Anda di halaman 1dari 18

BAB III

LANDASAN TEORI

A. Teori dasar listrik


1. Arus Listrik
Adalah mengalirnya elektron secara terus menerus dan
berkisinambungan pada konduktor akibat perpindahan jumlah elektron
pada lokasi yang jumlah elektornya sama. Satuan arus adalah ampere
Arus listrik mengalir dari terminal positif (+) ke terminal negatif
(-), sedangkan arus listrik daam logam terdiri dari aliran elektron yang
bergerak dari terminal (-) ke terminal positif (+), arah arus listrik dianggap
berlawanan dengan arah gerak elektron.

Gambar 3.1 Arah arus listrik dan gerakan elektron

“ 1 ampere arus adalah mengalirnya elektron sebanyak


62x10^16(6,24151 x 10^18) atau sama dengan 1 coulumb perdetik
melewati sustu penampang konduktror “
Formula arus listrik adalah:
I = Q/t (ampere)
Dimana:
I = besarnya arus listrik yang mengalir, ampere
Q = besarnya muatan listrik, coulumb
T = waktu, detik

2. Kuat arus listrik


Adalah arus yang tergantung apada banyak sedikitnya elektron
bebas yang pindah melewati suatu penampang kawat dalam satuan waktu.
Definisi: “ ampere adalah satuan arus litrik yang dapat
memisahkan 1,118 miligram perak dan nitrat perak murni dalam satuan
detik “
Rumus-rumus menghitug banyak muatan listrik, kuat arus dan
waktu:
Q=I xt
I = Q /t
t = Q/I

Dimana:
Q = banyaknya muatan listrik dalam satuan coulumb
I = kuat arus dalam satuan ampere
T = waktu dalam satuan detik

“kuat arus listrik biasanya juga disebut dengan arus listrik”

“muatan listrik memiliki muatan positif dan muatan negatif.


Muatan positif dibawa oleh proton dan muatan negatif dibawa oleh
elektron, satuan muatan “coulumb (C)”muatan proton +1,6x10^19C,
sedangkan muatan elektron -1,6x10^19C,muatan yng bertanda sama
saling tolk menolak sedangkan muatana berbeda saling tarik menarik”

3. Rapat Arus
Definisi :
“rapat arus ialah besarnya arus listrik tiap-tip mm² luas penampang
kawat”
Gambar 3.2 kerapatan arus listrik

Arus listrik listrik mengalir dalam kawat penghantar secara merata


menurut luas penampang. Arus listrik 12 A mengalir dalam kawat
penampang 4mm², maka kerapatan arusnya 3A/mm² (12A/4mm²), ketika
penampang penghantar mengecil 1,5 mm², maka kerapatan arusnya
menjadi 8A/mm² (12A/1,5 mm²)
Kerapatan arus berpengaruh pada kenaikan tempratur, suhu
penghantar dipertahankan sekitar 300ºC, dimana kemampuan hantar arus
kabel sudah ditetapkan dalam kabel kemampuan hantar arus (KHA)

Tabel 1. Kemapuan hantar arus

Berdasarkan tabel KHA kabel pada tabel diatas, kabel penampang


4mm², 2 inti kabel memiliki KHA 30A, memiliki kerapatan arus
berbanding terbalik dengan penampang penghantar, semakin besar
penampag penghantar kerapatan arus nya mengecil.
Rumus-rumus dibawah ini untuk menghitung besarnya rapat arus
dan penampang kawat:
J = I/A
I=JxA
A = I/J
Dimana:
J = rapat arus ( A/mm²)
I = kuat arus (amp)
A = luas penampang kawat (mm²)

4. Tahanan dan daya hantar penghantar


Penghantar dan bahan metal mudah mengalir arus listrik, tembaga
dan alumunium memiliki daya hantar listrik yang tinggi. Bahan terdiri dari
kumpulan atom, setiap atom terdiri dari proton dan elektron. Aliran arus
listrik merupakan aliran elektron. Elektron bebas ini mendapatkan
hambatan saat melewati atom sebelahnya. Akibatnya terjadi gesekan
elektron dengan atom ini menyebabkan penghantar panas, tahanan
penghantar memiliki sifat menghambat yang terjadi pada setiap bahan.

