(MODUL 1)
JURUSAN FISIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS ANDALAS
PADANG
2021
I. TUJUAN
II. TEORI
1. ARUS LISTRIK
Arus listrik adalah banyaknya muatan listrik yang diakibatkan dari pergerakan
elektron-elektron, mengalir melewati suatu titik dalam sirkuit listrik tiap satuan
waktu. Arus listrik bisa diukur dalam satuan Coulomb/detik atau Ampere. Contoh
arus listrik dalam kehidupan sehari-hari berkisar dari yang sangat lemah dalam satuan
mikroAmpere ( ) seperti di dalam jaringan tubuh sampai arus yang sangat kuat 1-
200 kiloAmpere (kA) seperti yang terjadi pada petir. Dalam kebanyakan sirkuit arus
searah bisa diasumsikan resistansi terhadap arus listrik adalah konstan sehingga
agung arus yang mengalir dalam sirkuit bergantung pada voltase dan resistansi
berdasarkan dengan hukum Ohm.
Arus listrik adalah satu dari tujuh satuan pokok dalam satuan internasional. Satuan
internasional untuk arus listrik adalah Ampere (A). Secara formal satuan Ampere
didefinisikan sebagai arus konstan yang, bila dipertahankan, akan
menghasilkan gaya sebesar 2 x 10-7 Newton/meter di selang dua penghantar lurus
sejajar, dengan lapang penampang yang bisa diabaikan, berjauhan 1 meter satu sama
lain dalam ruang hampa udara.
(Sumber: http://p2k.unkris.ac.id/id3/3065-2962/Arus-
Listrik_21919_unkris_p2k-unkris.html ,2019)
Arus yang mengalir masuk suatu percabangan sama dengan arus yang mengalir
[5]
keluar dari percabangan tersebut.
Untuk arus yang konstan, agung arus dalam Ampere bisa diperoleh dengan
persamaan:
--------------------------------(1)
di mana adalah arus listrik, adalah muatan listrik, dan adalah waktu .
Sedangkan secara umum, arus listrik yang mengalir pada suatu waktu tertentu adalah:
-------------------------------(2)
Dengan demikian bisa ditentukan banyak total muatan yang dipindahkan pada
rentang waktu 0 sampai melewati integrasi:
---------------------(3)
Berdasarkan dengan persamaan di atas, arus listrik adalah besaran skalar karena
berpegang pada kebenaran muatan maupun waktu adalah besaran skalar. Dalam
banyak hal sering digambarkan arus listrik dalam suatu sirkuit menggunakan
panah, salah satunya seperti pada diagram di atas. Panah tersebut bukanlah vektor dan
tidak membutuhkan operasi vektor. Pada diagram di atas ditunjukkan arus mengalir
masuk melewati dua percabangan dan mengalir keluar melewati dua percabangan
lain. Karena muatan listrik adalah abadi maka total arus listrik yang mengalir keluar
haruslah sama dengan arus listrik yang mengalir ke
dalam sehingga . Panah arus hanya menunjukkan arah arus
sepanjang penghantar, bukan arah dalam ruang.
Arah arus
A. Arah arus
(Sumber: http://p2k.unkris.ac.id/id3/3065-2962/Arus-
Listrik_21919_unkris_p2k-unkris.html ,2019)
Definisi arus listrik yang mengalir dari kutub positif (+) ke kutub negatif (-
) baterai (kebalikan arah untuk gerakan elektronnya)
Pada diagram digambarkan panah arus searah dengan arah pergerakan partikel
bermuatan positif (muatan positif) atau dinamakan dengan istilah arus
konvensional. Pembawa muatan positif tersebut akan melakukan usaha dari kutub
positif baterai menuju ke kutub negatif. Pada kenyataannya, pembawa muatan dalam
sebuah penghantar listrik adalah partikel-partikel elektron bermuatan negatif yang
didorong oleh ajang listrik mengalir berlawan arah dengan arus
konvensional. Sayangnya, dengan alasan sejarah, dipergunakan konvensi berikut ini:
Panah arus digambarkan searah dengan arah pergerakan seharusnya dari pembawa
muatan positif, walaupun pada kenyataannya pembawa muatan adalah muatan negatif
dan melakukan usaha pada arah berlawanan.
Konvensi demikian bisa dipergunakan pada beberapa agung kondisi karena bisa
diasumsikan bahwa pergerakan pembawa muatan positif benar efek yang sama
dengan pergerakan pembawa muatan negatif.
B. Rapat arus
Rapat arus adalah arus muatan pada suatu lapang penampang tertentu di suatu titik
penghantar. Dalam SI, rapat arus benar satuan Ampere per meter persegi (A/m2).
