Anda di halaman 1dari 27

LAPORAN LENGKAP

PRAKTIKUM INSTRUMENTASI

JUDUL PERCOBAAN:SENSITIVITAS ARUS DAN TEGANGAN


HARI/TANGGAL :JUMAT, 09 JUNI 2023

KELOMPOK : II (DUA)

ANGGOTA : MEUTHIA FARIDA ISNA/60400121062

PUTRI NUR SABRINI ANASTASI/60400121044

SUCI KHUSNUL AMELIA/60400121040

KELAS : FISIKA B

ASISTEN : IDA MASIANI

LABORATORIUM FISIKA

FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

UIN ALAUDDIN MAKASSAR

2023
BAB I

PENDAHULUAN

I.1 Judul Percobaan


Judul pada percobaan ini adalah “Sensitivitas Arus dan Tegangan”.
I.2 Latar Belakang
Pengukuran dan besaran merupakan hal yang bersifat dasar dan penting, sebab
suatu pengamatan terhadap besaran fisis harus melalui pengukuran. Pengukuran
dilakukan dengan suatu alat ukur, dan setiap alat ukur memiliki nilai skala terkecil
(nst). Salah satu pengukuran yang dilakukan adalah pengukuran sistem listrik, dimana
tegangan merupakan salah satu besaran listrik yang diukur. Pengukuran besaran
tegangan listrik diukur dengan alat ukur yang disebut Voltmeter. Alat ini terdiri dari
tiga buah lempengan tembaga yang terpasang pada sebuah bakelite yang dirangkai
dalam sebuah tabung kaca atau plastik. Sumber listrik merupakan salah satu contoh
sumber energi. Dimana listrik memegang peranan penting pada kehidupan sehari-hari,
sehingga keberadaan listrik tidak terlepas dari aktivitas manusia. Karena sangat
mungkin dipahami bahwa hampir setiap bidang kehidupan manusia membutuhkan
listrik. Setiap orang membutuhkan listrik, dari kebutuhan keluarga (seperti setrika,
mesin cuci, kipas angin, tv, kulkas, pengaduk adonan kue, dan penanak nasi) hingga
kebutuhan industri (Pujiarini dan sudarti, 2021).
Rangkaian listrik merupakan suatu susunan komponen elektronika yang saling
dihubungkan satu sama lain dengan metode tertentu dan paling sedikit memiliki satu
lintasan tertutup. Rangkaian listrik dapat dibedakan menjadi dua macam yaitu
rangkaian listrik arus searah (DC) dan rangkaian listrik arus bolak-balik (AC).
Rangkaian listrik DC secara sederhana menggunakan resistor yang dialirkan arus
listrik dari sumber tegangan DC. Sedangkan rangkaian listrik AC terdiri dari resistor,
kumparan, dan kapasitor yang disusun secara seri dan dialirkan arus listrik dari
sumber tegangan AC yang nilainya berubah setiap saat (Jaya dan Aponno, 2023).
Berdasarkan uraian diatas maka hal yang melatarbelakangi percobaan ini
adalah memahami konsep sensitivitas pada instrumen arus searah dan memahami
pengukuran sensitivitas arus dan tegangan.
I.3 Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah pada percobaan ini adalah sebagai berikut:
1. Bagaimana cara konsep sensitivitas pada instrumen arus searah?
2. Bagaimana pengukuran sensitivitas arus dan tegangan?
I.4 Tujuan
Adapun tujuan pada percobaan ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk memahami cara konsep sensitivitas pada instrumen arus searah.
2. Untuk memahami pengukuran sensitivitas arus dan tegangan.
BAB II
PEMBAHASAN

