Anda di halaman 1dari 54

MAKALAH

ARUS LISTRIK SEARAH

DISUSUN OLEH :

Nama:Sendhy Putra Pratama Prabu

Kelas:XII IPA 6

Guru Mapel:Yustati

SMA NEGERI 19 PALEMBANG

T.A 2022/2023

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG

Pada pembahasan rangkaian listrik, arus maupun tegangan yang dibahas adalah untuk kondisi
steady state atau mantap. Akan tetapi sebenarnya sebelum rangkaian mencapai keadaan steady
state, arus maupun tegangan pada rangkaian mengalami transisi (transien) dan jika transisi
berakhir maka dapat dikatakan arus maupun tegangan pada rangkaian tersebut telah mencapai
keadaan steady state.

Pada resume kali ini akan dibahas mengenai gejala transien yang terjadi saat pengisian (on) dan
pengosongan (off) muatan pada induktor serta persamaan-persamaan di dalamnya untuk
perhitungan pada suatu rangkaian.

1.2 RUMUSAN MASALAH

Apa yang dimaksud transien?


Apa yang dimaksud dengan gejala peralihan pada rangkaian RC arus searah?
Bagaimana cara menghitung arus, tegangan, serta daya pada gejala peralihan pada
rangkaian RC arus searah?
Bagaimna hubungan rangkaian listrik resistor dengan hukum kirchoff?

1.3 TUJUAN PENULISAN

Memenuhi tugas resume 6 pada mata kuliah Rangkaian Listrik II.


Dapat memahami penghitungan tegangan, arus dan daya saat pengisian dan pengosongan
RC.
Dapat memahami grafik pengisian dan pengosongan rangkaian RC.
Mempelajari kirchoff.
Menghitung besar resistansi ekivalen dari suatu rangkaian resistor hubungan campuran.
Membuat analisa rangkaian listrik resistor dengan hukum kirchoff.

1.4 METODE PENGUMPULAN DATA


Dalam menyelesaikan resume ini, penulis mengambil data dari hasil catatan yang telah
dijelaskan dosen saat perkuliahan berlangsung. Penulis juga mengambil sumber-sumber dari
buku-buku yang berkaitan dengan materi dalam resume ini. Serta, penulis memasukan data dari
internet yang telah terpercaya keakuratannya.

BAB II

PEMBAHASAN

ARUS LISTRIK

Arus listrik adalah banyaknya muatan listrik yang disebabkan dari pergerakan elektron elektron
mengalir melalui suatu titik dalam sirkulasi listrik tiap satu waktu..Arus listrik yang mengalir pada
penghantar dapat berupa arus searah atau direct current (DC) dan dapat berupa arus bolak-balik
atau alternating current (AC). Aliran arus listrik pada kawat kita kenal sebagai arus listrik. Aliran
muatan dapat berupa muatan positif (proton) dan muatan negatif (elektron).
Pada dasarnya dibedakan menjadi dua, yaitu rangkaian listrik terbuka dan . Rangkaian listrik
terbuka adalah suatu rangkaian yang belum dihubungkan dengan sumber tegangan, sedangkan
adalah suatu rangkaian yang sudah dihubungkan dengan sumber tegangan.

Pengertian arus listrik AC

Arus listrik AC (alternating current), merupakan listrik yang besarnya dan arah arusnya selalu
berubah-ubah dan bolak-balik. Arus listrik AC akan membentuk suatu gelombang yang
dinamakan dengan gelombang sinus atau lebih lengkapnya sinusoida.

Pemanfaatan listrik AC sebenarnya sangatlah banyak. Untuk mempermudah sebenarnya anda


dapat melihat barang-barang yang ada dirumah anda, perhatikanlah bahwa semua barang yang
menggunakan listrik PLN berarti telah memanfaatkan listrik AC. Sebagai pengaman listrik AC
yang ada dirumah anda, biasanya pihak PLN menggunakan pembatas sekaligus pengaman yaitu
MCB (miniature circuit breaker). Meskipun demikian tak semua barang yang anda lihat
menggunakan listrik AC, yaitu:  mesin cuci,lampu(penerangan),pompa air AC,pendingin
ruangan,kompor listrik dll

Pengertian arus listrik DC

Arus listrik DC (Direct current) merupakan arus listrik searah. Pada awalnya aliran arus pada
listrik DC dikatakan mengalir dari ujung positif menuju ujung negatif. Semakin kesini
pengamatan-pengamatan yang dilakukan oleh para ahli menunjukkan bahwa pada arus searah
merupakan arus yang alirannya dari negatif (elektron) menuju kutub positif. Nah aliran-aliran ini
menyebabkan timbulnya lubang-lubang bermuatan positif yang terlihat mengalir dari positif ke
negatif.

