Disusun Oleh:
2018
TEKNIK TENAGA LISTRIK
A. ARUS
Arus listrik adalah sebuah aliran yang terjadi akibat jumlah muatan listrik yang yang
mengalir dari satu titik ke titik lain dalam suatu rangkaian tiap satuan waktu. Arus listrik
terjadi akibat adanya beda potensial atau tegangan pada media penghantar antara dua
titik. Semakin besar nilai tegangan antara kedua titik tersebut, maka akan semakin besar
pula nilai arus yang mengalir pada kedua titik tersebut. Satuan arus listrik dalam
internasional yaitu A (ampere), yang dimana dalam penulisan rumus arus listrik ditulis
dalam simbol I (current).
Pada umumnya, aliran arus listrik sendiri mengikuti arah aliran muatan positif.
Dengan kata lain, arus listrik mengalir dari muatan positif menuju muatan negatif, atau
bisa pula diartikan bahwa arus listrik mengalir dari potensial menuju potensial rendah.
Berdasarkan arah alirannya, arus listrik dibagi menjadi 2 (dua) kategori, yakni :
Arus Searah (Direct Current/DC), dimana arus ini mengalir dari titik berpotensial
tinggi menuju titik berpotensial rendah.
Arus Bolak-Balik (Alternating Current/AC), dimana arus ini mengalir secara berubah-
ubah mengikuti garis waktu.
1. Kuat Arus Listrik
𝑸
𝑰=
𝒕
Keterangan:
I= arus listrik(A)
Q= perubahan muatan (coloumb)
t= perubahan waktu (sekon)
Dengan Q adalah jumlah muatan yang melewati konduktor pada suatu titik selama
selang waktu. Arus listrik diukur dalam coulomb per sekon dan diberi nama khusus
yaitu ampere yang diambil dari nama fisikawan Prancis bernama Andre Marie
Ampere (1775– 1836).Satu ampere didefinisikan sebagai satu coulomb per sekon (1 A
= 1 C/s).Satuan-satuan terkecil yang sering digunakan adalah miliampere (1 mA =
10-3 A) atau mikroampere (1mA = 10-6A). Alat untuk mengukur kuat arus listrik
dinamakan amperemeter (disingkat ammeter).
Amperemeter
Ada beberapa teori yang berhubungan dengan arus listrik yaitu seperti
teorihukum ohm dan hukum kirchoff. Pada hukum ohm arus listrik diartikan bahwa
besarnya arus yang mengalir adalah hasil bagi antara beda potensial dengan tahanan.
Sedangkan pada hukum kirchoff menjelaskan tentang arus listrik yang memasuki
suatu titik percabangan.
Secara umum kita mengenal beberapa sumber yang mampu menghasilkan arus
lisrik yaitu seperti : generator listrik, batere kering dan accumulato.Untuk batere dan
accu hanya bisa menyediakan arus listrik searah (dc). Untuk yang pembangkit
generator itu contohnya listrik PLN. Generator dikopel dengan turbin pada sistem
pembangkit. Sistem pembangit bisa dengan air (PLTA), uap (PLTU), gas (PLTG),
surya (PLTS), nuklir (PLTN) dan lain sebagainya.
Arus listrik hanya akan mengalir jika terjadi perbedaan polaritas (potensial)
antara satu titik dengan titik lainnya. Jika terjadi keseimbangan maka, arus listrik
tidak akan mengalir (lihat teori jembatan wheatstone).
Arus terbagi dua yaitu arus searah (DC) dan arus bolak balik (AC)
Arus mengalir bolak balik terjadi karena pada tegangan sumber
terjadi perubahan polaritas secara bolak-
balik, bukan karena sifat arus listriknya.Sifat dasar dari arus lisrik tetap mengalir
dari daerah berpolaritas tinggi ke polaritas rendah.
