Anda di halaman 1dari 20

Kamis, 16 September 2010

ARUS LISTRIK
Arus listrik adalah banyaknya muatan listrik yang mengalir melalui suatu titik dalam sirkuit listrik tiap satuan
waktu. Arus listrik dapat diukur dalam satuan Coulomb/detik atau Ampere. Contoh arus listrik dalam kehidupan
sehari-hari berkisar dari yang sangat lemah dalam satuan mikroAmpere (A) seperti di dalam jaringan tubuh hingga
arus yang sangat kuat 1-200 kiloAmpere (kA) seperti yang terjadi pada petir. Dalam kebanyakan sirkuit arus
searah dapat diasumsikan resistansiterhadap arus listrik adalah konstan sehingga besar arus yang mengalir dalam
sirkuit bergantung pada voltase dan resistansi sesuai dengan hukum Ohm.

Arus listrik merupakan satu dari tujuh satuan pokok dalam satuan internasional. Satuan internasional untuk arus
listrik adalah Ampere (A). Secara formal satuan Ampere didefinisikan sebagai arus konstan yang, bila
dipertahankan, akan menghasilkan gaya sebesar 2 x 10-7Newton/meter di antara dua penghantar lurus sejajar,
dengan luas penampang yang dapat diabaikan, berjarak 1 meter satu sama lain dalam ruang hampa udara.

Arus yang mengalir masuk suatu percabangan sama dengan arus yang mengalir keluar dari percabangan
tersebut. i1 + i4 = i2+ i3

Untuk arus yang konstan, besar arus I dalam Ampere dapat diperoleh dengan persamaan:

di mana I adalah arus listrik, Q adalah muatan listrik, dan t adalah waktu (time).

Sedangkan secara umum, arus listrik yang mengalir pada suatu waktu tertentu adalah:

Dengan demikian dapat ditentukan jumlah total muatan yang dipindahkan pada rentang waktu 0 hingga t melalui
integrasi:

Sesuai dengan persamaan di atas, arus listrik adalah besaran skalar karena
baik muatan Qmaupun waktu t merupakan besaran skalar.Dalam banyak hal sering digambarkan arus listrik dalam
suatu sirkuit menggunakan panah,salah satunya seperti pada diagram di atas. Panah tersebut bukanlah vektor dan
tidak membutuhkan operasi vektor. Pada diagram di atas ditunjukkan arus mengalir masuk melalui dua percabangan
dan mengalir keluar melalui dua percabangan lain. Karena muatan listrik adalah kekal maka total arus listrik yang
mengalir keluar haruslah sama dengan arus listrik yang mengalir ke dalam sehingga i1 + i4 = i2 + i3. Panah arus
hanya menunjukkan arah aliran sepanjang penghantar, bukan arah dalam ruang.

Arah arus

Arus listrik yang mengalir dari kutub positif (+) ke kutub negatif (-) baterai (kebalikan arah untuk gerakan
elektronnya)

Pada diagram digambarkan panah arus searah dengan arah pergerakan partikel bermuatan positif (muatan positif)
atau disebut dengan istilah arus konvensional. Pembawa muatan positif tersebut akan bergerak dari kutub
positif baterai menuju ke kutub negatif. Pada kenyataannya, pembawa muatan dalam sebuah penghantar listrik
adalah partikel-partikel elektron bermuatan negatif yang didorong oleh medan listrik mengalir berlawan arah dengan
arus konvensional. Sayangnya, dengan alasan sejarah, digunakan konvensi berikut ini:

Panah arus digambarkan searah dengan arah pergerakan seharusnya dari pembawa muatan positif,
walaupun pada kenyataannya pembawa muatan adalah muatan negatif dan bergerak pada arah
berlawanan.

Konvensi demikian dapat digunakan pada sebagian besar keadaan karena dapat diasumsikan bahwa pergerakan
pembawa muatan positif memiliki efek yang sama dengan pergerakan pembawa muatan negatif.

Rapat arus
Rapat arus (bahasa Inggris: current density) adalah aliran muatan pada suatu luas penampang tertentu di suatu titik
penghantar. Dalam SI, rapat arus memiliki satuan Ampere per meter persegi (A/m2).

di mana I adalah arus pada penghantar, vektor J adalah rapat arus yang memiliki arah sama dengan kecepatan gerak
muatan jika muatannya positif dan berlawan arah jika muatannya negatif, dan dA adalah vektor luas elemen yang
tegak lurus terhadap elemen. Jika arus listrik seragam sepanjang permukaan dan sejajar dengan dA maka J juga
seragam dan sejajar terhadap dAsehingga persamaan menjadi:
maka

di mana A adalah luas penampang total dan J adalah rapat arus dalam satuan A/m2.

Kelajuan hanyutan
Saat sebuah penghantar tidak dilalui arus listrik, elektron-elektron di dalamnya bergerak secara acak
tanpa perpindahan bersih ke arah mana pun juga. Sedangkan saat arus listrik mengalir melalui penghantar, elektron
tetap bergerak secara acak namun mereka cenderung hanyut sepanjang penghantar dengan arah berlawanan
dengan medan listrik yang menghasilkan aliran arus. Tingkat kelajuan hanyutan (bahasa Inggris: drift speed)
dalam penghantar adalah kecil dibandingkan dengan kelajuan gerak-acak, yaitu antara 10-5 dan 10-4 m/s
dibandingkan dengan sekitar 106 m/s pada sebuah penghantar tembaga.

di 22.37 Tidak ada komentar: Link ke posting ini


Label: Artikel Fisika

WAKTU
Waktu menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (1997) adalah seluruh rangkaian saat ketika proses, perbuatan atau
keadaan berada atau berlangsung. Dalam hal ini, skala waktu merupakan interval antara dua buah keadaan/kejadian,
atau bisa merupakan lama berlangsungnya suatu kejadian.