Contoh pemanfaatan listrik DC

Listrik DC (direct current) biasanya digunakan oleh perangkat elektronika. Meskipun ada sebagian
beban selain perangkat elektronika yang menggunakan arus DC (contohnya; Motor listrik DC) namun
kebanyakan arus DC digunakan untuk keperluan beban elektronika. Beberapa beban elektronika
yang menggunakan arus listrik DC diantaranya: Lampu LED (Light Emiting Diode), Komputer, Laptop,
TV, Radio, dan masih banyak lagi. Selain itu listrik DC juga sering disimpan dalam suatu baterai,
contohnya saja baterai yang digunakan untuk menghidupkan jam dinding, mainan mobil-mobilan dan
masih banyak lagi. Intinya

kebanyakan perangkat yang menggunakan listrik DC merupakan beban perangkat elektronika.

1. Rangkaian listrik
Pada tertutup, terjadi aliran muatan-. Aliran positif identik dengan aliran air.
Jadi, dapat dikatakan bahwa muatan listrik positif mengalir dari titik berpotensial tinggi ke
titik berpotensial rendah. Selanjutnya, aliran muatan listrik positif tersebut dinamakan . Jadi, arus
listrik dapat didefinisikan sebagai aliran muatan positif dari potensial tinggi ke potensial rendah.
Arus listrik terjadi apabila ada perbedaan potensial.
selanjutnya, setelah elektron ditemukan oleh ilmuwan fisika J.J. Thompson (1856–1940),
ternyata muatan yang mengalir pada suatu penghantar bukanlah muatan listrik positif, melainkan
muatan listrik negatif yang disebut elektron.

Arah aliran elektron dari potensial rendah ke potensial tinggi.Namun hal ini tidak menjadikanmasalah,
karena banyaknya elektron yang mengalir dalam suatu penghantar

sama dengan banyaknya muatan listrik positif yang mengalir, hanya arahnya yang berlawanan. Jadi,
arus listrik tetap didefinisikan berdasarkan aliran muatan positif yang disebut arus konvensional.

1. Kuat Arus Listrik


Kita telah mengetahui tentang , yaitu aliran muatan listrik positif pada suatu penghantar dari potensial
tinggi ke potensial rendah

Pada baterai terdapat dua kutub yang potensialnya berbeda. Jika kedua kutub tersebut
dihubungkan dengan lampu melalui kabel, maka akan terjadi perpindahan elektron dari kutub
negatif ke kutub positif atau terjadi arus listrik dari kutub positif ke kutub negatif, sehingga lampu
dapat menyala.
Besarnya arus listrik (disebut ) sebanding dengan banyaknya muatan listrik yang mengalir. Kuat
arus listrik merupakan kecepatan aliran muatan listrik. Dengan demikian, yang dimaksud dengan
kuat jumlah muatan listrik yang melalui penampang suatu penghantar setiap satuan waktu. Bila
jumlah muatan q melalui penampang penghantar dalam waktu t, maka kuat arus I secara
matematis dapat ditulis sebagai berikut.

Dengan:

q= muatan listrik ……… coulomb (c)


t= waktu ………………. Sekon (s)
I= kuat arus …………… ampere (A)

Jadi, 1 A = 1 C/s. Perhatikan bahwa 1 mA = 0,001 A dan 1 mikroampere (μA) = 0,000001 A.

Berdasarkan persamaan tersebut, dapat disimpulkan bahwa satu coulomb adalah muatan listrik
yang melalui sebuah titik dalam suatu penghantar dengan arus listrik tetap satu ampere dan mengalir
selama satu sekon.

