Anda di halaman 1dari 11

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Sebagian besar transformasi bahan padat tidak terjadi terus menerus sebab
ada hambatan yang menghalangi jalannya reaksi dan bergantung terhadap
waktu. Contoh : umumnya transformasi membentuk minimal satu fase baru yang
mempunyai komposisi atau struktur kristal yang berbeda dengan bahan induk
(bahan sebelum terjadinya transformasi). Pengaturan susunan atom tejadi
karena proses difusi.

Secara stuktur mikro, proses pertama yang terjadi pada transformasi fasa
adalah nukleasi yaitu pembentukan partikel sangat kecil atau nuklei dari fase
baru. Nuklei ini akhirnya tumbuh membesar membentuk fasa baru. Pertumbuhan
fase ini akan selesai jika pertumbuhan tersebut berjalan sampai tercapai fraksi
kesetimbangan.

Laju transformasi yang merupakan fungsi waktu (sering disebut kinetika


transformasi) adalah hal yang penting dalam perlakuan panas bahan. Pada
penelitian kinetik akan didapat kurva S yang di plot sebagai fungsi fraksi bahan
yang bertransformasi vs waktu (logaritmik).

1.2 Rumusan Masalah


Adapun rumusan masalahnya adalah sebagai berikut:
1. Pengertian Transformasi Fasa?
2. Pengertian Recovery, Recrystalization and Growth?

1.3 Tujuan
Diharapkan mahasiswa memahami sedikit tentang Transformasi Fasa yang akan
kita pelajari di mata kuliah Material Teknik ini

1
BAB II
LANDASAN TEORI

2.1 Transformasi Fasa

Transformasi fasa adalah pembentukansebuah fasa baru dengan perbedaan pada


komposisi dan struktur kristal yang berbeda dengan bahan induk.

A. Transformasi Fasa Pada Logam


Transformasi fasa dibagi menjadi tiga golongan:

1. Diffusion-dependent transformations tanpa perubahan dalam nomor dan


komposisi fasa( pembekuan logam murni,transformasi allotropic, dll.)

2. Diffusion-dependent transformations dengan perubahan nomor dan komposisi


fasa(reaksi eutectoid)

3. Diffusionless transformations (transformasi martensite dalam campuran logam)

B. Kinetika Pada Transformasi fasa

Kinetika pada transformasi fasa terdiri dari dua proses yaitu necleation
(nukleasi) dan Growt (pertumbuhan).

1. Necleation (nukleasi)

Pembentukan fasa baru tidak terjadi secara otomatis, proses pertama yang
terjadi pada transformasi fasa adalah nukleasi yaitu pembentukan partikel
sangat kecil atau nuklei dari fasa baru.

2. Growth

Nuklei ini akhirnya tumbuh membesar membentuk fasa baru.Pertumbuhan


fase ini akan selesai jika pertumbuhan tersebut berjalan sampai tercapai fraksi
baru.

C. Pertimbangan Kinetika Pada Transformasi Benda Padat


Laju transformasi yang merupakan fungsi waktu (sering disebut kinetika
transformasi) adalah hal yang penting dalam perlakuan panas bahan.Pada penelitian
kinetic akan didapat kurva S yang di plot sebagai fungsi fraksi bahan yang
bertransformasi vs waktu (logaritmik). Fraksi transformasi,y di rumuskan:

2
Y =1 – exp( - ktn )

t = waktu

k,n = konstanta yang tidak tergantung waktu.

Persaamaan ini disebut juga persamaan AVRAMI

Laju transformasi ,r diambil pada waktu ½ dari proses berakhir:

t0,5 = waktu ½proses

Gambar 1.1

3
Gambar 1.2

Laju transformasi ,r terhadap jangkauan temperatur dirumuskan:

R = konstanta gas
T = temperatur mutlak
A = konstanta,tidaktergantung Waktu.
Q = Energi aktivasiuntuk reaksi Tertentu.

