Anda di halaman 1dari 52

PENGETAHUAN ALAT UKUR

LISTRIK DAN ELEKTRONIKA

ALAT UKUR
LISTRIK DAN ELEKTRONIKA

LEMBARAN INFORMASI
LEMBARAN PRAKTEK

&
Nama siswa : ………………………………………………………………………………….

NIS : ………………………………………………………………………………….

TINGKAT : ………………………………………………………………………………….

TEKNIK OTOMASI INDUSTRI


SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN NEGERI 1 CIMAHI
JL. MAHAR MARTANEGARA 48 CIMAHI
ALAT UKUR
LISTRIK DAN ELEKTRONIKA

Program Keahlian:
TEKNIK KETENAGALISTRIKAN

Kompetensi Keahlian:
TEKNIK OTOMASI INDUSTRI

SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN NEGERI 1 CIMAHI


BIDANG KEAHLIAN : TEKNOLOGI DAN REKAYASA
JL MAHAR MARTANEGARA 48 CIMAHI

TEKNIK OTOMASI INDUSTRI i


SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN NEGERI 1 CIMAHI
Lembaran Praktek Alat Ukur Listrik dan Elektronika

1.PENGUKURAN ELEKTRONIKA

1. Pengukuran
Mengukur adalah membandingkan suatu besaran keadaan dengan satuan besaran
yang disepakati. Kesepakatan (standar) menjadikan pengukuran itu mempunyai arti.
Mengukur panjang (atau tinggi) misalnya dengan satuan tradisional adalah “depa”, “hasta”
dan “tombak” yang standarnya bisa berbeda, atau dengan satuan British “inchi”, “feet” dan
satuan SI “meter” yang telah disepakati secara internasional.
Pengukuran dg satuan standar memberikan arti dan perpektif yang sama diseluruh dunia.
Atau bisa dikatakan sebagai menyatakan sesuatu dengan bahasa yang sama.

a. Instrumen
Yang disebut instrumen disini adalah alat untuk melakukan pengukuran. Penggaris
(ruler) / meteran kain dan timbangan beras serta termometer air raksa, adalah instrumen
pengukur panjang dan berat (massa) serta suhu. Sedangkan timbangan elektronik,
termometer elektronik adalah instrumen (elektronik) untuk mengukur hal yang sama diatas
massa dan suhu.
Dalam pengukuran dikenal apa yg disebut dengan ketelitian, ketepatan, sensitivity, resolusi
dan kesalahan yang akan selalu melekat pada setiap saat penggunaan instrumen.
Pengertian tentang hal-hal tersebut akan membantu melakukan “pengukuran” dengan
benar.

b. Ketelitian (accuracy)
Ketelitian adalah harga terdekat yang dibaca oleh instrumen yang mendekati harga
sebenarnya. Semakin teliti/akurat sebuah alat semakin kecil toleransi kesalahan dalam
membaca/menampilkan pengukuran,

c. Ketepatan (precision)
Ketepatan adalah kemampuan instrumen untuk melakukan pengukuran yang
hasilnya serupa. Dengan memberikan suatu nilai tertentu pada sebuah variabel, maka
ketepatan (presisi) adalah suatu ukuran tingkatan yang menunjukkan perbedaan hasil
pengukuran pada pengukuran-pengukuran yang dilakukan secara berurutan.

d. Sensitivitas (sensitivity)
Sensitivitas adalah perbandingan atau antara sinyal keluaran atau respon instrumen
terhadap perubahan masukan atau variabel yang diukur.

e. Resolusi (resolution)
Resolusi adalah perubahan terkecil dalam nilai yang diukur yang akan direspon /
ditanggapi instrumen.

TEKNIK OTOMASI INDUSTRI 2


SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN NEGERI 1 CIMAHI
Lembaran Praktek Alat Ukur Listrik dan Elektronika

f. Kesalahan (error)
Kesalahan adalah penyimpangan variabel yang diukur dari nilai harga sebenarnya.
Kesalahan bisa terjadi karena kesalahan manusia seperti salah membaca, instrumen tidak
sesuai dan salah penaksiran ( disebut kesalahan umum/ kecerobohan / gross error)
atau karena kekurangan pada instrumen seperti kerusakan/aus pada komponennya,
pengaruh lingkungan (disebut systemic error)
ataupun karena kesalahan yang tidak disengaja yang tidak diketahui ( random error).
a. Kesalahan umum karena kecerobohan terutama disebabkan faktor manusia
dalam pembacaan atau pemakaian instrumen dan dalam pencatatan serta
penaksiran hasil-hasil pengukuran. Selama manusia terlibat potensi
kesalahan ini tidak dapat dihindari. Meski tidak mungkin dihilangkan secara
keseluruhan, usaha untuk mencegah dan memperbaiki kesalahan-2 umum ini
perlu dilakukan. Beberapa kesalahan umum adalah pemakaian instrumen
yang tidak sesuai. Contoh pengukuran tegangan menggunakan voltmeter
berimpedansi rendah (multimeter analog standar) pada rangkaian dengan
impedansi tinggi. Meski instrumen tersebut telah terkalibrasi dengan baik,
karena dia membebani rangkaian maka pembacaan akan keliru. Pembacaan
akan benar ketika multimeter elektronik / digital dipakai yang berimpedansi
tinggi ( jauh lebih besar resistansi dalamnya dibanding resistansi/impedansi
rangkaian yang diukur tegangannya.

b. Kesalahan sistematis instrumental terjadi karena misalnya zero adjust tidak


bisa mencapai angka nol dipapan meter, meter tidak terkalibrasi juga
merupakan kesalahan sistematis. Kesalahan instrumental dapat dihindari
dengan pemilihan instrumen yang tepat untuk pemakaian tertentu, melakukan
faktor koreksi jika bisa diketahui kesalahan sistemiknya, mengkalibrasi
dengan instrumen standar secara berkala. Kesalahan sistematis karena
lingkungan misalnya disebabkan efek suhu, kelembapan, tekanan udara,
medan magnetis dan medan elektrostatis yang keluar jangkau yang diijinkan
oleh pembuat instrumen. Kesalahan ini hanya dapat dikurangi dengan
pengkondisian udara ( AC untuk suhu dan kelembaban ) dan penyegelan
( seal ) instrumen, pemakaian pelindung anti static & anti magnetic jika
berada dalam daerah yg dicurigai mempunyai banyak gangguan
elektrostatis / elektromagnetis.

2. Pengukuran Elektronika
Pengukuran dasar elektronika adalah mengukur 3 besaran dasar yaitu arus yang
dinyatakan dalam satuan ampere (A), tegangan yang dinyatakan dalam satuan volt (V) dan
resistansi/hambatan yang dinyatakan dalam satuan Ohm (). Pengukuran besaran-besaran
ini dapat dilakukan dengan multimeter analog dan multimeter digital. Turunan pengukuran
dasar ini adalah ketersambungan ( continuity ), pengukuran tegangan puncak dan tegangan
rata-rata (AC).
Pengukuran elektronika berikutnya adalah untuk mengukur frekuensi yang dinyatakan dalam
satuan Hetrz ( Hz) dan pemeriksaan bentuk-bentuk tegangan yang dapat dilakukan dengan
osiloskop.

TEKNIK OTOMASI INDUSTRI 3


SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN NEGERI 1 CIMAHI
Lembaran Praktek Alat Ukur Listrik dan Elektronika

3. Instrumen Uji Dasar Elektronika


a. Alat Uji / Ukur dasar, dasar kerja
1) Test lamp (DC) dan test pen (AC), digunakan untuk mengetahui rangkaian /
peralatan yang akan diperiksa apakah mengandung / tersambung listrik atau
tidak. Test lamp digunakan untuk mencheck rangkaian terhubung tenaga DC
tegangan rendah. Dasarnya terdiri dari sebuah lampu dengan dengan ujung
yang satu pada pengindera (probe) seperti ujung jarum / mata obeng dan
disisi ujung lain terhubung dengan kawat untuk disambungkan dengan ground
atau body alat atau jalur negatif baterai pada alat yang diperiksa. Sedangkan
test pen untuk mencheck tegangan tinggi ( AC maupun DC ) dengan prinsip
yang sama namun ujung yg satunya mengambang ( floating ) ataupun cukup
dengan body manusia.
2) Multimeter Analog
Pada dasarnya multimeter yang mengukur arus, tegangan dan hambatan
terdiri dari sebuah pengukur arus yang bekerja berdasarkan prinsip
mekanisme kumparan putar magnet permanen ( Permanent Magnet Moving
Coil Movement Mechanism, PMMC ).
Gambar dibawah menunjukkan konstruksi dasar PMMC

Gambar 1: Konstruksi Dasar PMMC

Alat ukur kumparan putar terdiri dari bagian-bagian utama


- magnet permanen sepatu kuda
- sepatu kutub
- kumparan
- pegas pengatur
- bobot lawan
- pengatur posisi nol
- jarum penunjuk
- papan skala

TEKNIK OTOMASI INDUSTRI 4


SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN NEGERI 1 CIMAHI
Lembaran Praktek Alat Ukur Listrik dan Elektronika

persamaan untuk kerja pmmc adalah


T=B*A*I*N
dimana
T = torsi dalam newton meter ( N-m ), daya yg menggerakkan jarum
B = kerapatan fluksi didalam senjang udara ( Wb/m2 )
A = luas efektif kumparan
I = arus yang mengaliri kumparan ( A )
N = jumlah lilitan

Karena B, A dan N adalah tetap maka torsi yang dibangkitkan adalah merupakan indikasi
langsung (linier/proporsional) dari arus ( I ) yang mengaliri kumparan. Torsi ini yang
menyebabkan defleksi (penyimpangan) jarum ke keadaan mantap ( steady state ) pada arus
besar tertentu yang diimbangi oleh torsi pegas pengontrol.
Arus yang diperlukan untuk penyimpangan skala penuh (full scale deflection / fs) ditentukan
oleh resistansi-dalam (Rd atau Rm) instrumen.
Makin kecil kuat arus yang diperlukan untuk mencapai penyimpangan fs (atau disebut fs
saja) makin peka instrumen tersebut
Kepekaan = 50 A maksudnya adalah untuk menyimpangkan jarum skala penuh perlu arus
sebesar 50 A (disisi lain berarti maksimal boleh dialiri arus sebesar 50 A sebab lebih dari
itu bisa merusakkannnya). Umumnya multimeter analog komersial mempunyai kepekaan
disekitar angka 50 A ini.
Sebuah alat ukur mA analog dilakukan dengan melakukan penjajaran (paralel) hambatan
atau disebut shunt (Rsh) pada instrumen tersebut.

50 A 1 mA

950 A

Gambar 2: Pengukuran arus dengan R shunt


Rshunt harus lebih kecil atau sama dengan Rd.
Sesuai dengan hukum Ohm maka Rd * Im = Rsh * Ish
Misalnya diinginkan instrumen diatas mampu mengukur 1 mA maka dapat ditentukan sbb :
Untuk melewatkan maksimal 50 mA saja di meter maka harus dibuang arus ke Rsh sebesar
Ish = 1 mA – 50 A = 950 A
Rsh = ( Rd * Im ) / Ish
= ( 500  * 50 A ) / 950 A = 26,316 

TEKNIK OTOMASI INDUSTRI 5


SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN NEGERI 1 CIMAHI
Lembaran Praktek Alat Ukur Listrik dan Elektronika

Untuk membaca nilai sesungguhnya pada papan skala, kalikan angka yang tertera dengan
20 ( misal 50A adalah sama dengan 1 mA ).
Pada multimeter komersial, terdapat beberapa pilihan jangkau pengukuran ( range ) yang
bisa dipilih dengan saklar putar. Contoh dapat dilihat pada gambar berikutnya.

Tersedia 4 pilihan jangkau:


- 50A,
- 2.5mA,
- 25 mA
- dan 250 mA.
Dengan cara yang sama dapat ditentukan masing-masing nilai Rshunt adalah
10.024  untuk jangkau 2.5 mA
1.002  untuk jangkau 25 mA
0.1002  untuk jangkau 250 mA

0 50
A

50 A

Rsh 1

Rsh 2

Rsh 3

Gambar 3: Pengukuran arus dengan pilihan jangkau

TEKNIK OTOMASI INDUSTRI 6


SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN NEGERI 1 CIMAHI
Lembaran Praktek Alat Ukur Listrik dan Elektronika

Instrumen kumparan putar yang sama diatas dapat dijadikan untuk mengukur tegangan
dengan cara menderetkan ( seri ) dengan sebuah resistor seperti gambar berikut:
1V

50 A

0.975V 0.025V

Gambar 4: Pengukuran tegangan dengan R seri


Contoh diatas kepekaan instrumen = 50 A dan Rd = 500  yang berarti juga untuk
mencapai fs ada dperlukan tegangan sebesar 50 A X 500  = 25 mV.
Pada perhitungan ini sesungguhnya instrumen sudah dapat dianggap sebagai pengukur
tegangan dengan jangkau 0 s/d 25 mV ( bisa dberikan tanda pada titik fs 50 A = 25 mV )
Untuk mengukur fs = 1 V maka perlu dideretkan sebuah resistor Rs untukmembuang
tegangan sebesar 1 V – 25 mV = 0.975 V
Jadi nilai Rs = V / I = 0.975 V / 50 A = 19500 
sehingga penunjukkan jarum 25mV dibaca sebagai 1 Volt.
Untuk mendapatkan beberapa jangkau pengukur tegangan seperti pada multimeter
komersial maka perlu dirangkai sejumlah pilihan resistor deret seperti pada gambar berikut.

25mV

Gambar 5: Pengukuran tegangan dengan pilihan jangkauan

TEKNIK OTOMASI INDUSTRI 7


SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN NEGERI 1 CIMAHI
Lembaran Praktek Alat Ukur Listrik dan Elektronika

Pada contoh diatas tersedia empat (4) pilihan jangkauan tegangan dari:
- 25 mV,
- 1 V,
- 10 V
- dan 100 V.

Kepekaan Alat Ukur Volt.


Pada jangkau pengukuran 1V instrumen mempunyai resistansi total:
500 +19500 = 20k.
Dalam hal ini kepekaan alat ukur tegangan tersebut adalah 20k/Volt.
Pada multimeter analog berlaku:
Ri = jangkau ukur * kepekaan. ( Ri = hambatan dalam )
Jadi jika pada multimeter contoh diatas mempunyai jangkau 1000 V maka
Ri = 1000 * 20.000 = 20 M.

Ketelitian ( Accuracy / kecermatan )


Ketelitian pada alat ukur arus dan tegangan pada multimeter analog dinyatakan dalam %
dari skala penuh ( %fs. )
Misalnya dipakai sebuah multimeter yang mempunyai ketelitian 3% skala penuh baik pada
pengukuran tegangan maupun arus maka
- pada pemilihan jangkau 10 V berarti nilai yang sesungguhnya adalah berkisar
dari nilai yang ditunjukkan +/- 3% * 10V atau nilai ditunjuk jarum +/- 0.3 V. Jadi
ketika nilai terbaca 5 Volt maka jangkau kesalahannya 4,7 V s/d 5,3 V ( jadi pada
titik 5 volt kesalahannya adalah +/- 6% )
- dengan jangkau ukur yang sama maka ketika terbaca 3 volt berarti nilai benar
berada diantara 2.7 s/Volt d 3.3 Volt ( atau 3 V +/- 10% ).
- Semakin kekiri semakin tidak teliti pengukurannya.
- Hal yang sama berlaku pada pengukuiran arus.
Jatuh tegangan atau Voltage Drop
Pada pengukuran tegangan yang dilakukan pada titik rangkaian yang mempunyai impedansi
tinggi atau hambatan-dalam yang besar dapat terjadi jatuh tegangan atau voltage drop.
Jatuh tegangan ini terjadi karena perlawanan dalam ( Ri ) alat ukur membebani
(menyejajari) hambatan dalam atau impedansi rangkaian yang diukur.

TEKNIK OTOMASI INDUSTRI 8


SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN NEGERI 1 CIMAHI
Lembaran Praktek Alat Ukur Listrik dan Elektronika

5V

6.666V

5V

3.333V
V

Gambar 6: Voltage drop karena pembebanan oleh voltmeter

Contoh ekstrim voltage drop pada gambar diatas menunjukkan ketika instrumen pengukur
tegangan dengan kepekaan 40k/V yang dalam pemilihan jangkau ukur dipilih 10 V maka
Ri = 40k/V * 10 V
= 400 k,
Sehingga ketika diukurkan pada titik A & B yang seharusnya terbaca = 5 Volt ( gambar kiri )
menjadi terbaca dipapan hanya 3,33 Volt.
Pada dasarnya jatuh tegangan ini pasti terjadi karena alat ukur membebani rangkaian.
Namun ketika Ri jauh lebih besar dari impedansi atau hambatan dalam rangkaian maka
jatuh tegangan ini bisa diabaikan karena sangat kecilnya.
Jika impedansi / hambatan dalam rangkaian sudah mendekati Ri ( misal lebih dari 10% Ri
maka kesalahan atas pembebanan ( voltage drop ) akan menjadi semakin signifikan.

Alat Ukur Volt AC.


Pada pengukuran tegangan AC prinsip yang dilakukan adalah sama dengan pengukuran
tegangan DC yang membedakan adalah adanya penyearahan (rectifying) sebelum
ditampilkan dengan meter pmmc yang sama dengan untuk tegangan DC.
Tegangan yang ditampilkan dan diterakan pada papan skala adalah tegangan efektif dan
bukan tegangan puncak ( Vp ) dari bentuk sinusoida tagangan/arus AC.
Besarnya tegangan efekti adalah sbb
Vrata-rata = Vp * 2/
Vefektif = 1,11 * V rata-rata
Vefektif disebut juga Vrms(root mean square).

