Anda di halaman 1dari 13

BAB I

PENDAHULUAN

I.1 Judul Percobaan


Judul pada percobaan ini adalah “Kesalahan Pada Pengukuran Tegangan”.
I.2 Latar Belakang
Kesalahan pada sistem pengukuran atau disebut juga eror dapat dibagi
menjadi dua, yaitu eror yang muncul selama proses pengukuran dan eror yang
muncul kemudian akibat sinyal pengukuran dipengaruhi gangguan atau noise
selama pengiriman sinyal dari titik pengukuran ke beberapa tempat lain. Reduksi
eror seminimum mungkin dan menyatakan eror maksimum yang masih terjadi
pada pembacaan output instrumen adalah kegiatan yang sangat penting dilakukan.
Pada beberapa kasus, output akhir sistem pengukuran dihitung dengan
menggabungkan dua atau lebih pengukuran variabel fisik, sehingga perhitungan
eror pada setiap pengukuran harus digabungkan untuk memberikan nilai perkiraan
terbaik eror dari besaran yang dihitung.
Dalam setiap jenis pengukuran, terjadi kesalahan ukur bukan hal yang
mustahil. Ada banyak faktor yang mempengaruhi hal itu, baik secara sengaja
ataupun tidak di sengaja. Demikian halnya dengan pengukuran tegangan sering
kali terjadi kesalahan pada pengukurannya, yang mengakibatkan keakuratan data
hasil percobaan yang kita lakukan kurang dapat dipercaya. Ada banyak faktor
yang mengakibatkan terjadinya kesalahan pada pengukuran tegangan, salah
satunya adalah pembebanan pada tegangan. Dalam hal ini, pada pengukuran
tegangan rangkaian seri resistor. Dimana harga resistor jauh lebih besar dari
hambatan dalam (Rd) alat ukur yang digunakan, maka alat ukur yang digunakan
berperan sebagai beban. Faktor tersebutlah yang paling sering mempengaruhi
hasil pengukuran pada tegangan
Berdasarkan uraian diatas maka hal yang melatar belakangi dilakukannya
percobaan ini adalah untuk mengetahui cara menjelaskan penyebab dan akibat
pembebanan pada pengukuran tegangan dan mengetahui cara menghitung
kasalahan dari pengukuran tegangan akibat dari efek pembebanan.
I.3 Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah pada percobaan ini adalah sebagai berikut:
1. Bagaimana cara menjelaskan penyebab dan akibat pembebanan pada
pengukuran tegangan?
2. Bagaimana cara menghitung kasalahan dari pengukuran tegangan akibat
dari efek pembebanan?
I.4 Tujuan
Adapun tujuan pada percobaan ini adalah sebagai berikut:
1. Mengetahui cara menjelaskan penyebab dan akibat pembebanan pada
pengukuran tegangan.
2. Mengetahui cara menghitung kasalahan dari pengukuran tegangan akibat
dari efek pembebanan.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