Skala waktu diukur dengan satuan:

detik (sekon)
menit
jam
hari (Senin, Selasa, Rabu, Kamis, Jumat, Sabtu, Minggu)
pekan (minggu)
bulan (Januari, Februari, Maret, April, Mei, Juni, Juli, Agustus, September, Oktober, November,
Desember)
tahun
windu
dekade (dasawarsa)
abad
milenium (alaf) dan seterusnya.
di 22.30 Tidak ada komentar: Link ke posting ini
Label: Artikel Fisika

ELEKTRODINAMIKA
Listrik Dinamis (elektrodinamika) adalah listrik yang dapat bergerak. Cara mengukur kuat arus pada listrik dinamis
adalah muatan listrik dibagai waktu dengan satuan muatan listrik adalah coulumb dan satuan waktu
adalah detik. Kuat arus pada rangkaian bercabang , kuat arus yang masuk sama dengan kuat arus yang keluar.
Sedangkan pada rangkaian seri kuat arus tetap sama disetiap ujung-ujung hambatan. Sebaliknya tegangan berbeda
pada hambatan. Pada rangkaian seri tegangan sangat tergantung pada hambatan, tetapi pada rangkaian bercabang
tegangan tidak berpengaruh pada hambatan. Semua itu telah dikemukakan oleh hukum kirchoff yang berbunyi
"jumlah kuat arus listrik yang masuk sama dengan jumlah kuat arus listrik yang keluar". berdasarkan
hukum ohm dapat disimpulkan cara mengukur tegangan listrik adalah kuat arus hambatan. Hambatan nilainya
selalu sama karena tegangan sebanding dengan kuat arus. tegangan memiliki satuan volt(V) dan kuat arus
adalah ampere (A) serta hambatan adalah ohm.
di 22.13 Tidak ada komentar: Link ke posting ini
Label: Artikel Fisika

KONDUKTOR
Penghantar dalam teknik elektronika adalah zat yang dapat menghantarkan arus listrik, baik berupa zat padat, cair
atau gas. Karena sifatnya yang konduktif maka disebut konduktor. Konduktor yang baik adalah yang memiliki
tahanan jenis yang kecil. Pada umumnya logam bersifat
konduktif. Emas, perak, tembaga, alumunium, zink, besi berturut-turut memiliki tahanan jenis semakin besar. Jadi
sebagai penghantar emas adalah sangat baik, tetapi karena sangat mahal harganya, maka secara ekonomis tembaga
dan alumunium paling banyak digunakan.
di 22.06 Tidak ada komentar: Link ke posting ini
Label: Artikel Fisika

GARIS GAYA MAGNET


Garis gaya magnet:

Garis gaya magnet adalah arah medan magnet yang berupa garis-garis yang menghubungkan kutub-kutub magnet.
1. Garis gaya magnet memiliki arah meninggalkan kutub utara dan menuju kutub selatan.
2. Garis gaya magnet selalu tidak berpotongan.
3. Tempat di mana garis gayanya rapat maka menunjukkan bahwa medan magnetnya juga kuat
begitu pula sebaliknya.
di 21.49 1 komentar: Link ke posting ini
Label: Artikel Fisika

MEDAN MAGNET
Medan magnet adalah suatu daerah di sekitar magnet di mana masih ada pengaruh gaya magnet. Adanya medan
magnet ini dapat kita tunjukkan dengan menggunakan serbuk besi dan dapat pula menggunakan kompas.

1. Letakkan sebuah magnet batang.


2. Di atas magnet tersebut, letakkan sehelai kertas putih (misal kertas karton).
3. Taburkan serbuk besi merata di atas kertas itu.
4. Kemudian ketuk-ketuk kertas itu beberapa kali.

Perhatikan dengan cermat bagaimana letak serbuk besi. Ternyata serbuk besi akan membentuk pola. Polanya
membentuk garis-garis yang disebut garis gaya magnet.
di 21.00 Tidak ada komentar: Link ke posting ini
Label: Artikel Fisika

AMPERE

Dalam fisika, ampere dilambangkan dengan A, adalah satuan SI untuk arus listrik. Satu ampere adalah suatu arus
listrik yang mengalir, sedemikian sehingga di antara dua penghantar lurus dengan panjang tak terhingga, dengan
penampang yang dapat diabaikan, dan ditempatkan terpisah dengan jarak satu meter dalam vakum,
menghasilkan gaya sebesar 2 10-7 newton per meter.

Satuan ini diambil dari nama Andr-Marie Ampre, salah satu penemu elektromagnetisme.
di 20.41 Tidak ada komentar: Link ke posting ini
Label: Artikel Fisika

Rabu, 08 September 2010

MUATAN LISTRIK

Muatan listrik, Q, adalah muatan dasar yang dimiliki suatu benda. Satuan Q
adalah coulomb, yang merupakan 6.24 x 1018 muatan dasar. Q adalah sifat dasar yang dimiliki oleh materi baik itu
berupa proton(muatan positif) maupun elektron (muatan negatif). Muatan listrik total suatu atom atau materi ini bisa
positif, jika atomnya kekurangan elektron. Sementara atom yang kelebihan elektron akan

bermuatan negatif. Besarnya muatan tergantung dari kelebihan atau


kekurangan elektron ini, oleh karena itu muatan materi/atom merupakan kelipatan dari satuan Q dasar.
Dalam atomyang netral, jumlah proton akan sama dengan jumlah elektron yang mengelilinginya (membentuk
muatan total yang netral atau tak bermuatan).
di 23.45 Tidak ada komentar: Link ke posting ini
Label: Artikel Fisika

Coulomb
Coulomb, dilambangkan dengan C, adalah satuan SI untuk muatan listrik, dan didefinisikan dalam ampere: 1
coulomb adalah banyaknya muatan listrik yang dibawa oleh arus sebesar 1 ampere mengalir selama 1 detik. 1
coulomb adalah 6.241018 kali muatan elektron.

Satuan ini diambil dari nama Charles-Augustin de Coulomb (1736 - 1806).

di 23.04 Tidak ada komentar: Link ke posting ini


Label: Artikel Fisika
NETRON

Neutron atau netron adalah partikel subatomik yang tidak bermuatan


(netral) dan memiliki massa 940 MeV/c (1.6749 10-27 kg, sedikit lebih berat dari proton. Putarannya adalah .

Inti atom dari kebanyakan atom (semua kecuali isotop Hidrogen yang paling umum, yang terdiri dari sebuah proton)
terdiri dari proton dan neutron.

Di luar inti atom, neutron tidak stabil dan memiliki half-life sekitar 10 menit, meluluh dengan
memancarkan elektron dan antineutrino untuk menjadi proton. Metode peluruhan yang sama (peluruhan beta) terjadi
di beberapa inti atom. Partikel-partikel dalam inti atombiasanya adalah neutron dan proton, yang berubah menjadi
satu dan lainnya dengan pemancaran dan penyerapan pion. Sebuah neutron diklasifikasikan sebagai baryon dan
terdiri dari dua quark bawah dan satu quark atas. Persamaan Neutron anti bendanya adalah anti neutron.

Perbedaan utama dari neutron dengan partikel subatomik lainnya adalah mereka tidak bermuatan. Sifat netron ini
membuat penemuannya lebih terbelakang, dan sangat menembus, membuatnya sulit diamati secara langsung dan
membuatnya sangat penting sebagai agen dalam perubahan nuklir.

di 21.37 Tidak ada komentar: Link ke posting ini


Label: Artikel Fisika

PROTON

Dalam fisika, proton adalah partikel subatomik dengan muatanpositif


sebesar 1.6 10-19 coulomb dan massa 938 MeV (1.6726231 10-27 kg, atau sekitar 1800 kali massa
sebuah elektron).

Suatu atom biasanya terdiri dari sejumlah proton dan netron yang berada di bagian inti (tengah) atom, dan
sejumlah elektron yang mengelilingi inti tersebut. Dalam atom bermuatan netral, banyaknya proton akan sama
dengan jumlah elektronnya. Banyaknya proton di bagian inti biasanya akan menentukan sifat kimia suatu atom. Inti
atom sering dikenal juga dengan istilah nuklei, nukleus, atau nukleon (bhs Inggris: nucleon), dan reaksi yang terjadi
atau berkaitan dengan inti atom ini disebut reaksi nuklir.

di 21.11 Tidak ada komentar: Link ke posting ini


Label: Artikel Fisika

ATOM

Atom adalah suatu satuan dasar materi, yang terdiri atas inti atomserta
awan elektron bermuatan negatif yang mengelilinginya. Inti atom terdiri atas proton yang bermuatan positif,
dan neutron yang bermuatan netral (kecuali pada inti atom Hidrogen-1, yang tidak memiliki neutron). Elektron-
elektron pada sebuah atom terikat pada inti atom oleh gaya elektromagnetik. Sekumpulan atom demikian pula dapat
berikatan satu sama lainnya, dan membentuk sebuah molekul. Atom yang mengandung
jumlah proton dan elektron yang sama bersifat netral, sedangkan yang mengandung jumlah proton dan elektron yang
berbeda bersifat positif atau negatif dan disebut sebagai ion. Atom dikelompokkan berdasarkan jumlah proton dan
neutron yang terdapat pada inti atom tersebut. Jumlah proton pada atom menentukan unsur kimia atom tersebut, dan
jumlah neutron menentukan isotop unsur tersebut.

Istilah atom berasal dari Bahasa Yunani (/tomos, -), yang berarti tidak dapat dipotong ataupun
sesuatu yang tidak dapat dibagi-bagi lagi. Konsep atom sebagai komponen yang tak dapat dibagi-bagi lagi pertama
kali diajukan oleh para filsuf India dan Yunani. Pada abad ke-17 dan ke-18, para kimiawan meletakkan dasar-dasar
pemikiran ini dengan menunjukkan bahwa zat-zat tertentu tidak dapat dibagi-bagi lebih jauh lagi menggunakan
metode-metode kimia. Selama akhir abad ke-19 dan awal abad ke-20, para fisikawan berhasil menemukan struktur
dan komponen-komponen subatom di dalam atom, membuktikan bahwa 'atom' tidaklah tak dapat dibagi-bagi lagi.
Prinsip-prinsip mekanika kuantum yang digunakan para fisikawan kemudian berhasil memodelkan atom.

