Anda di halaman 1dari 12

LAPORAN AWAL

PRAKTIKUM ELEKTRONIKA DASAR

(MULTIMETER DAN ARUS DC)

(MODUL 1)

NAMA ANGGOTA : SUSI ANDRIATI (2010441002)


KELOMPOK HENDRIA OLIVSIA (2010441008)
TUTI ALAWIYA (2010442001)
AFDAL KARIM (2010442025)
HARI/TANGGAL :JUMAAT/08 OKTOBER 2021
SHIFT/KELOMPOK :IV/20

JURUSAN FISIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS ANDALAS
PADANG
2021
I. TUJUAN

1. Mengetahui cara menggunakan multimeter untuk mengukur resistansi,tegangan,


dan kuat arus dc.
2. Membuktikan teorema Thevenin.
3. Membuktikan teorema Transfer Daya Maksimum.

II. TEORI

1. ARUS LISTRIK

Arus listrik adalah banyaknya muatan listrik yang diakibatkan dari pergerakan
elektron-elektron, mengalir melewati suatu titik dalam sirkuit listrik tiap satuan
waktu. Arus listrik bisa diukur dalam satuan Coulomb/detik atau Ampere. Contoh
arus listrik dalam kehidupan sehari-hari berkisar dari yang sangat lemah dalam satuan
mikroAmpere ( ) seperti di dalam jaringan tubuh sampai arus yang sangat kuat 1-
200 kiloAmpere (kA) seperti yang terjadi pada petir. Dalam kebanyakan sirkuit arus
searah bisa diasumsikan resistansi terhadap arus listrik adalah konstan sehingga
agung arus yang mengalir dalam sirkuit bergantung pada voltase dan resistansi
berdasarkan dengan hukum Ohm.

Arus listrik adalah satu dari tujuh satuan pokok dalam satuan internasional. Satuan
internasional untuk arus listrik adalah Ampere (A). Secara formal satuan Ampere
didefinisikan sebagai arus konstan yang, bila dipertahankan, akan
menghasilkan gaya sebesar 2 x 10-7 Newton/meter di selang dua penghantar lurus
sejajar, dengan lapang penampang yang bisa diabaikan, berjauhan 1 meter satu sama
lain dalam ruang hampa udara.

Gambar 1.1. Arus Listrik

(Sumber: http://p2k.unkris.ac.id/id3/3065-2962/Arus-
Listrik_21919_unkris_p2k-unkris.html ,2019)

Arus yang mengalir masuk suatu percabangan sama dengan arus yang mengalir
[5]
keluar dari percabangan tersebut.

Untuk arus yang konstan, agung arus dalam Ampere bisa diperoleh dengan
persamaan:

--------------------------------(1)
di mana adalah arus listrik, adalah muatan listrik, dan adalah waktu .

Sedangkan secara umum, arus listrik yang mengalir pada suatu waktu tertentu adalah:

-------------------------------(2)

Dengan demikian bisa ditentukan banyak total muatan yang dipindahkan pada
rentang waktu 0 sampai melewati integrasi:

---------------------(3)

Berdasarkan dengan persamaan di atas, arus listrik adalah besaran skalar karena
berpegang pada kebenaran muatan maupun waktu adalah besaran skalar. Dalam
banyak hal sering digambarkan arus listrik dalam suatu sirkuit menggunakan
panah, salah satunya seperti pada diagram di atas. Panah tersebut bukanlah vektor dan
tidak membutuhkan operasi vektor. Pada diagram di atas ditunjukkan arus mengalir
masuk melewati dua percabangan dan mengalir keluar melewati dua percabangan
lain. Karena muatan listrik adalah abadi maka total arus listrik yang mengalir keluar
haruslah sama dengan arus listrik yang mengalir ke
dalam sehingga . Panah arus hanya menunjukkan arah arus
sepanjang penghantar, bukan arah dalam ruang.

