Anda di halaman 1dari 24

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Judul Percobaan

Judul pada percobaan ini adalah “Pengukuran Dasar Listrik”

1.2 Latar Belakang

Aliran muatan listrik antara dua titik menimbulkan gejala kelistrikan

dimana semua alat-alat listrik yang digunakan tersusun atas komponen-komponen

listrik yang membentuk jalur tertutup yangdisebut rangkaian. Dimana rangkaian

listrik ini dapat dibentuk secara seri dan paralel (Anjarsari, 2014). Aliran muatan

negatif (elektron-elektron) dari kutub negatif ke kutub positif disebut arus listrik.

Terjadinya arus listrik karena perpindahan elektron (negatif) ke daerah yang

kekurangan elektron (positif). Arus listrik memberikan energi pada alat

elektronika dengan mengalirkan arusnya melalui rangkain listrik. Pada saat

elektron berpindah ke lintasan yang kekurangan elektron melalui rangkaian maka,

energi potensial listrik di pindahkan dari sumber listrik (seperti Baterai) ke alat

elektronika dan dikonversikan ke dalam bentuk energi lain, seperti energi gerak
pada blender dan energi cahaya pada lampu. Untuk mengukur kuat arus listrik

dalam suatu penghantar dapat dilakukan dengan menggunakan amperemeter.

Cara pengukurannya yaitu dengan menghubungakan alat ukur arus listrik secara

seri dengan sumber tegangan listrik (Barry, 2006)

Ada dua alat yang digunakan untuk mengukur listrik, yaitu gaya lorentz

dapat menggerakkan jarum amperemeter yang ditimbulkan oleh arus yang

mengalir pada kumparan yang diselimuti medan magnet karena amperemeter

bekerja sesuai dengan gaya lorentz. Semakin besar arus yang mengalir maka

semakin besar pula simpangannya (Bishop, 2002). Kemudian Voltmeter

umumnya alat yang digunakan untuk mengukur besar tegangan listrik dalam suatu

1
2

rangkaian listrik. Dalam rangkaian listrik voltmeter tersusun secara paralel.

Contoh salah satu inovasi yang dilakukan pada voltmeter adalah penggunaan

voltmeter pelafal hasil ukur. Voltmeter pelafal hasil ukur ini dilengkapi dengan

keluaran suara untuk memberitahukan tegangan yang terukur ketika probe

dihubungkan pada rangkaian yang akan diukur (Wulandari, 2016 ).

Berdasarkan uraian diatas maka dilakukan percobaan pengukuran dasar

listrik dengan tujuan yaitu mahasiswa diharapkan terampil didalam menggunakan

voltmeter dan amperemeter. Selain itu mahasiswa juga diharapkan mampu

mencari hubungan antara arus dan teganga. Selanjutnya mahasiswa diharapkan

mampu mengetahui pengaruh hambatan terhadap tegangan yang dihasilkan. Dan

tujuan yang terakhir yaitu mampu membedakan arus AC dan arus DC.

1.3 Rumusan Masalah

1. Bagaimana cara menggunakan voltmeter dan amperemeter?

2. Bagaimana hubungan antara arus dan tegangan?

3. Bagaimana pengaruh hambatan terhadap tegangan yang dihasilkan?

4. Bagaimana perbedaan arus AC dan arus DC?

1.4 Tujuan Percobaan

1. Untuk mengetahui cara menggunakan voltmeter dan amperemeter.

2. Untuk mengetahui hubungan antara Arus dengan Tegangan.

3. Untuk mengetahui pengaruh hambatan terhadap tegangan yang

dihasilkan.

4. Untuk mengetahu perbedaan arus AC dan arus DC


BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Arus Listrik

Arus listrik AC (Alternating Current) merupakan listrik yang besarnya dan

arah arusnya selalu berubah-ubah dan bolak-balik. Arus listrik AC akan

membentuk suatu gelombang yang dinamakan dengan gelombang sinus atau lebih

lengkapnya sinusoida. Di Indonesia sendiri listrik bolak-balik (AC) dipelihara dan

berada dibawah naungan PLN. Contoh Pemanfaatan listrik AC sebenarnya

sangatlah banyak. Untuk mempermudah sebenarnya kita dapat melihat barang-

barang yang ada dirumah kita, perhatikanlah bahwa semua barang yang

menggunakan listrik PLN berarti telah memanfaatkan listrik AC. Kelebihan dan

kekurangan arus AC yaitu, Kelebihan arus AC adalah dapat dirubah jumlah skala

tegangannya, baik itu dinaikkan dan diturunkan. Sedangkan kelemahannya adalah

AC tidak dapat dibawa, hal ini karena arus AC tidak bisa ditempatkan pada suatu

wadah seperti baterai dan lainnya (Yanti, 2016).