Dalam pengamatan sehari-hari, secara relatif atom dianggap sebuah objek yang sangat kecil yang memiliki massa
yang secara proporsional kecil pula. Atom hanya dapat dipantau dengan menggunakan peralatan khusus seperti
mikroskop gaya atom. Lebih dari 99,9% massa atom berpusat pada inti atom, dengan proton dan neutron yang
bermassa hampir sama. Setiap unsur paling tidak memiliki satu isotop dengan inti yang tidak stabil, yang dapat
mengalami peluruhanradioaktif. Hal ini dapat mengakibatkan transmutasi, yang mengubah jumlah proton dan
neutron pada inti. Elektron yang terikat pada atom mengandung sejumlah aras energi, ataupun orbital, yang stabil
dan dapat mengalami transisi di antara aras tersebut dengan menyerap ataupun memancarkan foton yang sesuai
dengan perbedaan energi antara aras. Elektron pada atom menentukan sifat-sifat kimiawi sebuah unsur, dan
mempengaruhi sifat-sifat magnetis atom tersebut.

di 20.30 Tidak ada komentar: Link ke posting ini


Label: Artikel Fisika
ELEKTRON

Elektron adalah partikel subatomik. Memiliki muatan listriknegatif sebesar -1.6


10-19 coulomb, dan massanya 9.10 10-31 kg (0.51 MeV/c2).

Elektron umumnya ditulis sebagai e-. Elektron memiliki partikel lawan yang dikenal sebagai positron, yang identik
dengan dirinya namun bermuatan positif.

Atom tersusun dari inti (nukleus) berupa proton dan neutronserta elektron-elektron yang mengelilingi inti tadi.
Elektron sangat ringan jika dibandingkan dengan proton dan neutron. Sebutir proton sekitar 1800 kali lebih berat

daripada elektron.

Elektron adalah salah satu dari sekelas partikel subatom yang dikenal dengan lepton yang dipercaya merupakan
partikel dasar (yakni, mereka tak dapat dipecah lagi ke dalam bagian yang lebih kecil). Elektron memiliki spin 1/2,
artinya elektron merupakan sebuah fermion, dengan kata lain, mematuhi statistik Fermi-Dirac.

Sejarah
Elektron pertama kali ditemukan oleh J.J. Thomson di Laboratorium Cavendish, Universitas Cambridge, pada tahun
1897, pada saat beliau sedang mempelajari "sinar katoda".

Rincian Teknis
Penjelasan mengenai elektron dibahas di mekanika kuantum dengan Persamaan Dirac.

Dalam Model Standarnya, elektron membentuk suatu doublet dalam SU(2) dengan neutrinoelektron, karena ia
berinteraksi lewat interaksi lemah. Elektron memiliki dua rekan massive lagi, yang muatannya sama namun berbeda
massanya: muon dan tau.

Arus Listrik
Jika elektron bergerak, lepas bebas dari pengaruh inti atom, serta terdapat suatu aliran (net flow), aliran ini dikenal
sebagai arus listrik. Ini dapat dibayangkan sebagai serombongan domba yang bergerak bersama-sama ke utara
namun tanpa diikuti oleh penggembalanya. Muatan listrik dapat diukur secara langsung menggunakan elektrometer.
Arus listrik dapat diukur secara langsung menggunakan galvanometer.

Apa yang dikenal dengan "listrik statis" bukanlah aliran elektron sama sekali. Ini lebih tepat disebut sebagai sebuah
"muatan statik", mengacu pada sebuah benda yang memiliki lebih banyak atau lebih sedikit elektron daripada yang
dibutuhkan untuk mengimbangi muatan positif sang inti. Jika terdapat kelebihan elektron, maka benda tadi
dikatakan sebagai "bermuatan negatif". Jika terdapat kekurangan elektron dibanding proton, benda tersebut
dikatakan "bermuatan positif". Jika jumlah elektron dan proton adalah sama, benda tersebut dikatakan "netral".

di 19.34 Tidak ada komentar: Link ke posting ini


Label: Artikel Fisika

Selasa, 07 September 2010

ELEKTROMAGNETISME
Elektromagnetisme adalah cabang fisika tentang medan elektromagnetik yang mempelajari mengenai medan listrik
dan medan magnet. Medan listrik dapat diproduksi oleh muatan listrik statik, dan dapat memberikan kenaikan pada
gaya listrik. Medan magnet dapat diproduksi oleh gerakan muatan listrik, seperti arus listrik yang mengalir di
sepanjang kabel dan memberikan kenaikan pada gaya magnetik.

Istilah "elektromagnetisme" berasal dari kenyataan


bahwa medan listrik dan medan magnet adalah saling "berpelintiran"/terkait, dan dalam banyak hal, tidak mungkin
untuk memisahkan keduanya. Contohnya, perubahan dalam medan magnet dapat memberikan kenaikan kepada
medan listrik; yang merupakan fenomena dari induksi elektromagnetik, dan merupakan dasar dari operasi generator
listrik, motor induksi, dan transformer.

Istilah elektrodinamika kadangkala digunakan untuk menunjuk kepada kombinasi dari elektromagnetisme dengan
mekanika. Subjek ini berkaitan dengan efek dari medan elektromagnetik dalam sifat mekanika dari partikel yang
bermuatan listrik.

di 22.16 Tidak ada komentar: Link ke posting ini


Label: Artikel Fisika
SINAR - X

Sinar-X atau sinar Rntgen adalah salah satu bentuk dari


radiasi elektromagnetik dengan panjang gelombang berkisar antara 10 nanometer ke 100 picometer (mirip dengan
frekuensi dalam jangka 30 PHz to 60 EHz). Sinar-X umumnya digunakan dalam diagnosis gambar
medikal dan Kristalografi sinar-X. Sinar-X adalah bentuk dari radiasi ion dan dapat berbahaya.
di 22.06 Tidak ada komentar: Link ke posting ini
Label: Artikel Fisika

FOTON
Foton adalah partikel elementer dalam fenomena elektromagnetik. Biasanya foton dianggap sebagai
pembawa radiasi elektromagnetik, seperti cahaya, gelombang radio, dan Sinar-X. Foton berbeda dengan partikel
elementer lain seperti elektron dan quark, karena ia tidak bermassa dan dalam ruang vakum foton selalu bergerak
dengan kecepatan cahaya, c. Foton memiliki baik sifat gelombang maupun partikel ("dualisme gelombang-
partikel").