TEKNIK OTOMASI INDUSTRI 9


SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN NEGERI 1 CIMAHI
Lembaran Praktek Alat Ukur Listrik dan Elektronika

Jika tegangan AC berbentuk sinus sempurna ( tanpa harmonisa & cacat ) harga efektif akan
sama dengan harga puncak.
Pada umumnya multimeter analog mampu memberikan tanggapan ( respon) yang benar
pada rentang frekuensi AC 50 Hz s/d 15 kHz.

Pengukuran resistansi / hambatan.

  0

A

Ix

Gambar 7: Pengukuran hambatan dengan menderetkan batere pada voltmeter


Menggunakan prinsip yang sama dengan pengukur arus (atau pengukur tegangan), seperti
terlihat pada gambar diatas. Yang membedakan adalah tersedianya sumber tenaga baterai
seperti terlihat pada gambar diatas dan pembacaan terbalik yang titik nol/awalnya ada pada
defleksi fs.

Jika terminal pengukur ( probe ) dihubung singkat maka akan mengalir arus sebesar
Io = 1.5 V / ( 450 + P + 500 )
Kuat arus Io diatur oleh potensiometer P agar jarum menyimpang ke skala penuh.
- Penunjukkan jarum skala penuh ditandai dengan angka 0 ( sebab hambatan
diantara pengindera = 0  )
- Pengaturan hambatan P ini yang disebut
3 % pe-nol-an alat ukur hambatan ( zero
adjustment )
Salah ukur dalam% 10% 10%
Salah ukur dilihat secara % terhadapa nila pengukuran ( bukan % full scale ), salah ukur
terkecil terkecil40%
ada pada tengah papan skala ( 2 % – 4 % ).
40%

5 satuan 2 satuan
10 satuan tiap garis tiap garis
tiap garis
50 satuan 1
tiap garis
1 satuan
satuan
tiap garis
tiap garis
TEKNIK OTOMASI INDUSTRI 10
SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN NEGERI 1 CIMAHI
100 satuan tiap garis

500 satuan tiap garis


Lembaran Praktek Alat Ukur Listrik dan Elektronika

Gambar 8: Papan skala Ohm meter

3) Multimeter Digital

Gambar 9: Multimeter Digital


Multi meter digital bekerja dengan dasar penerapan transducer dan op-amp sebagai bagian
penginderanya. Multimeter digital memperagakan hasil pengukuran dengan bentuk angka
diskrit sebagai pengganti defleksi jarum penunjuk pada sebuah skala kontinu seperti pada
papan skala sistem analog.

Dalam banyak hal pemakaian penunjukan dengan angka ini adalah menguntungkan karena
- mengurangi kesalahan pembacaan manusia dan kesalahan interpolasi
- menghilangkan kesalahan paralaksis ( melihat jarum penunjuk analog harus
tepat vertikal dari atas supaya tidak salah )
- memperbesar kecepatan pembacaan

TEKNIK OTOMASI INDUSTRI 11


SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN NEGERI 1 CIMAHI
Lembaran Praktek Alat Ukur Listrik dan Elektronika

Keuntungan lainnya adalah ketelitian yang jauh lebih tinggi dan proporsional, tidak
membebani rangkaian yang diukur (karena impedansi masukan yang sangat tinggi) lebih
mudah penanganan dan perawatannya.
Ketelitian multimeter digital berlaku tetap untuk semua pembacaan dinyatakan dalam %.
Misalnya satu multimeter digital pada pengukur tegangannya mempunyai ketelitian 1%
berarti jika pada saat pengukuran terbaca
123.4 mVolt maka kesalahannya ada pada kisaran +/- 1% dari 123.4 mVolt atau nilai
sebenarnya antara 122.2 s/d 124.6 mVolt.
Contoh lain terbaca
220.5 Volt maka kesalahannya ada pada kisaran +/- 1% dari 220.5 Volt atau nilai
sebenarnya antara 218.3 s/d 222.7 Volt.
Ada beberapa kekurangan multimeter digital dibandingkan dengan multimeter analog yang
telah dipelajari sebelumnya a.l sebagai berikut:
- lebih peka terhadap desah ( noise )
- lebih peka terhadap sinyal-2 moda tunggal ( common mode signal )
- kurang nyaman dipakai jika mengukur tegangan yang berubah-ubah/naik-turun.
Pada multimeter analog bisa diperkirakan nilai tengah jarum yang bergoyang-
goyang, pada jenis digital yang tampil adalah angka-angka yang terus berubah-
ubah naik-turun ( kilasan-kilasan )
- Pada jenis yang murah resolusi pengukurannya rendah dan kurang stabil.
Selain pengukuran tegangan, arus dan hambatan serta kontinyuitas biasanya paling tidak
multimeter digital mempunyai kemampuan mengukur tegangan tembus maju dioda,
beberapa dilengkapi dengan pengukuran kapasitas Condensator.

TEKNIK OTOMASI INDUSTRI 12


SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN NEGERI 1 CIMAHI
Lembaran Praktek Alat Ukur Listrik dan Elektronika

4) Osiloskop

Gambar 10: Osiloskop

Pada dasarnya osiloskop adalah sebuah piranti yang menampilkan gambar sinyal listrik.
Gambar yang dihasilkan menampilkan bagaimana sinyal berubah terhadap waktu.
Sumbu vertikal Y menampilkan tegangan, sumbu horisontal X menampilkan waktu.
Intensitas atau kecerahan (brightness) gambar kadang disebut sumbu
Fungsi dasar osiloskop adalah untuk mengamati bentuk gelombang tadi turunannya bisa
mendapatkan pengukuran sebagai berikut :
- waktu dan besar tegangan sebuah sinyal
- frekuensi sinyal yang berosilasi
- fasa dan penjumlahan fasa ( Lissajous )
- penjumlahan dan pengurangan tegangan ( gelombang ) AC.

TEKNIK OTOMASI INDUSTRI 13


SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN NEGERI 1 CIMAHI
Lembaran Praktek Alat Ukur Listrik dan Elektronika

Gambar 11: Prinsip dasar osiloskop


Cara kerja sebuah osiloskop dapat diterangkan secara ringkas sebagai berikut :
Ketika probe osiloskop dihubungkan ke sebuah rangkaian maka sinyal tegangan akan
berjalan melewati sistem vertikal osiloskop.
Kemudian tergantung pada bagaiman pengaturan skala vertikal (kendali volts/div), sebagai
attenuator akan menghasilkan pelemahan sinyal atau sebaliknya sebagai amplifier yang
akan menguatkan sinyal.
Berikutnya sinyal langsung diumpankan ke pelat defleksi vertikal CRT. Tegangan yang
dihubungkan ini akan menyebabkan titik sinar pada layar untuk bergerak. Titik sinar ini
dihasilkan oleh penembak elektron ( sumbu Z ). Sebuah tegangan positif akan menarik naik
titik sinar sebaliknya tegangan negatif akanmenarik kebawah.
Sinyal yang sama juga berjalan melalui sistem pemicu untuk mulai memicu penyapuan
horisontal ( horizontal sweep ) dari kiri kekanan tergantung pada pengaturan ( sweep time /
div ). Penyapuan yang sangat cepat dan berulang akan menyebabkan titik sinar menjadi
garis.
Secara bersama-sama penyapuan horisontal dan defleksi vertikal akan membentuk sebuah
gambar sinyal dilayar. Pemicuan diperlukan untuk menyetabilkan sebuah sinyal yang
berulang. Pemicuan ini diperlukan untuk memastikan penyapuan dimulai pada titik yang
sama dari sinyal yang berulang itu.

TEKNIK OTOMASI INDUSTRI 14


SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN NEGERI 1 CIMAHI
Lembaran Praktek Alat Ukur Listrik dan Elektronika

Gambar 12: Sistem-sistem pada osiloskop

Sinyal yang terpicu secara salah akan terlihat seperti berlari-lari dilayar.

Gambar 13: Pemicuan tampilan

Probe pada osiloskop bukan sekedar pengindera seperti pada multimeter, probe disini
adalah konektor bermutu tinggi yang didesain untuk tidak mengindera gangguan radio dan
noise dari jaringan listrik.

Probe didesain untuk tidak mengganggu / mempengaruhi sifat rangkaian yang diukur, meski
bukan berarti sama sekali tidak mengganggu. Untuk memperkecil pembebanan rangkaian
dapat dipilih dengan menempatkan atenuator x10 yang terdapat pada probe pasif seperti
tertera pada gambar.

TEKNIK OTOMASI INDUSTRI 15


SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN NEGERI 1 CIMAHI
Lembaran Praktek Alat Ukur Listrik dan Elektronika

Gambar 14: Rangkaian probe

Terlihat dengan pelemahan 10x maka masukan tegangan 10 Volt puncak-ke-puncak menjadi
tinggal 1 Volt puncak-ke-puncak.