II.1 Kesalahan Pengukuran


Kesalahan pada sistem pengukuran (eror) muncul selama proses
pengukuran dapat dibagi ke dalam dua kelompok, dikenal sebagai eror sistematik
dan eror acak. Eror sistematik mendeskripsikan eror pada pembacaan output
sistem pengukuran yang secara konsisten ada pada satu sisi pembacaan yang
benar, yaitu seluruh eror adalah positif (lebih besar dari nilai benar pembacaan)
atau seluruh eror adalah negatif (lebih kecil dari nilai benar pembacaan) (Arifin
dkk., 2019).
Dua sumber utama eror sistematik adalah gangguan sistem selama
pengukuran dan efek perubahan lingkungan seperti yang dijelaskan pada bagian
Karakteristik Statik. Sumber eror sistematik yang lain termasuk pembengkokan
jarum alat ukur, penggunaan instrumen yang tidak dikalibrasi, penyimpangan
pada karakteristik instrumen dan pengkabelan yang jelek. Meskipun eror
sistematik akibat faktor-faktor tersebut di atas telah direduksi atau dieliminasi,
eror masih tetap muncul yang merupakan bawaan dari pembuatan instrumen. Eror
ini dikuantifikasi sebagai akurasi yang dikutip pada spesifikasi instrumen (data
sheet instrumen) (Siagian, 2021).
II.2 Tegangan
Tegangan merupakan suatu beda potensial antara dua titik yang
mempunyai perbedaan jumlah muatan yang berarti energi sebesar satu joule yang
dialami satu coulomb muatan listrik. Multimeter dapat digunakan untuk mengukur
amperemeter maupun voltmeter. Ampere meter adalah suatu alat listrik yang
dipergunakan untuk mengukur besarnya arus listrik dari suatu rangkaian. Tahanan
dalam dari ampere meter sangat kecil sedangkan idealnya mendekati nol. Volt
meter adalah suatu alat listrik yang dipergunakan untuk mengukur besarnya
tegangan listrik dari suatu rangkaian. Tahanan dalam dari sebuah volt meter
sangat besar sedangkan idealnya mendekati tak terhingga (Siagian, 2021).
Tegangan adalah suatu tekanan yang menyebabkan terjadinya aliran arus
listrik pada sebuah penghantar. Biasanya tegangan tergantung pada ujung-ujung
kawat penghantar. Apabila ujung-ujung penghantar tersebut dihubungkan dengan
batere atau generator, maka akan terjadi tegangan. Jadi, tegangan adalah daya
potensial yang tetap ada walaupun tidak ada arus (Arifin dkk., 2019).
Tegangan listrik ialah perbedaan potensial listrik antara dua titik atau
antara dua muatan dalam rangkaian listrik. Hal ini dapat dirumuskan sebagai
berikut:
V = ∆W/Q …(1)
Dimana:
∆W = perbedaan energi potensial pada 2 muatan (J)
Q = muatan listrik (C)
V = tegangan listrik (J/C)
Satuan tegangan listrik adalah volt (v) karena Alessandro Giuseppe Antonio
Anastasio Volta atau disebut Alessandro Volta yang berkebangsaan Italia adalah
orang yang menciptakan batere elemen cair atau batere Volta (Voltac Pile)
(Sinabutar dkk., 2019).
Suatu sumber voltase yang tidak ideal, berarti voltasenya tidak konstan.
Voltase akan turun ketika arus output naik. Sumber- sumber voltase yang
sebenarnya biasanya bukan sumber voltase ideal dimana voltase konstan dan sama
sekali tidak bergantung dari besar arus yang mengalir. Kalau ada sumber voltase
yang ideal, maka jika output dan sumber voltase itu dihubungkan dengan sebuah
resistor dengan resistivitas R, arus yang mengalir akan ditentukan oleh hukum
ohm:
I=V/R …(2)
Ketika resistivitas R mendekati nol, arus akan mendekati tak terhingga dan daya
akan dikeluarkan dari sumber voltase tersebut akan menjadi tak berhingga juga.
Tetapi arus dan daya tidak mungkin menjadi tak berhingga. Pada sumber
tegangan, voltase akan turun kalau sumber dibebani dngan arus. Situasi ini, selalu
bisa digambarkan dengan dua rangkaian untuk sumber tegangan (Blocher, 2004).
II.3 Voltmeter
Voltmeter mempunyai skala penuh atau batas ukur maksimum, dalam
kenyataannya mengukur tegangan listrik yang nilai tegangannya jauh lebih besar
dari batas ukur maksimumnya. Susunan suatu voltmeter dengan menggunakan
galvanometer jika dipakai untuk mengukur tegangan yang lebih besar dari batas
ukurnya maka harus dipasang suatu hambatan seri RS terhadap galvanometer
(sebagai voltmeter) (Manurung, 2018).
Pada multimeter batas ukur dari tegangan dan arus yang lebih besar dari
batas batas ukur multimeter tersebut, maka pada multi meter dipasang tahanan
yang paralel dengan multimeter dan nilai tahanan shunt akan ditentukan
kemudian. Sedangkan untuk mengukur tegangan yang lebih besar dari batas
kemampuan multi meter dipasang tahanan seri dengan multi meter. Kemampuan
dalam pengukuran sangat diperlukan dalam pembelajaran kelistrikan. Pengukuran
pada
amperemeter juga mempunyai tahanan dalam sama halnya dengan voltmeter
sehingga dapat mempengaruhi hasil pengukuran yang terbaca pada suatu
rangkaian. Arus listrik timbul karena adanya pergerakan elektron dari suatu bahan

atau rangkaian akibat pengaruh dari luar (Siagian, 2021).


