Anda di halaman 1dari 20

ARUS DAN KONDUKTOR

DOSEN PENGAMPU: NAZARUDDIN NASUTION, M.pd.

OLEH :

1. MUHAMMAD NATSIR (0705173089)


2. DWI UTAMI PANGGABEAN (0705172036)
3. MEIDA SARI (0705172031)
4. MINTA ITO (0705171006)

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUMATERA UTARA


FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
PROGRAM STUDI FISIKA
T.A.2019/2020
A. ARUS LISTRIK

Dalam dunia elektro arus bukanlah hal yang jarang didengar, bahkan arus adalah hal yang
paling utama dalam dunia elektro,tanpa ada arus maka semua perangkat-perangkat elektronik
tidak akan dapat berjalan dan berfungsi dan hanya akan menjadi hiasan di rumah saja. Adapun
arus yang dimaksud dalam dunia elektro adalah arus listrik. Arus listrik ini merupakan suatu
energi yang bisa diubah menjadi energi yang bermacam-macam contohnya adalah energi
gerak,energi panas,cahaya,kimia, dan lain sebagainya.

Adapun pengertian arus itu sendiri ialah suatu gerak muatan yang berasal dari satu daerah
ke daerah lain, dan pergerakan-pergerakan muatan yang terdapat pada alat-alat elektro ataupun
teknologi itulah yang disebut dengan arus. Arus akan muncul apabila suatu penghantar listrik
atau sering disebut konduktor dihubungkan pada sumber listrik dan akan menimbulkan suatu
energi seperti energi panas. Menurut beda potensialnya, kuat arus yang mengalir dan lamanya
arus yang mengalir akan menimbulkan suatu energi yaitu energi panas, dan apabila penghantar
atau konduktor tersebut diputuskan atau tidak di hubungkan lagi dengan aliran listrik maka
energi yang ditimbulkan akan hilang.

Adapun jenis-jenis aliran listrik atau arus listrik yang umum diketahui adalah arus searah,
arus bolak-balik, dan arus tiga fase, berikut pembahasannya:

 Arus searah adalah aliran elektron dari suatu titik yang energi potensialnya tinggi ke titik
yang lain yang dimana energi potensialnya lebih rendah, dahulu arus searah ini dianggap
sebagai arus positif yang mengalir dari ujung positif menuju ke ujung negatifnya. Arus
searah ini sering disebut sebagai Direct Current (DC). Arah aliran arus searah tidak
berubah alias tegangannya searah, dari kutub yang satu ke kutub yang lain, seperti arus
listrik pada aki atau sel surya.

1
Rangkaian arus searah.

 Arus bolak-balik adalah arus listrik yang dimana besarnya dan arahnya arus berubah-
ubah secara bolak-balik. Berbeda dengan arus searah yang mana arah arusnya tidak
berubah-ubah. Arus bolak-balik ini sering disebut Alternating Current (AC). Biasanya
listrik sebagai arus bolak-balik dipilih frekuensi 50 hertz (HZ) yang berbentuk sinus.

Arus bolak balik

 Arus tiga fase adalah arus bolak balik yang menggunakan tiga (3) penghantar yang
mempunyai tegangan sama tetapi berbeda pada sudut fase sebesar 1200 yang mempunyai
sifat bahwa jumlah arus atau tegangan pada setiap saat sama dengan nol. Arus tiga fase
ini biasanya digunakan untuk pergerakan motor atau dianamo.

Arus tiga fase pada dynamo

2
Dalam gaya Elektrostatis, yang dimana diketahui bahwa Elektrostatis itu adalah gaya
yang timbul pada dua benda yang memiliki muatan listrik statik. Jika muatannya sama atau
sejenis maka akan saling menolak sementara jika muatannya berlawanan jenis maka akan saling
menarik dan muatan itu terdapat di dalam konduktor.

Didalam konduktor medan listrik itu adalah nol, dan tidak ada arus. Akan tetapi bukan
berarti di dalam konduktor itu semua muatan diam. Dalam logam biasa seperti tembaga dan
aluminium, sebagian besar elektron bebas bergerak didalam material konduksi itu. Elektron –
elektron ini bergerak bebas bergerak acak dalam semua arah, menyerupai molekul gas tetapi
dengan pergerakan atau laju yang lebih besar. Namun demikian elektron itu tidak melepaskan
diri dari material konduksi, karena elektron itu ditarik ke ion positif material itu. Gerak
elektronnya acak, sehingga tidak ada aliran muatan netto dalam sebarang arah sehingga tidak ada
arus. Arus listrik adalah sebuah aliran yang bermuatan listrik yang melewati kawat penghantar
tiap satuan waktu. Arah arus listrik biasanya searah dengan gerak muatan positip dan banyaknya
muatan listrik yang mengalir melalui penghantar setiap satuan waktu dan biasa disebut dengan
kuat arus. Kuat arus dapat ditulis dengan persamaan:

∆𝑄
I = = Ampere
∆𝑡

Dimana :

I = Arus listrik ( Ampere )

∆𝑄 = jumlah muatan yang melalui penghantar ( Coloumb )

∆𝑡 = interval waktu ( sekon )

Arus listrik diukur dalam Coloumb/sekon, satuan ini sering disebut dengan istilah ampere (A
atau Amp ), diberi nama Fisikiawan Prancis Andre Ampere (1755-1836). Maka, 1 A= 1 C/s.