DC (Direct Current) merupakan arus searah, yang arus listriknya mengalir


pada suatu hantaran yang tegangannya berpotensial tetap atau tidak berubah-ubah.

Arus listrik yang mengalir secara konstan atau tetap yang setiap terminal memiliki

polaritas sama. Arus DC mengalir dari suatu titik yang energi potensialnya tinggi

menuju ke titik lain yang energi potensialnya lebih rendah. Arus searah biasanya

banyak digunakan pada rangkaian elektronika dengan tegangan rendah. Listrik

DC adalah listrik yang “original”, artinya listrik dasar yang dapat dihasilkan dari

sumber-sumber susunan material alam contohnya sumber arus. (Yanti, 2016).

DC adalah Solar Cell (pembangkit listrik tenaga surya), Baterai, aki

(Accu) dan sebagainya. Kelebihan dan kekurangan arus DC yaitu, arus DC dapat

dibawa kemana saja. Sedangkan kekurangannya arus DC adalah adanya

3
4

keterbatasan pasokan listrik, maka dari itu perlu melakukan isi ulang/cas

(Yanti, 2016).

Pergerakan muatan atau arus di dalam konduktor dapat diibaratkan air

yang mengalir di dalam pipa. Agar air mengalir dengan deras maka air harus

digerakkan dari potensial tinggi ke potensial rendah. Begitupun arus listrik, agar

arus bergerak dengan cepat, diantara kedua kutub harus diberi beda potensial yang

tinggi. Beda potensial yang menyebabkan arus mengalir biasa disebut dengan

tegangan listrik. Tegangan listrik juga dapat didefinisikan sebagai ukuran untuk

kerja yang dibutuhkan untuk memindahkan muauutan melalui elemen. Satuan

tagangan adalah volt, dan 1 volt sama dengan 1 J/s. Tegangan disimbolkan dengan

V (Owen, 2002).

2.2 Macam-Macam Listrik

Suatu kumpulan muatan listrik dalam jumlah tertentu yang tidak mengalir

atau tetap disebut listrik statis, dimana jika terjadi pengosongan muatan akan

memakan waktu yang cukup singkat. Definisi listrik statis yang lainnya yaitu

suatu fenomena kelistrikan yang dimana muatan listriknya tidak bergerak dan

biasanya terdapat pada benda yang bermuatan listrik. Dapat dikatakan juga listrik

statis timbul karena adanya fenomena dimana benda-benda yang memiliki aliran

listrik saling berpautan tanpa adanya sumber daya listrik atau dengan kata lain

benda tersebut dapat menghasilkan proton maupun elektron tanpa menggunakan

elemen pembangkit energi listrik. Listrik statis dapat ditimbulkan oleh dua benda

yang memiliki muatan listrik berbeda. Petir salah satu contoh dari fenomena

listrik statis (Sugiri, 2004).

Ada tiga cara yang bisa dilakukan untuk memberi muatan pada listrik

statis, yaitu penggosokan, konduksi dan induksi. Pada penggososkan setiap

bendanya mempunyai dua muatan, yaitu muatan positif dan negatif dengan
5

jumlah yang sama. Jika benda tersebut digosokkan, maka akan terjadi perubahan

muatan. Saat sisir plastik digosokkan pada rambut, muatan negatif yang terdapat

pada sisir plastik akan bertambah. Ketika sisir plastik didekatkan pada kertas

maka akan terjadi gaya listrik (tarik-menarik), kenapa begitu karena muatan

negatif pada kertas menjauhi sisir sehingga sisi kertas yang dekat sisir menjadi

lebih positif, akibatnya kertas akan tertarik oleh sisir plastik. Kemudian konduksi,

dimana konduksi adalah mendekatkan benda yang tidak bermuatan listrik. Dengan

begitu, benda yang tadinya tidak memiliki muatan listrik akan memiliki muatan

listrik. Terakhir induksi yaitu memisahkan muatan listrik di dalam suatu

penghantar. Caranya dengan mendekatkanmendekatkan benda yang bermuatan ke

benda yang yang netral (Cooper, 1994).

