RESISTANSI
Oleh :
KELOMPOK VI
NAMA :
ZAL ZABILAH
YUSWIDA
FATURRAHMAN
Dalam makalah ini kami mencoba untuk menjelaskan tentang ARUS SEARAH, RESISTANSI
Penyusunan makalah ini dilakukan dengan mengumpulkan sumber-sumber relevan.
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.................................................................................................................i
DAFTAR ISI...............................................................................................................................ii
BAB 1 PENDAHULUAN...........................................................................................................1
A. Latar Belakang................................................................................................................1
B. Rumusan Masalah...........................................................................................................1
BAB 2 PEMBAHASAN..............................................................................................................2
BAB 3 PEUTUP..........................................................................................................................10
A. Kesimpulan.....................................................................................................................10
B. Saran...............................................................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................................11
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam kebanyakan sirkuit arus searah dapat diasumsikan resistansi terhadap arus listrik
adalah konstan sehingga besar arus yang mengalir dalam sirkuit bergantung pada voltase dan
resistansi sesuai dengan hukum Ohm
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan Arus Searah, Resistansi ?
2. Bagaimana terjadinya arus listrik dan gerak muatan ?
3. Apa yang dimaksud dengan kuat arus listrik ?
4. Bagaimana proses adanya resistansi (Hukum Ohm) ?
5. Apa pengertian dari reasistivitas ?
6. Apa yang dimaksud dengan resistor seri dan parallel ?
7. Apakah yang dimaksud dengan daya listrik ?
BAB 2
PEMBAHASAN
Direct current (DC) atau yang disebut arus searah adalah elektron (listrik) yang bergerak
dari titik dengan energi potensial tinggi ke titik lain yang energi potensialnya lebih rendah.
Awalnya, arus searah dianggap sebagai arus listrik positif karena mengalir dari sumber positif ke
sumber negatifnya. Namun, setelah dilakukan penelitian dan pengamatan lebih lanjut, ternyata
arus searah adalah arus listrik negatif atau elektron. disebut listrik arus searah karena arus
listriknya mengalir dari kutub negatif ke kutub positif secara terus-menerus. Karena arah aliran
ini, listrik yang mengalir searah memiliki nilai dan arah yang tetap.
Contoh penggunaan listrik arus searah atau DC adalah penyaluran tenaga listrik yang
diciptakan Thomas Alfa Edison pada akhir abad ke-19. Beberapa contoh lain penggunaan arus
listrik searah yang kita temui sehari-hari adalah baterai, remot TV, kincir angin, dan lain-lain.
Secara matematis, sedikit banyaknya arus yang mengalir akan menghasilkan besaran yang disebut
kuat arus listrik. Kuat arus listrik dapat dihitung menggunakan rumus berikut :
I = Q/t
Keterangan:
Resistansi adalah kemampuan suatu benda mencegah dan menghambat aliran arus listrik.
Komponen elektronika yang dapat menghambat besarnya arus listrik yang mengalir dalam suatu
rangkaian disebut resistor. Satuan resistansi adalah Ohm (Ω) Berdasarkan hukum ohm “Besar
arus listrik yang mengalir melalui sebuah penghantar akan berbanding lurus dengan beda
potensial atau tegangan yang diterapkan kepadanya, dan berbanding terbalik dengan
hambatannya.”
Hukum dasar untuk mengukurnya adalah Hukum Ohm. Menurut hukum ohm arus yang
mengalir pada suatu material berbanding terbalik dengan materialnya jika tegangannya konstan.
Hukum ini dinyatakan sebagai V = IR, di mana V adalah tegangan atau beda potensial di seluruh
material, I adalah arus yang mengalir melalui material dan R adalah resistansi yang ditawarkan
oleh material. SI unit resistansi diwakili oleh simbol Ω Yunani. Beberapa material dengan
propertinya digunakan dalam rangkaian listrik. Bahan-material ini dikenal sebagai Resistor.