II.1 Arus
Arus merupakan perubahan kecepatan muatan terhadap waktu atau muatan
yang mengalir dalam satuan waktu dengan simbol i, dengan kata lain arus adalah
muatan yang bergerak. Selama muatan bergerak maka akan muncul arus tetapi ketika
muatan tersebut diam maka arus pun akan hilang Muatan akan bergerak jika ada
energi luar yang mempengaruhinya. Muatan adalah satuan terkecil dari atom atau sub
bagian dari atom (Rosman, 2019). Arus Listrik adalah perbandingan antara tegangan
masukan dengan hambatan rangkaian listrik. Arus listrik tebentuk adanya aliran-
aliran muatan listrik yang mengalir pada medium tertentu, pembagian arus litrik
dibagi menjadi 2 bagian yaitu arus listrik searah (Direct Curent) dan arus listrik
bolak-balik (Alternathing Current). Satuan dari arus listrik adalah Amper (Siagian
dkk., 2021).
Arus merupakan perubahan kecepatan muatan terhadap waktu atau muatan
yang mengalir dalam satuan waktu dengan simbol i (dari kata Perancis: intensite),
dengan kata lain arus adalah muatan yang bergerak. Selama muatan tersebut bergerak
maka akan muncul arus tetapi ketika muatan tersebut diam maka arus pun akan hilang.
Muatan akan bergerak jika ada energi luar yang mempengaruhinya. Muatan adalah
satuan terkecil dari atom atau sub bagian dari atom. Dimana dalam teori atom modern
menyatakan atom terdiri dari partikel inti (proton bermuatan + dan neutron bersifat
netral) yang dikelilingi oleh muatan elektron (-), normalnya atom bermuatan netral
(Manurung, 2018).
Arus adalah elektron yang mengalir dari satu atom ke atom lainnya melalui
penghantar dan diukur dalam ampere. Satu ampere adalah aliran arus listrik dari 6,28
x 10 pangkat 28 elektron / detik pada sebuah penghantar. Jadi, arus adalah jangkauan
aliran listrik yang diukur dalam ampere atau elektron/detik. Dalam rangkaian seri,
arus yang lewat sama besar pada masing-masing elemen yang tersusun seri. Sifat-
sifat rangkaian seri yaitu arus yang mengalir pada masing beban adalah sama.
Tegangan sumber akan dibagi dengan jumlah tahanan seri jika besar tahanan sama
(Asran, 2014).
II.2 Tegangan
Tegangan merupakan suatu beda potensial antara dua titik yang mempunyai
perbedaan jumlah muatan yang berarti energi sebesar satu jolue yang dialami satu
coulomb muatan listrik. Multimeter dapat digunakan untuk mengukur amperemeter
maupun voltmeter. Amperemeter adalah suatu alat listrik yang dipergunakan untuk
mengukur besarnya arus listrik dari suatu rangkaian. Tahanan dalam dari ampere
meter sangat kecil sedangkan idealnya mendekati nol. Voltmeter adalah suatu alat
listrik yang dipergunakan untuk mengukur besarnya tegangan listrik dari suatu
rangkaian. Tahanan dalam dari sebuah volt meter sangat besar sedangkan idealnya
mendekati tak terhingga (Siagian, 2021).
Tegangan listrik ialah perbedaan potensial listrik antara dua titik atau antara
dua muatan dalam rangkaian listrik. Hal ini dapat dirumuskan sebagai berikut:
V = ∆W/Q …(1)

Dimana:
∆W = perbedaan energi potensial pada 2 muatan (J)
Q = muatan listrik (C)
V = tegangan listrik (J/C)
Satuan tegangan listrik adalah volt (v) karena Alessandro Giuseppe Antonio
Anastasio Volta atau disebut Alessandro Volta yang berkebangsaan Italia adalah
orang yang menciptakan batere elemen cair atau batere Volta (Voltac Pile)
(Sinabutar dkk., 2019)
Suatu sumber voltase yang tidak ideal, berarti voltasenya tidak konstan.
Voltase akan turun ketika arus output naik. Sumber- sumber voltase yang sebenarnya
biasanya bukan sumber voltase ideal dimana voltase konstan dan sama sekali tidak
bergantung dari besar arus yang mengalir. Kalau ada sumber voltase yang ideal, maka
jika output dan sumber voltase itu dihubungkan dengan sebuah resistor dengan
resistivitas R, arus yang mengalir akan ditentukan oleh hukum ohm:
I=V/R …(2)
Ketika resistivitas R mendekati nol, arus akan mendekati tak terhingga dan
daya akan dikeluarkan dari sumber voltase tersebut akan menjadi tak berhingga juga.
Tetapi arus dan daya tidak mungkin menjadi tak berhingga. Pada sumber tegangan,
voltase akan turun kalau sumber dibebani dngan arus. Situasi ini, selalu bisa
digambarkan dengan dua rangkaian untuk sumber tegangan (Blocher, 2004).
II.3 Voltmeter
Voltmeter mempunyai skala penuh atau batas ukur maksimum, dalam
kenyataannya mengukur tegangan listrik yang nilai tegangannya jauh lebih besar dari
batas ukur maksimumnya. Susunan suatu voltmeter dengan menggunakan
galvanometer jika dipakai untuk mengukur tegangan yang lebih besar dari batas
ukurnya maka harus dipasang suatu hambatan seri RS terhadap galvanometer
(sebagai voltmeter) (Manurung, 2018).
Pada multimeter batas ukur dari tegangan dan arus yang lebih besar dari batas
batas ukur multimeter tersebut, maka pada multi meter dipasang tahanan yang paralel
dengan multimeter dan nilai tahanan shunt akan ditentukan kemudian. Sedangkan
untuk mengukur tegangan yang lebih besar dari batas kemampuan multi meter
dipasang tahanan seri dengan multi meter. Kemampuan dalam pengukuran sangat
diperlukan dalam pembelajaran kelistrikan. Pengukuran pada amperemeter juga
mempunyai tahanan dalam sama halnya dengan voltmeter sehingga dapat
mempengaruhi hasil pengukuran yang terbaca pada suatu rangkaian. Arus listrik
timbul karena adanya pergerakan elektron dari suatu bahan atau rangkaian akibat
pengaruh dari luar (Siagian, 2021).
Voltmeter dapat dibuat dari sebuah galvanometer dan sebuah hambatan
eksternal Rx yang dipasang seri. Adapun tujuan pemasangan hambatan Rx ini tidak
lain adalah untuk meningkatkan batas ukur galvanometer, sehingga dapat digunakan
untuk mengukur tegangan yang lebih besar dari nilai standarnya. Amperemeter sering
juga disebut ammeter. Amperemeter pada rangkaian perlu diletakkan seri terhadap
kuat arus yang ingin diukur. Hal ini disebabkan arus tidak akan berubah bila melalui
rangkaian seri, dan akan terbagi bila melalui rangkaian paralel. Walaupun arus pada
rangkaian seri tidak berubah, akan tetapi perletakan amperemeter pada suatu
rangkaian tersebut akan mempengaruhi pengukuran. Hal ini dikarenakan
amperemeter memiliki tahanan internal sehingga akan menambah besaran tahanan
total pada rangkaian tersebut dan merubah besar arus yang hanya mengalir ke tahanan
pada rangakaian awal (Bakri, 2008).
Fungsi dari multimeter ialah mengukur resistansi, kapasitansi, arus listrik,
tegangan AC maupun DC, mengetahui sambungan rangkaian dan sebagainya. Hasil
dari pengukuran ini akan ditunjukkan oleh jarum penunjuk multimeter. Voltmeter
adalah suatu alat untuk mengukur tegangan listrik yang dipasang secara paralel pada
variabel yang akan diukur. Sedangkan rangkaian amperemeter adalah rangkaian yang
berfungsi untuk mengukur besarnya arus listrik sebuah rangkaian listrik pada arus
searah. Resistor merupakan komponen elektronik yang memiliki dua pin dan didesain
untuk mengatur tegangan listrik dan arus listrik dengan nilai resistansi (tahanan)
tertentu yang dapat memproduksi tegangan listrik diantara kedua pin di mana nilai
tegangan terhadap resistansi tersebut berbanding lurus dengan arus yang
mengalir (Asran, 2014).
Alat untuk mengukur besarnya tegangan listrik ialah voltmeter (V).
Berdasarkan sumber tegangannya, voltmeter terdiri dari: voltmeter bolak-balik
(AC/Alternating Current) dan voltmeter searah (DC/Direct Current). Voltmeter juga
mempunyai dua jenis berdasarkan cara pembacaannya yaitu voltmeter analog dan
voltmeter digital, voltmeter analog mempunyai jarum untuk menunjuk tegangannya.
Voltmeter digital tidak mempunyai jarum penunjukan, tetapi langsung angka yang
keluar pada pembacaan tegangannya. Pembacaan voltmeter digital lebih mudah, cepat
dan akurat dibandingkan voltmeter analog di mana kita harus mengkalibrasikannya
lagi (Sinabutar, 2019).
Voltmeter adalah alat ukur tegangan listrik. Voltmeter sering dicirikan dengan
simbol V pada setiap rangkaian listrik. Voltmeter harus dipasang paralel dengan
ujungujung hambatan yang akan diukur beda potensialnya. Satuan beda potensial
listrik dalam satuan SI adalah volt atau diberi simbol V. Voltmeter sendiri
mempunyai hambatan sehingga dengan disisipkannya voltmeter tersebut
menyebabkan arus listrik yang melewati hambatan R sedikit berkurang. Idealnya,
suatu voltmeter harus memiliki hambatan yang sangat besar agar berkurangnya arus
listrik yang melewati hambatan R juga sangat kecil. Komponen dasar suatu voltmeter
adalah galvanometer. Galvanometer mempunyai hambatan yang sering disebut
sebagai hambatan dalam galvanometer (Manurung, 2018).
Pengetahuan mengenai tegangan tinggi telah mengalami perkembangan yang
pesat. Terdapat tiga jenis tegangan tinggi yaitu tegangan tinggi bolak-balik (AC),
tegangan tinggi searah (DC), dan tegangan tinggi impuls. Studi mengenai tegangan
tinggi memiliki cakupan yang cukup luas, seperti pembangkitan tegangan tinggi,
pengukuran tegangan tinggi, dan lain-lain. Tegangan tinggi memiliki berbagai fungsi
dan manfaat antara lain untuk sumber tenaga listrik, kebutuhan studi dan penelitian di
laboratorium, dan lain sebagainya (Pravitasari dkk., 2018).
BAB III
METODE PENELITIAN

III.1 Waktu dan Tempat

Waktu dan tempat dilakukannya percobaan ini adalah sebagai berikut:

Hari/Tanggal : Jum’at/ 09 Juni 2023

Waktu : 08.00 - 10.00 WITA

Tempat : Laboratorium Elektronika Lantai 2 Fakultas Sains dan Teknologi

Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar Samata-Gowa

III.2 Alat dan Komponen

III.2.1 Alat

Alat yang digunakan pada percobaan ini adalah sebagai berikut:

a. Power Supply (1 Buah)


Berfungsi sebagai sumber tegangan.
b. Voltmeter DC (1 buah)
Berfungsi untuk mengukur tegangan pada rangkaian arus searah.
c. Amperemeter DC (1 buah)
Berfungsi untuk mengukur arus pada rangkaian searah
d. Konektor (1 buah)
Berfungsi menghubungkan antar komponen.
e. Resistor (3 buah)
Berfungsi untuk menghambat tegangan listrik.
III.2.2 Prosedur Kerja
Prosedur kerja pada percobaan ini adalah sebagai berikut:
a. Siapkan alat ukur dan komponen-komponen lainnya.
b. Untuk sensitivitas arus, gunakan alat ukur amperemeter. Rangkai percobaan
secara seri mulai drai sumber arus, tahanan dan alat ukur arus.
c. Catat semua nilai tahanan yang digunakan, batas ukur alat ukur arus dan
jumlah skala.
d. Nyalakan sumber arus, kemudian perhatikan penunjukan jarum pada alat ukur.
Catat berapa penyimpangan yang terjadi.
e. Lakukan untuk semua batas ukur yang ada.
f. Lakukan untuk tahanan yang bervariasi dan sumber arus yang bervariasi.
g. Untuk sensitivitas tegangan gunakan alat ukur voltmeter. Rangkaiannya sama
dengan sensitivitas arus, hanya yang berbeda adalah dipasang paralel alat ukur
voltmeter pada tahanan (lepas alat ukur amperemeter).
h. Lakukan hal yang sama mulai point c sampai e.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

IV.1 Hasil Pengamatan


Adapun hasil dari pengamatan ini adalah sebagai berikut:
Tabel 1. Sensitivitas arus pada rangkaian dengan resistor 330 Ω
Nst = 0,001 Rm = 22,6 Ω
Vs (V) PS D (mm) Idf (A) Si (mm/A) Rs (Ω) % error
2 8 4 0.008 500.00 977.40 2.26
4 10 5 0.01 500.00 1977.40 1.13
6 20 10 0.02 500.00 2977.40 0.75
8 29 14 0.029 482.76 3839.47 0.59
10 40 20 0.04 500.00 4977.40 0.45
12 48 24 0.048 500.00 5977.40 0.38

Tabel 2. Sensitivitas arus pada rangkaian dengan resistor 100 Ω


Nst = 0,001 Rm = 22,6 Ω
Vs (V) PS d (mm) Idf (A) Si (mm/A) Rs (Ω) % error
2 2 1 0.002 500 977.4 2.26
4 8 5 0.008 625 2477.4 0.90
6 12 7 0.012 583.33 3477.4 0.65
8 21 10 0.021 476.19 3786.92381 0.59
10 28 14 0.028 500.00 4977.4 0.45
12 31 15 0.031 483.87 5783.851613 0.39

Tabel 3. Sensitivitas arus pada rangkaian dengan resistor 260 Ω


Nst = 0,001 Rm = 22,6 Ω
Vs (V) PS d (mm) Idf (A) Si (mm/A) Rs (Ω) % error
2 2 1 0.002 500 977.4 2.26
4 4 2 0.004 500 1740 1.28
6 12 6 0.012 500.00 2740.00 0.82
8 21 10 0.021 476.1904762 3549.52381 0.63
10 28 14 0.028 500 4740 0.47
12 31 15 0.031 483.87 5546.45 0.41
Tabel 4. Sensitivitas tegangan pada rangkaian dengan resistor 100 Ω
Nst = 0,001 Rm = 22,6 Ω
Vs (V) PS Vdf (V) Sv (Ω/V) RS (Ω) % error
2 2 0.002 500.00 977.40 2.26
4 3 0.003 333.33 1310.73 1.70
6 5 0.005 200.00 1177.40 1.88

Tabel 5. Sensitivitas tegangan pada rangkaian dengan resistor 150 Ω


Nst = 0,001 Rm = 22,6 Ω
Vs (V) PS Vdf (V) Sv (Ω/V) RS (Ω) % error
2 2 0.002 500.00 977.40 2.26
4 2.5 0.0025 400.00 1577.40 1.41
6 3 0.003 333.3333333 1977.4 1.13

Tabel 6. Sensitivitas tegangan pada rangkaian dengan resistor 250 Ω


Nst = 0,001 Rm = 22,6 Ω
Vs (V) PS Vdf (V) Sv (Ω/V) RS (Ω) % error
2 1 0.001 1000 1977.4 1.13
4 2 0.002 500 1977.4 1.13
6 3.5 0.0035 285.71 1691.686 1.32

IV.2 Pembahasan
Sensivitas (sensivity) adalah perbandingan dengan sinyal keluaran atau
resistor instrumen terhadap perumpamaan atau atau variabel yang diukur untuk
menyatakan sensitivitas sebuah galvanometer umumnya digunakan sensitivitas harus
sensivitas tegangan dan sensitivitas mega ohm (Manurung, 2018).
Pada percobaan ini ada dua kegiatan yaitu menghitung sensitivitas arus dan
sensivitas tegangan. Pada kegiatan menghitung sensitivitas arus diperoleh batas ukur
0,1 A memiliki hambatan dalam 22,6 Ω dan NST-nya adalah 0,001. Pada tabel 1
digunakan resistansi sebesar 330 Ω diperoleh sensitivitas harus 500 mm/A dan 482
mm/A. Untuk nilai hambatan shunt (Rs) semakin bertambah dengan dinaikkannya
tegangan sumber (Vs) yaitu sebesar 977,40 Ω - 5,977,40 Ω dan persen kesalahan
sebesar 2,26% sampai 0,38% atau dapat dikatakan semakin tinggi nilai tegangan
sumber maka persen kesalahannya semakin kecil.
Pada tabel 2 resistor yang digunakan sebesar 100 Ω diperoleh sensitivitas arus
500 mm/A, 625 mm/A, 583 mm/A, 476 mm/A. Ketika tegangan sumber bertambah
dari 977,4 Ω - 5,7833,4 Ω diperoleh persen kesalahan yaitu 2,26%, 0,90%, 0,65%,
0,50%, 0,49% dan 0,39%.
Pada tabel 3 resistor yang digunakan yaitu 260 Ω diperoleh sensitivitas arus
sebesar 500 mm/A, 476 mm/A dan 483 mm/A. Pada hambatan shunt (Rs) diperoleh
977,42 Ω - 5,546 Ω. Semakin naik apabila tegangan sumbernya dinaikkan untuk
persen kesalahan diperoleh 2,26%, 1,82%, 0,82%, 0,63%, 0,47% dan 0,41%.
Pada kegiatan kedua untuk menghitung sensitivitas tegangan batas ukur 0,1 A
hambatan dalam 22,6 Ω, NST-nya adalah 0,001. Pada tabel 4 diperoleh sensitivitas
tegangan sebesar 500 mm/V, 333 mm/V, dan 200 mm/V hambatan shunt (Rs)
sebesar 977,40 Ω sampai 1,177, 40 Ω dengan persen kesalahan 2,26%, 1,70% dan
1,88% berdasarkan analisa data tersebut baik.
Pada tabel 5 menggunakan resistor sebesar 150 Ω diperoleh sensivitas
tegangan sebesar 500 mm/V, 400 mm/V, 333 mm/V berkurang setiap kenaikan
tegangan sumber. Untuk hambatan shunt (Rs) sebesar 977,40 Ω, 1997,4 Ω diperoleh
persen kesalahan sebesar 2,26%, 1,41% dan 1,13%.
Berdasarkan kedua kegiatan di atas dapat disimpulkan bahwa sensitivitas
dipengaruhi oleh hambatan dalam dan bentuk rangkaian Hal ini dapat dilihat pada
sensitivitas harus pada rangkaian menggunakan resistor atau hambatan pada
rangkaian. Sensitivitas alat ukur sangat sensitif atau responsif dibandingkan dengan
hambatan lain dan nilai hambatan shunt semakin besar ketika diberikan tegangan
sumber yang besar pula. Pada sensitivitas tegangan alat ukur yang digunakan
memiliki kecenderungan atas pengurangan nilai intensitas dengan bertambahnya
tegangan sumber. Hal ini disebabkan pada impendansi sumber tegangan dan
resistansi beban yang digunakan
BAB V

