Anda di halaman 1dari 6

Percobaan Menentukan Sudut Putar Jenis dari Beberapa Larutan

Gula Menggunakan Polarimeter


Tuti Alawiya*, Nurdin
Laboratorium Fisika Lanjut, Jurusan Fisika, Fakultas Matematika dan Ilmu
Pengetahuan Alam, Universitas Andalas, Limau Manis, Padang-25163
*wiya.ananda11@email.com

ABSTRAK
Telah dilakukan Praktikum Fisika Eksperimen II Modul II dengan tujuan untuk mempelajari
prinsip pengoperasian polarimeter, mengukur sudut putar jenis beberapa jenis larutan gula, dan
mempelajari perputaran cahaya terpolarisasi oleh larutn gula. Praktikum ini dilakukan dengan
metode awal yaitu memanaskan polarimeter agar saat digunakan polarimeternya sudah stabil.
Setelah itu semua komponen disusun sesuai dengan gambar alat di skema. Dari percobaan dan
kalkulasi rumus yang dilakukan,didapatkan nilai dari sudut putar jenis dari larutan gula uji. Dari
percobaan juga terlihat bahwa gula tebu dan gula jagung meemiliki jenis pemutaran yang berbeda.
Yaitu gula tebu dengan pemutaran jenis dextro dan gula jagung pemutaran jenis levo.
Kata kunci: dextro, levo, polarimeter, polarisasi, sudut putar.

ABSTRACT
Experimental Physics Practicum II Module II has been carried out with the aim of studying the
operating principle of a polarimeter, measuring the angle of rotation of several types of sugar
solutions, and studying the rotation of polarized light by a sugar solution. This practicum was
carried out with the initial method of heating the polarimeter so that when used the polarimeter
was stable. After that all components are arranged according to the tool drawing in the schematic.
From the experiments and formula calculations carried out, the value of the specific rotation angle
of the test sugar solution was obtained. From the experiment, it can be seen that cane sugar and
corn sugar have different types of screening. Namely cane sugar with dextro type screening and
corn sugar with levo type screening.
Keywords: dextro, levo, polarimeter, polarization, turning angle.

I. PENDAHULUAN
Dalam kehidupan sehari-hari, salah satu komponen yang sangat kita butuhkan
adalah cahaya, dimana cahaya merupakan berupa partikel yang disebut foton dan
merambat dalam bentuk gelombang elektromagnetik. Pada penelitian ataupun percobaan
sebelum-sebelumnya sudah banyak bukti yang menunjukkan bahwa cahaya berjalan
menempuh garis lurus pada berbagai keadaan. Sebagai contoh, sebuah sumber cahaya
seperti matahari menghasilkan bayangan dan sinar lampu senter tampak merupakan garis
lurus. Kenyataannya, kita menentukan posisi benda di lingkungan kita dengan
menganggap bahwa cahaya bergerak dari benda tersebut ke mata kita dengan lintasan
garis lurus. Cahaya berjalan dalam lintasan yang berbentuk garis lurus yang disebut
berkas cahaya.

Tujuan dari review praktikum ini adalah untuk mengetahui dan menambah
wawasan tentang bagaimana konsentrasi larutan bisa mempengaruhi sudut putar jenis
larutan tersebut dengan menggunakan polarimeter.

Seperti penjelasan diatas cahaya merupakan partikel yang merambat dalam


bentuk gelombang elektromagnetik, dimana salah satu sifat gelombang
elegtromagnetik adalah polarisasi. Polarisasi merupakan sifat radiasi elektromagnetik
tertentu yang arah dan besarnya medan listrik yang bergetar saling terkait dengan cara
tertentu.

Gambar 1 : Ilustrasi Polarisasi


(sumber : Risya, 2020)

Salah satu alat yang bisa membantu kita melihat hasil dari proses sebuah
polarisasi adalah polarimeter. Polarimeter adalah alat yang digunakan untuk mengukur
besarnya putaran optik yang dihasilkan oleh suatu zat yang bersifat optis aktif yang
terdapat dalam larutan.Jadi polarimeter ini merupakan alat yang didesain khusus untuk
mempolarisasi cahaya oleh suatu zat optik aktif.

