DISUSUN OLEH :
Kelas:XII IPA 6
Guru Mapel:Yustati
T.A 2022/2023
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Pada pembahasan rangkaian listrik, arus maupun tegangan yang dibahas adalah untuk kondisi
steady state atau mantap. Akan tetapi sebenarnya sebelum rangkaian mencapai keadaan steady
state, arus maupun tegangan pada rangkaian mengalami transisi (transien) dan jika transisi
berakhir maka dapat dikatakan arus maupun tegangan pada rangkaian tersebut telah mencapai
keadaan steady state.
Pada resume kali ini akan dibahas mengenai gejala transien yang terjadi saat pengisian (on) dan
pengosongan (off) muatan pada induktor serta persamaan-persamaan di dalamnya untuk
perhitungan pada suatu rangkaian.
BAB II
PEMBAHASAN
ARUS LISTRIK
Arus listrik adalah banyaknya muatan listrik yang disebabkan dari pergerakan elektron elektron
mengalir melalui suatu titik dalam sirkulasi listrik tiap satu waktu..Arus listrik yang mengalir pada
penghantar dapat berupa arus searah atau direct current (DC) dan dapat berupa arus bolak-balik
atau alternating current (AC). Aliran arus listrik pada kawat kita kenal sebagai arus listrik. Aliran
muatan dapat berupa muatan positif (proton) dan muatan negatif (elektron).
Pada dasarnya dibedakan menjadi dua, yaitu rangkaian listrik terbuka dan . Rangkaian listrik
terbuka adalah suatu rangkaian yang belum dihubungkan dengan sumber tegangan, sedangkan
adalah suatu rangkaian yang sudah dihubungkan dengan sumber tegangan.
Arus listrik AC (alternating current), merupakan listrik yang besarnya dan arah arusnya selalu
berubah-ubah dan bolak-balik. Arus listrik AC akan membentuk suatu gelombang yang
dinamakan dengan gelombang sinus atau lebih lengkapnya sinusoida.
Arus listrik DC (Direct current) merupakan arus listrik searah. Pada awalnya aliran arus pada
listrik DC dikatakan mengalir dari ujung positif menuju ujung negatif. Semakin kesini
pengamatan-pengamatan yang dilakukan oleh para ahli menunjukkan bahwa pada arus searah
merupakan arus yang alirannya dari negatif (elektron) menuju kutub positif. Nah aliran-aliran ini
menyebabkan timbulnya lubang-lubang bermuatan positif yang terlihat mengalir dari positif ke
negatif.
Listrik DC (direct current) biasanya digunakan oleh perangkat elektronika. Meskipun ada sebagian
beban selain perangkat elektronika yang menggunakan arus DC (contohnya; Motor listrik DC) namun
kebanyakan arus DC digunakan untuk keperluan beban elektronika. Beberapa beban elektronika
yang menggunakan arus listrik DC diantaranya: Lampu LED (Light Emiting Diode), Komputer, Laptop,
TV, Radio, dan masih banyak lagi. Selain itu listrik DC juga sering disimpan dalam suatu baterai,
contohnya saja baterai yang digunakan untuk menghidupkan jam dinding, mainan mobil-mobilan dan
masih banyak lagi. Intinya
1. Rangkaian listrik
Pada tertutup, terjadi aliran muatan-. Aliran positif identik dengan aliran air.
Jadi, dapat dikatakan bahwa muatan listrik positif mengalir dari titik berpotensial tinggi ke
titik berpotensial rendah. Selanjutnya, aliran muatan listrik positif tersebut dinamakan . Jadi, arus
listrik dapat didefinisikan sebagai aliran muatan positif dari potensial tinggi ke potensial rendah.
Arus listrik terjadi apabila ada perbedaan potensial.
selanjutnya, setelah elektron ditemukan oleh ilmuwan fisika J.J. Thompson (1856–1940),
ternyata muatan yang mengalir pada suatu penghantar bukanlah muatan listrik positif, melainkan
muatan listrik negatif yang disebut elektron.
Arah aliran elektron dari potensial rendah ke potensial tinggi.Namun hal ini tidak menjadikanmasalah,
karena banyaknya elektron yang mengalir dalam suatu penghantar
sama dengan banyaknya muatan listrik positif yang mengalir, hanya arahnya yang berlawanan. Jadi,
arus listrik tetap didefinisikan berdasarkan aliran muatan positif yang disebut arus konvensional.