Arah arus

A. Arah arus

Gambar 1.2. Arah Arus

(Sumber: http://p2k.unkris.ac.id/id3/3065-2962/Arus-
Listrik_21919_unkris_p2k-unkris.html ,2019)

Definisi arus listrik yang mengalir dari kutub positif (+) ke kutub negatif (-
) baterai (kebalikan arah untuk gerakan elektronnya)

Pada diagram digambarkan panah arus searah dengan arah pergerakan partikel
bermuatan positif (muatan positif) atau dinamakan dengan istilah arus
konvensional. Pembawa muatan positif tersebut akan melakukan usaha dari kutub
positif baterai menuju ke kutub negatif. Pada kenyataannya, pembawa muatan dalam
sebuah penghantar listrik adalah partikel-partikel elektron bermuatan negatif yang
didorong oleh ajang listrik mengalir berlawan arah dengan arus
konvensional. Sayangnya, dengan alasan sejarah, dipergunakan konvensi berikut ini:
Panah arus digambarkan searah dengan arah pergerakan seharusnya dari pembawa
muatan positif, walaupun pada kenyataannya pembawa muatan adalah muatan negatif
dan melakukan usaha pada arah berlawanan.

Konvensi demikian bisa dipergunakan pada beberapa agung kondisi karena bisa
diasumsikan bahwa pergerakan pembawa muatan positif benar efek yang sama
dengan pergerakan pembawa muatan negatif.

B. Rapat arus

Rapat arus adalah arus muatan pada suatu lapang penampang tertentu di suatu titik
penghantar. Dalam SI, rapat arus benar satuan Ampere per meter persegi (A/m2).

-------------------------------------(4)

di mana adalah arus pada penghantar, vektor J adalah rapat arus yang benar arah
sama dengan kecepatan gerak muatan jika muatannya positif dan berlawan arah jika
muatannya negatif, dan dA adalah vektor lapang elemen yang tegak lurus terhadap
elemen. Jika arus listrik seragam sepanjang permukaan dan sejajar
dengan dA maka J juga seragam dan sejajar terhadap dA sehingga persamaan
menjadi:

-----------------------(5)

maka

----------------------------------------(6)

di mana adalah lapang penampang total dan adalah rapat arus dalam satuan
A/m2.

C. Kelajuan hanyutan

Kala sebuah penghantar tidak dilalui arus listrik, elektron-elektron di dalamnya


melakukan usaha secara acak tanpa perpindahan bersih ke arah mana pun
juga. Sedangkan kala arus listrik mengalir melewati penghantar, elektron tetap
melakukan usaha secara acak namun mereka cenderung hanyut sepanjang penghantar
dengan arah berlawanan dengan ajang listrik yang menghasilkan arus
arus. Tingkat kelajuan hanyutan dalam penghantar adalah kecil dibandingkan dengan
kelajuan gerak-acak, yaitu selang 10-5 dan 10-4 m/s dibandingkan dengan sekitar
106 m/s pada sebuah penghantar tembaga
2. ARUS AC dan DC
1. Pengertian Arus Listrik AC (Alternating Current)

Gambar 1.3. Arus AC

(Sumber: https://cerdika.com/arus-ac-dan-dc/ ,2020)

Arus listrik AC merupakan jenis arus listrik yang tidak mengalir secara searah, tapi
mengalir secara bolak-balik.
Arus AC (Alternating Current) mempunyai nilai dan arah yang selalu berubah-ubah
dan akan membentuk suatu gelombang yang bernama gelombang sinusoida.

2. Pengertian Arus Listrik DC (Direct Current)

Gambar 1.4. Arus DC

(Sumber: https://cerdika.com/arus-ac-dan-dc/ ,2020)

Arus listrik DC (Direct Current) merupakan jenis arus yang mengalir secara searah.
Pada arus listrik DC (searah) , tegangan listrik mempunyai nilai dan arah yang tetap.
Arus listrik DC (searah) ini disimpan dalam bentuk baterai yang umumnya dipakai
pada jam dinding, remot TV atau dalam bentuk aki yang ada pada kendaraan mobil
dan motor.

