Anda di halaman 1dari 29

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Judul Percobaan

Judul pada percobaan ini adalah “Pengukuran Dasar Listrik”

1.2 Latar Belakang

Listrik adalah bentuk energy yang disebut energi listrik. Listrik tidak

dapat dilihat secara langsung, namun efeknya dapat dilihat sepertu lampu yang

menyala, sebuah motor listrik yang bergerak, atau filament yang berubah warnah.

Efek listrik juga bisa terdengar, terasa, dan berbau. Sebuah kilat yang besar

mudah didengar atau yang menghasilkan suara ringan seperti klakson, bel listrik,

dan sebagainya. Apabila listrik dengan arus besar mengalir melalui sebuah kabel

penghantar, kabel yang terisolasi akan terasa hangat saat dipegang. Untuk listrik

yang tegangan tinggi, subuah kabel yang tanpa pembungkus atau yang

mebungkusnya bocor, aliran listrik akan memberikn efek kejutan, seperti halnya

ketika menyentuh sebuah kabel busi yang terkelupas. Selain itu, listrik yang

menbakar pembungkus kabel akan menghasilkan bau yang mudah tercium


(Setiyo. 2017).

Konsep muatan listrik adalah prinsip dasar untuk menjelaskan fenomena

listrik. Besaran yang paling dasar pada rangkaian listrik adalah muatan listrik

(electric charge). Contoh sederhananya, kita tentu mempunyai pengalaman

melihat pengaruh muatan listrik saat kita memakai atau melepas baju kita yang

berbahan wool. Ketika wool tersebut menempel pada tubuh, kita akan merasakan

rambut berdiri akibat hal tersebut (Puriyanto. 2021). Kemudian Voltmeter

umumnya alat yang digunakan untuk mengukur besar tegangan listrik dalam suatu

rangkaian listrik. Dalam rangkaian listrik voltmeter tersusun secara paralel.

Contoh salah satu inovasi yang dilakukan pada voltmeter adalah penggunaan

1
2

voltmeter pelafal hasil ukur. Voltmeter pelafal hasil ukur ini dilengkapi dengan

keluaran suara untuk memberitahukan tegangan yang terukur ketika probe

dihubungkan pada rangkaian yang akan diukur (Wulandari, 2016 ).

Berdasarkan uraian diatas maka dilakukan percobaan pengukuran dasar

listrik dengan tujuan yaitu mahasiswa diharapkan terampil didalam menggunakan

voltmeter dan amperemeter. Selain itu mahasiswa juga diharapkan mampu

mencari hubungan antara arus dan teganga. Selanjutnya mahasiswa diharapkan

mampu mengetahui pengaruh hambatan terhadap tegangan yang dihasilkan. Dan

tujuan yang terakhir yaitu mampu membedakan arus AC dan arus DC.

1.3 Rumusan Masalah

1. Bagaimana cara menggunakan voltmeter dan amperemeter?

2. Bagaimana hubungan antara arus dan tegangan?

3. Bagaimana pengaruh hambatan terhadap tegangan yang dihasilkan?

4. Bagaimana perbedaan arus AC dan arus DC?

1.4 Tujuan Percobaan

1. Untuk mengetahui cara menggunakan voltmeter dan amperemeter.

2. Untuk mengetahui hubungan antara Arus dengan Tegangan.

3. Untuk mengetahui pengaruh hambatan terhadap tegangan yang

dihasilkan.

4. Untuk mengetahu perbedaan arus AC dan arus DC


BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Arus Listrik

Arus listrik adalah aliran muatan listrik atau muatan listrik yang mengalir

tiap satuan waktu. Arah arus listrik dari potensial yang tinggi ke potensial tendah,

jadi berlawanan dengan arah elektron, meskipun pada umumnya arus listrik terjadi

dari aliran elektron. Seandainya muatan-muatan positif di dalam suatu penghantar

dapat mengalir, maka arah alirnya sama dengan arah arus listrik, yaitu dari

potensial tinggi ke potensial rendah. Kuat arus listrik adalah banyaknya muatan

listrik yang mengalir tiap detik melalui suatu penghantar, simbol kuat arus adalah

I. sedangkan satuan kuat arus ialah ampere yang diambil dari nama seorang

ilmuwan prancis, yaitu Andrie Marie Ampere (Utomo, 2007).

