Anda di halaman 1dari 109

ARUS LISTRIK

DESKRIPSI

Listrik merupakan kebutuhan manusia yang sangat penting dalam kehidupannya.Banyak peralatan
yang ada di sekeliling kita selalu menggunakan bantuan listrik.Berkat bantuan dari listrik-listrik inilah
manusia dapat dengan mudah menyelesaikan pekerjaan mereka. Dalam hal kelistrikan, memang banyak
tokoh yang telah berpartisipasi. Sebut saja de Coulomb, Alesandro Volta, Hans C. Cersted, dan Andre Marie
Ampere. Mereka ini dianggap "jago-jago" terbaik di bidang listrik. Namun, dari semua itu, orang tak boleh
melupakan satu nama yang sangat berjasa dan dikenal sebagai perintis dalam meneliti tentang listrik dan
magnet.
Dialah Michael Faraday, seorang ilmuwan asal Inggris. Penemuan Faraday pertama yang penting di
bidang listrik terjadi tahun 1821. Dua tahun sebelumnya Oersted telah menemukan bahwa jarum magnet
kompas biasa dapat beringsut jika arus listrik dialirkan dalam kawat yang tidak berjauhan. Dari temuan ini,
Faraday berkesimpulan, jika magnet diketatkan, yang bergerak justru kawatnya. Bekerja atas dasar dugaan
ini, dia berhasil membuat suatu skema yang jelas di mana kawat akan terus-menerus berputar berdekatan
dengan magnet sepanjang arus listrik dialirkan ke kawat. Sesungguhnya, dalam hal ini Faraday sudah
menemukan motor listrik pertama, suatu skema pertama penggunaan arus listrik untuk membuat sesuatu
benda bergerak.Betapa pun primitifnya, penemuan Faraday ini merupakan "nenek moyang" dari semua
motor listrik yang digunakan dunia sekarang ini.Sejak penemuannya yang pertama pada tahun 1821,
Michael Faraday si ilmuwan autodidak ini namanya mulai terkenal. Hasil penemuannya dianggap sebagai
pembuka jalan dalam bidang kelistrikan. Listrik dibagi menjadi dua macam, yaitu listrik dinamis dan listrik
statis. Listrik dinamis mempelajari tentang muatan-muatan listrik bergerak, yang menyebabkan munculnya
arus listrik, sedangkan listrik statis mempelajari tentang muatan listrik yang diam. Disini saya akan
menjelaskan tentang listrik dinamis.
Listrik Dinamis adalah listrik yang dapat bergerak, cara mengukur kuat arus pada listrik dinamis
adalah muatan listrik dibagai waktu dengan satuan muatan listrik adalah coulumb dan satuan waktu adalah
detik. Kuat arus pada rangkaian bercabang atau paralel sama dengan kuat arus yang masuk sama dengan
kuat arus yang keluar, sedangkan pada rangkaian seri kuat arus tetap sama disetiap ujung-ujung hambatan.
Sebaliknya tegangan berbeda pada hambatan. pada rangkaian seri tegangan sangat tergantung pada
hambatan, tetapi pada rangkaian bercabang tegangan tidak berpengaruh pada hambatan. Semua itu telah
dikemukakan oleh hukum Kirchoff yang berbunyi "jumlah kuat arus listrik yang masuk sama dengan jumlah

kuat arus listrik yang keluar". Berdasarkan hukum ohm dapat disimpulkan cara mengukur tegangan listrik
adalah kuat arus hambatan. Hambatan nilainya selalu sama karena tegangan sebanding dengan kuat
arus. tegangan memiliki satuan volt(V) dan kuat arus adalah ampere (A) serta hambatan adalah ohm.

MATERI

A. Pengertian Arus Listrik


Arus listrik didefinisikan sebagai aliran muatan listrik melalui sebuah konduktor.Arus ini bergerak
dari potensial tinggi ke potensial rendah, dari kutub positif ke kutub negatif, dari anoda ke katoda.Arah
arus listrik ini berlawanan arah dengan arus elektron. Muatan listrik dapat berpindah apabila terjadi beda
potensial. Beda potensial dihasilkan oleh sumber listrik, misalnya baterai atau akumulator.Setiap sumber
listrik selalu mempunyai dua kutub, yaitu kutub positif (+) dan kutub negatif ().
Arus listrik adalah banyaknya muatan listrik yang mengalir dari suatu titik yang berpotensial tinggi ke titik
yang berpotensial rendah dalam waktu satu detik.Peristiwa mengalirnya arus listrik disebabkan karena
adanya elektron yang bergerak.Arus litrik juga dapat diartikan sebagai besarnya tegangan dibagi besarnya
resistansi.
Simbol dari arus listrik adalah I, dan terbagi menjadi arus listrik searah (dc) dan arus listrik bolak balik
(ac). Definisi arus listrik arus searah secara sederhana dapat kita artikan bahwa arus listrik mengalir secara
searah (direct) sehingga pada rangkaian ini ditentukan adanya kutub positif (+) dan kutub negatif (-). Arus
akan mengalir dari kutub positif ke kutub negatif. Sedangkan pada arus listrik bolak balik, arus akan
mengalir secara bolak-balik karena disebabkan perubahan polaritas tegangan (ac).

Apabila kutub-kutub baterai dihubungkan dengan jalur penghantar yang kontinu, kita dapatkan rangkaian
listrik tampak seperti pada Gambar 7.1(a), diagram rangkaiannya tampak seperti pada Gambar 7.1(b). Dalam
hal ini, baterai (sumber beda potensial) digambarkan dengan simbol
Garis yang lebih panjang menyatakan kutub positif, sedangkan yang pendek menyatakan kutub
negatif.Alat yang diberi daya oleh baterai dapat berupa bola lampu, pemanas, radio, dan sebagainya.Ketika
rangkaian ini terbentuk, muatan dapat mengalir melalui kawat pada rangkaian, dari satu kutub baterai ke
kutub yang lainnya.Aliran muatan seperti ini disebut arus listrik.
Arus listrik yang mengalir pada kawat tersebut didefinisikan sebagai jumlah total muatan yang melewatinya
per satuan waktu pada suatu titik. Maka arus listrik I dapat dirumuskan:

Q
t

Dengan Q adalah jumlah muatan yang melewati konduktor pada suatu titik selama selang waktu Dt . Arus
listrik diukur dalam coulomb per sekon dan diberi nama khusus yaitu ampere yang diambil dari nama
fisikawan Prancis bernama Andre Marie Ampere (1775 1836). Satu ampere didefinisikan sebagai satu
coulomb per sekon (1 A = 1 C/s). Satuan-satuan terkecil yang sering digunakan adalah miliampere (1 mA = 10 3

A) atau mikroampere (1mA = 10-6 A). Alat untuk mengukur kuat arus listrik dinamakan amperemeter

(disingkat ammeter).
Konduktor banyak mengandung elektron bebas.Berarti, bila kawat penghantar dihubungkan ke
kutubkutub baterai seperti pada Gambar 1 sebenarnya elektron bermuatan negatiflah yang mengalir pada
kawat. Ketika kawat penghantar pertama kali dihubungkan, beda potensial antara kutub-kutub baterai
mengakibatkan adanya medan listrik di dalam kawat dan paralel terhadapnya.
Dengan demikian, elektron-elektron bebas pada satu ujung kawat tertarik ke kutub positif, dan pada saat
yang sama elektron-elektron meninggalkan kutub negatif baterai dan memasuki kawat di ujung yang lain.
Ada aliran elektron yang kontinu melalui kawat yang terjadi ketika kawat terhubung ke kedua kutub.Sesuai
dengan ketentuan mengenai muatan positif dan negatif, dianggap muatan positif mengalir pada satu arah
yang tetap ekuivalen dengan muatan negatif yang mengalir ke arah yang berlawanan, tampak seperti pada
Gambar 2. Ketika membicarakan arus yang mengalir pada rangkaian, yang dimaksud adalah arah aliran
muatan positif.Arah arus yang identik dengan arah muatan positif ini yang disebut arus konvensional.
Teori Arus Listrik. Ada beberapa teori yang berhubungan dengan arus listrik yaitu seperti teori
hukum ohm dan hukum kirchoff. Pada hukum ohm arus listrik diartikan bahwa besarnya arus yang mengalir
adalah hasil bagi antara beda potensial dengan tahanan. Sedangkan pada hukum kirchoff menjelaskan
tentang arus listrik yang memasuki suatu titik percabangan.Semua teori adalah benar dan sudah terbukti
secara meyakinkan. Jika anda kurang percaya dengan teori yang sudah baku, maka anda bisa melakukan
praktek untuk melakukan beberpaa pengujian dan pengukuran. Caranya buatlah beberapa variasi
rangkaian listrik, dan lakukan pengukuran pada setiap variasi, setelah itu cocokkan hasil pengukuran
dengan perhitungan secara teori.
Sumber Arus Listrik. Secara umum kita mengenal beberapa sumber yang mampu menghasilkan
arus lisrik yaitu seperti : generator listrik, batere kering dan accumulato. Untuk batere dan accu hanya bisa
menyediakan arus listrik searah (dc).Untuk yang pembangkit generator itu contohnya listrik PLN.
Generator dikopel dengan turbin pada sistem pembangkit.Sistem pembangit bisa dengan air (PLTA), uap
(PLTU), gas (PLTG), surya (PLTS), nuklir (PLTN dan lain sebagainya.
Kesimpulan yang bisa ditarik secara sederhana tentang arus listrik

Secara sederhana maka dapat kita simpulkan beberapa poin mengenai arus lisrik ini.Memang ini adalah
hasil analisa saya pribadi dan jika anda tidak sepaham itu sah-sah saja.Karena masing-masing pendapat
biasanya mempunyai dasar pemikiran atau alasan tertentu.

Arus listrik itu ibarat arus air yang mengalir, air mengalir dari tempat tingi ke tempat rendah. Tapi
arus listrik mengalir dari titik berpotensial tinggi ke titik berpotensial rendah. Kuatnya arus air yang
mengalir juga sama perumpamaannya dengan kuat arus listrik yang mengalir.

Arus listrik hanya akan mengalir jika terjadi perbedaan polaritas (potensial) antara sautu titik
dengan titik lainnya. Jika terjadi keseimbangan maka, arus listrik tidak akan mengalir (lihat teori
jembatan wheatstone).

Arus terbagi dua yaitu arus searah (DC) dan arus bolak balik (AC)

Arus mengalir bolak balik terjadi karena pada tegangan sumber terjadi perubahan polaritas secara
bolak-balik, bukan karena sifat arus listriknya. Sifat dasar dari arus lisrik tetap mengalir dari daerah
berpolaritas tinggi ke polaritas rendah.

Arus listrik yang masuk ke dalam titik percabangan, maka arus tersebut akan berbagi. Artinya
jumlah arus yang mengalir pada semua percabangan adalah sama dengan arus sumber (sebelum
memasuki titik percabangan), ini sesuai dengan teori hukum kirchoff.

Besarnya arus yang mengalir pada suatu rangkaian tergantung dari besarnya beda potensial dan
tahanan total yang ada dalam rangkaian. Ini sesuai hukum ohm.

B. GAYA GERAK LISTIK (GGL)


Dalam rangkaian arah listrik terdapat perubahan energi listrik menjadi energi listrik menjadi energi dalam
bentuk lain, (misal : panas, mekanik, kimia ... dan lain lain).
Perubahan tersebut dapat merupakan :

Perubahan yang tidak dapat balik (irreversible).


Misalkan : pada perubahan energi listrik menjadi energi kalor pada penghantar yang dilalui arus
listrik.

Perubahan yang dapat balik (reversible)

Misalkan : pada perubahan energi listrik menjadi energi mekanik/kimia pada elemen atau
generator.

Alat yang dapat menyebabkan secara reversible (dapat balik) disebut sumber gaya gerak listrik (GGL) atau
sumber arus.

Gaya gerak listrik (GGL) adalah besarnya energi listrik yang berubah menjadi energi bukan
listrik atau sebaliknya, jika satu satuan muatan melalui sumber itu, atau kerja yang dilakukan
sumber arus persatuan muatan.

dW
dq

( Joule/Coulomb = Volt )

GGL bukan merupakan besaran vektor, tetapi GGL diberi arah dan di dalam sumber arus, arahnya dari kutub
negatif ke kutub positif.

* PERSAMAAN RANGKAIAN ARUS SEARAH


Elemen yang mempunyai sumber arus Volt dan tahanan dalam (r) ditutup oleh kawat yang mempunyai
tahanan luar R, akan menghasilkan kuat arus yang besarnya :

Rr

Bila beberapa elemen (n buah elemen) yang masing-masing mempunyai GGL Volt disusun secara seri,
kuat arus yang timbul :

n.
n. r R

Bila beberapa elemen (m buah elemen) yang masing-masing mempunyai GGL, Volt dan tahanan dalam r
disusun secara paralel, kuat arus yang timbul :

r
R
m

Bila beberapa elemen (n buah elemen) yang masing-masing mempunyai GGL, Volt dan tahanan dalam r
disusun secara seri, sedangkan berapa elemen (m buah elemen) yang terjadi karena hubungan seri tadi
dihubungkan paralel lagi, maka kuat arus yang timbul :

n .
n
.r R
m

TEGA NG A N JE PIT
adalah beda potensial kutub-kutub sumber arus bila sumber itu dalam rangkaian tertutup. Jadi tegangan
jepit sama dengan selisih potensial antara kedua ujung kawat penghubung yang dilekatkan pada kutubkutub dengan jepitan.
Tegangan jepit ( K ) = i . R
HUK UM KI R CH H OFF
1.

Hukum Kirchhoff I ( Hukum titik cabang )

a.

Kuat arus dalam kawat yang tidak bercabang dimana-mana sama besaranya.

b.

Pada kawat yang bercabang, jumlah dari kuat arus dalam masing-masing cabang dengan kuat arus
induk dalam kawat yang tidak bercabang.
i=0

c.

Jumlah arus yang menuju suatu titik cabang sama dengan jumlah arus yang meninggalkannya.

Bila P adalah cabangnya, maka :


I masuk = I keluar
i1 + i2 + i3 = i4 + i5

2.

Hukum Kirchoff II ( Hukum rangkaian tertutup itu )

Jumlah aljabar gaya gerak listrik ( GGL ) dalam satu rangkaian tertutup ( LOOP ) sama dengan jumlah
aljabar hasil kali i x R dalam rangkaian tertutup itu.

= i.R
Untuk menuliskan persamaan diatas, perlu diperhatikan tanda dari pada GGL, yaitu sebagai berikut :

: positif

: negatif
Dimana : arah i adalah arah acuan dalam loop itu Sebagai contoh daripada pemakaian Hukum Kirchoff
misalnya dari rangkaian listrik di bawah ini :

Misalkan hendak menghitung besarnya arus yang mengalir pada masing-masing tahanan.
cara :

Tentukan masing-masing arus yang mengalir pada R1, R2, R3, R4, R5 dan Rd adalah i1, i2, i3, i4, i5
dan I

Arah referensi pada masing-masing I loop adalah : arah searah dengan jarum jam.

Hukum kirchoff II.

Pada lopp I : i1 R1 + I3 R3 - I2 R2 = 0.....................( 1 )


Pada loop II : i4 R4 - i3 R3 - i5 R5 = 0.....................( 2 )
Pada loop III ; i2 R2 + i5 R5 + i.rd = ....................( 3 )

Hukum Kirchoff I .
Pada titik A : I = I1 + i2...........................................( 4 )
Pada titik D : I4 + I5 = i...........................................( 5 )
Pada titik C : I2 + I3 = i5......................................( 6 )
Dengan 6 buah persamaan di atas, dapat dihitung i1 ; i2 ; i3 ; i4 ; i5 dan i .

ELE KT RO L I SA .
Elektrolisa adalah peristiwa terurainya larutan elektrolit ( larutan asam, basa dan garam ) karena adanya
arus listrik, larutan elektrolit adalah suatu penghantar listrik; karena didalamnya terdapat muatan-muatan
bebas yang berupa ion-ion positif dan negatif yang mudah sekali bergerak bila dikenai medan listrik. Mudah
terurainya zat elektrolit di dalam larutan, adalah karena didalam larutan gaya tarik-menarik ( gaya coulomb
) antara ion positif dan negatif menjadi sangat berkurang ( = permitivitas air jauh lebih kecil daripada udara
).
Pada elektrolisa larutan AgNO3, ion Ag+ yang telah terurai dari molekul AgNO3 akan bergerak ke kutub
negatif ( katode = K ) dan di sini akan memperoleh satu elektron sehingga atom Ag yang netral, dan
demikian juga ion ( NO3 )- akan pergi kekutub positif

( Anoda = A ) yang akan memberikan elektronnya

sehingga menjadi gugusan sisa asam yang netral. Banyaknya zat yang diendapkan pada peristiwa
elektrolisa telah dapat dihitung oleh FARADAY.

Hukum Ohm dan Hambatan Listrik pada Kawat Penghantar- Seperti telah dijelaskan sebelumnya bahwa
arus listrik mengalir dari potensial tinggi ke potensial rendah. Dengan kata lain, arus listrik mengalir karena
adanya beda potensial. Hubungan antara beda potensial dan arus listrik kali pertama diselidiki oleh George

10

Simon Ohm (17871854). Beda potensial listrik disebut juga tegangan listrik. Dari penelitian dapat
disimpulkan bahwa arus listrik sebanding dengan beda potensial. Semakin besar beda potensial listrik yang
diberikan, semakin besar arus listrik yang dihasilkan. Demikian juga sebaliknya, semakin kecil beda
potensial yang diberikan, semakin kecil arus listrik yang dihasilkan. Ohm mendefinisikan bahwa hasil
perbandingan antara beda potensial/tegangan listrik dan arus listrik disebut hambatan listrik. Secara
matematis ditulis sebagai berikut.

dengan: R = hambatan listrik (ohm; ),


V = tegangan atau beda potensial listrik (volt; V), dan
I = kuat arus listrik (ampere; A).
sering juga ditulis dalam bentuk

V IR
dan dikenal sebagi hukum Ohm. Atas jasa-jasanya, nama ohm kemudian dijadikan sebagai satuan
hambatan, disimbolkan .
img1 Gambar 5.5 Grafik kuat arus listrik I sebagai fungsi beda potensial V
Gambar 5.5 di samping menunjukkan tentang grafik kuat arus I sebagai fungsi beda potensial V. Pada
Gambar 5.5 jika suatu bahan penghantar menghasilkan grafik kuat arus I sebagai fungsi, beda potensial
V nya tidak membentuk garis lurus, penghantarnya disebut komponen non-ohmik. Untuk bahan
penghantar yang menghasilkan grafik kuat arus I sebagai fungsi, beda potensial V-nya membentuk
garis lurus, penghantarnya disebut komponen ohmik.
Hambatan Listrik Konduktor

RANGKAIAN LISTRIK ARUS SEARAH

1.

LISTRIK ARUS SEARAH


Arus listrik searah (Direct Current atau DC) adalah aliran elektron dari suatu titik yang energi
potensialnya tinggi ke titik lain yang energi potensialnya lebih rendah.
Arus searah dulu dianggap sebagai arus positif yang mengalir dari ujung positif sumber arus listrik
ke ujung negatifnya.Pengamatan-pengamatan yang lebih baru menemukan bahwa sebenarnya
arus searah merupakan arus negatif (elektron) yang mengalir dari kutub negatif ke kutub

11

positif.Aliran elektron ini menyebabkan terjadinya lubang-lubang bermuatan positif, yang


tampak mengalir dari kutub positif ke kutub negatif.
Contoh dari penggunaan listrik arus searah yaitu penyaluran tenaga listrik komersil yang pertama
(dibuat oleh Thomas Alfa Edison di akhir abad ke 19) menggunakan listrik arus searah.Generator
komersiel yang pertama di dunia juga menggunakan listrik arus searah.
Di tahun 1883, Nicola Tesla dianugerahi hak paten untuk penemuannya, arus bolak-balik fase
banyak. Pada bulan Mei 1883, dia menyampaikan kuliah klasik kepada The American Institute of
Electrical Engineers:A New System of Alternating Current Motors and Tranformers.
Karena listrik arus bolak-balik lebih mudah digunakan dibandingkan dengan listrik arus searah
untuk transmisi (penyaluran) dan pembagian tenaga listrik, di zaman sekarang hampir semua
transmisi tenaga listrik menggunakan listrik arus bolak-balik.
Walaupun begitu, pada saat pertama peluncuran arus listrik bolak-balik, arus listrik searah masih
tetap digunakan.Bahkan, ada yang tidak mau menerima arus bolak-balik.
Dengan perkembangan teknologi elektronika saat ini, listrik arus searah (DC) dapat dihasilkan
dengan cara merubah Arus bolak-balik (AC) menjadi Arus Searah (DC) dengan menggunakan suatu
alat yang disebut Power Supply atau Adaptor.
Sebagai dasar dari rangkaian Power Supply adalah sebuah komponen diode yang dapat berfungsi
sebagai penyearah, artinya adalah dapat merubah dan menyearahkan arus bolak-balik (AC)
menjadi Arus Searah (DC). contoh rangkaian arus searah

SUMBER-SUMBER LISTRIK ARUS SEARAH


Semua sumber listrik yang dapat menimbulkan arus listrik tetap terhadap waktu dan arah tertentu
disebut sumber-sumber listrik arus searah.Sumber listrik arus searah dibagi menjadi empat macam.
1.

Elemen Elektrokimia

Elemen elektrokimia adalah sumber listrik arus searah dari proses kimiawi. Dalam elemen ini terjadi
perubahan energi kimia menjadi energi listrik.Elemen elektrokimia dapat dibedakan berdasarkan lama
pemakaiannya sebagai berikut.

Elemen Primer

Elemen primer adalah sumber listrik arus searah yang memerlukan penggantian bahan setelah dipakai.
Contoh elemen primer sebagai berikut:

12

Elemen Volta

Elemen volta adalah sejenis baterai kuno yang diciptakan oleh Alesandro Volta.. Elemen volta masih
diterapkan sampai saat ini. Meskipun bentuknya sudah dimodifikasi. Elemen volta terdiri atas 2
elektroda dari logam yang berbeda yang dicelupkan pada cairan asam atau larutan garam. Pada zaman
dahulu, cairan asam atau garam tersebut berupa kain yang dicelup dalam larutan garam/asam.