Listrik Dinamis adalah listrik yang dapat bergerak atau mengalir dalam

rangkaian listrik. Arus listriknya merupakan aliran muatan listrik yang umumnya

melewati kawat penghantar tiap satuan waktu. Arah dari arus listrik searah dengan

arah gerak muatan positif dan banyaknya muatan listrik yang mengalir melalui

penghantar setiap satuan waktu. Contoh listrik dinamis yang digunakan setiap hari

adalah baterei dan lampu (Sugiri, 2004).

2.3 Rangkaian Listrik

Rangkaian listrik merupakan suatu hubungan sumber listrik dengan alat-

alat listrik lainnya yang mempunyai fungsi-fungsi tertentu. Contoh alat-alat listrik

yang sering digunakan dalam rangkaian listrik sederhana adalah saklar dan lampu.

Saklar adalah alat listrik yang berfungsi menghubungkan dan memutuskan arus

listrik. Berdasarkan susunan hubungan alat-alat listrik maka rangkaian listrik

tersusun dengan tiga cara, yaitu rangkaian seri, rangkaian paralel dan rangkaian

campuran (Serway, 2014).


6

Rangkaian seri terbentuk jika dua buah bola lampu atau lebih dihubungkan

secara berderet. Demikian pula dengan sumber tegangan juga dihubungkan secara

berderet. Pada rangkaian seri apabila salah satu lampu diputuskan (mati) maka

lampu yang lain juga juga akan mati. Keuntungan rangkaian seri adalah hemat

kabel, dan rangkaiannya sederhana sehingga membuatnya pun mudah.

Kerugiannya pada saat satu lampu mati, yang lain juga mati. Begitu juga pada

nyala lampunya, tidak terang (redup) (Owen, 2002).

Rangkaian paralel terbentuk jika dua buah bola lampu atau lebih

dihubungkan secara berjajar. Kutub lampu sejenis dihubungkan ke kutub baterai

yang sama. Pada rangkaian paralel jika salah satu lampu diputuskan (mati), lampu

yang lainya tetap menyala. Hal ini terjadi karena lampu yang lain masih terhubung

dengan sumber arus listrik. Rangkaian paralel adalah 1/R+1/R+1/R. Keuntungan

dari rangkaian paralelnadalah arus yang dialirkan kepada setiap hambatan atau

lampu merata dan jika salah satu mati maka yang lainnya akan tetap menyala.

Sedangkan kekurangannya yaitu memerlukan banyak banyak kabel untuk

merankainya (Barry, 2006).

Rangkaian Kombinasi yaitu rangkaian yang terdiri dari rangkaian paralel

dan rangkaian seri. Hambatan yang dirangkai campuran pada prinsipnya dapat

diselesaikan dengan cara menentukan hambatan totalnya secara seri dan secara

paralel sesuai dengan bentuk rangkaiannya. Kemudian rangkaian kombinasi

memiliki nilai keluaran (output) tergantung pada nilai masukan (input). Nilai

keluaran rangkaian kombinasi disuatu waktu hanya ditentukan oleh nilai dari

masukannya diwaktu tersebut karena rangkaian kombinasi tidak memiliki sifat

memori. (Giancolli, 2001).


7

2.4 Integrasi Ayat

Ayat yang berkaitan dengan percobaan ini adalah Q.S Ar-Rum ayat 24

yang berbunyi.