Resistor tersedia dalam berbagai bentuk dan nilai. Simbol resistansi dari resistor diberikan di
bawah ini.
1. Resistansi Penghantar.
Terdapat 3 jenis resistansi berdasarkan penghantarnya, diantara lain yaitu:
Konduktor
Konduktor adalah benda yang bersifat sebagai penghantar listrik yang baik
karena mempunyai resisitivitas yang rendah. contohnya adalah tembaga,
emas, besi, perak dll.
Isolator
Isolator adalah benda yang memiliki sifat tidak dapat mengantarkan listrik
dikarenakan memiliki nila risistivitas yang tinggi. Contohnya yakni plastik,
karet, kertas, dan kaca.
Semikonduktor
Semikonduktor adalah benda yang memiliki kedua sifat dari konduktor dan
isolator. Contohnya yaitu silikon dan germanium.
2. Resistansi Sambungan.
Resistansi Sambungan adalah hambatan yang terjadi karena penyambungan antar
komponen dalam sebuah rangkaian.Contohnya seperti sambungan antara kabel dan
terminal baterai yang longgar sehingga menyebabkan panas pada suatu rangkaian.
3. Resistansi Suhu.
Resistansi suhu adalah hambatan listrik yang dapat dipengaruhi oleh naik
turunnya suhu. Jadi, apabila suhu naik maka nilai hambatan juga ikut naik. Contoh
dari jenis resistansi ini adalah pada saat kita mengecas HP, semakin bertambahnya
baterai maka akan terjadi penurunan kecepatan dalam pengisian akibat terjadinya
overheat pada suhu HP tersebut.
Arus listrik adalah sebuah aliran yang terjadi akibat jumlah muatan listrik yang mengalir
dari satu titik ke titik lain dalam suatu rangkaian tiap satuan waktu. Arus listrik juga terjadi akibat
adanya beda potensial atau tegangan pada media penghantar antara dua titik. Semakin besar nilai
tegangan antara kedua titik tersebut, maka akan semakin besar pula nilai arus yang mengalir pada
kedua titik tersebut. Satuan arus listrik dalam internasional yaitu A (ampere), yang dimana dalam
penulisan rumus arus listrik ditulis dalam simbol I (current).
Pada umumnya, aliran arus listrik sendiri mengikuti arah aliran muatan positif. Dengan
kata lain, arus listrik mengalir dari muatan positif menuju muatan negatif, atau bisa pula diartikan
bahwa arus listrik mengalir dari potensial menuju potensial rendah. Berdasarkan arah alirannya,
arus listrik dibagi menjadi 2 (dua) kategori, yakni :
1. Arus Searah (Direct Current/DC), dimana arus ini mengalir dari titik berpotensial tinggi
menuju titik berpotensial rendah.
2. Arus Bolak-Balik (Alternating Current/AC), dimana arus ini mengalir secara berubah-ubah
mengikuti garis waktu.
Kuat arus listrik adalah ukuran jumlah muatan listrik yang melewati titik mana pun per
satuan waktu. Makin kuat suatu arus listrik, maka makin banyak muatan listrik yang mengalir
dalam satuan waktunya.
Kuat arus adalah besaran fisika yang memiliki satuan ampere (A) yang diambil dari nama
seorang pendiri ilmi elektrodinamika bernama Andre Marie Ampere. Selain ampere (A), kuat
arus listrik dapat dinyatakan dalam satuan coloumb (C). Satu ampere (A) sama dengan satu
coulomb, dan satu coulomb sama dengan 6,2 x 10^18 elektron per detik. Dalam jumlah yang
lebih kecil, kuat arus listrik dapat dinyatakan dalam satuan miliampere (mA). Satu miliampere
setara dengan 0,001 ampere.