Tahanan di definisikan sebagai berikut:

“1 Ω (satu ohm) adalah tahan satuan kolom air raksa yng


panjangnya 1063mm dengan penampang 1mm²pada tempratur 0ºC”
Daya hantar didefinisikan sebagai berikut:

“ kemampuan penghantar arus atau daya hantar arus sedangkan


penyenkat atau isolatoradalah suatu bahan yang mempunyai tahanan
yang besar sekali sehingga tidak mempunayi daya hantarnya kecil yang
berarti sangat sulit dialiri arus listrik”
Rumus untuk menghitung besarnya tahanan listrik terhadap daya
hantar arus :
R = 1/G
G = 1/R
Dimana:
R = tahanan/resistansi (Ω/ohm)
G = daya hantar arus/konduktivitas ( Y/mho)

Gambar 3.3 resistansi konduktor


Tahanan penghantar besarnya berbandng terbalik terhadap luas
penampangnya dan juga besarnya tahanan konduktor dengan hukum ohm.
“bila sutau penghantar dengan panjang 1, dan diameter
penampang q serta tahanan jenis p (rho), maka penghantar tersebut
adalah”.
R = p x 1/q
Dimana:
R = tahanan kawat (Ω/ohm)
I = panjang kawat (meter/m)
P = tahanan jenis kawat (Ωmm²/meter)
q = penampang kawat (mm²)

faktor-faktor yang mempengaruhi nilai resistansi atau tahanan,


karena tahanan suatu jenis matersial sangat tergantung pada:

 Panajng penmapang
 Luas penampang kunduktor
 Jenis konduktor
 Tempratur

“tahanan penghantar di pengaruhi oleh tempratur, ketika


tempratur meningkat ikatan atom makin meningkat akibatnya elektron
terhambat dengan demikian kenaikan tempratur menyebabkan kenaikan
tahanan penghantar”

5. Potenisal atau teganngan


Potesial listrik adalah fenomena berpindahnya arus listrik kibat
lokasi yang berbeda potensial lainnya , dari hal tersebut, kita mengetahui
adanya perbedaan potensial listrik yang sering disebur “potensial
deffenece atau perbedaan potensial”. Satuan dari potensial deffenence
adalah volt

“satuan volt adalah beda potensial antara dua titik saat


melakukan usaha satu joule untuk memindahkan muatan listrik satu
columb”
Formulasi beda potensial atau tegangan adalah:
V = W/Q (volt)
Dimana:
V = beda potensial atau tegangan, dalam volt
W = saha dalam newton meter atau Nm atau joule
Q = muatan listrik, dalam columb

RANGKAIAN LISTRIK

Pada suatu rangkaian listrik akan mengalir arus, apabila di penuhi


syarat-syarat sebagai berikut:

1. Adanya sumber teganagan


2. Adanya alat penghubung
3. Adanya beban
Gambar 3.4 rangkaian listrik

Pada kondisi saklar S terbuka maka arus tidak akan mengalir


melalui beban. Apabila sakelar S ditutup maka akan mengalir arus ke
beban R dan ampere meter akan menunjukan. Dengan kata lain syarat
mengalir arus pada suatu rangkaian harus tertutup.

1. Cara pemasangan alat ukur


Pemasangan alat ukur volt meter dipasang paralel dengan sumber
tegangan atau beban, karena tahanan dalam dari volt meter sangat tinggi,
sebaliknya pemsangan alat ukur ampere meter dipasang seri, hal ini
disebabkan tahanan dalam dari ampere meter sngat kecil.
“alat ukur tegangan adalah voltmeter dan arus ukur arus adalah
amperemeter”
2. HUKUM OHM
pada suatu rangkaian tertutup,besarnya arus 1 berubah sebanding
dengan tegangan V dan berbanding terbalik dengan beban tahanan R atau
dinyataka dengan rumus:
I = V/R

V=Rx1
R = V/1
Dimana:
I = arus listrik, ampere
V = tegangan, volt
R = resistansi atau tahanan, ohm
 Formulasi untuk menghitung daya (P) 1 phasa, dalam satuan watt
adalah:
P=Ixv
P=IxIxR
P = I² x R
 Formulasi untuk menghitung daya (I) 3 phasa, dalam satuan watt
adalah:
P = √3 x v x cos ɵ
I = p : √3 x v x cos ɵ
3. HUKUM KIRCHOFF

Pada setiap rangakain listrik, jumlah aljabar dari arus-arus yang


bertemu di suatu titik adalah nol (∑I=0)

Gambar 3.5 loop arus”KIRCHOFF”

Jadi:

I1 + (-12) + (-13) + 14 +(-15) = 0

I1 + 14 = 12 + 13 + 15
B. Pengertian motor induksi

Motor induksi adalah suatu mesin listrik yang merubah energi


listrik menjadi energi gerak dengan menggunakan gandengan medan
listrik dan mempunyai slip antara medan stator dan medan rotor. Motor
induksi merupakan motor yang paling banyak kita digunakan atau sering
kita jumpai dalam industri.

Keuntungan motor induksi adalah :

 Konstruksi sangat kuat dan sederhana terutama bila motor


dengan rotor sangkar.
 Harganya relatif murah dan kehandalannya tinggi.
 Effesiensi relatif tinggi pada keadaan normal, tidak ada sikat
sehingga rugi gesekan kecil.
 Biaya pemeliharaan rendah karena pemeliharaan motor hampir
tidak diperlukan.