Gambar 2 : Contoh bentuk Polarimeter secara umum


(sumber : Andaru, 2022)

Zat optik aktif memiliki sifat optik aktif yang dapat memutar arah bidang getar
gelombang. Glukosa merupakan salah satu contoh zat optik aktif. Glukosa merupakan
salah satu jenis gula yang memiliki sifat optik aktif. Pada percobaan ini, gula yang
digunakan yaitu gula tebu dan gula jagung.
II. METODE
Pada praktikum ini, hal pertama yang dilakukan adalah memanaskan alat yang akan
digunakan, yaitu polarimeter agar saat digunakan polarimeter bisa berjalan dengan
baik. Praktikum ini dilakukan dengan alat dan bahan yang digunakan adalah
polarimeter, sumber cahaya natrium, gelas ukur 10 ml, beaker glass 10 ml, pipet dan
batang pengaduk serta dua jenis gula sebagai sampel yang akan diuji. Sebelum
praktikum dilakukan pastikan alat telah tersusun seperti gambar 3, kemudian tabung
larutan diisi dengan air kran sehingga terisi penuh dan tidak ada gelembung udara
didalamnya dan dimasukkan ke dalam polarimeter. Teropong diperhatikan untuk
penentuan titik nol dan pengaturan alat putar. Pada pemutaran itu akan dipilih satu
pola . Kemudian air diganti dengan larutan gula tebu 5 gram dan larutan gula jagung
2,5 gram dalam variasi volume larutan yang berbeda-beda. Besar sudut putar
polarisasi pada skala analisator dicatat. Demikian pula untuk larutan gula tebu dan
gula jagung.

Gambar 3 : Skema alat

III. HASIL DAN DISKUSI


3.1 HASIL
Pada praktikum ini, larutan pertama yang diamati adalah air putih biasa, data ini
dicatat sebagai udut putar jenis 0 dan gula sebagai objek ujinya menjadi sudut putar jenis
1 nya. Dari praktikum dan kalkulasi nilai telah didapatkan data seperti pada tabel berikut :

Tabel 1 Data hasil praktikum gula tebu


N
m v L φ0 φ1 C α α Ketelitia
Jenis
(g (m (cm (°¿ (°¿ (g/ml (cm 2
/ (cm2/ pemutara
o ) ) ) ) g) n n
g)
5 25 20.5 180, 214, 0.200 8.219
1
5 2 5
5 50 20.5 180, 194, 0.100 6.975
2
5 8 7
7.3572 91.827% Levo
5 75 20.5 180, 190 0.067 6.916
3
5 7
5 10 20.5 180, 180 0.050 7.317
4
0 5 1
Dari data diatas, terlihat bahwa nilai sudut putar jenis dari larutan gula tebu
berbeda jauh dengan sudut putar jenis air biasa sesuai dengan konsentrasi masing-masing
variasi volume larutan.

Tabel 2 Data hasil praktikum gula jagung


N
m v L φ0 φ1 C α α Ketelitia
Jenis
(g (m (cm (°¿ (°¿ (g/ml (cm 2
/ (cm 2
/ pemutara
o ) ) ) ) g) n n
g)
5 25 20.5 180, 179, 0.100 0.390
1
5 7 2
5 50 20.5 180, 179, 0.050 0.585
2
5 9 4
0.4471 22.95% Dextro
5 75 20.5 180, 180 0.030 0.813
3
5 0
5 10 20.5 180, 180, 0.025 0
4
0 5 5

Dari data diatas, terlihat bahwa nilai sudut putar jenis dari larutan gula tebu
berbeda jauh dengan sudut putar jenis air biasa sesuai dengan konsentrasi masing-masing
variasi volume larutan.