PENUTUP

V.1 Kesimpulan
Adapun kesimpulan pada percobaan ini adalah sebagai berikut :
1. Sensitivitas pada instrumen arus searah mengacu pada kemampuan instrumen
tersebut untuk mendeteksi mengukur dan merespon perubahan arus searah
yang melewati jalur pengukuran bisa menggunakan galvanometer atom
amperemeter dengan sensivitas yang tepat untuk mengukur arus searah
dengan akurasi yang tinggi.
2. Pengukuran arus dan tegangan bergantung pada resistansi internalnya
persentase internal adalah resistansi instrinsik instrumen yang mempengaruhi
besarnya tegangan jatuh pada instrumen ketika arus melewati jalur
pengukuran. Semakin tinggi resistansi internalnya, semakin besar pula
tegangannya.

V.2 Saran
Saran pada percobaan ini adalah sebaiknya menggunakan alat yang lebih
bagus seperti kabel penghubung agar data yang diperoleh lebih akurat.
DAFTAR PUSTAKA

Arifin, Zaenal, Negara, Franssisco Nur Dan Wafy, Muhammad. (2019). Pengaruh
Pembebanan Terhadap Arus Motor Eg-530ad-2f. Jurnal Disprotek. 9(1): 43-
49.
Asran, 2014. Rangkaian Listrik. Aceh : Universitas Malikussaleh.
Bakri, Abdul Haris. (2008). Dasar-Dasar Elektronika. Yogyakarta: Andi
Blocher R. (2004). Dasar Elektronika. Yogyakarta: Andi.
Delina Dan Heryanto. (2016). Pengukuran Dan Analisa Data Kalibrasi Voltmeter
Dengan Multi Product Calibrator. Prosiding Seminar Nasional Fisika. 5(2):
13-18.
Jaya, Gede Wiratma, Sanny Virginia Aponno. (2023). Kajian Teori Arus Listrik Dan
Daya Listrik Pada Rangkaian Resistor Seri Dan Paralel. Berdasarkan Jumlah
Resistor Yang Digunakan. 9(1): 87-91.
Manurung, Sondang Dan Sinambela, Masdiana. (2018). Perangkat Pembelajaran Ipa
Berbentuk Lks Berbasis Laboratorium . Jurnal Inovasi Pembelajaran Fisika.
6(1): 80-87.
Pravitasari, Chyntia Dewi Candra, Syakur, Abdul Dan Setiyono, Budi. (2018).
Perancangan Pengukuran Tegangan Tinggi. Modul Pembangkit Tegangan
Tinggi Impuls. Transient. 7(4): 18-26.
Pujiarini, Naurah Rizki Dan Sudarti. (2021). Potensi Energi Listrik Dan Tingkat
Keasaman Pada Buah Jeruk Nipis Dan Belimbing Wuluh. Jurnal Fisika Dan
Terapannya. Vol. 8(1): 44-56.
Rosman Andi. (2019). Karakteristik Arus Dan Tegangan Pada Rangkaian Seri Dan
Rangkaian Paralel Dengan Menggunakan Resistor. Jurnal Fisika. 9(7): 40-41.
Siagian, Sinta Marito, Chrisna, Samaria. (2021). Analisis Karakteristik Hasil
Pengukuran Terhadap Arus Dan Tegangan Pada Suatu Resistansi. Jurnal
Voktek. 2(1): 55-59.
Sinabutar, Dohar, Marlon Tua Pangihutan Sibarani. (2019). Pembuatan Modul
Praktek Pengukuran Tegangan Dan Arus Pada Rangkaian Listrik Di Smp
Swasta Perguruan Nasiosnal Sidikalang. Jurnal Inovtek Polbeng. 9(2): 356-
361.
LAMPIRAN ANALISIS DATA
SENSTIVITAS ARUS DAN TEGANGAN

1. Sensitivitas Arus
BU = 0,1 A
Rm = 22,6 Ω
Js = 100
NST =

= = 0,001
a) R1 = 330 Ω
Untuk Vs = 2
 Idf = Ps x NST
= 8 x 0,001
= 0,008 A
 Si =

= 500
 Rs = (Si x Vs) - Rm
= ( 500 x 2 ) – 22,6
= 977,4 Ω
 %e= x 100 %

= x 100%

= 2,26 %
Untuk Vs = 4
 Idf = Ps x NST
= 10 x 0,001
= 0,01 A
 Si =

= 500
 Rs = (Si x Vs) - Rm
= ( 500 x 4 ) – 22,6
= 1,997,4 Ω
 %e= x 100 %

= x 100%

= 1,163%
Untuk Vs = 6
 Idf = Ps x NST
= 20 x 0,001
= 0,02 A
 Si =

= 500
 Rs = (Si x Vs) - Rm
= ( 500 x 6 ) – 22,6
= 2977,40 Ω
 %e= x 100 %

= x 100%

= 0,75 %
Untuk Vs = 8
 Idf = Ps x NST
= 29 x 0,001
= 0,029 A
 Si =

= 482
 Rs = (Si x Vs) - Rm
= (482 x 8) – 22,6
= 3839,47 Ω
 %e= x 100 %

= x 100%

= 0,59 %
Untuk Vs = 10
 Idf = Ps x NST
= 40 x 0,001
= 0,04 A
 Si =

= 500
 Rs = (Si x Vs) - Rm
= (500 x 10) – 22,6
= 4977,40 Ω
 %e= x 100 %

= x 100%

= 0,45 %
Untuk Vs = 12
 Idf = Ps x NST
= 48 x 0,001
= 0,048 A
 Si =

= 500
 Rs = (Si x Vs) - Rm
= (500 x 12) – 22,6
= 5977,40 Ω
 %e= x 100 %

= x 100%

= 0,38 %
b) R2 = 100 Ω
Untuk Vs = 2
 Idf = Ps x NST
= 2 x 0,001
= 0,002 A
 Si =

= 500
 Rs = (Si x Vs) - Rm
= ( 500 x 2 ) – 22,6
= 977,4 Ω
 %e= x 100 %

= x 100%

= 2,26 %
Untuk Vs = 4
 Idf = Ps x NST
= 8 x 0,001
= 0,008 A
 Si =

= 625
 Rs = (Si x Vs) - Rm
= (625 x 4) – 22,6
= 2477,4 Ω
 %e= x 100 %

= x 100%

= 0,90 %
Untuk Vs = 6
 Idf = Ps x NST
= 12 x 0,001
= 0,012 A
 Si =

= 583
 Rs = (Si x Vs) - Rm
= (583 x 6) – 22,6
= 3477,4 Ω
 %e= x 100 %

= x 100%
= 0,65 %
Untuk Vs = 8
 Idf = Ps x NST
= 21 x 0,001
= 0,021A
 Si =

= 476
 Rs = (Si x Vs) - Rm
= (476 x 8) – 22,6
= 3786 Ω
 %e= x 100 %

= x 100%

= 0,50 %
Untuk Vs = 10
 Idf = Ps x NST
= 28 x 0,001
= 0,028 A
 Si =

= 500
 Rs = (Si x Vs) - Rm
= (500 x 10) – 22,6
= 4977,4 Ω
 %e= x 100 %

= x 100%

= 0,45 %
Untuk Vs = 12
 Idf = Ps x NST
= 31 x 0,001
= 0,031 A
 Si =
=

= 483
 Rs = (Si x Vs) - Rm
= (483 x 12) – 22,6
= 5783 Ω
 %e= x 100 %

= x 100%

= 0,39 %
c) Untuk resistor 260 Ω
Untuk Vs = 2
 Idf = Ps x NST
= 2 x 0,001
= 0,002 A
 Si =