Voltmeter dapat dibuat dari sebuah galvanometer dan sebuah hambatan
eksternal Rx yang dipasang seri. Adapun tujuan pemasangan hambatan Rx ini
tidak lain adalah untuk meningkatkan batas ukur galvanometer, sehingga dapat
digunakan untuk mengukur tegangan yang lebih besar dari nilai standarnya.
Amperemeter sering juga disebut ammeter. Amperemeter pada rangkaian perlu
diletakkan seri terhadap kuat arus yang ingin diukur. Hal ini disebabkan arus tidak
akan berubah bila melalui rangkaian seri, dan akan terbagi bila melalui rangkaian
paralel. Walaupun arus pada rangkaian seri tidak berubah, akan tetapi perletakan
amperemeter pada suatu rangkaian tersebut akan mempengaruhi pengukuran. Hal
ini dikarenakan amperemeter memiliki tahanan internal sehingga akan menambah
besaran tahanan total pada rangkaian tersebut dan merubah besar arus yang hanya
mengalir ke tahanan pada rangakaian awal (Bakri, 2008).
Alat untuk mengukur besarnya tegangan listrik ialah voltmeter (V).
Berdasarkan sumber tegangannya, voltmeter terdiri dari: voltmeter bolak-balik
(AC/Alternating Current) dan voltmeter searah (DC/Direct Current). Voltmeter
juga mempunyai dua jenis berdasarkan cara pembacaannya yaitu voltmeter analog
dan voltmeter digital, voltmeter analog mempunyai jarum untuk menunjuk
tegangannya. Voltmeter digital tidak mempunyai jarum penunjukan, tetapi
langsung angka yang keluar pada pembacaan tegangannya. Pembacaan voltmeter
digital lebih mudah, cepat dan akurat dibandingkan voltmeter analog di mana kita
harus mengkalibrasikannya lagi (Sinabutar, 2019).
Voltmeter adalah alat ukur tegangan listrik. Voltmeter sering dicirikan
dengan simbol V pada setiap rangkaian listrik. Voltmeter harus dipasang paralel
dengan ujungujung hambatan yang akan diukur beda potensialnya. Satuan beda
potensial listrik dalam satuan SI adalah volt atau diberi simbol V. Voltmeter
sendiri mempunyai hambatan sehingga dengan disisipkannya voltmeter tersebut
menyebabkan arus listrik yang melewati hambatan R sedikit berkurang. Idealnya,
suatu voltmeter harus memiliki hambatan yang sangat besar agar berkurangnya
arus listrik yang melewati hambatan R juga sangat kecil. Komponen dasar suatu
voltmeter adalah galvanometer. Galvanometer mempunyai hambatan yang sering
disebut sebagai hambatan dalam galvanometer (Manurung, 2018).
Pengetahuan mengenai tegangan tinggi telah mengalami perkembangan
yang pesat. Terdapat tiga jenis tegangan tinggi yaitu tegangan tinggi bolak-balik
(AC), tegangan tinggi searah (DC), dan tegangan tinggi impuls. Studi mengenai
tegangan tinggi memiliki cakupan yang cukup luas, seperti pembangkitan
tegangan tinggi, pengukuran tegangan tinggi, dan lain-lain. Tegangan tinggi
memiliki berbagai fungsi dan manfaat antara lain untuk sumber tenaga listrik,
kebutuhan studi dan penelitian di laboratorium, dan lain sebagainya (Pravitasari
dkk., 2018).
Karena voltmeter dimaksudkan untuk mengukur beda potensial listrik,
maka beda potensial listrik yang akan diukur itu hendaknya diterima (seluruhnya)
oleh voltmeter dan nilainya tidak boleh lebih besar dari batas ukur maksimum
voltmeter itu. Agar beda potensial listrik yang akan diukur dterima oleh voltmeter,
maka voltmeter harus dipasang paralel dengan komponen atau bagian rangkaian
yang akan diukur beda potensial listriknya. Untuk voltmeter DC pemasangan itu
harus tepat memperhatikan kutub positif dan kutub negatifnya (Siagian, 2021).