Mengingat muatan elektron sebesar -1,6 × 10-19 C, (tanda negatif (-) menunjukkan jenis muatan
negatif), maka banyaknya elektron (n) yang menghasilkan muatan 1 coulomb dapat dihitung sebagai
berikut.

1 C = n × besar muatan elektron

1 C = n × 1,6 × 10-19 C,

Jadi, dapat dituliskan 1 C = 6,25 × 1018 elektron.

Contoh soal:

Kuat arus pada sebuah rangkaian listrik sebesar 200 mA. Berapa besar muatan listrik yang
mengalir pada rangkaian itu setiap menitnya?

Diketahui :

kuat arus (I) = 200 mA = 200 × 0,001 A = 0,2 Awaktu (t) = 1 menit = 60 s

Ditanya : muatan listrik yang mengalir (q) ?

Jawab

:q = I × t

q = 0,2 A × 60 s

= 12 As = 12 C

Jadi, muatan listrik yang mengalir adalah 12 C.

Contoh soal :

Jika sebuah kawat penghantar listrik dialiri muatan listrik sebesar 360 C dalam waktu 1 menit, maka
berapa besarnya arus yang mengalir ?
Diketahui:

Q = 360 Ct = 1 menit = 60 s
Maka kuat arus listrik

( I ) adalah ….

= 6A

Contoh soal:
Jika diketahui Muatan listrik 4500 C dan arus listrik sebesar 1500 mA. Hitunglah waktunya
Diketahui :

Q = 4500 CI = 1500 mA = 1.5 A

Ditanyakan : t = ?

Jawab :t = Q / I

= 4500 C / 1.5 A

= 3000 s

= 50 menit

1. Mengukur Kuat Arus Listrik


Bagaimana cara mengetahui besarnya arus listrik? Alat yang dapat digunakan untuk mengetahui kuat
 amperemeter. Pada pengukuran kuat arus listrik, amperemeter disusun seri pada rangkaian listrik
sehingga kuat arus yang mengalir melalui amperemeter sama dengan kuat arus yang mengalir pada
penghantar.

Cara memasang amperemeter pada rangkaian listrik adalah sebagai berikut.

a. Terminal positif amperemeter dihubungkan dengan kutub positif sumber tegangan (baterai).


b. Terminal negatif amperemeter dihubungkan dengan kutub negatif sumber tegangan (baterai).
c. Jika sakelar pada rangkaian dihubungkan, maka lampu pijar menyala dan jarum pada
amperemeter menyimpang dari angka nol. Besar simpangan jarum penunjuk pada amperemeter
tersebut menunjukkan besar kuat arus yang mengalir.
d. Jika sakelar dibuka, maka lampu pijar padam dan jarum penunjuk pada amperemeter kembali
menunjuk angka nol. Artinya tidak ada aliran arus listrik pada rangkaian tersebut. Dengan
demikian, dapat disimpulkan bahwa  hanya mengalir pada rangkaian tertutup.

TEGANGAN LISTRIK
TEGANGAN LISTRIK (VOLTAGE)

Definisi

Tegangan listrik atau yang lebih dikenal sebagai beda potensial listrik adalah perbedaan potensial
listrik antara dua titik dalam rangkaian listrik. Tegangan listrik merupakan ukuran beda potensial yang
mampu membangkitkan medan listrik sehingga menyebabkan timbulnya arus listrik dalam sebuak
konduktor listrik.Berdasarkan ukuran perbedaan potensialnya, tegangan listrik memiliki empat
tingkatan:

Tegangan ekstra rendah (extra low Voltage)


Tegangan rendah (low Voltage)

Tegangan tinggi (high Voltage)

Tegangan ekstra tinggi (extra high Voltage)

Simbol (rumus)

Sesuai dengan definisi di atas, bahwa tegangan merupakan perbedaan potensial antara dua titik,
yang bisa didefinisikan sebagai jumlah kerja yang diperlukan untuk memindahkan arus dari satu titik
ke titik lainnya, maka rumus dasar tegangan antara 2 titik adalah:

Va – Vb = ∫E . dI

Dimana Va = potensial di titik a; Vb = potensial di titik b; E = medan listrik, dan I = arus


listrik.Berdasarkan penerapannya,

beda potensial ada pada arus listrik searah (DC) dan arus listrik bolak- balik (AC).