-------------------------------------(4)
di mana adalah arus pada penghantar, vektor J adalah rapat arus yang benar arah
sama dengan kecepatan gerak muatan jika muatannya positif dan berlawan arah jika
muatannya negatif, dan dA adalah vektor lapang elemen yang tegak lurus terhadap
elemen. Jika arus listrik seragam sepanjang permukaan dan sejajar
dengan dA maka J juga seragam dan sejajar terhadap dA sehingga persamaan
menjadi:
-----------------------(5)
maka
----------------------------------------(6)
di mana adalah lapang penampang total dan adalah rapat arus dalam satuan
A/m2.
C. Kelajuan hanyutan
Arus listrik AC merupakan jenis arus listrik yang tidak mengalir secara searah, tapi
mengalir secara bolak-balik.
Arus AC (Alternating Current) mempunyai nilai dan arah yang selalu berubah-ubah
dan akan membentuk suatu gelombang yang bernama gelombang sinusoida.
Arus listrik DC (Direct Current) merupakan jenis arus yang mengalir secara searah.
Pada arus listrik DC (searah) , tegangan listrik mempunyai nilai dan arah yang tetap.
Arus listrik DC (searah) ini disimpan dalam bentuk baterai yang umumnya dipakai
pada jam dinding, remot TV atau dalam bentuk aki yang ada pada kendaraan mobil
dan motor.
3.MULTIMETER
(Sumber:
https://images.app.goo.gl/QySCRLtE3m7vcbDYA ,2018)
1. Sekrup.
Sekrup berfungsi untuk mengatur kedudukan jarum jam
atau dikenal dengan istilah Zero Adjust Screw. Sekrup
ini bisa diputar ke kanan atau kiri mengunakan alat
bantu obeng.
2. Tombol Pengatur Jarum Penunjuk.
Tombol ini berfungsi untuk mengatur jarum ukur agar
berada di posisi nol atau zero.
3. Saklar Selector.
Bagian ini berfungsi untuk memilih posisi pengukuran
serta batas pengukurannya. Biasanya alat ukur ini
memiliki 4 posisi pilihan yaitu pengukuran resistansi,
arus DC, tegangan DC, serta tegangan AC.
4. Lubang Kutub Positif (+) dan Negatif (-).
Lubang kutub tersebut berfungsi sebagai tempat
masuknya test lead + (warna merah) atau – (warna
hitam).
5. Saklar Selector Polaritas.
Saklar ini berfungsi untuk memilih polaritas arus DC
atau AC.
6. Jarum Penunjuk.
Jarum ini digunakan untuk menunjukkan besaran yang
diukur.
7. Skala.
Bagian yang terakhir yaitu skala yang berfungsi untuk
membaca hasil akhir dari komponen listrik yang diukur.
4. TEOREMA THEVENIN
Teorema Thevenin adalah salah satu teori elektronika atau alat analisis yang
menyederhanakan suatu rangkaian rumit menjadi suatu rangkaian sederhana
dengan cara membuat suatu rangkaian pengganti yang berupa sumber
tegangan yang dihubungkan secara seri dengan sebuah resistansi yang
ekivalen. Teorema Thevenin ini sangat bermanfaat apabila diaplikasikan pada
analisis rangkaian yang berkaitan dengan daya atau sistem baterai dan
rangkaian interkoneksi yang dapat mempengaruhi satu rangkaian dengan
rangkaian lainnya. Teorema Thevenin ini ditemukan oleh seorang insinyur
yang berasal dari Perancis yaitu M.L. Thevenin.
2. Prosedur Percobaan
1. Percobaan 1: Pengukuran Resistansi, tegangan, dan arus dc
a. tombol selector pada multimeter analog untuk memilih
ohmmeter diatur
b. Kalibrasi ohmmeter agar menunjuk skala nol (ketika kedua
probe-nya dihubungsingkat) dan skala tak- hingga (ketika kedua
probe-nya tidak dihubungkan kemanapun)
c. Kode warna resistor (diberikan oleh asisten), lalu resistansinya
dengan ohmmeter diukur,kemudian hasilnya dicatat.
d. Dengan resistor yang diberikan asisten,rangkaian berdasarkan
Gambar 1.7 pada papan rangkaian(breadboard) dirakit.
e. Tegangan sumber (V S), tegangan resistor (V), dan arus yang
melalui resistor (I) dicatat pada tabel 2
f. Dengan mengubah nilai tegangan sumber. Dilakukan prosedur
yang sama seperti pada Langkah 5.
3. Skema Rangkaian
Keterangan :
R =Hambatan
A = KuatArus
Keterangan :
R = Hambatan