1. Menurut hukum Ohm kuat arus listrik berbanding lurus dengan beda potensial atau tegangan
dan dihambat oleh resistansi, sehingga.kuat arus menurut hukum Ohm adalah:
Dengan
I: kuat arus listrik (A)
V: tegangan listrik (V)
R: hambatan atau resistansi (?)
2. Rumus pada rangkaian seri, arus yang mengalir pada setiap komponen adalah sama. Artinya,
kuat arus total rangkaian sama dengan kuat arus yang mengalir pada tiap komponennya.
Sehingga, rumus kuat arus rangkaian seri adalah:
3. Kebalikan dari rangkaian seri, pada rangkaian paralel kuat arus yang mengalir tidak sama
pada setiap komponennya. Kuat arus total dibagi-bagi untuk setiap komponen berdasarkan
perbedaan hambatannya. Sehingga, rumus kuat arus rangkaian paralel adalah:
Proses adanya resistansi mengacu pada hukum ohm, yang menyatakan bahwa arus yang
mengalir melalui suatu konduktor (misalnya kawat) proporsional dengan beda potensial
(tegangan) yang diterapkan pada konduktor tersebut, dan invers proporsional dengan resistansi
konduktor. Dalam proses ini, resistansi berperan sebagai hambatan terahadap aliran arus.
Semakin besar resistansi suatu konduktor, semakin besar hambatan terhadap aliran arusnya.
Dalam kehidupan sehari-hari, kita dapat melihat contoh penerapan hukum Ohm pada televisi,
lampu, senter, dan radio.
F. Resistivitas
Resistivitas merupakan nilai tahanan jenis atau hambatan jenis suatu bahan dalam per satuan
panjang. Suatu bahan / material memiliki nilai resitivitas (tahanan jenis) yang berbeda sehingga
sangat mempengaruhi daya hantar listriknya. Semakin tinggi nilai resistivitas suatu bahan maka
kemampuan hantar listriknya semakin menurun (buruk).
Resistor seri
Resistor seri adalah suatu rangkaian listrik, di mana input suatu komponen berasal dari
output komponen lainnya, rangkaian seri terdiri dari dua atau lebih beban listrik yang
dihubungkan ke satu daya lewat satu rangkaian. Cirinya yaitu arus yang mengalir pada
masing-masing elemen sama besar, tegangan listrik akan dibagi sama besar, beban listrik
yang dihubungkan dalam rangkaian seri akan menyebabkan naik atau turunnya arus yang
mengalirdalam rangkaian.
Kelebihan dari rangkaian seri yaitu Proses pembuatan rangkaian seri cukup mudah
karena bentuknya yang sederhana, hemat biaya karena tidak membutuhkan banyak kabel dan
saklar (cukup 1 saklar), tidak suli tuntuk melakukan pemeriksaan saat terjadi kerusakan
karena tidak banyak komponen yang harus diperiksa. Kekurangan dari rangkaian seri yaitu
jika salah satu komponen rusak, maka seluruh komponen akan mati atau tidak berfungsi,saat
dipasang beberapa lampu, maka nyala lampu tidak sama terang, Penggunaan listrik tidak
efisien karena hambatan total rangkaian yang besar.
Resistor Parallel
Resistor parallel adalah sebuah rangkaian yang terdiri dari 2 buah atau lebih Resistor
yang disusun secara berderet atau berbentuk Paralel. Sama seperti dengan Rangkaian Seri,
Rangkaian Paralel juga dapat digunakan untuk mendapatkan nilai hambatan pengganti.
Perhitungan Rangkaian Paralel sedikit lebih rumit dari Rangkaian Seri.
H. Daya Listrik
Daya listrik adalah besarnya energi listrik yang diserap oleh suatu rangkaian setiap satuan
waktu. Semakin besar daya listrik pada suatu rangkaian, semakin besar pula energi yang
akan diserap.
Keterangan:
P = daya listrik (watt);
W = energi listrik (J); dan
t = waktu (s).