Pada arus searah:

V = √(P.R)

V=I.R

dimana V = tegangan;

P = daya;

R = hambatan;

I = arus.

Sedangkan pada arus bolak-balik: V = tegangan (Volt);

I = arus (Ampere);

P = daya (Watt);

R = hambatan (Ohm);

Z = impedansi; dan

ф adalah beda fase antara I dan V.

Satuan (unit)

Tegangan listrik memiliki satuan Volt. Simbol untuk tegangan listrik adalah V. namun dalam referensi-
referensi akademis lebih sering digunakan simbol E untuk menyebutkan tegangan listrik. Hal ini
dilakukan agar tidak tertukar dengan simbol satuan tegangan (Volt) yang juga disimbolkan dengan V.

Hukum Kirchoff
Gustaf Robert Kirchoff adalah seorang fisikawan jerman yang berkontribusi pada pemahaman
konsep dasar teori rangkaian listrik, spektroskopi, dan emisi radiasi benda hitam yang dihasilkan oleh
benda-benda yang dipanaskan.

    Dalam kelistrikan, sumbangan utamanya adalah dua hukum dasar rangkaian, yang kita kenal
sekarang dengan Hukum I dan Hukum II Kirchoff. Kedua hukum dasar rangkaian ini sangat
bermanfaat untuk menganalisis rangkaian-rangkaian listrik majemuk yang cukup rumit. Akan tetapi
sebagian orang menyebut kedua hukum ini dengan Aturan Kirchoff, karena dia terlahir dari hukum-
hukum dasar yang sudah ada sebelumnya, yaitu hukum kekekalan energi dan hukum kekekalan
muatan listrik.

Untuk memecahkan persoalan-persoalan rangkaian yang rumit; yaitu rangkaian yang terdiri dari
beberapa buah sumber tegangan atau sumber arus serta beberapa buah hambatan/beban maka
dipergunakan hukum-hukum rangkaian, diantaranya hukum Kirchoff.

1 Hukum I Kirchoff

Hukum Kirchoff I berbunyi “jumlah aljabar dari arus yang menuju/ masuk dengan arus yang
meninggalkan/keluar pada satu titik sambungan/cabang sama dengan nol “

Hukum I Kirchoff merupakan hukum kekekalan muatan listrik yang menyatakan bahwa jumlah
muatan listrik yang ada pada sebuah sistem tertutup adalah tetap. Hal ini berarti dalam suatu
rangkaian bercabang, jumlah kuat arus listrik yang masuk pada suatu percabangan sama dengan
jumlah kuat arus listrik yang ke luar percabangan itu. Untuk lebih jelasnya tentang Hukum I Kirchoff,
perhatikanlah rangkaian berikut ini:

2 Hukum II Kirchoff

Hukum Kirchoff II ini berbunyi “di dalam satu rangkaian listrik tertutup jumlah aljabar antara sumber
tegangan dengan kerugian-kerugian tegangan selalu sama dengan nol.”

Hukum II Kirchoff adalah hukum kekekalan energi yang diterapkan dalam suatu rangkaian tertutup.
Hukum ini menyatakan bahwa jumlah aljabar dari GGL (Gaya Gerak Listrik) sumber beda potensial
dalam sebuah rangkaian tertutup (loop) sma dengan nol. Secara matematis, Hukum II Kirchoff ini
dirumuskan dengan persamaan
Di mana V adalah beda potensial komponen komponen dalam rangkaian (kecuali sumber ggl) dan E
adalah ggl sumber. Untuk lebih jelasnya mengenai Hukum II Kirchoff, perhatikanlah sebuah
rangkaian tertutup sederhana berikut ini

Dari rangkaian sederhana di atas, maka akan berlaku persamaan berikut (anggap arah loop searah
arah arus)

I . R + I . r - E = 0..............1)

E = I (R + r)

I = E/(R + r)

Persamaan 1 dapat ditulis dalam bentuk lain seperti berikut

I.R=E-I.r

Di mana I . R adalah beda potensial pada komponen resistor R, yang juga sering disebut dengan
tegangan jepit.