Elemen Daniell

Penemu elemen daniel adalah John Frederic Daniell. Elemen Daniell adalah elemen yang gaya gerak
listriknya agak lama karena adanya depolarisator. Depolarisator adalah zat yang dapat menghambat
terjadinya polarisasi gas hidrogen.Depolarisator pada elemen ini adalah larutan tembaga (sulfat).

Elemen Leclanche

Jenis elemen leclanche ada dua macam, yaitu elemen kering dan basah, terdiri atas dua bejana kaca
yang berisi:

batang karbon sebagai kutub positif (anoda)

batang seng sebagai kutub negatif (katoda)

Batu kawi sebagai depolarisator

larutan amonium klorida sebagai elektrolit

Elemen Kering

Elemen kering adalah sumber arus listrik yang dibuat dari bahan-bahan kering yang tidak dapat diisi
kembali (sekali pakai).Elemen ini termasuk elemen primer. Contoh elemen kering antara lain, batu
baterai dan baterai perak oksida (baterai untuk jam tangan). Bahan untuk kutub positif digunakan
batang karbon, dan untuk kutub negatif digunakan lempeng seng.

Elemen Sekunder
Elemen sekunder adalah sumber arus listrik yang tidak memerlukan penggantian bahan pereaksi
(elemen) setelah sumber arus habis digunakan.Sumber ini dapat digunakan kembali setelah diberikan
kembali energi (diisi atau disetrum).
Contoh dari elemen sekunder yaitu akumulator (aki).Akumulator adalah termasuk sumber listrik yang
dapat menghasilkan Tegangan Listrik Arus Searah (DC). Prinsip kerja dari acumulator adalah
berdasarkan proses kimia.
Secara sederhana, prinsip kerja akumulator dapat dijelaskan sebagai berikut.
a) Pemakaian

13

Pada saat akumulator dipakai, terjadi pelepasan energi dari akumulator menuju lampu.Dalam peristiwa
ini, arus listrik mengalir dari kutub positif ke pelat kutub negatif. Setelah akumulator dipakai beberapa
saat, pelat kutub negatif dan positif akan dilapisi oleh sulfat. Hal ini menyebabkan beda potensial
kedua kutub menjadi sama dan kedua kutub menjadi netral.
b) Pengisian
Setelah kedua kutub netral dan arus tidak mengalir, kita harus menyetrum aki agar dapat digunakan
kembali. Pada saat aki diestrum, arah arus berlawanan dengan pada saat digunakan,yaitu dari kutub
negatif ke positif.
Contoh lainnya seperti batu baterai yang digunakan pada telepon genggam (Hp), laptop, kamera,
lampu emergensi dll.
2. Generator Arus Searah
Generator arus searah adalah alat yang digunakan untuk mengubah energi gerak (mekanis) menjadi
energi listrik dengan arus searah. Generator DC dibedakan menjadi beberapa jenis berdasarkan dari
rangkaian belitan magnet atau penguat eksitasinya terhadap jangkar (anker), jenis generator DC yaitu:
1). Generator penguat terpisah
2). Generator shunt
3). Generator kompon
Generator DC terdiri dua bagian, yang pertama stator, yaitu bagian mesin DC yang diam, dan yang
kedua, bagian rotor, yaitu bagian mesin DC yang berputar. Bagian stator terdiri dari: rangka motor,
belitan stator, sikat arang, bearing dan terminal box. Sedangkan bagian rotor terdiri dari: komutator,
belitan rotor, kipas rotor dan poros rotor.
Prinsip kerja generator ini adalah induksi elektromagnetik (perubahan medan magnet yang terjadi
pada kumparan kawat sehingga terjadi arus listrik).
Pembangkitan tegangan induksi oleh sebuah generator diperoleh melalui dua cara:
dengan menggunakan cincin-seret, menghasilkan tegangan induksi bolak-balik.
dengan menggunakan komutator, menghasilkan tegangan DC.
ENERGI LISTRIK DAN DAYA LISTRIK
1. Energi listrik

14

adalah energi utama yang dibutuhkan bagi peralatan listrik/energi yang tersimpan dalam arus listrik
dengan satuan amper (A)dan tegangan listrik dengan satuan volt (V) dengan ketentuan kebutuhan
konsumsi daya listrik dengan satuan Watt (W)untuk menggerakkan motor, lampu penerangan,
memanaskan, mendinginkan ataupun untuk menggerakkan kembali suatu peralatan mekanik untuk
menghasilkan bentuk energi yang lain.
Energi yang dihasilkan dapat berasal dari berbagai sumber, seperti air, minyak, batu bara, angin, panas
bumi, nuklir, matahari, dan lainnya. Energi ini besarnya dari beberapa Joule sampai ribuan hingga
jutaan Joule.

Daya listrik
Daya listrik didefinisikan sebagai laju hantaran energi listrik dalam sirkuit listrik.Satuan SI daya listrik
adalah watt yang menyatakan banyaknya tenaga listrik yang mengalir per satuan waktu (joule/detik).

3000 Watt 24 volt Inverter with built in charger and transfer


switch.
Arus listrik yang mengalir dalam rangkaian dengan hambatan
listrik menimbulkan kerja.Peranti mengkonversi kerja ini ke
dalam berbagai bentuk yang berguna, seperti panas (seperti pada pemanas listrik), cahaya (seperti
pada bola lampu), energi kinetik (motor listrik), dan suara (loudspeaker).Listrik dapat diperoleh dari
pembangkit listrik atau penyimpan energi seperti baterai.
PERUMUSAN MATEMATIS DAYA LISTRIK
Daya listrik, seperti daya mekanik, dilambangkan oleh huruf P dalam persamaan listrik. Pada
rangkaian arus DC, daya listrik sesaat dihitung menggunakan Hukum Joule, sesuai nama fisikawan
Britania James Joule, yang pertama kali menunjukkan bahwa energi listrik dapat berubah menjadi
energi mekanik, dan sebaliknya.

di mana
adalah daya (watt atau W)
adalah arus (ampere atau A)

15

adalah perbedaan potensial (volt atau V)

TEGANGAN AC DAN DC
Listrik merupakan energi yang dapat disalurkan melalui penghantar berupa kabel, adanya arus
listrik dikarenakan muatan listrik mengalir dari saluran positif ke saluran negatif.Dalam kehidupan
manusia listrik memiliki peran yang sangat penting.Selain digunakan sebagai penerangan listrik juga
digunakan sebagai sumber energi untuk tenaga dan hiburan, contohnya saja pemanfaatan energi listrik
dalam bidang tenaga adalah motor listrik.Keberadaan listrik yang sangat penting dan fital akhirnya saat
ini listrik dikuasai oleh negara melalui perusahaan yang bernama PLN.
Listrik sendiri dibagi menjadi dua jenis yaitu arus listrik AC dan DC. Dalam artikel singkat ini kita
akan membahas mengenai apa yang dimaksud dengan arus listrik AC dan DC beserta contoh
pemanfaatan keduanya. Untuk memudahkan pembaca artikel ini akan saya bagi menjadi beberapa
bagian, yang pertama saya akan menjelaskan apa yang dimaksud dengan arus listrik AC dan contoh
penggunaannya, kemudian yang kedua saya akan membahas pengertian listrik DC dan contoh
penggunaannya.
i. Pengertian Arus Listrik AC
Arus listrik AC (alternating current), merupakan listrik yang besarnya dan arah arusnya selalu berubahubah dan bolak-balik. Arus listrik AC akan membentuk suatu gelombang yang dinamakan dengan
gelombang sinus atau lebih lengkapnya sinusoida. Di Indonesia sendiri listrik bolak-balik (AC) dipelihara
dan berada dibawah naungan PLN, Indonesia menerapkan listrik bolak-balik dengan frekuensi 50Hz.
Tegangan standar yang diterapkan di Indonesia untuk listrik bolak-balik 1 (satu) fasa adalah 220
volt.Tegangan dan frekuensi ini terdapat pada rumah anda, kecuali jika anda tidak berlangganan listrik
PLN.
Contoh pemanfaatan listrik AC
Pemanfaatan listrik AC sebenarnya sangatlah banyak. Untuk mempermudah sebenarnya anda dapat
melihat barang-barang yang ada dirumah anda, perhatikanlah bahwa semua barang yang
menggunakan listrik PLN berarti telah memanfaatkan listrik AC. Sebagai pengaman listrik AC yang ada
dirumah anda, biasanya pihak PLN menggunakan pembatas sekaligus pengaman yaitu MCB (miniature
circuit breaker). Meskipun demikian tak semua barang yang anda lihat menggunakan listrik AC,
adasebagian barang yang menggunakan listrik PLN namun barang tersebut sebenarnya menggunakan
listrik DC, contohnya saja Laptop.Laptop menggunakan listrik DC, listrik tersebut diperoleh dari
adaptor yang terdapat pada laptop (atau terdapat pada charger) tersebut. Jadi saat anda mengisi
ulang baterai laptop dengan listrik PLN (AC) maka adaptor didalam laptop akan merubah listrik AC
menjadi DC, sehingga sesuai kebutuhan dari laptop anda. Contoh pemanfaatan energi listrik AC yang

16

lain adalah: Untuk mesin cuci, penerangan (lampu), pompa air AC, pendingin ruangan, kompor listrik,
dan masih banyak lagi.
ii.

Pengertian arus listrik DC

Arus listrik DC (Direct current) merupakan arus listrik searah.Pada awalnya aliran arus pada listrik DC
dikatakan mengalir dari ujung positif menuju ujung negatif.Semakin kesini pengamatan-pengamatan
yang dilakukan oleh para ahli menunjukkan bahwa pada arus searah merupakan arus yang alirannya
dari negatif (elektron) menuju kutub positif.Nah aliran-aliran ini menyebabkan timbulnya lubanglubang bermuatan positif yang terlihat mengalir dari positif ke negatif.
Contoh pemanfaatan listrik DC
Listrik DC (direct current) biasanya digunakan oleh perangkat lektronika.Meskipun ada sebagian beban
selain perangkat elektronika yang menggunakan arus DC (contohnya; Motor listrik DC) namun
kebanyakan arus DC digunakan untuk keperluan beban elektronika. Beberapa beban elektronika yang
menggunakan arus listrik DC diantaranya: Lampu LED (Light Emiting Diode), Komputer, Laptop, TV,
Radio, dan masih banyak lagi. Selain itu listrik DC juga sering disimpan dalam suatu baterai, contohnya
saja baterai yang digunakan untuk menghidupkan jam dinding, mainan mobil-mobilan dan masih
banyak lagi.Intinya kebanyakan perangkat yang menggunakan listrik DC merupakan beban perangkat
elektronika.
PENGUKURAN BESARAN-BESARAN LISTRIK
Macam besaran listrik adalah banyak dan mempunyai satuan yang bermacam-macam pula.Dengan
demikian alat ukur yang dipergunakan untuk mengukur besaran-besaran listrik tersebut juga
bermacam-macam
Satuan besaran listrik ada 3 (tiga) macam, yaitu :

Besaran-besaran listrik yang banyak dijumpai dalam bidang industri, perbengkelan ataupun keperluankeperluan yang lain ialah : arus listrik, tegangan, tahanan, daya dan sebagainya. Dalam pemakaian,
besaran listrik diukur dalam satuan praktis dan harga efektif.Untuk memudahkan dalam
memahaminya, tabel 1, di bawah ini memperlihatkan macam-macam besaran listrik beserta alat ukur
yang digunakannya dan satuan-satuannya (satuan praktis) serta symbol dari alat-alat ukurnya.

17

Tabel 1.Macam-macam Besaran listrik, Alat Ukur, Satuannya dan Simbol Alat ukurnya

18

RANGKUMAN
N

Listrik Dinamis adalah listrik yang dapat bergerak, cara mengukur kuat arus pada listrik dinamis
adalah muatan listrik dibagai waktu dengan satuan muatan listrik adalah coulumb dan satuan
waktu adalah detik.

Hukum Ohm, berbunyi Besar kuat arus listrik dalam suatu penghantar berbanding langsung
dengan beda potensial (V) antara ujung-ujung penghantar asalkan suhu penghantar tetap

Hukum I Kirchoff, berbunyi Jumlah kuat arus listrik yang masuk ke suatu titik simpul sama
dengan jumlah kuat arus listrik yang keluar darititik simpul tersebut.

Hukum II Kirchoff, berbunyi Di dalam sebuah rangkaian tertutup, jumlah aljabar gaya gerak listrik
( ) dengan penurunan tegangan (IR) sama dengan nol.

Alat ukur yang digunakan dalam listrik dinamis adalah ampermeter dan voltmeter.

Penerapan listrik dinamis dalam kehidupan sehari-hari salah satunya pada penggunaan bola
lampu.

EVALUASI

Diketahui dalam waktu 15 menit, kuat arus listrik yang mengalir pada sebuah penghantar adalah 2 A,
Hitunglah muatan listrik yang mengalir pada sebuah penghantar .
PENYELESAIAN
Diketahui

: t = 15 menit =900 sekon


I=2A

Ditanya : Q ?
Penyelesaian :

Q = I.t
= (2 A) (900 sekon)

19

Q = 1.800 Coulomb

1. Jika kuat arus dalam sepotong kawat penghantar = 2 ampere, berapakah banyaknya muatan listrik yang
mengalir melalui penampang kawat penghantar tersebut selama 1 menit ?
Penyelesaian
Diketahui :
I = 2 ampere
t = 1 menit = 60 detik
Ditanya: q = ......?
Jawab:
q = I. t
q = 2 A x 60 detik
q = 120 coulomb
2. Jika sebuah kawat penghantar listrik dialiri muatan listrik sebesar 360 coulomb dalam waktu 1 menit,
tentukan kuat arus listrik yang melintasi kawat penghantar tersebut !
Penyelesaian
Diketahui

q = 360 coulomb
t = 1 menit = 60 detik

Ditanya : I = ......?
Jawab:
I = q/ t
I = 60/360 = 6 ampere

4. Sebuah voltmeter mempunyai hambatan dalam 3 k , dapat mengukur tegangan maksimal 5 volt. Jika
ingin memperbesar batas ukur voltmeter menjadi 100 volt, tentukan hambatan muka yang harus
dipasang secara seri pada voltmeter.
Penyelesaian
Diketahui :

RV = 3 k
VV = 5 V
V = 100 V

Ditanya :

R m = ?

Jawab : V = n x VV
100 = n . 5.
n = 20
Rm = (n - 1) Rv
= (20 - 1) . 3

20

= 57 k

5. Perhatikanlah titik simpul A dari suatu rangkaian listrik seperti tampak pada gambar!

Kuat arus I1 = 10 A, I2 = 5 A arah menuju titik A. Kuat arus I3 = 8 A arah keluar dari titik A.
Berapakah besar dan arah kuat arus I4?
Penyelesaian
Menurut Hukum I Kirchhoff
I masuk = I keluar
I masuk = I1 + I2 = 10 +5 = 15 ampere
I3 = 8 A arah keluar dari titik A
I4 harus berarah keluar juga agar seimbang.
I keluar = I3 + I4 = 8 + I4
Jadi,
I masuk = I keluar
I1 + I2 = I3 + I4
I5 = 8 + I4
I4 = 15 - 8
I4 = 7 A, dengan arah keluar dari titik A

6. Kuat arus di dalam sepotong kawat penghantar sama dengan 2 ampere,


apabila kedua ujungnya diberi beda potensial sebesar 12 volt. Berapakah
hambatan kawat kedua ,kawat tersebut ?

Penyelesaian
Diketahui

I=2A
V = 12 volt

Ditanya :

R = ...?

Jawab :

R=V/I
= 12 /2 = 6 ohm

21

22

BAHAN DIELEKTRIKUM
I.

DESKRIPSI

Listrik sangat berpengaruh dalam kehidupan manusia sehari-hari di seluruh dunia. Sebagian besar dari
kita bergantung pada peralatan listrik untuk membuat hidup kita lebih aman, lebih sehat, lebih mudah, dan
lebih nyaman. Lampu lalu lintas, penerangan listrik, VCD player, pesawat TV, tape recorder, dan alat-alat
rumah tangga yang lain seperti rice cooker, seterika listrik, mesin cuci, dan lain sebagainya, merupakan
sebagian kecil dari peralatan listrik tersebut. Dalam ilmu listrik, perlu mengetahui bahan yang terdapat
dalam listrik atau biasa disebut dengan bahan elektrik (bahan listrik).
Suatu bahan listrik yang akan dijadikan penghantar, juga harus mempunyai sifat -sifat dasar
penghantar itu sendiri seperti : koefisien suhu tahanan, daya hantar panas, kekuatan tegangan tarik dan
lain -lain. Disamping itu juga penghantar kebanyakan menggunakan bentuk padat seperti tembaga,
aluminium, baja, seng, timah, dan lain -lain. Untuk keperluan komunikasi sekarang banyak digunakan bahan
penghantar untuk media transmisi telekomunikasi yaitu menggunakan serat optik.
Suatu bahan yang paling banyak sedang dilakukan riset -riset di dunia ilmu pengetahuan dan teknologi
yaitu bahan semi konduktor. Bahan ini sangat besar peranannya pada saat inipada berbagai bidang disipilin
ilmu terutama di bidang teknik elektro seperti teknologi informasi, komputer, elektronika, telekomunikasi,
dan lain -lain. Berkaitan dengan bahan semi konduktor, pada saat ini dapat dikelompokkan menjadi dua
macam yaitu semi konduktor dan super konduktor.
Pada bab ini, akan membahas mengenai bahan elektrik (bahan listrik), yakni konduktor, semi konduktor
dan isolator, serta semi konduktor.
II.

MATERI

A. DIELKEKTRIK

Dielektrik adalah suatu bahan yang memiliki daya hantar arus yang sangat kecil atau bahkan
hampir tidak ada. Bahan dielektrik dapat berwujud padat, cair, dan gas. Tidak seperti konduktor, pada
bahan dielektrik tidak terdapat elektron- elektron konduksi yang bebas bergerak diseluruh bahan oleh
pengaruh medan listrik. Medan listrik tidak akan menghasilkan pergerakan muatan dalam bahan dielektrik.
Bahan dielektrik mempunyai sifat sulit menghantarkan listrik. Bahan elektrik ada dua jenis, yakni
polar dan non- polar. Molekul dielektrik polar berarti bahwa molekul dielektrik tersebut dalam keadaan
tanpa medan listrik, antara elektron dan intinya telah membentuk dipol. Sedangkan molekul non- polar
ketika tidak ada medan listrik antara elektron dan inti tidak tampak sebagai dua muatan terpisah. Sifat
inilah yang menyebabkan bahan dielektrik merupakan isolator yang baik. Dalam bahan dielektrik, semua
elektron- elektron terikat dengan kuat pada intinya sehingga terbentuk suatu struktur regangan benda
padat, atau dalam hal cairan atau gas, bagian- bagian positif dan negatifnya terikat bersama-sama sehingga
tiap aliran massa tidak merupakan perpindahan dari muatan. karena itu, jika suatu dielektrik diberikan
muatan listrik, muatan ini akan tinggal terlokalisir di daerah dimana muatan tadi ditempatkan.
Bahan dielektrik yaitu bahan yang apabila diberikan medan potensial dapat mempertahankan
perbedaan potensial yang timbul diantara permukaan yang diberikan potensial tersebut.

23

Dielektrik adalah bahan yang tidak memiliki elektron bebas untuk menghasilkan arus jika dikenai
medan listrik. Bahan dielektrik memiliki pita energi > 3eV. Sifat penting dielektrik adalah kemampuannya
meminimumkan disipasi energi (panas) pada saat ada dalam medan E. Semakin kecil kehilangan energi,
bahan dielektrik semakin bagus.
Ruang antara konduktor pada suatu kapasitor biasanya diisi dengan bahan isolator yang
dinamakan dielektrik, misalnya kaca, kertas, mika, dll.
Eksperimen yang dilakukan Faraday menunjukkan bahwa adanya dielektrik menyebabkan
kapasitansi bertambah. Penambahan kapasitansi ini disebabkan karena adanya dielektrik mengakibatkan
medan listrik di antara kapasitor berkurang.
Berikut adalah tabel contoh konstanta (k) dari beberapa bahan dielektrik yang disederhanakan :
Bahan

Angka dieklektrikum

Hampa

Udara/gas lain

Air suling

80

Kertas farafin

2,2

Mika

5,5-7

Porselen

5,5

Tantalum

27

Olie paranol

4,5

Olie silicon

2,8

Teflon

20

Keramik

5-1000

B. KONDUKTOR

Bahan listrik dalam sistem tenaga listrik merupakan salah satu elemen penting yang akan
menentukan kualitas penyaluran energi listrik itu sendiri. Bahan listrik yang sangat popular selama ini
meliputi konduktor, semi konduktor dan isolator. Satu lagi yang dikenal dengan super konduktor,
namun masih dalam penelitian intensif para ahli. Ketiga bahan tadi secara integrative dalam system
kelistrikan dimanfaatkan secara optimal. Seperti misalnya konduktor adalah salah material paling

24

besar yang dipakai dalam penyaluran tenaga listrik baik alumunium maupun tembaga atau campuran
dengan bahan lain. Demikian pula isolator dipakai banyak sekali untuk menyekat bagian bagian
bertegangan dengan bagian yang kontak langsung dengan manusia.
Dalam teknik listrik, khususnya pada pelajaran praktek, mempelajari dan memahami
bermacam-macam bahan beserta sifat-sifatnya merupakan hal yang sangat penting, guna memilih
suatu bahan penyekat misalnya, bahan tadi perlu disesuaikan dengan penggunaannya, umpamanya
penyekat harus memiliki sifat-sifat tahanan jenis yang besar, tahan terhadap lembab, panas, reaksi
bahan kimia dan sebagainya. Selain sifat, bahan juga mempunyai bermacam -macam bentuk. Pada
umumnya kita mengenal tiga macam bentuk, yaitu padat, cair, dan gas. Ada pula bahan-bahan yang
memiliki ketiga bentuk tersebutpada suhu-suhu tertentu. Sebagai contoh dapat kita ambil air. Dalam
keadaan biasa air berbentuk cair. Jika air kita panaskan hingga suhunya naik sampai C atau lebih, air
mulai menguap berarti bentuk cairnya berubah menjadi bentuk gas. Pendinginan kembali uap itu
sampai suhu semula, akan merubah bentuknya lagi menjadi cair.
Bilamana pendinginan tersebut dteruskan sampai suhunya mencapai C ke bawah,
bentuknya berubah menjadi padat. Dalam bentuk padat ini air dikenal dengan nama es. Ada kalanya
bahan-bahan yang dalam keadaan biasa berbentuk padat, melalui proses pemanasan dijadikan cair,
supaya dapat dituangkan kedalam acuan (cetakan), kemudian setelah didinginkan kembali menjadi
padat lagi dngan bentuk sebagai barang jadi. Sebagai contoh kita sebutkan bahan bakelit, besi dan
tembaga.