V
+ _
R

i
)
+ _

, r
Gambar 1 Voltmeter DC pada rangkaian sederhana
Sumber: (Arifin, 2019)
Voltmeter dapat dibuat dari sebuah galvanometer dan sebuah hambatan
eksternal Rx yang dipasang seri. Adapun tujuan pemasangan hambatan Rx ini
tidak lain adalah untuk meningkatkan batas ukur galvanometer, sehingga dapat
digunakan untuk mengukur tegangan yang lebih besar dari nilai standarnya.
Amperemeter sering juga disebut ammeter. Amperemeter pada rangkaian perlu
diletakkan seri terhadap kuat arus yang ingin diukur. Hal ini disebabkan arus tidak
akan berubah bila melalui rangkaian seri, dan akan terbagi bila melalui rangkaian
paralel. Walaupun arus pada rangkaian seri tidak berubah, akan tetapi perletakan
amperemeter pada suatu rangkaian tersebut akan mempengaruhi pengukuran. Hal
ini dikarenakan amperemeter memiliki tahanan internal sehingga akan menambah
besaran tahanan total pada rangkaian tersebut dan merubah besar arus yang hanya
mengalir ke tahanan pada rangakaian awal (Bakri, 2008).
BAB III
METODE PENELITIAN

III.1 Waktu dan Tempat

Waktu dan tempat dilakukannya percobaan ini adalah sebagai berikut:

Hari/Tanggal : Jum’at/ 26 Mei 2023

Waktu : 08.00 - 10.00 WITA

Tempat : Laboratorium Elektronika Lantai 2 Fakultas Sains dan Teknologi

Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar Samata-Gowa

III.2 Alat dan Komponen

III.2.1 Alat

Alat yang digunakan pada percobaan ini adalah sebagai berikut:

a. Multimeter Digital (1 Buah)


Berfungsi untuk mengukur tegangan, arus listrik dan tahanan listrik.
b. Power Supply (1 Buah)
Berfungsi sebagai sumber tegangan.
c. Voltmeter Analog (1 buah)
Berfungsi untuk mengukur tegangan listrik.
d. Konektor (1 buah)
Berfungsi menghubungkan antar komponen.
e. Resistor (2 buah)
Berfungsi untuk menghambat tegangan listrik.
III.2.2 Prosedur Kerja
Prosedur kerja pada percobaan ini adalah sebagai berikut:
a. Menyiapkan alat dan bahan
b. Merangkai rangkaian sesuai dengan arahan asisten
c. Memastikan nilai R1 dan R2 sama
d. Menghubungkan power supply dengan rangkaian
e. Mengukur dan mencatat tegangan pada R2 dengan alat ukur yang ada
f. Mengulangi percobaan dengan nilai R yang berbeda
g. Mengulangi percobaan dengan nilai V yang berbeda
h. Menghitung masing-masing % kesalahan dengan terlebih dahulu
menentukan nilai Rd dari alat ukur
i. Mengulangi kegiatan dengan pengukuran dan mengganti alat ukur manual
dengan alat ukur digital
j. Membandingkan dengan hasil yang diperoleh
k. Membuat analisa data dan kesimpulan percobaan.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

IV.1 Hasil Pengamatan


Tebel Pengamatan
Arus defeksi penuh voltmeter (ifs) = 0,2 A
Sensitivitas voltmeter (s) = 5 Ω/v
Tegangan penuh defleksi voltmeter (vfs) = 600 v
Resistansi internal voltmeter (Rm) = 300 kΩ
Tabel 1. Hasil pengamatan
Resistansi (Ω) Resistansi R2 (Ω) Variabel Tegangan Tegangan R2 (v)
Sumber
3 1,64
6 3,19
470 470 7,3 3,95
9 4,70
12 6,21
3 1,73
6 4,24
150 470 7,3 6,80
9 7,23
12 9,46

Tabel 2. Hasil Analisi Data


Variabel
R1 (Ω) R2 (Ω) Tegangan Tegangan Vth % error %diff
Sumber (R2)