Sebagai gelombang, satu foton tunggal tersebar di seluruh ruang dan menunjukkan fenomena gelombang
seperti pembiasan oleh lensa dan interferensi destruktif ketika gelombang terpantulkan saling memusnahkan satu
sama lain.

Sebagai partikel, foton hanya dapat berinteraksi dengan materi dengan memindahkan energi sejumlah:

di mana h adalah konstanta Planck, c adalah laju cahaya, dan adalah panjang gelombangnya.

Selain energi partikel foton juga membawa momentum dan memiliki polarisasi. Foton mematuhi hukum mekanika
kuantum, yang berarti kerap kali besaran-besaran tersebut tidak dapat diukur dengan cermat. Biasanya besaran-
besaran tersebut didefinisikan sebagai probabilitas mengukur polarisasi, posisi, atau momentum tertentu.

Sebagai contoh, meskipun sebuah foton dapat mengeksitasi satu molekul tertentu, sering tidak mungkin meramalkan
sebelumnya molekul yang mana yang akan tereksitasi.
Deskripsi foton sebagai pembawa radiasi elektromagnetik biasa digunakan oleh para fisikawan. Namun
dalam fisika teoretis sebuah foton dapat dianggap sebagai mediator buat segala jenis interaksi elektromagnetik,
seperti medan magnet dan gaya tolak-menolak antara muatan sejenis.

Konsep modern foton dikembangkan secara berangsur-angsur antara 1905-1917 oleh Albert Einstein untuk
menjelaskan pengamatan eksperimental yang tidak memenuhi model klasik untuk cahaya. Model foton khususnya
memperhitungkan ketergantungan energi cahaya terhadap frekuensi, dan menjelaskan kemampuan materi dan
radiasi elektromagnetik untuk berada dalam kesetimbangan termal. Fisikawan lain mencoba menjelaskan anomali
pengamatan ini dengan model semiklasik, yang masih menggunakan persamaan Maxwell untuk mendeskripsikan
cahaya. Namun dalam model ini objek material yang mengemisi dan menyerap cahaya dikuantisasi. Meskipun
model-model semiklasik ini ikut menyumbang dalam pengembangan mekanika kuantum, percobaan-percobaan
lebih lanjut membuktikan hipotesis Einstein bahwa cahaya itu sendirilah yang terkuantisasi. Kuantum cahaya
adalah foton.

Konsep foton telah membawa kemajuan berarti dalam fisika teoretis dan eksperimental, seperti laser, kondensasi
Bose-Einstein, teori medan kuantum dan interpretasi probabilistik dari mekanika kuantum. Menurut model standar
fisika partikel, foton bertanggung jawab dalam memproduksi semua medan listrik dan medan magnet dan foton
sendiri merupakan hasil persyaratan bahwa hukum-hukum fisika memiliki kesetangkupan pada tiap titik pada ruang-
waktu. Sifat-sifat intrinsik foton seperti muatan listrik, massa dan spin ditentukan dari kesetangkupan gauge ini.

Konsep foton diterapkan dalam banyak area seperti fotokimia, mikroskopi resolusi tinggi dan pengukuran jarak
molekuler. Baru-baru ini foton dipelajari sebagai unsur komputer kuantum dan untuk aplikasi canggih dalam
komunikasi optik seperti kriptografi kuantum.

Nomenklatur
Foton awalnya dinamakan sebagai kuantum cahaya (das Lichtquant) oleh Albert Einstein. Nama modern
"photon" berasal dari kata Bahasa Yunani untuk cahaya , ditransliterasi sebagai phs, dan ditelurkan oleh
kimiawan fisik Gilbert N. Lewis, yang menerbitkan teori spekulatif yang menyebutkan foton sebagai "tidak dapat
diciptakan atau dimusnahkan". Meskipun teori Lewis ini tidak dapat diterima karena bertentangan dengan hasil
banyak percobaan, nama barunya ini, photon, segera diadopsi oleh kebanyakan fisikawan. Isaac Asimov
menyebut Arthur Comptonsebagai orang yang pertama kali mendefinisikan kuantum cahaya sebagai foton pada
tahun 1927

Dalam fisika, foton biasanya dilambangkan oleh simbol abjad Yunani gamma. Simbol ini kemungkinan berasal
dari sinar gamma, yang ditemukan dan dinamakan oleh Villard, dan dibuktikan sebagai salah satu bentuk radiasi
elektromagnetik pada 1914 oleh Ernest Rutherforddan Edward Andrade.

Dalam kimia dan rekayasa optik, foton biasanya dilambangkan oleh h, energi foton, h adalah konstanta Planck dan
abjad Yunani adalah frekuensi foton. Agak jarang ditemukan adalah foton disimbolkan sebagai hf, f di sini
melambangkan frekuensi.

Sifat-sifat fisik
Diagram Feynman pertukaran foton virtual (dilambangkan oleh garis gelombang dan gamma, ) antara
sebutir positron dan elektron.

