Arah arus listrik diasumsikan berlawanan arah dengan arah gerak elektron.hal
ini akan direpresentasikan dari gambar dibawah ini:
I=V/R
b. Definisi Arus Listrik
Cekmas Cekdik dan Taufik Barliah (2013) Dalam bukunya yang berjudul
Rangkaian Listrik mengemukakan Arus listrik didefinisikan sebagai laju aliran
muatan listrik yang melalui luas penampang lintang A.Jika q adalah muatan yang
mengalir melalui luas penampang lintang A dalam waktu t,maka persamaan listriknya
adalah:
Arah arus dianggap searah dengan aliran muatan positif.Elektron-elektron bebas yang
muatannya negatif adalah partikel-partikelyang sebenarnya bergerak dan
mengakibatkan arus pada kawat penghantar.Gerak dari elektron-elektron negatif
dalam satu arah ekuivalen dengan aliran muatan positif yang arah geraknya
berlawanan.Jadi elektron-elektron bergerak dalam arah yang berlawanan dengan arah
arus
c. Arus Kirchhoff
Milton Gussow (2002) Dalam bukunya yang berjudul Dasar-Dasar Teknik
Listrik,Hukum kirchhoff I menyatakan bahwa “Penjumlahan arus yang masuk satu
simpul (sambungan) sama dengan penjumlaahan arus yang meninggalkan simpul
tersebut.Dengan kata lain,penjumlahan semua arus pada satu simpul harus sama
dengan nol”.
Secara matematis dari hukum kirchhoff diatas dapat dituliskan:
Imasuk=Ikeluar atau masuk = keluar
Dan dalam bentuk percabangan dirumuskan:
Mengukur Hambatan
Dari penjelasan diatas, kita sudah mengetahui bagaimana cara mengukur besaran kuat arus
ataupun beda potensial di sebuah penghantar. Nah, sekarang, kita akan membahas mengenai
cara untuk mengukur besar hambatan listrik. Dimana untuk mengukur hambatan listrik ada
dua cara yang bisa kita gunakan, yaitu secara langsung dan tidak langsung.
a. Mengukur Hambatan Secara Langsung
Kebanyakan orang pasti sudah mengetahui multimeter yaitu sebuah alat yang bisa digunakan
untuk mengukur kuat arus, beda potensial, dan hambatan. Untuk mengukur hambatan
menggunakan multimeter, maka kita harus lebih dulu memutar saklar yang ada di dalam
multimeter ke arah yang bertanda R. Dengan begitu, multimeter sudah berfungsi sebagai ohm
meter atau pengukur hambatan. Hubungkan ujung-ujung terminal multimeter dengan ujung
benda yang akan diukur hambatannya, Lalu perhatikan skala yang ditampilkan pada
multimeter.
b. Mengukur Hambatan Secara Tidak Langsung
Selain menggunakan multimeter, kita juga bisa menggabungkan voltmeter dan amperemeter
secara bersamaan pada rangkaian listrik yang akan diukur hambatannya. Voltmeter dipasang
secara paralel, sementara amperemeter dipasang secara seri dengan benda yang akan diukur
hambatannya.
c. Hambatan pada Kawat Penghantar
Kawat penghantar yang digunakan pada kawat listrik tentu akan memiliki hambatan,
walaupun nilainya kecil. Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi besarnya
hambatan suatu penghantar.
Rumus Hukum Ohm
Secara matematis, Rumus Hukum Ohm adalah V = I x R. Dimana I adalah arus listrik yang
mengalir di dalam sebuah penghantar dalam satuan ampere. Sementara V adalah tegangan
listrik yang ada di kedua ujung penghantar dalam satuan volt. Kemudian R adalah nilai
hambatan listrik atau resistensi yang ada di suatu penghantar dalam satuan Ohm. Hubungan
antara arus listrik, hambatan, dan tegangan listrik dalam suatu rangkaian ada di dalam Hukum
Ohm.