3. Perbedaan Arus Listrik AC dan DC


Gambar 1.5. Arus AC

(Sumber: https://cerdika.com/arus-ac-dan-dc/ ,2020)

a. . Arus Listrik AC (Bolak-balik)


Arus listrik ini aman untuk mentransfer listrik pada jarak yang cukup panjang dan
juga bisa memberikan banyak kekuatan saat transfer arusnya. Penyebabnya dari
arah aliran elektron pada arus listrik AC yaitu magnet yang mengitari sepanjang
kawatnya. Lalu Frekuensi pada arus AC yaitu sekitar 50 Hz atau bisa juga 60 Hz,
tergantung pada Negara yang memakai frekuensi tersebut. Namun , Arus AC akan
berbalik arah saat mengalir di suatu rangkaian. Besarnya arus listrik AC cukup
bervariasi terhadap waktunya, Aliran arah elektron pada arus listrik AC selalu
bergantian maju dan juga mundur.
Arus AC juga bisa didapatkan dari generator pada arus bolak-balik,dengan
Parameter passive pada arusnya yaitu impedansi. Faktor daya pada arus listrik
AC ini diantara 0 dan juga 1. Dengan Jenis dari arus listrik AC yaitu segiempat,
segitiga, sinusoida dan trapezium

b. Arus Listrik DC (Searah)


Arus listrik DC tidak bisa melakukan perjalanan yang cukup jauh, karena arus
DC akan mulai melemah dan kehilangan energi saat jaraknya semakin jauh. Dan
Penyebab dari arah elektron pada arus DC yaitu magnet yang stabil yang ada di
sepanjang kawat.
Frekuensi pada arus listrik DC ini yaitu 0 (nol) dan Arus listrik DC ini tetap
mengalir satu arah dengan rangkaiannya dengan Besarnya arus listrik DC itu tetap
terhadap waktunya.
Aliran arah elektron pada arus listrik DC selalu bergerak didalam satu arah atau
bisa disebut bergerak maju.
Arus listrik DC ini bisa didapatkan dari sell atau baterai. Denga Parameter passive
pada arus listrik DC sendiri yaitu hambatan dan Faktor daya pada arus listrik DC
itu pasti selalu 1 (satu). Jenis dari arus listrik DC sendiri itu pulse atau sering
disebut dengan murni.

3.MULTIMETER

Multimeter adalah sebuah peralatan khusus yang digunakan untuk mengukur


komponen listrik. Mulai dari mengukur hubungan Arus litrik (Ampere), Tegangan
listrik (Voltage), Hambatan listrik (Ohm), hingga Resistansi dari suatu rangkaian
listrik. Berdasarkan fungsi dasarnya tersebut, alat ini sering disebut dengan AVO
meter (Ampere, Voltage, Ohm).
i. Fungsi Multimeter :

Mengukur Arus Listrik.


Terdapat dua jenis Ampere yang ada di sebuah alat ukur yaitu arus AC
(Alternating Current) dan arus DC (Direct Current).

1. Mengukur Tegangan Listrik.


mengukur Tegangan atau tingkat Voltage dari
komponen listrik. Pada setiap Multitester terdapat
saklar selector yang nantinya berfungsi untuk
menentukan batas ukur maksimum. Oleh karenanya,
prediksi terlebih dahulu level tegangan dari rangkaian
listrik yang akan diukur.
2. Mengukur Hambatan Listrik.
Fungsi yang ketiga yaitu mengukur tingkat Hambatan
atau Resistensi dari suatu komponen listrik atau resistor
yang memiliki unsur resistansi. Penting pula untuk
memperhatikan batas ukur resistensi saat akan
menggunakannya.
3. Fungsi Hfe.
Tidak semua alat ukur memiliki fungsi Hfe. Fungsi
tersebut digunakan untuk mengetahui nilai dari faktor
penguatan transistor. Fungsi Hfe ini biasanya
digunakan untuk mengukur penguatan transistor yang
terdapat pada tipe NPN dan PNP.
4. Mengukur Nilai Kapasitansi.
Fungsi lain yang belum tentu ada pada setiap
Multitester adalah mengukur nilai kapasitansi dari suatu
kapasitor. Baik pada tipe Analog maupun Digital,
keduanya memiliki batas ukur tingkat resistansi yang
harus diperhatikan.
5. Mengukur Frekuensi Sinyal.
Fungsi yang terakhir adalah untuk mengetahui nilai
Frekuensi dari suatu isyarat atau sinyal pada komponen
elektronika.

