Anda di halaman 1dari 10

Muatan Listrik

Listrik adalah pergerakan elektron. Elektron menciptakan muatan, yang dapat kita manfaatkan untuk
melakukan pekerjaan. Menyalakan bola lampu, menyalakan pemutar musik stereo, menyalakan telepon,
dan lain sebagainya, semuanya memanfaatkan pergerakan elektron untuk melakukan pekerjaan tersebut.
Semuanya beroperasi menggunakan sumber daya dasar yang sama yaitu pergerakan elektron.

 Tegangan adalah perbedaan potensial muatan antara dua titik di dalam suatu medan listrik.
 Arus adalah laju aliran muatan listrik yang melewati suatu titik dalam suatu rangkaian.
 Hambatan adalah kecenderungan material untuk menahan aliran muatan (arus).

Perbandingan Arus dan Tegangan

Parameter Arus Tegangan

Symbol I V
Tegangan disebut juga gaya
Arus adalah laju aliran muatan gerak listrik, adalah perbedaan
listrik yang melewati suatu titik potensial muatan antara dua
Definisi dalam suatu rangkaian dengan titik di dalam suatu medan
kata lain arus adalah laju aliran listrik. Dengan kata lain,
muatan listrik tegangan adalah "energi per
satuan muatan"
Satuan A atau Amp atau Ampere V atau Volt atau Voltage

Arus adalah efeknya (tegangan


Tegangan adalah penyebab
menjadi penyebabnya) dan arus
Hubungan dan arus adalah efeknya dan
tidak dapat mengalir tanpa
tegangan bisa ada tanpa arus
tegangan

Alat Ukur Ammeter Voltmeter

Satuan SI 1 A = 1 Coulomb/Detik 1 V = 1 Joule/Coulomb

Medan yang dibuat Medan magnet Medan elektrostatis

Arus yang mengalir sama pada Tegangan akan didistribusikan


Rangkaian Seri semua komponen yang ke masing-masing komponen
dihubungkan secara seri yang terhubung secara seri
Tegangan listrik yang mengalir
Arus akan didistribusikan
sama pada semua komponen
Rangkaian Parallel masing-masing komponen yang
yang dihubungkan secara
terhubung secara parallel
paralel

Tegangan Listrik
adalah jumlah energi potensial antara dua titik pada suatu rangkaian. Satu titik memiliki muatan lebih dari
titik lainnya. Perbedaan muatan antara dua titik ini disebut tegangan. Ini diukur dalam volt, yang secara
teknis adalah perbedaan energi potensial antara dua titik yang akan memberikan satu joule energi per
coulomb muatan yang melewatinya (jangan panik jika ini tidak masuk akal, lanjutkan pembahasan)

Satuan "volt" diambil dari nama fisikawan Italia bernama Alessandro Volta yang menemukan apa yang
dianggap sebagai baterai kimia pertama. Tegangan direpresentasikan dalam persamaan dan skema
dengan simbol huruf "V".

Saat menjelaskan tegangan dan arus, analogi yang umum dan sering digunakan adalah tangki air. Dalam
analogi ini, muatan diwakili oleh jumlah air, tegangan diwakili oleh tekanan air, dan arus diwakili oleh
aliran air.

 Air = Muatan
 Tekanan = Tegangan
 Aliran = Arus

Pertimbangkan tangki air pada ketinggian tertentu di atas permukaan tanah. Di bagian bawah tangki ini
terdapat selang.

Tekanan di ujung selang dapat mewakili tegangan. Air di tangki mewakili muatan. Semakin banyak air di
dalam tangki, semakin tinggi muatan, semakin banyak tekanan yang diukur di ujung selang.

Anggaplah tangki ini sebagai baterai, tempat menyimpan sejumlah energi dan kemudian melepaskannya.
Jika tangki dikuras dalam jumlah tertentu, tekanan yang dibuat di ujung selang akan turun. Kita dapat
menganggap ini sebagai penurunan tegangan, seperti ketika senter menjadi redup saat baterai habis.
Ada juga penurunan jumlah air yang akan mengalir melalui selang. Lebih sedikit tekanan berarti lebih
sedikit air yang mengalir, yang membawa kita ke arus.

Arus Listrik
Anggaplah jumlah air yang mengalir melalui selang dari tangki sebagai arus. Semakin tinggi tekanannya,
semakin tinggi alirannya, begitu pula sebaliknya. Dengan aliran air ini, akan diukur volume air yang
mengalir melalui selang selama periode waktu tertentu. Sedangkan pada listrik, mengukur jumlah muatan
yang mengalir melalui sirkuit selama periode waktu tertentu. Arus diukur dalam satuan Ampere (biasanya
hanya disebut sebagai "Amp"). Ampere didefinisikan sebagai 6,241 x 1018 elektron (1 Coulomb) per detik
yang melewati suatu titik dalam rangkaian. Ampere direpresentasikan dalam persamaan dan skema
dengan simbol huruf "I".

Perhatikan gambar dibawah. Sekarang kita memiliki dua tangki, masing-masing dengan selang yang
berada di bawah. Setiap tangki memiliki jumlah air yang sama persis, tetapi selang di satu tangki lebih
sempit daripada selang di tangki lainnya.

Jika mengukur jumlah tekanan yang sama di ujung salah satu selang, saat air mulai mengalir, laju aliran
air di tangki dengan selang yang lebih sempit akan lebih kecil dari laju aliran air di tangki dengan selang
yang lebih lebar. Dalam istilah kelistrikan, arus yang melalui selang yang lebih sempit lebih kecil daripada
arus yang melalui selang yang lebih lebar. Jika ingin alirannya sama yang melalui kedua selang, maka
harus menambah jumlah air di tangki dengan selang yang lebih sempit.

Ini meningkatkan tekanan (voltase) di ujung selang yang lebih sempit, mendorong lebih banyak air keluar
melalui tangki. Hal ini dianalogikan dengan peningkatan tegangan yang menyebabkan peningkatan arus.
Sekarang kita mulai melihat hubungan antara tegangan dan arus. Tetapi ada faktor ketiga yang harus
dipertimbangkan di sini yaitu lebar selang atau diameter selang. Dalam analogi ini, lebar selang adalah
tahanan (resistansi). Namun dalam artikel ini belum dibahas tentang Resistansi.

Hubungan Antara Tegangan dan Arus

Dari pembahasan diatas sebenarnya sudah bisa diambil kesimpulan hubungan antara Arus dan
Tegangan, namun mari dipertegas kembali. Arus dan tegangan adalah dua besaran fundamental dalam
listrik. Tegangan adalah penyebab dan arus adalah akibatnya.

Tegangan antara dua titik sama dengan beda potensial listrik antara titik-titik tersebut. Ini sebenarnya
adalah gaya gerak listrik (GGL), yang bertanggung jawab atas pergerakan elektron (arus listrik) melalui
suatu rangkaian. Aliran elektron yang dipaksa bergerak oleh tegangan adalah arus. Tegangan mewakili
potensi setiap Coulomb muatan listrik untuk bekerja.

Sumber Arus Listrik

Agar arus terus mengalir dalam rangkaian harus ada alat yang dapat mempertahankan beda potensial
yang disebut sumber gaya gerak listrik. Sumber gaya gerak listrik adalah suatu alat yang dapat
mengubah energi kimia, gerak atau energi bentuk lain ke bentuk energi listrik yang diperlukan untuk
mempertahankan muatan listrik terus mengalir secara kontinyu. Jadi GGL merupakan beda potensial dan
GGL dapat menyebabkan arus mengalir, sehingga sumber GGL dapat juga dikatakan sumber beda
potensial atau sumber arus listrik.

Sumber arus listrik adalah benda-benda yang dapat menghasilkan arus listrik, contohnya baterai,
akumulator, elemen Volta, elemen Daniell, dan elemen Weston. Mobil-mobilan dapat bergerak karena
memperoleh energi listrik dari baterai, lampu senter dapat digunakan setelah dipasang baterai ke
dalamnya.

Berdasarkan arus yang dihasilkan sumber arus dibedakan menjadi :

1.  Sumber arus AC (Alternating Curent ) adalah sumber arus listrik yang menghasilkan arus bolak-balik.
Misalnya : Generator, dinamo sepeda.

2. Sumber arus DC (Direct Curent ) adalah sumber arus listrik yang menghasilkan arus searah.
Misalnya : Baterai.
Energi Listrik

Dalam kehidupan sehari-hari, energi listrik dapat diubah menjadi energi kalor, energi cahaya, dan energi
gerak. Nah, agar kamu lebih memahami bagaimana perubahan bentuk energi listrik dan alat-alat yang
memanfaatkan energi listrik.

1. Perubahan Energi Listrik Menjadi Energi Kalor

Perubahan energi listrik menjadi energi kalor dapat diamati pada alat-alat seperti setrika listrik, kompor
listrik, solder, dan teko listrik.

