MATERI TERMODINAMIKA
KELOMPOK 10 :
SURAKARTA
2020
TERMODINAMIKA
TRANSFORMASI FASE
Transformasi fasa adalah pembentukan sebuah fasa baru dengan perbedaan pada
komposisi dan struktur kristal yang berbeda dengan bahan induk.
Transformasi fasa adalah pembentukan sebuah fasa baru dengan perbedaan pada
komposisi dan struktur kristal yang berbeda dengan bahan induk.
Y = 1 – exp ( - ktn )
Keterangan:
t = waktu
Gambar 1.2
T = temperatur mutlak
Gambar 1.3
Ada 5 jenis fasa yang terdapat dalam diagram fasa Fe-Fe3C yaitu fasa cair,fasa alfa,besi
delta,besi gamma dan senyawa Fe-Fe3C.Diagram Fe-Fe3C tidak mencapai C 100 %,karena
Fe-Fe3C merupakan senyawa dan batas dari diagram fasa.
Fe (besi) merupakan unsur logam yang memiliki lebih dari 1 bentuk sel satuan
(politropik),sedangkan C (karbon ) merupakan unsur nonlogam.Paduan dari kedua jenis ini
menghasilkan 2 material yaitu besi cor dan baja.
Adapun sifat – sifat dari fasa yang terbentuk :
1. Ferrit ( Besi Alfa )
Pada reaksi eutektoid, austenite dengan kandungan karbon sedang akan berubah
menjadi ferit dengan kadar karbon kecil dan sementit dengan kadar karbon tinggi. Pada saat
pembentukan pearlite, gerakan atom C bergerak dari ferit ke sementit.
Ferrit memiliki bentuk sel satuan BCC dan dapat melarutkan carbon mencapai 0,025 %.Hal
ini dikarenakan struktur BCC dimana ruang ruang antar atom kecil dan padat,sehingga daya
larut nya rendah.
Sifat :
Lunak
Ulet
Mampu las tinggi
Sifat korosi rendah
2. Austenit
Austenit memiliki bentuk sel satuan FCC dan jarak atom nya lebih besar dari pada
Ferrit.Austenit stabil pada temperature antara 912 – 13500 C dengan daya larut karbon
sebesar 2,11 %.Pada temperature stabil nya Austenit bersifat lunak dan ulet,sehingga
mudah dibentuk dan besifat ferromagnetik.
3. Besi delta
Besi delta memiliki bentuk sel satuan BCC dengan daya larut karbon 0,1 %,tetapi terjadi
pada temperature 1350 – 15350 C.
4. Sememtit
Sememtit merupakan suatu senyawa antara atom Fe dengan atom C.Sememtit bersifat
sangat keras,kurang ulet dan kurang kuat getas.
6. Continous Cooling Transformation (CCT).
Diagram Continous Cooling Transformation Fe-Fe3C
Gambar 1.4
Hubungan antara laju pendinginan dan mikrostruktur yang terbentuk digambarkan dalam
diagram yang menghubungkan waktu temperatur dan transformasi yang dikenal dengan
diagram continous cooling transformation (CCT).
Gambar 15 menunjukkan bahwa struktur martensit dihasilkan dengan pencelupan di air
dengan waktu ( 1-10 ) detik.Sedangkan struktur martensit dan pearlit diperoleh dengsn
pencelupan di oli dengan waktu ( 10 -100 ) detik.Struktur bainet dan pearlit diperoleh dengan
pendinginan di udara dengan waktu lebih kurang ( 9050 – 10000 ) detik dan struktur mikro
pearlite diperoleh dengan pendinginan di dapur pada waktu lebih besar dari 100000 detik.
Gambar 1.5 menunjukkan bila laju pendinginan menurun berarti waktu pendinginan dari
temperatur austenit juga menurun,sehingga mikro struktur yang terbentuk adalah dari
gabungan fasa ferrit – fasa pearlit ke fasa ferrit – fasa pearlit –fasa bainit – fasa
martensit,kemidian ke fasa bainit – fasa martensit dan akhirnya pada laju tinggi sekali
mikrostruktur akhirnya fasa martensit.Pembentukan fasa martensit terjadi dekomposisi fasa
austensit dalam fasa ferrit (α ) + karbida (c) .Hal ini berarti bahwa ada waktu untuk karbon
untuk berdifusi dan berkosentrasi dalam karbida sehingga fasa ferrit kekurangan karbon bila
fasa austensit didinginkan dengan sangat cepat ( quenching ). Struktur FCC austensit akan
berubah menjadi struktur BCT (body centered tetragonal) martensit, pada transformasi
ini.Transformasi martensit tidak melewati proses difusi, maka ia terjadi seketika sehingga
laju transformasi martensit adalah tidak bergantung waktu. Pada struktur martensit masih
didapati struktur austenit yang tidak sempat bertransformasi.Disamping itu tegangan internal
karena proses quencning juga memberikan efek perlemahan. Ketangguhan dan keuletan
martensitm bisa ditingkatkan dan tegangan internal bisa dibuang dengan cara perlakuan panas
yang disebut tempering. Tempering dilakukan dengan memanaskan baja martensit sampai
temperatur dibawah eutectoid pada periode waktu tertentu. Biasanya temering dilakukan pada
temperatur antara 250-6500 C.Tegangan internal akan hilang pada suhu ± 2000 C.Proses
tempering akan membentuk “tempered maetensite”.
Foto struktur mikro tempered martensite sama dengan spheroidit hanya partikel sementit
lebih banyak dan lebih kecil. Tempered martensit mempunyai sifat sekeras dan sekuat
matensit namun ketangguhan dan keuletan lebih baik. Hubungan antara tegangan tarik,
kekuatan luluh dan keuletan terhadap temperatur temper pada baja paduan bisa dilihat pada
gambar dibawah.
Pada proses tempering beberapa baja bisa mengalami penurunan ketangguhan, hal ini disebut
perapuhan temper. Fenomena ini terjadi bila baja ditemper pada suhu diatas 5750C dan
diikuti pendinginan lambat sampai temperatur ruangan, atau jika tempering dilakukan pada
suhu antara 375 – 5750C.
Perapuhaan ini disebabkan oleh kandungan elemen lain dalam jumlah yang cukup signifikan
seperti mangan, nikel, crom dan phospor, arsen, timah putih.
Perapuhan temper bisa dicegah dengan :
1. Pengontrolan komposisi
2. Tempering diatas 5750C atau dibawah 3750 C diikuti dengan quenching pada
temperatur ruang.
Ketangguhan baja yang telah mengalami perapuhan bisa diperbaiki dengan pemanasan
samapai kira-kira 6000C, dan kemudian secara cepat didinginkan sampai temperatur dibawah
300 0C.