ALAT UKUR
LISTRIK DAN ELEKTRONIKA
LEMBARAN INFORMASI
LEMBARAN PRAKTEK
&
Nama siswa : ………………………………………………………………………………….
NIS : ………………………………………………………………………………….
TINGKAT : ………………………………………………………………………………….
Program Keahlian:
TEKNIK KETENAGALISTRIKAN
Kompetensi Keahlian:
TEKNIK OTOMASI INDUSTRI
1.PENGUKURAN ELEKTRONIKA
1. Pengukuran
Mengukur adalah membandingkan suatu besaran keadaan dengan satuan besaran
yang disepakati. Kesepakatan (standar) menjadikan pengukuran itu mempunyai arti.
Mengukur panjang (atau tinggi) misalnya dengan satuan tradisional adalah “depa”, “hasta”
dan “tombak” yang standarnya bisa berbeda, atau dengan satuan British “inchi”, “feet” dan
satuan SI “meter” yang telah disepakati secara internasional.
Pengukuran dg satuan standar memberikan arti dan perpektif yang sama diseluruh dunia.
Atau bisa dikatakan sebagai menyatakan sesuatu dengan bahasa yang sama.
a. Instrumen
Yang disebut instrumen disini adalah alat untuk melakukan pengukuran. Penggaris
(ruler) / meteran kain dan timbangan beras serta termometer air raksa, adalah instrumen
pengukur panjang dan berat (massa) serta suhu. Sedangkan timbangan elektronik,
termometer elektronik adalah instrumen (elektronik) untuk mengukur hal yang sama diatas
massa dan suhu.
Dalam pengukuran dikenal apa yg disebut dengan ketelitian, ketepatan, sensitivity, resolusi
dan kesalahan yang akan selalu melekat pada setiap saat penggunaan instrumen.
Pengertian tentang hal-hal tersebut akan membantu melakukan “pengukuran” dengan
benar.
b. Ketelitian (accuracy)
Ketelitian adalah harga terdekat yang dibaca oleh instrumen yang mendekati harga
sebenarnya. Semakin teliti/akurat sebuah alat semakin kecil toleransi kesalahan dalam
membaca/menampilkan pengukuran,
c. Ketepatan (precision)
Ketepatan adalah kemampuan instrumen untuk melakukan pengukuran yang
hasilnya serupa. Dengan memberikan suatu nilai tertentu pada sebuah variabel, maka
ketepatan (presisi) adalah suatu ukuran tingkatan yang menunjukkan perbedaan hasil
pengukuran pada pengukuran-pengukuran yang dilakukan secara berurutan.
d. Sensitivitas (sensitivity)
Sensitivitas adalah perbandingan atau antara sinyal keluaran atau respon instrumen
terhadap perubahan masukan atau variabel yang diukur.
e. Resolusi (resolution)
Resolusi adalah perubahan terkecil dalam nilai yang diukur yang akan direspon /
ditanggapi instrumen.
f. Kesalahan (error)
Kesalahan adalah penyimpangan variabel yang diukur dari nilai harga sebenarnya.
Kesalahan bisa terjadi karena kesalahan manusia seperti salah membaca, instrumen tidak
sesuai dan salah penaksiran ( disebut kesalahan umum/ kecerobohan / gross error)
atau karena kekurangan pada instrumen seperti kerusakan/aus pada komponennya,
pengaruh lingkungan (disebut systemic error)
ataupun karena kesalahan yang tidak disengaja yang tidak diketahui ( random error).
a. Kesalahan umum karena kecerobohan terutama disebabkan faktor manusia
dalam pembacaan atau pemakaian instrumen dan dalam pencatatan serta
penaksiran hasil-hasil pengukuran. Selama manusia terlibat potensi
kesalahan ini tidak dapat dihindari. Meski tidak mungkin dihilangkan secara
keseluruhan, usaha untuk mencegah dan memperbaiki kesalahan-2 umum ini
perlu dilakukan. Beberapa kesalahan umum adalah pemakaian instrumen
yang tidak sesuai. Contoh pengukuran tegangan menggunakan voltmeter
berimpedansi rendah (multimeter analog standar) pada rangkaian dengan
impedansi tinggi. Meski instrumen tersebut telah terkalibrasi dengan baik,
karena dia membebani rangkaian maka pembacaan akan keliru. Pembacaan
akan benar ketika multimeter elektronik / digital dipakai yang berimpedansi
tinggi ( jauh lebih besar resistansi dalamnya dibanding resistansi/impedansi
rangkaian yang diukur tegangannya.