Untuk mendefenisikan arus listrik secara tepat, misalkan muatan listrik bergerak vertical
menuju luas permukaan. Luas ini adalah luas penampang silang sebuah kawat, sebagai contoh.
Arus listrik adalah kelajuan muatan listrik mengalir melalui permukaan ini. Jika ∆𝑄 adalah
jumlah muatan listrik yang mengalir melalui luas pada selang waktu ∆𝑡, maka arus listrik rata-
rata adalah sama dengan rumus yang teah dijelaskan di atas. Jika laju aliran muatan listrik

3
berubah-ubah terhadap waktu, maka dapat didefenisikan arus listrik sesaat sebagai limit turunan
dari arus listrik rata-rata :

𝑑𝑄
𝐼= 𝑑𝑡

Satuan SI untuk arus listrik adaah Ampere (A) :

1𝐶
1𝐴 =
1𝑠

Artinya, arus listrik sebesar 1 A sama dengan muatan listrik sebanyak 1C yang melalui
suatu luas permukaan dalam 1s.

Arus dapat mengalir dalam sebuah rangkaian jika terdapat lintasan penghantar yang
kontiniu. Maka disebut rangkaian tertutup Jika rangkaian terputus disebut rangkaian tertutup
seperti : kawat putus, rangkaian terputus, dan lain sebagainya. Arah dari arus listrik biasanya
berlawanan dengan arah mengalirnya electron, ketentuan arah arus ini hanyalah sebuah
kesepakatan yang dilakukan sebelum diketahui bahwa penyebab utama timbulnya arus listrik
adalah partikel bermuatan negative (electron bebas), meskipun pada beberapa bahan ada pula
yang disebabkan muatan positif.

Apabila ditindak lanjuti, muatan itu mengalami gaya dan demikian bergerak. Dari
pernyataan hal itu kita dapat mendefinisikan arus yang terkait dengan aliran muatan. Satuan arus
diberi nama Ampere (A). Dengan konvensi,aliran arus dalam arah gerakan muatan positif.

Dalam banyak bahan terdapat hubungan sederhana antara perbedaan potensial V yang
diberikan pada dua titik, dan arus I yang dihasilkan antara titik-titik tersebut..

V = IR

Pada arus terdapat arah arus yang memaksa partikel bermuatan positif untuk bergerak
melalui loop, oleh medan listrik. Pembawa muatan positif akan bergerak menjauh dari terminal
positif baterai dan menuju terminal negative. Meskipun arus listrik adalah aliran muatan yang
bergerak, tidak semua muatan yang bergerak mengandung arus listrik. Jikapun terdapat arus
listrik yang melalui suatu permukaan, pasti ada yang melalui permukaan itu.

4
Arus listrik dapat diukur dalam satuan Coulomb/detik atau Ampere. Contoh arus listrik
dalam kehidupan sehari-hari berkisar dari yang sangat lemah dalam satuan mikroAmpere seperti
di dalam jaringan tubuh hingga arus yang sangat kuat 1-200 kiloAmpere (kA) seperti yang
terjadi pada petir.Dalam kebanyakan sirkuit arus searah dapat diasumsikan resistansi terhadap
arus listrik adalah konstan sehingga besar arus yang mengalir dalam sirkuit bergantung pada
voltase dan resistansi sesuai dengan hukum Ohm.

Arus listrik atau dalam bahasa Inggris sering disebut dengan Electric Current adalah
muatan listrik yang mengalir melalui media konduktor dalam tiap satuan waktu. Muatan listrik
pada dasarnya dibawa oleh Elektron dan Proton di dalam sebuah atom. Proton memiliki muatan
positif, sedangkan Elektron memiliki muatan negatif. Namun, Proton sebagian besar hanya
bergerak di dalam inti atom. Jadi, tugas untuk membawa muatan dari satu tempat ke tempat
lainnya ini ditangani oleh Elektron. Hal ini dikarenakan elektron dalam bahan konduktor seperti
logam sebagian besar bebas bergerak dari satu atom ke atom lainnya.

Arus listrik yang mengalir pada penghantar dapat berupa arus searah atau direct current (DC) dan
dapat berupa arus bolak-balik atau alternating current (AC). Aliran arus listrik pada kawat kita
kenal sebagai arus listrik. Aliran muatan dapat berupa muatan positif (proton) dan muatan negatif
(elektron). Pada dasarnya rangkaian listrik dibedakan menjadi dua, yaitu rangkaian listrik
terbuka dan rangkaian listrik tertutup. Rangkaian listrik terbuka adalah suatu rangkaian yang
belum dihubungkan dengan sumber tegangan, sedangkan rangkaian listrik tertutup adalah suatu
rangkaian yang sudah dihubungkan dengan sumber tegangan. Arah aliran elektron dari potensial
rendah ke potensial tinggi (berlawanan dengan arah aliran muatan positif). Namun hal ini tidak
menjadikan masalah, karena banyaknya elektron yang mengalir dalam suatu penghantar sama
dengan banyaknya muatan listrik positif yang mengalir, hanya arahnya yang berlawanan. Jadi,
arus listrik tetap didefinisikan berdasarkan aliran muatan positif yang disebut arus konvensional
Percobaan Arus Listrik.

