Anda di halaman 1dari 43

LAPORAN

PRAKTIKUM
INSTRUMENTASI

JUDUL :
PENGUKURAN DASAR DENGAN MULTIMETER DIGITAL

TANGGAL PRAKTIKUM : SENIN / 22 MARET 2021


ASISTEN : IIN MULYANI ISHAQ
NAMA : RISA AMELIA
NIM : 1912140008
JURUSAN/PRODI : FISIKA / FISIKA

LABORATORIUM FISIKA UNIT ELEKTRONIKA DAN INSTRUMENTASI


JURUSAN FISIKA FMIPA UNM
TAHUN 2021
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Dalam melakukan eksperimen pengukuran diperlukan alat yang digunakan
didalam pengukuran yang disebut alat ukur. Di dalam kehidupan sehari hari, alat
ukur listrik merupakan peralatan yang diperlukan oleh banyak orang karena
besaran listrik seperti daya, tegangan, arus dan frekuensi ataupun sebagainya tidak
dapat langsung ditanggapi oleh indera kita. Oleh karena itu, besaran listrik
tersebut di tranformasikan melalui fenomena fisis yang akan memungkinkan
pengamatan melalui indera kita.
Listrik adalah suatu fenomena fisis yang terjadi, karena listrik dapat terjadi
disebabkan oleh proses alam seperti kilat atau dimiliki oleh hewan untuk
melindungi dirinya dari serangan predator (hewan buas). Listrik tidak dapat di
amati secara langsung oleh manusia, akan tetapi dapat diketahui melalui proses
yang terjadi karena dihubungkan dengan sumber tegangan sehingga mengalir arus
listrik pada peralatan listrik, misalnya suatu komponen atau peralatan listrik dapat
beroperasi diantaranya lampu dapat menyala maupun peralatan listrik lainnya
seperti komputer, setrika listrik, kompor listrik, mesin cuci, pendingin ruangan
dan sebagainya yang dapat beroperasi.
Dikatakan fenomenan fisis karena listrik memiliki besaran-besaran fisis
yang dapat diukur dan dinyatakan dengan angka (kuantitatif) sebagaimana telah
dikemukakan bahwa kuat arus listrik termasuk dari salah satu 7 besaran pokok.
Sedangkan yang dikategori besaran turunan diantaranya tegangan, hambatan, daya
listrik, muatan listrik, induktansi, kapasitansi, frekuensi dan sebagainya. Besaran
ini dapat diketahui dengan menggunakan alat ukur listrik dan dapat diperoleh
dengan mudah dengan berbagai jenis tipe merk.
Multimeter adalah salah satu alat pengukur listrik yang sering dikenal
sebagai VOM atau Volt-Ohm meter yang dapat mengukur tegangan (voltmeter),
hambatan (ohm meter) dan arus (amperemeter). Ada dua kategori multimeter
yaitu mulitmeter digital atau DMM (Digital-Multimeter) dimana multimeter ini
merupakan baru dan lebih akurat hasil pengukurannya, dan multimeter analog.
Masing masing kategori dapat mengukur listrik AC maupun DC. Sebuah
multimeter merupakan perangkat genggam yang berguna untuk menemukan
kesalahan dan pekerjaan lapangan, maupun perangkat yang dapat mengukur
dengan derajat ketepatan yang sangat tinggi.
B. Tujuan Praktikum
Tujuan yang ingin dicapai dalam kegiatan ini adalah :
1. Memahami prinsip dasar pengukuran tegangan, kuat arus dan resistansi
dengan multimeter digital.
2. Memahami cara menentukan resistansi sebuah resistor beserta toleransinya
berdasarkan nilai tertera, pembacaan langsung multimeter digital dan
pengukuran dengan hukum ohm.
C. Manfaat Praktikum
1. Secara teoritis
a. Mampu memahami prinsip dasar pengukuran tegangan, kuat arus dan
resistansi dengan multimeter digital.
b. Mampu memahami cara menentukan resistansi sebuah resistor beserta
toleransinya berdasarkan nilai tertera, pembacaan langsung multimeter
digital dan pengukuran dengan hukum Ohm.
2. Secara praktis
Ditinjau secara praktis, dengan adanya praktikum ini kita dapat
mengetahui prinsip kerja multimeter digital, kita juga mampu mengetahui
cara menentukan resistansi sebuah resistor baik secara langsung maupun
melalui pembacaan dengan multimeter serta dapat membuat kita lebih
paham terkait cara penggunaan multimeter digital.
BAB II
LANDASAR TEORI

