Anda di halaman 1dari 7

TRANSFORMASI FASE

Sebagian besar transformasi bahan padat tidak terjadi terus menerus sebab

ada hambatan yang menghalangi jalannya reaksi dan bergantung terhadap

waktu. Contoh : umumnya transformasi membentuk minimal satu fase baru


yang mempunyai komposisi atau struktur kristal yang berbeda dengan bahan
induk (bahan sebelum terjadinya transformasi). Pengaturan susunan atom
tejadi karena proses difusi. Secara stuktur mikro, proses pertama yang terjadi
pada transformasi fasa adalah nukleasi yaitu pembentukan partikel sangat
kecil atau nuklei dari fase baru. Nuklei ini akhirnya tumbuh membesar
membentuk fasa baru. Pertumbuhan fase ini akan selesai jika pertumbuhan
tersebut berjalan sampai tercapai fraksi kesetimbangan.

Laju transformasi yang merupakan fungsi waktu (sering disebut kinetika

transformasi) adalah hal yang penting dalam perlakuan panas bahan. Pada

penelitian kinetik akan didapat kurva S yang di plot sebagai fungsi fraksi bahan

yang bertransformasi vs waktu (logaritmik) .

Fraksi transformasi , y di rumuskan:


TRANRFORMASI MULTI FASA

Transformasi fasa bisa dilakukan dengan memvariasikan temperatur ,

komposisi dan tekanan. Perubahan panas yang terjadi bisa dilihat pada diagram

fasa. Namun kecepatan perubahan temperatur berpengaruh terhadap

perkembangan pembentukan struktur mikro. Hal ini tidak bisa diamati


pada diagram fasa komposisi vs temperatur. Posisi ketimbangan yang dicapai
pada proses pemanasan atau pendinginan sesuai dengan diagram fasa bisa
dicapai dengan laju yang sangat pelan sekali , sehingga hal ini tidak praktis.
Cara lain yang dipakai adalah supercooling yaitu transformasi pada proses
pendinginan dilakukan pada temperatur yang lebih rendah, atau superheating
yaitu transformasi pada proses pemanasan dilakukan pada temperatur yang
lebih tinggi .

BAINITE

Bainite adalah struktur ferit dan sementit yang berbentuk lidi atau plat

tergantung temperatur transformasi. Struktur mikro bainit adalah sangat


halus sehingga resolusinya hanya bisa dilihat dengan mikroskop elektron.

Temperatur pembentukan bainit terjadi dibawah temperatur pembentukan


pearlite yaitu diantara temperatur 215 oC-540 oC.

temperatur.

DIAGRAM CONTINOUS COOLING TRANSFORMATION (CTT)

(TRANSFORMASI PENDINGINAN KONTINUE)

Perlakuan panas isotermal pengerjaannya tidak praktis karena temperatur

mesti dijaga. Disekitar temperatur eutectoid. Sebagian besar perlakuan


panas untuk baja mencakup pendinginan secara kontinyu bahan sampai
temperatur ruangan oleh sebab diagram TTT harus disesuaikan untuk
pendinginan kontinyu tersebut.

SIFAT MEKANIK BESI KARBON

• PEARLITE

Sementit bersifat lebih keras dan lebih rapuh dari perlit karena itu dengan

menaikan fraksi Fe3C pada baja sementara elemen lain konstan maka material

akan lebih keras dan lebih kuat.

SIFAT MEKANIK BESI KARBON

• PEARLITE

Sementit bersifat lebih keras dan lebih rapuh dari perlit karena itu dengan

menaikan fraksi Fe3C pada baja sementara elemen lain konstan maka material

akan lebih keras dan lebih kuat.


• PERAPUHAN TEMPER

Pada proses tempering beberapa baja bisa mengalami penurunan

ketangguhan, hal ini disebut perapuhan temper. Fenomena ini terjadi bila
baja ditemper pada suhu diatas 575 oC dan diikuti pendinginan lambat
sampai temperatur ruangan, atau jika tempering dilakukan pada suhu antara 375
– 575 oC. Perapuhaan ini disebabkan oleh kandungan elemen lain dalam
jumlah yang cukup signifikan seperti mangan, nikel, crom dan phospor,
arsen, timah putih. Perapuhan temper bisa dicegah dengan :

1. Pengontrolan komposisi

2. Tempering diatas 575oC atau dibawah 375oC diikuti dengan

quenching pada temperatur ruang.

Ketangguhan baja yang telah mengalami perapuhan bisa diperbaiki dengan

pemanasan samapai kira-kira 600oC, dan kemudian secara cepat didinginkan

sampai temperatur dibawah 300oC.