Oleh karena W = VIt, maka:
Dengan:
V = tegangan listrik (V);
R = hambatan (ohm); dan
I = kuat arus listrik (A).
1. Watt
Watt adalah satuan internasional (SI) untuk daya listrik. Satuan ini diambil dari nama
penemunya, yaitu James Watt.
2. Joule/s
Daya listrik merupakan hasil pembagian antara energi listrik yang bersatuan
Joule dan waktu yang bersatuan sekon. Itulah mengapa, daya juga bisa dinyatakan
sebagai Joule/s, dengan 1 Joule/s = 1 watt.
3. VA
Di persamaan kedua, rumus daya dinyatakan sebagai P = VI. Oleh sebab itu,
satuan dayanya juga bisa dinyatakan sebagai VA, dengan V satuan tegangan (V) dan A
satuan dari kuat arus listrik (I), di mana 1 VA = 1 Joule/s = 1 watt.
4. HP
HP atau horse power atau tenaga kuda merupakan satuan daya yang digunakan
pada masa lalu. Satuan ini mengacu pada perbandingan kemampuan mesin uap dan
tarikan kuda, di mana 1 hp = 745,7 watt.
Contoh Soal :
Contoh Soal Daya Listrik
Contoh Soal 1
Fero menyalakan lampu berdaya 10 watt selama 8 jam. Berapakah besarnya energi listrik
yang dibutuhkan untuk menyalakan lampu Fero?
Pembahasan:
Diketahui:
P = 10 watt
t = 8 jam = 8 × 3.600 = 28.800 s
Ditanya: W =..?
Jawab:
Untuk mencari besarnya energi listrik, gunakan persamaan berikut.
Jadi, besarnya energi yang dibutuhkan untuk menyalakan lampu selama 8 jam adalah 288 kJ
Contoh soal 2
Hukum Ohm
1. Tiga buah hambatan disusun secara seri, masing-masing nilainya 4 ohm, 3 ohm dan
5 ohm. Hambatan ini kemudian dipasang pada tegangan 120 volt. Hitunglah
besarnya tegangan pada hambatan 3 ohm.
Jawab:
R1 = 4 ohm
R2 =3 ohm
R3 =5 ohm
V = 120 volt
V=I.R
VR2 = I X R2
= 10 X 3
= 30 volt
2. Tiga buah hambatan dihubungkan secara paralel. Hambatan tersebut masing masing
bernilai 2 ohm, 1 ohm dan 2 ohm. Jika rangkaian hambatan tersebut dihubungkan
pada tegangan 12 volt, hitunglah besarnya kuat arus total dan kuat arus yang
mengalir pada hambatan 1 ohm.
Jawab:
R1 = 2 ohm
R2 = 1 ohm
R3 = 2 ohm
V = 12 volt
= ½ + 1/1 + ½
= 4/2
Rtotal = ½ ohm
V = Itotal X Rtotal
PENUTUP
A. Kesimpulan
Arus searah (bahasa Inggris: direct current) adalah arus listrik yang nilainya tidak
berubah. Arah pengaliran arus listriknya hanya positif atau hanya negatif saja. Arus searah
didefinisikan sebagai arus listrik yang mempunyai nilai tetap atau konstan terhadap satuan waktu.
Nilai ini ditinjau dari pengaliran arus listrik pada waktu yang berbeda dan akan selalu
mendapatkan nilai yang sama. Sumber tegangan listrik dan arus searah diperoleh dari elemen-
elemen seperti elemen volta, baterai, dan akumulator, yang merupakan suatu energi listrik yang
mengalir secara merata pada setiap saat.
B. Saran
Dengan penulisan makalah ini semoga dapat bermanfaat dan menjadi acuan bagi
pembaca untuk lebih memahami tentang arus searah dan resistansi.
DAFTAR PUSTAKA
http//www.google.com
http://stellarclyne.!ordpress.com/2010/08/22hello-world/