Gambar berikut memperlihatkan komponen-komponen probe pasif yang biasa dipakai.

Gambar 15: Komponen pembentuk probe

Pemilihan Peralatan Uji Untuk Suatu Kerja Uji/Pengukuran


Pemilihan peralatan uji yang tepat untuk mengukur tegangan, arus, hambatan perlu
dilakukan sebelum kita melakukan pengukuran.
Pemilihan harus dilakukan dengan mempertimbangkan:
Besar parameter yang akan diukur, maksudnya untuk melakukan pengukuran tegangan dan
arus pilihan jangkau pada meter (analog) harus diperkirakan tidak melewati batas atas.
Untuk keamanan selalu dilakukan dengan cara memilih jangkau tertinggi ( misal Volt *
1000 ) kemudian diturunkan ( misal Volt * 500, 250 dst ) hingga pembacaan terbaca
didaerah kanan ( dengan kesalahan terkecil ).

TEKNIK OTOMASI INDUSTRI 16


SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN NEGERI 1 CIMAHI
Lembaran Praktek Alat Ukur Listrik dan Elektronika

Pengukuran dilakukan pada rangkaian AC atau DC, maksudnya mengukur tegangan dan
arus pada rangkaian tertentu harus jelas dulu apakah AC atau DC agar tidak menimbulkan
kesalahan pembacaan ( atau malah merusakkan alat jika pada multimeter analog )
Keadaan rangkaian terhubung tenaga/tegangan atau tidak terhubung tenaga perlu
diyakinkan ( apalagi jika melibatkan tegangan tinggi ). Jika menginginkan pengukuran
hambatan harus diyakinkan tegangan tidak terpasang.
Akurasi / ketelitian yang diperlukan. Untuk mengukur sekedar mengetahui apakah jala-jala
listrik PLN ada tenaga tentu tidak perlu menggunakan osiloskop atau multimeter sekalipun,
kecuali kita memang menginginkan tahu nilai besarannya. Hal yang sama berlaku untuk
pengukuran-pengukuran lainnya, berapa akurat dan teliti pengukuran yang kita inginkan
menentukan jenis alat apa yg akan dipakai.
Kemudahan sambungan dan penggunaan alat. Secara fisis juga perlu disadari, bahwa
kemudahan penyambungan/penggunaan alat juga menentukan pemakaian jenis alat
tertentu.
Terakhir informasi yang diperlukan perlu didaftar sebelum melakukan pengukuran dan
memilih alat yang tepat sehingga pengukruan yang dilakukan efektif dan efisien (secara
ergonomis).
Pemeriksaan keadaan alat ukur
Pemeriksaan keadaan alat ukur perlu dillakukan sebelum dipergunakan untuk
memastikannya bekerja dengan benar.
Pemeriksaan pada beberapa peralatan uji minimal dilakukan sbb:
Test Lamp
Untuk tes lamp tegangan tinggi ( AC / PLN ) apa boleh buat memang terpaksa diujikan pada
jala-jala PLN yg kita yakini menyala. Demikian juga untuk yg berkaki 2 / tegangan rendah, uji
coba dilakukan dengan memasangkannya pada kedua kutub baterai yang kita yakini masih
bekerja dengan baik. Khusus pada test pen tegangan tinggi, justru yang perlu diyakinkan
adalah keamanan isolasi untuk pengguna. Sangat berbahaya jika ada bagian logam yg
seharusnya tertutup malah terbuka yg bisa menyebabkan pengguna terkena kejutan listrik.
Analog Multimeter
Pemeriksaan pada analog multimeter dilakukan sbb: batere untuk pengukuran
hambatan & pengaturan nol ( zero adjust ), dilakukan dengan memilih saklar pemilih
keposisi Ohm x 1 dan menghubung singkat pengindera. Lihat dari atas ( jika tersedia cermin
papan skala, pastikan hanya terlihat 1 garis jarum ) dengan mengatur knob zero adjust
posisi jarum ditepatkan pada angka nol (Ohm) pada bagian kanan papan skala. Jika jarum
sudah tidak mampu diatur ke angka nol ( > 0 ) berarti batere perlu diganti.
Penepatan nol untuk PMMC, biarkan pengidera terbuka, pilih pengukuran tegangan
kemudian lihat dari atas ( jika tersedia cermin papan skala, pastikan hanya terlihat 1 garis
jarum ) atur dengan obeng kecil pengatur nol PMMC.
Pastikan juga sebelum melakukan pengukuran adalah keamanan kawat-kawat penghubung
pengindera (probe), hindarkan pemakaian kawat-kawat yg terkelupas dan usahakan
untukmengganti jika ada atau minimal menutupi dengan isolasi.

TEKNIK OTOMASI INDUSTRI 17


SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN NEGERI 1 CIMAHI
Lembaran Praktek Alat Ukur Listrik dan Elektronika

Digital Multimeter
Pemeriksaan pada digital multimeter lebih mudah dibandingkan analog sbb:
pengaturan nol ( jika ada ), dilakukan dengan memilih saklar kepengukuran Ohm kemudian
pilih mode pe-nol-an. Hubung singkat probe dan tekan tombol kendali hingga angka
menunjuk 0.00.
Pastikan juga sebelum melakukan pengukuran adalah keamanan kawat-kawat penghubung
pengindera (probe), hindarkan pemakaian kawat-kawat yg terkelupas dan usahakan untuk
mengganti jika ada atau minimal menutupi dengan isolasi yang cukup.
CRO
Pada CRO ada hal yang harus dilakukan untuk mendapatkan pengukuran yang aman dan
optimal yaitu grounding/pembumian alat.
Harus dipastikan bahwa jala-jala listrik PLN terdapat jalur ground yang bagus. Seandainya
pada jala-jala tidak terdapat lalur ketiga / ground ini, harus dibuatkan untuk mendapatkan
hasil kerja yang benar dari CRO.
Persiapan yang lainnya adalah probe / pengindera, harus diyakini bahwa probe terassembly
dengan baik ( karena mudah / sering dibuka ).
Probe harus dikompensasi hingga menghasilkan pembacaan yang benar.
Kegiatan ini harus dijadikan kebiasaan ketika mulai memakai osiloskop untuk mendapatkan
pembacaan yang benar.
Semua osiloskop menyediakan sumber sinyal referensi di panel depan untuk melakukan
pengaturan kompensasi probe. Cara mengkompensasi probe adalah sebagai berikut :
hubungkan probe ke konektor input CRO
hubungkan probe tip ke terminal referensi
hubungkan ground clip ke ground
perhatikan sinyal gelombang kotak yang ada dilayar
atur pengkompensasi probe sehingga mengkompensasi dengan benar yang ditunjukkan
dengan ujung gambar gelombang kotak berbentuk kotak.
Gambar berikut menunjukkan efek pengaturan kompensasi probe ( correct compennsation,
over compensation dan under compensation).

TEKNIK OTOMASI INDUSTRI 18


SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN NEGERI 1 CIMAHI
Lembaran Praktek Alat Ukur Listrik dan Elektronika

Gambar 16: Kompensasi probe

Kalibrasi dan Perawatan Pencegahan ( Preventive aintenance/PM )


Kalibrasi dan perawatan pencegahan ( PM ) alat ukur dilakukan untuk mendapatkan
peformance terbaik alat ukur yang mengikuti standar dan pemeliharaan.
Kalibrasi ( tera ) berarti upaya untuk menyamakan pengukuran mengacu pada alat lain yang
standar / dianggap benar. Kalibrasi dilakukan dengan melakukan pengukuran pada sumber
tetapan (refrensi ) tegangan, arus maupun hambatan. Pengaturan penepatan (jika
tersedia/bisa ) dilakukan dengan mengatur variabel resistor didalam alat ukur ( multimeter
analog, digital maupun pada CRO ).

Pada modul ini kalibrasi yg dijelaskan adalah kalibrasi yang dilakukan langsung dari luar
( seperti zero adjustment ( Ohm dan PMMC ), serta kalibrasi pada knob CRO. Kalibrasi ini
telah diterangkan diatas atau jugaakan dijelaskan langsung pada bagian 2 modul ini.