Alat ukur jenis ini khusus terpasang dalam suatu peralatan elektronika
seperti radio, tape recorder, amplifier (penguat), dan sebagainya. Amperemeter
yaitu alat untuk mengukur kuat arus listrik DC dan AC yang mengalir pada
peralatan elektronika tersebut. Untuk mengukur kuat arus pada rangkaian, alat
ukur amperemeter dipasang dengan seri (deret) dengan elemen atau komponen
listrik. Amperemeter ini memiliki bagian galvanometer yang bekerja dengan
prinsip memperoleh gaya Lorenz diantara medan magnet dan kumpuran berarus.
Alat ukur jenis ini umumnya terpasang dalam peralatan elektronik untuk
memonitor langsung besaran arus listrik mengalir pada peralatan elektronik
tersebut (Ponto, 2018).
Alat ukur dasar listrik salah satunya adalah multimeter. Multimeter atau
multitester adalah alat ukur elektronik yang memiliki beberapa fungsi dalam ssatu
unit alat. Umumnya multimeter dasar terdiri atas ammeter, voltmeter, dan
ohmmeter. Sementara itu, multimeter analog sering juga disebut sebagai “volt-
ohm-meters” atau VOM. Multimeter digital biasanya dikenal dengan “digital-
multi-meters” atau DMM (Yohandri, 2016).
Voltmeter adalah alat untuk mengukur besar tegangan listrik pada
rangkaian listrik. Bergeraknya jarum penunjuk pada Voltmeter karena adanya
gaya magnetik yang disebabkan terjadi interaksi medan magnet dan kuat arus.
Alat ukur ini dipasang secara paralel dengan komponen yang akan diukur dalam
rangkaian. Bagian – bagian alat ukur ini terdiri dari tiga buah lempengan tembaga
yang diletakkan pada sebuah bakelite yang dirangkai dalam tabung kaca atau
plastic. Sebagaimana alat ukur amperemeter, alat ukur voltmeter jenis ini
terpasangan dalam peralatan elektronik tersebut (Ponto, 2018).
Alat ukur ohmmeter khusus untuk mengukur tahanan atau hambatan listrik
yang merupakan daya untuk menahan mengalir arus listrik dalam konduktor pada
suatu rangkaian listrik. Satuan pengukuran ini dinyatakan dalam ohm dengan
simbol (Ponto, 2018).
Hukum Ohm yang dikemukakan oleh Georg Ohm menyatakan bahwa,
beda tegangan yang terjadi antara dua ujung tahanan sebanding dengan nilai arus
yang mengalir melaluinya dengan asumsi semua faktor lainnya seperti
temperature dianggap konstan. Dalam matematis hukum Ohm ini dapat ditulis.
V ∝I ….(1.1)
Untuk membuat sebuah persamaan, maka ditambahkan sebuah konstanta
kesebandingan. Konstanta ini adalah nilai resistansi dari resistor yang nilainya
berbanding terbalik dengan arus dalam rangkaian. Sehingga dapat ditulis.
V =I . R ….(1.2)
(Yohandri, 2016)
Berbagai jenis alat ukur besaran listrik dikenal dalam teknik listrik
dianataranya adalah multimeter atau multitester yang disebut AVO meter, AVO
disingkat dari Ampere, Volt, dan Ohm yang merupakan salah satu alat ukur yang
berfungsi untuk :
 Mengukur tegangan (voltage) AC
 Mengukur tegangan DC
 Mengukur kuat arus (current) AC
 Mengukur kuat arus IDC
 Tahanan/hambatan resistor dengan satuan ukur Ohm (𝛀)
 Menguji komponen inductor
 Menguji komponen kapasitor
 Menguji resistor (Ponto, 2018)
Ohmmeter untuk mengukur resistansi rangkaian listrik dengan
menerapkan tegangan pada resistansi dengan bantuan baterai. Sebuah
galvanometer digunakan untuk menentukan aliran arus melalui resistansi. Skalah
galvanometer ditandaii dalam ohm dank arena resistansi bervariasi, karena