Foton tidak bermassa, tidak memiliki muatan listrik, dan tidak meluruh secara spontan di ruang hampa. Sebuah
foton memiliki dua keadaan polarisasi yang dimungkinkan, dan dapat dideskripsikan dengn tiga parameter kontinu:
komponen-komponen vektor gelombang, yang menentukan panjang gelombangnya () dan arah perambatannya.
Foton adalah boson gaugeuntuk elektromagnetisme, dan sebab itu semua bilangan kuantum lainnya
seperti bilangan lepton, bilangan baryon atau strangeness bernilai persis nol.

Foton diemisikan dalam banyak proses alamiah, contohnya ketika muatan dipercepat, saat transisi molekuler, atomik
atau nuklir ke tingkat energi yang lebih rendah, atau ketika sebuah partikel dan antipartikel bertumbukan dan saling
memusnahkan. Foton diserap dalam proses dengan waktu mundur (time-reversed) yang berkaitan dengan yang
sudah disebut di atas: contohnya dalam produksi pasangan partikel-antipartikel, atau dalam transisi molekuler,
atomik atau nuklir ke tingkat energi yang lebih tinggi.

Dalam ruang hampa foton bergerak dengan laju c (laju cahaya). Energinya E dan momentum pdihubungkan dalam
persamaan E = pc, di mana p merupakan nilai momentum. Sebagai perbandingan, persamaan terkait untuk partikel
dengan massa m adalah E2 = c2p2 + m2c4, sesuai dengan teori relativitas khusus.

di 21.47 Tidak ada komentar: Link ke posting ini


Label: Artikel Fisika

EFEK COMPTON
Pada efek fotolistrik, cahaya dapat dipandang sebagai kuantum energi dengan energi yang diskrit. Kuantum energi
tidak dapat digambarkan sebagai gelombang tetapi lebih mendekati bentuk partikel. Partikel cahaya dalam bentuk
kuantum dikenal dengan sebutan foton. Pandangan cahaya sebagai foton diperkuat lagi melalui gejala yang dikenal
sebagai efek Compton.

Jika seberkas sinar-X ditembakkan ke sebuah elektron bebas yang diam, sinar-X akan mengalami perubahan
panjang gelombang dimana panjang gelombang sinar-X menjadi lebih besar. Gejala ini dikenal
sebagai efek Compton, sesuai dengan nama penemunya, yaitu Arthur Holly Compton.
Sinar-X digambarkan sebagai foton yang bertumbukan dengan elektron (seperti halnya dua bola bilyar yang
bertumbukan). Elektron bebas yang diam menyerap sebagian energi foton sehingga bergerak ke arah membentuk
sudut terhadap arah foton mula-mula. Foton yang menumbuk elektron pun terhambur dengan sudut terhadap arah
semula dan panjang gelombangnya menjadi lebih besar. Perubahan panjang gelombang foton setelah terhambur
dinyatakan sebagai

Dimana m adalah massa diam elektron, c adalah kecepatan cahaya, dan h adalah konstanta Planck.

Arthur Holly Compton

di 21.29 Tidak ada komentar: Link ke posting ini


Label: Artikel Fisika

EFEK ZEEMAN
Spektrum garis atomik teramati saat arus listrik dialirkan melalui gas di dalam sebuah tabung lecutan gas. Garis-
garis tambahan dalam spektrum emisi teramati jika atom-atom tereksitasi diletakkan di dalam medan magnet luar.
Satu garis di dalam spektrum garis emisi terlihat sebagai tiga garis (dengan dua garis tambahan) di dalam spektrum
apabila atom diletakkan di dalam medan magnet. Terpecahnya satu garis menjadi beberapa garis di dalam medan
magnet dikenal sebagai efek Zeeman.
Pemisahan garis spektrum atomik di dalam medan magnet

Efek Zeeman tidak dapat dijelaskan menggunakan model atom Bohr. Dengan demikian, diperlukan
model atom yang lebih lengkap dan lebih umum yang dapat menjelaskan efek Zeeman dan spektrum atom
berelektron banyak.

di 20.12 Tidak ada komentar: Link ke posting ini


Label: Artikel Fisika

ROKET

Roket merupakan wahana luar angkasa, peluru kendali, atau kendaraan


terbang yang mendapatkan dorongan melalui reaksi roket terhadap keluarnya secara cepat bahan fluida dari keluaran
mesin roket. Aksi dari keluaran dalam ruang bakar dan nozle pengembang, mampu membuat gas mengalir dengan
kecepatan hipersonik sehingga menimbulkan dorongan reaktif yang besar untuk roket (sebanding dengan reaksi
balasan sesuai dengan Hukum Pergerakan Newton ke 3). Seringkali definisi roket digunakan untuk merujuk kepada
mesin roket.

Roket , untuk penggunaan militer dan rekreasi bermula pada abad ke-13 masehi. Penggunaan roket secara intensif
untuk militer, industri dan ilmu pengetahuan dimulai pada awal abad ke-20, dimana teknologi peroketan mampu
mengantarkan umat manusia menuju Era ruang angkasa, termasuk mengantarkan manusia menginjakan kakinya ke
bulan.
Roket digunakan untuk kembang api, persenjataan, kursi penyelamat, kendaraan peluncur untuk Satelit buatan,
kendaraan luar angkasa, dan eksplorasi ke planet lain. Walaupun kurang efisien dikecepatan rendah, roket mampu
memberikan akselerasi luar biasa dan mencapai kecepatan sangat tinggi dengan efisiensi yang bisa diterima.