D. Transformasi Multi fasa

Transformasi fasa bisa dilakukan dengan memvariasikan temperatur ,komposisi,


dan tekanan. Perubahan panas yang terjadi bisa dilihat pada diagram fasa. Namun
kecepatan perubahan temperatur berpengaruh terhadap perkembangan pembentukan
struktur mikro. Hal ini tidak bisa diamati pada diagram fasa. Posisi kesetimbangan
yang dicapai pada proses pemanasan atau pendinginan sesuai dengan diagram fasa
bisa dicapai dengan laju yang sangat pelan sekali , sehingga hal ini tidak praktis.
Cara lain yang dipakai adalah supercooling yaitu transformasi pada proses
pendinginan dilakukan pada temperatur yang lebih rendah, atau superheating yaitu
transformasi pada proses pemanasan dilakukan pada temperatur yang lebih tinggi .
1. Superheating
Proses pemanasan pada umum nya terdiri dari dua tahap :
a) Proses heating yaitu proses pemanansan yang dilakukan dari temperatur
kamar sampai suhu yang diinginkan.perlakuan panas bertujuan untuk
memperoleh sifat – sifat yang diinginkan dari logam dengan batas – batas
tertentu

4
b) Proses holding time yaitu proses penahanan pada temperatur tertentu sehingga
terjadi transformasi yang sempurna dan homogen.Bila transformasi tidak
sempurna maka benda kerja masih mengandung fasa (ferit).Proses ini
bertujuan agar karbon yang terdapat dalam karbida dapat larut kepada fasa
autenit secara merata dan temperatur yang diterima pada. Proses dari
superheating di representasikan dengan menggunakan Diagram Transformasi
Isotermal / diagram TTT(time-temperatur-transformation).

2. Supercooling
Proses pendinginan yaitu proses dimana benda kerja tidak mengalami
pemanasan lagi melainkan pelepasan strukturmikro yang diinginkan. Proses
pendingan ada 2 yaitu :
a) Proses pendinginan cepat
Pencelupan (quenching) dengan media: air,minyak
b) Proses pendingan lambat
Pendinginan dengan media udara. Pada proses ini direfresentasikan dengan
menggunakan grafik continous cooling transformation (CCT).

E. Diagram Transformasi Isotermal / diagram TTT (time-temperatur transformation)


Dengan menggunakan reaksi eutektoid :

Dengan reaksi tersebut mengahasilkan diagram :

Gambar 1.3

5
Ada 5 jenis fasa yang terdapat dalam diagram fasa Fe-Fe3C yaitu fasa cair,fasa
alfa,besi delta,besi gamma dan senyawa Fe-Fe3C.Diagram Fe-Fe3C tidak mencapai
C 100 %,karena Fe-Fe3C merupakan senyawa dan batas dari diagram fasa.

Fe (besi) merupakan unsur logam yang memiliki lebih dari 1 bentuk sel satuan
(politropik),sedangkan C (karbon ) merupakan unsur nonlogam.Paduan dari kedua
jenis ini menghasilkan 2 material yaitu besi cor dan baja.
Adapun sifat – sifat dari fasa yang terbentuk :

a) Ferrit ( Besi Alfa )

Padareaksi eutektoid, austenite dengan kandungan karbon sedang akan


berubah menjadi ferit dengan kadar karbon kecil dan sementit dengan kadar
karbon tinggi. Pada saat pembentukan pearlite, gerakan atom C bergerak dari
feritke sementit. Ferrit memiliki bentuk sel satuan BCC dan dapat melarutkan
carbon mencapai 0,025 %. Hal ini dikarenakan struktur BCC dimana ruang ruang
antar atom kecil dan padat, sehingga daya larut nya rendah.

b) Austenit
Austenit memiliki bentuk sel satuan FCC dan jarak atom nya lebih besar dari
pada Ferrit.Austenit stabil pada temperature antara 912 – C dengan daya
larut karbon sebesar 2,11 %.Pada temperature stabil nya Austenit bersifat lunak
dan ulet,sehingga mudah dibentuk dan besifat ferromagnetik.

c) Besi delta
Besi delta memiliki bentuk sel satuan BCC dengan daya larut karbon 0,1
%,tetapi terjadi pada temperature 1350 – C.

d) Sememtit
Sememtit merupakan suatu senyawa antara atom Fe dengan atom
C.Sememtit bersifat sangat keras,kurang ulet dan kurang kuat getas.

6
F. Continous Cooling Transformation (CCT).
Diagram Continous Cooling Transformation Fe-Fe3C

Gambar 1.4

Gambar 1.5
Hubungan antara laju pendinginan dan mikrostruktur yang terbentuk
digambarkan dalam diagram yang menghubungkan waktu temperatur dan
transformasi yang dikenal dengan diagram continous cooling transformation (CCT).
Gambar 1.5 menunjukkan bahwa struktur martensit dihasilkan dengan
pencelupan di air dengan waktu ( 1-10 ) detik.Sedangkan struktur martensit dan
pearlit diperoleh dengsn pencelupan di oli dengan waktu ( 10 -100 ) detik.Struktur
bainet dan pearlit diperoleh dengan pendinginan di udara dengan waktu lebih kurang
( 9050 – 10000 ) detik dan struktur mikro pearlite diperoleh dengan pendinginan di
dapur pada waktu lebih besar dari 100000 detik.