ii. Bagian bagian Multimeter :

Gambar 1.6. Arus AC

(Sumber:
https://images.app.goo.gl/QySCRLtE3m7vcbDYA ,2018)
1. Sekrup.
Sekrup berfungsi untuk mengatur kedudukan jarum jam
atau dikenal dengan istilah Zero Adjust Screw. Sekrup
ini bisa diputar ke kanan atau kiri mengunakan alat
bantu obeng.
2. Tombol Pengatur Jarum Penunjuk.
Tombol ini berfungsi untuk mengatur jarum ukur agar
berada di posisi nol atau zero.
3. Saklar Selector.
Bagian ini berfungsi untuk memilih posisi pengukuran
serta batas pengukurannya. Biasanya alat ukur ini
memiliki 4 posisi pilihan yaitu pengukuran resistansi,
arus DC, tegangan DC, serta tegangan AC.
4. Lubang Kutub Positif (+) dan Negatif (-).
Lubang kutub tersebut berfungsi sebagai tempat
masuknya test lead + (warna merah) atau – (warna
hitam).
5. Saklar Selector Polaritas.
Saklar ini berfungsi untuk memilih polaritas arus DC
atau AC.
6. Jarum Penunjuk.
Jarum ini digunakan untuk menunjukkan besaran yang
diukur.
7. Skala.
Bagian yang terakhir yaitu skala yang berfungsi untuk
membaca hasil akhir dari komponen listrik yang diukur.

4. TEOREMA THEVENIN
Teorema Thevenin adalah salah satu teori elektronika atau alat analisis yang
menyederhanakan suatu rangkaian rumit menjadi suatu rangkaian sederhana
dengan cara membuat suatu rangkaian pengganti yang berupa sumber
tegangan yang dihubungkan secara seri dengan sebuah resistansi yang
ekivalen. Teorema Thevenin ini sangat bermanfaat apabila diaplikasikan pada
analisis rangkaian yang berkaitan dengan daya atau sistem baterai dan
rangkaian interkoneksi yang dapat mempengaruhi satu rangkaian dengan
rangkaian lainnya. Teorema Thevenin ini ditemukan oleh seorang insinyur
yang berasal dari Perancis yaitu M.L. Thevenin.

5. TEOREMA TRANSFER DAYA MAKSIMUM


Teori Transfer Daya Maksimum:

Ini menyatakan bahwa resistansi beban Rangkaian DC menerima daya


maksimum jika besarnya resistansi beban sama dengan resistansi ekuivalen
Thevenin.

Teori tersebut digunakan untuk menghitung nilai tahanan beban yang


menyebabkan daya maksimum dipindahkan dari sumber ke beban. Teorema
ini berlaku untuk rangkaian AC dan DC .
III. PROSEDUR PERCOBAAN
1. Alat dan Komponen
a. Multimeter analog berfungsi sebagai untuk mengukur arus listrik. Alat
ukur ini memiliki dua jenis ampere yakni arus arus DC (Direct Current)
dan arus AC (Alternating Current).
b. Catu daya berfungsi sebagai sumber tenaga listrik misalnya pada
baterai atau accu.
c. Resistor tetap berfungsi sebagai penghambat arus listrik secara
permanen.
d. Resistor variable atau potensiometer berfungsi sebagai tone control
(Bass, Middle dan Treble), pengaturan besar tegangan dan arus, setting
referensi tegangan atau sinyal, kontrol parameter alat seperti cahaya,
kecepatan, frekuensi dan sebagainya.
e. Papan rangkaian (breadboard) berfungsi sebagai untuk meletakan
komponen-komponen menjadi suatu rangkaian elektronika.
f. Jumper berfungsi sebagai menyeting Bus Clock pada processor. Pada
saat ini, hampir bisa dibilang jumper ini jarang digunakan.