Roket kimia menyimpan sejumlah besar energi dalam bentuk yang mudah dilepaskan dan bisa sangat berbahaya,
tetapi desain, tes, pembuatan dan penggunaan yang berhati hati bsia meminimalkan ersiko.

Ukuran Roket berbeda dari model kecil yang bisa dibeli sebagai kembang api, atau roket hobi, sampai yang
berukuran besar Saturn V yang digunakan untuk program Apollo.

Kebanyakan roket saat ini adalah roket kimia. Mesin roket


ini memerlukan bahan bakar padat atau cair, seperti bahan bakar cair Booster/penguat Pesawat ulang-alik dan mesin
utamanya yang digunakan untuk melepaskan diri dari gravitasi bumi. Reaksi kimia dimuali di ruang bakar dengan
bahan bakar (dengan udara atau oksigen bila di ruang angkasa) dan gas panas yang dihasilkan mengalir dengan
tekanan tinggi keluar melalui saluran yang menuju ke arah belakang roket. Tekanan gas yang menyembur keluar
inilah yang menghasilkan gaya dorong bagi roket sehingga roket dapat bergerak maju atau ke atas.

Terdapat konsep jenis roket lain yang semakin sering digunakan di luar angkasa adalah pendorong ion, yang
menggunakan energi elektromagnet bukan tenaga dari reaksi kimia. Roket termal nuklir juga telah dibangun, tetapi
tidak pernah digunakan.

Penggunaan untuk luar angkasa

Untuk penjelajahan angkasa luar yang tidak terdapat udara maka roket tersebut harus membawa sendiri bahan bakar
dan oksigen untuk menghasilkan daya dorong yang diperlukann.

Penggunaan untuk militer

Dalam istilah militer, Roket merujuk kepada bahan peledak berpendorong tanpa alat pengendali. Roket ini bisa
diluncurkan oleh pesawat penyerang darat (roket udara ke permukaan), ditembakkan dari permukaan(darat/laut)ke
sasaran diudara(darat ke udara), atau bisa ditembakkan dari permukaan(darat/laut) ke sasaran permukaan yang lain.
Ketika era perang Vietnam, terdapat juga roket darat-udara tanpa kendali yang dibuat untuk menyerang pesawat
yang terbang dalam formasi.Peluru kendali serupa dengan roket dengan perbedaan sistem kendali untuk
memperbesar kemungkinan mengenai sasaran.

Sejarah roket
Pada zaman kuno

Ketersediaan bubuk hitam (mesiu) untuk mendorong proyektil adalah pelopor pengembangan pertama dari roket
berbahan bakar padat. Pada abad ke sembilan Ahli kimai Taoisme Cina menemukan bubuk hitam saat sedang
berusaha membuat Obat awet muda (elixir of immortality). Penemuan secara kebetulan ini mengarah ke percobaan
dalam bentuk senjata seperti bom, meriam, panah api pembakar dan panah api pembakar berpendorong roket.
Penemuan mesiu diperkirakan adalah abad eksperimen produk alkimia .

Roket pada masa awal cina.


Tepat ketika penerbangan pertama dari roket terjadi adalah dilombakan.
Ada yang mengatakan bahwa penggunaan roket pertama tercatat dalam pertempuran oleh orang Cina di 1232
melawan Mongol. Ada laporan dari panah api dan 'panci besi' yang bisa didengar ssmpai 5 Liga (25 km, atau 15 mil)
ketika mereka meledak karena benturan, menyebabkan kehancuran sampai radius 600 meter (2.000 kaki),
tampaknya akibat pecahan peluru. Penurunan jumlah pot besi mungkin merupakan jalan bagi yang tentara terkepung
untuk meledakkan penyerang. Panah api entah panah dengan bahan peledak yg melekat, atau anak panah didorong
oleh mesiu, seperti Hwacha Korea.

Informasi yang lebih tidak kontroversial, dicatat bahwa salah satu perangkat yang paling awal menggunakan roket
pembakaran internal adalah tikus-tanah, sebuah jenis kembang api, yang dicatat pada 1264 menakuti Ibu Suri-Kung
Sheng di sebuah pesta yang diadakan untuk menghormatinya oleh putranya sang Kaisar Lizong.

Selanjutnya, salah satu dari teks-teks awal yang menyebutkan penggunaan roket adalahHuolongjing , ditulis oleh
perwira artileri Cina Jiao Yu pada pertengahan abad ke-14. Teks ini juga menyebutkan penggunaan pertama yang
diketahui dari roket multi-tahap, yaitu 'api-naga keluar dari air "(shui huo chu panjang), yang digunakan kebanyakan
oleh Angkatan Laut Cina.

Penyebaran teknologi roket

Teknologi roket pertama kali dikenal ke Eropa menyusul penggunaannya oleh pasukan Mongol pimpinan Genghis
Khan dan Ogadai Khan ketika mereka menaklukkan sebagian dari Rusia, Eropa Timur, dan Eropa Tengah. Para
Mongolia telah memperoleh teknologi dengan menaklukan cina bagian utara dan juga oleh pekerja dari ahli
peroketan Cina sebagai tentara bayaran untuk militer Mongol. Laporan dari Pertempuran Mohi pada tahun 1241
menggambarkan penggunaan roket-seperti senjata oleh bangsa Mongol terhadap Magyar. Rocket teknologi juga
menyebar ke Korea, pada abad ke-15 dengan hwacha beroda yang akan meluncurkan roket Shin Ki Chon.