1.

Benda Padat
Benda padat mempunyai bentuk yang tetap (mempunyai bentuk sendiri). Pada suhu yang

tetap benda padat mempunyai isi yang tetap pila.Isi akan bertambah, atau disebut benda akan
memuai jika mengalami kenaikan suhu dan sebaliknya benda akan menyusust jika suhunya menurun.
Karena berat benda tetap, maka kepadatan benda akan berubah.
Jika isi (volume) bertambah (memuai), kepadatanya berkurang. Jika isinya berkurang
(menyusut), kepadatannyabertambah. Jadi benda lebih padat dalam keadaan dingin daripada dalam
keadaan panas.
a.

Sifat Mekanis
Jika pada benda padat bekerja gaya-gaya luar, maka benda tersebut akan mengalami

perubahan bentuk. Besarnya perubahan bentuk tersebut tergantung pada besar kecilnya gaya, benda
dan dari bahan apa benda itu dibuat. Jika gaya luar tadi tidak lagi bekerja, maka ada tiga kemungkinan
yang akan terjadi yaitu :

bentuk benda akan kembali pada bentuk semula.

bentuk benda sebagian saja kembali pada bentuk semula.

bentuk benda berubah sama sekali.


Kejadian seperti pada a dapat terjadi, karena benda tersebut mempunyai sifat kenyal

(elastis). Kejadian seperti pada b hanya sebagian saja yang dapat kembali pada bentuk semula. Ini

25

dapat terjadi, apabila besar gaya yang bekerja meapaui suatu batas, yang disebut batas
kekenyalan sehingga sifat kekenyalan menjadi berkurang. ada kejadian c besar gaya yang bekerja jauh
melampaui batas kekenyalan, sehingga sifat kekenyalan sama sekali hilang. Pada bangunan gaya yang
akan bekerja pada bahan-bahan yang akan dipakai untuk pembuatan bangunan itu harus
diperhitungkan jangan sampai melampaui batas kekenyalan itu. Tegangan patah. Tiap bahan yang
mengalami pembebanan, jika beban ditambah terus-menerus, mula-mula mengalami perubahan
bentuk, akhirnya akan patah.
Tegangan patah ialah batas tegangan dalam kg/cm2, dimana bahan akan patah, bila
bebannya melampai batas ini. Maka pada tiap-tiap bangunan, perlu adanya perhitungan yang teliti,
supaya bahan-bahan untuk pembuatan bangunan itu tidak mengalami pembebanan yang melebihi
batas yang telah ditentukan dalam peraturan keamanan.
Bahan listrik dalam sistem tenaga listrik merupakan salah satu elemen penting yang akan
menentukan kualitas penyaluran energi listrik itu sendiri. Bahan listrik yang sangat populer selama ini
meliputi konduktor, semi konduktor dan isolator. Satu lagi yang dikenal dengan super konduktor,
namun masih dalam penelitian intensif para ahli. Ketiga bahan tadi secara integratif dalam system
kelistrikan dimanfaatkan secara optimal. Seperti misalnya konduktor adalah salah material paling
besar yang dipakai dalam penyaluran tenaga listrik baik alumunium maupun tembaga atau campuran
dengan bahan lain. Demikian pula isolator dipakai banyak sekali untuk menyekat bagian bagian
bertegangan dengan bagian yang kontak langsung dengan manusia. Dalam teknik listrrik, khususnya
pada pelajaran praktek, mempelajari dan memahami bermacam-macam bahan beserta sifat-sifatnya
merupakan hal yang sangat penting, guna memilih suatu bahan penyekat misalnya, bahan tadi perlu
disesuaikan dengan penggunaannya, umpamanya penyekat harus memiliki sifat-sifat tahanan jenis
yang besar, tahan terhadap lembab, panas, reaksi bahan kimia dan sebagainya. Selain sifat, bahan juga
mempunyai bermacam-macam bentuk. Pada umumnya kita mengenal tiga macam bentuk, yaitu
padat, cair, dan gas. Ada pula bahan-bahan yang memiliki ketiga bentuk tersebutpada suhu-suhu
tertentu. Sebagai contoh dapat kita ambil air. Dalam keadaan biasa air berbentuk cair.
b.

Bahan Penghantar Listrik


Fungsi penghantar pada teknik listrik adalah untuk menyalurkan energi listrik dari satu ke

titik lain. Penghantar yang lazim digunakan antara lain : aluminium, tembaga. Namun demikian, pada
bab ini disampaikan pula beberapa bahan yang masih ada relevansinya. Sifat dan karakteristik bahan
penghantar yang dibahas lebih bersifat umum tidak mengarah lebih spesifik pada ilmu bahan. Hal ini
disesuaikan dengan aplikasi dilapangan yang lebih mengarah pada pada kenaikan temperatur dan
sifat jenis bahan tersebut.

a) Aluminium
Aluminium (Al) adalah unsur kimia dengan nomor atom 14 danmassa atom 26, 9815. Unjsur ini
mempunyai isotop alam : Al-27. Sebuah isomer dari Al-26 dapat meluruhkan sinar dengan waktu
paruh 10 pangkat 5 tahun. Aluminium berwarna putih keperakan, mempunyai titik lebur 659,7

26

derajat celcius dan titik didih 2,057 derajat celcius, serta berat jenisnya 2,699 (20 derajat celcius).
Aluminium mudah dilengkungkan dan dibuat mengkilat, serta larut dalam asam klorida dan asam
sulfat berkonsentrasi di atas 10%, tetapi tidak larut dalam asam organic. . Baru diakui secara pasti
oleh F. Wohler pada tahun 1827. Sumber : unsur ini tidak terdapat bebas, bijih utamanya adalah
bauksit. Penggunaan aluminium antara lain untuk pembuatan kabel, kerangka kapal terbang,
mobil dan berbagai produk peralatan rumah tangga. Senyawanya dapat digunakan sebagai obat,
penjernih air, fotografi serta sebagai ramuan cat, bahan pewarna, ampelas dan permata
sintesis. Untuk itu jika aluminium digunakan sebagai penghantar yang dimensinya cukup besar,
selalu diperkuat dengan baja atau paduan aluminium. Penggunaan yang demikian misalnya pada :
ACSR (Aluminium Conductor Steel Reinforced), ACAR (Aluminium Conductor Alloy Reinforced).
b) Tembaga
Definisi tembaga. Tembaga adalah unsur kimia dengan nomor atom 29 dan nomor massa 63,54,
merupakan unsur logam, dengan warna kemerahan. Unsur ini mempunyai titik lebur 1.803 Celcius
dan titik didih 2.595 C. dikenal sejak zaman prasejarah. Tembaga sangat langka dan jarang sekali
diperoleh dalam bentuk murni. Mudah didapat dari berbagai senyawa dan mineral. Penggunaan
tembaga yaitu dalam bentuk logam merupakan paduan penting dalam bentuk kuningan,
perunggu serta campuran emas dan perak. Banyak digunakan dalam pembuatan pelat, alat-alat
listrik, pipa, kawat, pematrian, uang logam, alat-alat dapur, dan industry. Senyawa tembaga juga
digunakan dalam kimia analitik dan penjernihan air, sebagai unsur dalam insektida, cat, obatobatan dan pigmen. Kegunaan biologis untuk runutan dalam organism hidup dan merupakan
unsur penting dalam darah binatang berkulit keras.
Pemakaian tembaga pada teknik listrik yang terpenting adalah sebagai penghantar, misalnya :
kawat berisolasi (NYA, NYAF), kabel (NYM, NYY, NYFGBY), busbar, lamel mesin dc, cincin seret
pada mesin ac. Tembaga mempunyai ketahanan terhadap korosi, oksidasi, kekuatan tarik batang
tembaga akan naik setelah batang tembaga diperkecil penampangnya untuk dijadikan kawat
berisolasi atau kabel.
Cara memperkecil penampang batang tembaga menjad i kawat dengan menggunakan penarik
tembaga seperti ditunjukkan pada Gambar dibawah ini. Untuk memperkecil penampang tembaga
digunakan batu tarik (die) yang besarnya beragam, makin ke ujung adalah makin kecil penampang
rautannya. Makin kecil penampang kawat diperlukan, makin banyak tahapan batu tarik yang
digunakan. Bahan batu tarik untuk pembuatan kawat yang cukup besar diameternya kecil adalah
intan. Selama penarikan akan terjadi penambahan panjang. Untuk itu roda tarik yang dipasang
dibelakang batu tarik putarannya atau diameternya dibuat lebih besar.
Sesudah diadakan penarikan terhadap batang tembaga menjadi kawat, tembaga akan lebih
lenting. Keadaan ini kurang baik digunakan sebagai kawat berisolasi atau kabel. Agar tembaga
menjadi lunak kembali, perlu diadakan pemanasan. Namun harus diusahakan hendaknya selama
proses pemanasan tersebut tidak terjadi oksidasi. Setelah proses pemanasan selesai, maka proses
pembuatan kawat berisolasi atau kabel dapat dimulai.

27

Pemberian isolasi pada kawat berisolasi seperti ditunjukkan pada gambar Pemberian isolasi untuk
kawat. Kawat dari gulungan A ditarik melalui alat ekstrusi B detailnya dapat dilihat pada Gambar
Penarikan batang tembaga menjadi kawat pada alat ini pvc diberikan dengan pengarah C.
Selanjutnya pvc yang keluar dari C didinginkan pada bak pendingin D. Keluar dari D, kawat yang
sudah terisolasi diuji dengan pengujian cetusan (spark testing) E, ditarik dengan penarik F dan
selanjutnya digulung dengan penggulung G.

c)

Baja
Baja merupakan logam yang terbuat dari besi dengan campuran karbon. Berdasarkan campuran
karbonnya, baja dikategorikan menjadi 3 yaitu : baja dengan kadar karbonrendah (0 hingga 0,25
%), baja dengan kadar karbon menengah (0,25 hingga 0,55 %), baja dengan kadar karbon tingggi
(di atas 0,55 %). Fungsi baja adalah untuk memperkuat konduktor aluminium secara mekanis
setelah digalvanis dengan seng.
Keuntungan dipakainya baja pada ACSR adalah menghemat pemakaian aluminium. Berdasarkan
pertimbangan tersebut dibuat penghantar bimetal, Dua hal yang menguntungkan dari
penghantar bimetal, yaitu :
1)

Pada arus bolak balik ada kecenderungan arus melalui bagian luar konduktor (efek kulit).

2)

Dengan melapisi baja menggunakan tembaga, maka baja sebagai penguat penghantar
terhindar dari korosi. Pemakaian penghantar bimetal selain untuk kawat penghantar adalah
untuk : busbar, pisau hubung.

d) Wolfram
Logam ini berwarna abu-abu keputih-putihan, mempunyai massa jenis 20 g/cm3. Wolfram
diperoleh dari tambang yang pemisahannya dari penambangan dengan menggunakan magnetik
atau proses kimia.
Dengan reaksi reduksi asam wolfram (H2WO4) dengan suhu 7000 C diperoleh bubuk wolfram.
Bubuk wolfram tersebut kemudian diebntuk menjadi batangan dengan suatu proses yang disebut
metalurgi bubuk yang menggunakan tekanan dan suhu tinggi (2000 atmosfir, 16000 C) tanpa
terjadi oksidasi. Dengan menggunakan mesin penarik, batang wolfram diameternya dapat
dikecilkan menjadi 0,01 mm (penarikannya dilakukan pada keadaan panas). Penggunaan wolfram
pada teknik listrik antara lain : filamen (lampu pijar, lampu halogen, lampu ganda), elektroda,
tabung elektronik.

e)

Molibdenum
Logam ini mirip dengan wolfram dalam hal sifatnya, demikian pula cara mendapatkannya.
Molibdenum mempunyai massa jenis 10,2 g/cm3. Koeffisien suhu 0,0047 per0 C .Diantara

28

penggunaan Molibdenum adalah pada : tabung sinar X, tabung hampa udara, karena molibdenum
dapat membentuk lapisan yang kuat dengan gelas. Sebagai campuran logam yang digunakan
untuk keperluan yang keras, tahan korosi, bagian-bagian yang digunakan pada suhu tinggi.

f)

Platina
Platina merupakan logam yang berat, berwarna putih keabu-abuan, tidak korosif, sulit terjadi
peleburan dan tahan terhadap sebagian besar bahan kimia. Massa jenisnya 21,4 g.cm3. Platina
dapat dibentuk menjadi filamen yang tipis dan batang yang tipis -tipis. Penggunaan platina pada
teknik listrik antara lain untuk elemen pemanas pada laboratorium tentang oven atau tengku
pembakaran yang memerlukan suhu tinggi yaitu di atas 13000 C.

g) Air Raksa
Air raksa adalah satu-satunya logam yang berbentuk cair pada suhu kamar C. Pada pemanasan di
udara air raksa sangat mudah terjadi oksidasi. Air raksa dan campurannya khususnya uap air raksa
adalah beracun. Penggunaan air raksa antara lain : gas pengisi tabung-tabung elektronik,
penghubung pada saklar air raksa, cairan pada pompa diffusi, elektroda pada instrumen untuk
mengukur sifat elektris bahan dielektrik padat. Logam-logam lain yang juga banyak digunakan
pada teknik listrik diantaranya adalah : tantalum dan niobium. Tantalum dan niobium dipadukan
dengan aluminium banyak d igunakan sebagai kapasitor elektrolitik.

C. SEMIKONDUKTOR
Semi konduktor saat ini mempunyai peranan penting di bidang elektronika dan penggunaannya
tidak terbatas pada arus lemah. Hal penting dalam semi konduktor adalah memahami susunan pita dan
atom konduksi elektroniknya baik pada bahan konduktor maupun pada semi konduktor. Pada bahan
tersebut terdapat pita konduksi maupun pita valensi, dimana kedua pita tersebut saling menumpuk,
dan pada isolator jarak keduanya cukup jauh. Pada semi konduktor jarak keduanya tidak terlalu jauh
dan ini memungkinkan terjadinya tumpang tindih jika dipengaruhi : panas, medan magnet, dan
tegangan yang cukup tinggi. Silikon dan germanium murni disebut semi konduktor intrinsik jika belum
mendapatkan

bahan

tambahan,

sedangkan

yang

sudah

mendapatkan

bahan

tambahan

disebut ekstrinsik. Bahan tambahan yang dimaksud arsenikum (As) atau boron (B).
1.

Semi konduktor Intrinsik

2.

Telah dibahas sebelumnya, untuk menjadikan pita valensi. Kemungkinan lain untuk keadaan
transisi yaitu tumpang tindih kedua pita dapat diperoleh dengan pemanasan. Pada suhu kamar
ada juga beberapa elektron yang melintasi celah energi dan hal ini menyebabkan terjadinya semi
konduksi. Pada semi konduktor intrinsik, konduksi tersebut disebabkan proses intrinsik dari
bahan tanpa adanya pengaruh tambahan. Kristal Si dan Ge murni adalah semi konduktor
intrinsik. Elektron-elektron yang dikeluarkan dari bagian teratas pita valensi ke bagian pita
konduksi karena energi termal adalah penyeban konduksi. Karena perpindahan elektron dari

29

pita valensi, maka pada pita valensi terjadi lubang di setiap tempat yang ditinggalkan elektron
tersebut.
Suatu semi konduktor intrinsik mempunyai lubang yang sama pada pita valensi dan elektron
pada pita konduksi. Pada pemakaian elektron yang lari ke pita konduksi dari pita valensi,
misalnya karena panas dapat dipercepat menggunakan keadaan kosong yang memungkinkan
pada pita konduksi. Pada waktu yang sama lubang pita valensi juga bergerak tetapi berlawanan
arah dengan gerakan elektron.
3.

Semi Konduktor Ekstrinsik


Pada semi onduktor ekstrinsik konduksi dapat dilakukan setelah adanya penyuntikan bahan
penambah atau pengotoran dari luar (ekstraneous inqurities). Proses penyuntikan bahan
tambahan terhadap semi konduktor murni disebutdoping. Penambahan bahan tersebut kepada
semi konduktor murni akan meningkatkankonduktivitas semi konduktor.

D. SUPERKONDUKTOR
Bahan konduktor yang dijumpai sehari-hari, selalu mempunyai resistansi. Hal ini disebabkan
bahan-bahan tersebut mempunyai resistivitas.
Terdapat dua perangkat yang umum menggunakan super konduktor, yaitu :
1.

Elektromagnet
Karena konduktor tidak mempunyai kerugian yang disebabkan resistansi, maka
dimungkinkan membuat selenoide dengan super konduktor tanpa kerugian yang menimbulkan
panas. Selenoide dengan arus yang sangat kecil pada medan magnet nol untuk kawat yang
digunakan memungkinkan membangkitkan sebuah medan magnet tipis dari lilitan. Karena
dengan bahan super konduktor memungkinkan membuat elektromagnet yang kuat dengan
ukuran yang kecil. Aplikasi dari elektromagnet dengan super konduktor antara lain : komponen
Magneto Hidro Dinamik.

2.

Elemen Penghubung
Karena super konduktor mempunyai Hc dan Tc, maka dalam pemakaian super
konduktor sebagai elemen penghubung dapat menggunakan pengaruh salah satu besaran di
atas. Artinya suatu gawai penghubung yang menggunakan super konduktor akan dapat berubah
sifatnya dari super konduktor menjadi konduktor biasa karena pengubahan suhu atau medan
magnet di atas nilai kritisnya. Pemutus arus yang bekerja dipengaruhi oleh magnetik dielektrik
Cryotron, misalnya digunakan pada pemutus komputer.
Selain bahan penyekat atau isolator di atas, ada bahan lain yang juga banyak digunakan
dalam teknik ketenagalistrikan yaitu bahan penghantar atau sering dinamakan dengan istilah
konduktor. Suatu bahan listrik yang akan dijadikan penghantar, juga harus mempunyai sifat-sifat
dasar penghantar itu sendiri seperti : koefisien suhu tahanan, daya hantar panas, kekuatan
tegangan tarik dan lain-lain. Disamping itu juga penghantar kebanyakan menggunakan bentuk
padat seperti tembaga, aluminium, baja, seng, timah, dan lain-lain. Untuk keperluan komunikasi

30

sekarang banyak digunakan bahan penghantar untuk media transmisi telekomunikasi yaitu
menggunakan serat optik.
Erat kaitannya dengan keperluan pembangkitan energi listrik, yaitu suatu bahan
magnetik yang akan dijadikan sebagai medium untuk konversi energi, baik dari energi listrik ke
energi mekanik, energi mekanik ke energi listrik, energi listrik menjadi energipanas atau cahaya,
maupun dari energi listrik menjadi energi listrik kembali. Bahan magnetik ini tentunya harus
memenuhi sifat-sifat kemagnetan, dan parameterparameter untuk dijadikan sebagai bahan
magnet yang baik. Dalam pemilihan bahan magnetik ini dapat dikelompokkan menjadi tiga
macam, yaitu ferromagnetik, paramagnetik, dan diamagnetik. Suatu bahan yang sekarang lagi
ngetren dan paling banyak sedang dilakukan riset-riset di dunia ilmu pengetahuan dan teknologi
yaitu bahan semi konduktor. Berkembang nya dunia elektronika dan komputer saat ini adalah
merupakan salah satu peranan dari teknologi semi konduktor. Bahan ini sangat besar peranannya
pada saat ini pada berbagai bidang disipilin ilmu terutama di bidang teknik elektro seperti
teknologi informasi, komputer, elektronika, telekomunikasi, dan lain -lain. Berkaitan dengan
bahan semi konduktor, pada saat ini dapat dikelompokkan menjadi dua macam yaitu semi
konduktor dan super konduktor.

E. ISOLATOR

Sifat dan karakteristik bahan pada saat digunakan dalam sistem tenaga listrik mempunyai besaran
yang sangat bervariasi mulia dari sifat fisik, mekanik maupun elektrik. Yang semuanya sangat berperan
guna menganalisis karakteristik sistem secara keseluruhan. Salah satu sifat yang sangat penting adalah
sifat kelistrikan. Namun demikian sifat mekanis, sifat termal, ketahanan terhad ap bahan kimia serta
sifat-sifat lainnya perlu juga diperhatikan. Salah satau bahan listrik yang sangat luas penggunaanya
dalam sitem tenaga listrik adalah isolasi. Karena seperti kita tahu bahan isolasi akan menyekat antara
bagian -bagian yang bertegangan dengan yang tidak atau dengan manusia.
1.

Sifat Kelistrikan
Terdapat 3 hal pokok yang dibahas di dalam sub-bab ini yaitu resistivitas, permitivitas dan

sudut kerugian dielektrik. Dari 3 hal tersebut akan memberikan gambaran sifat kelistrikan suatu bahan
isolasi di samping sifat-sifat yang lain.
a.

Resisitivitas
Sesuai dengan fungsinya bahan, bahan isolasi yang baik adalah bahan isolasiyang
resistivitasnya besar tak terhingga, tetapi pada kenyataanya bahan yang demikian itu belum bisa
diperoleh. Sampai sekarang semua bahan isolasi pada teknik listrik masih mengalirkan arus listrik (
walaupun kecil ) yang lazim disebut arus bocor. Pemakaian bahan isolasi pada daerah kerja yang
suhunya tinggi atau lembab, harus dipilih bahan yang sesuai, baik bahan dan tegangan kerjanya.
Beberapa hal yang harus diperhatikan sehubungan dengan resistivitas adalah :

31

Baik resistivitas volume maupun resistivitas permulaan akan berkurang besarnya jika
suhu dinaikkan.