َ ْ‫ق خَ وْ فًا َّوطَ َمعًا َّويُنَ ِّز ُل ِمنَ ال َّس َم ۤا ِء َم ۤا ًء فَيُحْ ٖي بِ ِه ااْل َر‬
‫ض بَ ْع َد‬ َ ْ‫َو ِم ْن ٰا ٰيتِ ٖه ي ُِر ْي ُك ُم ْالبَر‬
َ ِ‫َموْ تِهَ ۗا اِ َّن فِ ْي ٰذل‬
ٍ ‫ك اَل ٰ ٰي‬
َ‫ت لِّقَوْ ٍم ي َّ ْعقِلُوْ ن‬
Terjemahnya:
“Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya, Dia memperlihatkan
kepadamu kilat untuk (menimbulkan) ketakutan dan harapan, dan Dia
menurunkan hujan dari langit ...” (QS. Ar-Rum: 24)
Menurut Prof. Quraish Shihab dalam bukunya Tafsir al-Misbah (Vol. 10),

diantara buktu-buktinya, dia memperlihatkan kilat kepada kalian dari sela-sela

awan, agar kalian merasa takut dari petir dan bersama dengan itu kalian

mengharapkan hujan turun dari langit untuk menghidupkan bumi setelah

mengalami kegersangan tandus. Sesungguhnya didalam hal itu terdapat bukti-

bukti bagi kaum yang merenungi segala sesuatu sehingga memahaminya dengan

benar. Pada kata ‫ آلبرق‬artinya “kilat”, berarti cahaya yang berkelebat dengan cepat

di langit. Ayat ini berbicara tentang sebagian dari apa yang dapat dilihat di

angkasa. Yakni, potensi listrik pada awan yaitu “kilat”. Kilat sebagai tanda akan
adanya petir dan turunnya hujan yang merupakan salah satu tanda kekuasaan

Allah SWT. Hal ini diperkuat oleh Benyamin Franklin yang menemukan

penangkal petir.
BAB III
METODE PERCOBAAN

3.1 Waktu dan Tempat

Waktu dan tempat dilakukanya percobaan ini adalah sebagai berikut:

Hari/tanggal : Jumat/ 19 November 2021

Pukul :13.00-14.00 WITA

Tempat : Laboratorium Fisika Fakultas Sains dan Teknologi

Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar.

3.2 Alat dan Bahan

Adapun alat dan bahan yang digunakan pada percobaan ini adalah sebagai

berikut:

1. Power Supply 10 A 12 V AC/DC (1 buah)

Berfungsi untuk mengubah tegangan listrik AC menjadi tegangan listrik

DC.

2. Basicmeter DC (2 buah)

Berfungsi untuk mengukur tegangan listrik maupun kuat arus listrik.

3. Hambatan geser (rheostat) 100 ohm (1 buah)

Berfungsi untuk mengendalikan arus yang mengalir dan merubah resistensi

dalam suatu rangkaian..

4. Resistor batu yang berbeda hambatannya (1 buah)

Berfungsi untuk menghambat dan mengatur arus listrik dalam suatu

rangkaian.

5. Saklar terpasang (switches mounted) (1 buah)

Berfungsi untuk memutuskan jaringan listrik atau menghubungkannya

6. Kawat penghubung ganda merah hitam (Secukupnya)

Berfungsi untuk menghubungkan arus listrik.

8
9

3.3 Prosedur Kerja

Prosedur kerja pada percobaan ini adalah sebagai berikut:

1. Membuat rangkaian listrik yang terdiri dari sumber tegangan, saklar,

rheostat, amperemeter, voltmeter dan resistor.

2. Menutup saklar dan mengamati penunjukkan jarum pada amperemeer dan

voltmeter.

3. Jika kedua alat sudah berfungsi dengan baik maka mulai mengambil data

dari kuat arus yang kecil ke yang lebih besar sebanyak 6 kali dengan

menggeser rhesotat (hambatan geser).

4. Mengulangi percobaan dengan memindahkan amperemeter setelah

hambatan (resistor).

5. Mencatat semua hasil pengamatan pada tabel yang telah tersedia.

6. Membuat kesimpulan tentang hubungan antara tegangan dengan arus.

7. Melukiska grafik hubungan antara V sebsgai sumbu tegak dan I sebagai

sumbu mendatar dengan menggunakan kertas grafik.

8. Dari kesimpulan dan grafik yang diperolah nyatakan hubungan antar beda

potensial, kuat arus dan hambatan.

9. Menghitung besar hambatan secara anilitik kemudian membandingkan

hasil perhitungan dengan hasil grafik.