Pada baterai terdapat dua kutub yang potensialnya berbeda. Jika kedua kutub tersebut
dihubungkan dengan lampu melalui kabel, maka akan terjadi perpindahan elektron dari kutub
negatif ke kutub positif atau terjadi arus listrik dari kutub positif ke kutub negatif, sehingga
lampu dapat menyala. Selanjutnya, jika baterai yang digunakan dua buah, maka lampu akan
menyala lebih terang. Jika baterai yang digunakan tiga buah, maka lampu menyala makin terang.

5
Mengapa demikian? Hal ini disebabkan beda potensial kutub positif dan kutub negatifnya makin
besar sehingga muatan-muatan listrik yang mengalir pada penghantar makin banyak atau arus
listriknya makin besar. Besarnya arus listrik (disebut kuat arus listrik) sebanding dengan
banyaknya muatan listrik yang mengalir. Kuat arus listrik merupakan kecepatan aliran muatan
listrik. Dengan demikian, yang dimaksud dengan kuat arus listrik adalah jumlah muatan listrik
yang melalui penampang suatu penghantar setiap satuan waktu.

Muatan-muatan listrik yang bergerak menghasilkan sebuah arus listrik. Satuan arus listrik
adalah ampere (A) yang di definisikan sebagai laju pergerakan muatan melewati suatu titik acuan
tertentu (menembus suatu bidang acuan tertentu) sebesar satu coulomb per detik. Arus listrik
dilambangkan oleh huruf I, Arus dengan demikian didefinisikan sebagai pergerakan muatan
listrik positif meskipun di dalam bahan-bahan konduktor arus ditimbulkan oleh pergerakan-
pergerakan elektron.

Di dalam teori medan elektromagnetika, umumnya berbicara dalam konteks sebuah titik di
dalam ruang ketimbang didalam skala ruang itu sendiri sehingga sebuah konsep mengenai
kerapatan arus listrik akan sangat membantu kita di dalam mengkaji medan listrik. Meskipun
arus listrik adalah aliran muatan yang bergerak, tidak semua muatan yang bergerak mengandung
arus listrik. Jika akan terdapat arus listrik yang melalui suatu permukaan, pasti akan ada aliran
muatan yang melalui permukaan itu. Dua contoh berikut akan memperjelas artinya:

1. Elektron bebas (elektron induksi) dalam sutu kawat tembaga terisolasi berada dalam
gerak acak pada kecepatan yang merupakan kelipatan dari 106 m/s. jika kita membentuk
suatu bidang hipotetis melalui kawat tadi, elektron konduksi akan lewat melalui kawat
tersebut dalam kedua arah pada laju beberapa miliar per sekon- tetapi tidak ada ada
transpor neto muatan dan dengan demikian tidak ada arus yang melalui kawat. Namun,
jika kita menghubungkan ujung-ujung kawat ke baterai, sedikit mencondongkan arus
dalam satu arah dengan akibat sekarang terdapat transpor muatan dan dengan demikian
ada arus listrik yang melalui kawat.
2. Aliran air yang melalui slang di taman merepresentasikan aliran terarah dari muatan
positif (proton dalam molekul air) pada laju yang mungkin beberapa juta coulomb per
sekon. Namun tidak ada transport muatan, karena terdapat juga aliran paralel dari muatan

6
negatif (elektron dalam molekul air) dalam jumlah yang tepat sama dan bergerak dalam
arah yang tepat sama.

Dalam kerangka kerja fisika klasik, arus tunak (steady) dari electron konduksi yang
bergerak melalui konduktor logam seperti kawat tembaga. Suatu loop induksi terisolasi tanpa
melihat apakah ada muatan berlebih, semuanya pada potensial yang sama. Tidak ada medan
listrik yang berada di dalamnya atau sepanjang permukaannya. Meskipun elektron konduksi
tersedia, tidak ada gaya listrik yang bekerja padanya sehingga tidak ada arus.

Jika kita menyisipkan baterai ke dalam loop, loop konduksi tidak lagi berada pada potensial
tunggal. Medan listrik bekerja di dalam material yang menyusun loop, mengerahkan gaya pada
elektron konduksi, menyebabkan elektron-elektron tersebut bergerak dan membangkitkan arus.
Setelah suatu waktu yang sangat singkat, aliran elektron mencapai nilai konstan dan arus berada
dalam keadaan tunak (steady state) artinya tidak bervariasi seiring waktu.

ARAH ARUS

Panah arus digambar searah dengan pergerakan pembawa muatan positif, bahkan jika
pembawa muatan sebenarnya adalah negatif dan bergerak dalam arah yang berlawanan. Kita
menggambarkan panah-panah arus dalam arah yang memaksa partikel yang bermuatan posititif
untuk bergerak melalui loop, oleh medan listrik. Pembawa muatan positif seperti ini akan
bergerak menjauh dari terminal positif baterai dan menuju terminal negative. Sebenarnya
pembawa muatan di loop tembaga adalah elektron dan dengan demikian bermuatan negatif.
Medan listrik memaksa elektron-elektron untuk bergerak dalam arah yang berlawanan dengan
panah arus, dari terminal negatif ke terminal positif.