Pada baterai terdapat dua kutub yang potensialnya berbeda. Jika kedua kutub tersebut
dihubungkan dengan lampu melalui kabel, maka akan terjadi perpindahan elektron dari kutub
negatif ke kutub positif atau terjadi arus listrik dari kutub positif ke kutub negatif, sehingga lampu
dapat menyala.
Besarnya arus listrik (disebut ) sebanding dengan banyaknya muatan listrik yang mengalir. Kuat
arus listrik merupakan kecepatan aliran muatan listrik. Dengan demikian, yang dimaksud dengan
kuat jumlah muatan listrik yang melalui penampang suatu penghantar setiap satuan waktu. Bila
jumlah muatan q melalui penampang penghantar dalam waktu t, maka kuat arus I secara
matematis dapat ditulis sebagai berikut.
Dengan:
Berdasarkan persamaan tersebut, dapat disimpulkan bahwa satu coulomb adalah muatan listrik
yang melalui sebuah titik dalam suatu penghantar dengan arus listrik tetap satu ampere dan mengalir
selama satu sekon.
Mengingat muatan elektron sebesar -1,6 × 10-19 C, (tanda negatif (-) menunjukkan jenis muatan
negatif), maka banyaknya elektron (n) yang menghasilkan muatan 1 coulomb dapat dihitung sebagai
berikut.
1 C = n × 1,6 × 10-19 C,
Contoh soal:
Kuat arus pada sebuah rangkaian listrik sebesar 200 mA. Berapa besar muatan listrik yang
mengalir pada rangkaian itu setiap menitnya?
Diketahui :
kuat arus (I) = 200 mA = 200 × 0,001 A = 0,2 Awaktu (t) = 1 menit = 60 s
Jawab
:q = I × t
q = 0,2 A × 60 s
= 12 As = 12 C
Contoh soal :
Jika sebuah kawat penghantar listrik dialiri muatan listrik sebesar 360 C dalam waktu 1 menit, maka
berapa besarnya arus yang mengalir ?
Diketahui:
Q = 360 Ct = 1 menit = 60 s
Maka kuat arus listrik
( I ) adalah ….
= 6A
Contoh soal:
Jika diketahui Muatan listrik 4500 C dan arus listrik sebesar 1500 mA. Hitunglah waktunya
Diketahui :
Ditanyakan : t = ?
Jawab :t = Q / I
= 4500 C / 1.5 A
= 3000 s
= 50 menit
TEGANGAN LISTRIK
TEGANGAN LISTRIK (VOLTAGE)
Definisi
Tegangan listrik atau yang lebih dikenal sebagai beda potensial listrik adalah perbedaan potensial
listrik antara dua titik dalam rangkaian listrik. Tegangan listrik merupakan ukuran beda potensial yang
mampu membangkitkan medan listrik sehingga menyebabkan timbulnya arus listrik dalam sebuak
konduktor listrik.Berdasarkan ukuran perbedaan potensialnya, tegangan listrik memiliki empat
tingkatan:
Simbol (rumus)
Sesuai dengan definisi di atas, bahwa tegangan merupakan perbedaan potensial antara dua titik,
yang bisa didefinisikan sebagai jumlah kerja yang diperlukan untuk memindahkan arus dari satu titik
ke titik lainnya, maka rumus dasar tegangan antara 2 titik adalah:
Va – Vb = ∫E . dI
beda potensial ada pada arus listrik searah (DC) dan arus listrik bolak- balik (AC).
V = √(P.R)
V=I.R
dimana V = tegangan;
P = daya;
R = hambatan;
I = arus.
I = arus (Ampere);
P = daya (Watt);
R = hambatan (Ohm);
Z = impedansi; dan
Satuan (unit)
Tegangan listrik memiliki satuan Volt. Simbol untuk tegangan listrik adalah V. namun dalam referensi-
referensi akademis lebih sering digunakan simbol E untuk menyebutkan tegangan listrik. Hal ini
dilakukan agar tidak tertukar dengan simbol satuan tegangan (Volt) yang juga disimbolkan dengan V.
