Anda di halaman 1dari 16

Laporan Mata Kuliah

VE190103 – Pengukuran Listrik

Disusun oleh :
M Akbar Hidayatullah 2040221038

Program Studi Sarjana Terapan Teknologi Rekayasa Otomasi


Departemen Teknik Elektro Otomasi - Fakultas Vokasi
Institut Teknologi Sepuluh Nopember
Semester Gasal 2022/2023
BAB I PENDAHULUAN
Pada era tradisional seseorang menentukan sebuah ukuran masih menggunakan cara
konvensional. Seperti saat menentukan panjang menggunakan satuan Jengkal, hasta, ataupun
kaki. Yang pernah kita dengar "panjang tongkat ini 3 hasta, pada ketinggian 1000 kaki"
Menggunakan satuan tersebut tentu saja tidak akurat, karena ukuran bagian tubuh seseorang
berbeda beda. Dengan ditemukanya besaran dan satuan yang telah disepakati dalam ilmu
pengukuran. Seperti panjang dalam meter, massa dalam kg, dan arus dalam ampere. Kini begitu
membantu seseorang untuk menentukan ukuran suatu benda secara akurat. Juga dengan adanya
peralatan yang membantu dalam mengukur seperti neraca, mistar, dan avometer.

Pada materi pengukuran listrik dipelajari tentang berbagai alat ukur listrik beserta kegunaanya.
Dengan memelajari materi tersebut, saya mengetahui jenis-jenis alat ukur yang masing – masing
memiliki fungsinya tersendiri. Seperti Avometer yang digunakan untuk mengukur nilai arus,
tegangan, hambatan, bahkan juga bisa digunakan untuk mendeteksi apakah sebuah kabel
tersambung atau terputus. Saat sudah bisa mengukur, tentunya kasus seperti ledakan komponen
akibat kelebihan tegangan sedikit sekali terjadi.
BAB II MATERI MATA KULIAH

A. Konsep Sistem Pengukuran

Pengukuran adalah membandingkan antara suatu besaran dengan besaran lain. Sebagai
pembandingan digunakan suatu alat bantu (alat ukur) yang sudah dikalibrasi. Contoh:
Pengukuran tegangan pada jaringan listrik. Dalam hal ini, tegangan yang akan diukur
dibandingkan dengan nilai yang ditunjukkan oleh volt meter.

Besaran dan Satuan


Besaran adalah segala sesuatu yang dapat diukur atau dihitung, dinyatakan dengan Angka atau
nilai dan setiap Besaran pasti memiliki satuan. Contoh besaran dalam Ilmu kelistrikan dan
Elektronika seperti Tegangan, Arus listrik, Hambatan, Frekuensi dan Daya Listrik.

Satuan atau unit digunakan untuk memastikan kebenaran pengukuran atau sebagai nilai standar
bagi pembanding alat ukur. Satuan digunakan dalam berbagai disiplin ilmu untuk
mendefinisikan berbagai pengukuran, rumus dan data

1.1 Metode Pengukuran

Metode dalam pengukuran dibagi menjadi 2 kategori

1. Pengukuran Langsung

Pengukuran suatu besaran yang tidak bergantung pada pengukuran besaran-besaran lain

Contoh: - Mengukur panjang tongkat dengan mistar, - Mengukur waktu dengan stopwatch/
stopclock. Jadi pengukuran suatu besaran secara langsung adalah membandingkan besaran
tersebut secara langsung dengan besaran acuan

2. Pengukuran Tidak Langsung


pengukuran besaran fisika dengan cara tidak langsung membandingkannya dengan besaran
acuan, akan tetapi dengan besaran-besaran lain. Contoh: - Mengukur suhu dengan cara
mengukur perubahan volume air raksa, - Mengukur berat benda dengan cara mengukur
pertambahan panjang pegas, - Mengukur kecepatan, kalor, dll. Semuanya merupakan
pengukuran tidak langsung.

Terdapat beberapa karakteristik yang ada dalam pengukuran.