Untuk bahan isolasi yang higroskopis, di daerah-daerah yang lembab resistivitasnya akan turun
secara mencolok.

Resistivitas akan turun jika tegangan yang diberikan naik dari 3 hal tersebut diatas, maka pada
pemakaian sehari-hari dalam pemakaian bahan isolasi misaInya untuk daerah kerja yang
suhunya tinggi atau lembab, harus dipilib bahan yang sesuai baik bahan maupun tegangan
kerjanya.

b.

Permitivitas
Setiap bahan isolasi mempunyai permitivitas. Hal ini bagi bahan -bahan yang digunakan
sebagai elektrik kapasitor. Kapasitansi suatu kapasitor tergantung beberapa faktor yaitu : luas
permukaan, jarak antara keping-keping kapasitor serta dielektriknya.

c.

Sudut Kerugian Dielektrik


Pada saat bahan isolasi diberi tegangan bolak balik, maka terdapat energi yang diserap
oleh bahan tersebut. Akibatnya terdapat faktor kapasitif. Hubungan vektoris antara tegangan dan
arus pada bahan isolasi Besarnya kerugian yang diserap bahan isolasi adalah berbanding lurus
dengan tegangan V volt, frekuensi f hertz, kapasitansi C farad.

d.

Sifat terhadap Panas


Pada penghantar yang dilewati arus listrik selalu terjadi kerugian daya. Kerugian daya ini
selanjutnya didesipasikan dalam bentuk energi panas. Untuk itu perlu dipelajari pengaruh panas
terhadap bahan-bahan isolasi karena panas dapat mempengaruhi bahan isolasi dalam hal : sifat
kelistrikan, kekuatan mekanis, kekerasan, viskositas, ketahanan terhadap pengaruh kimia dan
sebagainya. Suatu bahan isolasi dapat rusak disebabkan oleh panas dalam kurun waktu tertentu.
Waktu tersebut dikatakan sebagai umur panas bahan isolasi. Sedangkan kemampuan bahan
menahan suatu panas tanpa terjadi kerusakan disebut ketahanan panas (heat resistance).
Klasifikasi bahan isolasi menurut IEC (International Electrotechnical Commission) didasarkan atas
batas suhu kerja bahan.

e.

Sifat Fisis dan Kimia


Beberapa sifat fisis dan kimia yang akan dibahas di sini adalah; sifat kemampuan larut,
resistansi kimia, higroskopisitas, permeabilitas uap, pengaruh tropis dan resistansi radio aktif.

Sifat kemampuan Larut


Sifat ini adalah diperlukan ketika menentukan macam bahan pelarut untuk suatu bahan,
misalnya : vernis, plastik, dan sebagainya. Juga ketika menguji bahan isolasi atas
kemampuannya tetap tahan di dalam cairan selama diimpregnasi dan selama pemakaiannya
(bahan isolasi trafo minyak). Kemampuan larut bahan padat dapat dievaluasi berdasarkan
banyaknya bagian permukaan bahan yang dapat larut setiap satuan waktu jika diberi bahan
pelarut. Kemampuan larut suatu bahan akan lebih besar jika suhunya dinaikkan.

32

Umumnya bahan pelarut komposisi kimianya sama dengan bahan yang dilarutkan. Contohnya
: hidro karbon (parafin, karet alam) dilarutkan dengan cairan hidro karbon atau phenol
formaldehida.

Resistansi Kimia
Bahan isolasi mempunyai kemampuan yang berbeda ketahanannya terhadap korosi yang
disebabkan oleh : gas, air, asam, basa dan garam. Hal ini perlu diperhatikan untuk pemakaian
bahan isolasi yang digunakan di daerah yang kosentrasi kimianya aktif, suhu di atas normal.
Karena kecepatan korosi dipengaruhi pula oleh kenaikkan suhu. Bahan isolasi yang digunakan
pada instalasi tegangan tinggi harus mampu menahan terjadinya ozon. Artinya, bahan
tersebut harus mempunyai resistansi ozon yang tinggi. Karena ozon dapat menyebabkan
isolasi berubah menjadi regas. Pada prakteknya, bahan isolasi anorganik mempunyai
ketahanan terhadap ozon yang baik.

Higroskopisitas
Beberapa bahan isolasi ternyata mempunyai sifat higroskopisitas, yaitu sifat menyerap air
sekelilingnya. Uap air ternyata dapat mengakibatkan perubahan mekanis fisik (physico
mechanical) dan memperkecil daya isolasi. Untuk itu selama penyimpanan atau pemakaian
bahan isolasi agar tidak terjadi penyerapan uap air oleh bahan isolasi, maka hendaknya bahan
penyerap uap air yaitu senyawa P2O5 atau Ca Cl2. Bahan dielektrik yang melekulnya berisi
kelompok hidroksil (OH), higroskopisitasnya relatif besar. Sedangkan bahan dielektrik seperti :
parafin, polietilin dan politetra fluoro etilen adalah bahan - bahan nonhigroskopis.

2.

Sifat-Sifat Mekanis

Kekuatan mekanis bahan-bahan listrik maupun logam adalah kemampuan menahanbeban dari dalam
atau luar, pada prakteknya adalah beban tarik dan geser.
a.

Pengujian derajat kekerasan


Pengujian derajat kekerasan dapat dilakukan dengan penggoresan atau penumbuhan
dengan benda lancip terhadap bahan yang dapat mengalami deformasi plastis yaitu logam dan
plastik. Derajat kekerasan suatu bahan perlu diperhatikan terutama untuk gawai yang
bergesekan seperti : mata bor, komutator, bantalan. Pengujian derajat kekerasan untuk keramik
dilakukan dengan penggoresan. Satuan derajat kekerasan bahan dengan penggoresan adalah
Moh dengan intan sebagai bahan terkeras nilainya 10 dan kapur sebagai yang terlunak dengan
nilai 1 Sedangkan untuk mengukur derajat kekerasan berdasarkan tumbukan digunakan metodemetode : Brinell, Rockwell dan Vickres. Pada cara pengujian dengan metode Brinell, sebuah bola
baja dengan diameter 10 mm dan sudah diperkeras, ditekankan ke permukaan bahan yang diuji
dengan beban statis sehingga menimbulkan lekukan pada permukaan bahan yang diuji.

3.

Jenis Bahan Isolasi


a.

Bahan isolator gas

33

Bahan isolasi gas adalah digunakan sebagai pengisolasi dan sekaligus sebagai media penyalur
panas. Bahan isolasi gas yang dibahas dalam bab ini adalah : udara, sulphur hexa fluorida (SF6)
sebagai titik berat di damping gas-gas lain yang lazim digunakan di dalam teknik listrik.
a) Udara
Udara merupakan bahan isolasi yang mudah didapatkan, mempunyai tegangan tembus yang cukup
besar yaitu 30 kV/ cm. Contoh yang mudah dijumpai antara lain : pada JTR, JTM, dan JTT antara hantara
yang satu dengan yang lain dipisahkan dengan udara. Kalau 2 buah elektroda yang dipisahkan dengan
udara mempunyai beda tegangan yang cukup tinggi yaitu tegangan yang melebihi tegangan tembus,
maka akan timbul loncatan bunga api. Bila tegangan tersebut dinaikkan lagi, maka akan terjadi busur
api. Jika terdapat 2 buah elektroda berbentuk bulat dipisahkan dengan udara yang jaraknya cukup
besar untuk suatu harga tegangan dan memungkinkan terjadinya ionisasi pada udara sekitarnya maka
akan berbentuk ozon. Pada sekitar elektroda tersebut akan timbul sinar terang kebiru-biruan yang
disebut korona. Besarnya tegangan tembus pada udara dipengaruhi oleh besarnya tekanan udara.
Secara umum, makin besar tekanannya, makin besar pula tegangan tembusnya. Tetapi untuk keadaan
pakem justru tegangan tembus akan menjadi lebih besar. Keadaan yang demikian inilah yang
digunakan atau diterapkan pada beberapa peralatan listrik.
b) Sulphur Hexa Fluorida
Sulphur Hexa Fluorida (SF6) merupakan suatu gas bentukan antara unsur
sulphur dengan fluor dengan reaksi eksotermis.Sifat dari SF6 sebagai media pemadam
busur api dan relevansinya pada sakelar pemutus beban adalah :
2) Hanya memerlukan energi yang rendah untuk mengoperasikan mekanismenya. Pada
prinsipnya SF6 sebagai pemadam busur api adalah tanpa memerlukan energi untuk
mengkompresikannya, namun semata-mata karena pengaruh panas busur api yang
terjadi.
3) Tekanan SF6 sebagai pemadam busur api maupun sebagai pengisolasi dapat dengan
mudah dideteksi.
4) Penguraian pada waktu memadamkan busur api maupun pembentukannya kembali
setelah pemadaman adalah menyeluruh (tidak ada sisa unsur pembentuknya).
5) Relatif mudah terionisasi sehingga plasmanya pada CB konduktivitasnya tetap rendah
dibandingkan pada keadaan dingin. Hal ini mengurangi kemungkinan busur api tidak
stabil dengan demikian ada pemotongan arus dan menimbulkan tegangan antar
kontak.
6) Karakteristik gas SF6 adalah elektro negatif sehingga penguraiannya menjadikan
dielektriknya naik secara.. bertahap.
7) Transien frekuensi yang tinggi akan naik selama operasi pemutusan dan dengan
adanya hal ini busur api akan dipadamkan pada saat nilai arusnya rendah.

b.

Bahan Isolator Cair

34

Bahan isolasi cair digunakan sebagai bahan pengisi pada beberapa peralatan listrik,
misalnya : transformator, pemutus beban, rheostat. Dalam hal ini bahan isolasi cair berfungsi
sebagai pengisolasi dan sekaligus sebagai pendingin. Karena itu persyaratan untuk bahan cair
yang dapat digunakan untuk isolasi antara lain : mempunyai tegangan tembus dan daya hantar
panas yang tinggi.
a) Minyak Transformator
Minyak transformator adalah minyak mineral yang diperoleh dengan pemurnian
minyak mentah. Dalam pemakaiannya, minyak ini karena pengaruh panas dari rugi-rugi di
dalam transformator akan timbul hidrokarbon. Selain berasal dari minyak mineral, minyak
transformator dapat pula yang dapat dibuat dari bahan organik, misalnya : minyak trafo
Piranol, Silikon. Sebagai bahan isolasi, minyak transformator harus mempunyai tegangan
tembus yang tinggi. Pengujian tegangan tembus minyak transformator dapat dilakukan
dengan menggunakan peralatan seperti ditunjukkan pada Gambar Alat pengujian tegangan
tembus minyak transformator.
b) Proses Pemurnian Minyak Transformator
Minyak transformator dapat dikotori oleh uap air, fiber (misalnya : kertas, kayu,
tekstil), damar dan sebagainya, Hal ini dapat mempengaruhi kemurnian minyak transformator.
Bentuk dari pengotoran dapat bermacam-macam yaitu : meleleh dan mencairnya bahan-bahan
yang digunakan di dalam transformator, partikelpartikel yang mengapung pada minyak,
partikel-partikel yang mengendap di dasar tangki, pada belitan atau pada intinya
Cara untuk

memperpanjang

umur

minyak

transformator

adalah

dengan

mencampurkan senyawa tertentu antara lain : paraoki dipenilamin akan berwarna kemerahmerahan.
1)

Pemanasan.
Pada cara ini minyak transformator dipanasi hingga titik didih air pada perangkat
khusus yang disebut Penggodok minyak (Oil Boiler). Air yang terkandung di dalam minyak
akan menguap.Cara ini dianggap sebagai cara yang paling sederhana dalam hal pemurnian
minyak transformator. Dengan cara ini bahan-bahan pencemar padat, misalnya fiber,
jelaga, akan tetap tinggal di dalam minyak.

2) Penyaringan.
Pada metode ini digunakan kertas khusus untuk menyaring minyak
yang tercemar. Untuk mempercepat waktu penyaringan, digunakan tekanan. Air yang
terkandung di dalam minyak transformator diserap dengan kertas higroskopis. Dengan
cara ini baik air maupun partikel-partikel pencemar lainnya akan tersaring sekaligus.

c.

Bahan Isolasi Padat


Kaca dan porselin adalah tergolong bahan mineral, tetapi penggunaannya tidak pada
bentuk atau keadaan alaminya melainkan harus diproses terlebih dahulu dengan pemanasan

35

(pembakaran), pengerasan dan pelumeran. Itulah sebabnya maka pembahasannya dipisahkan


dengan pembahasan bahan mineral pada bab sebelumnya.
a)

Kaca
Kaca adalah substansi yang dibuat dengan pendinginan bahan-bahan yang dilelehkan, tidak
berbentuk kristal tetapi tetap pada kondisi berongga. Kaca pada umumnya terdiri dari
campuran silikat dan beberapa senyawa antara lain : borat, pospat. Kaca dibuat dengan cara
melelehkan beberapa senyawa silikat (pasir), alkali (Na dan K) dengan bahan lain (kapur,
oksida timah hitam). Karena itu sifat dari kaca tergantung dari komposisi bahan-bahan
pembentuknya tersebut.

b) Sitol
Sitol mempunyai bahan dasar kaca yang merupakan pengembangan baru. Pemakaian sitol
adalah sangat luas, struktur dan sifat-sifatnya adalah diantara kaca dan keramik. Sitol juga
disebut keramik-kaca atau kaca kristal. Yang banyak dijumpai dipasaran antara lain :
pyroceram, vitoceram. Sitol mempunyai struktur kristal yang halus (hal ini yang
membedakannya dengan kaca biasa) tetapi berongga.
c) Porselin
Porselin adalah bahan isolasi kelompok keramik yang sangat penting dan luas
penggunaannya. Istilah bahan -bahan keramik adalah digunakan untuk semua bahan
anorganik yang dibakar dengan pembakaran pada suhu tinggi dan bahan asal berubah
substansinya. Bahan dasar dari porselin adalah tanah liat. Ini berarti bahan dasar tersebut
mudah dibentuk pada waktu basah, tetapi menjadi tahan terhadap air dan kekuatan
mekaniknya naik setelah dibakar. Penggunaan isolator dari porselin antara lain : isolator tarik,
isolator penyangga, rol isolator.

EVALUASI
1.

Medan apakah yangdihasilkan dalam bahan dielektrik terpolarisai?


Penyelesaian:
Medan makroskopis.

2.

Bagaimana hubungan antara polarisabilitas atom dengan suseptibilitas listrik?


Penyelesaian:
Kita ambil contoh bahwa setiap atom mempunyai suatu ruang berbentuk bol a berjejari R yang
mengelilinginya, dan atom ada di pusat bola. Adapun jejari atom itu sendiri adalah a, dimana a<R.
Kerapatan atom atau jumlah atom per satuan volume.
N

3
4R 3
Medan makroskopis

E = Ediri + Elain
36

Dengan pengertian
di dalam atom.

3.

Ediri = medan rata-rata di dalam bola R disebabkan oleh muatan yang ada

Elain = medan rata-rata oleh karena semua muatan ada di luar bola.

Anggap seluruh daerah di bawah z=0 terisi secara seragam oleh bahan dielektrik linier,dan diketahui
suseptibilitasnya

. Hitung gaya yang dialami muatan titik q yang terletak sejarak z = d tepat di atas

titik asal!
Penyelesaian:
Rapat muatan pada bidang XY, karena adanya muatan titik q, mempunyai tanda yang berlawanan
dengan q sehingga gaya yang terjadi akan saling tarik menarik (atraktif)

b P, n Pz 0 E z

37

MAGNETOSTATIKA
I.

DESKRIPSI

Ketika alat testpen berulang kali disentuhkan dengan arus listrik, akan terjadi perubahan sifat dari ujung
alat tersebut. Jika kemudian ujung alat testpen ini di dekatkan pada paku-paku kecil maka paku-paku
tersebut akan tertarik dan menempel pada ujung testpen. Hal ini menunjukan bahwa ujung testpen telah
mempunyai sifat-sifat kemagnetan walaupun kecil.

Apa sifat kemagnetan itu ? sifat kemagnetan telah

dikenal ribuan tahun yang lalu ketika ditemukan sejenis batu yang dapat menarik besi. Dengan semakin
berkembangnya ilmu pengetahuan, orang telah dapat membuat magnet dari besi, baja ataupun logam
lainnya. Telah dibuktikan pula bahwa arus listrik dapat menimbulkan arus listrik di sekitar arus listrik
tersebut. Magnet banyak digunakan dalam industri elektronika seperti TV, microphone, telepon.
Sebuah magnet selalu mempunyai dua kutub yaitu kutub utara dan kutub selatan. Jika sebuah magnet
batang dibiarkan pada posisi bergantung bebas maka magnet batang akan selalu sejajar dengan arah utaraselatan. Ujung magnet yang menunjuk ke arah utara disebut kutub utara dan yang ke arah selatan disebut
kutub selatan. Dari percobaan dibuktikan bahwa dua kutub sejenis saling tolak-menolak dan kutub yang tak
sejenis tarik-menarik.

Gambar 1. Dua kutub magnet batang


Bila sebuah magnet batang dipotong menjadi dua bagian maka potongannya tidak membuat sebuah kutub
utara dan kutub selatan yang terpisah melainkan akan menghasilkan dua buah magnet yang masing-masing
memiliki kutub utara dan selatan. Demikian pula batang magnet dipotong menjadi empat bagian, delapan
bagian, atau sembarang bagian maka akan terbentuk sejumlah magnet batang dengan kutub magnet yang
saling berpasangan. Hasil percobaan menunjukan bahwa dalam bahan magnet molekul-molekul bahan
merupakan mangnet-magnet kecil yang disebut magnet elementer. Karena itulah tidak mungkin
memisahkan kutub utara dan kutub selatan sebuah bahan magnet.

Gambar 2. Potongan-potongan magnet


II. MATERI

38

6.1 Medan Magnetik

Lain halnya dengan elektrostatika, magnetostatika tidak dapat digambarkan sebagai interaksi banyak
muatan magnetik qm terhadap sebuah muatan uji Qm. Secara fundamental dari ahli Fisikawan
mengatakan tidak ada muatan bebas magnetik. Sebaliknya medan magnetik dihasilkan oleh muata listrik
biasa yang berada dalam keadaan bergerak atau bahkan berapa arus listrik.

Salah satu percobaan dasar dalam magnetostatika adalah dua kawat berarus yang sejajar seperti pada
gambar (6.1)

BATERY

Gambar 6.1

Pada percobaan ini jika arah arus sama kedua kawat akan tarik menarik sedangkan jika arah arus
berlawanan kedua kawat tersebut akan tolak menolak. Gaya tarik menarik atau tolak menolak ini tampak
analogis dengan gaya Coulomb pada elektrostatika.

Bagaimanakah kita mengamati medan magnetik jika kita tidak dapat mempunyai muatan uji magnetik ?
Kita dapat menggunakan kompas magnetik. Jarum kompas akan selalu menunjukan arah medan
magnetik ; umumnya kita ingin mengetahui arah medan magnetik bumi yang kutub selatannya terletak
ditutara bumi dan sebaliknya. Jadi ternyata dalam praktek, medan magnetik lebih mudah teramati jika kita
punya alat seperti yang kita sebut diatas kompas.
Gejala lain yang dapat diamati 2 hal sebagai berikut :

39

a). Bila terdapat arus melaluikawat lurus, maka medan magnet (yang tercatat dalam kompas) tidak
mengarah melalui ataupun menjauhi kawa, melainkan melingkar ternyata yang terlihat adalah baha
medan magnetik yang diakibatkan sebuah kawat arahnya selalu berputar mengelilingi kawat tersebut.
Besarnya berbanding terbalik dengan jarak makin jauh dari kawat makin kecil. Disekitar kawat seprti
pada gambar (6.2).
b). Bila ada dua buah kawat lurus (di dekat kawat pertama terdapat kawat laurus lain yang saling sejajar,
maka pada kawat ini bekerja gaya tarik arah kiri, bla keduanya dialiri arus listrik seperti pada gambar
(6.3)

ARUS

B
F

(1)

Gambar 6.2

(2)

Gambar 6.3

Dari gambar (6.3) kelihatan bahwa kawat (2) terdapat B yang diakibatkan kawat (1) yang arahnya ke dalam
kertas.

40

6.2. Gaya Magnetik


Jika kita asosiasikan gambar (6.3) dengan perkalian Vektor kros (Cros Product) dengan teliti, kita akan
dapatkan bahwa gaya yang diterima suatu muatan terhadap yang bergerak dengan kecepatan V didalam
daerah pengaruh medan magnetik B, maka muatan akan mengalami gaya magnet :

Fm ag Q ( V X B )
dimana


Fm ( V, B).
Seperti yang dapat dilihat pada gambar

Fm

Gambar 6.4

Jika disamping medan magnet

B ada pula medan listrik E , gaya total elektromagnetik menurut hukum

gaya lorents :

F Fm Fus
q (VXB ) q E
q E V X B
Persamaan (6.2) diatas disebut hukum Gaya Lorentz. Adanya gaya magnet (Gaya Lorentz) terhadap gerak
partikel mengakibatkan partikel akan mengalami lintasan dalam bentuk tertentu.

41

Selanjutnya kita akan melihat bagaimana gaya Lorentz pada dua kawat sejajar dialiri arus listrik, gaya
Lorentz dapat ditulis :


dF id l xdB
Bila dua kawat lurus panjang sejajar, dialiri arus I dalam arah yang sama, maka pada kawat akan terjadi
tarik-menarik, hal ini dapat dijelaskan baik secara fisika maupun matematika. Mula-mula kita akan bahas
gaya Lorentz pada secara matematika :

dl1

dl2

i1

i2

Pandang kawat 1 :

i1dlk
ro j merupakan vektor satuan dari titik 1 ke titik 2

Medan magnet pada kawat 2 oleh kawat 1 atau

dB 21

adalah

o i1dl kx j o i1dl
dB21

i
2
2
4
r
4r
42

dan medan magnet pada kawat 1 oleh kawat 2

i dl kxj
i dl
dB12 o 2
o 2 i
4
r2
4r 2
Gaya Lorentz pada kawat 2 oleh kawat dan pada kawat 1 oleh kawat 2 adalah

dF21 i2 dlxdB12
=

i dl
i 2 dlx o 2 i
4r 2

o
i1i2 dl 2 ixk
4

o i1i2 dl 2 j
4

dF12 i1dlxdB21
= i1 dlx

i dl
o 2 i
4r 2

5.3 Gaya magnetik

Arus listrik dalam kawat adalah jumlah muatan persatuan waktu yang melewati suatu titik pada benda itu.
Umumnya digambarkan bahwa muatan ini positif, walaupun sebenarnya jumlah muatan negatif yang sama
juga mengalir berlawanan arah pada kawat tersebut ( dan sebenarnya muatan elektron yang bergerak,
bukan ion ppositif), hal ini tidak perlu dipermasalahkan karena secara pengukuran (dengan ampermeter)
kedua hal ini tidak dapat dibedakan. Satuan arus listrik adalah Ampere (A) = Coulomb per detik.
1A=1

Muatan Garis :

V. V

V
43

Gambar 6.4

Suatu muatan garis yang bergerak sepanjang kawat dengan laju V (gambar 6.4) menghasilkan arus listrik :
I = .V

Vt yang membawa muatan Vt melewati titik A dalam interval

Karena suatu segment panjang


waktu

t.

Arus disetiap saat sebetulnya merupakan vektor


IV
Gaya magnetik pada segment kawat dl yang dialiri arus ;
Dapat dirumuskan :


Fmag dl V x B


I x B dl
Kerena I dan dl keduanya mempunyai arah yang sama :

Fmag I d l x B

Kerena umumnya kuat arus adalah konstan, maka dapat juga ditulis

Fmag I dl x B
Ada kasus-kasus dimana arus mengalir dipermukaan, ini dapat dijelaskan dengan rapat arus permukaan K
seperti pada gambar (6.6) dibawah, yang didefinisikan sebagai :

dl
44
ALIRAN ARUS


dI
K
dl

K arus persatuan panjang yang tegak lurus aliran


jika

: rapat muatan permukaan (yang bergerak)

V : Kecepatan gerak muatan

K v
dari gambar diatas :
muatan garis pada pita dl

dl dl . V

jadi K

dI
V
dl

Gaya magnetik yang bekerja pada sebuah arus permukaan adalah :


Fmag dA V X B


K x B dA
jika aliran muatan terdistribusi melalui suatu wilayah atau ruang tiga dimensi, kita memakai rapat arus

volume j .

Aliran muatan tersebut dinyatakan dengan rapat arus volume j .

dI
j
dA

45

injau suatu pipa dengan penampang lintang dA , yang (vektornya) pararel dengan arah alir, pada
gambar (6.6) dibawah.

j : arus persatuan luas yang tegak lurus aliran.


Jika

: rapat muatan volume (yang bergerak)

V : kecepatan aliran muatan

j V
Maka gaya maknetik yang bekerja pada elemen volume dt adalah :


Fmag dt V x B


j x B dt

6.4. Persamaan Kontinuitas


Arus menembus suatu permukaan S dapat dituliskan :

I j . dA J. dA
s

Muatan total penentuan waktu yang meninggalkan suatu Volume V (menembus permukaan tertutup
yang meliputi volume V), menurut Teorema divergensi, dapat ditentukan :

j
.
d
A

j dt
s

Tetapi karena muatan selalu kekal, apapun yang keluar pastilah mengurangi (laju pengurangan,
yang sebelumnya ada di dalam ( dt) :

d
. j dt dt dt

46

d
muata
dt

. j

jadi . j


0
t

Persamaan kontnuitas hukum kekekalan muatan.

Persamaan (6.29) adalah sebuah statement matematika yang sangat universal dan sering disebut
persamaan kontinuitas, bagi elektromagnetika khususnya ini menegaskan kembali kembali, konversi
muatan lokal.

Untuk referensi selanjutnya kita dapat menyingkat suatu jembatan kelpdai yang memungkinkan
penerjemahan persamaan-persamaan jika arusnya berupa muatan dikrit yang bergerak, arus garis, arus
permukaan dan arus volume :

q
i 1

Vi ~

I dl ~ K dA ~ j. dt
gari

permukaan

Volume

Tinjau medan magnet B KZ i.


6.5. Hukum Biot Savast
a). Medan magnetik untuk arus garis.

B( P )

0 I x r
dl
4 r 2

0 I dl x r
4 r 2

b). Medan magnetik untuk arus permukaan.


Rapat arus permukaan K

B(P)

0 K x r
dA
4 r 2

c). Medan magnetik oleh arus volume.

47

Rapat arus volume

B(P)

0 J x r
dt
4 r 2

6.6. Hukum Ampere


Menurut yang dibahas untuk kawat lurus yang sangat panjang (~), pada titik sejarak r dan kawat
maka :

0 I
2r

bila dicari integral untuk lintasan lingkaran berjejari R, yang sepusat dengan kedudukan kawat seperti
gambar (6.14) dibahas, maka medan magnet:

0 I
B
. dl 2R dl

Jadi

B . dl

0 I
dl
2R

0 I
2R
2R

Dengan keliling lingkaran 2 R . Ternyata hasil integral

B . dl tak tergantung pada jarak dan pusat

lingkaran yang ditempati oleh kawat, karena B mengecil dengan laju yang sama dengan membesarnya
lingkaran. Integral ini juga dapat dilakukan dengan koordinat silnder untuk bentuk loop (kawat berarus
tertutup) sembarang (bukan hanya lingkaran).

Sistim koordinat silinder :

Dengan :

I
B 0
2R

dl dr r r d dz z

48

Sehingga :

B . dl

0 I 1
r d
2 r

0 I 2

d 0 I
2 0
Secara umum dapat dirumuskan bila terdapat sejumlah arus

Ii

didalam lingkaran tertutup

i 1

mengelilingnya, maka rumus integral hukum ampere :

B. dl Ii
0

i 1

I C Hukum Ampere

loop lintasan integrasi

I1
I2

I3
Gambar 6.16

I4

Dimana IC adlah jumlah arus total yang dilingkupi oleh lintasan integrasi. Dalam bahasa rapat arus, dapat
ditulis sebagai :

I C J . dA

B
.
dl

J . dA
49

Dengan menggunakan permukaan yang dibatsi oleh loop kita. Dengan menggunakan teorema stoker
ditulis sebagai :

x B. dA J . dA

Jadi . B 0 . J Hukum Ampere dalam bentuk difrensial

6.7. Aplikasi Hukum Ampere


Bentuk integral dari hukum Ampere yang mungkin lebih dikenal dibandingkan bntuk diferensialnya. Pada
praktek penggunaannya gunakanlah selalu kaidah tangan kanan. Hukum Ampere dalam magnetostatika
adalah analogis dengan Hukum Gauss dalam elektrostatika. Dan juga seperti halnya Hukum Gauss ;
walaupun selalu benar, tidaklah selalu mudah untuk diaplikasikan. Ini disebabkan bahwa kemungkinan
besar kita tidak mampu untuk melakukan integrasinya jika geometrinya kompleks ; hanya yang
geometrinya simpel dapat kita kerjakan seperti (kawat lurus tak berhingga, Soleonida tak berhingga,
toroida)
Hukum Ampere sangat berguna untuk menentukan B yang memiliki simetri tinggi.

Loop ampere
I

-~

B memiliki simtri silinder.

B . dl B dl B 2r
IC I

Jadi B 2r 0 I B

0 I
2r

Jika panjang kawat terbatas atau bengkok :

B yang dihasilkan tidak lagi memiliki simetri tinggi :


50

B : disamping fungsi dari r juga fungsi dari Z dan atau .

: Sulit untuk memilih lintasan ampere yang tepat.


Sehingga : Hukum ampere

B
. dl 0 I C

Kurang tepat guna, tetai tetap berlaku.

Persoalan-persoalan yang dapat digarap ( dengan mudah) dengan hukum Ampere :


1.

Garis lurus tak berhingga.

2.

Bidang datar ~

3.

Silinder ~

4.

Solonoida ~

5.

Toroida ~

6.8. Divergensi Dan Rotasi B

Hukum BIOT-SAVART untuk kasus umum dari arus volume adalah :

0 J x r
B
dt
4 r 2

B : Fungsi

dari (X,Y,Z)

J : Fungsi dari ( X' , Y' , Z' )

(X, Y, Z)

(X, Y, Z)

r x x ' i y y' j z z' k

dt

51

dt dx' dy' dz'


integrasi dalam sistim koordinat medan (x,y,z)

0
J x r
dt
.
Divergensi : . B
4 r 2
Dengan menggunakan aturan perkalian :

r
. J x 2
r


r
r
2 . . J J. x 2
r
r

Tetapi : x J 0 ; karena J tak bergantung terhadap varuabel medan (x, y, z) dan

r
. 2 0
r

. B 0

Rotasi : . B

0
r

x
J x 2 dt
4
r

Aturan perkalian :

r
xJ x 2
r

r r
r

2 . . J J . 2 J . 2
r
r

r
r
r
x J x 2 J . 2 J . 2
r r
r

rr J . rr

tetapi : J .

52

r
2 . J
r

Untuk komponen x :

J .' x r x' x r x' x r x' : J

Untuk arus mantap : . J 0

r
x x'

J . 2 ; 3
r x

r
konteribusinya dalam integral :

x x' J . dA
x x '

:
J
dt

r 3 permu
r3
Vol

J x r
dt meliputi semua arus daerah ini dapat diperbesar tanpa
Catatan : daerah integrasi : B
4 r 2
merubah hasil. Jika daerah integrasi dibuat sangat besar (menuju ~)

J 0 dialuar volume mengandung arus .

x x' J . dA 0
r3

r
x J x 2
r

r
J . 2
r

dari definsi fungsi delta diral :

53

r
4 2 r
2
r



x B 0 J r ' 4 3 r r ' dt
4


0 J r ' 3 r r ' dt

0 J r

Jadi :

x B 0 J

Hukum Ampere

B
. d 0 I C

6.9. Potensial Vektor Magnetik

Didalam elektrostatika x E 0, kita dapat menurunkan medan listrik dari suatu potensial Skalar V, yang
dirumuskan E V. Dengan analogi, bahwa sanja

. B 0, juga menyebablkan kita boleh untuk

memperkenalkan suatu potensial Vektor A didalam magnetostatika sedemikian sehingga :

B x A
Tidak ada permasalahan dengan yarat .B 0, karena divergensi dari suatu kurl adalah nol. Hukum
Ampere dapat dituliskan :

x B x x A . A 2 A 0 j

54

sebagai langkah pertama, kita mempunyai kebebasan untuk membuat

. A 0, Coulomb Gauge
Hal ini akan menghasilkan :

2 A 0 j Persamaan Poisson
Ini merupakan persamaan poisson, dimana

0 j adalah sumber.

Menurut Coulomb Gauge :

.A 0

2 A 0 j

J 0 di ~
Tepatnya ada tiga macam persamaa Poisson :

2 A x 0 J x

2 A y 0 J y

2 Az 0 J z
Solusinya akan menghasilkan :
Potensial untuk Arus Volume :

0 J
A
dt
4 r
Potensial untuk Arus Permukaan :

0 K
A
dA
4 r
55

Potensial untuk Arus garis :

0 I
dl
4 r

Vektor Potensial A :
Teorema Stoker

A.. dl x A . dA

B . dA

jadi

A.. dl B . dA

0 J
A
dt
4 r
Karena :

0 j x r
B
dt (Brot Savart)
4 r 2

1 B x r
dt
4 r 2

6.10. Ringkasan (Summary)

0 1
dt
4 r

56

B x A ; . A 0

6.11. Syarat Batas Dalam Magnetostatika


Pada medan listrik E terjad ketidak kontinuan pada muatan permukaan demikian padadengan medan
magnet B tidak kontinue pada arus permukaan K.
Mengingat

. B 0 , maka B dA 0 rumus ini diterapkan untuk lapisan pada permukaa.

Sehingga :
Arus permukaan

medan magnetik kontinue

. B 0

B dA 0

Pada gambar dibawah ini akan menghasilkan ; komponen normal

Sedangkan dengan gambar dibawah menggunakan hukum Ampere :

B11 atas

Komponen tangensial ;

B. dl B

11 atas

B11 bawah

B11 bawah

B11atas B11 bawah 0 K

0 I 0 K
57

Akan diperoleh B11 atas b11 bawah = 0 K ( 2)


Kedua hasil diatas dapat disatukan dalam rumus

Batas Bbawah 0 K x n

dimana

vektor satuan yang normal arahny, terkadang permukaan menuju keatas. Seperti halnya dalam medan
elektrostatika, berlaku kekontinuan potensial vektor pada setiap batas ;
sehingga :

A atas A bawah
Karena

.A 0 menjamin bahwa komponen normalnya kontinu, sedangkan B x A yang

menghasilkan :

A . dl B. dA
Bila komponen tangensialnya kontinu, berarti fluks magnet melewati loop kecil seali pada perbatasan
boleh dikatakan nol. Tetapi turunan A menyebabkan diperolehnya keidak kontinuan medan B , jadi :

A atas A bawah

0 K
n
n

6.12. Uraian Kutub Ganda Potensial Vektor

Sudah dibicarakan dalam bab exspansi multipol untuk potensial kalar, dan sekarang ekspansi semacam itu
dapat pula kita lakukan untuk potensial vektor.

58

0 I
dl
4 r

0 I 1
1
1
d 2 r' Cos d 3

4 r
r
r

r'

0 I 1
d
4

1
3
2
Cos d ....
2
2

Suku pertama disebut monopol magnet, suku kedua dipol magnet, suku ketiga kuadrapol magnet dan suku
keempat oktapo magnet ; disini suku monopol magnet selalu nol, karena pada loop

d 0. Suatu

kesimpulan, bahwa tidak ada monopol magnet dan ini tampak pada adanya persamaan Maxwell
Karena suku yang dominan adalah bagian dpol magnet :

A dipol

0I
0
r Cos d

4
4r 2

r.r'd

dengan manipulasi matematika :

A dip

0 m x r
4 r 2

EVALUASI
1.

Seutas kawat dialiri arus listrik i = 2 A seperti gambar berikut !

Tentukan :
a) Kuat medan magnet di titik P
b) Arah medan magnet di titik P
c) Kuat medan magnet di titik Q
d) Arah medan magnet di titik Q
Pembahasan

59

.B 0.

a.

Kuat medan magnet (B) dari suatu titik yang berjarak a dari suatu kawat lurus panjang yang dialiri
kuat arus i adalah :

Kuat medan magnet di titik P :

b.

Arah ditentukan dengan kaidah tangan kanan, dimana ibu jari mewakili arah arus dan empat jari
sebagai arah medan magnet dengan posisi tangan menggenggam kawat. Sehingga arah kuat
medan magnet di titik P adalah keluar bidang baca (mendekati pembaca).

c.

Kuat medan magnet di titik Q :

d.

Arah medan masuk bidang baca (menjauhi pembaca)

2.

Perhatikan gambar berikut ini!

Tentukan besar dan arah kuat medan magnet di titik P !

Pembahasan
Arus A akan menghasilkan medan magnet di titik P dengan arah masuk bidang, sementara arus B
menghasilkan medan magnet dengan arah keluar bidang .

Arah sesuai Ba yaitu masuk bidang.

60

3.

Kawat A dan B terpisah sejauh 1 m dan dialiri arus listrik berturut-turut 1 A dan 2 A dengan arah
seperti ditunjukkan gambar di bawah.

Tentukan letak titik C dimana kuat medan magnetnya adalah NOL!

Pembahasan
Agar kuat medan nol, kuat medan yang dihasilkan kawat A dan kawat B harus berlawanan arah
dan sama besar. Posisi yang mungkin adalah di sebelah kiri kawat A atau di sebelah kanan kawat B.
Mana yang harus di ambil, ambil titik yang lebih dekat ke kuat arus lebih kecil. Sehingga posisinya
adalah disebelah kiri kawat A namakan saja jaraknya sebagai x.

4.

Tiga buah kawat dengan nilai dan arah arus seperti ditunjukkan gambar berikut!

Tentukan besar dan arah kuat medan magnet di titik P yang berjarak 1 meter dari kawat ketiga!

Pembahasan
Pada titik P terdapat tiga medan magnet dari kawat I (masuk bidang), kawat II (keluar bidang) dan
kawat III (masuk bidang).

61

Arah masuk bidang baca.


5.

Perhatikan gambar berikut. Kawat A dan B dialiri arus listrik I1 dan I2 masing-masing sebesar 2 A dan
3 A dengan arah keluar bidang baca.

Tentukan besar dan arah kuat medan magnet di titik C yang membentuk segitiga sama sisi dengan
titik A dan B!

Pembahasan
Mencari B1 dan B2

Kuat medan total di titik C gunakan rumus vektor dan 10 7 misalkan sebagai x.

Arah medan magnet :

62

6.

Titik P berada di sekitar dua buah penghantar berbentuk setengah lingkaran dan kawat lurus
panjang seperti gambar berikut!

Tentukan besar kuat medan magnet di titik P!

Pembahasan
Kuat medan dari kawat setengah lingkaran arah masuk bidang baca namakan B1 dan kuat medan
magnet dari kawat lurus namakan B2 arah keluar bidang baca :

Arah sesuai arah B1 masuk bidang baca.


7.

Tentukan besar kuat medan magnet di titik P yang berada pada poros suatu penghantar melingkar
pada jarak 8 cm jika kuat arus yang mengalir pada kawat adalah 1 A!

63

Pembahasan

8.

Perhatikan gambar :

l = kawat panjang
A = bidang datar tegak lurus I
N = Titik berada pada bidang A berjarak 1 cm dari i
Kawat I dialiri arus i = 50 ampere i ke atas. Besar induksi magnetik di B...

Pembahasan
Kuat medan magnetik di sekitar kawat lurus berarus

64

9.

Suatu solenoid panjang 2 meter dengan 800 lilitan dan jari-jari 2 cm. Bila solenoid itu dialiri arus
sebesar 0,5 A, tentukanlah induksi magnet pada ujung solenoid. (o = 4 .107 Wb.A1.m1 ).

Pembahasan
Kuat medan magnet dari solenoida, lokasi di ujung solenoid

10. Kawat seperempat lingkaran dialiri arus 5 A seperti gambar berikut.

Jika jari-jari kawat melingkar adalah 40 cm, tentukan kuat medan magnet di titik P!

Pembahasan
Kuat medan magnet oleh kawat seperempat lingkaran di titik P

Sehingga

65

KEMAGNETAN
1.

DESKRIPSI

Sifat Kemagnetan Bahan


Kita sudah mempelajari cara untuk menghasilkan medan magnet dengan arus listrik. Arus yang mengalir
dalam kawat menimbulkan medan magnet dalam ruang dan sekitarnya. Medan magnet yang digunakan
dalam praktek kebanyakan dihasilkan oleh arus dalam kumparan. Bila kumparan berisi udara, medan
magnet yang dihasilkan terlalu lemah untuk dimanfaatkan. Agar dihasilkan medan magnet yang cukup
kuat, kumparan kita isi dengan besi atau bahan sejenis besi. Sistem ini dikatakan membentuk
elektromagnet. Elektromagnet adalah sumber medan magnet yang digunakan dalam berbagai alat listrik
seperti generator, motor listrik, bel listrik, relay magnetik. Elektromagnet digunakan untuk menghasilkan
medan magnet yang digunakan untuk penelitian spektroskopi, guna penentuan struktur atom atau
molekul dalam bahan.

Medan Magnet seringkali juga dihasilkan oleh magnet permanen, yaitu suatu bahn yang menimbulkan
medan magnet, walaupun tak ada arus listrik dialirkan dari luar. Bahan semacam ini sudah dikenal orang
sejak jaman yunani kuno. Beberapa abad sebelu masehi orang mendapatkan bahwa batuan tertentu
menarik besi. Bahan ini banyak ditemukan di daerah yang bernama magnesia, yang sekarang ada di negara
Turki. Kata magnet diambil dari rumah daerah ini. Anda tentu sudah mengenal magnet permanen dalam
bentuk batang dan tapal kuda. Magnet permanen kini mempunyai peranan yang penting dalam alat-alat
modern. Pemakaian terbesar adalah dalam pita magnetik, baik untuk audio, video, maupun untuk
komputer. Magnet permanen juga digunakan dalam loud-speaker, alat ukur kumparan putar ampere
meter, volt meter dan sebagainya dalam pesawat televisi, radio, komponen elektronika dalam motor listrik
dan generator.

Disini kita akan membahas beberapa pengertian dasar tentang kemagnetan, terutama asal-usul peristiwa
ini dan beberapa pengertian seperti intensitas magnet, magnetisasi, permeabilitas, dan useptibiltas.

66

Peristiwa kemagnetan akan lebih mudah dipahami bila kita ingat akan dielektrik. Bila dielektrik ditaruh
dalam medan listrik pada permukaan akan timbul muatan induksi. Muatan induksi timbul karena dalam
medan listrik molekul atom dielektrik membentuk dipol listrik.

Momen dipol listrik tiap satuan volume disebut polaritas

P . Muatan induksi yang timbul pada permukaan

dielektrik mempunyai hubungan dengan polarisasi. Selanjutnya pengaruh muatan bebas yang

D . Besaran ini

dihubungkan dengan kuat medan listrik dalam dielektrik E melalui hubungan D E . Tetapan E

disebut permitivitas listrik. Begitu pula polarisasi p XE , dengan x disebut suseptibilitas listrik.

Pengertian dasar kemagnetan sejajar dengan pengertian dielektrik. Analaog dengan kuat medan E orang

menggunakan magnet B . Induksi magnet dalam bahan akan menghasilkan momen dipol magnetik. Dan
menghasilkan medan listrik luar dinyatakan oleh medan perpindahan (displacement)

momen magnetik tiap satuan volum disebut magnetisasi, yaitu analogi dari polarisasi pada dielektrik.
Magnetisasi berhubungan dengan arus permukaan yang analog dengan muatan induksi pada permukaan
dielektrik.

Dalam bahan magnetik orang juga menggunakan medan

H yang disebut intensitas magnetik. Medan H ini

hanya berhubungan dengan muatan bebas, dan analog dengan perpindahan D pada dielektrik. Analog
dengan permitivitas orang menggunakan permeabilitas , dan analog dengan suseptibilitas listrik Xc
orang menggunakan suseptibilitas magnet.

13.1 Intensitas Magnetik


Marilah kita tinjau suatu bahan berbentuk toroida, yaitu bentuk kue donat atau ban dalam mobil yang
dipompa keras. Pada bahan berbentuk toroida in kita lilitkan kawat, dan kita alirakan arus listrik
melalui kawat lilitan. Agar lebih jelas lihatlah Gb.13.2. adanya induksi magnet B dalam bahan akan
menimbulkan momen dipol magnetik pada tiap atom. Mendapatkan gaya lorenz dalam medan
magnet, sehingga secara keseluruhan berpengaruh, bergerak dalam loop atau cincin. Ini dilukiskan
dengan cincin arus pada Gb.13.1a. setiap cincin arus ini membentuk dipol magnet. Momen magnetik
ini kita sebut Momen Magnetik Orbital. Momen magnetik total dalam bahan dapat dipandang berasal
dari suatu permukaan IS. Arus permukaan ini analog dengan muatan induksi yang timbul pada
permukaan dielektrik bila ditaruh dalam medan listrik.
Atom atau ion tertentu memiliki momen magnetik yang timbul karena elektron berputar seperti
gansing. Putaran seperti ini disebut spin. Tanpa medan magnet, momen magnetik spin tiap atom

67

dalam bahan mempunyai arah acak. Sehingga tak ada momen magnetik total. Ini mengingatkan kita
pada dielektrik polar, dimana tiap atom mempunyai momen dipol permanen. Bila dalam bahan ada
magnet. Akibatnya akan timbul momen dipol resultan, dan ini dapt dibayangkan dihasilkan oleh suatu
arus permukaan IS juga.
Harap diingat bahwa arus permukaan adalah suatu arus ekivalen, jadi bukan arus konduks yang
disebabkan oleh pembawa muatan. Arus yang mengalir pada kawat lilitan disebut arus bebas.
Dengan adanya arus permukaan IS, induksi magnet dalam bahan berubah harganya. Bila panjang
keliling rata-rata toroida adalah :
L = 2 a(Gb.13.2), maka dari hukum Ampere dapatlah kita peroleh intensitas magnetik total dalam
bahan, yaitu :

o Ni
L

O I s
L

Dimana N menunjukan banyaknya lilitan pada toroida, I arus konduksi pada kawat lilitan. Bila jejari toroida
rata-rata a jauh lebih besar dari pada garis tengah penampang, medan dalam toroida dapat dianggap
homogen.

Bagaimanakah hubungan antara arus permukaan I, dengan momen magnetik induksi dalam bahan? Momen
dipol resultan tiap volum bahan kita sebut magnetisasi M. Besaran ini dapat dihubungkan dengan arus
permukaan IS sebagai berikut.

Marilah kita tinjau bagian toroida bahan sepanjang d , sebagaimana ditunjukkan pada Gambar 13.3.
Arus permukaan yang mengalir pada bagian ini kita sebut dIS.
Karena luas penampangnya A, maka momen magnetik resultan dalam bagian toroida, arus permukaan tiap
satuan panjang haruslah sama dengan dm = (dIS)A.

68

Bila arus permukaan IS tersebar merata sepanjang keliling toroida, arus permukaan tiap satuan panjang
haruslah sama dengan IS/L.

Gambar 13.3 Bagian dari toroida bahan dengan panjang d l

Untuk bagian sepanjang d, arus permukaan yang mengalir adlah

Is
d
L

dls
Akibatnya momen dipol dalam bagian ini adalah

Dm

Is
Is
Ad dv
L
L

Dari definisi magnetisasi M, dapat kita peroleh momen magnetik dalam bagian bervolum dv, yaitu

Dm MdV
bila persamaan diatas kita bandingkan, kita peroleh

Is
M
L
Dari persamaan-persamaan diatas, kita peroleh induksi magnet

B 0

Ni
0 M
L

Suku pertama dalam persamaan berhubungan dengan arus bebas i. Agar dapat membedakan pengaruh
arus bebas I dan arus permukaan, (arus induksi) kita definisikan besaran medan magnet yang baru, yaitu
yang disebut intensitas magnet H. Untuk medan magnet dalam bahan toroida, intensitas magnet
mempunyai harga.

Ni
L

Satuan utuk H adalah Am-1 Bila kita gunakan persamaan kita peroleh harga

B 0 H 0 M

69

Harap diperhatikan bahwa persamaan diatas, dimana intensitas magnet H hanya bergantung pada arus
bebas I, hanya berlaku untuk bahan berbentuk toroida penuh. Untuk bahan yang punya ujung, misalnya
batang magnet, atau magnet berbentuk bola, adanya magnetisasi akan menimbulkan pengutuhan.

Dalam hal ini intensitas magnetik akan bergantung juga pada kekuatan kutub magnet. Ini akan dibahas
kemudian. Dalam banyak bahan, magnetisasi M sebanding dengan intensitas magnetik H. Ini dituliskan
sebagai

M XmH
Tetapan Xm disebut suseptibilitas magnetik
Selanjutnya persamaan dapat dituliskan sebagai

B 0 H 0 X m H
B 0 1 X m H

kita definisikan permeabilitas magnetik sebagai

0 1 X m 0 K m
tetapan Km disebut permeabilitas relatif. Selanjutnya persamaan dapt kita tuliskan sebagai

B H 0 K m H
Bila toroida kosong tak berisi bahan, maka tak ada momen magnetik induksi, sehingga magnetisasi M=0
dan suseptibilitas Xm=0 dalam hal ini = 0. tak heran tetapan 0 yang kita kenal dari hukum bio-savart
disebut permeabilitas Vakum. Diatas sudah disebutkan ada dua macam momen magnetik yang ditimbulkan
oleh magnetik yang ditimbulkan oleh medan magnet. Dalam banyak hal momen induksi timbul oleh gerak
efektif seluruh elektron dalam atom, karena adanya medan magnet. Moment magnetik induksi seperti ini
dikatakan momen magnetik orbital. Dalam hal lain tiap atom memiliki momen magnetik spin, dan medan
magnet menyebabkan pemutaran (orientasi) arah momen magnetik, sehingga secara rata-rata momen
magnetik tidak lagi sama dengan nol.

Dalam hal pertama yaitu momen magnetik orbital arah gerak elektron adalah demikian sehingga arah
momen magnetik berlawanan dengan arah medan magnet. Jadi arah arus permukaan juga berlawanan
dengan arus bebas. Akibat fluks induksi magnet dengan adanya bahan menjadi berkurang, sehingga induksi
magnet juga berkurang. Hal ini berarti suseptibilitas bahan seperti negatif atau Xm<0. bahan seperti ini
dikatakan bersifat diamagnetik. Karena sifat diamagnetik ditimbulkan oleh orbital elektron dan semua
atom mempunyai elektron orbital maka semua bahan bersifat diamagnetik.

Sifat diamagnetik ini tampak bila bahan tak memiliki sifat paramagnetik ditimbulkan oleh momen magnetik
spin yang menjadi terarah oleh medan magnet. Sifat paramagnetik terjadi pada atom dengan momentum
sudut spin tak sama dengan nol. Dalam hal ini momen magnet induksi akan menghasilkan arus permukaan

70

Is searah dengan arus bebas. Akibatnya fluks induksi magnet bertambah besar dengan adanya bahan. Hal
ini berarti suseptibilitas magnetik bahan paramagnetik mempunyai harga positif. Kedua macam
kemagnetan ini merupakan kemagnetan yang lemah. Perubahan fluks induksi magnet dengan adanya
bahan tidaklah besar. Beberapa bahan diamagnetik dan paramagnetik beserta suseptibilitasnya ditunjukan
pada tabel 13.1

Xm
Tabel 13.1 Suseptibilitas magnetic
Bahan (Paramagnetik)

M
H untuk berbagai bahan (pada temp. kamar)

Xm( x 10-6 mks )

Bahan (diamagnetik)

Xm(x 10-6 mks)

Alumunium

+ 0,82

Bismut

-0,7

Kalsium

+ 1,4

Kadmium (Cd)

-0,23

Kromium

+ 4,5

Tembaga

-0,11

Oksida tembaga (CuO)

+ 1,5

Germanium

-0,15

Oksida besi(Fe2O3)

+ 26,0

Helium

-0,59

Magnesium

+ 0,69

Emas (Au)

-0,19

Mangan

+ 1,0

Timah hitam

-0,18

O2 Cair (-219 o C)

+ 390

Seng

-0,20

Platina

+ 1,65

Tantalium

+ 1,1

Bahan Magnet
Dalam beberapa bahan pada keadaan tertentu suseptibilitas magnetik

Xm M

H mempunyai harga

yang sangat besar, yaitu mencapai harga ribuan. Orang telah membuat bahan dengan harga suseptibilitas
sebesar 1.000.000 bahan seperti ini disebut bahan feromagnetik.

Dalam bahan feromagnetik momen magnetik atom tetangga berinteraksi dengan kuat sehingga suatu
daerah dalam bahan mempunyai momen magnetik M dan intensitas magnet H tidaklah linier. Diatas harga
temperatur yang disebut temperatur curie, bahan feromagnetik bersifat paramagnetik. Karena
kemagnetan yang lemah, orang mengatakan bahan diamagnetik dan faramagnetik bersifat tidak magnetik.
Jadi yang dimaksud dengan bahan diamagnetik adalah bahan yang bersifat feromagnetik atau
ferimagnetik. Bahan seperti ini dapat menarik besi pada keadaan tertentu. Kemampuan ini sebenarnya
berhubungan dengan harga berbeda dalam interaksi antara atom tetangga. Bahan ferimagnetik
mempunyai kemagnetan tak sekuat feromagnetik.
Suseptibilitas magnetik Xm pada bahan feromagnetik bergantung pada harga intensitas magnetik H. Jadi
hubungan antara M dan H tidaklah linier seperti pada bahan diamagnetik dan paramagnetik tabel 13.2
menunjukan harga B dan H untuk besi lemah.

71

Dari tabel 13.2 dapat kita hitung harga magnetisasi M pada berbagai harga intensitas magnet H kita juga
dapat menghitung permeabilitas relatif.

Km

1 X m
0

Tampaklah permeabilitas relatif maksimum untuk besi lemah sekitar 500. temperatur curie untuk besi
lemah ialah 770oC, berarti di atas temperatur ini besi lemah bersifat faramagnetik. Bahan dengan
permeabilitas relatif tertinggi ialah yang disebut supermalloy. Yang mempunyai Km=10 6 dengan temperatur
curie 400oK.

Table 13.2 Harga rapat fluks dan intensitas magnetik untuk besi lemah.
Sifat magnetik besi lemah
Intensitas Magnetik

Rapat fluks

Permeabilitas

Suseptibilitas

= B/H

Xm=M/H

(A m-1)

(telsa

(satuan SI)

Satuan SI

-4

( x10 )
0

3,1

249

10

0,0042

4,2

329

20

0,010

5,0

329

40

0,028

559

50

0,043

8,6

679

60

0,095

16

1.269

80

0,45

56

4.500

100

0,67

67,5

5.300

200

1,18

59

4.700

500

1,44

28

2.300

1000

1,58

15,8

1.250

10000

1,72

1,72

136

100000

2,26

0,226

17

a.

Medan Magnet Pada Kawat Lurus

Suatu kawat penghantar lurus yang sangat panjang ( mendekati tak berhingga) ditempatkan pada posisi
tegak lurus bidang horizontal dapat dialiri arus vertical ke atas. Titik P terletak pada bidang horizontal dan
berjarak a dari penghantar.
Untuk mendapatkan besar induksi magnet di titik P digunakan persamaa Biot-savart.

72

Gambar 7. Kawat penghantar lurus tak berhingga


Ambil elemen

pada kawat penghantar yang berjarak r dari titik P. Sudut yang dibentuk oleh arah arus I

dengan garis penghubung titik P ke elemen

adalah

), sehingga persamaan Biot-Savart dapat

ditulis menjadi
)
)

Karena

, didapat hubungan

Untuk mendapat penyelesaian dari persamaan (3), perubahan


itu akan dicari terlebih dahulu hubungan antara

dan

akan diubah menjadi peubah


serta r dan . Hubungan antara

dapat diperoleh dari segitiga siku-siku POQ.

)
Untuk mendapat hubungan

Untuk sudut

dan

, digunakan perbandingan sinus dalam segitiga PQR

yang kecil, berluka hubungan (

) dan karena QP=r di peroleh

atau
Dari segitiga siku-siku QES diperoleh
)
Karena QS=

QR=

dan

)
, diperoleh
)

Hubungan r dan

dapat dicari dengan pebandingan cos

73

pada segitiga siku-siku POQ

. Untuk
dan

)
Masukan (a), (b), dan (c) ke dalam persamaan (3)
(

Gambar 8, batasan sudut pada kawat tak berhingga


Dari gambar diperoleh hubungan :

Sehingga diperoleh :

b.

Medan Magnet Pada Kawat Melingkar

Kawat membentuk lingakaran dengan radius a dialiri arus listrik searah putaran jaru jam. Titik P terletak
pada sumbu kawat lingkarandan berjarak x dari pusat lingkaran.

74

Gambar 9. Kawat lingkaran berarus

Ambil elemen kawat

yang berjarak r dari titik P.

induksi magnet di P oleh elemen kawat

menurut

Biot-Savart adalah

Arus pada elemen

merupakan arah garis singgung pada

garis penghubung r adalah

, sehingga sudut antara arah arus dengan

), maka persamaan berubah menjadi

Arah vector dB dapat ditentukan dengan kaidah tangan kanan dan dB dapat diuraikan menjadi dua
komponen yaitu

dan

. Komponen

akan saling meniadakan dari masing-masing

elemen kawat, sehingga yang tersisa hanya komponen

Induksi magnet di P oleh seluruh kawat lingkaran (

) adalah

Bila titik P berjarak x dari pusat lingkaran, maka

dan

tersebut adalah

)
Bila P terletak di pusat lingkaran maka x=0 dan induksi magnetnya sebesar

75

sehingga induksi magnet di titik

Bila kawat lingkaran tersebut berupa kumparan dengan N buah lilitan, maka induksi magnet di pusat
lingkaran adalah

c.

Medan Magnet Solenoid Dan Toroida

Solenoid adalah kawat yang dililitkan pada inti yang berbentuk silinder. Besar induksi magnet di pusat
kumparan yang panjang dan jumlah lilitan N adalah

Sedang besar induksi magnet di tepi solenoid adalah :

Gambar 10. Kumparan solenioda

Toroida adalah kawat yang dililitkan pada inti yang berbentuk lingkaran. Toroida merupakan solenoid yang
intinya di bengkokan sehingga membentuk lingkaran. Dengan demikian induksi magnet di penampang
kumparan toroida sama dengan induksi magnet di pusat solenoid

76

dengan
=

Keliling lingakaran inti toroida

a= jari-jari efektif toroida

Gambar 11. Kumparan toroida

EVALUASI
1.

Jelaskan apa yang dimaksud dengan medan magnet!


Penyelesaian :
Medan magnet yaitu ruang disekitar magnet sehingga benda yang berada dalam ruang tersebut akan
terpengaruh oleh magnet itu. Biasanya digambarkan dengan bantuan garis-garis gaya magnet atau
garis khayal, namun keberadaannya ditunjukkan dengan serbuk besi.

2.

Sebutkan pembagian magnet berdasarkan perilaku molekulnya !


Penyelesaian :
Berdasarkan perilaku molekulnya, magnet dibagi menjadi 3 yaitu :

3.

a)

Paramagnetik

b)

Feromagnetik

c)

Diamagnetik

Bagaimana dengan medan magnet pada bahan feromagnetik ?


Penyelesaian :

77

Medan magnet dari masing-masing atom dalam bahan ferromagnetik sangat kuat, sehingga interaksi
diantara atom-atom tetangganya menyebabkan sebagian besar atom akan mensejajarkan diri
membentuk kelompok-kelompok, kelompok inilah yang dikenal dengan domain.
4.

Apakah yang dimaksud dengan sifat remanensi ?


Penyelesaian :
Sifat remanensi artinya bahwa setelah medan magnet luar dihilangkan, akan tetap memiliki medan
magnet, karena itu bahan ini sangat baik sebagai sumber magnet permanen.

5.

Apakah semua bahan bersifat diamagnetik ?


Penyelesaian :
Karena atom mempunyai elektron orbital, maka semua bahan bersifat diamagnetik. Suatu bahan
dapat bersifat magnet apabila susunan atom dalam bahan tersebut mempunyai spin elektron yang
tidak berpasangan.

6.

Sebutkan sifat dari bahan ferromagnetik !


Penyelesaian :
1. Ditarik sangat kuat oleh medang magnetic
2. Mudah ditembus oleh medan magnetic

7.

Sebutkan sifat dari bahan diamagnetik !


Penyelesain :
1. Ditolak sengan lemah oleh medan magnet
2. Sukar bahkan tidak dapat ditembus oleh medan magnetik

8.

Sebutkan komposisi dari bahan magnet !


Penyelesaian :
1. Magnet alam
2. Magnet logam
3. Magnet keramik

9.

Sebutkan sifat dari bahan paramagnetik !


Penyelesain :
1. Ditarik dengan lemah oleh medan magnetic
2. Dapat ditembus oleh medan magnetic

10. Sebutkan masing- masing 2 contoh dari bahan paramagnetik, feromagnetik dan diamagnetik !
Paramagnetik : Mangan, platina aluminium
Feromagnetik : Besi, baja
Diamagnetik : Bismuth, timbal
INDUKSI ELEKTROMAGNETIK
INDUKSI ELEKTROMAGNETIK

78

I.

DESKRIPSI

Keterkaitan antara magnet dan listrik ditemukan pertamakali oleh salah seorang ilmuan Fisika pada tahun
1820. Penemuan itu telah berhasil membuktikan bahwa arus listrik dapat menimbulkan sebuah medan
magnet. Berawal dari penemuan itu, para ilmuan lain akhirnya berpikir bahwa ada kemungkinan besar hal
sebaliknya juga dapat terjadi, yakni medan magnet menghasilkan arus listrik. Hingga pada tahun 1822 salah
seorang ilmuan Fisika lain akhirnya berhasil membuktikan bahwa keyakinan sejumlah ilmuan itu benar,
medan magnet juga dapat menghasilkan arus listrik. Hingga saat ini penemuan kedua ilmuan Fisika
tersebut telah diterapkan di berbagai aplikasi di dunia kelistrikan. Berikut adalah dua ilmuan Fisika tersebut
beserta penemuan yang mereka lakukan.

79

II.

MATERI

Hans Christian Oersted


Pada tahun 1820, Oersted melakukan
sebuah percobaan terhadap arus listrik
pada sebuah kabel. Oersted meletakkan
kabel

tersebut

tepat

diatas

sebuah

kompas kecil dimana kabel tersebut


dihubungkan pada power supply (gb.a).
Pada awalnya ia menduga bahwa arah
jarum kompas tersebut akan memiliki
arah yang sama dengan arah arus listrik yang melewati kabel, namun kemudian Orsted dikejutkan oleh
sebuah kejadian dimana arah jarum kompas tersebut malah berubah arah menjauhi arus listrik pada kabel
(gb.b). Tak hanya itu, Oersted juga menemukan bahwa setelah tidak ada arus listrik yang melewati kabel,
gaya magnet yang bekerja pada kompas juga hilang.

Dari peristiwa itu akhirnya Oersted menyimpulkan bahwa gaya magnet yang bekerja pada kompas tersebut
disebabkan oleh arus listrik pada kabel yang terletak tepat di kompas itu. Berawal dari penemuan ini,
akhirnya Oersted melahirkan salah satu hukum fisika yang dikenal dengan nama right hand rule, yakni
hukum sederhana unutk mengetahui arah medan magnet terhadap arah arus listrik. Selain itu Oersted juga
berhasil mengemukakan sebuah penemuan lain yakni Elektromagnetik, sebuah penemuan tentang arus
listrik pada kumparan yang dapat menimbulkan sebuah magnet permanen yang lengkap dengan kutubnya.

1.

INDUKSI ELEKTROMAGNETIK

Kesimpulan Farad terait Elektromagnetik juga memperkenalkan suatu besaran yang dinamakan fluks
magnetik. Fluks magnetik ini menyatakan jumlah garis-garis gaya magnet yang mempengaruhi Indusksi
Elektromagnetik. Farad kemudian menuliskannya dalam sebuah perumusan

= B A cos
= fluks magnetik (weber atau Wb)
B = induksi magnetik (Wb/m)
A = luas penampang (m)

80

cos = Sudut antara induksi magnet dan normal bidang

Sehingga dari perumusan diatas dapat diketahui bahwa Induksi Elektromagnetik dapat dilaksanakan dalam
berbagai metode yakni:
a.

Menggerakkan loop / penghantar di dalam medan

magnet sehingga menghasil perubahan luas penampang.

b.

Menggerakkan batang magnet terhadap

kumparan sehingga menghasilkan perubahan garis


garis gaya magnet (B).

c.

Kumparan / penghantar berputar pada

medan

magnet yang menghasilkan perubahan

sudut. ().

A. GGL Induksi
Istilah GGL Induksi sering kita dengar dalam metode Induksi Elektromagnetik dengan
menggerakkan batang magnet dalam kumparan. Ketika kutub utara batang magnet digerakkan masuk
kedalam kumparan, maka jumlah garis-garis gaya magnet yang terdapat pada kumparan akan bertambah
banyak. Bertambahnya jumlah garis gaya pada ujung-ujung kumparan inilah yang dinamakan Gaya Gerak
Listrik (GGL) Induksi.
Arus listrik bisa terjadi jika pada ujung-ujung kumparan terdapat GGL Induksi. Namun, jarum
galvanometer yang dihubungkan pada kumparan hanya bergerak saat magnet digerakkan keluar masuk
kumparan. Sehingga Arus listrik hanya timbul pada saat magnet bergerak. Jika magnet diam di dalam
kumparan, maka di ujung kumparan tidak terjadi arus listrik.
-

Penyebab Terjadinya GGL Induksi

a) Kutub utara batang magnet digerakkan masuk kedalam kumparan

81

b) Kutub utara batang magnet digerakkan keluar dari dalam kumparan


Ketika kutub utara magnet batang digerakkan keluar dari
dalam kumparan,

jumlah garis-garis gaya magnet yang

terdapat di dalam kumparan berkurang. Berkurangnya jumlah


garis-garis gaya ini juga menimbulkan GGL induksi pada
ujung-ujung kumparan
c)

Kutub utara batang magnet diam di dalam kumparan


Ketika

kutub

utara magnet batang diam di dalam

kumparan,

jumlah garis-garis gaya magnet di

dalam

kumparan

tidak

terjadi perubahan

(tetap). Karena

jumlah garis-garis gaya tetap, maka

pada

ujung kumparan tidak terjadi GGL

induksi.

Faktor yang Mempengaruhi Besar GGL Induksi

a.

Kecepatan gerakan magnet atau kecepatan perubahan jumlah garis-garis gaya magnet.

b.

Jumlah lilitan kumparan.

c.

Medan magnet.

ujung-

Faktor tersebut dirumuskan dalam sebuah persamaan


= -N ( / t )
= ggl induksi (volt)
N = jumlah lilitan (tanda negative didapatkan dari pernyataan Hukum Lenz)
/ t = laju perubahan fluks magnetic

Second Right-Hand Rule

Sesuai dengan hukum Lenz maka akan timbul induksi


magnet yang menantang sumber. Arah induksi magnet

(B) ini

dapat digunakan untuk menentukan arah arus induksi

yakni

dengan menggunkan second right-hand rule, seperti

pada

gambar disamping. Ibu jari sebagai arah arus induksi,


sedangkan empat hari lain sebagai arah B.

82

GGL Induksi Pada Penghantar yang Bergerak Dalam Medan Magnet


Penghantar yang bergerak dalam medan magnet dengan kecepatan (v) akan menyapu luasan

yang terus berubah. Perubahan luas inilah yang menyebabkan terjadinya induksi magnetik pada ujungujung penghantar. Induksi magnetik ini juga disebut sebagai GGL Induksi. Perumusan GGL Induksi yang
terjadi pada penghantar yang bergerak dalam medan magnet dinyatakan sebagai berikut:

= B l v sin
= ggl induksi (volt)
B = induksimagnet (Wb/m)
l = panjang penghantar (m)
v sin = kecepatan gerak penghantar terhadap medan magnet (m/s)

- Fourth Right-Hand Rule


Ketika Induksi Elektromagnetik diperoleh dengan cara
menggerakkan loop, maka arah dari arus listrik yang
dihasilkan dapat ditentukan dengan menggunkan Fourth
Right-Hand Rule (seperti gambar samping). Ibu jari
sebagai arah gerak penghantar, empat jari lain sebagai
arah induksi magnet, sedangkan telapak sebagai arah
Gaya Lorentz.

GGL Induksi Pada Generator


Seperti yang dijelaskan sebelumnya, ada tiga metode yang dapat dilakukan untuk melakukan

induksi elektromagnetik. Salah satunya adalah dengan memutar penghantar / kumparan pada medan
magnet. Prinsip inilah yang digunakan dalam proses kerja generator. metode ini adalah induksi magnet
yang dihasilkan dari perubahan sudut. Besar GGL Induksi dapat ditentukan dari rumus sebagai berikut:

=NBA
= ggl induksi (volt)

83

N = jumlah lilitan
B = induksi magnet (Wb/m)
A = luas penampang (m)
= kecepatan sudut penghantar (rad/s)

Induksi Diri Pada Selenoida


Pada Elektromagnetik kita mengenal

bahwa selenoida atau kumparan yang dialiri

arus

listrik dapat menimbulkan sebuah medan


megnet permanent lengkap degan kutubnya.
Sehingga jika terjadi perubahan arus listri yang
mengaliri selenoida maka pada kumparan juga
akan

terjadi

perubahan

fluks

magnetik.

Perubahan fluks magnetik inilah yang disebut sebagai induksi diri. Oleh karena itu selenoida disebut
sebagai induktor.
Besar perubahan fluks magnetik sebanding dengan perubahan arus listrik pada selenoida tersebut,
sehingga dapat dirumuskan:
= -L ( i / At)
= ggl induksi diri (volt)
i / t = perubahan kuat arus tiap satuan waktu
L = induktansi diri (henry)
Kemudian L dapat dirumuskan lebih lanjut dalam persamaan
L = ( N A ) / l
= 4.10 Wb/A/m
N = jumlah lilitan
A = luas penampang inductor
l = panjang inductor (m)

84

Transformator
Transformator dirancang dari dua kumparan untuk dapat menimbulkan induksi timbal balik.

Induksi timbale balik pada travo akan menimbulkan arus induksi pada kumparan sekundernya. Kuat arus
dan tegangan yang dihasilkan tergantung pada jumlah lilitan. Pada transformator dinyatan pada rumus
berikut ini
I = Kuat
Arus
V=
Tegangan
N = Jumlah lilitsn

B. Hukum Faraday
Penemuan

Oersted

telah

membuat Faraday berpikir bahwa


jikalau

arus

meghasilkan

listrik
medan

dapat
magnet,

maka hal sebaliknya juga sangat


mungkin dapat terjadi. Hingga
pada

tahun

1822,

Farad

menuliskan sebuah penemuan barunya pada buku catatannya yakni penemuan yang dapat mengubah
magnet menjadi energi listrik. Percobaan demi percobaan ia lakukan hingga akhirnya penemuan itu
berhasil ia dapatkan setelah hampir sepuluh tahun.
Penemuan Farrad itu ia dapatkan dari pengujian sebuah kabel yang melewati medan magnet, dimana kabel
itu dihubungkan pada Galvanometer. Namun ternyata kabel itu tidak dapat begitu saja memiliki arus listrik,
sekalipun sudah diletakkan di medan magnet. Kabel itu ternyata harus digerakkan keatas atau kebawah
hingga memutus garis medan magnet. Farad kemudian menyimpulkan bahwa medan magnet dapat
menimbulkan mutan listrik jika terjadi pergerakan relative antara kabel dan magnet. Proses menghasilkan
arus listrik pada rangkaian yang berasal dari magnet itulah yang dinamakan sebagai Induksi
Elektromagnetik.
1.

Hukum Faraday
Konsep gaya gerak listrik pertama kali dikemukakan oleh Michael Faraday, yang melakukan

penelitian untuk menentukan faktor yang memengaruhi besarnya ggl yang diinduksi. Dia menemukan
bahwa induksi sangat bergantung pada waktu, yaitu semakin cepat terjadinya perubahan medan magnetik,
ggl yang diinduksi semakin besar. Di sisi lain, ggl tidak sebanding dengan laju perubahan medan magnetik

85

B, tetapi sebanding dengan laju perubahan fluks magnetik B, yang bergerak melintasi loop seluas A, yang
secara matematis fluks magnetik tersebut dinyatakan sebagai berikut:
= B.A cos

(5.1)

Dengan B sama dengan rapat fluks magnetik, yaitu banyaknya fluks garis gaya magnetik per satuan luas
penampang yang ditembus garis gaya fluks magnetik tegak lurus, dan adalah sudut antara B dengan garis
yang tegak lurus permukaan kumparan. Jika permukaan kumparan tegak lurus B, = 90 dan B = 0 tetapi
jika B sejajar terhadap kumparan, = 0 sehingga :

B = B.A

(5.2)

Hal ini terlihat pada Gambar 5.1, di mana kumparan berupa bujur sangkar bersisi i seluas A = i2 .

Gambar 5.1
Garis medan magnetik yang menembus luas permukaan

Garis B dapat digambarkan sedemikian rupa sehingga jumlah garis per satuan luas sebanding dengan kuat
medan. Jadi, fluks dapat dianggap sebanding dengan jumlah garis yang melewati kumparan. Besarnya fluks
magnetik dinyatakan dalam satuan weber (Wb) yang setara dengan tesla.meter (1Wb = 1 T.m 2).
Dari definisi fluks tersebut, dapat dinyatakan bahwa jika fluks yang melalui loop kawat penghantar
dengan N lilitan berubah sebesar B dalam waktu t, maka besarnya ggl induksi adalah:

(5.3)

86

Yang dikenal dengan Hukum Induksi Faraday, yang berbunyi: gaya gerak listrik (ggl) induksi yang timbul
antara ujung-ujung suatu loop penghantar berbanding lurus dengan
laju perubahan fluks magnetik yang dilingkupi oleh loop penghantar tersebut. Tanda negatif pada
persamaan di atas menunjukkan arah ggl induksi. Apabila perubahan fluks () terjadi dalam waktu
singkat (t0) maka ggl induksi menjadi :

(5.4)

(5.5)

dengan: = Ggl induksi (volt)


N = Banyaknya lilitan kumparan
B = Perubahan fluks magnetik (weber)
t = selang waktu (s
INDUKTANSI
Induktansi adalah sifat dari rangkaian elektronika yang menyebabkan timbulnya potensial listrik secara
proporsional terhadap arus yang mengalir pada rangkaian tersebut, sifat ini disebut sebagai induktansi
sendiri. Sedang apabila potensial listrik dalam suatu rangkaian ditimbulkan oleh perubahan arus dari
rangkaian lain disebut sebagai induktansi bersama. Definisi kuantitatif dari induktansi sendiri (simbol: L)
adalah :

87

dimana v adalah GGL yang ditimbulkan dalam volt dan i adalah arus listrik dalam ampere. Bentuk paling
sederhana dari rumus tersebut terjadi ketika arus konstan sehingga tidak ada GGL yang dihasilkan atau
ketika arus berubah secara konstan (linier) sehingga GGL yang dihasilkan konstan (tidak berubah-ubah).
Istilah 'induktansi' sendiri pertama kali digunakan oleh Oliver Heavside pada Februari 1886.[1] Sedang
penggunaan simbol L kemungkinan ditujukan sebagai penghormatan kepada Heinrich Lenz, seorang
fisikawan ternama.[2][3] Satuan induktansi dalam Satuan Internasional adalah weber per ampere atau
dikenal pula sebagai henry (H), untuk menghormati Joseph Henry seorang peneliti yang berkontribusi
besar terhadap ilmu tentang magnetisme.
1 H = 1 Wb/A.
Induktansi muncul karena adanya medan magnet yang ditimbulkan oleh arus listrik (dijelaskan oleh Hukum
Ampere). Supaya suatu rangkaian elektronika mempunyai nilai induktansi, sebuah komponen bernama
induktor digunakan di dalam rangkaian tersebut, induktor umumnya berupa kumparan kabel/tembaga
untuk memusatkan medan magnet dan memanfaatkan GGL yang dihasilkannya.
Bentuk umum dari K buah rangkaian dengan arus im dan tegangan vm adalah

Koefisien L yang digunakan pada rumus di atas merupakan matriks simetris, rumus tersebut berlaku selama
tidak menggunakan bahan yang bisa menjadi magnet, jika tidak maka besaran L merupakan fungsi dari
besaran arus (induktansi non-linier).

Penerapan Persamaan Maxwell untuk induktansi

Rumus umum di atas merupakan penerapan dari Persamaan Maxwell jika rangkaian tersebut
menggunakan kabel tipis. Misal suatu rangkaian yang terdiri dari K buah kumparan kabel, masing-masing
terdiri dari satu atau beberapa lilitan. Fluks magnetik yang timbul akan terangkai sebesar

88

Dimana Nm merupakan jumlah lilitan dalam kumparan m, m adalah fluks magnetik yang melalui
kumparan, dan Lm,n adalah konstanta. Persamaan ini diturunkan dari Hukum Ampere--medan magnet dan
fluks magnetik merupakan fungsi linier dari arus listrik. Dengan menggunakan Hukum Faraday dapat
diperoleh

dimana vm merupakan GGL yang terinduksi dalam rangkaian m. Rumus tersebut sesuai dengan definisi di
atas bahwa koefisien Lm,n dapat diidentifikasi sebagai koefisien induktansi. Karena seluruh arus Nnin
berperan menimbulkan fluks m, dapat pula dimengerti bahwa Lm,n sebanding dengan perkalian jumlah
lilitan NmNn.

Induktansi dan Energi Medan Magnet

Dengan mengalikan persamaan vm di atas dengan imdt dan menjumlahkan untuk semua m maka kita
dapatkan energi yang di transfer sistem ini dalam satu satuan waktu dt,

Hal ini harus tetap sesuai dengan perubahan energi medan magnet W yang ditimbulkan oleh arus listrik.
Integritas

mengharuskan Lm,n=Ln,m. Sehingga Lm,n harus merupakan matriks simetris. Integral dari energi yang
ditransfer adalah energi medan magnet sebagai fungsi dari arus,

Persamaan ini juga merupakan konsekuensi dari linearitas Persamaan Maxwell. Supaya mudah mengingat
perlu diperhatikan bahwa perubahan arus listrik berhubungan langsung dengan perubahan energi medan
magnet. Energi ini memerlukan sumber tegangan (jika negatif, energi diambil) atau menghasilkan
tegangan (jika energi positif, disalurkan). Analoginya dalam energi mekanis untuk K = 1 dengan energi
medan magnetik (1/2)Li2 adalah sebuah benda dengan masa M, dengan laju u dan energi kinetiknya

89

(1/2)Mu2. Energi dari perubahan laju (dalam hal elektronika, arus listrik) dikalikan masa benda (induktansi)
diperoleh dari gaya (jika energi kinetik bertambah) atau menghasilkan gaya (jika energi kinetik berkurang).

Rumus Perhitungan :

Umumnya, induktansi dapat dihitung menggunakan persamaan Maxwell. Pada banyak skenario
perhitungan dapat disederhanakan dari persamaan Maxwell. Jika menginginkan induksi dengan arus
berfrekuensi tinggi, dengan efek kulit, arus listrik dan medan magnet pada permukaan konduktor dapat
dihitung dengan menggunakan persamaan Laplace. Walaupun konduktor yang digunakan adalah kawat
tipis, induktansi sendiri masih bergantung pada jari-jari penampang kawat dan distribusi arus dalam kawat
tersebut. Distribusi arus ini rata-rata konstan (pada permukaan atau badan kawat) untuk kawat tipis.

Induktansi bersama

Induktansi bersama dalam rangkaian kumparan i kepada rangkaian j dinyatakan dalam integral ganda
Rumus Neumann

Simbol 0 menunjukkankonstanta magnetik (4107 H/m), 'Ci dan Cj adalah panjang kawat, Rij adalah
jarak antara dua induktor.

Induktansi diri

Pada dasarnya induktansi sendiri dari kumparan kawat dapat dinyatakan pula dengan persamaan di atas
dengan menganggap i=j. Masalahnya, 1/R menjadi tidak terdefinisi, sehingga perlu menyatakan penampang
a sebagai penampang kawat dan memperhatikan pula distribusi arus pada kawat tersebut. Sehingga ada
integral untuk semua titik dimana |R| a/2,

90

Disini a dan l menunjukkan jari-jari penampang kawat dan panjang kawat, dan Y adalah konstanta yang
tergantung pada distribusi arus dalam kawat: Y = 0 ketika arus mengalir pada permukaan kawat (efek
kulit), Y = 1/4 ketika arus tersebar rata dalam kawat. Nilai-nilai ini hanya perkiraan namun cukup akurat jika
kawat yang dipergunakan tipis dan panjang.

Hubungan induktansi dan kapasitansi

Induktansi per satuan panjang L' dan kapasitansi per satuan panjang C' saling berhubungan dalam
beberapa kasus jalur transmisi yang terdiri dari dua konduktor sempurna yang saling sejajar,

Disini dan mewakili konstanta dielektik dan konstanta permeabilitas magnetik milik konduktor yang
digunakan. Dalam hal ini tidak ada arus listrik dan medan magnet di dalam konduktor (efek kulit murni,
frekuensi tinggi). Arus mengalir dari satu jalur menuju jalur yang lain. Kecepatan propagasi sinyal sejalan
dengan kecepatan propagasi gelombang elektromagnetik.

91

C.

Penerapan Induksi Elektromagnetik

Induksi Elektromagnetik telah digunakan untuk memenuhi berbagai kebutuhan manusia di segala sektor,
termasuk didalamnya adalah sektor industri maritim. Berikut ini adalah beberapa aplikasi penerapan
Induksi Elektromagnetik di kehidupan sehari-hari.

1.

Aplikasi di Industri Maritim


Pernahkah kita bertanya bagaimana kita dapat
menggunakan listrik di kapal, sekalipun kapal tersebut
tidak mendapatkan pasokan listrik dari perusahaan
pembangkit listrik seperti PLN? Jawabannya adalah, kapal
tesebut
penghasil

menggunakan
listriknya.

generator

Seperti

yang

sebagai
telah

sumber
dijelaskan

sebelumnya bahwa prinsip kerja generator adalah menggunkan metode Induksi Elektromagnetik.
Generator merubah energi kinetik menjadi energi listrik.
Generator listrik memiliki jumlah kumparan penghantar yang banyak dan diletakkan di medan
magnet yang sangat kuat. Kumparan ini adalah bagian dari generator yang bergerak, dan disebut sebagai
rotor. Sedangkan magnet disebut sebagai bagian generator yang diam atau disebut stator. Kemudian
kumparan ini berputar di medan magnet dan memotong garis gaya medan magnet sehingga terjadilah GGL
Induksi. Kumparan penghantar itu disambungka pada rangkaian tertutup sehingga GGL Induksi tersebut
menghasilkan arus listrik

2.

Aplikasi di Kehidupan Sehari-hari


Kita pasti sudah sering mendengar peralatan elektronik bernama travo.
Travo digunakan sebagai alat untuk meurunkan (step down travo) dan
menaikkan tegangan (step down travo). Travo adalah alat dengan prinsip
kerja transformater yang menggunakan Induksi Elektromagnetik. Hampir
semua peralatan elektronik memasang komponen transformator pada
rangkaian didalamnya.

92

EVALUASI
1.

Sebuah solenoida memiliki 1000 lilitan berada dalam medan magnetik sehingga solenoida dipengaruhi
uks magnetik sebesar 4.10-3 Wb. Jika uks magnetiknya berubah menjadi 3.10-3 Wb dalam 2 sekon,
maka tentukan besar ggl induksi yang timbul pada ujung-ujung solenoida tersebut ?
Penyelesaian :
Dik : N = 1000
= (3.10-3 - 4.10-3) Wb
= - 10-3 Wb
t = 2 s
Dit : = ...?
Jaw :
Ggl induksi yang timbul pada ujung-ujung solenoida memenuhi hukum Faraday dan dapat dihitung
sebagai berikut :

2.

Fluks magnetik yang dilingkupi oleh suatu kumparan berkurang dari 0,5 Wb menjadi 0,1 Wb dalam
waktu 5 sekon. Kumparan terdiri atas 200 lilitan dengan hambatan 4 . Berapakah kuat arus listrik
yang mengalir melalui kumparan?
Penyelesaian:
Dik:

1 = 0,5 Wb
2 = 0,1 Wb
N = 200 lilitan
R =4
t= 5 sekon

Dit : I ... ?
Jaw :
Ggl induksi dihitung dengan persamaan :

Tanda (-) menyatakan reaksi atas perubahan fluks, yaitu fluks induksi berlawanan arah dengan fluks
magnetik utama. Arus yang mengalir melalui kumparan adalah :

93

3.

Sebuah penghantar PQ panjangnya 40 cm digerakkan di dalam medan magnet homogen 8 x 10 -2 tesla


dengan kecepatan 5 m/s
a. Berapa angka yang ditunjukkan pada voltmeter ?
b. Tentukan arah arus induksi pada penghantar PQ !
Penyelesaian :
Dik : B = 8 x 10-2 T
l = 40 cm = 0,4 m
v = 5 m/s
Dit : =...?
Jaw :
a. = B l v
= 8 x 10-2 T x 0,4 m x 5 m/s
= 1,6 x 10-1 Volt
b. Dengan menggunakan kaidah tangan kiri, arah arus induksi pada penghantar adalah dari ujung Q
menuju P.

4.

Kumparan berbentuk persegi panjang berukuran 20 cm x 10 cm memiliki 400 lilitan Kumparan ini
bersumbu putar tegak lurus medan magnet sebesar 0,4 tesla. Jika kumparan berputar dengan
kecepatan sudut 40 rad/s maka tentukan ggl induksi maksimum kumparan !
Penyelesaian :
Dik : N = 400
A = (20 x 10) cm = 2x 10-2 m2
B = 0,4 Wb/ m2
= 40 rad/s
Dit : maks = ....?
Jaw :
Ggl induksi maksimum kumparan sebesar ;
maks = N B A
= 400 x 0,4 Wb/ m2 x 2x 10-2 m2 x 40 rad/s
= 128 Volt

5.

Penghantar AB memiliki panjang 25 cm bergerak dengan kecepatan 5 m/s dalam medan magnet
homogen 40 mT. Jika penghantar dihubungkan hambatan 50 O maka tentukan :
a. Besar kuat arus yang lewat R,
b. Gaya Lorentz yang timbul pada kawat !
Penyelesaian :
Dik : l = 25 cm = 0,25 m
v = 5 m/s
B = 40 mT = 0,04 T

94

R = 50
Dit : a. I = ...?
b. F =...?
Jaw :
Ggl induksi ujung-ujung AB memenuhi :
=B.l.v
= 0,04 T . 0,25 m . 5 m/s = 0,05 Volt
a. Kuat arus yang melalui hambatan R sebesar :

= 0,0025 A atau 2,5 mA


b. Gaya Lorentz yang timbul pada kawat sebesar :
F =i.l.B
= 0,0025 A . 0,25 m . 0,04 T = 2,5.10-5 N

95

ELEKTROMAGNETISME
I.

DESKRIPSI

II.

MATERI

1.