Alat-alat tersebut dapat menghasilkan kalor karena memiliki elemen pemanas. Elemen pemanas
merupakan sejenis hambatan listrik. Ketika

elemen pemanas dialiri arus listrik selama waktu tertentu, maka sebagian arus listrik ini akan berubah
menjadi energi kalor. Adanya energi kalor menyebabkan benda-benda yang berhubungan dengan
konduktor elemen pemanas, seperti pakaian pada setrika listrik, bahan makanan pada kompor listrik,
timah pada solder, dan air pada teko listrik, akan mengalami kenaikan suhu.

Elemen pemanas biasanya terbuat dari kawat nikrom yang dililitkan pada lempeng isolator tahan panas,
seperti asbes mika. Seluruh bagian lilitan ini ditutupi lagi dengan bahan isolator yang tahan panas, seperti
keramik. Alat-alat listrik tersebut aman untuk disentuh karena bagian elemen pemanas telah disekat
dengan isolator tahan panas. Besarnya kalor yang dihasilkan elemen pemanas tergantung pada panjang
kawat, luas penampang kawat, dan jenis kawat.

2. Perubahan Energi Listrik Menjadi Energi Cahaya

Alat yang dapat mengubah energi listrik menjadi energi cahaya adalah lampu. Saat ini ada dua jenis
lampu yang banyak digunakan, yaitu lampu pijar dan lampu neon atau lampu tabung.

Lampu pijar terbuat dari bahan filamen yang digulung menyerupai spiral. Filamen ini dipasang dalam bola
kaca yang berisi gas nitrogen dan argon. Perhatikan bagian-bagian lampu pijar pada Gambar di bawah
ini.
Filamen pada lampu pijar terbuat dari kawat tungsten yang sangat tipis dan digulung menjadi spiral
rangkap. Ketika dialiri arus listrik, filamen lampu ini berpijar sampai berwarna putih sehingga lampu
memancarkan cahaya. Selain memancarkan cahaya, sebagian energi listrik yang mengalir melalui
filamen lampu ini diubah menjadi kalor. Hal ini menyebabkan lampu pijar terasa panas saat kamu sentuh.

Tungsten dipilih sebagai filamen karena bahan ini tahan panas, titik leburnya mencapai  3.400° C,
sehingga tungsten dapat berpijar tanpa melebur. Oleh karena filamen lampu mudah terbakar di udara,
maka di dalam bola kaca lampu pijar diisi gas argon dan gas nitrogen. Gas ini tidak bereaksi dengan
logam panas sehingga filamen tidak terbakar.

Lampu TL (tube luminescent) memiliki cara kerja yang berbeda dengan lampu pijar. Di dalam lampu TL
tidak terdapat filamen, seperti pada lampu pijar. Lampu TL terdiri atas tabung kaca yang hampir hampa
udara dan berisi uap raksa. Di ujungujung lampu TL terdapat elektroda yang diberi beda potensial yang
cukup tinggi. Perbedaan beda potensial ini menghasilkan loncatan bunga api listrik di antara kedua
elektroda sehingga gas yang ada di dalam lampu TL memancarkan cahaya. Cahaya tersebut mengenai
lapisan fosfor yang ada dalam tabung lampu TL sehingga lapisan fosfor memendar dan lampu terlihat
mengeluarkan cahaya.

Lampu TL merupakan lampu yang hemat energi. Karena lampu TL dapat mengubah 60% energi listrik
menjadi energi cahaya dan 40% lainnya menjadi energi kalor. Hal ini berbeda dengan lampu pijar yang
hanya mengubah 10% energi listrik menjadi energi cahaya.

3. Perubahan Energi Listrik Menjadi Energi Gerak

Alat-alat yang mengubah energi listrik menjadi energi gerak, di antaranya kipas angin, bor listrik, gergaji
listrik, dan mesin jahit listrik. Bagaimana alat-alat tersebut dapat mengubah energi listrik menjadi energi
gerak? Alat-alat tersebut dapat mengubah energi listrik menjadi energi gerak dengan bantuan motor
listrik. Perubahan energi listrik menjadi energi gerak pada motor listrik dimulai dengan perubahan energi
listrik menjadi induksi magnet. Induksi magnet inilah yang menyebabkan poros atau as pada alat-alat
listrik bergerak.

Tegangan Listrik DC

DC (Direct-Current) berarti arus searah. Maksudnya adalah arus listrik yang mengalir pada suatu
hantaran yang tegangannya berpotential tetap, tidak berubah-ubah.