Accuracy/ ketelitian
ini didefinisikan sebagai persesuaian antara pembacaan alat ukur dengan nilai sebenarnya
dari besaran yang diukur. Ketelitian alat ukur diukur dalam derajat kesalahannya.
Ketelitian alat ukur ditentukan oleh factor berikut
 Kondisi alat ukur
ketelitiannya harus sesuai dengan yang dipersyaratkan untuk pengukuran.
 Operator atau pengguna alat ukur tidak memahami cara yang benar sehingga terjadi
kesalahan pemakaian atau cara membaca skala salah padahal alat ukur pada kondisi yang
baik.
 Ketelitian alat ukur dapat berkurang disebabkan antara lain, umur alat ukur yang
memang sudah melebihi yang direncanakan sehingga mengalami kerusakan atau sumber
listrik yang harusnya terpasang dengan kondisi tertentu, sudah tidak memenuhi seperti yang
dipersyaratkan.
Presisi
Seberapa banyak pengukuran menunjukan nilai yang benar dalam beberapa percobaan.
Seperti saat latihan memanah, ketika melakukan 3 kali percobaan dan semua hasilnya berada
pada daerah yang sama, maka disebut presisi
Sensitivity / kepekaan
Kepekaan ialah perbandingan antara besaran akibat (respone) dan besaran yang diukur.
Kepekaan ini mempunyai satuan, misalnya mm/μA. Sering kepekaan ini dinyatakan sebgai
sebaliknya. Jadi besarannya/satuannya menjadi μA/mm atau disebut faktor penyimpangan
(kebalikan dari kepekaan).

Resolusi
Resolusi dari suatu alat ukur adalah pertambahan yang terkecil dari besaran yang diukur
yang dapat dideteksi alat ukur dengan pasti. Misalnya suatu Voltmeter mempunyai skala
seragam yang terbagi atas 100 bagian dan berskala penuh sama dengan 200 V. Satu
perseratus jelas, maka deskriminasi alat ukur sama dengan 1/100 atau 2 V
Repeatability
Banyak alat ukur mempunyai sifat bahwa nilai penunjukkannya bertendensi bergeser, yaitu
dengan satu nilai masukan yang sama, nilai pembacaan berubah dengan waktu.
Hal tersebut disebabkan antara lain oleh:
a. Fluktuasi medan listrik disekitarnya. Untuk mencegah hal ini harus dipasang pelindung.
b. Getaran mekanis. Untuk menghindari hal ini dipasang peredam getaran.
c. Perubahan suhu. Dalam hal ini ruangan diusahakan suhunya tetap dengan cara
pemasangan alat pendingin (AC)

1.2 Kesalahan Pengukuran

Kesalahan pada sistem pengukuran atau disebut juga eror dapat dibagi menjadi dua, yaitu eror
yang muncul selama proses pengukuran dan eror yang muncul akibat sinyal pengukuran
dipengaruhi gangguan atau noise selama pengiriman sinyal dari titik pengukuran ke beberapa
tempat lain. Mengurangi error merupakan hal yang penting. Langkah awal dalam rangka
mengurangi terjadinya eror yang muncul adalah dengan melakukan analisisl seluruh sumber
eror pada sistem. Eror yang muncul selama proses pengukuran dapat dibagi ke dalam dua
kelompok,

Sumber Eror Sistematik

Eror sistematik mendeskripsikan eror pada pembacaan output sistem pengukuran yang secara
konsisten ada pada satu sisi pembacaan yang benar, yaitu seluruh eror adalah positif (lebih besar
dari nilai benar pembacaan) atau seluruh eror adalah negatif (lebih kecil dari nilai benar
pembacaan)

Beberapa hal yang menyebabkan terjadinya eror sistematik adalah akibat faktor bawaan pada
pembuatan instrumen yang keluar dari toleransi komponen. Sumber eror sistematik yang lain
seperti pembengkokan jarum alat ukur, penyimpangan pada karakteristik instrumen dan
pengkabelan yang jelek. Dan juga bisa disebabkan oleh efek gangguan lingkungan maupun
gangguan pengukuran yang muncul akibat aksi pengukuran.

Eror Acak

Eror acak adalah penyimpangan pengukuran di kedua sisi nilai benar yang disebabkan oleh efek
acak dan tak dapat diprediksi, sehingga eror positif dan eror negatif terjadi dalam jumlah yang
hampir sama untuk sederetan pengukuran satu besaran yang sama. Error acak sering kali
muncul ketika pengukuran dilakukan oleh pengamatan manusia pada alat ukur analog dapat
direduksi dengan mengambil rata-rata sejumlah pengukuran.

A. Prinsip Keja Alat Ukur Listrik


Amperemeter

Ampermeter merupakan alat yang digunakan untuk mengukur besaran arus listrik. Arus listrik
merupakan besaran pokok yang satuannya Ampere (A). Posisi ampermeter dalam rangkaian
listrik dipasang secara seri.

Posisi Ampermeter dalam rangkaian

Memperbesar batas ukur pada amperemeter dapat dilakukan dengan cara memasang shunt pada
amperemeter/basicmeter.