ENERGI MAGNET

Membangkitkan medan magnet membutuhkan pemakaian energy. Hal ini dapat diturunkan secara
langsung dari hokum imbas Faraday. Jika suatu sumber tegangan

dipasang pada suatu rangkaian, maka

umumnya arus yang mengalir di dalam rangkaian dapat dinyatakan dengan persamaan

V IR
Dengan

adalah ggl imbas dan R, hambatan rangkaian arus. Kerja yang dilakukan oleh V untuk

menggerakan pertambahan muatan

di dalam rangkaian adalah

Vdq VIdt gldt I 2 Rdt I I 2 Rdt.


yang bentuk terakhirnya diperoleh dengan bantuan hokum Faraday. Suku

menyatakan perubahan

energy yang tidak terbalikan menjadi energy kalor oleh rangkaian, tetapi suku ini menyerap seluruh
masukan kerja hanya jika perubahan fluks nol. Suku tambahan,

, merupakan kerja yang dilakukan

untuk melawan ggl imbas di dalam rangkaian; bagian kerja yang dilakukan oleh
mengubah struktur medan magnet. Dengan tanpa memperhatikan suku

itulah yang efektif dalam

, dapat ditulis

dWb Id.......... .......... .......... .......... .......... .......... .......... .......... .......... .......... .......... .......... .......... ...( 3)
dengan dikalas b menunjukan bahwa kerja ini dilakukan oleh sumber energy listrik luar (misalnya oleh
baterai) penambahan keja pada persamaan (3) dapat berharga positif atau negative. Kerja tersebut
berharga positif jika perubahan fluks

dalam rangkaian tersebut mempunyai arah yang sama dengan

fluks yang dihasilkan oleh arus I.


Untuk rangkaian pegun yang tegar yang tidak menunjukan rugi energy selain rugi kalor Joule (misalkan
tidak menunjukan rugi histeris), suku

sama dengan perubahan energy magnet rangkaian.

1.1 Energi magnet dari rangkaian bergandeng


Dalam hal ini kita akan membahas tentang menurunkan rumus energy magnet yang berinteraksi. Jika
ada n buah rangkaian, maka berdasarkan persamaan (3) kerja listrik dilakukan untuk melawan semua
ggl imbas yang diberikan oleh:
n

dWb I i d i .
i 1

Rumus ini masih sangat umum. Sahih tanpa bergantung pada bagaimana cara pertambahan fluks
dihasilkan oleh perubahan arus dalam rangkaian n itu sendiri. Dalam keadaan seperti ini perubahan
fluks dikaitkan secara langsung dengan perubahan arus tadi:
n

j 1

j 1

d i dI j M ij dI j
jika rangkaian tegar dan pegun, maka tidak ada kerja mekanis yang dikaitkan dengan perubahan fluks
dan

tepat sama dengan perubahan energy magnet dari system, yaitu

96

. Perhatikan bahwa

di sini kita batasi perhatian kita pada rangkaian pegun, sehingga energy magnet dapat dihitung sebagai
bentuk kerja. Kelak akan kita biarkan berbagai rangkaian bergerak satu terhadap lain, namun hal ini
kita akan dapat membedakan antara

dengan

Energy magnet U suatu system dengan n rangkaian pegun yang tegar diperoleh dengan
mengintegralkan pesamaan (4) dari keadaan fluks nol (bersesuaian dengan semua

) sampai

perangkat nilai fluks akhir. Untuk sekelompok rangkaian tegar yang mengandung, atau terletak pada
bahan magnet linier,

dikaitkan secara linear pada arus dalam rangkaian, dan energy magnetnya

tidak bergantung pada pada bagaimana cara arus dibuat agar mencapai perangkat nilai akhirnya.
Karena keadaan ini cukup penting, maka sebaiknya kita batasi perhatian kita pada persoalan rangkaian
tegar dan linear.
Karena energy akhir tidak bergantung pada urutan berubahnya arus, maka kita dapat memilih pola
kerja tertentu agar W mudah dihitung. Pola kerja ini membuat semua arus (dan oleh karena itu, semua
fluks) mencapai nilai akhir yang sesuai, yang berarti bahwa pada setiap saat semua arus (I dan semua
fluks) akan berada pada fraksi ini dengan . Jika nilai akhir dari arus diberi lambang

I 1 , I 2 ,......... ........ I 3
Maka pada setiap tahap

selanjutnya

. Pengintegralan persamaan (4)

menghasilkan:
1

i 1

i 1

dWb d I i i I i i d

1 n
Iii
2 i 1

Jadi energy magnet dapat dinyatakan sebagai

1 n
Iii
2 i 1

(rangkaian tegar, bahan linear)

Dengan bantuan persamaan (5), yang untuk system rangkaian tegar dan linear dapat diintegralkan
secara langsung, maka energy magnet dapat dinyatakan dalam bentuk berikut:

1 n n
M ij I i I
2 i 1 i 1

1
1
1
L1 I 12 L2 I 22 ... Ln I 2n M 12 I 1 I 2 M 13 I 1 I 3 ...
2
2
2
M 1n I 1 I n M 23 I 2 I 3 ... M n 1,n I n 1 I n. .

(rangkaian tegar, bahan linear)


Di sini telah kita gunakan hasil dan lambang

M ij M ji ; M ij Li
Untuk rangkaian bergandeng dua, persamaan terakhir tersebut dapat disederhanakan menjadi

1
1
L1 I 12 MI1 I 2 L2 I 22
2
2

97

Yang untuk mudahnya kita tulis M untuk menggantikan

suku

dapat berharga positif atau

negative, tetapi energy magnet total U harus positif (atau nol) untuk pasangan nilai arus :
. Dengan menyatakan nisbah arus

dengan

atau pun

dan menyamakan hasilnya dengan nol:

Turunan kedua dari U terhadap x adalah positif, yang menujukan bahwa persamaan (9) merupakan syarat
suatu nilai minimum. Energy magnet
oleh

untuk x manapun; terutama nilai minimum U (yang didefinisikan

) lebih besar dari pada atau sama dengan nol.

Jadi

Atau

Suatu hasil yang telah dinyatakan, tetapi belum dibuktikan, untuk rangkaian tunggal,

2. rapat energy di dalam medan magnet


Persamaan (7) memberikan energy magnet suatu system arus dalam bentuk parameter rangkaian : arus
dan induktansi. Perumusan semacam itu sangat penting karena parameter tersebut dapat diukur secara
langsung. Sebaliknya perumusan lain dari energy magnet dinyatakan dalam vector medan B dan H cukup
penting karena dapat memberikan gambaran mengenai energy magnet yang tersimpan di dalam medan
magnet itu. Gambaran ini dapat diperluas, untuk menunjukan perpindahan energy melalui medan listrik
magnet dalam proses yang tidak pegun. Tinjaulah sekelompok rangkaian arus yang tegar dan tidak satupun
berukuran takhingga, yang terbenam dalam bahan yang bersifat magnet linier.energi system ini di berikan
oleh persamaan (6). Untuk pembahasan sekarang ini akan lebih mudah kalau kita anggap bahwa setiap
rangkaian hanya terdiri dari suatu sosok tunggal; maka fluks

dapat dinyatakan sebagai

Dengan A adalah potensial vector local.substitusi hasil ini kedalam persamaan (6) menghasilkan

Akan kita buat persamaan (13a) menjadi sedikit lebih umum. Misalkan kita tidak mempunyai rangkaian arus
yang dibatasi oleh kawat, tetapi setiap rangkaian berupa lintasan tertutup didalam bahan dianggap berupa
penghantar yang mengikuti suatu jalur rapat arus. Persamaan (13a) mungkin saja dibuat untuk mendekati
sekali keadaan ini dengan memilih sejumlah besar rangkaian yang bersentuhan (
menjadi

dan akhirnya dengan penyulihan.

98

) dengn mengganti

Dengan demikian:

Persamaan terakhir dapat diubah lebih lanjut dengan menggunakan persamaan medan

, dan

kesamaan vector.
)
Sehingga diperoleh

Dengan S adalah permukaan yang meliingkupi volum V. karena menurut anggapan tidak satu pun dari
ranagkaian arus berukuran takhingga, maka kita dapat memindahkan permukaan S ke luar, ke tempat
yang sangat jauh sehingga semua bagian permukaan ini terletak jauh dari arus. Tentu saja volum dari
system itu harus diperbesar sesuai dengan perubahan yang terjadi. Sekarang H mengecil paling tidak
dengan laju

, dengan r adalah jarak dari suatu titik asal yang dekat dengan tengah-tengah sebaran arus

ke titk khas pada permukaan S ; A mengecil paling tidak dengan laju


berbanding lurus dengan
mengecil dengan laju

dan luas permukaan tersebut

.jadi saham yang diperoleh dari integral permukaan pada persamaan (14)

atau lebih cepat lagi, dan jika S pindah ke takhingga, maka saham itu terhapus.

Dengan mengabaikan integral permukaan pada persamaan (4) dan memperbesar bentuk volum tersebut
sehingga mencakup semua uang, maka kita peroleh

Karena B =

hasil ini benar-benar mirip dengan rumus untuk energy listrik-statik yang dinyatakan pada

persamaan (17). Persamaan (15) terbatas pada system yang mengandung bahan linier karena diturunkan
dari persamaan (6).
Dengan penalaran yang mirip dengan yang dibahas dalam pasal 6.3, kita peroleh suatu konsep rapat energy
dalam medan magnet :

Yang untuk bahan magnet isotop dan linier dapat disederhanakan menjadi

1.3 . gaya dan momen putar pada rangkaian tegar


Sampai di sini telah kita kembangkan beberapa pilihan rumus untuk energy magnet suati system rangkaian
arus, yaitu persamaan (6), (7) dan (15). Sekarang akan kita tunjukan bagaimana cara menghitung gaya, atau
momen putar pada satu komponen sisitem seperti itu dengan pengetahuan mengenai energy magnetnya.
Misalkan kita biarkan salah satu bagian system melakukan perpindahan tegar

dengan pengaruh gaya

magnet yang bekerja padanya, maka semua arus akantinggal tetap. Kerja mekanis yang dilakukan oleh
gaya F yang bekerja pada sisitem itu adalah

99

Seperti pada persamaan (32). Dalam keadaan ini kerja tersebut mendapatkan dua saham, seperti pada
persamaan (37):

Dengan

adalah perubahan energy magnet dari sitem dan

kerja yang dilakukan oleh sumber energy

luar dalam melawan semua ggl imbas untuk menjaga agar arusnya tetap.
Sebelum kita sampai pada rumusan yang menghubungkan
menghilangkan

dengan pada suatu bagian system, kita perlu

dari persamaan (18).

Untuk system rangkaian tegar dalam bahan magnet linier, hal ini mudah dilakukan. Jika geometri system itu
diubah tetapi semua arusnya tetap tak berubah, maka berdasarkan persamaan (6),

Akan tetapi, dari persamaan (4)

Dengan demikian

Dengan menggunakan persamaan ini untuk menghilangkan

dari persamaan (18) dan menggabungkan

hasilnya dengan persamaan (17), kita peroleh

Atau

Gaya pada rangkaian adalah gradient energy magnet jika dijaga tetap.
Jika rangkaian yang ditinjau hanya dapat bergerak sedemikian rupa sehingga berputar mengelilingi suatu
sumbu, maka persamaan (17) dapat digantikan dengan

dengan

adalah momen putar magnet pada rangkaian dan

adalah perpindahan sudut. Dalam keadaan

ini,
(

Dan seterusnya. Hasilnya, yaitu persamaan (20) dan (21) untuk arus tetap miripdengan persoalan listrikstatik berpotensial tetap, yang dalam hal ini diperlukan kerja dari baterai untuk menjaga agar potensialnya
tetap.
Dalam beberapa keadaan yang menarik, fluks yang terdapat dalam rangkaian dapat diperlakukan sebagai
peubah yang tetap, menggantikan arus. Selanjutnya, berdasarkan persamaan (4),
demikian sistemnya dapat dianggap terisolasi. Akibatnya,

100

dan dengan

Seperti di dalam persoalan listrik-statik, untuk menggunakan metode energy kita perlu menyatakan
dalam bentuk analitik, yaitukebergantugan majenis

pada koordinat peubah (

) harus

diberikan. Namun, jika hal ini dilakukan, metode energy menjadi suatu teknik yang ampuh untuk
menghitung gaya dan momen putar.
Kita akan melukiskan metode tersebut dengan meninjau dua contoh. Latihan tambahan yang sejenis akan
diberikan dalam soal-soal di bagian bab ini. Untuk contoh yang pertama, marilah kita hitung gaya antara
dua rangkaian tegar yang mengalirkan arus tetap. Energy magnet diberikan oleh persamaan (8), dan gaya
rangkaian 2 adalah

Dengan introduksi bersama


pada

harus ditulis sedemikian rupa sehingga memperlihatkan kebergantungannya

rumus Neumann, yaitu persamaan (35), menunjukan kebergantungan ini secara tegas, sehingga

dapat kita tulis


)

)
|

Yang merupakan persamaan yang jelas menunjukan kesimetrisan yang wajar, yaitu

namun kita

telah mempunyai persamaan untuk gaya antara dua rangkaian, yaitu persamaan untuk gaya antara dua
rangkaian, yaitu persamaan (25), dan persamaan ini tampaknya berbeda dengan persamaan yang baru saja
diturunkan. Sebagaimana dengan mudah dapat dibuktikan kebenarannya, kedua persamaan itu
sebenarnya setara. Marilah kita uraiakan hasil kali tiga factor integran persamaan (25):
[

)]

)]

Integral yang mengandung suku terakirpada ruas kanan sam denganpersamaan (24); sedangkan yang
mengandung suku pertamadapat ditulis sebagai

Sekarang
dengan

) adalah
selanjutnya proyeksi

kali proyeksi

)
|

pada vector (

kita nyatakan dengan

tetap :

101

). Marilah kita nyatakan

. Integral pada

dapat diselesaikan pada


Dengan batas atas dan bawah integral sama karena merupakan rangkaian tertutup. Dengan demikian
persamaan (25) adalah nol, dan persamaan (24) setara dengan (25).
Sebagai contoh kedua, tinjaulah suatu solenoid panjang dengan
arus tetap . Suatu batang besi dengan kelulusan tetap

lilitan, dengan panjang yang mengalir

dan luas penampang lintang

disisipkan

disepanjang sumbu solenoid. Jika batang itu ditarik (1a) sampai hanya setengah panjang batang yang
tertinggal di dalam solenoid, hitunglah secara hampiran gaya yang cenderung menarik kembali batang
pada kedudukan semula.
Penyelesaian, jika pengaruh ujung diperhitungkan, struktur medan magnet dalam persoalan rumit; namun,
untung kita tidak perlu menghitung seluruh energy magnet dari system tetapi hanya selisih energy antar
kedua susunan yang

Ditunjukan oleh gambar 1 (a) dan (b). struktur medan tersebut nisbih seragam di tempat yang jauh dari
ujung batang solenoid. Perbedaan utama antara susunan (a) dan (b) adalah bahwa panjang

dari ujung

batang paling kanan (di luar area medan) secara efektif dipindahkan ke daerah sama solenoid, di luar
daerah pengaruh megawa magnet dari kutb magnet. Jadi karena H mendekati longitudinal di daerah
dan karena komponen tangensial dari H pada batas silinder adalah malar, mari kita gunakan:

Dengan H di dalam dan di luar bidang tetap karena tetap. Oleh karena itu,

102

Dari persamaan (20) menjadi :


)
Ke arah

yang menarik.

1.4 Rugi Histeris


Dalam pasal sebelumnya

telah kita batasi pembahasan

pada sistem terbalikkan, dan dalam

sebagian besar persoalan sistem linier. Sekarang akan kita bahas sesuatu mengenai perubahan
energi

dalam

sistem

yang mengandung bahan

magnet

kekal,

yaitu

sistem

yang peranan

histeresisnya menonjol. Marilah kita tinjau suatu rangkaian listrik yang berbentuk kumparan terlilit
rapat dengan N lilitan, mengitari sepotong bahan feromagnet seperti tampak pada gambar 2. Jika
kumparan itu dihubungkan

dengan sumber energi listrik luar, maka kerja yang dilakukan untuk

melawan ggl imbas pada kumparan diberikan oleh persamaan (12.3). Namun, perubahan fluks
dalam persamaan

(3) adalah perubahan fluks total pada rangkaian; untuk hal yang kita hadapi

sekarang ini akan mudah bagi kita jika kita gunakan lambang

untuk menyatakan perubahan

fluks pada satu lilitan kurnparan. Dengan demikian, berdasarkan anggapan bahwa fluks pada
setiap lilitan sama,

Marilah kita perlakukan bahan-contoh feromagnet itu sebagai bagian pembentuk rangkaian

magnet. Dalam hal i n i N dapat diganti dengan

pada lintasan fluks yang khas, dan persamaan

( 3a) menjadi

Dengan A

luas penampang

lintang rangkaian magnet sesuai dengan selang panjang dl. Karena dI selalu

menyinggung lintasan fluks, maka persamaan sebelumnya dapat dituliskan sebagai

103

dengan V adalah volum rangkaian magnet, yaitu daerah ruang yang medan magnetnya tidak nol.
Jika bahan feromagnet dalam sistem itu menunjukkan perilaku magnet-yang terbalikkan,
maka untuk mendapatkan energi magnet sistem persamaan (27) dapat diintegralkan dari
B = 0 sampai harga akhirnya. Untuk bahan yang linier, energi yang diperoleh dengan cara
itu sarna dengan yang dinyatakan oleh persamaan (15). Namun, persamaan ( 17) jauh
lebih umum daripada persamaan(15); persamaan (27) memperkirakan

dengan baik kerja

yang dilakukan pada sistem magnet sekalipun untuk persoalan yang melibatkan histeresis.
Sesuai dengan persamaan (27), perubahan dalam struktur medan magnet menunjukkan
masukan kerja;

yang terkait dengan setiap

satuan volum bahan magnet (atau ruang hampa) di dalam

sistem. Yang paling menarik adalah

persoalan yang melibatkan bahan yang mengalami

daur, seperti yang terjadi bila kumparan yang mengelilingi bahan contoh dialiri arus bolakbalik. Dalam satu daur, intensitas magnetH (untuk suatu titik yang khas dalam bahan
contoh) di mulai dari nol meningkat sampai suatu maksimum, Hmaks,
pada harga-Hmaks,

menurun sampai

dan akhirnya kembali ke nol. Imbas magnet B menunjukkan variasi

yang serupa, tetapi untuk suatu bahan feromagnet yang khas B tertinggal di belakang H,
sehingga membentuk kurva histeresis seperti ditunjukkan pada gambar 12.3. Masukan
kerja (per satuan volum) yang diperlukan untuk mengubah imbas magnet dari titik a ke
b pada kurva histeresis,
)

hanyalah luas antara bagian histeresis ab dan sumbu-B; harganya positif karena H dan
dB keduanya positif. Saham

adalah juga luas antara bagian histeresis (be) dan

sumbu-B, tetapi tandanya harus negatif, karena H dan dB berlawanan tanda. Penalaran
yang serupa dapat pula dibenkan

untuk

dan

Jadi, dalam mendaurkan

bahan satu kali melalui sosok histeresis, kerja yang diperlukan per satuan volum adalah

yang merupakan luas yang dilingkupi oleh sosok histeresis.


Pada akhir satu daur lengkap, keadaan magnet bahan sama seperti pada awal, daur; oleh karena
itu 'energi magnet' bahan sama. Selanjutnya, jelas bahwa persamaan (29) menyatakan suatu rugi
energi, Rugi ini berupa bahang struktur, (kalor); rugi energi ini terjadi dari perubahan yang tidak

terbalikkan dalam struktur kawasan bahan, Rugi histeresis merupakan faktor yang penting dalam
rangkaian yang dialiri arus bolak balik, Persamaan (29) menyatakan rugi energi per satuan volum
per daur; dengan demikian rugi energy persatuan waktu berbanding

104

Iurus dengan frekuensi. Arus

bolak-balik.

Menurut persamaan (28); kerja yang diperlukan untuk mengubah imbas magnet dalam suatu satuan
volum bahan adalah

(kerja yang dilakukan pada ruang hampa) selalu

Kadang-kadang lebih mudah memandang suku

ada, untuk keadaan ada bahan ataupun tidak ada. Dari sudut pandang ini, maka suku
adalah kerja khusus yan'g dilakukan pada bahan, Inilah hampiran yang piasa.diambil

dalam buku-

ajar termodinamika; hampiran ini merupakan dasar nntuk pembahasan proses yang dikenal sebagai
'pendinginan secara magnet'.

Karena integral HdH dalam satu daur lengkap sama dengan nol maka persamaan (29) setara dengan

Dari d(mH) =HdM +MdH, persamaan (29a) dapat juga dituliskan sebagai

1.5 Rangkuman

Kerja yang dilakukan oleh sumber arus dati luar; misalnya baterai, dalam mengubah medan magnet suatu
sistem rangkaian arus adalah

(tidak termasuk kerja yang mengimbangi rugi bahang Joule dalam rangkaian hambatan). Energi potesial
magnet-statik suatu sistem rangkaian arus dan medium magnet linier adalah

dengan

105

Untuk suatu sebaran arus malar bahan linear, energy magnet menjadi

dengan potensial vektor A yang dihasilkan oleh rapat arus J. Pengintegralan bagian demi bagian
mengubah bentuk energi dalam bahan maget linier menjadi integral

Meliputi rapat energi medan magnet itu,

1.

Untuk rangkaian tunggal

Dengan

2.

Gaya magnet pada bagian suatu sistem yang terisolasi, dengan fluks yang tetap pada setiap rangkaian
adalah gradien negatif dari energi magnet-statik,
(

Jika system tidak terisolasi, tetapi arus pada setiap rangkaian dijafa agar tetap. oleh sumber dan luar (baterai),
gaya diberikan oleh

(
3.

Dengan adanya bahan yang tidak linier termasuk histeresis,

Dalam satu daur lengkap suatu proses mendaur,

106

107

108

DAFTAR PUSTAKA
Soelaeman, T.M., Samsudin, dan A. Rida Ismu, 1977, Ilmu Bahan Listrik 1, Direktorat Pendidikan
Menegah Kejuruan, Departemen P dan K, Jakarta
Muhaimin, 1999, Bahan-Bahan Listrik Untuk Politeknik, Pradnya Paramita, Jakarta.
Tata Sardia, dan Shinraku Saito, 2000, Pengetahuan Bahan Listrik, Pradnya Paramita, Jakarta.
http://id.shvoong.com/exact-sciences/chemistry/2105104-pengertian-aluminium/
http://id.shvoong.com/exact-sciences/chemistry/2112636-pengertian-tembaga/
http://ditaandestya-elektro.blogspot.com/2011/12/sifat-kelistrikan.html

109

Anda mungkin juga menyukai