Pergerakan muatan atau arus di dalam konduktor dapat diibaratkan air

yang mengalir di dalam pipa. Agar air mengalir dengan deras maka air harus

digerakkan dari potensial tinggi ke potensial rendah. Begitupun arus listrik, agar

arus bergerak dengan cepat, diantara kedua kutub harus diberi beda potensial yang
tinggi. Beda potensial yang menyebabkan arus mengalir biasa disebut dengan

tegangan listrik. Tegangan listrik juga dapat didefinisikan sebagai ukuran untuk

kerja yang dibutuhkan untuk memindahkan muauutan melalui elemen. Satuan

tagangan adalah volt, dan 1 volt sama dengan 1 J/s. Tegangan disimbolkan dengan

V (Owen, 2002).

Menurut (Listiarini, 2018), secara prinsip jenis-jenis arus listrik dibedakan

menjadi dua, yaitu:

a. Arus listrik searah (Direct Current/DC)

Tegangan searah (tegangan DC) yang bekerja pada rangkaian arus listrik

tertutup selalu dengan arah yang sama, maka arus listrik yang mengalir arahnya

3
4

juga sama. Arus listrik searah adalah arus listrik yang mengalir dengan arah dan

besar yang tetap atau konstan.

Gambar 1. Grafik Arus DC Fungsi Waktu


Besarnya arus listrik pada saat yang berbeda di perhatikan pada suatu

grafik (grafik arus fungsi waktu) sebagaimana yang ditunjukkan pada grafik di

atas. Pada sumbu horisontal sebagai waktu (missal 1s, 2s, 3s, dst), dan sumbu

vertical sebagai arusnya (missal 1A, 2A, 3A, dst).

Sumber arus listrik searah adalah alat atau benda yang menjadi sumber

listrik arus searah dan menghasilkan arus searah secara permanen. Sumber arus

listrik searah yang paling banyak dikenal adalah sumber listrik arus searah yang

mengakibatkan listrik secara kimia dan secara mekanik. Macam-macam sumber

arus searah, yaitu elemenelektro kimia, elemen volta, aki, elemen kering, termo

elemen, photo elecrik cell, dan generator arus searah.

DC (Direct Current) merupakan arus searah, yang arus listriknya mengalir

pada suatu hantaran yang tegangannya berpotensial tetap atau tidak berubah-ubah.

Arus listrik yang mengalir secara konstan atau tetap yang setiap terminal memiliki

polaritas sama. Arus DC mengalir dari suatu titik yang energi potensialnya tinggi

menuju ke titik lain yang energi potensialnya lebih rendah. Arus searah biasanya

banyak digunakan pada rangkaian elektronika dengan tegangan rendah. Listrik


5

DC adalah listrik yang “original”, artinya listrik dasar yang dapat dihasilkan dari

sumber-sumber susunan material alam contohnya sumber arus (Yanti, 2016).

DC adalah Solar Cell (pembangkit listrik tenaga surya), Baterai, aki

(Accu) dan sebagainya. Kelebihan dan kekurangan arus DC yaitu, arus DC dapat

dibawa kemana saja. Sedangkan kekurangannya arus DC adalah adanya

keterbatasan pasokan listrik, maka dari itu perlu melakukan isi ulang/cas

(Yanti, 2016).

b. Arus listrik bolak-balik (Alternating Current/AC)

Pada arus AC, tegangan pada suatu rangkaian arus, arahnya berubah-

ubah dengan suatu irama/ritme tertentu, dengan demikian maka arah dan besarnya

arus selalu reubah-ubah pula. Biasa disebut arus bolak-balik, dan disembolkan

dengan ().

Gambar 2. Grafik Arus Listrik AC

Pada arus bolak-balik, arahnya selalu berubah-ubah (missal 50 kali tiap

detik atau dikatakan memiliki frekuensi 50 Hz), elektron-elektron di dalam

penghantar kawat hanya sedikit bergerak maju dan mundur. Besarnya arus listrik

mungkin selalu berubah, tetapi arah arus listrik tersebut akan tetap konstan. Dalam

hal ini suatu arus listrik yang terdiri atas sebagian arus listrik searah dan sebagian

yang lain berupa arus bolak-balik biasa disebut sebagai arus bergelombang / AC
6

(Alternating Current). Arus gelombang adalah suatu arus yang terdiri atas

sebagian arus searah dan sebagian arus bolak-balik.

Pergerakan muatan atau arus di dalam konduktor dapat diibaratkan air

yang mengalir di dalam pipa. Agar air mengalir dengan deras maka air harus

digerakkan dari potensial tinggi ke potensial rendah. Begitupun arus listrik, agar

arus bergerak dengan cepat, diantara kedua kutub harus diberi beda potensial yang

tinggi. Beda potensial yang menyebabkan arus mengalir biasa disebut dengan

tegangan listrik. Tegangan listrik juga dapat didefinisikan sebagai ukuran untuk

kerja yang dibutuhkan untuk memindahkan muauutan melalui elemen. Satuan

tagangan adalah volt, dan 1 volt sama dengan 1 J/s. Tegangan disimbolkan dengan

V (Owen, 2002).