Voltmeter

Merupakan alat yang digunakan untuk mengukur besaran tegangan listrik. Satuan Internasional
dari tegangan adalah volt diberi simbol V. Voltmeter dipasang paralel pada ujung-ujung
hambatan yang akan diukur beda potensialnya.

Multimeter

Multimeter merupakan alat ukur listrik yang digunakan untuk mengukur besaran listrik. Alat ini
dapat digunakan untuk mengukur tegangan DC maupun AC, hambatan, dan arus listrik.
 Papan Skala Multimeter

Papan skala multimeter digunakan untuk membaca hasil pengukuran. Pada papan skala
terdapat; tahanan/resistan (resistance) dalam satuan Ohm (Ω), tegangan (ACV dan DCV), kuat
arus (DCmA), dan skala-skala lainnya.

 Saklar Jangkauan Ukur (selector)

Digunakan untuk menentukan posisi kerja Multimeter, dan batas ukur (range). Jika digunakan
untuk mengukur nilai satuan tahanan (dalam Ω), saklar ditempatkan pada posisi Ω, demikian
juga jika digunakan untuk mengukur tegangan (ACV-DCV), dan kuat arus (mA-μA). Satu hal
yang perlu diingat, dalam mengukur tegangan listrik, posisi saklar harus berada pada batas ukur
yang lebih tinggi dari tegangan yang akan diukur. Misal, tegangan yang akan diukur 220 ACV,
saklar harus berada pada posisi batas ukur 250 ACV. Demikian juga jika hendak mengukur
DCV.

Batas Ukur (Range) Multimeter

1. Batas Ukur (Range) Kuat Arus : biasanya terdiri dari angka-angka; 0,25 – 25 – 500
mA. Untuk batas ukur (range) 0,25, kuat arus yang dapat diukur berkisar dari 0 –
0,25 mA. Untuk batas ukur (range) 25, kuat arus yang dapat diukur berkisar dari 0 –
25 mA. Untuk batas ukur (range) 500, kuat arus yang dapat diukur berkisar dari 0 –
500 mA.
2. Batas Ukur (Range) Tegangan (ACV-DCV) : terdiri dari angka; 10 – 50 – 250 – 500
– 1000 ACV/DCV. Batas ukur (range) 10, berarti tegangan maksimal yang dapat
diukur adalah 10 Volt. Batas ukur (range) 50, berarti tegangan maksimal yang dapat
diukur adalah 50 Volt, demikian seterusnya.

Batas Ukur (Range) Ohm : terdiri dari angka; x1, x10 dan kilo Ohm (kΩ). Untuk batas ukur
(range) x1, semua hasil pengukuran dapat langsung dibaca pada papan skala (pada satuan Ω).
Untuk batas ukur (range) x10, semua hasil pengukuran dibaca pada papan skala dan dikali
dengan 10 (pada satuan Ω). Untuk batas ukur (range) kilo Ohm (kΩ), semua hasil pengukuran
dapat langsung dibaca pada papan skala (pada satuan kΩ), Untuk batas ukur (range) x10k
(10kΩ), semua hasil pengukuran dibaca pada papan skala dan dikali dengan 10kΩ

 Sekrup Pengatur Posisi Jarum (preset) Multimeter


Sekrup pengatur posisi jarum (preset pada multimeter digunakan untuk memindahkan jarum
penunjuk pada angka nol (sebelah kiri papan skala).

 Tombol Pengatur Jarum Pada Posisi Nol (Zerro Adjustment)

Tombol pengatur jarum posisi nol (Zerro Adjustment) digunakan untuk menera jarum penunjuk
pada angka nol sebelum Multimeter digunakan untuk mengukur nilai tahanan/resistan. Dalam
praktek, kedua ujung kabel probedipertemukan, tombol diputar untuk memosisikan jarum pada
angka nol.

 Lubang Kabel Probe Multimeter

Lubang probe multimeter merupakan tempat untuk menghubungkan kabel probe dengan
Multimeter. Ditandai dengan tanda (+) atau out dan (-) atau common. Pada Multimeter yang
lebih lengkap terdapat juga lubang untuk mengukur hfe transistor (penguatan arus
searah/DCmA oleh transistor berdasarkan fungsi dan jenisnya), dan lubang untuk mengukur
kapasitas kapasitor.

C. Pengunaan Alat Ukur

1. Cara membaca nilai arus menggunakan Ampermeter

 Misalkan R adalah Lampu

Posisi ampermeter dipasang secara seri dengan lampu, sehingga memutus salah satu ujung
kabel. Kemudian sambungkan dengan kabel ampermeter.