DENSITAS ARUS

Pada arus I dalam sebuah konduktor tertentu. Di saat mengambil pandangan lokal dan
mempelajari aliran muatan yang melalui penampung-melintang konduktor pada titik tertentu.
Untuk mendeskripsikan aliran ini kita dapat menggunakan densitas arus → yang memiliki arah
𝐽

yang sama dengan kecepatan muatan yang bergerak jika muatan tersebut positif dan arah yang
berlawanan jika muatan tersebut negatif. Untuk setiap elemen pada penampang ini, magnitude J
sama dengan arus persatuan luas yang melalui elemen tersebut. Kita dapat menuliskan jumlah

7
arus yang melalui elemen sebagai →. → adalah vektor luas dari elemen tersebut, yang tegak
𝐽 𝑑𝐴

lurus terhadap elemen. Jika arus adalah seragam di seluruh permukaan dan parallel dengan →
𝑑𝐴

maka → juga seragam dan paralel.


𝐽

Arus listrik atau dalam bahasa Inggris sering disebut dengan Electric Current adalah
muatan listrik yang mengalir melalui media konduktor dalam tiap satuan waktu. Muatan listrik
pada dasarnya dibawa oleh Elektron dan Proton di dalam sebuah atom. Proton memiliki muatan
positif, sedangkan Elektron memiliki muatan negatif. Namun, Proton sebagian besar hanya
bergerak di dalam inti atom. Jadi, tugas untuk membawa muatan dari satu tempat ke tempat
lainnya ini ditangani oleh Elektron. Hal ini dikarenakan elektron dalam bahan konduktor seperti
logam sebagian besar bebas bergerak dari satu atom ke atom lainnya.

Atom dalam bahan konduktor memiliki banyak elektron bebas yang bergerak dari satu atom ke
atom lainnya dengan arah yang acak (random atau tidak teratur) sehingga tidak mengalir ke satu
arah tertentu. Namun ketika diberikan Tegangan pada konduktor tersebut, semua elektron bebas
akan bergerak ke arah yang sama sehingga menciptakan aliran arus listrik. Arus listrik atau
Electric Current biasanya dilambangkan dengan huruf “I” yang artinya “intesity (intensitas)”.
Sedangkan satuan Arus Listrik adalah Ampere yang biasa disingkat dengan huruf “A” atau
“Amp”. 1 Ampere arus listrik dapat didefinisikan sebagai jumlah elektron atau muatan (Q atau
Coulombs) yang melewati titik tertentu dalam 1 detik (I = Q/t).

Sedangkan dalam Hukum Ohm menyatakan bahwa besarnya Arus Listrik (I) yang mengalir
melalui sebuah penghantar atau konduktor adalah berbanding lurus dengan beda potensial atau
Tegangan (V) dan berbanding terbalik dengan hambatannya (R). Rumus Hukum Ohm adalah I =
V/R

Arus listrik dapat kita analogikan sebagai aliran air pada sebuah tangki air. Makin besar tekanan
airnya dan makin kecil hambatan pada pipa (ukuran pipa yang besar) maka jumlah aliran air juga
akan banyak. Demikian juga dengan aliran arus listrik, makin tinggi Tegangan yang diberikan
dan makin kecil hambatan listrik pada suatu rangkaian, makin besar pula Arus listriknya.
Tekanan air dapat mewakili Tegangan listrik (V) sedangkan hambatan yang kecil (ukuran pipa
yang besar) dapat mewakili Hambatan Listrik (R ).

8
Pada teori aliran arus listrik, kita mengenal ada dua teori tentang aliran arus listrik yaitu aliran
arus listrik konvensional (conventional current flow) dan aliran elektron (electron flow).

Aliran Arus Listrik Konvensional (Conventional Current Flow)

Secara konvensional kita sering menyebutkan bahwa aliran listrik dalam suatu rangkaian
elektronika adalah mengalir dari arah positif (+) ke arah negatif (-). Arah aliran arus
konvensional ini adalah aliran arus yang menggunakan prinsip muatan, dimana arus listrik atau
current sering didefinisikan sebagai aliran muatan listrik positif pada suatu penghantar dari
potensial tinggi ke potensial rendah. Namun arah aliran arus listrik ini berlawanan dengan prinsip
aliran elektron pada suatu penghantar. Konsep rangkaian dengan aliran arus listrik konvensional
ini digunakan untuk mempermudahkan pemahaman terhadap arah aliran muatan listrik yaitu dari
postif ke negatif.

Aliran Elektron (Electron Flow)

Arah aliran Elektron ini berlawanan dengan arah aliran arus listrik konvensional. Karena pada
dasarnya elektron adalah partikel yang bermuatan negatif dan bergerak bebas yang ditarik ke
terminal positif. Dengan demikian, arah aliran listrik pada suatu rangkaian adalah aliran elektron

9
dari kutub negatif baterai (katoda) dan kembali lagi ke kutub positif baterai (anoda). Jadi arah
aliran elektron adalah dari arah negatif (-) ke arah positif (+).