tegangan tetap, arus yang melalui meteran juga akan bervariasi. Ohmmeter terbagi
menjadi 2 yaitu Ohmmeter tipe seri dan Ohmmeter tipe shunt.
(Sumber Gambar: Muji, 2017)
Alat ukur multimeter dapat diperoleh di pasaran dengan berbagai tipe dan
merk. Terdapat dua jenis alat ukur ini, yaitu alat ukur analog dan alat ukur digital.
a. Multimeter Analog, adalah suatu alat ukur yang menggunakan jarum
penunjuk yang diarahkan pada skala yang tertera pada alat ukur tersebut.
Prinsip kerja yaitu pada alat ukur listrik analog menggunakan kumpuran yang
terpasang jarum penunjuk. Kumpuran ini diletakkan di antara kutub magnet.
Kelebihan alat ukur multimeter analog adalah untuk mengukur tegangan yang
bergerak naik turun atau kurang stabil.
b. Multimeter Digital, alat ukur ini akan menghasilkan pembacaan berupa
angka. Multimeter digital merupakan alat ukur besaran listrik seperti
tegangan, kuat arus, hambatan atau tahanan dan sebagainya. Alat ukur ini
memiliki akurasi yang tinggi dan banyak digunakan para teknisi maupun
pelajar dan mahasiswa. Multimeter ini pada saat melakukan pengukuran akan
langsung terbaca besaran nilai dalam bentuk angka hingga beberapa decimal.
Kekurangan multimeter digital yaitu untuk mengukur tegangan yang tidak
stabil. Cara menggunakan multimeter digital ini sama dengan multimeter
analog tetapi multimeter digital lebih praktis (Ponto, 2018).
Mengukur transistor menggunakan multimeter digital atau analog sama
saja yakni untuk menentukan kaki basis, kolektor dan emitor serta untuk
mengetahui apakah transistor tersebut masih bisa digunakan atau telah rusak.
Sebagaimana telah diketahui bahwa transistor terdiri dari jenis NPN dan PNP,
sehingga adanya perbedaan cara untuk mengetahui apakah kedua jenis transistor
ini masih berfungsi atau rusak (Ponto, 2018).
Resistor adalah komponen dasar elektronika pasif yang digunakan untuk
membatasi jumlah arus yang mengalir dalam satu rangkaian atau sebagai
penghambat dalam satu rangkaian dengan satuan ohm. Sesuai dengan namanya
resistor bersifat resistif dan umumnya terbuat dari bahan karbon. Dari hukum
Ohms diketahui, resistansi berbanding terbalik dengan jumlah arus yang mengalir
melaluinya. Satuan resistansi dari suatu resistor disebut Ohm atau dilambangkan
dengan simbol W (Omega). Tipe resistor yang umum adalah berbentuk tabung
dengan dua kaki tembaga di kiri dan kanan. Pada badannya terdapat lingkaran
membentuk gelang kode warna untuk memudahkan pemakai mengenali besar
resistansi tanpa mengukur besarnya dengan ohmmeter (Hariyanto, 2009).
Resistansi dibaca dari warna gelang yang paling depan ke arah gelang
toleransi berwarna coklat, merah, emas atau perak. Biasanya warna gelang
toleransi ini berada pada badan resistor yang paling pojok atau juga dengan lebar
yang lebih menonjol, sedangkan warna gelang yang pertama agak sedikit ke
dalam. Dengan demikian pemakai sudah langsung mengetahui berapa toleransi
dari resistor tersebut. Pada resistor biasanya memiliki 4 gelang warna, gelang
pertama dan kedua menunjukkan angka, gelang ketiga adalah faktor kelipatan,
sedangkan gelang keempat menunjukkan toleransi hambatan. Resistor dapat
berbentuk fixed resistor (nilai resistansi tetap) atau variable resistor (nilai
resistansi tdapat diubah) atau dengan nilai resistansi yang diekspresikan dalam
Ohm atau Ω (Hariyanto, 2009).