Hukum Kirchoff
Gustaf Robert Kirchoff adalah seorang fisikawan jerman yang berkontribusi pada pemahaman
konsep dasar teori rangkaian listrik, spektroskopi, dan emisi radiasi benda hitam yang dihasilkan oleh
benda-benda yang dipanaskan.
Dalam kelistrikan, sumbangan utamanya adalah dua hukum dasar rangkaian, yang kita kenal
sekarang dengan Hukum I dan Hukum II Kirchoff. Kedua hukum dasar rangkaian ini sangat
bermanfaat untuk menganalisis rangkaian-rangkaian listrik majemuk yang cukup rumit. Akan tetapi
sebagian orang menyebut kedua hukum ini dengan Aturan Kirchoff, karena dia terlahir dari hukum-
hukum dasar yang sudah ada sebelumnya, yaitu hukum kekekalan energi dan hukum kekekalan
muatan listrik.
Untuk memecahkan persoalan-persoalan rangkaian yang rumit; yaitu rangkaian yang terdiri dari
beberapa buah sumber tegangan atau sumber arus serta beberapa buah hambatan/beban maka
dipergunakan hukum-hukum rangkaian, diantaranya hukum Kirchoff.
1 Hukum I Kirchoff
Hukum Kirchoff I berbunyi “jumlah aljabar dari arus yang menuju/ masuk dengan arus yang
meninggalkan/keluar pada satu titik sambungan/cabang sama dengan nol “
Hukum I Kirchoff merupakan hukum kekekalan muatan listrik yang menyatakan bahwa jumlah
muatan listrik yang ada pada sebuah sistem tertutup adalah tetap. Hal ini berarti dalam suatu
rangkaian bercabang, jumlah kuat arus listrik yang masuk pada suatu percabangan sama dengan
jumlah kuat arus listrik yang ke luar percabangan itu. Untuk lebih jelasnya tentang Hukum I Kirchoff,
perhatikanlah rangkaian berikut ini:
2 Hukum II Kirchoff
Hukum Kirchoff II ini berbunyi “di dalam satu rangkaian listrik tertutup jumlah aljabar antara sumber
tegangan dengan kerugian-kerugian tegangan selalu sama dengan nol.”
Hukum II Kirchoff adalah hukum kekekalan energi yang diterapkan dalam suatu rangkaian tertutup.
Hukum ini menyatakan bahwa jumlah aljabar dari GGL (Gaya Gerak Listrik) sumber beda potensial
dalam sebuah rangkaian tertutup (loop) sma dengan nol. Secara matematis, Hukum II Kirchoff ini
dirumuskan dengan persamaan
Di mana V adalah beda potensial komponen komponen dalam rangkaian (kecuali sumber ggl) dan E
adalah ggl sumber. Untuk lebih jelasnya mengenai Hukum II Kirchoff, perhatikanlah sebuah
rangkaian tertutup sederhana berikut ini
Dari rangkaian sederhana di atas, maka akan berlaku persamaan berikut (anggap arah loop searah
arah arus)
I . R + I . r - E = 0..............1)
E = I (R + r)
I = E/(R + r)
I.R=E-I.r
Di mana I . R adalah beda potensial pada komponen resistor R, yang juga sering disebut dengan
tegangan jepit.
Jika berbagai arus listrik bertepatan di suatu titik, maka jumlah Aljabar dari kekuatan arus-arus
tersebut adalah 0 (nol) di titik pertepatan tadi.
Besar Arus listrik yang mengalir menuju titik percabangan sama dengan jumlah arus listrik yang
keluar dari titik percabangan.
E1 = V1 + V2 + V3E1 – V1 – V2 -V3 = 0
E1 – (V1 + V2 + V3) = 0
I = I1 + I2 + I3I – I1 – I2 – I3 = 0
I – (I1 + I2 + I3) = 0
Ia + Ib + Ic = I1 + I2 + I3Ia + Ib + Ic -I – I1 – I2 – I3 = 0
Ia + Ib + Ic – (I1 + I2 + I3) = 0
I1, I2
Di dalam rangkaian listrik (terdiri dari sumber tegangan dan komponen-komponen), maka akan
berlaku Hukum-hukum kirchhoff. Hukum ini terdiri dari hukum kirchhoff tegangan (Kirchhoff
voltage law atau KVL) dan hukum Kirchhoff arus (Kirchhoff Current Law atau KCL).