2.2 Macam-Macam Listrik

Dalam ilmu fisika, listrik dibedakan menjadi dua jenis yaitu listrik statis

dan listrik dinamis. Listrik statis mempelajari sifat kelistrikan suatu benda tanpa

memperhatikan gerakan atau aliran dari suatu muatan listrik dalam ilmu fisika

disebut elektostatika. Sebaliknya, jika memperhatikan adanyamuatan listrik yang

bergerak atau mengalir, maka disebut listrik dinamis atau elektrodinamika. Listrik

statis merupakan suatu fenomena kelistrikan yang sulit diamati dengan indra

penglihatan. Listrik statis yaitu fenomena listrik yang tidak bergerak karena

energinya hanya berada dalam suatu benda yang bermuatan listrik. Pembahasan

mengenai listrik statis ini yang menjadi fokus bahasan adalah interaksi antar

muatan dan fenomena-fenomena yang disebabkan oleh adanya muatan atau

gejala listrik. Jadi yang termasuk listrik statis adalah muatan dan potensial seperti

tegangan (Hantjo, 2019).

Suatu kumpulan muatan listrik dalam jumlah tertentu yang tidak mengalir

atau tetap disebut listrik statis, dimana jika terjadi pengosongan muatan akan
7

memakan waktu yang cukup singkat. Definisi listrik statis yang lainnya yaitu

suatu fenomena kelistrikan yang dimana muatan listriknya tidak bergerak dan

biasanya terdapat pada benda yang bermuatan listrik. Dapat dikatakan juga listrik

statis timbul karena adanya fenomena dimana benda-benda yang memiliki aliran

listrik saling berpautan tanpa adanya sumber daya listrik atau dengan kata lain

benda tersebut dapat menghasilkan proton maupun elektron tanpa menggunakan

elemen pembangkit energi listrik. Listrik statis dapat ditimbulkan oleh dua benda

yang memiliki muatan listrik berbeda. Petir salah satu contoh dari fenomena

listrik statis (Sugiri, 2004).

Ada tiga cara yang bisa dilakukan untuk memberi muatan pada listrik

statis, yaitu penggosokan, konduksi dan induksi. Pada penggososkan setiap

bendanya mempunyai dua muatan, yaitu muatan positif dan negatif dengan

jumlah yang sama. Jika benda tersebut digosokkan, maka akan terjadi perubahan

muatan. Saat sisir plastik digosokkan pada rambut, muatan negatif yang terdapat

pada sisir plastik akan bertambah. Ketika sisir plastik didekatkan pada kertas

maka akan terjadi gaya listrik (tarik-menarik), kenapa begitu karena muatan

negatif pada kertas menjauhi sisir sehingga sisi kertas yang dekat sisir menjadi

lebih positif, akibatnya kertas akan tertarik oleh sisir plastik. Kemudian konduksi,

dimana konduksi adalah mendekatkan benda yang tidak bermuatan listrik. Dengan

begitu, benda yang tadinya tidak memiliki muatan listrik akan memiliki muatan

listrik. Terakhir induksi yaitu memisahkan muatan listrik di dalam suatu

penghantar. Caranya dengan mendekatkanmendekatkan benda yang bermuatan ke

benda yang yang netral (Cooper, 1994).

Sedangkan listrik dinamis adalah listrik yang dapat melakukan aktifitas

atau gerakan maupun menghambat pergerakan tersebut, misalnya arus dan

hambatan. Hal ini terjadi karena adanya pergerakan electron, karena electron yang
8

merupakan salah satu unsur yang lepas dari orbitnya dan berpindah ke atom yang

lain. Perpindahan atau pergerakan elektron, karena electron yang merupakan salah

satu unsur atom yang lepas dari orbitnya dan berpindah ke atom yang lain.

Perpindahan atau pergerakan electron tersebut dari atom ke atom yang lain disebut

aliran listrik yang merupakan awal terjadinya arus listrik. Arus listrik merupakan

jumlah muatan yang mengalir melalui suatu material yang disebut penghantar

dalam satuan waktu (detik) (Hantjo, 2019).

Listrik Dinamis adalah listrik yang dapat bergerak atau mengalir dalam

rangkaian listrik. Arus listriknya merupakan aliran muatan listrik yang umumnya

melewati kawat penghantar tiap satuan waktu. Arah dari arus listrik searah dengan

arah gerak muatan positif dan banyaknya muatan listrik yang mengalir melalui

penghantar setiap satuan waktu. Contoh listrik dinamis yang digunakan setiap hari

adalah baterei dan lampu (Sugiri, 2004).

2.3 Rangkaian Listrik

Rangkaian listrik merupakan suatu hubungan sumber listrik dengan alat-

alat listrik lainnya yang mempunyai fungsi-fungsi tertentu. Contoh alat-alat listrik

yang sering digunakan dalam rangkaian listrik sederhana adalah saklar dan lampu.

Saklar adalah alat listrik yang berfungsi menghubungkan dan memutuskan arus

listrik. Berdasarkan susunan hubungan alat-alat listrik maka rangkaian listrik

tersusun dengan tiga cara, yaitu rangkaian seri, rangkaian paralel dan rangkaian

campuran (Serway, 2014).

Agar arus lisrtik dapat mengalir diperlukan sebuah rangkaian listrik.

Rangkaian listrik adalah rangkaian beberapa komponen listrik yang disusun

dengan cara tertentu. Komponen listrik antara lain, lampu, sumber arus listrik,

kabel, kawat penghantar, dan lain-lain. Tetapi rangkaian harus mempunyai

sumber arus listrik dan hambatan (tahanan atau resistansi). Hambatan adalah
9

komponen yang menjadi medium arus listrik mengalir, misalnya kabel atau kawat

penghantar. Hambatan biasanya mamiliki nilai tertentu yang menghambat arus

listrik. Ada dua macam rangkaian listrik yaitu terbuka dan tertutup. Rangkaian

listrik terbuka adalah rangkaian listrik yang tidak bersambung. Karena tidak

tersambung maka arus tidak mengalir dalam rangkaian tersebut. Rangkaian listrik

tertutup adalah rangkaian listrik yang tersambung sehingga arus dapat mengalir

dalam rangkaian tertutup ada lampu, lampu biasanya akan menyala. Alat atau

komponen yang dapat memutus dan menyambungkan arus listrik adalah scalar. Di

setiap alat listrik, hampir selalu ada scalar yang gunanya untuk menyambungkan

arus listrik jika dibutuhkan, dan memutusnya jika sudah tidak dibutuhkan

(Puswanto, dkk. 2007).

Rangkaian seri terbentuk jika dua buah bola lampu atau lebih dihubungkan

secara berderet. Demikian pula dengan sumber tegangan juga dihubungkan secara

berderet. Pada rangkaian seri apabila salah satu lampu diputuskan (mati) maka

lampu yang lain juga juga akan mati. Keuntungan rangkaian seri adalah hemat

kabel, dan rangkaiannya sederhana sehingga membuatnya pun mudah.

Kerugiannya pada saat satu lampu mati, yang lain juga mati. Begitu juga pada

nyala lampunya, tidak terang (redup) (Owen, 2002).

Rangkaian paralel terbentuk jika dua buah bola lampu atau lebih

dihubungkan secara berjajar. Kutub lampu sejenis dihubungkan ke kutub baterai

yang sama. Pada rangkaian paralel jika salah satu lampu diputuskan (mati), lampu

yang lainya tetap menyala. Hal ini terjadi karena lampu yang lain masih terhubung

dengan sumber arus listrik. Rangkaian paralel adalah 1/R+1/R+1/R. Keuntungan

dari rangkaian paralelnadalah arus yang dialirkan kepada setiap hambatan atau

lampu merata dan jika salah satu mati maka yang lainnya akan tetap menyala.
10

Sedangkan kekurangannya yaitu memerlukan banyak banyak kabel untuk

merankainya (Barry, 2006).

Rangkaian Kombinasi yaitu rangkaian yang terdiri dari rangkaian paralel

dan rangkaian seri. Hambatan yang dirangkai campuran pada prinsipnya dapat

diselesaikan dengan cara menentukan hambatan totalnya secara seri dan secara

paralel sesuai dengan bentuk rangkaiannya. Kemudian rangkaian kombinasi

memiliki nilai keluaran (output) tergantung pada nilai masukan (input). Nilai

keluaran rangkaian kombinasi disuatu waktu hanya ditentukan oleh nilai dari

masukannya diwaktu tersebut karena rangkaian kombinasi tidak memiliki sifat

memori (Giancolli, 2001).

2.4 Integrasi Ayat

Ayat yang berkaitan dengan percobaan ini adalah Q.S Al-Baqarah ayat 19

yang berbunyi.