Tabel 1. Nilai Warna Gelang Resistor


Sumber : Jurnal Telkomnika (Hariyanto, 2009)
BAB III
METODE PRAKTIKUM

A. Identifikasi Variabel
Kegiatan 1. Penentuan Resistansi Secara Langsung
1. Variabel Terukur : Resistansi tertera, R (𝛀)
2. Variabel Terhitung : 1. Nilai Toleransi (𝛀)
2. Nilai Maksimum (𝛀)
3. Nilai Minimum (𝛀)
Kegiatan 2. Penentuan Resistansi Secara Pengukuran
1. Variabel Terukur : Resistansi Terukur, R (𝛀)
2. Variabel Terhitung : 1. Nilai Toleransi (𝛀)
2. Nilai Maksimum (𝛀)
3. Nilai Minimum (𝛀)
Kegiatan 3. Penentuan Resistansi Metode Ammmeter-Voltmeter
1. Variabel Terukur : 1. Tegangan, V (volt)
2. Arus, I (mA)
2. Variabel Terhitung : 1. Perubahan tegangan, ∆V (volt)
2. Perubahan arus, ∆I (volt)
3. Resistansi, R (𝛀)
4. Perubahan resistansi, ∆R (𝛀)
5. Nilai minimum (𝛀)
6. Nilai Maksimum (𝛀)
B. Definisi Operasional Variabel
1. Resistansi tertera adalah nilai yang dihasilkan dengan melihat warna pada
resistor cincin yang digunakan, dengan simbol R dan satuan ohm (𝛀).
2. Resistansi terukur adalah nilai yang dihasilkan dari pengukuran resistor
menggunakan multimeter digital, dengan simbol R dan satuan ohm (𝛀).
3. Toleransi adalah nilai yang dihasilkan dari toleransi kode warna pada
resistor cincin kemudian mengalikannya dengan resistansi (𝛀), dengan
simbol (%) dan satuan ohm (𝛀).
4. Tegangan adalah komponen yang dengan dari terminal atau kutub ke
terminal/kutub lainnya yang dapat menggerakan muatan listrik, tegangan
ini diukur dengan alat ukur voltmeter dengan simbol V dan satuan (volt)
5. Arus adalah banyaknya muatan yang mengalir setiap saat, arus ini diukur
dengan alat ukur Amperemeter dengan simbol I dan satuan (mA).
6. Nilai minimum adalah hasil yang diperoleh dari pengurangan resistansi
(𝛀) dengan nilai toleransi (𝛀), dengan satuan ohm (𝛀).
7. Nilai maksimum adalah hasil yang diperoleh dari penjumlahan resistansi
yang tertera dengan nilai toleransi, dengan satuan ohm (𝛀)
C. Alat dan Bahan
1. Variabel Power Supply 1 Buah
2. Multimeter 2 Buah
3. Hambatan 3 Buah
4. Kabel Penghubung 7 Buah
D. Prosedur Kerja
1. 3 (tiga) buah resistor toleransi 5% disiapkan dengan resistansi masing-
masing 1 kΩ, 5 kΩ dan 10 kΩ (optional).
2. Masing-masing toleransi resistansi (dari 5%) dihitung, resistansi minimum
dan maksimum. Kemudian dicatat pada Tabel 1.
3. Resistansi tiap resistor diukur secara langsung dengan DMM sebagai
Ohmmeter. Lalu dihitung toleransi, resistansi minimum dan maksimum
setiap pengukuran berdasarkan ketelitian instrumen seperti pada contoh
yang telah diberikan pada bagian Pengantar. Kemudian dicatat hasilnya
pada Tabel 2. (Ketelitian Ohmmeter untuk DMM SANWA 771 dapat
dilihat pada Tabel 2).
4. Untuk masing masing resistor dirangkai seperti pada Gambar 1.1.
kemudian menetapkan tegangan sumber sebesar 10 volt lalu mengukur
tegangan dan kuat arus rangkaian dengan menggunakan DMM.
Selanjutnya, mencatat hasil pengukuran tegangan dan kuat arus tersebut
beserta toleransinya masing-masing. Berdasarkan nilai tegangan dan kuat
arus beserta toleransinya, hitung resistansi resistor yang Anda gunakan
(R = V/I) beserta toleransi, nilai minimum dan maksimumnya. Catat
semua hasil pengukuran dan perhitungan Anda pada Tabel 3.
(Ketelitian Voltmeter dan Ammeter untuk DMM Tipe SANWA 771
dapat dilihat pada Tabel 3).

E. Teknik Analisis Data


1. Untuk kegiatan 1
Resistansi Tertera
R1=Ω
R2=Ω
R3=Ω
Nilai resistansi dilihat pada warna gelang resistor
Untuk R1 dan seterusnya
 Nilai Toleransi
Resistansi tertera x toleransi pada gelang resistor
 Nilai Minimum
R−¿ nilai toleransi
 Nilai Maksimum
R+¿ nilai toleransi
2. Untuk kegiatan 2
Resistansi Tertera
R1=Ω
R2=Ω
R3=Ω
Nilai resistansi dilihat pada warna gelang resistor
Resistansi Terukur
R1=Ω
R2=Ω
R3=Ω
Nilai resistansi terukur dilihat menggunakan multimeter digital
Dengan ketelitian ohmmeter = ± (% + digit )
Untuk R1 dan seterusnya
 Nilai Toleransi
1. Resistansi terukur x persen ketelitian
2. Hasil dari langkah 1 + (nilai terkecil dari kolom pembacaan x digit
ketelitian)
 Nilai Minimum
Resistansi terukur - nilai toleransi
 Nilai Maksimum
Resistansi terukur + nilai toleransi
3. Untuk kegiatan 3
Ketelitian Voltmeter = ± ( % + digit )
Tegangan yang diperoleh dari masing-masing resistor yaitu
V1 = V
V2 = V
V3 = V
Dilihat menggunakan multimeter digital
Maka untuk menghitung nilai ∆V
 Untuk ∆V

1. V ×%ketelitian=volt

2.± [ Langkah1+ ( nilai terkecil dari kolom pembacaan× digit ketelitian ) ]

Ketelitian Ammeter = ± ( % + digit )


Arus yang diperoleh dari masing-masing resistor yaitu
I1 = V
I2 = V
I3 = V
Maka untuk menghitung nilai ∆I
 Untuk ∆I

1. I × %=mA
2.± [ Langkah1+ ( nilai terkecil dari kolom pembacaan× digit ketelitian ) ]

Untuk R = V/I
Maka diperoleh,

 Untuk R1 dan seterusnya

V
R=
I

Untuk mendapatkan hasil dari ∆R, maka diperoleh:


∆R1 dan seterusnya
Rambat ralat
V
R=
I
−1
R=V I

dR= |[ ∂∂VR |dV +|∂∂IR |dI ]


−1

dR=
[| | | | ]
∂ V I −1
∂V
dV +
∂ V I −1
∂I
−1
dI

dR=[|I −1|dV +|V I −2|dI ]

∆ R=[|I |∆ V +|V I −2| ∆ I ]


−1

∆R
R
=
R [| | | | ]
I −1
∆V +
V I −2
R
∆I

[| | | | ]
−1 −2
∆R I VI
= ∆V + ∆I
R VI −1
V I −1

∆R
R
=
1
V [| | | | ]
1
∆V + ∆I
I

∆ R=
[| | | |]
∆V ∆ I
V
+
I
R

Untuk nilai minimum dan maksimum


 Untuk nilai minimum
 R1−∆ R1
 R2−∆ R2
 R3−∆ R3
 Untuk nilai maksimum
 R1 +∆ R1
 R2 +∆ R2
 R3 + ∆ R 3
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Pengamatan
R1 = 100 𝛀
R2 = 3300 𝛀
R3 = 10000 𝛀
Tabel 1. Penentuan Resistansi Secara Langsung

Resistansi Tertera Nilai Toleransi


Nilai Min. (𝛀) Nilai Maks. (𝛀)
(𝛀) (𝛀)
100 5 95 105
3300 165 3135 3465
10000 500 9500 10500

Tabel 2. Penentuan Resistansi Secara Pengukuran


Ketelitian Ohmmeter DMM (SANWA CD771) = ± (1,2 % + 5 digit)
Resistansi Resistansi Nilai Nilai Maks.
Nilai Min. (𝛀)
Tertera (𝛀) Terukur (𝛀) Toleransi (𝛀) (𝛀)
100 99,5 1,199 98,301 100,699
3300 3.260 39,17 3220,83 3299,17
10000 9.890 188,73 9711,27 10008,73