Arus listrik yang masuk ke dalam titik percabangan, maka arus tersebut
akan berbagi. Artinya jumlah arus yang mengalir pada semua percabangan adalah
sama dengan arus sumber (sebelum memasuki titik percabangan), ini sesuai
dengan teori hukum kirchoff.
Besarnya arus yang mengalir pada suatu rangkaian tergantung dari besarnya beda
potensial dan tahanan total yang ada dalam rangkaian.
B. TEGANGAN
Tegangan Listrik adalah jumlah energi yang dibutuhkan untuk memindahkan unit
muatan listrik dari satu tempat ke tempat lainnya. Tegangan listrik yang dinyatakan
dengan satuan Volt ini juga sering disebut dengan beda potensial listrik karena pada
dasarnya tegangan listrik adalah ukuran perbedaan potensial antara dua titik dalam
rangkaian listrik. Suatu benda dikatakan memiliki potensial listrik lebih tinggi daripada
benda lain karena benda tersebut memiliki jumlah muatan positif yang lebih banyak jika
dibandingkan dengan jumlah muatan positif pada benda lainnya. Sedangkan yang
dimaksud dengan Potensial listrik itu sendiri adalah banyaknya muatan yang terdapat
dalam suatu benda.
Tegangan listrik dapat juga dianggap sebagai gaya yang mendorong perpindahan
elektron melalui konduktor dan semakin tinggi tegangannya semakin besar pula
kemampuannya untuk mendorong elektron melalui rangkaian yang diberikan.Semakin
tinggi tegangan listriknya maka semakin besar energi potensial yang dikarenakan semakin
banyak elektron yang dilepaskan.
Apabila pada saat dua distribusi muatan listrik yang dipisahkan oleh jarak tertentu,
maka akan terjadi kekuatan listrik diantara keduanya. Jika distribusinya memiliki muatan
yang sama (kedua-duanya positif atau kedua-duanya negatif) maka saling berlawanan
atau saling tolak menolak. Namun apabila dua distribusi muatan berbeda (satu positif dan
satunya lagi negatif) maka akan menyebabkan gaya yang saling tarik-menarik. Pada saat
kedua distribusi muatan tersebut disambungkan dengan rangkaian atau beban yang unit
positifnya sedikit maka unit positif tersebut akan dipengaruhi oleh kedua distribusi
muatan tersebut.
Sebuah sumber tegangan listrik yang konstan biasanya disebut dengan tegangan
DC (tegangan searah) sedangkan sumber tegangan listrik yang bervariasi secara berkala
dengan waktu disebut dengan tegangan AC (tegangan bolak balik). Tegangan listrik
diukur dengan satuan Volt yang dilambangkan dengan simbol huruf “V”. 1 Volt (satu
Volt) dapat didefinisikan sebagai tekanan listrik yang dibutuhkan untuk menggerakan 1
Ampere arus listrik melalui konduktor yang beresistansi 1 Ohm. Istilah “VOLT” ini
diambil dari nama fisikawan Italia yang menemukan baterai volta (Voltaic Pile) yaitu
Alessandro Volta (1745-1827).
Baterai dan pencatu daya (power supply) merupakan contoh sumber yang
menghasilkan tegangan DC (tegangan searah) yang stabil seperti menghasilkan tegangan
DC 1,5V, 3V, 5V, 9V, 12V dan 24V. Sementara sumber tegangan AC (tegangan bolak-
balik) tersedia untuk keperluan peralatan rumah tangga dan industri. Tegangan AC
standar yang digunakan di Indonesia adalah 220V, sedangkan di negara lain ada yang
menggunakan 100V, 110V ataupun 240V.
Berikut dibawah ini adalah simbol tegangan DC dan simbol tegangan AC.
2. Tegangan Dalam
Dalam suatu rangkaian, penggunaan voltmeter secara paralel.