Selain itu, penyebaran roket ke Eropa juga dipengaruhi oleh Utsmani pada pengepungan Konstantinopel tahun 1453,
meskipun sangat mungkin bahwa Ottoman itu sendiri dipengaruhi oleh invasi Mongol beberapa abad sebelumnya.
Dalam sejarah mereka roket-roket yang dipublikasikan di Internet, NASA, mengatakan "Roket muncul dalam sastra
Arab pada tahun 1258 Masehi, yang menggambarkan penyerbuan Mongol menggunakan roket pada tanggal 15
Februari untuk merebut kota Baghdad.

Antara 1270 dan 1280, Hasan Al-Rammah menulis al-furusiyyah wa al-manasib al-harbiyya (Buku milter
menunggang kuda dan Alat Perang Cerdik ), yang mencakup 107 resep bubuk mesiu, 22 di antaranya adalah untuk
roket. Menurut Ahmad Y Hassan, Resep Al-Rammah lebih gampang meledak daripada roket yg digunakan di Cina
pada saat itu.
Nama Roket berasal dari Italia Rocchetta (yaitu sekering kecil), nama petasan kecil yang diciptakan oleh artificer
Italia Muratori di 1379.

Antara 1529 dan 1556 Conrad Haas menulis sebuah buku di mana ia menggambarkan teknologi roket, yang
melibatkan kombinasi dari kembang api dan teknologi senjata. Naskah ini ditemukan pada tahun 1961, dalam
catatan umum Sibiu (Sibiu catatan umum Varia II 374). Karyanya berurusan dengan teori gerakan roket multi-tahap
, campuran bahan bakar yang berbeda menggunakan bahan bakar cair, dan memperkenalkan fin berbentuk Delta dan
nozzle berbentuk lonceng .

Pada akhir abad ke 18, roket digunakan dalam peperangan di India melawan Inggris, yang mengambil dan
memajukannya lebih lanjut pada abad ke 19. Tokoh utama dalam bidang roket ketika ini adalah William Congreve.
Dari situ, penggunaan roket ketenteraan merebak keseluruh Eropa. Cahaya merah roket memberi inspirasi kepada
lagu kebangsaan US, The Star-Spangled Banner.

Roket ketika itu amat tidak efisien. Roket modern bermula ketikaRobert Goddard meletakkan corong de Laval pada
kamar pembakaran mesin roket, menggandakan daya dorong dan meningkatkan keeffisen, membuka kemungkinan
kepada perjalanan vertikal ke angkasa. Teknik ini kemudiannya digunakan pada roket V-2, dirancang oleh Wernher
Von Braun yang menjadi pemain utama dalam memajukan roket modern. V2 digunakan secara luas oleh Adolf
Hitler dalam fase akhir Perang Dunia II sebagai senjata teror kepada penduduk Inggris, setiap peluncuran yang
berhasil menjulang tinggi ke angkasa menandai awal Zaman Angkasa.
di 19.02 Tidak ada komentar: Link ke posting ini
Label: Artikel Fisika

RADIOAKTIFITAS
Radioaktivitas adalah peristiwa pemancaran sinar-sinar alpha (a), beta (b), gamma (g) yang menyertai proses
peluruhan inti.
Sinar a :
- identik dengan inti atom helium (2He4)
- daya tembusnya kecil tapi daya ionisasinya besar.

Sinar b :
- identik dengan elektron ( e.)
- daya tembus cukup besar tapi daya ionisasinya agak kecil

Sinar g :
- tidak bermuatan (gelombang elektromagnetik).
- daya tembus paling besar tapi daya ionisasinya kecil (interaksi berupa foto listrik, Compton den produksi
pasangan).

Kuat radiasi suatu bahan radioaktif adalah jumlah partikel (a, b, g) yang dipancarkan tiap satuan waktu.

R=lN

R = kuat radiasi satuan Curie


1 Curie (Ci) = 3,7 x 1010 peluruhan per detik.
l = konstanta pelurahan, tergantung pada jenis isotop dan jenis pancaran radioaktif, yang menyatakan kecepatan
peluruhan inti.
N = jumlah atom.

Waktu paruh (T ) adalah waktu yang diperlukan oleh unsur radioaktif berubah menjadi unsur lain.

T = ln 2/l = 0,693/l N = Noe-lt = No()-t/T

Jadi setelah waktu simpan t = T massa unsur mula-mula tinggal separuhnya, N = No ATAU setelah waktu
simpan nT zat radioaktif tinggal ()n
Sinar radioaktif yang melewati suatu materi akan mengalami pelemahan intensitas dengan rumus:

I = Ioe-mx

Io = intensitas mula-mula (joule/s.m2)


m = koefisien serap materi (m-1 atau cm-1)
x = tebal materi/bahan (m atau cm )

Bila I = Io maka x = 0,693/m disebut HVL (lapisan harga paruh) yaitu tebal keping yang menghasilkan
setengah intensitas mula

Jenis detektor radioaktif:

1. Pencacah Geiger(G1M) : untuk menentukan/mencacah banyaknya radiasi sinar radioaktif

2. Kamar Kabut Wilson : untuk mengamati jejak partikel radioaktif

3. Emulsi Film : untuk mengamati jejak, jenis dan mengetahui intensitas partikel radioaktif

4. Pencacah Sintilad : untuk mencacah dan mengetahui intensitas partikel radioaktif.


di 18.42 Tidak ada komentar: Link ke posting ini
Label: Artikel Fisika

Postingan Lama

Anda mungkin juga menyukai