Tabel 3. Penentuan Resistansi Metode Ammeter – Voltmeter


Ketelitian Voltmmeter DMM (SANWA CD771) = ± (0,9% + 2 digit)
Ketelitian Ammeter DMM (SANWA CD711) = ± (1,4 % + 3 digit)
Teganga Arus ∆I Resitansi (𝛀)
∆V (V)
n (V) (mA) (mA) R = V/I ∆R Min. Maks.
9,8 0,09 9,78 0,140 1,002 0,024 0,978 1,026
9,94 0,091 2,9 0,142 3,427 0,199 3,228 3,626
9,97 0,091 0,99 0,142 10,070 1,536 8,534 11,606

B. Analisis Data
1. Kegiatan 1 Penentuan Resistansi Secara Langsung
Untuk data 1
R1 = 100 𝛀 → Resistansi Tertera
Toleransi tertera = 5%
Maka, Nilai toleransi = Toleransi Tertera x Resistansi Tertera
= 5% x 100 𝛀
=5𝛀
Nilai Min. = Resistansi tertera – Nilai Toleransi
= 100 𝛀 – 5 𝛀
= 95 𝛀
Nilai Maks. = Resistansi tertera + Nilai Toleransi
= 100 𝛀 + 5 𝛀
= 105 𝛀
Dengan menggunakan analisis yang sama, maka diperoleh nilai
minimum dan maksimum untuk data selanjutnya adalah seperti pada tabel berikut.
Tabel 1. Penentuan Resistansi Secara Langsung

ResistansiTerter Nilai Toleransi


Nilai Min. (𝛀) Nilai Maks. (𝛀)
a (𝛀) (𝛀)

100 5 95 105
3300 165 3135 3465
10000 500 9500 10500

2. Kegiatan 2 Penentuan Resistansi Secara Pengukuran


Ketelitian Ohmmeter DMM (SANWA CD771) = ± (1,2 % + 5 digit)
Data 1
Resistansi Tertera (R1) = 100 𝛀
Resistansi Terukur = 99,5 𝛀
Maka, Nilai tolransi = 1,2 % x 99,5 𝛀
= 1,194 𝛀
Nilai terkecil dari kolom pembacaaan adalah 0,001 𝛀, sehingga nilai
toleransi dari suatu pengukuran adalah :
∆R = ± [1,194 + (0,001 x 5)] 𝛀
= ± [1,194 + 0,005] 𝛀
= ± 1,199 𝛀
Sehingga, dapat diperoleh nilai minimum dan nilai maksimum yaitu:
Nilai minimal = Nilai Resistansi Terukur – Nilai Toleransi
= 99,5 𝛀 – 1,199 𝛀
= 98,301 𝛀
Nilai Maksimal = Nilai Resistansi Terukur + Nilai Toleransi
= 99,5 𝛀 + 1,199 𝛀
= 100, 699 𝛀
Dengan menggunakan analisis yang sama, maka diperoleh hasil
nilai minimum dan nilai maksimum berdasarkan pengukuran dengan
menggunakan multimeter digital untuk data selanjutnya adalah seperti
pada tabel berikut.
Tabel 2. Penentuan Resistansi Secara Pengukuran

Nilai
Resistansi Resistansi Nilai Min. Nilai Maks.
Toleransi
Tertera (𝛀) Terukur (𝛀) (𝛀) (𝛀)
(𝛀)

100 99,5 1,199 98,301 100,699


3300 3.260 39,17 3220,83 3299,17
10000 9.890 188,73 9711,27 10008,73

3. Kegiatan 3 Penentuan Resistansi Metode Ammeter – Voltmeter


Ketelitian Voltmmeter DMM (SANWA CD771) = ± (0,9% + 2 digit)
Ketelitian Ammeter DMM (SANWA CD711) = ± (1,4 % + 3 digit)
Untuk data 1
R1=100 Ω → Resistansi Tertera
Tegangan ¿ 9,8 V
Maka, ∆ V =Tegangan × ketelitian persentasi Voltmeter
¿ 9,8 V ×0,9 %
¿ 0,0882 V → 0,088 V
Nilai terkecil dari kolom pembacaan adalah : 0,001 volt , sehingga ∆ V menjadi
¿ ± [ 0,088+ ( 0,001 ×2 ) ] =0,090 volt
Arus ¿ 9,78 mA
Maka, ∆ I = Arus × Ketelitian persentasi Ammeter
¿ 9,78 mA ×1,4 %
¿ 0,13692 →0,137
Nilai terkecil dari kolom pembacaan adalah : 0,001 volt , sehingga ∆ I menjadi
¿ ± [ 0,137+ ( 0,001 ×3 ) ] =0,140 mA
Resistansi
V 9,8 V
R= = =1,002 kΩ = 1002 𝛀
I 9,78 mA
Rambat ralat
V
R=
I
R=V I −1

dR=
[| | | | ]
∂R
∂V
∂R
dV + −1 dI
∂I

[| | | | ]
−1 −1
∂V I ∂V I
dR= dV + dI
∂V ∂ I −1

dR=[|I |dV +|V I −2|dI ]


−1

∆ R=[|I |∆ V +|V I −2| ∆ I ]


−1

[| | | | ]
−1 −2
∆R I VI
= ∆V + ∆I
R R R

∆R
R
=
[| | | | ]
I −1
V I −1
∆ V +
V I −2
V I −1
∆I

∆R
R
=
1
V [| | | | ]
1
∆V + ∆I
I

∆ R=
[| | | |]
∆V ∆ I
V
+
I
R

Sehingga, Untuk mencari ∆R1 adalah :

∆ R 1=
[| | | |]
0,09 0,140
9,8
+
9,78
1002 𝛀

¿ [|0,00918367|+|0,01431492|] 1002 𝛀
¿ [|0,02349859|] 1002 𝛀
¿ 23 , 545Ω
Sehingga,
Nilai minimum ¿ R−∆ R
¿ 1002Ω−23,545 Ω
¿ 978,455 Ω
Nilai maksimum ¿ R+ ∆ R
¿ 1002Ω+ 23,545 Ω
¿ 1025,545𝛀
Dengan menggunakan analisis yang sama, maka diperoleh nilai resistansi,
nilai toleransi, nilai minimum dan nilai maksimum untuk data ke-2 dan ke-3 yang
dapat dilihat pada tabel berikut
Tabel 3. Penentuan Resistansi Metode Ammeter – Voltmeter

Teganga ∆V Arus ∆I Resitansi (𝛀)


n (V) (V) (mA) (mA)
R = V/I ∆R Min. Maks.
9,8 0,09 9,78 0,14 1002 23,545 978,455 1025,545
9,94 0,091 2,9 0,142 3427 199,179 3227,821 3626,179
9,97 0,091 0,99 0,142 10070 1536,296 8533,704 11606,296