Hukum ini menyebutkan bahwa di dalam suatu lup tertutup maka jumlah sumber tegangan
serta tegangan jatuh adalah nol.
Seperti diperlihatkan dalam Gambar 1 di atas, rangkaian ini terdiri dari sumber tegangan dan
empat buah komponen. Jika sumber tegangan dijumlah dengan tegangan jatuh pada keempat
komponen, maka hasilnya adalah nol, seperti ditunjukan oleh persamaan berikut.
Hukum Kirchhoff arus menyebutkan bahwa dalam suatu simpul percabangan, maka jumlah
arus listrik yang menuju simpul percabangan dan yang meninggalkan percabangan adalah nol.
Gambar 2 adalah contoh percabangan arus listrik dalam suatu simpul. Dalam Gambar 2,
terdapat tiga komponen arus yang menuju simpul dan tiga komponen arus yang meninggalkan
simpul. Jika keenam komponen arus ini dijumlahkan maka hasilnya adalah nol, seperti
diperlihatkan dalam persamaan berikut.
5 CONTOH SOAL
Diberikan sebuah rangkaian yang terdiri dari dua buah loop dengan data sebagai berikut :E1 = 6 volt
E2 = 9 volt
E3 = 12 volt
Tentukan :
Penyelesaian:
Langkah-langkah standar :
Loop 1
(Persamaan I)
Loop II
(Persamaan II)
Dalam kehidupan sehari-hari, kadang kita harus memasang lampu-lampu secara seri, tetapi dalam
keadaan yang lain kita harus memasang lampu secara paralel. Kuat arus listrik dalam suatu
rangkaian tak bercabang, besarnya selalu sama. Lampu-lampu di rumah kita pada umumnya
terpasang secara paralel. Pada kenyataannya rangkaian listrik biasanya terdiri banyak hubungan
sehingga akan terdapat banyak cabang maupun titik simpul. Titik simpul adalah titik pertemuan dua
cabang atau lebih. Penyelesaian dalam masalah rangkaian listrik yang terdapat banyak cabang atau
simpul itu digunakan Hukum I dan II Kirchhoff.
Sebagai contoh berikut dijelaskan ada dua komponen arus yang bertemu di satu titik simpul sehingga
menjadi satu, seperti ditunjukkan pada gambar :
Transien Rangkaian RC
1 TRANSIEN
Transien adalah kondisi perubahan dari tegangan nol ke tegangan stasioner (maksimum). Atau
transien adalah kondisi perubahan dari tegangan stasioner (maksimum) ke tegangan nol.
Transien hanya terjadi sebentar dan biasanya hanya terjadi pada sekian detik. Keadaan
tegangan stasioner adalah keadaan pada saat suatu tegangan maksimum, seperti pada saat
lampu menyala.
Contoh alat yang mengalami masa Transien dan Stasioner yaitu solder dan kompor listrik.
Stasioner terjadi saat solder telah panas dan dapat melelehkan timah. Sedangkan pada kompor
listrik masa stasioner terjadi pada saat kumparan berwarna merah atau telah panas.
2 RANGKAIAN RC
Kapasitor adalah komponen elektronika yang dapat menyimpan muatan arus listrik di dalam
medan listrik sampai batas waktu tertentu dengan cara mengumpulkan ketidakseimbangan
internal dari muatan arus listrik. Adapun cara kerja kapasitor dalam sebuah rangkaian
elektronika adalah dengan cara mengalirkan arus listrik menuju kapasitor. Apabila kapasitor
sudah penuh terisi arus listrik, maka kapasitor akan mengeluarkan muatannya dan kembali
mengisi lagi. Begitu seterusnya.
Bila saklar ditutup maka akan mengalir arus pengisian pada C, lama pengisian ditentukan oleh
besar atau kecil nilai C.
Jika
Jika
Sehingga
Grafik muatan, arus, dan tegangan sebagai fungsi waktu pada proses pengisian kapasitor
3 TETAPAN WAKTU TC
Daya Total
5 PENGOSONGAN PADA RC
Jika saklar dipindahkan dari posisi (2) ke posisi (1), maka mengalir arus pengosongan. Arus
pengosongan akan berhenti setelah muatan C habis. Nilai arus sangat dipengaruhi oleh besar
atau kecilnya nilai kapasitor.