10

3.4 Tabel Pengamatan

3.1.1 Hambatan listrik pada saat amperemeter diletakkan sebelum resistor

(input)

Kuat Arus (A) Tegangan (V) R (Ω ¿ %E

Input Output Input Output

3.1.2 Hambatan listrik pada saat amperemeter dihubungkan dengan rheostat

Kuat Arus (A) Tegangan (V) R (Ω ¿ %E

Input Output Input Output


11
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Pengamatan

4.1.1 Hambatan listrik pada saat amperemeter diletakkan sebelum resistor

(input)

Kuat Arus (A) Tegangan (V) R (Ω ¿ %E

Input Output Input Output

0,2 0,2 4,3 4,3 21,5 5,9%

0,1 0,1 3,2 3,2 32 3,6%

0.3 0,3 6,2 6,7 20,6 6,2%

0,3 0,3 5,5 5,5 18,3 7,1%

0,2 0,2 5,3 5,3 26,5 4,6%

4.1.2 Hambatan listrik pada saat amperemeter dihubungkan dengan rheostat

Kuat Arus (A) Tegangan (V) R (Ω ¿ %E

4.2 Input Output Input Output

0,2 0,2 5,4 5,4 27 4,5%

0,1 0,1 3,7 3,7 37 3%

0,3 0,3 6,7 6,7 22,3 5,6%

0,2 0,2 5,3 5,3 25,5 4,8%

0,3 0,3 6,7 6,7 22,3 5,6%


Grafik

12
13

Hambatan listrik pada saat amperemeter dileakkan sebelum resisor


7

6
f(x) = 12.8571428571429 x + 2.07142857142857
5 R² = 0.847723704866562
Tegangan (V)

4
Series2
3 Linear (Series2)

0
0.05 0.1 0.15 0.2 0.25 0.3 0.35
Arus Listrik (A)

Grafik 1 Hambatan listrik pada saat amperemeter diletakkan sebelum


resistor

Hambatan listrik pada saat amperemeter dihubungkan


dengan rheostat
8
7
6 f(x) = 14.7857142857143 x + 2.30714285714286
R² = 0.995007430800669
Tegangan (V)

5
Series2
4 Linear (Series2)
3
2
1
0
0.05 0.1 0.15 0.2 0.25 0.3 0.35
Arus Listrik (A)

Grafik 2 Hambatan listrik pada saa amperemeter dihubungkan dengan


rhesostat

4.3 Pembahasan
14

Arus listrik adalah aliran muatan negatif (elektron-elektron) dari

kutub negatif ke kutub positif. Terjadinya arus listrik karena perpindahan

elektron (negatif) ke daerah yang kekurangan elektron (positif). Arus listrik

memberikan energi pada alat elektronika dengan mengalirkan arusnya

melalui rangkain listrik. Pada saat elektron berpindah ke lintasan yang

kekurangan elektron melalui rangkaian maka, energi potensial listrik di

pindahkan dari sumber listrik (seperti Baterai) ke alat elektronika dan

dikonversikan ke dalam bentuk energi lain,seperti energi gerak pada blender

dan energi cahaya pada lampu.

Dari hasil pada perhitungan data menunjukkan bahwa hubungan

antara tegangan dan arus listrik adalah berbanding terbalik. Jika tegangan

dikaitkan dengan kuat arus dan hambatan hubungannya adalah tegangan

besar kuat arus kecil maka hambatan sebanding dengan tegangan. Begitupun

sebaliknya, jika kuat arus besar tegangan kecil maka hambatan semakin

kecil. Dari setiap penggeseran rheostat semakin mendekati maksimal maka

hambatannya semakin besar. Sebaliknya jika rheostat digeser menjauhi

maksimal atau mendekati maksimum maka hambatansya kecil karena arus

yang mengalir dari power supply langsung menuju ke voltmeter.