Kerugianya adalah :

 Kecepatan tidak mudah dikontrol

 Power faktor rendah pada beban ringan

 Arus start biasanya 5 sampai 7 kali dari arus nominal


Motor induksi ini pada dasarnya terdri dari tiga bagian antara lain :

 Stator adalah bagian mesin yang tidak bisa berputar dan terletak
pada bagian luar, di buat dari besi bundar dan berlaminasi serta
mempunyai alur-alur sebagai tempat meletakan kumparan.

Gambar 3.6 : kontruksi stator


 Rotor sangkar adalah bagian mesin yang dapat berputar bebas dan
letaknya di bagian dalam, dibuat dari besi laminasi yang
mempunyai slot dengan batang alumunium/tembaga yang
dihubugkan singkat pada ujungnya
 Rotor kumparan ( wound rotor ). Kumparan dihubungkan
bintang di dagian dalam dan ujung lainya di hubungkan dengan
slipring ke tahanan luar, kumparan dapat dikembangkan seagai
pengaturan kecepatan putaran motor, pada kerja normal slipring
dihubungkan singkat secara otomatis, sehinga rotor bekerja seperti
rotor sangkar.

C. Kontruksi motor induksi


Konstruksi motor induksi secara detailterdiri atas dua bagian,
yaitu: bagian stator dan bagian rotor gambar 3.7. Stator adalah bagian
motor yang diam terdiri : badan motor, inti stator, belitan stator, bearing
dan terminal box. Bagian rotor adalah bagian motor yang berputar, terdiri
atas rotor sangkar, poros rotor. Konstruksi motor induksi tidak ada bagian
rotor yang bersentuhan dengan bagian stator, karena dalam motor induksi
tidak komutator dan sikat arang.

Gambar 3.7 : fisik motor induksi

Konstruksi motor induksi lebih sederhana dibandingkan dengan


motor DC, dikarenakan tidak ada komutator dan tidak ada sikat arang
gambar 3.8. Sehingga pemeliharaan motor induksi hanya bagian mekanik
saja, dan konstruksinya yang sederhana motor induksi sangat handal dan
jarang sekali rusak secara elektrik. Bagian motor induksi yang perlu
dipelihara rutin adah pelumasan bearing, dan pemeriksaan kekencangan
baut-baut kabel pada terminal box karena kendor atau bahkan lepas akibat
pengaruh getaran secara terus menerus.

Rumus mengitung daya input motor induksi :

P1 = √3 . U . cos ɵ (Watt)

P1 = Daya input (Watt)

U = Tegangan (Volt)
I = Arus (Amper)

Cos ɵ : Faktor kerja

D. Prinsip kerja motor induksi dan pengasutan / rangkaian motor


induksi tiga fasa dengan system DOL

Motor induksi adalah alat listrik yang mengubah energi listrik


menja di energi mekanik. Listrik yang diubah adalah listrik 3phasa. Motor
induksi sering juga disebut motor tidak serempak atau motor asinkron.
Prinsip kerja motor induksi lihat gambar-3.8 . Ketika tegangan phasa U
masuk ke belitanstator menjadikan kutub S (south=selatan), garis2 gaya
mahnet mengalir melalui stator, sedangkan dua kutub lainnya adalah N
(north=utara) untuk phasa V dan phasa W. Kompas akan saling tarik
menarik dengan kutub S.

Gambar 3.8 : prinsip kerja motor induksi

Berikutnya kutub S pindah ke phasa V, kompas berputar 1200,


dilanjutkan kutub S pindah ke phasa W, sehingga pada belitan stator
timbul medan magnet putar. Buktinya kompas akan memutar lagi menjadi
2400. Kejadian berlangsung silih berganti membentuk medan magnet
putar sehingga kompas berputar dalam satu putaran penuh, proses ini
berlangsung terus menerus. Dalam motor induksi kompas digantikan oleh
rotor sangkar yang akan berputar pada porosnya. Karena ada perbedaan
putaran antara medan putar stator dengan putaran rotor, maka disebut
motor induksi tidak serempak atau motor asinkron.

Susunan belitan stator motor induksi dengan dua kutub, memiliki


tiga belitan yang masing-masing berbeda sudut 1200 gambar-3.9. Ujung
belitan phasa pertama adalah U1-U2, belitan phasa kedua adalah V1-V2
dan belitan phasa ketiga yaitu W1-W2.