2. Pengukuran Elektronika
Pengukuran dasar elektronika adalah mengukur 3 besaran dasar yaitu arus yang
dinyatakan dalam satuan ampere (A), tegangan yang dinyatakan dalam satuan volt (V) dan
resistansi/hambatan yang dinyatakan dalam satuan Ohm (). Pengukuran besaran-besaran
ini dapat dilakukan dengan multimeter analog dan multimeter digital. Turunan pengukuran
dasar ini adalah ketersambungan ( continuity ), pengukuran tegangan puncak dan tegangan
rata-rata (AC).
Pengukuran elektronika berikutnya adalah untuk mengukur frekuensi yang dinyatakan dalam
satuan Hetrz ( Hz) dan pemeriksaan bentuk-bentuk tegangan yang dapat dilakukan dengan
osiloskop.
Karena B, A dan N adalah tetap maka torsi yang dibangkitkan adalah merupakan indikasi
langsung (linier/proporsional) dari arus ( I ) yang mengaliri kumparan. Torsi ini yang
menyebabkan defleksi (penyimpangan) jarum ke keadaan mantap ( steady state ) pada arus
besar tertentu yang diimbangi oleh torsi pegas pengontrol.
Arus yang diperlukan untuk penyimpangan skala penuh (full scale deflection / fs) ditentukan
oleh resistansi-dalam (Rd atau Rm) instrumen.
Makin kecil kuat arus yang diperlukan untuk mencapai penyimpangan fs (atau disebut fs
saja) makin peka instrumen tersebut
Kepekaan = 50 A maksudnya adalah untuk menyimpangkan jarum skala penuh perlu arus
sebesar 50 A (disisi lain berarti maksimal boleh dialiri arus sebesar 50 A sebab lebih dari
itu bisa merusakkannnya). Umumnya multimeter analog komersial mempunyai kepekaan
disekitar angka 50 A ini.
Sebuah alat ukur mA analog dilakukan dengan melakukan penjajaran (paralel) hambatan
atau disebut shunt (Rsh) pada instrumen tersebut.
50 A 1 mA
950 A
Untuk membaca nilai sesungguhnya pada papan skala, kalikan angka yang tertera dengan
20 ( misal 50A adalah sama dengan 1 mA ).
Pada multimeter komersial, terdapat beberapa pilihan jangkau pengukuran ( range ) yang
bisa dipilih dengan saklar putar. Contoh dapat dilihat pada gambar berikutnya.
0 50
A
50 A
Rsh 1
Rsh 2
Rsh 3
Instrumen kumparan putar yang sama diatas dapat dijadikan untuk mengukur tegangan
dengan cara menderetkan ( seri ) dengan sebuah resistor seperti gambar berikut:
1V
50 A
0.975V 0.025V
25mV
Pada contoh diatas tersedia empat (4) pilihan jangkauan tegangan dari:
- 25 mV,
- 1 V,
- 10 V
- dan 100 V.
5V
6.666V
5V
3.333V
V
Contoh ekstrim voltage drop pada gambar diatas menunjukkan ketika instrumen pengukur
tegangan dengan kepekaan 40k/V yang dalam pemilihan jangkau ukur dipilih 10 V maka
Ri = 40k/V * 10 V
= 400 k,
Sehingga ketika diukurkan pada titik A & B yang seharusnya terbaca = 5 Volt ( gambar kiri )
menjadi terbaca dipapan hanya 3,33 Volt.
Pada dasarnya jatuh tegangan ini pasti terjadi karena alat ukur membebani rangkaian.
Namun ketika Ri jauh lebih besar dari impedansi atau hambatan dalam rangkaian maka
jatuh tegangan ini bisa diabaikan karena sangat kecilnya.
Jika impedansi / hambatan dalam rangkaian sudah mendekati Ri ( misal lebih dari 10% Ri
maka kesalahan atas pembebanan ( voltage drop ) akan menjadi semakin signifikan.
Jika tegangan AC berbentuk sinus sempurna ( tanpa harmonisa & cacat ) harga efektif akan
sama dengan harga puncak.