Maksudnya,terminal positif voltmeter (berwarna merah) dihubungkan dengan kutub
positif batu baterai. Adapun kutub negative voltmeter dihubungkan dengan kutubneg
atif batu baterai. Salah satu contoh penggunaan voltmeter yaitu pada pengukuran
gaya gerak listrik dan tegangan jepit suatu rangkaian. Perbedaan antara besarnya
GGL dengan tegangan jepit menimbulkan adanyakerugian tegangan. Baterai atau
sumber arus listrik lainnya memiliki hambatan dalam. Dalam suatu rangkaian,
hambatan dalam (r) selalu tersusun seri dengan hambatan luar (R).
𝑬𝒕𝒐𝒕𝒂𝒍 = 𝑬𝟏 + 𝑬𝟐 + ⋯ + 𝑬𝒏 = 𝒏𝑬
𝒓𝒕𝒐𝒕𝒂𝒍 = 𝒓𝟏 + 𝒓𝟐 + ⋯ + 𝒓𝒏 = 𝒏𝒓
Sehingga :
𝒏𝑬
𝑰=
𝑹 + 𝒏𝒓
C. TAHANAN LISTRIK
Tahanan listrik atau hambatan listrik adalah sesuatu yang dapat mengurangi
arus listrik. Arus listrik yang mengalir melalui konduktor akan mendapatkan
hambatan atau tahanan dari kawat penghantar (konduktor) itu sendiri. Besarnya
hambatan listrik diukur dengan satuan Ohm. Alat pengukur hambatan listrik disebut
dengan Ohmmeter.
Ohmmeter
V=𝑽𝟏 + 𝑽𝟐 + 𝑽𝟑
𝑹𝒔 = 𝑹𝟏 + 𝑹 𝟐 + 𝑹𝟑
Jadi, besar hambatan pengganti seri merupakan penjumlahan besar hambatan
yangdirangkai seri. Apabila ada n buah hambatan masing-masing besarnya
𝑅1 , 𝑅2 , 𝑅3 , … , 𝑅𝑛 dirangkai seri, maka hambatan dirumuskan sebagai berikut:
𝑹𝒔 = 𝑹𝟏 + 𝑹𝟐 + 𝑹 𝟑 + 𝑹𝒏
b. Hambatan Parallel
Dua hambatan atau lebih yang disusun secara berdampingan disebuthambatan
paralel. Hambatan yang disusun paralel akan membentukrangkaian listrik bercabang
dan memiliki lebih dari satu jalur arus listrik.Susunan hambatan paralel dapat diganti
dengan sebuah hambatan yangdisebut hambatan pengganti paralel (𝑅𝑝 ). Rangkaian
hambatan paralel berfungsi untuk membagi arus listrik.Tiga buah lampu masing-
masing hambatannya 𝑅1 , 𝑅2 , dan 𝑅3 disusun paralel dihubungkan dengan baterai
yang tegangannya V menyebabkan arus listrik yang mengalir I.
Besar kuat arus 𝐼1 , 𝐼2 dan 𝐼3 yang mengalir pada masing-masing lampu yang
hambatannya masing-masing 𝑅1 , 𝑅2 dan 𝑅3 sesuai Hukum Ohm.Ujung-ujung
hambatan 𝑅1 , 𝑅2 dan 𝑅3 dan baterai masing masing bertemu padasatu titik
percabangan. Besar beda potensial (tegangan) seluruhnya sama.Kuat arus sebesar I
dibagikan ke tiga hambatan masing-masing 𝐼1 , 𝐼2 dan 𝐼3 . Sesuai Hukum I Kirchoff.
Jika ada n buah hambatan masing-masing 𝑅1 , 𝑅2 , 𝑅3 , … , 𝑅𝑛 , hambatan pengganti
paralel dari n buah hambatan secaraumum dirumuskan sebagai berikut :
𝟏 𝟏 𝟏 𝟏 𝟏
= 𝑹 + 𝑹 +𝑹 + ⋯+ 𝑹
𝑹𝒑 𝟏 𝟐 𝟑 𝒏