Pada saat membuat percobaan tentang listrik, Ohm menemukan beberapa hal sebagai berikut:
a. Jika hambatan tetap, arus yang ada di dalam tiap rangkaian berbanding langsung dengan
tegangan. Namun bila tegangan bertambah, maka arus juga akan bertambah dan bila tegangan
berkurang maka arus juga akan berkurang.
b. Jika tegangan tetap, maka arus yang ada di dalam rangkaian menjadi berbanding terbalik
dengan rangkaian tersebut. Namun jika hambatan bertambah, maka arus akan berkurang dan
jika hambatan berkurang maka arus akan bertambah.
Dalam hambatan tetap, arus dan juga tegangan akan berbeda-beda.
Hukum Ohm sendiri bisa dinyatakan dalam bentuk rumus. Dimana dasar rumusnya
dinyatakan sebagai berikut.
R= banyaknya hambatan Listrik
I= banyaknya hambatan
E = banyaknya tegangan listrik yang ada di dalam rangkaian tertutup
Rangkaian Hurkum Ohm
Di bawah ini adalah beberapa rangkaian dalam menghitung Hukum Ohm, antara lain:
a. Cara Menghitung Resistor Seri
Di dalam rangkaian beberapa resistor yang disusun secara seri, maka bisa didapatkan nilai
resistor yang totalnya didapatkan dengan cara menjumlah semua resistor yang disusun secara
seri. Hal tersebut mengacu pada pengertian bahwa nilai kuat arus yang ada di semua titik di
dalam rangkaian seri akan selalu sama.
b. Cara Menghitung Resistor Paralel
Di dalam rangkaian beberapa resistor yang disusun secara paralel, maka perhitungan nilai
resistor totalnya mengacu pada pengertian bahwa besar kuat arus yang masuk ke dalam
percabangan sama dengan besar kuat arus yang keluar dari percaangan.
c. Cara Menghitung Kapasitor Seri
Di dalam rangkaian kapasitor yang disusun secara seri, nilai kapasitor totalnya didapatkan
dengan cara perhitungan di atas.
d. Cara Menghitung Kapasitor Paralel
Di dalam rangkaian beberapa kapasitor yang disusun secara paralel, maka nilai kapasitor
totalnya adalah penjumlahan dari keseluruhan nilai kapasitor yang disusun secara paralel.
Contoh soal
Tiga buah hambatan disusun secara seri, masing-masing nilainya 4 ohm, 3 ohm dan 5 ohm.
Hambatan ini kemudian dipasang pada tegangan 120 volt. Hitunglah besarnya tegangan pada
hambatan 3 ohm.
Jawab:
R1 = 4 ohm
R2 =3 ohm
R3 =5 ohm
V = 120 volt
1) Rangkaian Seri
Rangkaian seri adalah rangkaian hambatan (resistor) yang disambungkan secara
berturut-turut. Rangkaian seri terdiri dari dua atau lebih beban listrik yang dihubungkan ke
catu daya lewat satu rangkaian. Rangkaian listrik seri adalah suatu rangkaian listrik, di mana
input suatu komponen berasal dari output komponen lainnya.
Rangkaian Listrik Seri
Rangkaian listrik yang komponen di dalamnya akan disusun secara seri atau memiliki bentuk
yang sejajar. Contoh dalam kehidupan sehari-hari yang menggunakan rangkaian seri adalah
lampu senter yang biasanya akan memiliki rangkaian seri di dalamnya. Biasanya pada bagian
baterai dari lampu tersebut yang akan disusun secara seri. Sementara pengertian lain dari
rangkaian listri seri adalah input dari suatu komponen di dalam rangkaian tersebut akan
berasal dari output komponen lainnya di dalam rangkaian tersebut. Oleh sebab itu rangkaian
listrik yang dirangkai secara seri ini tentu bisa menghemat biaya dengan menggunakan
sedikit kabel penghubung. Namun rangkaian Listrik seri ini juga memiliki kelemahan selain
kelebihan di penghematan biaya yang sudah disebutkan.