2. Prosedur Percobaan
1. Percobaan 1: Pengukuran Resistansi, tegangan, dan arus dc
a. tombol selector pada multimeter analog untuk memilih
ohmmeter diatur
b. Kalibrasi ohmmeter agar menunjuk skala nol (ketika kedua
probe-nya dihubungsingkat) dan skala tak- hingga (ketika kedua
probe-nya tidak dihubungkan kemanapun)
c. Kode warna resistor (diberikan oleh asisten), lalu resistansinya
dengan ohmmeter diukur,kemudian hasilnya dicatat.
d. Dengan resistor yang diberikan asisten,rangkaian berdasarkan
Gambar 1.7 pada papan rangkaian(breadboard) dirakit.
e. Tegangan sumber (V S), tegangan resistor (V), dan arus yang
melalui resistor (I) dicatat pada tabel 2
f. Dengan mengubah nilai tegangan sumber. Dilakukan prosedur
yang sama seperti pada Langkah 5.

2. Percobaan 2: Pembuktian teorema Thevenin


a. Rangkaian seperti pada Gambar 1.8 dirakit
b. Resistansi beban RL dilepaskan,ukur tegangan keluaran VAB.
Nilai ini adalah nilaiVT H.
c. Catudaya dari rangkaian dan posisinya digantikan dengan sebuah
kawat konduktor (jumper) untuk hubungan-singkat, lalu ukur
resistansi antara titik a dan titik b. Nilai ini dicatat sebagai nilai
RT H.
d. Catudaya 10 Vdc dan resistor beban RL = 1,2 kΩ ke rangkaian
seperti pada Gambar 1.8, lalu ukur tegangan beban VL dan arus
beban IL [Ingat: Untuk mengukur VL , voltmeter harus
dihubungkan ke RL secara paralel, dan untuk mengukur IL ,
ammeter harus dihubungkan ke RL secara seri.] Catat hasil
pengukuran tersebut pada LembarData.
e. Resistor beban dengan RL = 3,3 kΩ lalu ulangi pengukuran
tegangan beban VL dan arus beban IL . Catat hasil pengukurannya
pada Lembar Data.
3. Percobaan 3: Pembuktian teorema Transfer Daya Maksimum
a. rangkaian seperti pada Gambar 1.9 dirakit.
b. RL dari rangkaian, lalu atur/putar sedemikian sehingga nilai
resistansinya 200Ω
c. Pasang kembali ke rangkaian, lalu tegangan keluaran diukur VAB
( = VL) dan arus beban IL dan dicatat pada Tabel 2.
d. langkah 2 dan 3 diulangi untuk nilai- nilai RL seperti pada Table
3

3. Skema Rangkaian

Gambar 1.7 pengukuran tegangan dan arus dc.

Keterangan :
R =Hambatan

Vs = Tegangan Sumber V =Tegangan

A = KuatArus

Gambar 1.8: rangkaian tertutup dengan beban RL

Keterangan :

R = Hambatan

RL = Hambatan Beban VS = Tegangan Sumber


Gambar 1.9 rangkaian transfer daya maksimum
DAFTAR PUSTAKA

Carl R, Nave. 2006. HYPERPHYSICS-ELECTRIC CURRENT. Department of Physics and


Astronomy. Georgia State University
David, Hallyday, dkk. 1989. FUNDAMENTAL OF PHYSICS. Inc, p . Inggrus
Ranga, A. 2020. ARUS AC DAN DC. https://cerdika.com/arus-ac-dan-dc/ . 05
Agustus 2021
Saputra, W. 2010. ARUS LISTRIK. http://p2k.unkris.ac.id/id3/3065-2962/Arus-
Listrik_21919_unkris_p2k-unkris.html . 05 agustus 2021.
Sri, R .2020 .MULTIMETER. https://cerdika.com/arus-ac-dan-dc/ .09 Agustus
2021

Anda mungkin juga menyukai