Listrik DC adalah listrik yang “original”, artinya listrik dasar yang dapat dihasilkan dari sumber-sumber
susunan material alam. Muatan-muatan listrik yang terjadi akibat adanya gesekan pada dua jenis material
adalah muatan listrik yang berbentuk DC.
Berkumpulnya muatan listrik yang terjadi di awan hingga mencapai jutaan volt dan kemudian menjadi
sambaran petir adalah muatan listrik yang berbentuk DC juga. Dan setiap baterai yang disusun dari
beberapa bahan kimiawi tertentu selalu menghasilkan listrik dalam bentuk DC, tidak ada baterai yang
menghasilkan tegangan listrik AC secara langsung.

Begitu pun beberapa jenis hewan yang mampu mengeluarkan tegangan listrik dari tubuhnya, adalah
tegangan listrik DC. DC ada di mana-mana. Pada DC tidak dikenal istilah frekwensi. Tegangan DC
selamanya tetap, jika tegangan itu berpotential positif maka seterusnya positif dan jika tegangan itu
berpotential negatif maka seterusnya negatif tanpa ada perubahan-perubahan yang bersifat periodik.
Gambaran kurvanya adalah lurus sebagaimana digambarkan berikut ini :

Potential DC bisa positif ataupun negatif terhadap nol Volt, sebagaimana tampak pada kedua gambar di
atas. Jika pada dua elektroda yang satunya terdapat potential positif dan satunya lagi berpotential negatif
(bukan nol Volt) maka besar tegangan di antara kedua elektroda itu adalah hasil penjumlahan keduanya.
Contoh kurvanya diperlihatkan pada gambar (3) di atas.

Pada gambar (3) terlihat bahwa antara titik +3V dan titik nol Volt terdapat tegangan DC sebesar 3V, dan
antara titik nol Volt dan titik -3V terdapat tegangan DC sebesar 3V juga, maka antara titik +3V dan titik -
3V terdapat tegangan DC sebesar 6V.

Penggunaan Listrik DC

Pada system DC dikenal polaritas + (positif) atau - (negatif) yang dalam penerapannya tidak boleh
terbalik-balik. DC banyak digunakan untuk sumber tenaga (power-supply) berdaya kecil, seperti
perangkat-perangkat elektronik portabel, Hand-phone, starter motor DC pada kendaraan, dan lain-lain.
Sangat jarang penggunaan DC untuk kelistrikan rumah tangga karena faktor kesulitan transfer daya yang
lebih besar dibanding system AC.

System DC adalah system tegangan rendah, dan tidak bisa dinaikkan tegangannya secara langsung
dengan trafo, sehingga untuk transfer daya yang besar diperlukan kabel-kabel hantaran yang besar pula
karena arusnyapun besar.Ini tidak efisien. Kalaupun DC digunakan untuk kelistrikan rumah tangga, maka
ia merupakan system kelistrikan dengan penghasil energi listrik sendiri (dari solar-cell atau generator
listrik tenaga angin) dan merupakan system kelistrikan energi terbatas.

Sumber Listrik DC

DC adalah listrik alami. Sebagaimana telah disinggung di atas bahwa muatan-muatan listrik
pada petir ataupun pada binatang-binatang laut yang menghasilkan sengat listrik adalah
berbentuk DC. Manusia pun berusaha untuk mengambil manfaat atas keberadaan listrik DC
dengan membuat peralatan yang bisa menghasilkan listrik DC. Sumber-sumber kelistrikan DC
yang telah dibuat dan banyak digunakan manusia adalah :
Accu (aki) dan segala jenis baterai

Generator DC (dynamo) atau unit alternator(*) pada kendaraan mobil

Solar-cell

Generator listrik tenaga angin system DC

DC Adaptor

Tegangan Listrik AC

AC (Alternating-Current) berarti arus bolak-balik. Maksudnya adalah arus listrik yang mengalir pada suatu
hantaran yang tegangannya berubah-ubah potential, yaitu + (positif) dan - (negatif) bergantian secara
kontinu. Pada AC dikenal istilah frekwensi (frequency) yaitu intensitas gelombang listrik yang terjadi pada
suatu pewaktuan, dinyatakan dengan f, satuannya : Hertz (Hz).

Setiap satu putaran gelombang (periode) adalah satu kali pergantian dari tegangan + (positif) ke
tegangan - (negatif). Jika satu putaran gelombang (satu periode) ini terjadi dalam waktu satu detik, maka
inilah yang disebut dengan 1 Hertz.

Pada gambar tampak bahwa awalnya tegangan dari nol menaik ke potential positif hingga mencapai +3V,
lalu turun hingga mencapai nol lagi kemudian terus ke arah potential negatif hingga mencapai -3V, lalu
menaik kembali hingga ke angka nol Volt lagi. Kejadian seperti ini disebut satu periode gelombang, waktu
berlangsungnya adalah t (time) dengan satuan detik (second). Jadi, 1 Hz adalah satu periode gelombang
selama satu detik. Jika dalam waktu satu detik terjadi 60 periode, maka dikatakan sebagai 60Hz, dan
seterusnya.