Pada umumnya multimeter analog mampu memberikan tanggapan ( respon) yang benar
pada rentang frekuensi AC 50 Hz s/d 15 kHz.
0
A
Ix
Jika terminal pengukur ( probe ) dihubung singkat maka akan mengalir arus sebesar
Io = 1.5 V / ( 450 + P + 500 )
Kuat arus Io diatur oleh potensiometer P agar jarum menyimpang ke skala penuh.
- Penunjukkan jarum skala penuh ditandai dengan angka 0 ( sebab hambatan
diantara pengindera = 0 )
- Pengaturan hambatan P ini yang disebut
3 % pe-nol-an alat ukur hambatan ( zero
adjustment )
Salah ukur dalam% 10% 10%
Salah ukur dilihat secara % terhadapa nila pengukuran ( bukan % full scale ), salah ukur
terkecil terkecil40%
ada pada tengah papan skala ( 2 % – 4 % ).
40%
5 satuan 2 satuan
10 satuan tiap garis tiap garis
tiap garis
50 satuan 1
tiap garis
1 satuan
satuan
tiap garis
tiap garis
TEKNIK OTOMASI INDUSTRI 10
SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN NEGERI 1 CIMAHI
100 satuan tiap garis
3) Multimeter Digital
Dalam banyak hal pemakaian penunjukan dengan angka ini adalah menguntungkan karena
- mengurangi kesalahan pembacaan manusia dan kesalahan interpolasi
- menghilangkan kesalahan paralaksis ( melihat jarum penunjuk analog harus
tepat vertikal dari atas supaya tidak salah )
- memperbesar kecepatan pembacaan
Keuntungan lainnya adalah ketelitian yang jauh lebih tinggi dan proporsional, tidak
membebani rangkaian yang diukur (karena impedansi masukan yang sangat tinggi) lebih
mudah penanganan dan perawatannya.
Ketelitian multimeter digital berlaku tetap untuk semua pembacaan dinyatakan dalam %.
Misalnya satu multimeter digital pada pengukur tegangannya mempunyai ketelitian 1%
berarti jika pada saat pengukuran terbaca
123.4 mVolt maka kesalahannya ada pada kisaran +/- 1% dari 123.4 mVolt atau nilai
sebenarnya antara 122.2 s/d 124.6 mVolt.
Contoh lain terbaca
220.5 Volt maka kesalahannya ada pada kisaran +/- 1% dari 220.5 Volt atau nilai
sebenarnya antara 218.3 s/d 222.7 Volt.
Ada beberapa kekurangan multimeter digital dibandingkan dengan multimeter analog yang
telah dipelajari sebelumnya a.l sebagai berikut:
- lebih peka terhadap desah ( noise )
- lebih peka terhadap sinyal-2 moda tunggal ( common mode signal )
- kurang nyaman dipakai jika mengukur tegangan yang berubah-ubah/naik-turun.
Pada multimeter analog bisa diperkirakan nilai tengah jarum yang bergoyang-
goyang, pada jenis digital yang tampil adalah angka-angka yang terus berubah-
ubah naik-turun ( kilasan-kilasan )
- Pada jenis yang murah resolusi pengukurannya rendah dan kurang stabil.
Selain pengukuran tegangan, arus dan hambatan serta kontinyuitas biasanya paling tidak
multimeter digital mempunyai kemampuan mengukur tegangan tembus maju dioda,
beberapa dilengkapi dengan pengukuran kapasitas Condensator.
4) Osiloskop
Pada dasarnya osiloskop adalah sebuah piranti yang menampilkan gambar sinyal listrik.
Gambar yang dihasilkan menampilkan bagaimana sinyal berubah terhadap waktu.
Sumbu vertikal Y menampilkan tegangan, sumbu horisontal X menampilkan waktu.
Intensitas atau kecerahan (brightness) gambar kadang disebut sumbu
Fungsi dasar osiloskop adalah untuk mengamati bentuk gelombang tadi turunannya bisa
mendapatkan pengukuran sebagai berikut :
- waktu dan besar tegangan sebuah sinyal
- frekuensi sinyal yang berosilasi
- fasa dan penjumlahan fasa ( Lissajous )
- penjumlahan dan pengurangan tegangan ( gelombang ) AC.
Sinyal yang terpicu secara salah akan terlihat seperti berlari-lari dilayar.