TEKNIK OTOMASI INDUSTRI 19


SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN NEGERI 1 CIMAHI
Lembaran Praktek Alat Ukur Listrik dan Elektronika

Perawatan pencegahan lebih ditekankan pada upaya cara pemakaian yang tepat dan
penyimpanan. Cara pemakaian akan dijelaskan pada bagian 2 modul ini.
Penyimpanan Alat Uji Yang Tepat.
Penyimpanan alat uji yang tepat akan membantu memperpanjang usia alat dan termasuk
dalan kategori PM.
Multimeter Analog dan Digital
Penyimpanan untuk meter analog dan digital selalu harus diyakinkan dimulai dengan
mematikan saklar pemilih atau mengatur saklar pemilih ke posisi V * 1000 ( jika posisi off
tidak tersedia ).
Semua kabel probe harus dilipat dengan baik dan ditempatkan pada posisinya ( jika
casingnya menyediakan ruang untuk itu). Pastikan juga buku petunjuk/manual selalu
diletakkan didalam kotak penyimpanannya.
Tidak dianjurkan untuk menyimpan alat uji pada ruangan dengan keadaan ekstrim suh
(panas atau dingin ), kelembaban yang berlebihan dan daerah yang terlalu banyak medan
magnet maupun listrik statis.
Upayakan juga menghindari getaran yang terlalu banyak dan terus menerus. Meski hampir
semua alat meter analog dipersiapkan dengan peredam yang cukup tidak berarti boleh
untuk mendapatkan getaran secara terus-menerus.
Kebiasaaan beberapa electrician untuk meletakkan & menyimpan didalam mesin operasi
karena alat sangat sering dipakai disana adalah salah.
Upaya diatas juga bertujuan untuk mempertahankan kualitas akurasi & ketelitian alat
khususnya meter analog yang menggunakan komparan putar ( PMMC ).

CRO
CRO memerlukan penyimpanan yang baik untuk menghindarkan dari kerusakan. Salah satu
yang harus dilakukan adalah mengamankan layar dari sinar yang kuat dan terus menerus
atau dari sinar matahari langsung. Hal ini menghindarkan dari layar kerusakan / terbakar.
Secara umum urut-urutan penyimpanan dimulai dari pemisahan semua kabel, baik probe
maupun power. Selalu menyimpan probe dalam tempat yang telah disediakan ( tas plastik
ataupun kotak khusus ) dengan didahului melipat semua kabelnya dengan rapi.
Jika dimasukkan kedalam lemari pastikan kaki pelindung ada didepan layar / panel.
Penyimpanan berdiri / menghadap keatas dapat dilakukan dengan meyakini posisi yang baik
dan tidak mudah terpeleset. Hindarkan menggeser osiloskop pada permukaan kasar yang
menyebabkan CRO bergetar, upayakan selalu dalam pemindahan dengan mengangkat
( bukan menggeser ! ).
Perhatian terhadap masalah lingkungan seperti ekstrim suhu dan kelembapan, serta getaran
dan medan magnet juga perlu dilakukan bahkan lebih ketat daripada penyimpanan
multimeter.

TEKNIK OTOMASI INDUSTRI 20


SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN NEGERI 1 CIMAHI
Lembaran Praktek Alat Ukur Listrik dan Elektronika

2.MENGGUNAKAN ALAT UJI DASAR ELEKTRONIKA


A. Menggunakan Multimeter Analog

1. Tera/Kalibrasi dan Keamanan

Sebelum bekerja dengan multimeter analog harus selalu diingat dua hal penting yaitu
peneraan/kalibrasi internal alat dan keamanan kerja.

Kalibrasi awal harus dilakukan agar hasil pengukuran tidak salah seperti yang telah
dijelaskan pada bagian satu. Pada multimeter analog kalibrasi internal yang pertama
adalah penepatan nol PMMC dan penepatan nol Ohm meter sebelum dipakai.

Cara penepatan nol PMMC adalah sebagai berikut :

a. Letakkan multimeter pada bidang datar horisontal ( hindarkan mengkalibrasi nol


dalam keadaan berdiri/miring berlebihan ).

b. Bebaskan kedua probe meter, lihat / baca meter dari atas tegak lurus ( hindarkan
kesalahan paralaksis).

c. Dengan sebuah obeng (-) kecil atur poros pengatur jarum penunjuk hingga
menunjuk angka nol dikiri papan.

d. Jika terdapat cermin upayakan segaris antara garis nol, jarum dan bayangan jarum.
Biasanya hanya perlu satu kali dilakukan peneraan ini tiap akan menggunakan alat.

Sebelum menggunakan multimeter analog biasakan mencoba mengukur tegangan yang


diketahui ( dari baterai atau power supply ) untuk mengetahui alat bekerja dengan wajar.
Cara penepatan nol Ohm meter dijelaskan langsung pada bagian pengukuran hambatan.
Disisi lain adalah keamanan kerja. Keamanan kerja meliputi 2 hal pertama keamanan
penggunanya dan kedua keamanan alat yang digunakan. Keamanan manusia / pengguna
adalah komponen penting yang harus selalu diingat untuk menghindarkan kecelakaan kerja.
Khusus dalam pengukuran elektronik yang melibatkan tegangan > 30 Volt harus yakin telah
diperiksa semua kabel dan probe tidak ada yang telanjang/lepas. Upaya menggunakan
sepatu bersol karet dan menghindarkan kebasahan / kelembaban dilingkungan kerja adalah
hal terbaik meski tidak selalu bisa dilakukan pada kondisi lingkungan tertentu.
Berikutnya yang dimaksud dengan keamanan alat kerja adalah upaya / metode penggunaan
alat harus tepat /benar sehingga tidak terjadi kecelakaan yang akibatnya menghasilkan
pembacaan keliru dan akhirnya bisa merusakkan alat / multimeter seperti dijelaskan dalam
bagian per bagian berikutnya. Hindarkan menggunakan multimeter didekat gas yang mudah
meledak atau terbakar.

TEKNIK OTOMASI INDUSTRI 21


SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN NEGERI 1 CIMAHI
Lembaran Praktek Alat Ukur Listrik dan Elektronika

2. Mengukur Tegangan

Mengukur tegangan dengan multimeter analog yang pertama harus dipastikan adalah
apakah kita akan mengukur tegangan AC atau DC. Kekeliruan setting pemilih ke DC
sedangkan yang diukur adalah AC akan menyebabkan keliru baca dan (sangat mungkin)
merusakkan alat ukur kita ( hal yg sebaliknya ( mengukur tegangan DC dengan
pengukur AC hanya akan menyebabkan kesalahan pengukuran).

Jika pengukuran DC yang dilakukan maka harus selalu diingat masalah polaritas,
kesalahan polaritas akan menyebabkan defleksi terbalik dan bisa merusakkan struktur
kumparan meter ( PMMC ).

Berikutnya yang harus dilakukan adalah memilih jangkau pemilih ( range selector ) dari
yang tertinggi, kemudian diturunkan terus hingga tercapai angka paling mendekati
penyimpangan skala penuh ( full scale deflection ) untuk mendapatkan bacaan terbaik
dan kesalahan terkecil. Upayakan selalu memegang probe pada bagian isolatornya
untuk menghindarkan kejutan listrik dan pengukuran yang salah.

3. Mengukur Arus

Mengukur arus memerlukan persiapan pada alat ukur analog yang sama dengan
pengukuran tegangan. Yang patut diingat multimeter analog tidak bisa mengukur arus
AC jadi hanya pengukuran arus searah saja yang bisa dilakukan.

Yang membedakan dengan mengukur tegangan adalah titik pengukuran. Jika pada
pengukuran tegangan tinggal menempatkan pada titik yang dikehendaki pada rangkaian,
tetapi pada pengukuran arus memerlukan pemutusan titik/jalur yang dikehendaki diukur
kemudian menyambung jalur yang terputus tadi dengan mulltimeter ( A ).

Berikutnya yang harus dilakukan adalah memilih jangkau pemilih ( range selector ) dari
yang tertinggi, kemudian diturunkan terus hingga tercapai angka paling mendekati
penyimpangan skala penuh ( full scale deflection ) untuk mendapatkan bacaan terbaik
dan kesalahan terkecil. Upayakan selalu memegang probe pada bagian isolatornya
untuk menghindarkan kejutan listrik dan pengukuran yang salah.

4. Mengukur Hambatan (Dan Ketersambungan)

Pengukuran hambatan selalu diawali dengan penolan meter. Ingat untuk tiap jangkau
pemilih selalu diperlukan untuk mengatur posisi nol dengan menghubung singkatkan
probe. Jadi jika kita ingin hasil terbaik ( yaitu melihat hasil ukur ditengah layar ) yang
akan memerlukan beberapa kali pindah posisi pemilih, maka kita juga harus mengatur
posisi nol ulang paling tidak pada pilihan jangkau yg diambil terakhir.

Uji ketersambungna pada multimeter analog secara cepat dapat dilihat dari nyala LED
( jika tersedia. Yang disebut kontinu adalah sambungan dg hambatan dibawah harga
tertentu ( misal < 20 ). Upayakan selalu memegang probe pada bagian isolatornya
untuk menghindarkan pengukuran hambatan yang salah.

TEKNIK OTOMASI INDUSTRI 22


SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN NEGERI 1 CIMAHI
Lembaran Praktek Alat Ukur Listrik dan Elektronika
B. Menggunakan Multimeter Digital ( Flux 79 atau 179 )

Kemudahan yang sangat terasa dalam menggunakan multimeter digital adalah


ketersediaan pilihan jangkau otomatis (auto ranging), sehingga cukup dengan memilih jenis
pengukuran dan meletakkan konektor pada tempatnya maka hasil pengukuran tinggal
dibaca dilayar.

Terminal yang tersedia :

Gambar 17: Terminal pada Flux seri 79/179

Instruksi cara pengukuran berikut menunjukkan bahwa bahasa tulisan dapat


digantikan dengan sangat praktis dan jauh lebih baik dengan bahasa gambar.

1. Tera/Kalibrasi dan Keamanan

Tera dan kalibrasi pada multimeter digital sedikit berbeda dibanding dengan multimeter
analog. Pada beberapa multimeter digital model lama upaya menolkan alat adalah
mengatur tegangan offset op-amp. Caranya adalah dengan menghubung singkatkan
kedua probe dan menekan tombol pengatur nol hingga tercapa angka nol baru
dilepaskan. Cara ini sudah sangat jarang dilakukan karena kemajuan teknologi yang
memungkinkan set nol dilakukan meter secara otomatis.

Keamanan kerja perlu dipelihara dengan cara yang sama seperti ketika menggunakan
multimeter analog.

TEKNIK OTOMASI INDUSTRI 23


SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN NEGERI 1 CIMAHI
Lembaran Praktek Alat Ukur Listrik dan Elektronika
2. Mengukur tegangan

Gambar 18: Mengukur tegangan

3. Mengukur Arus

Gambar 19: Mengukur arus

TEKNIK OTOMASI INDUSTRI 24


SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN NEGERI 1 CIMAHI
Lembaran Praktek Alat Ukur Listrik dan Elektronika
3. Mengukur Hambatan (dan ketersambungan)

Gambar 20: Hambatan dan ketersambungan

TEKNIK OTOMASI INDUSTRI 25


SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN NEGERI 1 CIMAHI
Lembaran Praktek Alat Ukur Listrik dan Elektronika

5. Mengukur Kapasitas

Gambar 21: Mengukur kapasitas

6. Menguji Dioda

TEKNIK OTOMASI INDUSTRI 26


SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN NEGERI 1 CIMAHI
Lembaran Praktek Alat Ukur Listrik dan Elektronika

Gambar 22: Mengukur / menguji dioda

C. Menggunakan CRO

1. Kendali pada Osiloskop

a. Kendali Tampilan

- kendali intensitas (intensity) digunakan untuk mengatur kecerahan gambar.


Dengan meningkatnya penyapuan pada CRO, intensitas gelombang perlu
ditingkatkan juga.

- Kendali fokus ( focus ), digunakan untuk mengatur ketajaman gambar.

- Kendali rotasi penjejakan (trace rotation), digunakan untuk menyejajarkan rotasi


penjejakan gelombang terhadap sumbu horisontal layar. Posisi osiloskop dan
medan magnit bumi bisa mempengaruhi kesejajaran ini sehingga perlu diatur.

b. Kendali Vertikal

Kendali vertikal untuk mengatur posisi dan skala bentuk gelombang secara vertikal,
meliputi

1) Position dan Volts per Division

Position untuk menggeser naik/turun posisi gelombang dilayar.

TEKNIK OTOMASI INDUSTRI 27


SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN NEGERI 1 CIMAHI
Lembaran Praktek Alat Ukur Listrik dan Elektronika
Volts/Div untuk mengatur skala ukuran gelombang dilayar. Sebagai contoh jika
diset pada 5 volts/div maka tiap kotak dari 8 kotak yang tersedia menyajikan 5
volt atau untuk keseluruhan layar berarti 40 volt.

Juga harus diperhatikan pelemahan pada probe, jika dipilih pelemahan x10
berarti nilai yang terbaca dilayar harus dikalikan dengan 10.

Volts/div yang diperlengkapi dengan pengatur variabel gain atau fine gain untuk
mengatur skala agar sebuah sinyal dilayar ditampilkan tepat beberapa kotak.
Gunakan pengatur ini hanya untuk pengukuran waktu tanjak ( rise time).
Keadaan terkalibrasi adalah pada posisi terkanan.

2) Kopling masukan (Input Coupling)

Kopling masukan adalah metode yang digunakan untuk menghubungkan


sebuah sinyal listrik dari satu rangkaian ke rangkaian yang lain. Dalam hal ini
kopling masukan adalah hubungan dari rangkaian yang diukur ke osiloskop.

Kopling masukan dapat diset ke DC, AC atau Ground.

Kopling DC akan menyajikan semua komponen sinyal masukan.

Kopling AC akan memblokir komponen DC dari sinyal hingga dapat dilihat


gelombang yang berada ditengah-tengah tegangan nol volt. Perbedaan
pemilihan kopling AC atau DC dapat disaksikan pada contoh berikut:

Gambar 23: Kopling sinyal

Kopling Ground memutuskan sinyal masukan pada sistem vertikal sehingga


yang terlihat adalah titik nol dilayar ( biasakan mengatur offset posisi pada saat
pilihan kopling ini )

3) Pembalikan kanal ( Channel Inverting)

Digunakan untuk membalikkan gelombang sinyal.

4) Tampilan Alternate & Chop

TEKNIK OTOMASI INDUSTRI 28


SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN NEGERI 1 CIMAHI
Lembaran Praktek Alat Ukur Listrik dan Elektronika
Pada osiloskop penggunaan banyak kanal akan ditampilkan secara bergantian
(alternate) atau potongan (chop).

Mode alternate akan menggambar gelombang dilayar satu sapuan ( sweep )


kanal 1 kemudian satu sapuan berikutnya kanal 2 berganti-gantian. Gunakan
mode ini pada saat pilihan sapuan sedang ke tinggi (yaitu pilihan time/div 0.5 mS
atau lebih cepat).

Mode chop mengatur penggambaran dilayar potongan sinyal per kanal berganti-
ganti. Kecepatan pergantian yang sangat cepat membuat bentuk gelombang
terlihat utuh. Gunakan mode ini pada sinyal yang memerlukan kecepatan
sapuan rendah yaitu 1mS/div atau lebih lambat.

Penting untuk mecoba kedua mode diatas untuk mendapatkan pengamatan


terbaik. Gambar berikut menyajikan perbedaan mode alt dan chop.

Gambar 24: Mode tampilan

5) Operasi matematika ( ADD )

Pilihan mode ADD akan menjumlahkan sinyal vertikal masukan kedua kanal.
Untuk pengurangan maka mode ADD dipakai bersama dengan mode INVERT.
Gambar berikut menyajikan hasil ketika kanal 1 dan kanal 2 dijumlahkan.

TEKNIK OTOMASI INDUSTRI 29


SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN NEGERI 1 CIMAHI
Lembaran Praktek Alat Ukur Listrik dan Elektronika

Gambar 25: Operasi matematika


Kendali Horisontal
Kendali vertikal untuk mengatur posisi dan skala bentuk gelombang secara vertikal, meliputi

1) Position dan SweepTime/Division

Position untuk menggeser kekiri/kanan posisi gelombang dilayar.

SweepTime /Div untuk mengatur skala ukuran gelombang dilayar secara


horisontal. Sebagai contoh jika diset pada 1 mS maka tiap kotak dari 10 kotak
yang tersedia menyajikan 1 mili detik atau untuk keseluruhan layar berarti 10 mili
detik.

SweepTime/Div juga diperlengkapi dengan pengatur variabel gain atau fine gain
untuk mengatur skala agar sebuah sinyal dilayar ditampilkan tepat beberapa
kotak. Keadaan terkalibrasi adalah pada posisi terkanan.

2) Horizontal Magnification

Horizontal magnification adalah fungsi yang setara attenuator probe untuk fungsi
vertikal. Jika dipilih magnifikasi ini maka berarti sweep time/div dibagi dengan 10
( membesarkan 10 kali gambar dilayar ).

