gerakan
elektron. "1 ampere arus adalah mengalirnya elektron sebanyak 628x10^16 atau sama
dengan 1 coulumb per detik melewati suatu penampang konduktor"

Formula Arus Listrik adalah :

I =Q / t (ampere )

Dimana :

I = Besarnya arus listrik yang mengalir, ampere


Q = Besarnya muatan listrik, coulomb
t = Waktu dalam satuan deti
Kuat Arus Listrik

Kuat arus listrik, adalah arus yang tergantung pada banyak sedikitnya elektron bebas
yang pindah melewati suatu penampang kawat dalam satuan waktu.
Definisi : "Ampere adalah satuan kuat arus listrik yang dapat memisahkan 1,118
milligram perak dari nitrat perak murni dalam satu detik". Formula untuk menghitung
banyaknya Muatan Listrik, Kuat Arus dan Waktu :

Muatan Listrik --> I x t


Kuat Arus --> I = Q/t
Waktu --> t= Q/I

Kuat arus listrik biasa juga disebut dengan arus listrik. Muatan listrik memiliki muatan
positip dan muatan negatif. Muatan positip dibawa oleh proton, dan muatan negatif
dibawa oleh elektro. Satuan muatan "coulomb (C)", muatan proton +1,6 x 10- 19C,
sedangkan muatan elektron -1,6x 10-19C. Muatan yang bertanda sama saling tolak
menolak, muatan bertanda berbeda saling tarik menarik.

Rapat Arus

Rapat arus ialah besarnya arus listrik tiap-tiap mm 2 luas pada penampang kawat. Arus
listrik mengalir dalam kawat penghantar secara merata menurut luas penampangnya.
Arus listrik 12 A mengalir dalam kawat berpenampang 4mm 2, maka kerapatan arusnya
3A/mm2 (12A/4 mm2), ketika penampang penghantar mengecil 1,5mm 2, maka
kerapatan arusnya menjadi 8A/mm2 (12A/1,5 mm 2).

Kerapatan arus berpengaruh pada kenaikan temperatur. Suhu penghantar


dipertahankan sekitar 300°C, dimana kemampuan hantar arus kabel sudah ditetapkan
daiam tabel Kemampuan Hantar Arus (KHA).
Penampang Kemampuan Hantar Arus (A)
Penghantar Kelompok B2 Kelompok C
mm2 Jumlah Penghantar

  2 3 2 3
1.5 16.5 15 19.5 17.5
2.5 23 20 27 24
4 30 27 36 32
6 38 34 46 41
10 52 46 63 57
16 69 62 85 76
25 90 80 112 96
Tabel 1. Kemampuan Hantar Arus (KHA)
 

Berdasarkan tabel KHA kabel berpenampang 4 mm 2, 2 inti kabel memiliki KHA 30A,
memiliki kerapatan arus 8,5A/mm 2. Kerapatan arus berbanding terbalik dengan
penampang penghantar, semakin besar penampang penghantar kerapatan arusnya
mengecil. Formula-formula untuk menghitung besarnya Rapat Arus, Kuat Arus dan
Penampang Kawat:

Tahanan dan Daya Hantar Penghantar.

Penghantar dari bahan metal mudah mengalirkan arus listrik, seperti halnya tembaga
dan aluminium yang memiliki daya hantar Iistrik tinggi. Bahan penghantar terdiri dari
kumpuIan atorn, setiap atom terdiri proton dan elektron. Aliran arus listrik merupakan
aliran elektron. Elektron bebas yang mengalir ini mendapat hambatan saat melewati
atom sebelahnya. Akibatnya terjadi gesekan elektron dengan atom dan ini
menyebabkan penghantar panas. Tahanan penghantar memiliki sifat menghambat
yang terjadi pada setiap bahan. Tahanan didefinisikan sebagai : "1 Ω (satu Ohm)
adalah tahanan satu kolom air raksa yang panjangnya 1063 mm dengan penampang 1
mm2 pada temperatur 0° C". Sedangkan Daya Hantar didefinisikan sebagai
"Kemampuan penghantar arus atau daya hantar arus sedangkan penyekat atau isolasi
adalah suatu bahan yang mempunyai tahanan yang besar sekali sehingga tidak
mempunyai daya hantar atau daya hantarnya kecil yang berarti sangat sulit dialiri arus
listrik".

Rapat Arus [ A/mm2 ] (A/mm2) --> J=I/A


Kuat Arus [Amp] -->A=I/J
Luas Penampang Kawat [mm2] --> A=I/J

Rumus untuk menghitung besarnya Tahanan Listrik terhadap Daya Hantar Arus:

Tahanan Resistansi [ Ω ohm] --> R = 1/G


Daya hantar arus/konduktivitas [Y/mho] --> G = 1/R
Tahanan penghantar besarnya berbanding terbalik terhadap luas penampangnya dan
juga besarnya tahanan konduktor sesuai hukum Ohm.

Bila suatu penghantar dengan panjang I dan diameter penampang q serta tahanan
jenis P (rho), maka tahanan penghantar tersebut adalah :

R = ρ x l / q

Dimana :
R = Tahanan kawat [ Ω / ohm ]
l = Panjang kawat [meter/m]
ρ = Tahanan jenis kawat [ ? mm2 /meter]
q = Penampang kawat [mm ]
2

Nilai resistant atau tahanan suatu jenis material sangat tergantung pada Panjang
penghantar, Luas penampang konduktor, Jenis konduktor dan Temperatur. Tahanan
penghantar akan dipengaruhi oleh temperatur, ketika temperatur meningkat ikatan
atom semakin meningkat sehingga akibatnya aliran elektron terhambat. Dengan
demikian kenaikan temperatur menyebabkan kenaikan tahanan penghantar. Setelah
pembahasan terhadap Arus, Kuat Arus, Rapat Arus, kemudian Tahanan dan Daya
Hantar Penghantar, maka berikut ini kami sajikan lanjutan tentang beberapa teori
yang berhubungan dengan Tegangan dan Rangkaian Listrik.

Potensial atau Tegangan

Potensial listrik adalah fenomena berpindahnya arus listrik akibat lokasi yang
berbeda potensialnya. Dari hal tersebut, kita mengetahui adanya perbedaan
potensial listrik yang sering disebut "potentiai difference atau perbedaan potensial".
satuan dari potential difference adalah Volt. "Satu Volt adalah beda potensial antara
dua titik saat melakukan usaha satu joule untuk memindahkan muatan listrik satu
coulomb"

Formulasi beda potensial atau tegangan adalah: V = W / Q [volt]

Dimana:
V = Beda potensial atau tegangan, dalam volt
W = Usaha, dalam newton-meter atau Nm atau joule
Q = Muatan listrik, dalam coulomb

Rangkaian Listrik

Pada suatu rangkaian listrik akan mengalir arus, apabila dipenuhi syarat-syarat
sebagai berikut :

1. Adanya sumber tegangan


2. Adanya alat penghubung
3. Adanya beban

Pada kondisi sakelar S terbuka maka arus tidak akan mengalir melalui beban . Apabila
sakelar S ditutup maka akan mengalir arus ke beban R dan Ampere meter akan
menunjuk. Dengan kata lain syarat mengalir arus pada suatu rangkaian harus tertutup

Alat Ukur Tegangan

Alat ukur tegangan adalah "Voltmeter" dan alat ukur arus listrik adalah "Amperemeter".
Pemasangan alat ukur Volt meter dipasang paralel dengan sumber tegangan atau
beban, karena tahanan dalam dari Volt meter sangat tinggi. Sebaliknya pemasangan
alat ukur Ampere meter dipasang seri, hal ini disebabkan tahanan dalam dari Amper
meter sangat kecil.
Hukum Ohm
Pada suatu rangkaian tertutup, Besarnya arus berubah sebanding dengan tegangan V
dan berbanding terbalik dengan beban tahanan R, atau dinyatakan dengan Rumus :

Arus Listrik [ampere] I = V/R


Tegangan [volt] V = R x 1
Resistansi atau Tahanan [ohm] R = V/1

Formula untuk menghtung Daya (P), dalam satuan watt adalah:

P = I x V
P=IxIxRP=1 xR

Hukum Kirchoff

Pada setiap rangkaian listrik, jumlah aljabar dari arus-arus yang bertemu di satu titik
adalah nol

Anda mungkin juga menyukai