Anda di halaman 1dari 6

UNTUK FISIKA SMP

HANDOUT
KELAS IX
HANDOUT
LISTRIK DINAMIS

MATERI
LISTRIK DINAMIS

Pada kehidupan sehari-hari, Anda sering menjumpai


adanya rangkaian listrik, mulai dari rangkaian listrik
yang sederhana sampai rangkaian yang sangat rumit.
Pernahkah Anda mengamati rangkaian listrik pada
lampu senter, radio, atau televisi? Pernahkah Anda
berpikir mengapa lampu senter, radio, dan televisi dapat
berfungsi?

Listrik terbentuk karena energi mekanik dari generator yang menyebabkan perubahan
medan magnet di sekitar kumparan. Perubahan ini menyebabkan timbulnya aliran muatan listrik
pada kawat/penghantar. Aliran muatan listrik pada kawat Anda kenal sebagai arus listrik. Aliran
muatan dapat berupa muatan positif (proton) dan muatan negatif (elektron). Aliran listrik yang
mengalir pada penghantar dapat berupa arus searah atau direct current (DC) dan dapat berupa
arus bolak-balik atau alternating current (AC). Pada bab ini, Anda akan mempelajari besaran-
besaran listrik dan Hukum Ohm.

A. Arus Listrik

Coba kalian perhatikan Gambar 1.1 Pernahkah kalian


membuat rangkaian seperti itu? Ada baterai, lampu dan
penghantar (kabel). Pada saat saklar S terbuka ternyata
pada rangkaian tidak terjadi apa-apa. Tetapi pada saat
saklar S tertutup ternyata lampu dapat menyala. Nyala
lampu inilah bukti bahwa pada rangkaian itu ada arus
listrik.
Gambar 1.1 Rangkaian listri
sederhana
Arus listrik adalah aliran muatan-muatan listrik pada suatu rangkaian tertutup. Dari
konversi yang ada arus listrik digunakan arah seperti aliran muatan positif (kebalikan aliran
elektron). Dalam bahasa yang lain arus listrik dapat timbul karena ada beda potensial pada
dua titik dan arahnya dari potensial tinggi ke potensial yang lebih rendah. Besarnya arus
listrik dinamakan kuat arus listrik dan didefinisikan sebagai banyaknya muatan positif yang
melalui suatu titik tiap satu satuan waktu. Dari definisi ini, kuat arus listrik dapat di
rumuskan sebagai berikut.

q
I=
t

dengan :

I = kuat arus (A)

q = jumlah muatan (C)

t = selang waktu (s)

Satuan kuat arus listrik adalah selang waktu ampere disingkat A, untuk mengenang jasa
ilmuwan fisika bernama Andre M. Ampere (1775-1836). Dan kuat arus listrik ini dapat
diukur dengan alat yang dinamakan amperemeter.

Berdasarkan persamaan tersebut, dapat disimpulkan bahwa satu coulomb adalah muatan
listrik yang melalui sebuah titik dalam suatu penghantar dengan arus listrik tetap satu
ampere dan mengalir selama satu sekon. Mengingat muatan elektron sebesar -1,6 ×10 -19 C,
(tanda negatif (-) menunjukkan jenis muatan negatif), maka banyaknya elektron (n) yang
menghasilkan muatan 1 coulomb dapat dihitung sebagai berikut.

1 C = n × besar muatan elektron

1 C = n × 1,6 × 10-19 C

1
n= ×10−19 C
1,6
n=6,25 ×1018

Jadi, dapat dituliskan 1 C = 6,25 x 1018.

B. Beda Potensial (Tegangan)

Potensial listrik adalah banyaknya muatan yang terdapat dalam suatu benda. Suatu benda
dikatakan mempunyai potensial listrik lebih tinggi daripada benda lain, jika benda tersebut
memiliki muatan positif lebih banyak daripada muatan positif benda lain.

Gambar 1.3. Muatan listrik pada beberapa benda

Pada gambar di atas, terlihat bahwa benda A memiliki muatan positif paling banyak
sehingga benda A mempunyai potensial listrik paling tinggi, disusul benda B, C, baru
kemudian D. Apa yang dimaksud dengan beda potensial? Beda potensial listrik (tegangan)
timbul karena dua benda yang memiliki potensial listrik berbeda dihubungkan oleh suatu
penghantar. Beda potensial ini berfungsi untuk mengalirkan muatan dari satu titik ke titik
lainnya. Satuan beda potensial adalah volt (V). Alat yang digunakan untuk mengukur beda
potensial listrik disebut voltmeter. Secara matematis beda potensial dapat dituliskan sebagai
berikut.

Keterangan:

V : beda potensial (V)


W : usaha/energi (J)

q : muatan listrik (C)

C. Hukum Ohm

Masih ingat dengan hukum Ohm? Sewaktu di SMP kalian telah belajar tentang
hukum Ohm. Hukum ini mempelajari tentang hubungan kuat arus dengan beda potensial
ujung-ujung hambatan.
George Simon Ohm (1787-1854), inilah nama lengkap ilmuwan yang pertama kali
menjelaskan hubungan kuat arus dengan beda potensial ujung-ujung hambatan.
Seperti penjelasan di depan, jika ada beda potensial antara dua titik dan dihubungkan
melalui penghantar maka akan timbul arus listrik. Penghantar tersebut dapat diganti dengan
resistor misalnya lampu. Berarti jika ujung-ujung lampu diberi beda potensial maka lampu
itu dialiri arus.
Perhatikan gambar di samping.
Dalam eksperimennya, Ohm menemukan bahwa
setiap beda potensial ujung-ujung resistor R
dinaikkan maka arus yang mengalir juga akan
naik. Bila beda potensial diperbesar 2x ternyata
kuat arusnya juga menjadi 2x semula.
Apakah hubungan yang terjadi? Dari sifatnya itu
dapat ditentukan bahwa beda potensialnya
sebanding dengan kuat arus yang lewat.
Hubungan ini dapat dirumuskan:

Hubungan V dan I yang diperoleh Ohm ini sesuai dengan grafikV-I yang diperoleh dari
eksperimen, polanya seperti pada gambar di atas. Agar kesebandingan di atas sama, Ohm
menggunakan konstanta perbandingannya sebesar R ( resistivitas = hambatan ), sehingga
diperoleh persamaan sebagai berikut.
V =I × R

Persamaan inilah yang kemudian dikenal sebagai hukum Ohm, dengan R = besar hambatan
dan diberi satuan Ohm disimbolkan Ω.

Anda mungkin juga menyukai