Gambar 3.9 :beitan stator motor induksi 2 kutub

Prinsip kerja motor induksi dijelaskan dengan gelombang


sinusoidal Gambar3.10, terbentuk-nya medan putar pada stator motor
induksi. Tampakstator dengan dua kutub, dapat diterangkan dengan empat
kondisi
Gambar 3.10 : bentuk gelombang sinusoida dan timbulnya medan
putar pada stator motor induksi

1. Saat sudut 0º. Arus I1 bernilai positip dan arus I2 dan arus I3 bernilai
negatip dalam hal ini belitan V2, U1 dan W2 bertanda silang (arus
meninggalkan pembaca), dan belitan V1, U2 dan W1 bertanda titik (arus
listrik menuju pembaca). terbentuk fluk magnet pada garis horizontal
sudut 0º. kutub S (south=selatan) dan kutub N (north=utara).

2. Saat sudut 120º. Arus I2 bernilai positip sedangkan arus I1 dan arus I3
bernilai negatip, dalam hal ini belitan W2, V1 dan U2 bertanda silang
(arus meninggalkan pembaca), dan kawat W1, V2 dan U1 bertanda titik
(arus menuju pembaca). Garis fluk magnit kutub S dan N bergeser 120º
dari posisi awal.

3. Saat sudut 240º. Arus I3 bernilai positip dan I1 dan I2 bernilai negatip,
belitan U2, W1 dan V2 bertanda silang (arus meninggalkan pembaca), dan
kawat U1, W2 dan V1 bertanda titik (arus menuju pembaca). Garis fluk
magnit kutub S dan N bergeser 120º dari posisi kedua.

4. Saat sudut 360º. posisi ini sama dengan saat sudut 0º. dimana kutub S
dan N kembali keposisi awal sekali.
Dari keempat kondisi diatas saat sudut 0º; 120º; 240º; 360º, dapat
dijelaskan terbentuknya medan putar pada stator, medan magnet putar
stator akan memotong belitan rotor. Kecepatan medan putar stator ini
sering disebut kecepatan sinkron, tidak dapat diamati dengan alat ukur
tetapi dapat dihitung secara teoritis besarnya ns = f x 120 putaran per
menit

Saat motor induksi di starting secara langsung, arus awal motor


besarnya antara 500% sd 700% dari arus nominal. Ini akan menyebabkan
drop tegangan yang besar pada pasokan tegangan PLN. Untuk motor daya
kecil sampai 5 KW, arus starting tidak berpengaruh besar terhadap drop
tegangan. Pada motor dengan daya diatas 30 KW sampai dengan 100 KW
akan menyebabkan drop tegangan yang besar dan menurunkan kualitas
listrik dan pengaruhnya pada penerangan yang berkedip.
Pengasutan motor induksi adalah cara menjalankan pertama kali
motor, tujuannya agar arus starting kecil dan drop tegangan masih dalam
batas toleransi. Ada beberapa cara teknik pengasutan, diantaranya :
1. Hubungan langsung (Direct On Line = DOL)
2. Tahanan depan Stator (Primary Resistor)
3. Transformator
4. Segitiga-Bintang (Start-Delta)
5. Pengasutan Soft starting
6. Tahanan Rotor lilit
Pengasutan hubungan langsung atau dikenal dengan istilah Direct
On Line (DOL) gambar-3.11. Jala-jala tegangan rendah 380 V melalui
pemutus rangkaian atau kontaktor Q1 langsung terhubung dengan motor
induksi. Sekering berfungsi sebagai pengaman hubung singkat, jika terjadi
beban lebih diamankan oleh relay pengaman beban lebih (overload relay).
Saat pemutus rangkaian/ kontaktor di ON kan motor induksi akan menarik
arus starting antara 5 sampai 6 kali arus nominal motor. Untuk motor
induksi dengan daya kecil 5 KW, hubungan langsung bisa dipakai. Arus
starting yang besar akan menyebabkan drop tegangan disisi suply.
Rangkaian jenis ini banyak dipakai untuk motor2 penggerak mekanik
seperti mesin bubut, mesin bor, mesin freis.
Torsi = I² /s
Motor di starting pada tegangan nominal, akan mengalir arus
mendekati arus hubung singkat= 7 In. jika slip = 4% = 0,04
(Tst/T) = (Ist/I)².S = (7)² x 0,04 = 1,96

Gambar 3.11 : pengasutan motor dengan system DOL

Besarnya torsi starting = 1,96 kali torsi nominal nya.


Kesimpulannya , saat arus starting 5 s/d 6 kali arus nominal hanya
menghasilkan 1,96 x Torsi nominalnya. Gambar-3.12
Gambar 3.12 : karakteristik torsi pengasutan DOL
E. Alat-alat yang digunakan

 MCB 2 PHUL
 KONTAKTOR
 THERMAL OVERLOAD RELAY
 MOTOR 3 PHASA
 PUSH BUTTON ON&OFF
 LAMPU MERAH,KUNING,HIJAU.

Anda mungkin juga menyukai