3.2 DISKUSI
Dari Tabel 1 dan 2 diatas, gula tebu memiliki jenis putaran Levo, dimana sudut yang
terlihat dari pengamat berada dikiri dengan nilai diatas 180 derajat, dan gula jagung
memiliki jenis putaran Dextro, diman sudut putar jenisnya berada di kanan pengamat
denagn nilai dibawah 180 derajat. Hubungan antara sudut putar jenis dengan konsentrasi
juga bisa dilihat pada grafik berikut:

grafik gula tebu


8.5
sudut putar jenis (ɑ)

8
7.5
7
6.5
6
0.04 0.06 0.08 0.1 0.12 0.14 0.16 0.18 0.2 0.22
konsentrasi (c)

Grafik 1: Grafik hubungan antara sudut putar jenis dengan variasi konsentrasi C pada
larutan gula tebu.
grafik gula jagung
0.9
0.8

sudut putar jenis (ɑ)


0.7
0.6
0.5
0.4
0.3
0.2
0.1
0
0.02 0.03 0.04 0.05 0.06 0.07 0.08 0.09 0.1 0.11
konsentrasi (c)

Grafik 2: Grafik hubungan antara sudut putar jenis dengan variasi konsentrasi C pada
larutan gula jagung.

Dari gambaran grafik yang tergambar dari data hasil yang didapat, dapat terlihat bahwa
hubungan antara konsentrasi dan sudut putar jenis berbanding lurus, dimana pertambahan sudut
putar jenis sejalan dengan bertambahnya konsentrasi larutan. Untuk gula tebu, nilai konsentrasi
nya masih tinggi dan menghasilkan nilai sudut putar yang tinggi dibanding dengan nilai air biasa
tadi, namun pada gula jagung, konsentrasi yang dimiliki larutan ini cenderung lebih rendah dari
gula tebu, sehingga gula jagung menhasilkan nilai sudut putar yang rendah dan ada yang hampir
mendekati ilai sudut putar jenis air biasa.
IV. KESIMPULAN
Hasil keseluruhan dari praktikum tertera pada tabel 1, dimana tabel 1 dapat
menggambarkan grafik hubungan antara konsentrasi dengn sudut putar jenis untuk
larutan gula tebu dan larutan gula jagung.
Dari gambaran grafik yang tergambar, dapat disimpulkan bahawa konsentrasi c
berbanding lurus dengan nilai konsentrasi. Jadi semakin tinggi konsentrasi suatu larutan,
maka semakin besar pula sudut putar jenis larutan tersebut. Kemudian dari percobaan
juga disimpulkan bahawa larutan gula tebu memiliki jenis pemutaran levo, dimana sudut
putar yang didapat berda di kiri pengamat denagn nilai diatas 180 derajat, dan pemutaran
dextro untuk gula jagung karena berada pada sisi kanan pengamat.

UCAPAN TERIMA KASIH


Alhamdulillah diucapkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan kekuatan
kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan jurnal Praktikum Eksperimen II tentang
percobaan menentukan sudut putar jenis dari bebrapa larutan gula dengan polarimeter.
Ucapan terima kasih juga penulis sampaikan kepada Uda Nurdin selaku asisten yang
membimbing proses pelaksanaan praktikum. Terimkasih juga penulis sampaikan kepada
semua pihak yang telah membantu dalam kerja praktikum hingga terselesaikannya jurnal
ini, dan tidak lupa terimakasih kepada Fajri Eza Pelita Zebua, Rahmiatul Putri, Hafid
Yudiaska, dan Tiara Sundussiah Andani selaku rekan kerja atas kerja samanya selama
praktikum.

DAFTAR PUSTAKA
Douglas. C, 2001, FISIKA UNIVERSITAS KELIMA JILID 1, Erlangga, Jakarta.

Fauziyyah. R, 2022, JENIS POLARISASI CAHAYA DAN PEMUTARAN BIDANG


POLARISASI. Jakarta.

Kholifudin, 2014, PROSIDIN PERTEMUAN ILMIAH, 14Y-152, Yogyakarta.

Sears, 2001, FISIKA UNIVERSITAS EDISI KESEPULUH JILID 2, Erlangga, Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai