Anda di halaman 1dari 16

Arus Listrik

Arus listrik adalah mengalirnya muatan elektron (muatan negatif) secara


terus-menerus pada penghantar listrik menuju muatan proton (muatan positif)
yang mengakibatkan beda potensial dari sumber berpindah menuju alat dan
kemudian dikonversikan di dalam alat ke energi lainnya sebagai
keluaran.Menurut pendapat Owen Bishop “arus listrik adalah aliran muatan
negatif (elektron-elektron) dari kutub negatif ke kutub posiif” dari pendapat
beliau secara tersurat sangat jelas bahwa arus listrik mengalir dari kutub negatif
menuju kutub positif namun,dalam elektronika mengasumsikan bahwa arus
listrik mengalir dari kutub positif menuju kutub negatif,teori ini disebut teori
konvensional.Sebenarnya teori konvensional ini tidak dapat dibenarkan karena
menurut Owen Bishop “ketika arus mengalir melali suau zat berbentuk gas atau
melalui sebuah larutan,terdapat kemungkinan bahwa muatan-muatan listrik
positif ikut mengalir.Muatan-muatan listrik positif ini dibawa oleh ion-ion
positif seperti misalnya neon (Ne+),sodium(Na+),dan tembaga (Cu++).Elektron-
elektron membawa muatan negatif dari kutub negatif ke kutub positif.Pada saat
yang bersamaan,ion-ion positif membawa muatan positif dari kutub positif
menuju kutub negatif .Hal ini mengidentifikasikan aliran muatan dua arah”.
Namun karna dalam elektronika mengasumsikan arus mengalir dari kutub
positif menuju kutub negatif maka untuk pembahasan selanjutnya apabila
mengatakan tentang arus,maka kita akan merujuk pada teori konversional.

Arah arus listrik diasumsikan berlawanan arah dengan arah gerak elektron.hal
ini akan direpresentasikan dari gambar dibawah ini:

Gambar Arah arus listrik dan arah gerakan elektron.


Sumber : http://dunia-listrik.blogspot.co.id

Muatan dan Terjadinya Arus Listrik

Materi tersusun atas partikel-partikel yang sangat keil yang disebut


atom.atom terdiri atas partikel-partikel sub-atom yang tersusun atas
elektron,proton, dan neutron dalam berbagai gabungan.Sebuah elektron adalah
muatan negatif (-) listrik yang paling mendasar.Elektron-elektron dalam lintasan
terluar suatu atom disebut elektron-elektron valensi.Apabila energi eksternal
seperti energi kalor,cahaya,atau listrik diberikan pada materi,elektron-elektron
valensinya akan memperoleh energi dan dapat berpindah ketingkat energi yang
lebih tinggi.Jika energi yang diberikan telah cukup,sebagian dari elektron-
elektron terluar tadi akan meninggalkan atomnya dan statusnyapun berubah
sebagai elektron bebas.Gerakan elektron-elektron bebas inilah yang akan
menjadi arus listrikdalam konduktor logam.

Sebagian atom kehilangan elektron dan sebagian atom lainnya


memperoleh elektron.Keadaan ini akan memungkinkan terjadinya perpindahan
elektron dari satu objek ke objek lain.Apabila perpindahan ini terjadi,distribusi
muatan positif dan negatif dalam setiap objek tidak sama lagi,Objek dengan
jumlah elektron yang berlebih akan memiliki polaritas listrik negatif (-).Objek
yang kekurangan elektron akan memiliki polaritas listrik positif (+).Besaran
muatan listrik ini ditentukan oleh jumlah elektron dibandingakn dengan jumlah
proton dalam suatu objek.Simbol untuk muatan elektron ialah Q dan satuannya
adalah Coulomb (C).Muatan sebesar -1 C=6,25 x 1018 elektron.

Kemampuan muatan listrik untuk mengerahkan suatu gaya


dimungkinkan oleh keberadaan medan elektrostatik yang mengelilingi objek
yang bermuatan tersebut.Medan elektrostatik ini ditandai oleh garis-garis gaya
yang ditarik diantara dua objek.Jika satu elektron dilepas dititik A dalam medan
ini,elektron akan ditolak oleh muatan negatif dan ditarik oleh muatan
positif .Tanda panah dalam Gambar 2 menandakan arah yang akan dilalui oleh
elektron jika elektron tersebut berada dalam daerah yang berbeda pada medan
listrik tersebut.

Gambar Medan elektrotastis diantara dua muatan yang berlawanan


Sumber: https://www.google.co.id
Suatu muatan listrik memiliki keammpuan untuk melakukan kerja akibat
tarikan atau tolakan yang disebabkan oleh gaya medan
elektrostatiknya.Kemampuan melakukan kerja ini disebut potensial.Apabila satu
muatan berbeda dari muatan lainnya,di antara kedua muatan ini pasti terdapat
beda potensial.Penjumlahan beda potensial dalam elektrostatik ini diacu sebagai
gaya gerak listrik (GGL)
Kerapatan Arus
Menurut Budi Astuti (2011) Beberapa hal yang perlu diketahui antara lain
1. Muatan terkecil adalah elektron dengan nilai 1,602 x 10 -19 C.Sehingga 1
Coulomb adalah muatan sebanyak 6,24 x 1018 elektron.
2. Ada sejumlah 6,25 x 1018 elektron yang mengalir lewat sebuah titik pada
sebuah penghantar per sekon.Pergerakan elektron sangat lambat,kurang
dari 0.01 meter/detik.Meskipun demikian kuat medan listrik bergerak
dengan kecepatan cahaya.
3. Arus mengalir dari terminal positif menuju ke terminal negatif.
4. Mengapa burung dangan aman hinggap pada kawat transmisi 5000 V?
5. Dalam tubuh kita terdapat 5 x 10 28 muatan positif setimbang dengan 5 x
1028 muatan negatif.Tubuh kita akan berlaku sebagai penghantar
listrik.Kulit tubuh manusia mempunyai nilai resistansi antara 100 Ohm
saat kondisi basah hingga 500.000 Ohm saat kering.

Derajat kerusakan tubuh bergantung pada:


· Besarnya nilai arus.
· Lama waktu arus lewat.
· Bagian tubuh yang dilewati arus pertama kali.
·
Efek arus listrik pada badan manusia:
· 1 mA dapat menyebabkan jatuh.
· 5 mA terasa sakit dan sedikit rasa kejut.
· 10 mA menyebabkan gerak otot terganggu.
· 15 mA menyebabkan kehilangan kontrol pada otot.
· 70 mA menyebabkan gangguan pada ritme kerja jantung dan terjadi hal yang fatal
apabila mengalir lebih dari 1 detik.
Persamaan Arus Listrik
a. Hukum Ohm
Milton Gussow (2002) Dalam bukunya yang berjudul Dasar-Dasar Teknik
Listrik menyatakan bahwa,hukum Ohm mendefinisikan hubungan antara arus
(I),tegangan (V),dan resistansi (R).Arus dalam suatu rangkaian sama dengan tegangan
yang diberikan pada rangkaian tersebut dibagi dengan resistansi rangkain
bersangkutan. Dari definisi di atas dapat diketahui rumus persamaan arus listrik pada
hukum ohm adalah :

I=V/R
b. Definisi Arus Listrik
Cekmas Cekdik dan Taufik Barliah (2013) Dalam bukunya yang berjudul
Rangkaian Listrik mengemukakan Arus listrik didefinisikan sebagai laju aliran
muatan listrik yang melalui luas penampang lintang A.Jika q adalah muatan yang
mengalir melalui luas penampang lintang A dalam waktu t,maka persamaan listriknya
adalah:

Arah arus dianggap searah dengan aliran muatan positif.Elektron-elektron bebas yang
muatannya negatif adalah partikel-partikelyang sebenarnya bergerak dan
mengakibatkan arus pada kawat penghantar.Gerak dari elektron-elektron negatif
dalam satu arah ekuivalen dengan aliran muatan positif yang arah geraknya
berlawanan.Jadi elektron-elektron bergerak dalam arah yang berlawanan dengan arah
arus

c. Arus Kirchhoff
Milton Gussow (2002) Dalam bukunya yang berjudul Dasar-Dasar Teknik
Listrik,Hukum kirchhoff I menyatakan bahwa “Penjumlahan arus yang masuk satu
simpul (sambungan) sama dengan penjumlaahan arus yang meninggalkan simpul
tersebut.Dengan kata lain,penjumlahan semua arus pada satu simpul harus sama
dengan nol”.
Secara matematis dari hukum kirchhoff diatas dapat dituliskan:
Imasuk=Ikeluar atau masuk = keluar
Dan dalam bentuk percabangan dirumuskan:

Rangkain Percabangan pada Hukum Arus Kirchhoff


Sumber: http://kreasiaspin.blogspot.co.id

Jenis-jenis Arus Listrik


Arus listrik terdiri dari dua jenis,yaitu arus liatrik AC (Alternating Current)
dan DC (Direct Current).Penjelasan tentang jenis arus AC dan DC seperti berikut.

a. Pengertian Arus Listrik AC


Arus listrik AC (alternating current), merupakan listrik yang besarnya
dan arah arusnya selalu berubah-ubah dan bolak-balik. Arus listrik AC akan
membentuk suatu gelombang yang dinamakan dengan gelombang sinus atau
lebih lengkapnya sinusoida. Di Indonesia sendiri listrik bolak-balik (AC)
dipelihara dan berada dibawah naungan PLN, Indonesia menerapkan listrik
bolak-balik dengan frekuensi 50Hz. Tegangan standar yang diterapkan di
Indonesia untuk listrik bolak-balik 1 (satu) fasa adalah 220 volt. Tegangan
dan frekuensi ini biasanya terdapat pada rumah warga, yang berlangganan
listrik PLN

Gambar Rangkaian,bentuk Arus AC dan Arus DC


Sumber : https://www.google.co.id

 Contoh pemanfaatan listrik AC


Pemanfaatan listrik AC sebenarnya sangatlah banyak. Untuk mempermudah
sebenarnya anda dapat melihat barang-barang yang ada dirumah anda, perhatikanlah
bahwa semua barang yang menggunakan listrik PLN berarti telah memanfaatkan
listrik AC. Sebagai pengaman listrik AC yang ada dirumah anda, biasanya pihak PLN
menggunakan pembatas sekaligus pengaman yaitu MCB (miniature circuit breaker).
Meskipun demikian tak semua barang yang anda lihat menggunakan listrik AC,
ada sebagian barang yang menggunakan listrik PLN namun barang tersebut
sebenarnya menggunakan listrik DC, contohnya saja Laptop. Laptop menggunakan
listrik DC, listrik tersebut diperoleh dari adaptor yang terdapat pada laptop (atau
terdapat pada charger) tersebut. Jadi saat anda mengisi ulang baterai laptop dengan
listrik PLN (AC) maka adaptor didalam laptop akan merubah listrik AC menjadi DC,
sehingga sesuai kebutuhan dari laptop anda. Contoh pemanfaatan energi listrik AC
yang lain adalah: Untuk mesin cuci, penerangan (lampu), pompa air AC, pendingin
ruangan, kompor listrik, dan masih banyak lagi.
b. Pengertian arus listrik DC
Arus listrik DC (Direct current) merupakan arus listrik searah. Pada awalnya
aliran arus pada listrik DC dikatakan mengalir dari ujung positif menuju ujung negatif.
Semakin kesini pengamatan-pengamatan yang dilakukan oleh para ahli menunjukkan
bahwa pada arus searah merupakan arus yang alirannya dari negatif (elektron) menuju
kutub positif. Nah aliran-aliran ini menyebabkan timbulnya lubang-lubang bermuatan
positif yang terlihat mengalir dari positif ke negative

 Contoh pemanfaatan listrik DC


Listrik DC (direct current) biasanya digunakan oleh perangkat ektronika.
Meskipun ada sebagian beban selain perangkat elektronika yang menggunakan arus
DC (contohnya; Motor listrik DC) namun kebanyakan arus DC digunakan untuk
keperluan beban elektronika. Beberapa beban elektronika yang menggunakan arus
listrik DC diantaranya: Lampu LED (Light Emiting Diode), Komputer, Laptop, TV,
Radio, dan masih banyak lagi. Selain itu listrik DC juga sering disimpan dalam suatu
baterai, contohnya saja baterai yang digunakan untuk menghidupkan jam dinding,
mainan mobil-mobilan dan masih banyak lagi. Intinya kebanyakan perangkat yang
menggunakan listrik DC merupakan beban perangkat elektronika.
Sumber tegangan listrik yaitu peralatan yang menghasilkan beda potensial listrik secara terus
menerus. Beda potensial listrik diukur dalam satuan volt (V). alat yang digunakan adalah
voltmeter
Bedaa potensial, atau sering disebut juga sebagai tegangan, adalah perbedaan potensial listrik
antara dua titik dalam suatu rangkaian listrik. Potensial listrik dinyatakan dalam satuan volt
(V) dan menunjukkan seberapa besar energi yang dibawa oleh setiap muatan listrik ketika
bergerak dari satu titik ke titik lainnya dalam rangkaian.
Rumus dasar untuk beda potensial adalah:
W
V=
q
di mana:

 V adalah beda potensial (volt),


 W adalah energi listrik (joule), dan
 q adalah muatan listrik (coulomb).
Dalam sebuah rangkaian listrik tertutup, seperti sirkuit listrik, beda potensial menyebabkan arus
listrik mengalir. Beda potensial positif menunjukkan arah aliran muatan dari potensial tinggi ke
potensial rendah, sedangkan beda potensial negatif menunjukkan arah sebaliknya.
Dalam rangkaian listrik, sumber tegangan disimbolkan dengan tanda + - atau disederhanakan
untuk menunjukan tanda kutub positif, dan menunjukan tanda kutub negatif.
1. Sumber-sumber tegangan listrik
Sumber-sumber tegangan listrik mengubah berbagai bentuk energi menjadi energi
listrik. Contoh sumber tegangan listrik antara lain elemen volta, baterai, aki dan stop
kontak di dinding.
2. Elemen volta
Tahun 1800 Alessandro Volta menemukan dua buah logam yang berbeda jenisnya
diletakan dalam bak berisi larutan elektrolit, maka akan timbul beda potensial antara
kedua logam itu.
3. Baterai (sel kering)
Baterai terdiri atas wadah seng yang berisi pasta kimia dengan batang karbon
menggulung di tengah-tengah pasta itu. Pasta tersebut berupa senyawa kimia MnO2 dan
NH4Cl. Beda potensial antara kutub-kutub baterai ini sebesar Volt 1,5 volt. Apabila
baterai digunakan lama kelamaan muatan yang terkumpul pada seng semakin sedikit, dan
beda potensialnya menurun. Pada keadaan ini baterai biasanya dikatakan “habis” dan
tidak dapat dipakai lagi. Karena bersifat sekali pakai, baterai dengan elaktroda karbon
seng di sebut elemen primer.
4. Aki (sel basah)
Sel basah terdiri atas dua lempeng logam yang berbeda diletakan dalam cairan
elektrolit. Sebagai contoh lempeng logam pada aki mobil adalah rimbal (Pb) dan timbal
peroksida (H2SO4). Reaksi kimia yang terjadi menyebabkan elektron terkumpul pada
timbal sebagai kutub negatif dan timbal peroksida sebagai kutub positif. Aki mobil
biasanya mengandung 6 sel, tiap sel menghasilkan beda potensial 2 Volt. Jika digunakan
maka timbal dan timbal peroksida berangsur-angsur berubah menjadi timbal sulfat kedua
kutub aki tersebut. Akhirnya tidak memiliki beda potensial lagi dibandingkan baterai
seng karbon, aki memiliki keunggulan yaitu dapat diisi ulang caranya dengan
mengalirkan arus listrik melalui aki tersebut dari sumber tegangan lain dengan arah
terbalik aki tergolong sebagai elemen sekunder.
5. Stop kontak.
Beda potensial listrik ini sebesar 220 volt, disebut tegangan jala-jala. Sumber tegangan
listrik ini dapat kamu lihat pada stop kontak di dinding rumahmu. Energi listrik ini
dihasilkan oleh generator listrik. Generator listrik mengubah bentuk energi lain seperti
energi uap, air atau nuklir menjadi energi listrik.
6. Gaya gerak listrik
Beda potensial antara kutub-kutub sumber tegangan sebelum dipasang pada rangkaian
listrik disebut gaya gerak listrik disingkat GGL. Sebagai contoh, gaya gerak listrik
baterai sebesar 1,5 V sedangkan beda potensial antara kutub-kutub tegangan jepit pada
baterai lebih kecil dari pada gaya gerak listriknya
Menurut Wikipedia, Hukum Ohm adalah arus listrik yang sebanding dengan tegangan
dan berbanding terbalik dengan resistensi. Sedangkan menurut Kamus Collins, Hukum Ohm
adalah prinsip arus listrik yang mengalir melalui suatu konduktor yang sebanding dengan
beda potensial. Namun suhu tetap bernilai konstan. Konstanta proporsional merupakan
resistansi dari konduktor.
Persamaan Hukum Ohm dan rumus Hukum Ohm menggambarkan mengenai
bagaimana arus mengalir melalui material apa saja saat tegangan diberikan. Satu hal yang
perlu kamu ingat yaitu perbedaan antara resistensi rendah dan resistensi yang tinggi. Sebuah
kabel listrik ataupun konduktor lain mempunyai resistensi rendah, hal tersebut berarti bahwa
arus akan mengalir dengan mudah. Sebaliknya, apabila resistensi tinggi, maka arus akan sulit
untuk mengalir.
Pengertian Hukum Ohm di atas tidak akan membantu banyak jika kita tidak
mengetahui variabel apa yang kita gunakan, apa persamaannya, dan bagaimana cara
menggunakannya. Jika berdasar pada Kamus Inggris Amerika, Hukum Ohm mempunyai
rasio yang sebanding dengan arus yang ada di dalam rangkaian dc yang diberikan tegangan
dan berbanding terbalik dengan resistensi. Tak hanya dc saja, Hukum Ohm juga berlaku
untuk rangkaian ac.
Hukum Ohm biasanya digambarkan dengan grafik hubungan linear antara tegangan
(V) dan arus (I) di dalam rangkaian listrik. Kita bisa membayangkan bagaimana bentuk
Hukum Ohm dengan ilustrasi pipa.
a. Pipa air merupakan resistensi (R) dalam rangkaian, dihitung di di dalam Ohm (Ω).
b. Air merupakan arus listrik (I) yang mengalir di dalam rangkaian, dihitung di dalam ampere
(A).
c. Perbedaan tinggi antara air yaitu tegangan (V) dalam rangkaian, dihitung dengan volt (V).
Dari penjelasan diatas, ilustrasinya menjadi seperti ini:
a. Apabila pipa air sempit atau resistensinya tinggi, hal ini akan membatasi air atau arus
listrik yang mengalir di dalam rangkaian.
b. Apabila pipa air lebar atau memiliki resistansi yang rendah, maka hal ini akan
meningkatkan air atau arus listrik yang mengalir di dalam rangkaian

Bunyi Hukum Ohm


Pada awalnya, Hukum Ohm terdiri dari dua bagian. Bagian yang pertama yaitu definisi dari
hambatan yaitu V = IR. Hubungan tersebut seringkali dinamai dengan Hukum Ohm. Namun,
Ohm juga mengatakan bahwa R merupakan suatu konstanta yang tidak bergantung pada V
ataupun I. Hubungan V =IR bisa diterapkan di dalam resistor apapun, yang mana V adalah
beda potensial antara kedua ujung hambatan dan I adalah arus yang mengalir di dalamnya.
Sementara R adalah hambatan ataupun resistansi resistor itu.
Hukum Ohm sendiri berbunyi, “Kuat arus yang mengalir dalam suatu penghantar atau
hambatan besarnya sebanding dengan beda potensial atau tegangan antara ujung-ujung
penghantar tersebut. Pernyataan itu bisa dituliskan sebagai berikut yaitu I ∞ V.”
Di dalam kehidupan sehari-hari, kuat arus dibutuhkan seperti kuat arus listrik. Misalnya saja,
apabila menghubungkan kawat dengan baterai 6 V, maka aliran arus akan dua kali lipat
dibandingkan bila dihubungkan ke baterai 3 V.
Dari disini, misalkan saja kita ambil contoh arus listrik dengan aliran air di pipa atau sungai
yang dipengaruhi oleh gravitasi. Apabila pipa dan sungai hampir rata, maka kecepatan air
akan tergolong kecil. Namun jika satu ujung lebih tinggi dari lainnya, maka kecepatan aliran
atau arus akan semakin besar. Semakin besar perbedaan ketinggian, maka akan semakin besar
arusnya. Bisa dikatakan, besaran aliran arus yang ada di dalam kawat tidak hanya bergantung
pada tegangan. Namun juga bergantung pada hambatan yang diberikan oleh kawat terhadap
aliran elektron. Dinding pipa ataupun tepian sungai dan juga batu-batu yang ada di
tengahnya, dapat memberikan hambatan terhadap aliran arus. Dengan cara yang sama,
elektron akan diperlambat karena adanya interaksi dengan atom-atom kawat. Semakin tinggi
hambatan, maka semakin kecil arus di dalam suatu tegangan V. Sehingga arus akan
berbanding terbalik dengan hambatan.
Hambatan Listrik
Menurut persamaan Hukum Ohm, hambatan listrik bisa diartikan sebagai hasil bagi beda
potensial antara ujung-ujung penghantar dengan kuat arus yang mengalir pada penghantar itu
sendiri. Untuk mengenang jasa Georg Simon Ohm, namanya digunakan sebagai satuan
hambatan listrik yang kita kenal dengan Ohm atau (Ω) atau penghantar tersebut dikatakan
memiliki hambatan satu ohm jika di dalam penghantar mengalir sebuah arus listrik sebesar
satu ampere. Dimana hal itu disebabkan adanya beda potensial antara ujung-ujung penghantar
sebesar satu volt.
Jenis-jenis Hambatan
Di dalam kehidupan sehari-hari, ada beberapa jenis hambatan atau resistor yang kerap
digunakan sesuai dengan kebutuhannya. Jenis-jenis hambatan tersebut adalah sebagai berikut:
a. Resistor Tetap
Di dalam resistor tetap yang umumnya dibuat dari karbon ataupun kawat nikrom tipis, nilai
hambatannya disimbolkan dengan berbagai warna-warni yang melingkar di kulit luarnya.
Simbol warna tersebut memiliki arti sesuai dengan letaknya.
b. Resistor Variabel
Di pasaran, resistor variabel yang kita kenal ada dua macam, yaitu resistor variabel tipe
berputar dan bergeser. Pada dasarnya, cara kerja dari kedua resistor tersebut adalah sama,
yaitu dengan menggeser atau memutar kontak luncur guna menambah ataupun mengurangi
nilai hambatan sesuai dengan kebutuhan. Resistor variabel tersebut bisa kita temukan di
dalam sistem volume yang ada di radio, tape recorder, dan peralatan elektronik lain.

Mengukur Hambatan
Dari penjelasan diatas, kita sudah mengetahui bagaimana cara mengukur besaran kuat arus
ataupun beda potensial di sebuah penghantar. Nah, sekarang, kita akan membahas mengenai
cara untuk mengukur besar hambatan listrik. Dimana untuk mengukur hambatan listrik ada
dua cara yang bisa kita gunakan, yaitu secara langsung dan tidak langsung.
a. Mengukur Hambatan Secara Langsung
Kebanyakan orang pasti sudah mengetahui multimeter yaitu sebuah alat yang bisa digunakan
untuk mengukur kuat arus, beda potensial, dan hambatan. Untuk mengukur hambatan
menggunakan multimeter, maka kita harus lebih dulu memutar saklar yang ada di dalam
multimeter ke arah yang bertanda R. Dengan begitu, multimeter sudah berfungsi sebagai ohm
meter atau pengukur hambatan. Hubungkan ujung-ujung terminal multimeter dengan ujung
benda yang akan diukur hambatannya, Lalu perhatikan skala yang ditampilkan pada
multimeter.
b. Mengukur Hambatan Secara Tidak Langsung
Selain menggunakan multimeter, kita juga bisa menggabungkan voltmeter dan amperemeter
secara bersamaan pada rangkaian listrik yang akan diukur hambatannya. Voltmeter dipasang
secara paralel, sementara amperemeter dipasang secara seri dengan benda yang akan diukur
hambatannya.
c. Hambatan pada Kawat Penghantar
Kawat penghantar yang digunakan pada kawat listrik tentu akan memiliki hambatan,
walaupun nilainya kecil. Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi besarnya
hambatan suatu penghantar.
Rumus Hukum Ohm
Secara matematis, Rumus Hukum Ohm adalah V = I x R. Dimana I adalah arus listrik yang
mengalir di dalam sebuah penghantar dalam satuan ampere. Sementara V adalah tegangan
listrik yang ada di kedua ujung penghantar dalam satuan volt. Kemudian R adalah nilai
hambatan listrik atau resistensi yang ada di suatu penghantar dalam satuan Ohm. Hubungan
antara arus listrik, hambatan, dan tegangan listrik dalam suatu rangkaian ada di dalam Hukum
Ohm.
Pada saat membuat percobaan tentang listrik, Ohm menemukan beberapa hal sebagai berikut:
a. Jika hambatan tetap, arus yang ada di dalam tiap rangkaian berbanding langsung dengan
tegangan. Namun bila tegangan bertambah, maka arus juga akan bertambah dan bila tegangan
berkurang maka arus juga akan berkurang.
b. Jika tegangan tetap, maka arus yang ada di dalam rangkaian menjadi berbanding terbalik
dengan rangkaian tersebut. Namun jika hambatan bertambah, maka arus akan berkurang dan
jika hambatan berkurang maka arus akan bertambah.
Dalam hambatan tetap, arus dan juga tegangan akan berbeda-beda.
Hukum Ohm sendiri bisa dinyatakan dalam bentuk rumus. Dimana dasar rumusnya
dinyatakan sebagai berikut.
R= banyaknya hambatan Listrik
I= banyaknya hambatan
E = banyaknya tegangan listrik yang ada di dalam rangkaian tertutup
Rangkaian Hurkum Ohm
Di bawah ini adalah beberapa rangkaian dalam menghitung Hukum Ohm, antara lain:
a. Cara Menghitung Resistor Seri