 Membaca skala yang ditunjuk oleh jarum amperemeter.

Hati-hati dalam membaca skala yang digunakan, perhatikan batas ukur yang digunakan. pada
gambar di atas batas ukur yang digunakan adalah 25 mA.skala maksimum 50 dan skala yang
ditunjuk jarum ampermeter 20. Jadi hasil pengukuran arus listrik yang mengalir pada rangkaian
adalah 10mA.
2. Cara membaca nilai tegangan pada voltmeter

 Misalkan mengukur beda potensial yang melewati lampu.

 Posisi voltmeter dipasang secara parallel terhadap lampu.


 Memasang kutub positf dan negative voltmeter sesuai dengan kutub baterai (sumber
tegangan)
 Membaca skala yang ditunjuk oleh voltmeter Pada gambar di atas, diketahui batas ukur
maksimum 15V (probe positif), skala yang ditunjuk 10, dan skala maksimum 15

3. Membaca nilai hambatan pada multimeter

a. Cara mengukur hambatan (Resistansi) dengan multimeter digital

b. Cara mengukur hambatan (Resistansi) dengan multimeter analog

Sebelum melakukan pengukuran hambatan maka, perlu diperhatikan hal berikut ini:

1) Letakan selektor atau batas ukur (BU) resistansi yang paling sesuai. Pilih batas ukur
resistansi sehingga mendekati tengah skala. Sebagai contoh: dengan skala yang ditunjukkan
dibawah dengan resistansi sekitar 50Kohm pilih × 1Kohm range
2) Hubungkan kedua ujung probe (colokan) jadi satu. Bila jarum belum bisa menunjuk skala
pada titik nol putar ohm ADJ sampai jarum menunjukan nol (ingat skala 0 bagian kanan!). jika
tidak dapat diatur ke titik nol maka baterai perlu diganti

Cara menghitung nilai resistansi yang terukur

R = BU x JP R = resistansi yang terukur (ohm)

BU = Batas Ukur yang digunakan

JP = Penunjukan Jarum pada skala Sehingga

pada contoh diatas dapat kita hitung resistansi yang terukur memiliki nilai:

BU = 1K

JP = menunjuk pada angka 50 ohm terhitung :

R = 1K x 50

R = 50K ohm

Maka nilai resistor yang terukur adalah 50KΩ


3. Cara mengukur nilai kapasitor

Kapasitor adalah komponen elektronik yang dirancang untuk dapat menyimpan dan membuang
tegangan arus listrik searah (Direct Current Voltage/DCV). Kapasitor terbagi dalam dua jenis.
Pertama, kapasitor yang memiliki kutub positip (+) dan negatip (-). Dalam teknik elektronika
disebut kapasitor polar (polarised capacitor).

Kedua, kapasitor yang tidak memiliki kutub positip (+) dan negatip (-). Disebut kapasitor non
polar (unpolarised capacitor).

Polar Nonpolar

1) Atur posisi skala Selektor ke simbol kapasitor.

2) Hubungkan Probe ke terminal kapasitor

3) Baca Nilai Kapasitansi Kapasitor tersebut

4. Cara mengukur nilai inductor

Fungsi pokok induktor adalah untuk menimbulkan medan magnet.Induktor berupa kawat yang
digulung sehingga menjadi kumparan, kemampuan induktor untukmenimbulkan medan magnet
disebut induktansi. Satuan induktansi adalah henry (H) atau milihenry (mH).

1. Nyalakan LCR meter, lalu sakelar selector diatur pada skala induktansi

2. Hubungkan probe merah dan hitam LCR meter ke kaki-kaki induktor, boleh bolak-balik
karena induktor tidak memiliki kutub positif dan negative.
3. Perhatikan pembacaannya di layar LCR meter, karena yang diukur adalah induktor 10mH,
maka skala cukup diatur pada 20mH. Apakah skalanya boleh dipindah ke 200mH? Boleh. Yang
tidak boleh adalah jika kita ukur induktor 1 H lalu skala ditempatkan pada 200mH, sudah pasti
LCR meter tidak akan mengeluarkan hasil pembacaan. Hasil pengukuran induktansi dari
induktor 10mH
BAB III ANALISIS KORELASI MATA KULIAH DAN PROGRAM
STUDI