Probe pada osiloskop bukan sekedar pengindera seperti pada multimeter, probe disini
adalah konektor bermutu tinggi yang didesain untuk tidak mengindera gangguan radio dan
noise dari jaringan listrik.
Probe didesain untuk tidak mengganggu / mempengaruhi sifat rangkaian yang diukur, meski
bukan berarti sama sekali tidak mengganggu. Untuk memperkecil pembebanan rangkaian
dapat dipilih dengan menempatkan atenuator x10 yang terdapat pada probe pasif seperti
tertera pada gambar.
Terlihat dengan pelemahan 10x maka masukan tegangan 10 Volt puncak-ke-puncak menjadi
tinggal 1 Volt puncak-ke-puncak.
Pengukuran dilakukan pada rangkaian AC atau DC, maksudnya mengukur tegangan dan
arus pada rangkaian tertentu harus jelas dulu apakah AC atau DC agar tidak menimbulkan
kesalahan pembacaan ( atau malah merusakkan alat jika pada multimeter analog )
Keadaan rangkaian terhubung tenaga/tegangan atau tidak terhubung tenaga perlu
diyakinkan ( apalagi jika melibatkan tegangan tinggi ). Jika menginginkan pengukuran
hambatan harus diyakinkan tegangan tidak terpasang.
Akurasi / ketelitian yang diperlukan. Untuk mengukur sekedar mengetahui apakah jala-jala
listrik PLN ada tenaga tentu tidak perlu menggunakan osiloskop atau multimeter sekalipun,
kecuali kita memang menginginkan tahu nilai besarannya. Hal yang sama berlaku untuk
pengukuran-pengukuran lainnya, berapa akurat dan teliti pengukuran yang kita inginkan
menentukan jenis alat apa yg akan dipakai.
Kemudahan sambungan dan penggunaan alat. Secara fisis juga perlu disadari, bahwa
kemudahan penyambungan/penggunaan alat juga menentukan pemakaian jenis alat
tertentu.
Terakhir informasi yang diperlukan perlu didaftar sebelum melakukan pengukuran dan
memilih alat yang tepat sehingga pengukruan yang dilakukan efektif dan efisien (secara
ergonomis).
Pemeriksaan keadaan alat ukur
Pemeriksaan keadaan alat ukur perlu dillakukan sebelum dipergunakan untuk
memastikannya bekerja dengan benar.
Pemeriksaan pada beberapa peralatan uji minimal dilakukan sbb:
Test Lamp
Untuk tes lamp tegangan tinggi ( AC / PLN ) apa boleh buat memang terpaksa diujikan pada
jala-jala PLN yg kita yakini menyala. Demikian juga untuk yg berkaki 2 / tegangan rendah, uji
coba dilakukan dengan memasangkannya pada kedua kutub baterai yang kita yakini masih
bekerja dengan baik. Khusus pada test pen tegangan tinggi, justru yang perlu diyakinkan
adalah keamanan isolasi untuk pengguna. Sangat berbahaya jika ada bagian logam yg
seharusnya tertutup malah terbuka yg bisa menyebabkan pengguna terkena kejutan listrik.
Analog Multimeter
Pemeriksaan pada analog multimeter dilakukan sbb: batere untuk pengukuran
hambatan & pengaturan nol ( zero adjust ), dilakukan dengan memilih saklar pemilih
keposisi Ohm x 1 dan menghubung singkat pengindera. Lihat dari atas ( jika tersedia cermin
papan skala, pastikan hanya terlihat 1 garis jarum ) dengan mengatur knob zero adjust
posisi jarum ditepatkan pada angka nol (Ohm) pada bagian kanan papan skala. Jika jarum
sudah tidak mampu diatur ke angka nol ( > 0 ) berarti batere perlu diganti.
Penepatan nol untuk PMMC, biarkan pengidera terbuka, pilih pengukuran tegangan
kemudian lihat dari atas ( jika tersedia cermin papan skala, pastikan hanya terlihat 1 garis
jarum ) atur dengan obeng kecil pengatur nol PMMC.
Pastikan juga sebelum melakukan pengukuran adalah keamanan kawat-kawat penghubung
pengindera (probe), hindarkan pemakaian kawat-kawat yg terkelupas dan usahakan
untukmengganti jika ada atau minimal menutupi dengan isolasi.