Di dalam rangkaian beberapa resistor yang disusun secara seri, maka bisa didapatkan nilai
resistor yang totalnya didapatkan dengan cara menjumlah semua resistor yang disusun secara
seri. Hal tersebut mengacu pada pengertian bahwa nilai kuat arus yang ada di semua titik di
dalam rangkaian seri akan selalu sama.
b. Cara Menghitung Resistor Paralel
Di dalam rangkaian beberapa resistor yang disusun secara paralel, maka perhitungan nilai
resistor totalnya mengacu pada pengertian bahwa besar kuat arus yang masuk ke dalam
percabangan sama dengan besar kuat arus yang keluar dari percaangan.
c. Cara Menghitung Kapasitor Seri

Di dalam rangkaian kapasitor yang disusun secara seri, nilai kapasitor totalnya didapatkan
dengan cara perhitungan di atas.
d. Cara Menghitung Kapasitor Paralel

Di dalam rangkaian beberapa kapasitor yang disusun secara paralel, maka nilai kapasitor
totalnya adalah penjumlahan dari keseluruhan nilai kapasitor yang disusun secara paralel.
Contoh soal
Tiga buah hambatan disusun secara seri, masing-masing nilainya 4 ohm, 3 ohm dan 5 ohm.
Hambatan ini kemudian dipasang pada tegangan 120 volt. Hitunglah besarnya tegangan pada
hambatan 3 ohm.
Jawab:
R1 = 4 ohm
R2 =3 ohm
R3 =5 ohm
V = 120 volt

Rtotal = 4 ohm + 3 ohm + 5 ohm = 12 ohm


V=I.R
I = V/Rtotal = 120 /12 = 10 A
V pada R2 (bernilai 3 ohm) adalah
VR2 = I X R2
= 10 X 3
= 30 volt