Jika berbagai arus listrik bertepatan di suatu titik, maka jumlah Aljabar dari kekuatan arus-arus
tersebut adalah 0 (nol) di titik pertepatan tadi.

Besar Arus listrik yang mengalir menuju titik percabangan sama dengan jumlah arus listrik yang
keluar dari titik percabangan.

E1 = V1 + V2 + V3E1 – V1 – V2 -V3 = 0

E1 – (V1 + V2 + V3) = 0

E1 : Tegangan sumber dalam Volt (V)V1, V2, V3 : Tegangan di masing-masik resistor

I = I1 + I2 + I3I – I1 – I2 – I3 = 0

I – (I1 + I2 + I3) = 0

I : Arus input dalam AmpereI1, I2, I3 : Arus output dalam Ampere

Ia + Ib + Ic = I1 + I2 + I3Ia + Ib + Ic -I – I1 – I2 – I3 = 0

Ia + Ib + Ic – (I1 + I2 + I3) = 0

Ia, Ib, Ic : Arus input dalam Ampere

I1, I2

, I3 : Arus output dalam Ampere

Di dalam rangkaian listrik (terdiri dari sumber tegangan dan komponen-komponen), maka akan
berlaku Hukum-hukum kirchhoff. Hukum ini terdiri dari hukum kirchhoff tegangan (Kirchhoff
voltage law atau KVL) dan hukum Kirchhoff arus (Kirchhoff Current Law atau KCL).

3 Hukum Kirchhoff Tegangan

Hukum ini menyebutkan bahwa di dalam suatu lup tertutup maka jumlah sumber tegangan
serta tegangan jatuh adalah nol.

Gambar 1. Contoh suatu ikal tertutup dari rangkaian listrik

Seperti diperlihatkan dalam Gambar 1 di atas, rangkaian ini terdiri dari sumber tegangan dan
empat buah komponen. Jika sumber tegangan dijumlah dengan tegangan jatuh pada keempat
komponen, maka hasilnya adalah nol, seperti ditunjukan oleh persamaan berikut.

4 Hukum Kirchhoff Arus

Hukum Kirchhoff arus menyebutkan bahwa dalam suatu simpul percabangan, maka jumlah
arus listrik yang menuju simpul percabangan dan yang meninggalkan percabangan adalah nol.

Gambar 2. Percabangan arus listrik dalam suatu simpul

Gambar 2 adalah contoh percabangan arus listrik dalam suatu simpul. Dalam Gambar 2,
terdapat tiga komponen arus yang menuju simpul dan tiga komponen arus yang meninggalkan
simpul. Jika keenam komponen arus ini dijumlahkan maka hasilnya adalah nol, seperti
diperlihatkan dalam persamaan berikut.

5 CONTOH SOAL
Diberikan sebuah rangkaian yang terdiri dari dua buah loop dengan data sebagai berikut :E1 = 6 volt

E2 = 9 volt

E3 = 12 volt

Tentukan :

a) Kuat arus yang melalui R1 , R2 dan R3

b) Beda potensial antara titik B dan C

c) Beda potensial antara titik B dan D

d) Daya pada hambatan R1

Penyelesaian:

a) Kuat arus yang melalui R1 , R2 dan R3

Langkah-langkah standar :

- menentukan arah arus

- menentukan arah loop

- masukkan hukum kirchoff arus

- masukkan hukum kirchoff tegangan

- menyelesaikan persamaan yang ada

Misalkan arah arus dan arah loop seperti gambar berikut :

Hukum Kirchoff Arus dan Tegangan :

Loop 1

(Persamaan I)

Loop II

(Persamaan II)

Gabungan persamaan I dan II :

b) Beda potensial antara titik B dan C

c) Beda potensial antara titik B dan D

d) Daya pada hambatan R1

6 Penerapan dalam kehidupan sehari-hari:

Dalam kehidupan sehari-hari, kadang kita harus memasang lampu-lampu secara seri, tetapi dalam
keadaan yang lain kita harus memasang lampu secara paralel. Kuat arus listrik dalam suatu
rangkaian tak bercabang, besarnya selalu sama. Lampu-lampu di rumah kita pada umumnya
terpasang secara paralel. Pada kenyataannya rangkaian listrik biasanya terdiri banyak hubungan
sehingga akan terdapat banyak cabang maupun titik simpul. Titik simpul adalah titik pertemuan dua
cabang atau lebih. Penyelesaian dalam masalah rangkaian listrik yang terdapat banyak cabang atau
simpul itu digunakan Hukum I dan II Kirchhoff.