Digital Multimeter
Pemeriksaan pada digital multimeter lebih mudah dibandingkan analog sbb:
pengaturan nol ( jika ada ), dilakukan dengan memilih saklar kepengukuran Ohm kemudian
pilih mode pe-nol-an. Hubung singkat probe dan tekan tombol kendali hingga angka
menunjuk 0.00.
Pastikan juga sebelum melakukan pengukuran adalah keamanan kawat-kawat penghubung
pengindera (probe), hindarkan pemakaian kawat-kawat yg terkelupas dan usahakan untuk
mengganti jika ada atau minimal menutupi dengan isolasi yang cukup.
CRO
Pada CRO ada hal yang harus dilakukan untuk mendapatkan pengukuran yang aman dan
optimal yaitu grounding/pembumian alat.
Harus dipastikan bahwa jala-jala listrik PLN terdapat jalur ground yang bagus. Seandainya
pada jala-jala tidak terdapat lalur ketiga / ground ini, harus dibuatkan untuk mendapatkan
hasil kerja yang benar dari CRO.
Persiapan yang lainnya adalah probe / pengindera, harus diyakini bahwa probe terassembly
dengan baik ( karena mudah / sering dibuka ).
Probe harus dikompensasi hingga menghasilkan pembacaan yang benar.
Kegiatan ini harus dijadikan kebiasaan ketika mulai memakai osiloskop untuk mendapatkan
pembacaan yang benar.
Semua osiloskop menyediakan sumber sinyal referensi di panel depan untuk melakukan
pengaturan kompensasi probe. Cara mengkompensasi probe adalah sebagai berikut :
hubungkan probe ke konektor input CRO
hubungkan probe tip ke terminal referensi
hubungkan ground clip ke ground
perhatikan sinyal gelombang kotak yang ada dilayar
atur pengkompensasi probe sehingga mengkompensasi dengan benar yang ditunjukkan
dengan ujung gambar gelombang kotak berbentuk kotak.
Gambar berikut menunjukkan efek pengaturan kompensasi probe ( correct compennsation,
over compensation dan under compensation).
Pada modul ini kalibrasi yg dijelaskan adalah kalibrasi yang dilakukan langsung dari luar
( seperti zero adjustment ( Ohm dan PMMC ), serta kalibrasi pada knob CRO. Kalibrasi ini
telah diterangkan diatas atau jugaakan dijelaskan langsung pada bagian 2 modul ini.
Perawatan pencegahan lebih ditekankan pada upaya cara pemakaian yang tepat dan
penyimpanan. Cara pemakaian akan dijelaskan pada bagian 2 modul ini.
Penyimpanan Alat Uji Yang Tepat.
Penyimpanan alat uji yang tepat akan membantu memperpanjang usia alat dan termasuk
dalan kategori PM.
Multimeter Analog dan Digital
Penyimpanan untuk meter analog dan digital selalu harus diyakinkan dimulai dengan
mematikan saklar pemilih atau mengatur saklar pemilih ke posisi V * 1000 ( jika posisi off
tidak tersedia ).
Semua kabel probe harus dilipat dengan baik dan ditempatkan pada posisinya ( jika
casingnya menyediakan ruang untuk itu). Pastikan juga buku petunjuk/manual selalu
diletakkan didalam kotak penyimpanannya.
Tidak dianjurkan untuk menyimpan alat uji pada ruangan dengan keadaan ekstrim suh
(panas atau dingin ), kelembaban yang berlebihan dan daerah yang terlalu banyak medan
magnet maupun listrik statis.
Upayakan juga menghindari getaran yang terlalu banyak dan terus menerus. Meski hampir
semua alat meter analog dipersiapkan dengan peredam yang cukup tidak berarti boleh
untuk mendapatkan getaran secara terus-menerus.
Kebiasaaan beberapa electrician untuk meletakkan & menyimpan didalam mesin operasi
karena alat sangat sering dipakai disana adalah salah.
Upaya diatas juga bertujuan untuk mempertahankan kualitas akurasi & ketelitian alat
khususnya meter analog yang menggunakan komparan putar ( PMMC ).
CRO
CRO memerlukan penyimpanan yang baik untuk menghindarkan dari kerusakan. Salah satu
yang harus dilakukan adalah mengamankan layar dari sinar yang kuat dan terus menerus
atau dari sinar matahari langsung. Hal ini menghindarkan dari layar kerusakan / terbakar.
Secara umum urut-urutan penyimpanan dimulai dari pemisahan semua kabel, baik probe
maupun power. Selalu menyimpan probe dalam tempat yang telah disediakan ( tas plastik
ataupun kotak khusus ) dengan didahului melipat semua kabelnya dengan rapi.
Jika dimasukkan kedalam lemari pastikan kaki pelindung ada didepan layar / panel.
Penyimpanan berdiri / menghadap keatas dapat dilakukan dengan meyakini posisi yang baik
dan tidak mudah terpeleset. Hindarkan menggeser osiloskop pada permukaan kasar yang
menyebabkan CRO bergetar, upayakan selalu dalam pemindahan dengan mengangkat
( bukan menggeser ! ).
Perhatian terhadap masalah lingkungan seperti ekstrim suhu dan kelembapan, serta getaran
dan medan magnet juga perlu dilakukan bahkan lebih ketat daripada penyimpanan
multimeter.
Sebelum bekerja dengan multimeter analog harus selalu diingat dua hal penting yaitu
peneraan/kalibrasi internal alat dan keamanan kerja.
Kalibrasi awal harus dilakukan agar hasil pengukuran tidak salah seperti yang telah
dijelaskan pada bagian satu. Pada multimeter analog kalibrasi internal yang pertama
adalah penepatan nol PMMC dan penepatan nol Ohm meter sebelum dipakai.
b. Bebaskan kedua probe meter, lihat / baca meter dari atas tegak lurus ( hindarkan
kesalahan paralaksis).
c. Dengan sebuah obeng (-) kecil atur poros pengatur jarum penunjuk hingga
menunjuk angka nol dikiri papan.
d. Jika terdapat cermin upayakan segaris antara garis nol, jarum dan bayangan jarum.
Biasanya hanya perlu satu kali dilakukan peneraan ini tiap akan menggunakan alat.
2. Mengukur Tegangan
Mengukur tegangan dengan multimeter analog yang pertama harus dipastikan adalah
apakah kita akan mengukur tegangan AC atau DC. Kekeliruan setting pemilih ke DC
sedangkan yang diukur adalah AC akan menyebabkan keliru baca dan (sangat mungkin)
merusakkan alat ukur kita ( hal yg sebaliknya ( mengukur tegangan DC dengan
pengukur AC hanya akan menyebabkan kesalahan pengukuran).
Jika pengukuran DC yang dilakukan maka harus selalu diingat masalah polaritas,
kesalahan polaritas akan menyebabkan defleksi terbalik dan bisa merusakkan struktur
kumparan meter ( PMMC ).
Berikutnya yang harus dilakukan adalah memilih jangkau pemilih ( range selector ) dari
yang tertinggi, kemudian diturunkan terus hingga tercapai angka paling mendekati
penyimpangan skala penuh ( full scale deflection ) untuk mendapatkan bacaan terbaik
dan kesalahan terkecil. Upayakan selalu memegang probe pada bagian isolatornya
untuk menghindarkan kejutan listrik dan pengukuran yang salah.
3. Mengukur Arus
Mengukur arus memerlukan persiapan pada alat ukur analog yang sama dengan
pengukuran tegangan. Yang patut diingat multimeter analog tidak bisa mengukur arus
AC jadi hanya pengukuran arus searah saja yang bisa dilakukan.
Yang membedakan dengan mengukur tegangan adalah titik pengukuran. Jika pada
pengukuran tegangan tinggal menempatkan pada titik yang dikehendaki pada rangkaian,
tetapi pada pengukuran arus memerlukan pemutusan titik/jalur yang dikehendaki diukur
kemudian menyambung jalur yang terputus tadi dengan mulltimeter ( A ).
Berikutnya yang harus dilakukan adalah memilih jangkau pemilih ( range selector ) dari
yang tertinggi, kemudian diturunkan terus hingga tercapai angka paling mendekati
penyimpangan skala penuh ( full scale deflection ) untuk mendapatkan bacaan terbaik
dan kesalahan terkecil. Upayakan selalu memegang probe pada bagian isolatornya
untuk menghindarkan kejutan listrik dan pengukuran yang salah.
Pengukuran hambatan selalu diawali dengan penolan meter. Ingat untuk tiap jangkau
pemilih selalu diperlukan untuk mengatur posisi nol dengan menghubung singkatkan
probe. Jadi jika kita ingin hasil terbaik ( yaitu melihat hasil ukur ditengah layar ) yang
akan memerlukan beberapa kali pindah posisi pemilih, maka kita juga harus mengatur
posisi nol ulang paling tidak pada pilihan jangkau yg diambil terakhir.
Uji ketersambungna pada multimeter analog secara cepat dapat dilihat dari nyala LED
( jika tersedia. Yang disebut kontinu adalah sambungan dg hambatan dibawah harga
tertentu ( misal < 20 ). Upayakan selalu memegang probe pada bagian isolatornya
untuk menghindarkan pengukuran hambatan yang salah.
Tera dan kalibrasi pada multimeter digital sedikit berbeda dibanding dengan multimeter
analog. Pada beberapa multimeter digital model lama upaya menolkan alat adalah
mengatur tegangan offset op-amp. Caranya adalah dengan menghubung singkatkan
kedua probe dan menekan tombol pengatur nol hingga tercapa angka nol baru
dilepaskan. Cara ini sudah sangat jarang dilakukan karena kemajuan teknologi yang
memungkinkan set nol dilakukan meter secara otomatis.
Keamanan kerja perlu dipelihara dengan cara yang sama seperti ketika menggunakan
multimeter analog.
3. Mengukur Arus
5. Mengukur Kapasitas
6. Menguji Dioda
C. Menggunakan CRO
a. Kendali Tampilan
b. Kendali Vertikal
Kendali vertikal untuk mengatur posisi dan skala bentuk gelombang secara vertikal,
meliputi
Juga harus diperhatikan pelemahan pada probe, jika dipilih pelemahan x10
berarti nilai yang terbaca dilayar harus dikalikan dengan 10.
Volts/div yang diperlengkapi dengan pengatur variabel gain atau fine gain untuk
mengatur skala agar sebuah sinyal dilayar ditampilkan tepat beberapa kotak.
Gunakan pengatur ini hanya untuk pengukuran waktu tanjak ( rise time).
Keadaan terkalibrasi adalah pada posisi terkanan.
Mode chop mengatur penggambaran dilayar potongan sinyal per kanal berganti-
ganti. Kecepatan pergantian yang sangat cepat membuat bentuk gelombang
terlihat utuh. Gunakan mode ini pada sinyal yang memerlukan kecepatan
sapuan rendah yaitu 1mS/div atau lebih lambat.
Pilihan mode ADD akan menjumlahkan sinyal vertikal masukan kedua kanal.
Untuk pengurangan maka mode ADD dipakai bersama dengan mode INVERT.
Gambar berikut menyajikan hasil ketika kanal 1 dan kanal 2 dijumlahkan.
SweepTime/Div juga diperlengkapi dengan pengatur variabel gain atau fine gain
untuk mengatur skala agar sebuah sinyal dilayar ditampilkan tepat beberapa
kotak. Keadaan terkalibrasi adalah pada posisi terkanan.
2) Horizontal Magnification
Horizontal magnification adalah fungsi yang setara attenuator probe untuk fungsi
vertikal. Jika dipilih magnifikasi ini maka berarti sweep time/div dibagi dengan 10
( membesarkan 10 kali gambar dilayar ).
3) Mode XY
1) Hubungkan kedua probe kanal ke titik referensi lalu baca nilai dilayar.
2) Jika pembacaan tegangan layar masih berbeda maka tombol “cal” pada kendali
vertikal kanal A atdan B harus diatur hingga bacaan tegangan dilayar sama
dengan harga tegangan patutan ( reference voltage )
3) tombol “cal” pada kendali horisontal diatur hingga frekuensi ( atau sebaliknya
periode ) dilayar sama dengan frekuensi ( atau sebaliknya periode ) patutan
( reference frequency ).
Keamanan kerja untuk pengguna berlaku sama seperti pada pengamanan
pemakaian multimeter. Disisi lain, pengamanan alat osiloskop lebih ditekankan pada
fisik karena lebih rentan terhadap shock. Juga untuk menjaga keawetan layar mka
selalu usahakan intensitas cahaya selalu diusahakan tidak terlalu terang dan ttidak
diam di satu titik melaink selalu bergerak.
b. Pengukuran Tegangan
Untuk mengukur tegangan AC perlu dipahami tegangan yang mana yang akan
diambil Vp, Vpp atau Vrms ( seperti diterangkan pada bagian sebelumnya ).