7
Gambar 1.5 menunjukkan bila laju pendinginan menurun berarti waktu
pendinginan dari temperatur austenit juga menurun,sehingga mikro struktur yang
terbentuk adalah dari gabungan fasa ferrit – fasa pearlit ke fasa ferrit – fasa pearlit –
fasa bainit – fasa martensit,kemidian ke fasa bainit – fasa martensit dan akhirnya pada
laju tinggi sekali mikrostruktur akhirnya fasa martensit.Pembentukan fasa martensit
terjadi dekomposisi fasa austensit dalam fasa ferrit ( ) + karbida (c) .Hal ini berarti
bahwa ada waktu untuk karbon untuk berdifusi dan berkosentrasi dalam karbida
sehingga fasa ferrit kekurangan karbon bila fasa austensit didinginkan dengan sangat
cepat ( quenching ).

Struktur FCC austensit akan berubah menjadi struktur BCT (body centered
tetragonal) martensit, pada transformasi ini.Transformasi martensit tidak melewati
proses difusi, maka ia terjadi seketika sehingga laju transformasi martensit adalah
tidakbergantung waktu. Pada struktur martensit masih didapati struktur austenit yang
tidak sempat bertransformasi.Disamping itu tegangan internal karena proses
quencning juga memberikan efek perlemahan. Ketangguhan dan keuletan martensitm
bisa ditingkatkan dan tegangan internal bisa dibuang dengan caraperlakuan panas
yang disebut tempering.Tempering dilakukan dengan memanaskan baja martensit
sampaitemperatur dibawah eutectoid pada periode waktu tertentu. Biasanyatemering
dilakukan pada temperatur antara 250-6500C.Tegangan internal akan hilang pada
suhu ± 2000C.Proses tempering akan membentuk “tempered maetensite”.

Foto struktur mikro tempered martensite sama dengan spheroidit hanya partikel
sementit lebih banyak dan lebih kecil. Tempered martensit mempunyai sifat sekeras
dan sekuat matensit namun ketangguhan dan keuletan lebih baik. Hubungan antara
tegangan tarik, kekuatan luluh dan keuletan terhadap temperatur temper pada baja
paduan bisa dilihat pada gambar dibawah.

8
Pada proses tempering beberapa baja bisa mengalami penurunan ketangguhan,
hal ini disebut perapuhan temper. Fenomena ini terjadibila baja ditemper pada
suhu diatas 5750C dan diikuti pendinginan lambat sampai temperatur ruangan, atau
jika tempering dilakukan pada suhu antara 375 – 5750C.
Perapuhaan ini disebabkan oleh kandungan elemen lain dalam jumlah yang cukup
signifikan seperti mangan, nikel, crom dan phospor, arsen, timah putih.

Perapuhan temper bisa dicegah dengan :

a) Pengontrolan komposisi

b) Tempering diatas 5750C atau dibawah 3750 C diikuti dengan quenching pada
temperatur ruang.

Ketangguhan baja yang telah mengalami perapuhan bisa diperbaiki dengan


pemanasan samapai kira-kira 6000C, dan kemudian secara cepat didinginkan
sampai temperatur dibawah 300 0C.

2.1 Recovery, Recrystalization and Growth


A. Pemulihan atau Recovery
Panas yang diterima logam menjadi pendorong tersusunnya kembali dislokasi-
dislokasi ke susunan yang memiliki energy lebih rendah dan stabil. Pada tahapan
pemulihan ini, dislokasi-dislokasi akan menyusun kembali menjadi dinding sel.
Fenomena ini disebut dengan poligonisasi.

Poligonisasi merupakan pembentukan sub batas butir dengan mekanisme


pergerakan kekosongan atau vacancies dari atom untuk menghasilkan pergerakan
dan pemanjatan dislokasi. Pada proses pemulihan ini kekuatan logam sedikit
berkurang yang dibarengi dengan peningkatan keuletan.

B. Rekristalisasi atau Recrystalization


Pada tahapan ini, kisi-kisi yang terdeformasi dingin akan tergantikan oleh kisi-
kisi baru yang bebas regangan melalui nukleasi atau pengintian dan selanjutnya
tumbuh membentuk struktur rekristalisasi. Pembentukan struktur ini melalui
pertumbuhan yang sangat lambat, yaitu periode inkubasi.