1) Rangkaian Seri
Rangkaian seri adalah rangkaian hambatan (resistor) yang disambungkan secara
berturut-turut. Rangkaian seri terdiri dari dua atau lebih beban listrik yang dihubungkan ke
catu daya lewat satu rangkaian. Rangkaian listrik seri adalah suatu rangkaian listrik, di mana
input suatu komponen berasal dari output komponen lainnya.
Rangkaian Listrik Seri
Rangkaian listrik yang komponen di dalamnya akan disusun secara seri atau memiliki bentuk
yang sejajar. Contoh dalam kehidupan sehari-hari yang menggunakan rangkaian seri adalah
lampu senter yang biasanya akan memiliki rangkaian seri di dalamnya. Biasanya pada bagian
baterai dari lampu tersebut yang akan disusun secara seri. Sementara pengertian lain dari
rangkaian listri seri adalah input dari suatu komponen di dalam rangkaian tersebut akan
berasal dari output komponen lainnya di dalam rangkaian tersebut. Oleh sebab itu rangkaian
listrik yang dirangkai secara seri ini tentu bisa menghemat biaya dengan menggunakan
sedikit kabel penghubung. Namun rangkaian Listrik seri ini juga memiliki kelemahan selain
kelebihan di penghematan biaya yang sudah disebutkan.
Kelemahannya adalah ketika salah satu komponen dari rangkaian tersebut dicabut
atau mengalami kerusakan seperti habis atau mungkin tidak berfungsi, maka komponen lain
yang terdapat di dalam rangkaian tersebut tidak akan berjalan dan juga berfungsi dengan baik
bahkan dapat menyebabkan mati total. Seperti contoh pada tiga buah bola lampu yang
dirangkai atau disusun secara seri. Maka input dari lampu tersebut akan dihasilkan dari output
lampu yang lain yang terdapat di rangkaian tersebut. Dan seandainya salah satu lampu
tersebut di cabut dan juga putus atau rusak, tentu lampu yang ada di rangkaian tersebut bisa
ikut padam.
Kelebihan dari rangkaian seri adalah: Lebih menghemat daya yang dikeluarkan
pada baterai, Pengerjaan yang singkat , dan Tidak memerlukan banyak penghubung pada
penyambungan jalur sehingga hemat kabel dan saklar (hemat biaya).
Ciri-ciri rangkaian seri antara lain: Arus listrik mengalir tanpa melalui cabang. Arus
listrik yang mengalir melalui lampu 1 melalui lampu 2, demikian pula yang melalui baterai 1
dan baterai 2, dan Jika salah satu alat listrik dilepas atau rusak maka arus listrik akan putus
Sifat-sifat Rangkaian Seri:
 Arus yang mengalir pada masing beban adalah sama.
 Tegangan sumber akan dibagi dengan jumlah tahanan seri jika besar tahanan sama.
Jumlah penurunan tegangan dalam rangkaian seri dari masing-masing tahanan seri
adalah sama dengan tegangan total sumber tegangan.
 Banyak beban listrik yang dihubungkan dalam rangkaian seri, tahanan total rangkaian
menyebabkan naiknya penurunan arus yang mengalir dalam rangkaian. Arus yang
mengalir tergantung pada jumlah besar tahanan beban dalam rangkaian.
 Jika salah satu beban atau bagian dari rangkaian tidak terhubung atau putus, aliran
arus terhenti.

2) Rangkaian Paralel
Rangkaian listrik paralel adalah rangkaian listrik yang disusun secara tidak berurutan.
Kekurangan rangkaian listrik paralel adalah boros kabel dan saklar. Kelebihan rangkaian
paralel adalah jika salah satu lampu padam yang lain tetap menyala dan nyala lampu sama
terang.
Rangkaian Paralel adalah salah satu rangkaian listrik yang disusun secara berderet
(paralel). Lampu yang dipasang di rumah umumnya merupakan rangkaian paralel. Rangakain
listrik paralel adalah suatu rangkaian listrik, di mana semua input komponen berasal dari
sumber yang sama. Semua komponen satu sama lain tersusun paralel. Hal inilah yang
menyebabkan susunan paralel dalam rangkaian listrik menghabiskan biaya yang lebih banyak
(kabel penghubung yang diperlukan lebih banyak). Selain kelemahan tersebut, susunan
paralel memiliki kelebihan tertentu dibandingkan susunan seri. Adapun kelebihannya adalah
jika salah satu komponen dicabut atau rusak, maka komponen yang lain tetap berfungsi
sebagaimana mestinya.
Sifat-sifat Rangkaian Paralel :
 Tegangan pada masing-masing beban listrik sama dengan tegangan sumber.
 Masing-masing cabang dalam rangkaian parallel adalah rangkaian individu. Arus
masing-masing cabang adalah tergantung besar tahanan cabang.
 Sebagaian besar tahanan dirangkai dalam rangkaian paralel, tahanan total rangkaian
mengecil, oleh karena itu arus total lebih besar. (Tahanan total dari rangkaian paralel
adalah lebih kecil dari tahanan yang terkecil dalamrangkaian).Jika terjadi salah satu
cabang tahanan paralel terputus, arus akan terputus hanya pada rangkaian tahanan
tersebut. Rangkaian cabang yang lain tetap bekerja tanpa terganggu oleh rangkaian
cabang yang terputus tersebut.
Gambar rangkaian seri dan parallel

Anda mungkin juga menyukai