Kelemahannya adalah ketika salah satu komponen dari rangkaian tersebut dicabut
atau mengalami kerusakan seperti habis atau mungkin tidak berfungsi, maka komponen lain
yang terdapat di dalam rangkaian tersebut tidak akan berjalan dan juga berfungsi dengan baik
bahkan dapat menyebabkan mati total. Seperti contoh pada tiga buah bola lampu yang
dirangkai atau disusun secara seri. Maka input dari lampu tersebut akan dihasilkan dari output
lampu yang lain yang terdapat di rangkaian tersebut. Dan seandainya salah satu lampu
tersebut di cabut dan juga putus atau rusak, tentu lampu yang ada di rangkaian tersebut bisa
ikut padam.
Kelebihan dari rangkaian seri adalah: Lebih menghemat daya yang dikeluarkan
pada baterai, Pengerjaan yang singkat , dan Tidak memerlukan banyak penghubung pada
penyambungan jalur sehingga hemat kabel dan saklar (hemat biaya).
Ciri-ciri rangkaian seri antara lain: Arus listrik mengalir tanpa melalui cabang. Arus
listrik yang mengalir melalui lampu 1 melalui lampu 2, demikian pula yang melalui baterai 1
dan baterai 2, dan Jika salah satu alat listrik dilepas atau rusak maka arus listrik akan putus
Sifat-sifat Rangkaian Seri:
Arus yang mengalir pada masing beban adalah sama.
Tegangan sumber akan dibagi dengan jumlah tahanan seri jika besar tahanan sama.
Jumlah penurunan tegangan dalam rangkaian seri dari masing-masing tahanan seri
adalah sama dengan tegangan total sumber tegangan.
Banyak beban listrik yang dihubungkan dalam rangkaian seri, tahanan total rangkaian
menyebabkan naiknya penurunan arus yang mengalir dalam rangkaian. Arus yang
mengalir tergantung pada jumlah besar tahanan beban dalam rangkaian.
Jika salah satu beban atau bagian dari rangkaian tidak terhubung atau putus, aliran
arus terhenti.
2) Rangkaian Paralel
Rangkaian listrik paralel adalah rangkaian listrik yang disusun secara tidak berurutan.
Kekurangan rangkaian listrik paralel adalah boros kabel dan saklar. Kelebihan rangkaian
paralel adalah jika salah satu lampu padam yang lain tetap menyala dan nyala lampu sama
terang.
Rangkaian Paralel adalah salah satu rangkaian listrik yang disusun secara berderet
(paralel). Lampu yang dipasang di rumah umumnya merupakan rangkaian paralel. Rangakain
listrik paralel adalah suatu rangkaian listrik, di mana semua input komponen berasal dari
sumber yang sama. Semua komponen satu sama lain tersusun paralel. Hal inilah yang
menyebabkan susunan paralel dalam rangkaian listrik menghabiskan biaya yang lebih banyak
(kabel penghubung yang diperlukan lebih banyak). Selain kelemahan tersebut, susunan
paralel memiliki kelebihan tertentu dibandingkan susunan seri. Adapun kelebihannya adalah
jika salah satu komponen dicabut atau rusak, maka komponen yang lain tetap berfungsi
sebagaimana mestinya.
Sifat-sifat Rangkaian Paralel :
Tegangan pada masing-masing beban listrik sama dengan tegangan sumber.
Masing-masing cabang dalam rangkaian parallel adalah rangkaian individu. Arus
masing-masing cabang adalah tergantung besar tahanan cabang.
Sebagaian besar tahanan dirangkai dalam rangkaian paralel, tahanan total rangkaian
mengecil, oleh karena itu arus total lebih besar. (Tahanan total dari rangkaian paralel
adalah lebih kecil dari tahanan yang terkecil dalamrangkaian).Jika terjadi salah satu
cabang tahanan paralel terputus, arus akan terputus hanya pada rangkaian tahanan
tersebut. Rangkaian cabang yang lain tetap bekerja tanpa terganggu oleh rangkaian
cabang yang terputus tersebut.
Gambar rangkaian seri dan parallel