Pada praktikum ini dilakukan dua kegiatan. Kegiatan pertama

menghitung hambatan listrik pada saat amperemeter diletakkan sebelum

resistor dan kegiatan kedua menghitung hambatan listrik pada saat

amperemeter dihubungkan dengan rheostat. Pada kegiatan pertama

menghitung hambatan listrik pada saat amperemeter diletakkan sebelum

resistor diperoleh nilai input pada arus listrik (I) sebesar 0,2, 0,1, 0,3, 0,3 dan

0,2. Nilai output sebesar 0,2, 0,1, 0,3, 0,3 dan 0,2. Serta nilai dari tegangan

(V) sebesar 4,3, 3,2 6,2, 5,5 dan 5,3. Adapun nilai dari hambatannya yaitu
15

21,5 𝛺, 32 𝛺, 20,6 𝛺, 18,3 𝛺 dan 26,5 𝛺. Dengan % E yang didapatkan

adalah 5,9%, 3,6%, 6,2%, 7,1% dan 4,6%. Pada kegiatan kedua menghitung

hambatan listrik pada saat amperemeter dihubungkan dengan rheostat

diperoleh nilai kuat arus listrik (I) sebesar 0,2, 0,1, 0,3, 0,2 dan 0,3. Serta

nilai dari tegangan (V) sebesar 5,4 3,7, 6,7, 5,3, dan 6,7. Adapun nilai

hambatannya adalah 27 𝛺, 37 𝛺, 22,3 𝛺, 25,5 𝛺 dan 22,3 𝛺. Dengan % E

yang didapatkan adalah 25%, 20%, 27,5%, 33,3%, dan 20%.

Dari grafik dan data yang telah didapatkan dapat disimpulkan bahwa

kuat arus listrik (I) berbanding lurus tegangan (V). Dimana jika arus listrik

memiliki nilai yang besar maka akan semakin besar juga tegangan yang akan

dihasilkan atau didapatkan.


BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Adapun kesimpulan yang dapat ditarik dari percobaan ini, yaitu

sebagai berikut:

1. Cara menggunakan amperemeter dan voltmeter hampir sama, hanya

saja yang membedakannya adalah pada amperemeter dihubungkan

secara seri sedangkan pada voltmeter dihubungkan secara paralel.

2. Hubungan antara kuat arus listrik (I) berbanding lurus tegangan (V).

Semakin besar kuat arus listrik maka semakin besar pula

tegangannya, begitupan sebaliknya semakin kecil kuat arus listrik

maka akan semakin kecil tegangannya.

3. Pengaruh hambatan terhadap kuat arus dan tegangan adalah

berbanding terbalik. Apabila nilai hambatan besar, maka nilai kuat

arus akan kecil, begitupun sebaliknya.

4. Arus listrik AC (Alternating Current), merupakan listrik yang


besarnya dan arah arusnya selalu berubah-ubah dan bolak-balik. Arus

listrik AC akan membentuk suatu gelombang yang dinamakan

dengan gelombang sinus atau lebih lengkapnya sinusoida, sedangkan

DC (Direct Current) berarti arus searah. Maksudnya adalah arus

listrik yang mengalir pada suatu hantaran yang tegangannya

berpotensial tetap, tidak berubah-ubah (searah).

5.2 Saran

Saran pada percobaan ini, yaitu sebaiknya alat-alat yang digunakan pada

percobaan dapat berfungsi dengan baik agar pengambilan dapat dilakukan dengan

maksimal.

16
DAFTAR PUSTAKA

Anjarsari, Sri. 2004. Pengukuran Dasar Listrik. Fisika Modern.Vol 1 No 1


Januari 2004
Bishop, Owen. 2002. Teknik Pengukuran Elektronika. Galia : Bandung.
Giancolli, DC. 2001. Fisika Jilid 1 Edisi Kelima, Jakarta: Erlangga.
Shihab, M Quraish. 2002. Tafsir Al-Misbah: Pesan, kesan dan keserasian
Al-Qur’an Vol. 10. Jakarta: Lentera hati.
Cooper, D William. 1994. Instrumentasi elektonik dan teknik pengukuran.Jakarta:
Erlangga.
Ibayati, Yanti dkk. 2016. Ilmu Pengetahuan Alam. Jakarta: Departemen
Pendidikan Nasional.