Pengertian Arus Listrik DC dan Arus Listrik AC

Ada dua jenis arus listrik berdasarkan arah aliran listriknya. Arus listrik yang mengalir satu arah
atau pada arah yang sama disebut dengan Arus Searah atau dalam bahasa Inggris disebut dengan
Direct Current yang disingkat dengan DC. Contoh sumber Arus searah adalah seperti Baterai,
Aki, Sel Surya dan Pencatu Daya (Power Supply).

Sedangkan arus listrik yang mengalir dengan arah arus yang selalu beubah-ubah disebut dengan
Arus Bolak-balik atau dalam bahasa Inggris disebut dengan Alternating Current yang disingkat
dengan AC. Bentuk gelombang AC pada umumnya adalah gelombang Sinus. Namun pada
aplikasi tertentu juga terdapat bentuk gelombang segitiga dan bentuk gelombang persegi. Contoh
sumber Arus bolak-balik adalah listrik PLN dan listrik yang dibangkitkan oleh generator listrik.
Selain itu, gelombang audio dan gelombang radio juga merupakan bentuk gelombang AC.

B. KONDUKTOR

A. Pengertian Konduktor

Konduktor adalah benda yang dapat menghantarkan arus listrik. Intinya jika benda konduktor
jika dialiri arus listrik maka arus listrik dapat mengalir. Semua jenis logam merupakan konduktor
tembaga, besi, aluminium adalah jenis konduktor. Dalam dunia elektronika sering kita melihat
Instalasi rumah menggunakan kabel atau kawat tembaga untuk mengalirkan arus listrik. Itulah
salah satu fungsi dari bahan konduktor ini.

Perlu kita ketahui bahwa emas adalah bahan penghantar listrik atau panas yang paling
baik. Akan tetapi karena harga yang mahal. Maka tembaga dan alumunium yang paling efektif
dan efisien untuk dipakai. Penghantar yang bagus adalah yang memiliki tahanan jenis yang
rendah.

10
Adapun contoh konduktor salah satunya adalah kabel, bumi juga termasuk konduktor
oleh karena itu banyak di pasang ground pada rumah-rumah. Alasan kenapa ground atau
pertahanan di pasang agar apabila terjadi kebocoran listrik akan langsung menuju ke tanah
sehingga tidak melukai penghuni rumah, contoh konduktor lain adalah tubuh manusia, itu
sebabnya manusia bisa kontak karena sebagian besar dalam tubuh manusia mengandung air.

Konduktor ialah suatu bagian utama sebuah peralatan dan penginstalasi listrik, dimana ia
memiliki suatu fungsi untuk mengalirkan arus dari satu bagian ke bagian lain begitu pula
untuk menyambungkan bagian-bagian yang di susun yang memiliki tegangan sama. Suatu
bahan konduktor yang paling banyak dipakai ialah tembaga dan aluminium. Jika dipandang
dari jenis isolasi yang dipakai,konduktor memiliki dua bagian, yaitu konduktor atau kawat
telanjang dan konduktor yang berisolasi atau berkabel.

Terdapat juga pada sistem tenaga listrik,konduktor yang bertegangan tinggi ditemukan
pada transmisi,gardu induk,jaringan distribusi dan panel daya. Konduktor atau disebut juga
kawat telanjang dipakai untuk mengalirkan energy listrik dari satu gardu induk ke gardu
induk lainnya.,dan dari gardu induk ke trafo distribusi. Konduktor telanjang bisa juga dipakai
pada gardu induk dan panel sebagai rel pembagi daya. Kabel tegangan tinggi dipakai untuk
jaringan distribusi, umumnya pada perkotaan dimana orang yang bertempat tinggal disana
tersusun rapat. Kabel tegangan tinggi dipakai sebagai penyaluran energy listrik dari generator
ke trafo daya,dari trafo daya ke panel control pada gardu induk dan dari panel control
kejaringan distribusi hantaran udara.

Pada bagian ini diuraikan jenis-jenis dari kawat telanjang dan kabel dan parameter dari
konduktor yang penting dipertimbangkan dari pemilihan ukuran konduktor untuk keperluan
suatu instalasi.

B. Sifat-sifat Konduktor

Konduktor juga memiliki sifat –sifat tertentu yaitu:

1. Medan listrik yang terdapat dalam konduktor sama dengan nol.


2. Muatan yang terdapat pada konduktor yang telah terisolir akan menyebar ke permukaan
konduktor.

11
3. Kuat medan listrik yang terdapat pada suatu titik konduktor tepatnya pada bagian luar
𝜎
konduktor yang bermuatan ialah sebesar E= ∈𝜎 , dimana 𝜎 menyatakan kerapatan muatan

atau banyaknya muatan per satuan luas pada titik itu.


4. Konduktor yang tempatnya tidak beraturan, maka muatan konduktor akan terkonsentrasi
pada luas permukaan yang lebih lancip.