Sebagai contoh berikut dijelaskan ada dua komponen arus yang bertemu di satu titik simpul sehingga
menjadi satu, seperti ditunjukkan pada gambar :

Transien Rangkaian RC

1 TRANSIEN

Transien adalah kondisi perubahan dari tegangan nol ke tegangan stasioner (maksimum). Atau
transien adalah kondisi perubahan dari tegangan stasioner (maksimum) ke tegangan nol.
Transien hanya terjadi sebentar dan biasanya hanya terjadi pada sekian detik. Keadaan
tegangan stasioner adalah keadaan pada saat suatu tegangan maksimum, seperti pada saat
lampu menyala.

Contoh alat yang mengalami masa Transien dan Stasioner yaitu solder dan kompor listrik.
Stasioner terjadi saat solder telah panas dan dapat melelehkan timah. Sedangkan pada kompor
listrik masa stasioner terjadi pada saat kumparan berwarna merah atau telah panas.

2 RANGKAIAN RC

Kapasitor adalah komponen elektronika yang dapat menyimpan muatan arus listrik di dalam
medan listrik sampai batas waktu tertentu dengan cara mengumpulkan ketidakseimbangan
internal dari muatan arus listrik. Adapun cara kerja kapasitor dalam sebuah rangkaian
elektronika adalah dengan cara mengalirkan arus listrik menuju kapasitor. Apabila kapasitor
sudah penuh terisi arus listrik, maka kapasitor akan mengeluarkan muatannya dan kembali
mengisi lagi. Begitu seterusnya.

Bila saklar ditutup maka akan mengalir arus pengisian pada C, lama pengisian ditentukan oleh
besar atau kecil nilai C.

Persamaan rangkaian saat saklar di on-kan:

Jika
Jika

Sehingga

Grafik muatan, arus, dan tegangan sebagai fungsi waktu pada proses pengisian kapasitor

3 TETAPAN WAKTU TC

4 DAYA SAAT PENGISIAN RC

Daya Saat Hambatan R


Daya Saat Pengisian Kapasitor (C)

Daya Total

Grafik Daya Saat Pengisian RC

5 PENGOSONGAN PADA RC
Jika saklar dipindahkan dari posisi (2) ke posisi (1), maka mengalir arus pengosongan. Arus
pengosongan akan berhenti setelah muatan C habis. Nilai arus sangat dipengaruhi oleh besar
atau kecilnya nilai kapasitor.

Harga VC akan berkurang dari harga maksimum menjadi NOL

Jika,

Jika,
6 DAYA SESAAT SAAT PENGOSONGAN RC

Daya Pada Hambatan R

Daya Pada Kapasitor C

Daya Total

Grafik Daya Saat Pengosongan RC


7 CONTOH SOAL
Dari gambar diatas saklar s ditutup, pada saat t=0. Tuliskan I,VR, dan VC.

Tentukan juga besar I,VR,VC pada saat t=RC.

PEMBAHASAN:

Diketahui :

V = 100 V

R = 5000 ohm

C = 20

Ditanya:

I,VR,VC ……………………? Pada saat t=0 dan t=RC

Jawab:

Untuk t= 0, maka

a. I =

= 0,02

= 0,02 . 1

I = 0,02 A

a. VR = I . R

= 0,02 . 5000
VR = 100 V

a. = V

= 100 )

= 100 ( 1- e0)

= 100 ( 1- 1)

= 100 (0)

=0V

Untuk t= R.C, maka

a. I =

= 0,02

= 0,02 .

= 0,0073 A

a. VR = I . R

= 0,02 . . 5000

= 100 .