 Rangkaian Listrik
Sebelum membuat rangkaian, perlu diukur terlebih dahulu nilai tegangan/arus yang
dibutuhkan oleh sebuah komponen. Supaya tidak terjadi ledakan ataupun komponen
terbakar.
 Rangkaian Logika
Plc diprogram menggunakan bahasa ladder yang dasarnya berasal dari rangkaian logika.
Di setiap perintah harus sesuai dengan alamat input atau output yang dituju. Maka
untuk memprogram harus akurat dan presisi
 Pengantar Teknologi Otomasi
Saat hendak memasang sensor ataupun alat lain, perlu diketahui berapa tegangan yang
dibutuhkan alat tersebut untuk beroperasi dengan baik
 Matematika Teknik
Sebuah resistor dalam rangkaian bisa diukur nilai resistansinya menggunakan avometer.
Selain itu juga, bisa menggunakan teori-teori seperti hukum ohm yang mana untuk
menghitungnya menggunakan konsep matematika
 Kimia Terapan

Pada suatu tempat produksi makanan, bahan-bahan yang diperlukan tidak asal
dicampur, melainkan telah melalui pemantauan untuk ditentukan takaranya. Juga untuk
bahan kimia tambahan seperti pemanis, pewarna, pengawet harus diukur terlebih dahulu
.supaya bisa memperoleh hasil yang diinginkan.

 Pancasila
Dalam mengukur diusahakan untuk mengikuti aturan yang ada di dalam suatu alat ukur.
Karena, alat ukur memiliki aturan khusus yang harus dipatauhi. Seperti saat mengukur
tegangan menggunakan multimeter, maka selector harus ditempatkan pada range
tegangan (V). Mata kuliah Pancasila mengajarkan bahwa adanya peraturan yang dibuat
oleh pemerintah harus ditaati dengan baik.
 Program Studi Teknologi Rekayasa Otomasi
Seorang engineer yang melakukan penelitian terkait suatu alat, perlu melakukan analisa
dan praktikum secara konsisten. Seperti contoh saat membuat lampu otomatis
menggunakan sensor. Sumber yang masuk ke dalam komponen begitu penting untuk
diperhitungkan. Karena saat ada kesalahan akan terjadi 2 kemungkinan, yaitu tidak
bekerja ataupun terjadi kerusakasn.

DAFTAR PUSTAKA

[1] https://sc.syekhnurjati.ac.id/esscamp/files_dosen/modul/Pertemuan_13IPA2380416.pdf

[2] Pengukuran Listrik/Elektronik LOG.OO12.002.01

[3]https://sc.syekhnurjati.ac.id/esscamp/files_dosen/modul/
Pertemuan_13IPA2380416.pdf

[4] https://blog.unnes.ac.id/antosupri/cara-menggunakan-multimeter/

[5] https://www.academia.edu/ 34687084/KESALAHAN_PENGUKURAN


LAMPIRAN

Program Studi Sarjana Terapan Teknologi Rekayasa Otomasi


Departemen Teknik Elektro Otomasi
Fakultas Vokasi
Institut Teknologi Sepuluh Nopember

Silabus Mata Kuliah

Pengukuran Listrik (VE190103)

3 SKS (2 SKS Teori + 1 SKS Praktikum)

Deskripsi Mata Kuliah


Mata kuliah ini memberikan pembelajaran tentang besaran listrik, alat ukur besaran listrik, dan
tata cara pengukuran besaran listrik; baik secara teori maupun praktek.

Materi

1. Overview dan Kontrak Kuliah


2. Konsep Sistem Pengukuran
a. Besaran dan Satuan
b. Metode Pengukuran
c. Kesalahan dan Pengukuran
3. Prinsip Kerja Alat-Alat Ukur Listrik
a. Amperemeter
b. Voltmeter
c. Ohmmeter
d. Alat ukur listrik yang lain
4. Penggunaan Alat-alat ukur listrik
a. Amperemeter,
b. Voltmeter
c. Ohmmeter
d. Pengukuran Kapasitor dan Induktor
e. Potential Transformer
f. Current Transformer
g. Pengukuran Daya
5. Osciloscope
6. Perkembangan Terbaru Alat Ukur Modern
Materi Tambahan

1. Studi Kasus Pengukuran di Industri

2. Proses Kalibrasi

Referensi :
 Slawomir Tumanski, “Principles Of Electrical Measurement”, CRC Press, 2006.
 Robert B. Northrop, “Introduction To Instrumentation And Measurements 2nd
Edition”, CRC Press, 2005.
 Alan S. Morris, “Measurement and Instrumentation Principles 3rd Edition”,
Butterworth Heinemann, 2001.
Software :

 Multisim
 Proteus

Anda mungkin juga menyukai