C. Pembuktian Sifat-sifat Konduktor

Sifat pertama, bisa kita buktikan dengan menaruh sebuah lempeng konduktor pada salah satu
medan listrik uniform. Ketika medan listrik itu dibeikan, maka elektorn-elektron bebas yang
terdapat pada bagaian kanan konduktor akan bepindah tempat kebagian .kiri, sehingga terjadi
penimbunan muatan negative dibagian kiri konduktor. Maka membuat bagian itu bermuatan
negative dan sebelah kanannya bermuatan positive. Pada penumpukan muatan dibagian kiri dan
kanan menimbulkan medan lisrtik yang memiliki arah berlawanan dengan medan listrik pada
bagian luar. Penumpukan muatan akan terus berjalan sehingga terjadinya peristiwa
keseimbangan elektrostatik. Keseimbangan elektostatik menyebabkan medan listrik dan muatan-
muatan sama besar namun berlawanan arah dengan medan listrik luar. Jika kesetimbangan
elektrostatik sudah terjadi, maka medan listrik didalam konduktor sama dengan nol.

Sifat kedua, bisa kita buktikan dengan menggunakan Hukum Gauss. Pada hukum Gauss
terdapat nilai konduktor E = 0,sehingga fluks netto yang terdapat didalam kondukto sama dengan
nol. Sehingga tidak ada muatan didalam konduktor yang muatannya tersebar pada permukaan.

Sifat ketiga, bisa kita buktikan dengan Hukum Gaus dengan membuat ruangan tertutup yang
berbentuk silinder. Fluks netto yang terdapat dalam ruangan menyatakan besar muatan yang ada
dalam ruangan yaitu :

𝜎𝐴
EA = 𝜖0

𝜎
Atau 𝐸𝑘𝑜𝑛𝑑𝑢𝑘𝑡𝑜𝑟 = 𝜀
0

Sifat keempat, bisa kita buktikan dengan melihat sifat potensial pada konduktor. Pada hasil
ini menunjukkan bahwa potensial yang terdapat di seluruh permukaan konduktor sama. Untuk

12
membuktikaan bahwa ujung lancip konduktor memiliki kerapatan muatan yang lebih banyak,
bisa dibayangkan dengan dua buah bola konduktor dimana satunya berjari-jari 𝑅1 dan yang satu
lainnya berjari-jari 𝑅2 (𝑅2 > 𝑅1 ). Keduanya dimuati dangan muatan yang berpotensial
dipermukaan kedua bola sama besar. Hal ini menyatakan bahwa muatan konduktor akan
terkonsentrasi pada bagian lancip.

D. Jenis-jenis Konduktor

Sebuah konduktor juga memiliki jenis-jenisnya yaitu :

 Kawat Telanjang

Bila suatu konduktor bertegangan, disekitar konduktor akan timbul medan elektrik dan
medan elektrik tertinggi terdapat pada permukaan konduktor. Kuat medan listrik tersebut
terletak pada diameter dan kehalusan permukaan konduktor. Kuat medan elektrik yang terdapat
pada permukaan konduktor menyebkan semakin besar bila diameter konduktor semakin kecil
dan permukaannya kasar. Bila kuat medan elektrik dipermukaan melebihi kekuatan dielektrik
udara atau media di sekitarnya, maka pada udara dan media yang berhubungan dengan
permukaan konduktor menyebabkan pelepasan muatan. Sehingga pada peristiwa ini disebut
dengan Korona. Korona ini terdapat pada transmisi tegangan tinggi yang menghasilkan rug-rugi
daya dan gangguan komunikasi.

Untuk mengatasi korona ini, kuat medan listrik dipermukaan harus dikecilkan sehingga lebih
kecil dari kekuatan dielektrik udara atau media disekitarnya. Ini dapat dilakukan dengan
memperbesar memperluas diameter penampang konduktor, tetapi ini tidak ekonomis dan
mejadikan konduktor semakin kaku. Cara yg lain adalah memakai konduktor berongga,cara ini
hisa didapatkan dari konduktor yang berdiameter lebih besar dengan luas penampangnya yang
sama dengan konduktor massif.

 Kabel

Pada kabel terdapat suatu bagian inti yang disebut konduktor atau bahan isolasi, bahan
pengisi, bahan pengikat, bahan pelindung beban mekanik dan selubung pelindung luar yang
semua bahannya berbentuk suatu konstruksi yang menjadikan kabel fleksibel dsn mempunyai
kekuatan mekanis yang memadai.

13
Pada kabel tegangan tinggi biasanya memiliki inti tunggal dan inti tiga. Bahannya berasal
dari pilihan serat tembaga atau aluminium. Bentuk penampannya bukan lingkaran tetapi
berbentuk sektoral sehingga diameternya yang luar didapatkan luas penampang inti yang lebih
besar.

Inti yang dibalut dengan bahan isolasi yang sifatnya mekanis yaitu fleksibel sehingga
gampang digelar, dan perubahan kekuatan mekanis tidak sebegitu Nampak bila suhunya
berubah-ubah dari suhu kamar hinga suhu operasi.