PEMULIHAN, REAKTATALASI, DAN PERTUMBUHAN GRAIN

perubahan mikrostruktur yang terjadi selama anil setelah deformasi plastik


dingin dan / atau saat bekerja panas. Ketiga mekanisme ini terkadang disebut
sebagai proses restorasi, karena mereka mengembalikan konfigurasi
mikrostruktur ke tingkat energi yang lebih rendah. Semua tiga proses
melibatkan difusi dan karenanya bergantung pada aktivasi termal untuk
menyebabkan penataan kembali dislokasi dan batas butir. Mekanisme
pemulihan dan rekristalisasi juga bergantung pada tingkat deformasi plastis
(baik saat bekerja panas atau dengan kerja dingin sebelum anil). Sebaliknya,
pertumbuhan butir tidak bereaksi langsung terhadap deformasi, namun ini
adalah proses restorasi termal yang menghasilkan energi permukaan butir
individual yang lebih rendah. Pemulihan dan rekristalisasi dapat terjadi selama
kerja panas atau selama anil setelah deformasi plastik dingin. Bila logam dingin
bekerja dengan deformasi plastik, sebagian kecil energi mekanik yang
dikeluarkan dalam deformasi logam disimpan dalam spesimen. Energi
tersimpan ini berada di dalam kristal sebagai titik cacat (kekosongan dan
interstisial), dislokasi, dan kesalahan susun dalam berbagai bentuk dan
kombinasi, tergantung pada logam (lihat artikel "Struktur Deformasi Plastik"
dalam Volume ini). Oleh karena itu, spesimen yang bekerja dingin, berada
dalam keadaan energi tinggi, secara termodinamika tidak stabil. Dengan
aktivasi termal, seperti yang disediakan oleh anil, spesimen yang bekerja dingin
cenderung berubah menjadi keadaan energi rendah melalui serangkaian proses
dengan perubahan mikrostruktur, seperti yang ditunjukkan secara skematik pada
Gambar. Klasifikasi tersebut adalah perkiraan; Beberapa tumpang tindih antara
tahap biasanya terjadi karena nonhomogeneity mikrostruktur spesimen. Sampai
batas tertentu, perilaku anil logam mungkin berbeda dari logam ke logam dan
untuk logam yang sama dengan kemurnian yang berbeda, namun fenomena
dasar yang terlibat dalam berbagai tahap anil serupa. Selama pemulihan,
akumulasi regangan berkurang sampai batas tertentu oleh penataan ulang
struktur mikro dan submikroskopis, namun butirannya tidak sepenuhnya bebas
dari regangan. Pada suhu yang lebih tinggi, butiran bebas strain dibuat selama
proses restorasi rekristalisasi. Seiring dengan perubahan mikrostruktur, sifat
spesimen juga berubah sesuai (Gambar.). Dengan demikian, deformasi dan anil
adalah metode pengolahan penting untuk menghasilkan sifat material yang
diinginkan dengan mengendalikan mikrostrukturnya. Proses restorasi serupa
juga bisa terjadi saat bekerja panas. Hal ini ditunjukkan pada Gambar untuk
kerja panas dengan jumlah reduksi sedang (regangan) selama bekerja (Gbr.a)
dan regangan tinggi (Gbr.b). Daerah pemulihan statis dan rekristalisasi, yang
terjadi setelah deformasi, analog dengan restorasi struktur kerja oleh anil. Selain
itu, pemulihan dinamis dapat terjadi selama deformasi pada suhu tinggi.
Gambar juga menggambarkan terjadinya rekristalisasi statis atau dinamis pada
strain sedang atau tinggi, masing-masing, bergantung pada energi kesalahan
penumpukan logam. Tumpukan kesalahan pada struktur kristal adalah cacat tipe
planar yang mempengaruhi pengerasan dan rekristalisasi (lihat artikel "Struktur
Deformasi Plastik" dalam Volume ini).

pertumbuhan butir dalam keadaan padat


Metode yang melibatkan pertumbuhan butir (2) didasarkan pada anil
sampel yang dideformasi. Pada teknik anil regangan, logam berbutir  halus
diberi regangan halus tarik kritis sekitar 1-2%, kemudian dianil didapur gradien
yang bergerak dan berada pada temperatur dibawah titik leleh atau temperatur
transformasi. Regangan ringan menghasilkan beberapa nuklei kristalisasi;
selama anil, salah satu satu nukleus tumbuh lebih cepat daripada nuklei
potensial lainnya yang kemudian habis “termakan”. Metode ini diterapkan pada
logam dan paduan dengan energi salah-susun tinggi seperti Al , besi-silikon.
Sulit untuk mendapatkan kristal tunggal logam dengan  energi salah-susun
rendah seperti Au dan Ag, karena dengan mudah terbentuk kembaran anil yang
mempunyai orientasi rangkap. Kristal tunggal logam heksagonal juga sulit
dibuat karena pembentukan kembaran deformasi selama peregangan merupakan
lokasi nukleasi yang efektif.
Pada diagram fasa unsur Al-Cu Singgle kristal dapat diperoleh melalui
proses partial melting , yaitu proses pemanasan sampai dengan titik leleh salah
satu unsurnya.  Pada contoh kasus disini misalkan untuk mendapatkan singgle
kristal Cu maka campuran Al-Cu di panaskan hingga mencapai titik leleh Cu
dan kemudian diturunkan perlahan-lahan. Begitu juga untuk mendapatkan
singgle kristal Ag maka campuran Ag-Cu dipanaskan hingga mencapai titik
leleh Ag dan kemudian diturunkan perlahan-lahan. Jadi intinya letak diagram
singgle kristal itu tidak tepat pada titik leleh nya , tetapi agak berada
dibawahnya.

Anda mungkin juga menyukai