17
LAMPIRAN

1. Analisis Data

A. Hambatan Listrik

1. Hambatan listrik pada saat amparemeter diletakkan sebelum resistor

(input)
BU
a. NST =
JS
1
=
0,2
=5A
Iinp = 0,2 A
Vinp= 4,3 V
V inp
R=
I inp
4,3
=
0,2

= 21,5 𝛺

b. Iinp = 0,1 A

Vinp= 3,2 V

V inp
R=
I inp

3,2
=
0,1

= 32 𝛺

c. Iinp = 0,3 A

Vinp= 6,2 V

V inp
R=
I inp
6,2
=
0,3

= 20,6 𝛺
d. Iinp = 0,3 A

Vinp= 5,5 V

V inp
R=
I inp

5,5
=
0,3

= 18,3 𝛺

e. Iinp = 0,2 A

Vinp= 5,3 V

V inp
R=
I inp

5,3
=
0,2

= 26,5 𝛺

2. Hambatan listrik pada saat amperemeter dihubungkan dengan rheostat


BU
a. NST =
JS
1
=
0,2
=5A
Iinp = 0,2 A
Vinp= 5,4 V
V inp
R=
I inp
5,4
=
0,2

= 27 𝛺
b. Iinp = 0,1 A

Vinp= 3,7 V

V inp
R=
I inp

3,7
=
0,1

= 37 𝛺

c. Iinp = 0,3 A

Vinp= 6,7 V

V inp
R=
I inp

6,7
=
0,3

= 22,3 𝛺
d. Iinp = 0,2 A

Vinp= 5,3 V

V inp
R=
I inp

5,3
=
0,3

= 25,5 𝛺

e. Iinp = 0,3 A

Vinp= 6,7 V

V inp
R=
I inp

6,7
=
0,3

= 22,3 𝛺
B. Persen perbedaan dengan teori

Rteori = Rrheostat + Rresistor batu

= 100 𝛺 + 50 𝛺

= 150 𝛺

1. Hambatan listrik pada saat amperemeter diletakkan sebelum resisitor


(input)

a. % E = | Rpraktek −Rteori
Rpraktek | ×100 %
=|
21,5 |
21,5−150
×100 %

= 5,9%

b. % E = | Rpraktek −Rteori
Rpraktek | ×100 %
=|
32 |
32−150
×100 %

= 3,6%

c. % E = | Rpraktek −Rteori
Rpraktek | ×100 %
=|
20,6 |
20,6−150
×100 %

= 6,2%

d. % E = | Rpraktek −Rteori
Rpraktek | ×100 %
=|
18,3 |
18,3−150
×100 %

= 7,1%

e. % E = | Rpraktek −Rteori
Rpraktek | ×100 %
= |26,5−150
26,5 |
×100 %

= 4,6%

2. Hambatan listrik pada saat amperemeter dihubungkan dengan rheostat

a. % E = | Rpraktek −Rteori
Rpraktek | ×100 %
=|
27 |
27−150
×100 %

= 4,5%

b. % E = | Rpraktek −Rteori
Rpraktek | ×100 %
=|
37 |
37−150
×100 %

= 3%

c. % E = | Rpraktek −Rteori
Rpraktek | ×100 %
=|
22,3 |
22,3−150
×100 %

= 5,6%

d. % E = | Rpraktek −Rteori
Rpraktek | ×100 %
=|
25,5 |
25,5−150
×100 %

= 4,8%

e. % E = | Rpraktek −Rteori
Rpraktek | ×100 %
=|
22,3 |
22,3−150
×100 %
= 5,6%

2. Lampiran Gambar

No Gambar Fungsi
1 Power Supply 10 A 12 V AC/DC
berfungsi sebagai pengubah dari tegangan
listik AC menjadi tegangan DC.

2 Kawat penghubung ganda merah hitam


berfungsi untuk menghubungkan alat yang
satu ke alat yang lainnya sehingga
membentuk suatu rangkaian.

3 Reosthat (Hambatan geser ) berfungsi


untuk mengendalikan arus yang mengalir
dan merubah resistensi dalam suatu
rangkaian.

4 Resistor berfungsi sebagai pengatur


tegangan

5 Voltmeter berfungsi untuk mengukur


tegangan.

6 Amperemeter berfungsi untuk mengukur


arus listrik.

7. Rangkaian listrik paralel, pada saat


amperemeter diletakkan sebelum reostat.

Anda mungkin juga menyukai