Sifat termalnya yang umun yaitu mempunyai ketahanan termal yang tinggi ,koefisien muai
panas yang rendah,daya hantar panas yang tinggi dan tidak gampang terbakar. Sifar eletrik bahan
isolasi yang umum yaitu mempunyai kekuatan dielektik yang besar agar diameter luar bisa
dikecilkan hinga membuat ongkos pembuatan kabel berkurang.

Bahan isolasi yang banyak digunakan misalnya minyak, bahan polymer dan kertas yang
diserap minyak mineral. Bila bahan isolasi seperti bahan padat seperti polymer dan karet,
sehingga permukaan konduktor yang tidak begitu mulus maka antara konduktor dan isolasi
dapat terjadi rongga. Untuk menyelesaikannya maka konduktor dengan isolasi itu diberikan
lapisan tipis yang terbuat dari bahan silicon.

Ketiga inti kabel disatukan dengan bahan isolasi dengan isolasi pengikat. Ruang kosong yang
ada diantar masing-masing isolasi utama dengan isolasi pengikatnya dimasukkan bahan isolasi
yang lebih rendah seperti jerami atau potongan kertas. Setelah itu, isolasi pengikat dibalut
dengan selubung yang terbuat dari lempengan timah. Permukaan luar selubung yang terdapat
pada timah dilapisi dengan pita atau kawat baja untuk meninggikan kekuatan mekanis kabel
tersebut. Akan tetapi lapisan baja ini harus dilapisi dengan bahan anti karat.

Selubung timah yang dilapisi dengan bahan yang sifatnya bantal, berfungsi untuk melindungi
isolasi pengikatnya dari tegangan mekanis yang melampui batas. Setelah itu bantalan dibungkus
dengan pelindung yang berfungsi untuk melindungi kabel dari beban mekanis yang berasal dari
luar kabel, karena bahannya terbuat dari baja anti karat. Kemudian lapisan terakhir adalah
pembungkus yang mencegah masuknya air kedalam bahan pelindungnya.

14
Adapun jenis kabel yang lain yaitu kertas yang diresapi dengan minyak betekanan. Kabel ini
dipakai untuk transmisi tegangan tinggi. Minyak bertekanan ini bisa mengurangi terbentuknya
rongga-rongga gas dalam kabel, karena aliran minyak dalam kabel bisa segera mengisi rongga
tersebut dengan minyak. Dengan cara ini, kekurangan yang ada pada kabel berisolasi serat dapat
ditangani. Akan tetapi ongkos pembuatannya lebih besar karena adanya perangkat tambahan
yaitu alat untuk membuat minyak tetap bertekanan.

E. Parameter Konduktor

Jika pada salah satu konduktor diberikan arus listrik maka pada konduktor akan muncul
panas dikarenakan rugi-rugi daya dimana ini akan membuat suhu konduktor tersebut naik. Selain
itu, suhu konduktor bisa naik disebabkan karena adanya pemanasan yang berasal dari sumber
panas yang ada disekitarnya. Contohnya panas dari matahari, panas dari mesn-mesin, dan lain-
lain. Supaya s ifat fisis tidak dapat berubah, maka kenaikan suhu nya dikurangi sampai batas 75
derajat celcius. Maka dari itu arus kontinu yang menyebar pada konduktor itu harus dibatasi,
sehingga pada suhu tersebut jumlah panas yang muncul pada konduktor sama dengan jumlah
panas yang disebarkan konduktor kemedium sekitarnya. Arus terbesar yang dapat di salurkan
secara kontinu oleh suatu konduktor dimana arus tersebut tidak menimbulkan kenaikan suhu
konduktor yang lebih dari 75 derajat celcius. Dalam pemilihan suatu konduktor,penting
diperhatikan agar arus kontinu yang akan dialirkan tidak melebihi daya hantar arus konduktor
yang dipilih.

Jarak antar konduktor atau spasinya ditetapkan sedemikian mungkin hingga tidak terjadi
peluahan sebahagian atau korona dipermukaan konduktor. Maka dari itu perlu pengetahuan
tentang kuat medan elektrik pada permukaan yang terdapat pada masig-masing konduktor. Kuat
medan elektrik yang tertinggi harus lebih rendah dari kekuatan dielektriknya sebagai bahan
isolasi yang utama. Pada transmisi hantarannya udara kuat medan pada permukaan yang
direduksi dengan menggunakan penghantar berkas.

Kemudian jarak antar konduktor pada jaaringan hantartan udaranya selain dibatasi oleh
medan yang tertinggi tetapi juga dibatasi dengan ayunan konduktor jika ditiup angin. Jauh
ayunan yang tergantung pada kecepatan angin, diameter konduktor, berat jenis kondukor,

15
lendutan dan jarak rentangan. Konduktor yang lebih ringan harus lebih besar jaraknya antar
konduktornya daripada konduktor yang lebih berat.

Kemudian hal lain yang harus diperhatikan pada pemilihan konduktor yaitu pada
tahanannya.,kekuatan mekanisnya, jari-jari geometris rata-rata (GMR= geometric mean radius)
dan diameter luarnya. Tahanan pada konduktor berpengaruh terhadap rugi-rugi daya dan jatuh
tegangan atau voltage drop. Jika semakin besar tahanannya maka semakin besar pula rugi-rugi
daya dan jatuh tegangannya pada konduktor tersebut.