3) Mode XY

Mode XY adalah pilihan mematikan penyapuan ( Y ) dari CRO dan


menggantikannya dengan penyapuan dari kanal kedua yang menjadi sumbu Y
dan kanal pertama menjadi sumbu X.

c. Kendali Pemicuan ( Triggering )


Kendali pemicuan dilakukan untuk membuat tampilan perulangan bentuk gelombang
menjadi diam ( statis ). Jika pemicuan terletak pada lokasi sinyal yang berbeda maka
gambar gelombang akan terlihat kacau / berlarian.
Pemicuan yang umum adalah pemicuan ujung. Pemicuan ini terjadi pada titik yang
ditentukan oleh 2 variabel yaitu SLOPE dan Level. SLOPE positif akan memicu pada
saat gelombang menaik dan telah mencapai titik Level tegangan yg diatur. SLOPE

TEKNIK OTOMASI INDUSTRI 30


SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN NEGERI 1 CIMAHI
Lembaran Praktek Alat Ukur Listrik dan Elektronika
negatif akan memicu pada saat gelombang menurun dan telah mencapai titik Level
tegangan yg diatur.
Sumber pemicuan dapat dipilih dihasilkan oleh kanal1, kanal2, sumber eksternal,
sinyal listrik pencatu dan dari internal osiloskop.
Mode pemicuan dapat dipilih Normal dan Auto. Mode picu Normal menyebabkan
osiloskop hanya akan menyapu jika level pemicuan tercapai, jika tidak tercapai maka
layar akan blank.Mode Auto adalah yang mudah dilakukan, karena meski tidak ada
sinyal masukan, penyapuan akan otomatis dijalankan oleh timer yang ada pada
osiloskop. Mode normal diperlukan untuk keperluan yang lebih teliti (advance user).
Kopling trigger dapat dipilih AC/DC menyesuaikan dengan pemilihan kendali
masukan vertikal AC/DC.
2. Teknik Pengukuran

a. Tera/Kalibrasi dan Keamanan


Peneraan internal pada osiloskop secara khusus menyediakan titik referensi untuk
kalibrasi di panel depan dengan nilai tegangan puncak ke puncak (Vpp) tertentu
misal 2 Vpp dan frekuensi tertentu pula misal 1 kHz.
Setelah mempelajari cara pengukuran maka sebelum melakukan pengukuran
sebenarnya, penggguna harus menera agar pembacaan sesuai dengan standar
dengan berikut :

1) Hubungkan kedua probe kanal ke titik referensi lalu baca nilai dilayar.
2) Jika pembacaan tegangan layar masih berbeda maka tombol “cal” pada kendali
vertikal kanal A atdan B harus diatur hingga bacaan tegangan dilayar sama
dengan harga tegangan patutan ( reference voltage )
3) tombol “cal” pada kendali horisontal diatur hingga frekuensi ( atau sebaliknya
periode ) dilayar sama dengan frekuensi ( atau sebaliknya periode ) patutan
( reference frequency ).
Keamanan kerja untuk pengguna berlaku sama seperti pada pengamanan
pemakaian multimeter. Disisi lain, pengamanan alat osiloskop lebih ditekankan pada
fisik karena lebih rentan terhadap shock. Juga untuk menjaga keawetan layar mka
selalu usahakan intensitas cahaya selalu diusahakan tidak terlalu terang dan ttidak
diam di satu titik melaink selalu bergerak.
b. Pengukuran Tegangan

Mengukur tegangan menggunakan osiloskop adalah mengukur rentang vertikal skala


kotak. Untuk tegangan DC maka tinggal mengalikan rentang vertikal keatas ( berarti
tegangan positif) atau rentang kebawah dari nol ( berarti tegangan negatif) dengan
skala Volt/Div.

Untuk mengukur tegangan AC perlu dipahami tegangan yang mana yang akan
diambil Vp, Vpp atau Vrms ( seperti diterangkan pada bagian sebelumnya ).

TEKNIK OTOMASI INDUSTRI 31


SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN NEGERI 1 CIMAHI
Lembaran Praktek Alat Ukur Listrik dan Elektronika
Bagaimanapun biasanya cukup mengukur satu tegangan Vp ( karena Vpp umumnya
= 2 kali Vp, dan Vrms dapat dihitung dengan rumus yang sesuai).

Gambar 26: Pengukuran tegangan

Gambar 27: Pengukuran tegangan

Pengukuran amplitudo yang benar adalah dengan membaca garis bertanda


ditengah. Untuk mendapat titik puncak bawah dan titik puncak atas gunakan H
Position untuk menggeser gelombang.

Ketepatan terbaik didapat pada gambar terbesar yang bisa dilihat (bandingkan
dengan multimeter analog : defleksi maksimal kekanan ), dengan mengatur Volt/Div
yang paling kecil namun masih memberikan gambaran utuh.

c. Pengukuran waktu dan frekuensi

TEKNIK OTOMASI INDUSTRI 32


SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN NEGERI 1 CIMAHI
Lembaran Praktek Alat Ukur Listrik dan Elektronika
Gambar 28: Pengukuran frekuensi

Pengukuran waktu gelombang ( periode ) dilakukan dengan membaca garis skala


horisontal yang terpakai untuk memenuhi 1 gelombang. Sama seperti pembacaan
tegangan, nilai skala dikalikan dengan Sweep Time/div.

Mengukur frekuensi tinggal menggunakan rumus f = 1 / T

Ketepatan terbaik didapat pada gambar terbesar yang bisa dilihat (bandingkan
dengan multimeter analog : defleksi maksimal kekanan ), dengan mengatur
SweepTime/Div yang paling lambat namun masih memberikan gambaran utuh.

d. Pengukuran geseran fasa dan Lissajous

Dengan menggunakan mode XY kita dapat mengukur geseran fasa melalui


interpretasi gambar lissajous yang dihasilkan.

Kanal 1 diisi sinyal pertama dan kanal 2 diisi sinyal kedua. Tabel gambar dibawah
menunjukkan lissajous ari fungsi perbandingan frekuensi ( f1 : f2 ) dan selisih fasa
antara kedua sinyal. Jika frekuensi sama ( 1: 1 ) akan menghasilkan gambar
Lissajous garis, oval hingga lingkaran penuh tergantung pada selisih fasa antara
kedua sinyal.

TEKNIK OTOMASI INDUSTRI 33


SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN NEGERI 1 CIMAHI
Lembaran Praktek Alat Ukur Listrik dan Elektronika
Gambar 29: Lissajous

TEKNIK OTOMASI INDUSTRI 34


SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN NEGERI 1 CIMAHI
Lembaran Praktek Alat Ukur Listrik dan Elektronika

3. BEBERAPA INSTRUMEN ELEKTRONIKA DI INDUSTRI


1. Multimeter Analog SANWA YX-360TRF

Gambar 30. Papan skala YX.360 TRF

Gambar 31: Spesifikasi umum YX.360

TEKNIK OTOMASI INDUSTRI 35


SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN NEGERI 1 CIMAHI
Lembaran Praktek Alat Ukur Listrik dan Elektronika

2. Multimeter Digital Fluke 17x DMM

Gambar 32: FLUX Seri 17x

TEKNIK OTOMASI INDUSTRI 36


SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN NEGERI 1 CIMAHI
Lembaran Praktek Alat Ukur Listrik dan Elektronika

TEKNIK OTOMASI INDUSTRI 37


SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN NEGERI 1 CIMAHI
Lembaran Praktek Alat Ukur Listrik dan Elektronika

TEKNIK OTOMASI INDUSTRI 38


SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN NEGERI 1 CIMAHI
Lembaran Praktek Alat Ukur Listrik dan Elektronika

TEKNIK OTOMASI INDUSTRI 39


SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN NEGERI 1 CIMAHI
Lembaran Praktek Alat Ukur Listrik dan Elektronika

TEKNIK OTOMASI INDUSTRI 40


SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN NEGERI 1 CIMAHI
Lembaran Praktek Alat Ukur Listrik dan Elektronika

3. Osiloskop KENWOOD CS-4135/4125

Gambar 33: Kenwood CS/4135

TEKNIK OTOMASI INDUSTRI 41


SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN NEGERI 1 CIMAHI
Lembaran Praktek Alat Ukur Listrik dan Elektronika

4. KENWOOD FG 275 Function Generator

Gambar 34: Kenwwod 275

TEKNIK OTOMASI INDUSTRI 42


SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN NEGERI 1 CIMAHI
Lembaran Praktek Alat Ukur Listrik dan Elektronika

4. MENGENAL PERANGKAT LUNAK SIMULASI ELEKTRONIK


WORKBENCH5.12
4.1. Pengenalan Perangkat Lunak Simulasi Electronic Workbench 5.12
Perangkat lunak simulasi Electronic Workbench 5.12 selanjutnya disebut saja sebagai EWB
adalah sebuah perangkat lunak simulasi elektronika dari perancangan hingga analisis. Versi
lengkapnya mampu menggantikan sebuah laboratorium R&D yang bekerja sebelum
dijadikan produk sesungguhnya ( misalnya masuk ke lini produksi manufaktur ).
Kemampuan perancangan rangkaian elektronik, simulasi elektronik ( dilihat dg alat uji /
instrumen elektronik simulasi ) dan simulasi fisis ( keadaan lingkungan yang berpengaruh
terhadap kinerja komponen ) hingga perancangan PCB membuat pelajar jauh lebih mudah
dan murah dan cepat dalam menyelesaikan pelajaran elektronika.
Perkembangan EWB sangat pesat menyertai perkembangan komputer (PC) setelah versi
pertamanya muncul (1989) adalah sbb:
- Electronics WorkBench versi 5.12 18MB (1996),
- Electronics Workbench Multisim 6.02 125MB (1999),
- Electronics Workbench Multisim 2001 demo modul 150 MB (2001).
Pada modul pelatihan ini dipilih EWB 5.12 karena masih mudah didapat, sederhana, lebih
kecil ukurannya untuk diinstal ke PC. Namun untuk pengembangan bisa didownload versi
demo untuk release yang lebih baru, a.l. untuk mendapatkan simulator instrumen yang lebih
banyak & canggih.
Modul ini tidak membahas secara detil EWB5.12 melainkan hanya secara cepat dan
menekankan pada upaya pemahaman dan kemampuan penggunaan alat uji / ukur
elektronika (simulasi).
EWB 5.12, pada dasarnya adalah aplikasi yang tampilannya sederhana dengan interface
navigasi sebagai berikut :