‫ق‬
ِ ‫اع‬ َّ ‫صابِ َعهُْ]م فِ ْٓي ٰا َذانِ ِه ْم ِّمنَ ال‬
ِ ‫ص َو‬ ٌ ۚ ْ‫ت َّو َر ْع ٌد َّوبَر‬
َ َ‫ق يَجْ َعلُوْ نَ ا‬ ٌ ٰ‫ب ِّمنَ ال َّس َم ۤا ِء فِ ْي ِه ظُلُم‬ َ ‫اَوْ َك‬
ٍ ِّ‫صي‬
ۢ ‫ح َذر ْالموْ ۗ هّٰللا‬
ِ ِ‫ت َو ُ ُم ِحيْطٌ بِ ْال ٰكف‬
َ‫ريْن‬ ِ َ َ َ
Terjemahnya:
“Atau seperti (orang yang ditimpa) hujan lebat dari langit, yang disertai
kegelapan, petir dan kilat. Mereka menyumbat telinga dengan jari-
jarinya, (menghindari) suara petir itu karena takut mati. Allah meliputi
orang-orang yang kafir.”

Menurut tafsir jalalayn, (Atau) perumpamaan mereka itu, (seperti hujan

lebat) maksudnya seperti orang-orang yang ditimpa hujan lebat; asal kata

shayyibin dari shaaba-yashuubu, artinya turun (dari langit) maksudnya dari awan

(padanya) yakni pada awan itu (kegelapan) yang tebal, (dan guruh) maksudnya

malaikat yang mengurusnya. Ada pula yang mengatakan suara dari malaikat itu,

(dan kilat) yakni kilatan suara yang dikeluarkannya untuk menghardik, (mereka

menaruh) maksudnya orang-orang yang ditimpa hujan lebat tadi (jari-jemari


11

mereka) maksudnya dengan ujung jari, (pada telinga mereka, dari) maksudnya

disebabkan (bunyi petir) yang amat keras itu supaya tidak kedengaran karena

(takut mati) bila mendengarnya. Demikianlah orang-orang tadi, jika diturunkan

kepada mereka Alquran disebutkan kekafiran yang diserupakan dengan gelap

gulita, ancaman yang dibandingkan dengan guruh serta keterangan-keterangan

nyata yang disamakan dengan kilat, mereka menyumbat anak-anak telinga mereka

agar tidak mendengarnya, karena takut akan terpengaruh lalu cenderung kepada

keimanan yang akan menyebabkan mereka meninggalkan agama mereka, yang

bagi mereka sama artinya dengan kematian. (Dan Allah meliputi orang-orang

kafir) baik dengan ilmu maupun dengan kekuasaan-Nya hingga tidak sesuatu pun

yang luput dari-Nya.


BAB III
METODE PERCOBAAN

3.1 Waktu dan Tempat

Waktu dan tempat dilakukanya percobaan ini adalah sebagai berikut:

Hari/tanggal : Jumat/ 24 Juni 2022

Pukul :10.00-10.30 WITA

Tempat : Laboratorium Fisika Fakultas Sains dan Teknologi

Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar.

3.2 Alat dan Bahan

Adapun alat dan bahan yang digunakan pada percobaan ini adalah sebagai

berikut:

1. Power Supply 10 A 12 V AC/DC (1 buah)

Berfungsi untuk mengubah tegangan listrik AC menjadi tegangan listrik

DC.

2. Basicmeter DC (2 buah)

Berfungsi untuk mengukur tegangan listrik maupun kuat arus listrik.

3. Hambatan geser (rheostat) 100 ohm (1 buah)

Berfungsi untuk mengendalikan arus yang mengalir dan merubah resistensi

dalam suatu rangkaian..

4. Resistor batu yang berbeda hambatannya (1 buah)

Berfungsi untuk menghambat dan mengatur arus listrik dalam suatu

rangkaian.

5. Saklar terpasang (switches mounted) (1 buah)

Berfungsi untuk memutuskan jaringan listrik atau menghubungkannya

6. Kawat penghubung ganda merah hitam (Secukupnya)

Berfungsi untuk menghubungkan arus listrik.

12
13

3.3 Prosedur Kerja

Prosedur kerja pada percobaan ini adalah sebagai berikut:

1. Membuat rangkaian listrik yang terdiri dari sumber tegangan, saklar,

rheostat, amperemeter, voltmeter dan resistor.

2. Menutup saklar dan mengamati penunjukkan jarum pada amperemeer dan

voltmeter.

3. Jika kedua alat sudah berfungsi dengan baik maka mulai mengambil data

dari kuat arus yang kecil ke yang lebih besar sebanyak 6 kali dengan

menggeser rhesotat (hambatan geser).