Ketepatan terbaik didapat pada gambar terbesar yang bisa dilihat (bandingkan
dengan multimeter analog : defleksi maksimal kekanan ), dengan mengatur Volt/Div
yang paling kecil namun masih memberikan gambaran utuh.
Ketepatan terbaik didapat pada gambar terbesar yang bisa dilihat (bandingkan
dengan multimeter analog : defleksi maksimal kekanan ), dengan mengatur
SweepTime/Div yang paling lambat namun masih memberikan gambaran utuh.
Kanal 1 diisi sinyal pertama dan kanal 2 diisi sinyal kedua. Tabel gambar dibawah
menunjukkan lissajous ari fungsi perbandingan frekuensi ( f1 : f2 ) dan selisih fasa
antara kedua sinyal. Jika frekuensi sama ( 1: 1 ) akan menghasilkan gambar
Lissajous garis, oval hingga lingkaran penuh tergantung pada selisih fasa antara
kedua sinyal.
Saklar simulasi
System Toolbar Menu bar
Window
Rangkaian
Suhu rangkaian
- waktu yang dijelajahi gelombang dari ujung kiri layar (T1, T2 dan T2-T1)
- tegangan kanal A pada titik singgung garis baca (VA1, VA2 dan VA2-VA1)
- tegangan kanal B pada titik singgung garis baca (VB1,VB2 dan VB2-VB1)
Uji coba pengukuran lainnya adalah menggunakan high pass filter ( tersedia rangkai contoh
1hp-filt.ewb atau bisa dirangkai sendiri seperti terlihat pada gambar berikutnya.
Generator sinyal, osiloskop dan bode plotter digunakan disini.
TUGAS-TUGAS PRAKTEK
PRAKTEK 1
1. Urai & diskusikan apa yang dimaksud dengan mengukur
2. Diskusikan arti kata dibawah ini dikaitkan dengan pengukuran
a. Ketelitian (accuracy)
b. Ketepatan (precision)
c. Sensitivitas (sensitivity)
d. Resolusi (resolution)
e. Kesalahan (error)
PRAKTEK 2
1. Uraikan skala busur pada papan skala multimeter analog dan cara membacanya.
2. Jelaskan upaya untuk mengurangi kesalahan-kesalahan pengukuran dan pembacaan
dengan alat ukur tersebut.
3. Jelaskan tempat terbaik pengukuran arus, tegangan dan hambatan pada skala busur
multimeter kumparan putar.
PRAKTEK 3
Jelaskan keuntungan dan kerugian antara multimeter analog dibandingkan dengan
multimeter digital.
PRAKTEK 4
5V
6.666V
5V
3.333V
V
Buat rangkaian dikiri atas, ukur dengan multimeter analog dan digital yang tersedia.
Uraikan penjelasan nilai harga yang terbaca di papan skala maupun layar peraga.
PRAKTEK 5
Siapkan sebuah sinyal generator,
- buat output berbentuk sinus dengan frekuensi 50 Hz dan tegangan keluaran kira-
2 3 Volt p-p.
- ukur tegangan dengan multimeter analog, multimeter digital dan osiloskop yang
tersedia.
- Buat tabel perbandingn pengukuran dengan ketiga alat yang ada
- Jelaskan kesamaan dan perbedaan nilai-nilai yang terbaca.
PRAKTEK 6
Terangkan hal-hal apa yang menentukan pilihan penggunaan alat ukur.
PRAKTEK 7
Uraikan pengendali-pengendali dan pengaruhnya pada osiloskop yang meliputi
1. Kendali tampilan
2. Kendali Vertikal
3. Kendali Horizontal
4. Kendali Pemicuan
PRAKTEK 8
1. Uraikan arti X1 dan X10 pada probe osiloskop.
2. Uraikan arti Mag * 10 pada kendali horisontal osiloskop.
PRAKTEK 9
Buat contoh rangkaian lissajous yang ada pada bagian 4 modul ini dengan EWB. Lakukan
penyelidikan lebih lanjut dengan mengubah parameter-2 masukan ( dari sinyal generator ).
Analisis geseran fasa & pengaruh beda frekuensi pada hasil di tampilan.