C. Pembahasan
Multimeter adalah salah satu alat pengukur listrik yang sering dikenal
sebagai VOM atau Volt-Ohm meter yang dapat mengukur tegangan (voltmeter),
hambatan (ohm meter) dan arus (amperemeter). Ada dua kategori multimeter
yaitu mulitmeter digital atau DMM (Digital-Multimeter) dimana multimeter ini
merupakan baru dan lebih akurat hasil pengukurannya, dan multimeter analog.
Masing masing kategori dapat mengukur listrik AC maupun DC. Kekuatan
menahan atau melawan arus listrik dikenal dengan resistansi yang besarnya
dinyatakan dalam Ohm (Ω). Dalam menghitung resistor dapat dilihat dari nilai
yang tertera dimana pada badan Resistor terdapat lingkaran membentuk gelang
kode warna untuk memudahkan pemakai mengenali besar resistansi tanpa
mengukur besarnya dengan Ohmmeter. Dan juga dapat menggunakan multimeter
digital, yaitu alat yang menghasilkan pembacaan berupa angka. Alat ukur ini
memiliki akurasi yang tinggi dibanding dengan multimeter analog dan juga
banyak digunakan para teknisi maupun pelajar dan mahasiswa. Multimeter ini
pada saat melakukan pengukuran akan langsung terbaca besaran nilai dalam
bentuk angka hingga beberapa desimal.
Prinsip kerja dari Multimeter yaitu didalam multimeter terdapat kumparan
tembaga yang diletakkan di antara dua kutub magnet yaitu N dan S. dalam
kumparan tersebut terdapat jarum penunjuk atau jarum meter yang akan bergerak
menunjukkan skala tertentu apabila dua ujung kumparan tersebut dialiri arus
listrik. Arus listrik yang mengalir melalui kumparan kawat tersebut akan diubah
menjadi informasi digital dan akan muncul pada layar dalam bentuk angka.
Pada perktikum ini dilakukan 3 kegiatan dengan menggunakan 3 resistor.
Tujuan yang harus dipenuhi dalam percobaan ini, yakni memahami prinsip dasar
pengukuran tegangan, kuat arus dan resistansi dengan multimeter digital dan
memahami cara menentukan resistansi sebuah resistor beserta toleransinya
berdasarkan nilai tertera, pembacaan langsung multimeter digital dan pengukuran
dengan hukum Ohm. Di tabel pertama penentuan resistansi secara langsung
diperoleh hasil dari resistor secara teori, yaitu R1 = Coklat-hitam-Coklat-emas
maka diperoleh hasil 100 𝛀; kemudian R2 = Orange-Orange-merah-emas maka
diperoleh hasil 3300 𝛀; dan R3 = Coklat-Hitam-Orange-Emas maka diperoleh
hasil 10000 𝛀.
Pada tabel 2 penentuan resistansi secara pengukuran, yaitu pengukuran
menggunakan multimeter diperoleh R1= 100 𝛀, R2= 3300 𝛀, dan R3= 10000 𝛀.
Juga bisa di kakan bahwa resistor dalam kondisi baik karena memiliki rentang
yang tidak melebihi Resistansi Tertera dan tidak kurang dari Resistansi Terukur.
Pada tabel 3 penentuan resistansi metode Ammeter-Voltmeter, yaitu hasil
pengukuran menggunakan multimeter digital yang diperoleh dari rangkaian seri
dan paralel. Di tabel 3 diperoleh resistansi sebesar R1=23,545 Ω, R2=199,179 Ω ,
dan R3=1536,296 Ω. Nilai yang diperoleh dari tabel 3 ini memiliki rentang yang
sangat jauh berbeda dari Resistansi tertera dan resistansi terukur. Hal ini dapat
dikarenakan alat ukur multimeter digital yang digunakan mengalami kerusakan.
BAB V
PENUTUP

A. Kesimpulan
1. Multimeter dapat diubah menjadi Ammeter, Voltmeter, dan Ohmmeter
secara cepat dan mudah. Multimeter digital memiliki akurasi yang tinggi
daripada Multimeter Analog dan kegunaan yang lebih banyak. Multimeter
Digital juga lebih teliti dibanding Multimeter Analog.

2. Menentukan resistansi sebuah resistor beserta toleransinya dapat dilihat


dari nilai tertera atau warna gelang pada resistor, pembacaan langsung
multimeter digital dan pengukuran dengan hukum Ohm (R=V/I).

B. Saran
1. Asisten, Supaya lebih memperhatikan dan memantau praktikan agar
melakukan pengambilan data dengan benar dan tepat tanpa melakukan
kesalahan.
2. Praktikan, agar lebih konsentrasi dalam mengambil data dengan baik dan
memperhatikan dengan jelas asisten saat menjelaskan penggunaan alat dan
bahan untuk praktikum, agar tidak terjadi kesalahan dalam pengambilan
data.
3. Laboran, dapat mengganti alat-alat yang tidak berfungsi atau rusak demi
kelancaran praktikum.
DAFTAR PUSTAKA

Hariyanto, Didik. 2009. Studi Penentuan Nilai Resistor Menggunakan Seleksi


Warna Model Hsi Pada Citra 2D. Jurnal Telkomnika :7 (1). ISSN: 1693-
6930.
Ponto, Hantje. 2018. Dasar Teknik Listrik. Yogyakarta : Deepublish.
Setiyo., Muji. 2017. Listrik & Elektronika Dasar Otomotif (Basic Automotive
Electricity & Elektronics). Penerbit : Unimma Press.
Yohandri., dan Asrizal. 2016. Eleltronika Dasar 1 : Komponen, Rangkaian, dan
Aplikasi. Jakarta : Kencana.
DOKUMENTASI

Gambar 1.1. Multimeter Gambar 1.2. Kabel Penghubung

Gambar 1.3. Resistor Cincin Gambar 1.4. Power Supply

Gambar 1.5. Rangkaian alat

Anda mungkin juga menyukai