= 500
 Rs = (Si x Vs) - Rm
= (500 x 2) – 22,6
= 977,4 Ω
 %e= x 100 %

= x 100%

= 2,26 %
Untuk Vs = 4
 Idf = Ps x NST
= 4 x 0,001
= 0,004 A
 Si =

= 500
 Rs = (Si x Vs) - Rm
= (500 x 4) – 22,6
= 1,740 Ω
 %e= x 100 %

= x 100%

= 1,28 %
Untuk Vs = 6
 Idf = Ps x NST
= 12 x 0,001
= 0,012 A
 Si =

= 500
 Rs = (Si x Vs) - Rm
= (500 x 6) – 22,6
= 2,740 Ω
 %e= x 100 %

= x 100%

= 0,82 %
Untuk Vs = 8
 Idf = Ps x NST
= 21 x 0,001
= 0,021 A
 Si =

= 476
 Rs = (Si x Vs) - Rm
= (476 x 8) – 22,6
= 3,549 Ω
 %e= x 100 %

= x 100%

= 0,63 %
Untuk Vs = 10
 Idf = Ps x NST
= 28 x 0,001
= 0,028 A
 Si =

= 500
 Rs = (Si x Vs) - Rm
= (500 x 10) – 22,6
= 4,740 Ω
 %e= x 100 %

= x 100%

= 0,47 %
Untuk Vs = 12
 Idf = Ps x NST
= 31 x 0,001
= 0,031 A
 Si =

= 483
 Rs = (Si x Vs) - Rm
= (483 x 12) – 22,6
= 5,546 Ω
 %e= x 100 %

= x 100%

= 0,41 %
2. Sensitivitas Arus
Rm = 22,6 Ω
Js = 100
NST =

= = 0,001
a) Untuk resistor 100 Ω
Untuk Vs = 2
 Vdf = Ps x NST
= 2 x 0,001
= 0,002
 Sv =

= 500
 Rs = (Sv x Vs) - Rm
= (500 x 2) – 22,6
= 977,4 Ω
 %e= x 100 %

= x 100%

= 2,26 %
Untuk Vs = 4
 Vdf = Ps x NST
= 3 x 0,001
= 0,003
 Sv =

= 333
 Rs = (Sv x Vs) - Rm
= (333 x 4) – 22,6
= 1,310,73 Ω
 %e= x 100 %

= x 100%

= 1,70 %
Untuk Vs = 6
 Vdf = Ps x NST
= 6 x 0,001
= 0,006
 Sv =

= 200
 Rs = (Sv x Vs) - Rm
= (200 x 6) – 22,6
= 1177,40 Ω
 %e= x 100 %

= x 100%

= 1,88 %
b) Untuk resistor 150 Ω
Untuk Vs = 2
 Vdf = Ps x NST
= 2 x 0,001
= 0,002
 Sv =

= 500
 Rs = (Sv x Vs) - Rm
= (500 x 2) – 22,6
= 977,40 Ω
 %e= x 100 %

= x 100%

= 2,26 %
Untuk Vs = 4
 Vdf = Ps x NST
= 2,5 x 0,001
= 0,0025
 Sv =

= 400
 Rs = (Sv x Vs) - Rm
= (400 x 4) – 22,6
= 1577,40 Ω
 %e= x 100 %
= x 100%

= 1,41 %
Untuk Vs = 6
 Vdf = Ps x NST
= 3 x 0,001
= 0,003
 Sv =

= 333
 Rs = (Sv x Vs) - Rm
= (300 x 6) – 22,6
= 1977,4 Ω
 %e= x 100 %

= x 100%

= 1,31 %
c) Untuk resistor 250 Ω
Untuk Vs = 2
 Vdf = Ps x NST
= 1 x 0,001
= 0,00
 Sv =

= 1000
 Rs = (Sv x Vs) - Rm
= (1000 x 2) – 22,6
= 1977,4 Ω
 %e= x 100 %

= x 100%

= 1,13 %
Untuk Vs = 4
 Vdf = Ps x NST
= 2 x 0,001
= 0,002
 Sv =

= 500
 Rs = (Sv x Vs) - Rm
= (500 x 4) – 22,6
= 1977,4 Ω
 %e= x 100 %

= x 100%

= 1,13 %

Untuk Vs = 6
 Vdf = Ps x NST
= 3,5 x 0,001
= 0,003
 Sv =

= 285
 Rs = (Sv x Vs) - Rm
= (285 x 6) – 22,6
= 1691,68 Ω
 %e= x 100 %

= x 100%

= 1,32 %

Anda mungkin juga menyukai