Penggunaan Listrik AC

Sebagai sumber tenaga (power-supply)

Tegangan AC digunakan untuk keperluan sumber tenaga (power-supply) pada kelistrikan rumah tangga
dan kelistrikan industri untuk menjalankan perangkat-perangkat elektronik atau menjalankan mesin-mesin
industri yang menggunakan energi listrik.

Dalam system AC tidak dikenal polaritas + (plus/positif) dan - (minus/negatif), sehingga dalam
penggunaannya tetap normal meskipun pengambilan sambungan kepada dua elektroda terbalik-balik,
hanya saja pada instalasi AC tetap kritis dibedakan antara jalur “live”, “neutral”, atau “ground” (aarde).
Tegangan AC untuk keperluan sumber tenaga umumnya ditetapkan pada frekwensi 50-60Hz dengan
besar tegangan 110-220V untuk kelistrikan rumah tangga dan 220-380V (atau 440V) untuk keperluan
kelistrikan industri.

Transfer tegangan dari pembangkit listrik dan gardu-gardu induk ke rumah-rumah pemakai listrik di
perkotaan yang jauh, dimungkinkan dengan system AC.
Pada system AC transfer daya bisa dilakukan dengan meninggikan tegangannya dan mengecilkan
arusnya dengan transformator (trafo), sehingga pada proses transfer ini tidak diperlukan kabel hantaran
yang terlampau besar (kabel hantaran yang besar diperlukan untuk arus yang besar, bukan untuk
tegangan yang besar). Gardu-gardu lanjutan kemudian menurunkan kembali tegangannya sesuai yang
diperlukan untuk kemudian disupply ke rumah-rumah atau ke pabrik-pabrik pemakai energi listrik.
Penaikan dan penurunan tegangan secara langsung dengan menggunakan trafo hanya bisa dilakukan
pada system AC. Secara teoritis, menaikkan tegangan tidaklah menaikkan daya (dayanya tetap), sebab
ketika tegangan listrik dinaikkan dengan trafo, konsekwensinya adalah mengecilnya arus listrik. Dayanya
adalah tetap, sebab daya adalah perkalian tegangan dengan arus.

Sebagai media pembawa sinyal atau data informasi pada system komunikasi

Gelombang listrik AC dengan frekwensi yang tinggi bersifat bisa merambat di udara dalam bentuk
gelombang elektro-magnetik. System radio komunikasi, radio broadcast, pemancaran siaran televisi
hingga wireless-internet adalah memanfaatkan sifat gelombang AC berfrekwensi tinggi ini.
Gelombang AC frekwensi tinggi dimodulasi oleh sinyal-sinyal yang mengandung informasi suara,
gambar, atau kode-kode digital dan dipancarkan ke udara sebagai gelombang elektro-magnetik melalui
antenna. Sementara di tempat lain antenna menangkap gelombang ini dan menterjemahkannya sehingga
didapatkan informasi yang utuh.

Frekwensi tinggi yang digunakan untuk keperluan ini sangat bervariasi, misalnya frekwensi 130-160kHz
banyak digunakan untuk keperluan komunikasi wilayah pantai/kelautan, frekwensi 560-1600kHz
digunakan untuk AM broadcast, frekwensi 26-28MHz untuk kominikasi CB (City Band), 88-108Mhz untuk
FM broadcast, 200-600MHz untuk pemancaran televisi, dan lain-lain.

Sumber AC

Gelombang listrik AC dihasilkan oleh generator AC, baik bersifat mekanis ataupun elektris. AC untuk
kelistrikan tenaga (power-supply) dihasilkan oleh generator pembangkit tenaga listrik yang besar. AC
frekwensi tinggi dihasilkan oleh rangkaian generator elektris yang disebut oscillator.
Ada banyak macam-macam sumber AC, di antaranya adalah :

- Listrik PLN

- Listrik dari genset

- Spoel generator sepeda motor

- HF oscillator

- Inverter tegangan dari DC ke AC


Rangkaian Listrik (R, C, L)  Persamaan Differential dan Integral

1. Rangkaian Seri

a. Sumber DC

b. Sumber AC

2. Rangkaian Parallel

a. Sumber DC

b. Sumber AC

3. Rangkaian Campuran

a. Sumber DC

b. Sumber AC

Anda mungkin juga menyukai