Jika,
Jika,
6 DAYA SESAAT SAAT PENGOSONGAN RC
Daya Total
PEMBAHASAN:
Diketahui :
V = 100 V
R = 5000 ohm
C = 20
Ditanya:
Jawab:
Untuk t= 0, maka
a. I =
= 0,02
= 0,02 . 1
I = 0,02 A
a. VR = I . R
= 0,02 . 5000
VR = 100 V
a. = V
= 100 )
= 100 ( 1- e0)
= 100 ( 1- 1)
= 100 (0)
=0V
a. I =
= 0,02
= 0,02 .
= 0,0073 A
a. VR = I . R
= 0,02 . . 5000
= 100 .
= 36,9 V
a. = V
= 100 )
= 100 ( 1- e-1)
= 63,099 V
8 LATIHAN SOAL
1. Sebuah baterai 6 volt digunakan untuk mengisi kapasitor dalam suatu rangkaian RC,
dengan C = 4µF dan R = 1 kΩ, hitunglah :
a. Konstanta waktu
b. Arus
PEMBAHASAN:
Diketahui:
= FR=1 kΩ=1000 Ω
Ditanya:
a. t….?
b. I….?
Jawab:
a. Konstanta waktu :
t = RC
= (1000)(4x10 −6 )
= 4x10 −3 detik.
a. Arus :
I0 =
= 6 mA.
Sehingga,
I = 0,368 x I0
= 0,368 x 6
= 2,208 A
1. Dari gambar dibawah ini, saklar S ditutup, pada saat t=5 detik, tentukan besar I, Vc, dan VR.
PEMBAHASAN:
Diketahui:
= F
Ditanya:
Jawab:
A
=V
= 150 (1 - )
= 150 (1)
= 150 V
Dari gambar di atas jika saklar S di tutup , pada saat t = RC . tentukan besar PR,PC, dan Pt ?
PEMBAHASAN:
Diketahui :
V = 120 V
R = 5000Ω
C = 50µF
Ditanya:
Jawab :
=2
= 0,389 Watt
= 1,059 - 0,389
= 0,670 Watt
= 1,059 Watt
Dik : v = 60 v
R = 2000Ω
C = 50 µF
PEMBAHASAN:
Dik : v = 60 v
R = 2000Ω
C = 50 µF
Jawab :
I=-
I=-
I = - 0.03 A
= - 60
= - 60 Volt
= 60 .
= 60 Volt
Jika pada rangkaian diatas saklar dipindahkan ke posisi 1 maka hitunglah I,, pada saat t=RC ?
PEMBAHASAN:
Dik : v = 100 V
R = 2000Ω
C = 25 µF
Jawab :
I=-
I=-
I=-
I = - 0.011 A
= - 60
= - 22,07 Volt
= 60 .
= 22,07 Volt
1. Tentukan Daya Sesaat pada hambatan dan kapsitor saat pengosongan pada saat t=0 !
PEMBAHASAN:
Dik : v = 80 V
R = 6000 Ω
C = 10 µF
Dit : , ……………???
Jawab :
= 1,06 watt
= - 1,06 watt
BAB IV
PENUTUP
4.1 KESIMPULAN
Transien adalah kondisi perubahan dari tegangan nol ke tegangan stasioner (maksimum)
atau sebaliknya.
Pada rangkaian RC, kapasitor adalah komponen elektronika yang dapat menyimpan muatan
arus listrik di dalam medan listrik sampai batas waktu tertentu dengan cara mengumpulkan
ketidakseimbangan internal dari muatan arus listrik. Jika kapasitor sudah penuh terisi arus
listrik, maka kapasitor akan mengeluarkan muatannya dan kembali mengisi lagi. Begitu
seterusnya.
Pada saat pengosongan, arus pengosongan akan berhenti setelah muatan C habis. Nilai
arus sangat dipengaruhi oleh besar atau kecilnya nilai kapasitor.
DAFTAR PUSTAKA
Kemmerly, Jack E. Jr, William H. Hayt. 2005. Rangkaian Listrik. Jakarta: Erlangga
https://fajarindonusantara.com/2013/08/07/definisi-tegangan-arus-dan-daya-listrik/
1.
1.
1.
a.
b.
c.
d.
a.
a.
a.
a.
a.
a.
1.
a.
b.
a.
a.
1.
1.
1.
1.
1.