Saklar simulasi
System Toolbar Menu bar

Source, Component &


iInstrument Toolbar

Window
Rangkaian
Suhu rangkaian

Gambar35. Navigasi pada EWB

TEKNIK OTOMASI INDUSTRI 43


SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN NEGERI 1 CIMAHI
Lembaran Praktek Alat Ukur Listrik dan Elektronika

Toolbar sumber, komponen dan instrumen berisi :


- Sumber-sumber sinyal
- Komponen dasar , Dioda-dioda, Transistor, IC Analog, IC Hybrid, Gerbang
Digital, dll
- Instrumen-instrumen yang berisi Multimeter Digital, Generator Sinyal, Osiloskop,
Bode Plotter dll.
Jika ditampilkan semua akan terlihat sebagai berikut :

Gambar 36: Komponen, sumber tenaga dan instrumen pada EWB


Pembuatan / perancangan rangkaian dapat dilakukan dengan mudah memakai mouse pick
& place untuk pemilihan komponen-komponen. Penyambungan antara kaki dilakukan
dengan menunjuk ujung kaki dg pointer mouse, klik dan tarik ke ujung kaki komponen lain
yang akan dihubungkan.
Instrumen dapat diambil dan diujikan pada titik manapun yang kita mau pada rangkaian
dengan metode yang saja.
Nilai-nilai parameter komponen dan instrumen juga dapat dengan mudah diatur sesuai
dengan kehendak pengguna.
Tersedia banyak contoh simulasi rangkaian yang disiapkan untuk dapat dipelajari. Pada
modul ini yang ditekankan adalah penggunaan & analisis instrumen.

TEKNIK OTOMASI INDUSTRI 44


SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN NEGERI 1 CIMAHI
Lembaran Praktek Alat Ukur Listrik dan Elektronika
Mengedit komponen
Untuk mengedit komponen ( mengubah parameter & nilainya )dilakukan dengan double
click setelah menunjuk ke komponen tersebut diwindow kerja.

Gambar 37: Setting edit baterai


Seting batere dengan satuan Volt dan kiloVolt.

Gambar 38: Setting / edit resistor


Edit resistor, selain nilai hambatan itu sendiri (dalam satuan , k dan M) juga dapat
diatur koefisien suhu ( order 1 dan 2 ) serta toleransinya. Nilai-nilai ini selain resistansi
akan berpengaruh pada analisis tingkat lanjut.

TEKNIK OTOMASI INDUSTRI 45


SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN NEGERI 1 CIMAHI
Lembaran Praktek Alat Ukur Listrik dan Elektronika
Setting Instrumen

Gambar 39: Setting instrumen


Terlihat diatas adalah default setting untuk multimeter pada EWB. Resistansi pengukur
arus ( 1 n ), resistansi pengukur tegangan ( 1 G ) dan arus yang diperlukan untuk
menggerakkan pengukur resistansi ( 0.01 A ).
Setting pada osiloskop sama dengan osiloskop digital, yang membedakan dengan
osiloskop analog hanya notasinya pada time base : Y/T adalah normal ( memakai sweep
time internal ) A/B dan B/A sweep time atau sumbu X-nya menggunakan kanal yang
satunya ( untuk efek lissalous dll. )
Pembacaan osiloskop digital dimudahkan dengan tersedianya 2 garis pembaca yang bisa
digeser ( default dikiri/kanan layar dengan angka 1 & 2 didalam segitiga terbalik ).
Disiapkan 3 jendela yang masing-masing berisi

TEKNIK OTOMASI INDUSTRI 46


SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN NEGERI 1 CIMAHI
Lembaran Praktek Alat Ukur Listrik dan Elektronika

Gambar 40: Pembacaan Osiloskop

- waktu yang dijelajahi gelombang dari ujung kiri layar (T1, T2 dan T2-T1)
- tegangan kanal A pada titik singgung garis baca (VA1, VA2 dan VA2-VA1)
- tegangan kanal B pada titik singgung garis baca (VB1,VB2 dan VB2-VB1)

4.2. Pengukuran Pada Perangkat Lunak Simulasi Electronic Workbench 5.2


Pengukuran dengan multimeter ( Volt, Ohm dan Ampere ) dapat dilakukan dengan membuat
rangkai multiloop seperti dibawah ini sekaligus untuk membuktikan teorema thevenin.
Rangkaian paling atas adalah rangkaian asal, dengan baterai 12 Volt dan jaringan 4 buah
resistor. Pengukuran arus dan tegangan yang melewati RL dilakukan langsung dengan
instrumen indikator arus dan tegangan.
Rangkaian kedua adalah mengukur hambatan thevenin Rth ( tengah kiri ) yang diukur dengan
membuang beban dan menghubung singkatkan sumber. Bandingkanlah dengan perhitungan
matematis.
Rangkaian ketiga adalah mengukur tegangan thevenin ( Eth ), dan terakhir membuat rangkai
thevenin dengan hasil perhitungan sebelumnya.

TEKNIK OTOMASI INDUSTRI 47


SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN NEGERI 1 CIMAHI
Lembaran Praktek Alat Ukur Listrik dan Elektronika

Gambar 41: Teorema thevenin pada EWB

Uji coba pengukuran lainnya adalah menggunakan high pass filter ( tersedia rangkai contoh
1hp-filt.ewb atau bisa dirangkai sendiri seperti terlihat pada gambar berikutnya.
Generator sinyal, osiloskop dan bode plotter digunakan disini.

Dengan menggunakan rangkaian lissajou.ewb berikut dapat dianalisa penggunaan


osiloskop dan efek Lissajous

TEKNIK OTOMASI INDUSTRI 48


SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN NEGERI 1 CIMAHI
Lembaran Praktek Alat Ukur Listrik dan Elektronika

Gambar 42 Lissajous dengan EWB

Gambar 43: Lissajous 4:1

TEKNIK OTOMASI INDUSTRI 49


SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN NEGERI 1 CIMAHI
Lembaran Praktek Alat Ukur Listrik dan Elektronika

TUGAS-TUGAS PRAKTEK
PRAKTEK 1
1. Urai & diskusikan apa yang dimaksud dengan mengukur
2. Diskusikan arti kata dibawah ini dikaitkan dengan pengukuran
a. Ketelitian (accuracy)
b. Ketepatan (precision)
c. Sensitivitas (sensitivity)
d. Resolusi (resolution)
e. Kesalahan (error)

PRAKTEK 2
1. Uraikan skala busur pada papan skala multimeter analog dan cara membacanya.
2. Jelaskan upaya untuk mengurangi kesalahan-kesalahan pengukuran dan pembacaan
dengan alat ukur tersebut.
3. Jelaskan tempat terbaik pengukuran arus, tegangan dan hambatan pada skala busur
multimeter kumparan putar.

PRAKTEK 3
Jelaskan keuntungan dan kerugian antara multimeter analog dibandingkan dengan
multimeter digital.

PRAKTEK 4

5V

6.666V

5V

3.333V
V

Buat rangkaian dikiri atas, ukur dengan multimeter analog dan digital yang tersedia.
Uraikan penjelasan nilai harga yang terbaca di papan skala maupun layar peraga.

TEKNIK OTOMASI INDUSTRI 50


SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN NEGERI 1 CIMAHI
Lembaran Praktek Alat Ukur Listrik dan Elektronika

PRAKTEK 5
Siapkan sebuah sinyal generator,
- buat output berbentuk sinus dengan frekuensi 50 Hz dan tegangan keluaran kira-
2 3 Volt p-p.
- ukur tegangan dengan multimeter analog, multimeter digital dan osiloskop yang
tersedia.
- Buat tabel perbandingn pengukuran dengan ketiga alat yang ada
- Jelaskan kesamaan dan perbedaan nilai-nilai yang terbaca.

PRAKTEK 6
Terangkan hal-hal apa yang menentukan pilihan penggunaan alat ukur.

PRAKTEK 7
Uraikan pengendali-pengendali dan pengaruhnya pada osiloskop yang meliputi
1. Kendali tampilan
2. Kendali Vertikal
3. Kendali Horizontal
4. Kendali Pemicuan

PRAKTEK 8
1. Uraikan arti X1 dan X10 pada probe osiloskop.
2. Uraikan arti Mag * 10 pada kendali horisontal osiloskop.

PRAKTEK 9
Buat contoh rangkaian lissajous yang ada pada bagian 4 modul ini dengan EWB. Lakukan
penyelidikan lebih lanjut dengan mengubah parameter-2 masukan ( dari sinyal generator ).
Analisis geseran fasa & pengaruh beda frekuensi pada hasil di tampilan.

TEKNIK OTOMASI INDUSTRI 51


SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN NEGERI 1 CIMAHI

Anda mungkin juga menyukai