4. Mengulangi percobaan dengan memindahkan amperemeter setelah

hambatan (resistor).

5. Mencatat semua hasil pengamatan pada tabel yang telah tersedia.

6. Membuat kesimpulan tentang hubungan antara tegangan dengan arus.

7. Melukiska grafik hubungan antara V sebsgai sumbu tegak dan I sebagai

sumbu mendatar dengan menggunakan kertas grafik.

8. Dari kesimpulan dan grafik yang diperolah nyatakan hubungan antar beda

potensial, kuat arus dan hambatan.

9. Menghitung besar hambatan secara anilitik kemudian membandingkan

hasil perhitungan dengan hasil grafik.


14

3.4 Tabel Pengamatan

3.1.1 Hambatan listrik pada saat amperemeter diletakkan sebelum resistor

(input)

Kuat Arus (A) Tegangan (V) R (Ω ¿ %E

Input Outpu Input Outpu

t t

3.1.2 Hambatan listrik pada saat amperemeter dihubungkan dengan rheostat

Kuat Arus (A) Tegangan (V) R (Ω ¿ %E

Input Outpu Input Outpu

t t
15
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Pengamatan

4.1.1 Hambatan listrik pada saat amperemeter diletakkan sebelum resistor

(input)

Kuat Arus (A) Tegangan (V) R (Ω ¿ %E

Input Output Input Output

0,2 0,1 2,0 2,0 10 10%

0,3 0,15 2,5 3,5 8,3 17%

0.4 0,20 3,0 4,0 7,5 19%

0,4 0,25 3,5 5,5 8,7 16,2%

0,5 0,3 4,0 6,2 8 17,7%

4.1.2 Hambatan listrik pada saat amperemeter dihubungkan dengan rheostat

Kuat Arus (A) Tegangan (V) R (Ω ¿ %E

Input Output Input Output

0,2 0,1 2,0 2,0 20 3,1%

0,3 0,15 2,5 3,5 23,3 5,4%

0.4 0,20 3,0 4,0 20 6,5%

0,4 0,25 3,5 5,5 22 5,8%

0,5 0,3 4,0 6,2 20,6 6,2%

16
17

4.2 Grafik
Grafik 1 Hambatan listrik pada saat amperemeter diletakkan sebelum
resistor

Hambatan listrik pada saat amperemeter dileakkan


sebelum resisor
4.5
4
3.5 f(x) = 6.73076923076923 x + 0.576923076923077
R² = 0.942307692307692
Tegangan (V)

3
2.5
2
1.5
1
0.5
0
0.15 0.2 0.25 0.3 0.35 0.4 0.45 0.5 0.55
Arus Listrik (A)

Grafik 2 Hambatan listrik pada saat amperemeter dihubungkan dengan


rhesostat

Hambatan listrik pada saat amperemeter


dihubungkan dengan rheostat
7
6 f(x) = 20.8 x + 0.0800000000000001
5 R² = 0.978646398841839
Tegangan (V)

4
3
2
1
0
0.05 0.1 0.15 0.2 0.25 0.3 0.35
Arus Listrik (A)
18

4.3 Pembahasan

Arus listrik adalah aliran muatan listrik atau muatan listrik yang mengalir

tiap satuan waktu. Arah arus listrik dari potensial yang tinggi ke potensial tendah,

jadi berlawanan dengan arah elektron, meskipun pada umumnya arus listrik terjadi

dari aliran elektron. Seandainya muatan-muatan positif di dalam suatu penghantar

dapat mengalir, maka arah alirnya sama dengan arah arus listrik, yaitu dari

potensial tinggi ke potensial rendah. Kuat arus listrik adalah banyaknya muatan

listrik yang mengalir tiap detik melalui suatu penghantar, simbol kuat arus adalah

I.

Dari hasil pada perhitungan data menunjukkan bahwa hubungan antara

tegangan dan arus listrik adalah berbanding terbalik. Jika tegangan dikaitkan

dengan kuat arus dan hambatan hubungannya adalah tegangan besar kuat arus

kecil maka hambatan sebanding dengan tegangan. Begitupun sebaliknya, jika kuat

arus besar tegangan kecil maka hambatan semakin kecil. Dari setiap penggeseran

rheostat semakin mendekati maksimal maka hambatannya semakin besar.

Sebaliknya jika rheostat digeser menjauhi maksimal atau mendekati maksimum

maka hambatansya kecil karena arus yang mengalir dari power supply langsung

menuju ke voltmeter.