3 1,64 1,5 9,3 0,4


6 3,19 3 6,3 0,6
470 470 7,3 3,95 3,75 6,3 0,7
9 4,70 4,5 8,8 1,41
12 6,61 6 3,5 0,7
3 1,73 2,25 23 0,74
6 4,24 4,5 7,5 1
150 470 73 6,80 5,62 20 3,4
9 7,23 6,75 7,1 14
12 9,46 9 5,1 1,3
IV.2 Pembahasan
Voltmeter mempunyai skala penuh atau batas ukur maksimum, dalam
kenyataannya mengukur tegangan listrik yang nilai tegangannya jauh lebih besar
dari batas ukur maksimumnya. Susunan suatu voltmeter dengan menggunakan
galvanometer jika dipakai untuk mengukur tegangan yang lebih besar dari batas
ukurnya maka harus dipasang suatu hambatan seri RS terhadap galvanometer
(sebagai voltmeter) (Manurung, 2018).
Pada percobaan yang dilakukan dua kali pengambilan data, pada kegiatan
1 yakni mengukur tegangan pada R dengan menggunakan resistensi yang sama
yakni 470 K dan tegangan sumber (Vs) yang digunakan pada power supply
sebesar 3 v, 6 v, 7,5 v, 9 v dan 12 v diperoleh hasil tegangan 1,65 v, 3,19 v, 3,95
v, 4,70 v dan 6,21 v. Setelah melakukan analisis data diperoleh persen error
sebesar 9,3%, 6,3%, 5,3% , 8,8% dan 3,5% serta persen diff sebesar 0,4%, 0,6%,
0,7%, 1,41% dan 0,7%.
Pada kegiatan kedua yakni mengukur tegangan pada R dengan
menggunakan resistansi yang berbeda yakni resistensi 1 sebesar 150 dan resistensi
kedua sebesar 470 tegangan sumber (Vs) yang digunakan pada power supply
sebesar 3 v, 6 v, 7,5 v, 9 v dan 12 v. Diperoleh hasil tegangan Vth sebesar 2,25 v,
4,5 v, 5,62 v, 6,75 v dan 9 v. Persen error sebesar 23% , 7,5%, 20%, 7,1% dan
5% serta persen diff sebesar 0,74%, 1%, 3,4%, 1,4% dan 1,3%.
Berdasarkan hasil percobaan dan hasil analisis data dapat disimpulkan
bahwa semakin besar nilai tegangan sumbernya maka nilai tegangan thevenin juga
semakin besar atau dapat dikatakan bahwa nilai tegangan sumber berbanding
lurus dengan nilai tegangan theveninya.
BAB V

PENUTUP

V.1 Kesimpulan
Adapun kesimpulan pada percobaan ini adalah sebagai berikut :
1. Pembebanan pada tegangan terjadi apabila nilai resistensi lebih besar dari
hambatan dalam pada voltmeter. Hal ini terjadi karena Apabila
resistensinya lebih besar daripada hambatan dalam maka arus listrik akan
cenderung mengalir ke voltmeter. Hal ini disebabkan karena arus akan
mengganti pada hambatan yang lebih rendah daripada hambatan tinggi.
2. Untuk menghitung kesalahan pengukuran tegangan dapat dilakukan
dengan cara membagi harga resistor dengan jumlah dari harga transistor
dengan tahanan dalam alat ukur.

V.2 Saran
Sebaiknya pada percobaan selanjutnya menggunakan mutimeter yang
dapat berfungsi dengan baik, agar memudahkan praktikan dalam mengambil data.
DAFTAR PUSTAKA
Arifin, Zaenal, Negara, Franssisco Nur Dan Wafy, Muhammad. (2019). Pengaruh
Pembebanan Terhadap Arus Motor Eg-530ad-2f. Jurnal Disprotek. 9(1):
43-49.
Bakri, Abdul Haris. (2008). Dasar-Dasar Elektronika. Yogyakarta: Andi.
Blocher R. (2004). Dasar Elektronika. Yogyakarta: ANDI.
Manurung, Sondang Dan Sinambela, Masdiana. (2018). Perangkat Pembelajaran
Ipa Berbentuk Lks Berbasis Laboratorium . Jurnal Inovasi Pembelajaran
Fisika. 6(1): 80-87.
Pravitasari, Chyntia Dewi Candra, Syakur, Abdul Dan Setiyono, Budi. (2018).
Perancangan Pengukuran Tegangan Tinggi Pada Modul Pembangkit
Tegangan Tinggi Impuls. Transient. 7(4): 18-26.
Siagian, Sinta Marito. (2021). Analisis Karakteristik Hasil Pengukuran Terhadap
Arus Dan Tegangan Pada Suatu Resistansi. Jurnal Ilmiah Teknik Mesin,
Industri, Elektro Dan Sipil . 2(1): 55-59.
Sinabutar, Dohar, Marlon Tua Pangihutan Sibarani. (2019). Pembuatan Modul
Praktek Pengukuran Tegangan dan Arus Pada Rangkaian Listrik Di Smp
Swasta Perguruan Nasional Sidikalang. Jurnal Inovtek Polbeng. 9(2): 356-
361.

Anda mungkin juga menyukai