Mekanisme rekristalisasi terjadi saat nucleus atau inti yang terisolasi membesar
di dalam butir dan adanya batas butir yang memiliki sudut besar bermigrasi atau
bergerak ke dalam daerah yang memiliki derajat deformasi yang lebih besar.

Batas butir akan bergerak menjauhi pusat. Pertumbuhan butir baru akan
mengeliminasi daerah terdeformasi yang memiliki regangan dan energy dalam tinggi.
Butir-butir baru ini merupakan daerah bebas regangan yang memiliki energy dalam
lebih rendah.

9
Butir-butir halus akan tumbuh membesar seiring dengan naiknya temperature.
Beberapa batas butir akan segera migrasi dan menelan sejumlah butir tetangganya.
Pertumbuhan butir ini disebut sebagai pertumbuhan diskontinyu atau pertumbuhan
butir abnormal, discontinuous grain growth dan abnormal grain growth. Terjadi
ketidak homogenan besar butir. Artinya ada perbedaan ukuran butir yang cukup
besar. Butit besar dikelilingi butir-butir kecil.

Temperatur yang dibutuhkan agar terjadi proses rekristalisasi tergangtung pada


banyak logam, seperti jenis logam dan besarnya deformasi yang diterima. Proses
rekristalisasi biasanya terjadi pada rentang temperature tertentu. Semakin tinggi
temperature, semakin cepat terjadinya rekritalisasi.

Ketika temperature minimumnya tercapat, maka kekuatan tarik akan berkurang,


tetapi keuletan bertambah. Temperatur rekristalisasi dapat ditentukan dengan formula
berikut:

Tr = 0,4 Tm

Tr = temperature rekristalisasi

Tm = titik leleh logam. Kelvin

C. Pertumbuhan atau Growth

Pada tahapan ini butir-butir akan tumbuh lebih lanjut secara perlahan dan
menghasilkan butir yang ralatif seragam. Pertumbuhan butir ini disebut sebagai
pertumbuhan butir normal. Proses pertumbuhan berjalan sangat lambat dan
merupakan pertumbuhan butir paling lambat selama proses annealing. Gaya
pendorong pertumbuhan ini adalah energy yang dimiliki oleh batas butir.

Pada butir yang sudah besar energy batas butir menjadi kecil. Hal ini disebabkan
oleh luas permukaan batas butir mengecil, akibatnya energy batas butit menjadi lebih
rendah. Factor lain yang dapat menghambat laju pertumbuhan butir adalah
terdapatnya fasa kedua yang terdispersi atau tersebar pada butir. Inklusi dan orientasi
tekstur merupakan factor-faktor yang dapat memperlambat pertumbuhan butir selama
proses annealing.

10
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
A. Transformasi fasa adalah pembentukansebuah fasa baru dengan perbedaan pada
komposisi dan struktur kristal yang berbeda dengan bahan induk.

Transformasi fasa dibagi menjadi tiga golongan:

1. Diffusion-dependent transformations tanpa perubahan dalam nomor dan


komposisi fasa( pembekuan logam murni,transformasi allotropic, dll.)

2. Diffusion-dependent transformations dengan perubahan nomor dan komposisi


fasa(reaksi eutectoid)

3. Diffusionless transformations (transformasi martensite dalam campuran logam)

B. Recovery, Recrystalization and Growth


1. Recovery
Pembentukan sub batas butir dengan mekanisme pergerakan kekosongan
atau vacancies dari atom untuk menghasilkan pergerakan dan pemanjatan
dislokasi. Pada proses pemulihan ini kekuatan logam sedikit berkurang yang
dibarengi dengan peningkatan keuletan.

2. Recrystalization
kisi-kisi yang terdeformasi dingin akan tergantikan oleh kisi-kisi baru yang
bebas regangan melalui nukleasi atau pengintian dan selanjutnya tumbuh
membentuk struktur rekristalisasi.
3. Growth
Pada tahapan ini butir-butir akan tumbuh lebih lanjut secara perlahan dan
menghasilkan butir yang ralatif seragam. Pertumbuhan butir ini disebut sebagai
pertumbuhan butir normal. Proses pertumbuhan berjalan sangat lambat dan
merupakan pertumbuhan butir paling lambat selama proses annealing.

3.2 Saran
Saran dari penulis adalah mempraktekan sendiri apa yang sudah ditulis pada makalah
ini, karena makalah ini hanyalah sebatas teori dan harus dibuktikan sendiri untuk
mengetahui dan mengerti lebih lanjut dari teori pada makalah ini.

11

Anda mungkin juga menyukai