= 36,9 V

a. = V

= 100 )

= 100 ( 1- e-1)

= 63,099 V

8 LATIHAN SOAL
1. Sebuah baterai 6 volt digunakan untuk mengisi kapasitor dalam suatu rangkaian RC,
dengan C = 4µF dan R = 1 kΩ, hitunglah :

a. Konstanta waktu

b. Arus

PEMBAHASAN:

Diketahui:

= FR=1 kΩ=1000 Ω

Ditanya:

a. t….?
b. I….?

Jawab:

a. Konstanta waktu :

t = RC

= (1000)(4x10 −6 )

= 4x10 −3 detik.

a. Arus :

I0 =

= 6 mA.

Sehingga,

I = 0,368 x I0

= 0,368 x 6
= 2,208 A

1. Dari gambar dibawah ini, saklar S ditutup, pada saat t=5 detik, tentukan besar I, Vc, dan VR.

PEMBAHASAN:

Diketahui:

= F

Ditanya:

Besar I, Vc, dan VR……..???

Jawab:

A
=V

= 150 (1 - )

= 150 (1)

= 150 V

1. Perhatikan rangkaian dibawah ini !

Dari gambar di atas jika saklar S di tutup , pada saat t = RC . tentukan besar PR,PC, dan Pt ?

PEMBAHASAN:

Diketahui :

V = 120 V

R = 5000Ω
C = 50µF

Ditanya:

PR, PC, dan Pt ………………?

Jawab :

Saat t = RC, maka

=2

= 0,389 Watt

= 1,059 - 0,389

= 0,670 Watt

= 1,059 Watt

1. Perhatikan gambar rangkaian berikut ini!


Jika pada rangkaian diatas saklar dipindahkan ke posisi 1 maka hitunglah I,, pada saat t=0 ?

Dik : v = 60 v

R = 2000Ω

C = 50 µF

PEMBAHASAN:

Dik : v = 60 v

R = 2000Ω

C = 50 µF

Dit : I,, ……………???

Jawab :

I=-

I=-

I = - 0.03 A

= - 60
= - 60 Volt

= 60 .

= 60 Volt

1. Perhatikan gambar rangkaian berikut ini!

Jika pada rangkaian diatas saklar dipindahkan ke posisi 1 maka hitunglah I,, pada saat t=RC ?

PEMBAHASAN:

Dik : v = 100 V

R = 2000Ω

C = 25 µF

Dit : I,, ……………???

Jawab :

I=-

I=-

I=-
I = - 0.011 A

= - 60

= - 22,07 Volt

= 60 .

= 22,07 Volt

1. Tentukan Daya Sesaat pada hambatan dan kapsitor saat pengosongan pada saat t=0 !

PEMBAHASAN:

Dik : v = 80 V

R = 6000 Ω

C = 10 µF
Dit : , ……………???

Jawab :

= 1,06 watt

= - 1,06 watt

BAB IV

PENUTUP

4.1 KESIMPULAN

Transien adalah kondisi perubahan dari tegangan nol ke tegangan stasioner (maksimum)
atau sebaliknya.
Pada rangkaian RC, kapasitor adalah komponen elektronika yang dapat menyimpan muatan
arus listrik di dalam medan listrik sampai batas waktu tertentu dengan cara mengumpulkan
ketidakseimbangan internal dari muatan arus listrik. Jika kapasitor sudah penuh terisi arus
listrik, maka kapasitor akan mengeluarkan muatannya dan kembali mengisi lagi. Begitu
seterusnya.
Pada saat pengosongan, arus pengosongan akan berhenti setelah muatan C habis. Nilai
arus sangat dipengaruhi oleh besar atau kecilnya nilai kapasitor.

DAFTAR PUSTAKA

Buku catatan Rangkaian Listrik II

Kemmerly, Jack E. Jr, William H. Hayt. 2005. Rangkaian Listrik. Jakarta: Erlangga

Ramdhani, Mohamad, Rangkaian Listrik, (Jakarta: PT. Gelora Aksara Pratama,2008)

Guntoro, Nanang Arif. 2013. Fisika Terapan. Jakarta: Rosda

https://fajarindonusantara.com/2013/08/07/definisi-tegangan-arus-dan-daya-listrik/
1.

1.
1.

a.
b.
c.
d.
a.

a.

a.
a.

a.

a.

1.
a.
b.

a.

a.

1.
1.
1.
1.
1.

Anda mungkin juga menyukai