Pada praktikum ini dilakukan dua kegiatan. Kegiatan pertama menghitung

hambatan listrik pada saat amperemeter diletakkan sebelum resistor dan kegiatan

kedua menghitung hambatan listrik pada saat amperemeter dihubungkan dengan

rheostat. Pada kegiatan pertama menghitung hambatan listrik pada saat

amperemeter diletakkan sebelum resistor diperoleh nilai input pada arus listrik (I)

sebesar 0,2, 0,3, 0,4, 0,4 dan 0,5. Nilai output sebesar 0,1, 0,15, 0,20, 0,25 dan

0,3. Serta nilai dari tegangan (V) sebesar 2,0, 2,5, 3,0, 3,5 dan 4,0. Adapun nilai

dari hambatannya yaitu 10,5 𝛺, 8,3 𝛺, 7,5 𝛺, 8,7 𝛺 dan 8 𝛺. Dengan % E yang
19

didapatkan adalah 10%, 17%, 19%, 16,2% dan 17,7%. Pada kegiatan kedua

menghitung hambatan listrik pada saat amperemeter dihubungkan dengan rheostat

diperoleh nilai kuat arus listrik (I) sebesar 0,2, 0,3, 0,4, 0,4 dan 0,5. Serta nilai dari

tegangan (V) sebesar 2,0, 3,5, 4,0, 5,5, dan 6,2. Adapun nilai hambatannya adalah

20 𝛺, 23,3 𝛺, 20 𝛺, 22 𝛺 dan 20,6 𝛺. Dengan % E yang didapatkan adalah 3,1%,

5,4%, 6,5%, 5,8%, dan 6,2%.

Dari grafik dan data yang telah didapatkan dapat disimpulkan bahwa kuat

arus listrik (I) berbanding lurus tegangan (V). Dimana jika arus listrik memiliki

nilai yang besar maka akan semakin besar juga tegangan yang akan dihasilkan

atau didapatkan.
BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Adapun kesimpulan yang dapat ditarik dari percobaan ini, yaitu sebagai

berikut:

1. Cara menggunakan amperemeter dan voltmeter hampir sama, hanya saja

yang membedakannya adalah pada amperemeter dihubungkan secara seri

sedangkan pada voltmeter dihubungkan secara paralel.

2. Hubungan antara kuat arus listrik (I) berbanding lurus tegangan (V).

Semakin besar kuat arus listrik maka semakin besar pula tegangannya,

begitupan sebaliknya semakin kecil kuat arus listrik maka akan semakin

kecil tegangannya.

3. Pengaruh hambatan terhadap kuat arus dan tegangan adalah berbanding

terbalik. Apabila nilai hambatan besar, maka nilai kuat arus akan kecil,

begitupun sebaliknya.

4. Arus listrik AC (Alternating Current), merupakan listrik yang besarnya


dan arah arusnya selalu berubah-ubah dan bolak-balik. Arus listrik AC

akan membentuk suatu gelombang yang dinamakan dengan gelombang

sinus atau lebih lengkapnya sinusoida, sedangkan DC (Direct Current)

berarti arus searah. Maksudnya adalah arus listrik yang mengalir pada

suatu hantaran yang tegangannya berpotensial tetap, tidak berubah-ubah

(searah).

5.2 Saran

Saran pada percobaan ini, yaitu sebaiknya alat-alat yang digunakan pada

percobaan dapat berfungsi dengan baik agar pengambilan dapat dilakukan dengan

maksimal.

20
DAFTAR PUSTAKA

Al-Qur’an Vol. 10. Jakarta: Lentera hati.


Anjarsari, Sri. 2004. Pengukuran Dasar Listrik. Fisika Modern.Vol 1 No 1
Januari 2004
Bishop, Owen. 2002. Teknik Pengukuran Elektronika. Galia : Bandung.
Cooper, D William. 1994. Instrumentasi elektonik dan teknik pengukuran.Jakarta:
Erlangga.
Giancolli, DC. 2001. Fisika Jilid 1 Edisi Kelima, Jakarta: Erlangga.
Ibayati, Yanti dkk. 2016. Ilmu Pengetahuan Alam. Jakarta: Departemen
Pendidikan Nasional.
Listiyarini, Ratih. 2018. Dasar Listrik dan Elektronika. Yongyakarta: CV Budi
Utama.
Puriyanto, Riky Dwi, dkk. 2021. Pengukuran Basaran Listrik. Yogyakarta: UAD
PRESS.
Purwanto. 2007. Ensiklopedia Fisika. Bandung: PT. Kiblat Buku Utama.
Setiyo, Muji. 2017. Listrik dan Elektronika Dasar Otomotif. Magelang:
UNIMMA PRSS.
Shihab, M Quraish. 2002. Tafsir Al-Misbah: Pesan, kesan dan keserasian
Utomo, Pristiedi. 2007. Fisika. Jakarta Timur: Azka Press.