F. Pemilihan Ukuran Konduktor

Pemilihan ukuran konduktor dapat ditinjau dari beberapa segi, yaitu dari segi ekonomi dan
dari segi teknis. Adapun ditinjau dari segi ekonomi yaitu :ukuran konduktor itu dapat ditentukan
berdasarkan pertimbangan ekonomi sedangkan ditinjau dari segi teknisnya yaitu memiliki
beberapa syarat teknis yaitu :

1. Rugi-rugi watt (𝐼 2 R) yang terjadi pada konduktor yang tidak melebihi dari yang di
izinkan.
2. Jatuh tegangan (∆𝑉) yang terdapat pada konduktor tidak melebihi dari ketentuannya.
3. Pada saat beroperasi tidak terjadi korona pada permukaan konduktornya.

Contoh soal :

1. Kuat arus sebesar 0,067 A mengalir dalam suatu penghantar selama 2 menit. Tentukan
muatan listrik yang mengalir dalam penghantar tersebut ?
Pembahasan :

t = 2 menit = 120 s

Q = I.t = 0,067.120 = 8,04 C

2. Di dalam penghantar kawat yang penampangnya 1𝑚𝑚2 terdapat 3𝑥1021 elektron bebas
per 𝑚3 . Berapa kecepatan electron-elektron tersebut, jika dialiri listrik dengan kuat arus
12 ampere dan berapa kuat arusnya ?
Pembahasan :
I = nevA

16
12 = 3.1021 . 1,6.1019 . v . 10−6
12
v = = 25.103 m/s
4,8×10−4

sehingga :
J=nev
J = 3.1021 . 1,6. 10−19. 25,103 = 12.106 A/𝑚2

3. Arus listrik 2A mengalir melalui seutas kawat penghantar ketika beda potensial 12 V
yang diberikan pada ujung-ujungnya. Tentukan hambatan listrik pada kawat tersebut !
Pembahasan :
V = I.R
12 = 2R
12
R= 2

= 6 Ohm

4. Arus sebesar 3A mengalir dalam kawat selama 2 menit. (a) berapakah total muatan yang
melalui sebuah titik dalam rangkaian selama 2 menit ? (b) berapa jumlah electron yang
mengalir?
Pembahasan :
(a) Arus adalah aliran muatan per satuan waktu, jadi jumlah muatan yang melalui sebuah
titik adalah hasil kali arus dan interval waktu.
Karena arus 3A, maka dalam 2 menit ( = 120s ) muatan total yang melalui sebuah
titik di dalam kawat adalah
3𝐶
∆𝑄 = 𝐼. ∆𝑡 = 120 = 360𝐶
𝑠
(b) Untuk memperoleh banyaknya elektron, dapat dibagi muatan total dengan muatan
dalam sebuah elektron.
Muatan dalam sebuah elektron adalah 1,6 × 10−19 𝐶, 𝑗𝑎𝑑𝑖 360 𝐶 𝑎𝑘𝑎𝑛 𝑡𝑒𝑟𝑑𝑖𝑟𝑖 𝑑𝑎𝑟𝑖
360
= 2,25 × 1021
1,6 × 10−19 𝐶/𝑒𝑙𝑒𝑘𝑡𝑟𝑜𝑛

17
5. Arus sebesar 2 Ampere mengalir melalui kawat selama 8 sekon. Tentukan besar muatan
melewati suatu titik dan banyaknya elektron pada muatan tersebut!

Pembahasan :

Arus listrik (I) = 1 Ampere


Selang waktu (t) = 2 sekon

Rumus arus listrik :


I = Q/t
Keterangan rumus : I = arus listrik, Q = muatan listrik, t = selang waktu

Muatan listrik :

Q = I t = (2 Ampere)(8 sekon) = 16 Coulomb


Muatan satu elektron adalah 1,6 x 10-19 Coulomb sehingga muatan 16 Coulomb
mempunyai elektron sebanyak 16 C / 1,6 x 10-19 Coulomb = 10 x 1019 elektron.

18
DAFTAR PUSTAKA

Giancoli, Douglas C. 2014. Fisika edisi ketujuh I jild 2. Jakarta : Erlangga.


Halliday, David. Dkk. 2010. Fisika Dasar 2 edisi 7. Jakarta: Erlangga.
Jerwett, serway. 2010. Fisika untuk sains dan tehnik .Jakarta : Salemba Tehnika.
L. tobing, Bonggas. 2012. Peralatan tegangan tinggi. Jakarta : Gramedia.
Masthura. 2016. Diktat Fisika Dasar 2. Medan : Universitas Sumatera Utara.
Sihombing, Eidi. dkk. 2011. Fisika Dasar 2. Medan: Universitas Negeri Medan.
Sutarno. 2013. Fisika Untuk Universitas. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Surya, Yohanes. 2009. Listrik dan Magnet. Tangerang: PT Kandel.
Young, Hugh D dan Roger A. Freedman. 2002. Fisika Universitas. Jakarta: Erlangga.

19

Anda mungkin juga menyukai