21
22
LAMPIRAN

1. Analisis Data

A. Hambatan Listrik

1. Hambatan listrik pada saat amparemeter diletakkan sebelum resistor

(input)
BU
a. NST =
JS
1
=
0,2
=5A
Iinp = 0,2 A
Vinp= 2,0 V
V inp
R=
I inp
2,0
=
0,2

= 10 𝛺

b. Iinp = 0,3 A

Vinp= 2,5 V

V inp
R=
I inp

2,5
=
0,3

= 8,3 𝛺

c. Iinp = 0,4 A

Vinp= 3,0 V

V inp
R=
I inp
3,0
=
0,4

= 7,5 𝛺
d. Iinp = 0,4 A

Vinp= 3,5 V

V inp
R=
I inp

3,5
=
0,4

= 8,7 𝛺

e. Iinp = 0,5 A

Vinp= 4,0 V

V inp
R=
I inp

4,0
=
0,5

=8𝛺

2. Hambatan listrik pada saat amperemeter dihubungkan dengan rheostat


BU
a. NST =
JS
1
=
0,2
=5A
Iinp = 0,1 A
Vinp= 2,0 V
V inp
R=
I inp
2,0
=
0,1

= 20 𝛺
b. Iinp = 0,15 A

Vinp= 3,5 V

V inp
R=
I inp

3,5
=
0,15

= 23,3 𝛺

c. Iinp = 0,20 A

Vinp= 4,0 V

V inp
R=
I inp

4,0
=
0,20

= 20 𝛺
d. Iinp = 0,25 A

Vinp= 5,5 V

V inp
R=
I inp

5,5
=
0,25

= 22 𝛺

e. Iinp = 0,3 A

Vinp= 6,2 V

V inp
R=
I inp

6,2
=
0,3

= 20,6 𝛺
B. Persen perbedaan dengan teori

Rteori = Rrheostat + Rresistor batu

= 100 𝛺 + 50 𝛺

= 150 𝛺

1. Hambatan listrik pada saat amperemeter diletakkan sebelum resisitor


(input)

a. % E = | Rpraktek −Rteori
Rpraktek | ×100 %
=|
10 |
10−150
×100 %

= 10%

b. % E = | Rpraktek −Rteori
Rpraktek | ×100 %
=|
8,3 |
8,3−150
×100 %

= 17%

c. % E = | Rpraktek −Rteori
Rpraktek | ×100 %
=|
7,5 |
7,5−150
×100 %

= 19%

d. % E = | Rpraktek −Rteori
Rpraktek | ×100 %
=|
8,7 |
8,7−150
×100 %

= 16,2%

e. % E = | Rpraktek −Rteori
Rpraktek | ×100 %
= |8−150
8 |
×100 %

= 17,7%

2. Hambatan listrik pada saat amperemeter dihubungkan dengan rheostat

a. % E = | Rpraktek −Rteori
Rpraktek | ×100 %
=|
20 |
20−150
×100 %

= 3,1%

b. % E = | Rpraktek −Rteori
Rpraktek | ×100 %
=|
23,3 |
23,3−150
×100 %

= 5,4%

c. % E = | Rpraktek −Rteori
Rpraktek | ×100 %
=|
20 |
20−150
×100 %

= 6,5%

d. % E = | Rpraktek −Rteori
Rpraktek | ×100 %
=|
22 |
22−150
×100 %

= 5,8%

e. % E = | Rpraktek −Rteori
Rpraktek | ×100 %
=|
20,6 |
20,6−150
×100 %
= 6,2%

2. Lampiran Gambar

No Gambar Fungsi
1 Power Supply 10 A 12 V AC/DC
berfungsi sebagai pengubah dari tegangan
listik AC menjadi tegangan DC.

2 Kawat penghubung ganda merah hitam


berfungsi untuk menghubungkan alat yang
satu ke alat yang lainnya sehingga
membentuk suatu rangkaian.

3 Reosthat (Hambatan geser ) berfungsi


untuk mengendalikan arus yang mengalir
dan merubah resistensi dalam suatu
rangkaian.

4 Resistor berfungsi sebagai pengatur


tegangan

5 Voltmeter berfungsi untuk mengukur


tegangan.

6 Amperemeter berfungsi untuk mengukur


arus listrik.

7. Rangkaian listrik paralel, pada saat


amperemeter diletakkan sebelum reostat.

Anda mungkin juga menyukai