Anda di halaman 1dari 21

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

JURUSAN FISIKA
LABORATORIUM FISIKA DASAR
KAMPUS KETINTANG, JALAN KETINTANG, SURABAYA 60231
Telepon : +62822-6523-6762. email: fisika@unesa.ac.id, Laman: https://fisika.fmipa.unesa.ac.id

Nama :  Alvin Rahmatullah


NM    : 22030184098
Kode percobaan : L0
Tanggal melakukan : 13 Februari 2023
Pembimbing : 
TTD :

ALAT UKUR LISTRIK

ABSTRAK

Pada percobaan ini dengan judul “Alat Ukur Listrik” dilakukan dengan tujuan untuk
menganalisis nilai tegangan saat diukur menggunakan multimeter analog dan multimeter
digital, menganalisis nilai kuat arus listrik saat diukur dengan multimeter analog,
menganalisis besar perbandingan nilai hambatan dengan cara pembacaan gelang warna pada
resistor dan pengukuran secara langsung dengan menggunakan multimeter analog dan
multimeter digital, menganalisis arah arus pada suatu rangkaian listrik tertutup dengan
menggunakan galvanometer, dan menganalisis besar hambatan pada tahanan geser. Pada
percobaan multimeter digunakan tiga resistor, dengan pengulangan 3 kali disetiap resistornya,
sehinga dihasilkan data sebanyak 27 data. Pada percobaan ini terdapat tiga variabel yaitu,
variabel kontrol, variabel manipulasi, dan variabel respon. Dimana variabel kontrol pada
percobaan multimeter yaitu multimeter analog dan multimeter digital. variabel manipulasinya
jenis resistor, dan variabel responnya yaitu nilai kuat arus, nilai hambatan, dan nilai tegangan.
Pada percobaan galvanometer, variabel manipulasinya yaitu ukuran probe. Variabel
kontrolnya yaitu galvanometer dan baterai (1,5v), dan menghasilkan variabel respon arah arus
listrik. Pada percobaan tahanan geser, multimeter dan tahanan geser sebagai variabel kontrol,
jarak geser dan letak konektor di rheostat sebagai variabel manipulasi , serta nilai hambtan
sebagai variabel respon. Pada percobaan ini diperoleh kesimpulan jika, besar kuat arus listrik
berbanding terbalik dengan besar hambatanya. Sedangkan tegangannya berbanding lurus
dengan besar hambatan. Dimana semakin besar hambatan maka tegangan akan semakin besar,
begitu juga sebaliknya.

Kata kunci : Multimeter, Galvanometer, Tahanan geser, kuat arus, Hambatan, Tegangan
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Dalam kehidupan sehari-hari banyak digunakan peralatan yang menggunakan listrik
untuk mendukung kehidupan kita. Listrik sendiri menjadi salah satu komponen penting dari
barang-barang yang sering kita gunakan dalam kehidupan sehari-hari, misalkan kipas angin,
lampu, dan lainnya. Dalam barang-barang yang berhubungan dengan listrik tentunya terdapat
komponen-komponen elektronika seperti resistor dan lain sebagainya. Dengan mengetahui
komponen yang terdapat pada alat-alat disekitar kita, kita akan mengetahui bagaimana cara
kerja dan penggunaan dari alat-alat tersebut.
Alat ukur listrik digunakan untuk mengukur besaran-besaran listrik berdasarkan
metode pengukuran. Besaran-besaran listrik tersebut diantaranya besaran arus, tegangan, daya
listrik, dan lain sebagainya. Mengingat pentingnya alat-alat ukur dalam suatu kegiatan
pengukuran maka perlu dilakukan pengenalan terhadap alat-alat ukur tersebut. Dalam
praktikum ini terdapat tiga kali percobaan yaitu menggunakan multimeter, galvanometer, dan
tahanan geser. Oleh karena itu, praktikum ini dilakukan dengan tujuan untuk mempelajari
macam-macam alat ukur listrik dan cara menggunakanya, seperti mengukur nilai tegangan
listrik, arus listrik dan hambatan pada tahanan geser. Maka terdapat beberapa permasalahan
yang dibahas dalam percobaan ini yaitu bagaimana nilai tegangan listrik saat diukur
mengunakan multimeter analog dan digital, bagaimana nilai arus listrik saat diukur
menggunakan analog, bagaimana perbandingan nilai hambatan dengan cara pembacaan
gelang warna pada resistor dan cara pengukuran secara langsung menggunakan multimeter
analog dan digital. bagaimana arah arus pada suatu rangkaian listrik tertutp menggunakan
galvanometer, dan bagaimana nilai hambatan pada tahanan geser.

1.2 Rumusan Masalah


1.2.1 Percobaan 1 (Multimeter sebagai Amperemeter, Voltmeter, dan Ohmmeter)
1. Bagaimana nilai tegangan listrik saat diukur menggunakan multimeter analog dan
digital?
2. Bagaimana nilai arus listrik saat diukur dengan menggunakan multimeter analog?
3. Bagaimana besar perbandingan nilai hambatan dengan cara pembacaan gelang
warna pada resistor dan cara pengukuran secara langsung menggunakan
multimeter analog dan digital?
1.2.2 Percobaan 2 (Galvanometer)
1. Bagaimana arah arus pada suatu rangkaian listrik tertutup menggunakan
galvanometer?
1.2.3 Percobaan 3 (Tahanan Geser)
1. Bagaimana nilai hambatan pada tahanan geser?
1.3 Tujuan
1.3.1 Percobaan 1 (Multimeter sebagai Amperemeter, Voltmeter, dan Ohmmeter)
1. Menganalisis nilai tegangan listrik saat diukur menggunakan multimeter analog
dan digital.
2. Menganalisis nilai arus listrik saat diukur menggunakan multimeter analog.
3. Menganalisis besar nilai perbandingan nilai hambatan dengan cara pembacaan
gelang warna pada resistor dan cara pengukuran secara langsung menggunakan
multimeter analog dan digital.
1.3.2 Percobaan 2 (Galvanometer)
1. Menganalisis arah arus pada suatu rangkaian listrik tertutup menggunakan
galvanometer.
1.3.3 Percobaan 3 (Tahanan Geser)
1. Menganalisis nilai hambatan pada tahanan geser.
BAB II
DASAR TEORI

2.1 Alat Ukur Listrik


Alat ukur listrik merupakan suatu instrumen untuk mengukur atau menerjemahkan
besaran-besaran variabel listrik dalam bentuk visual. Pada umumnya alat pengukuran listrik
memiliki besaran meter sebagai penerjemah besaran listrik tertentu menjadi satu indikasi
akurat. Menunjukkan seperti ini dapat diartikan dalam bentuk simpangan jarum (analog) dan
numerik (digital). Terdapat berbagai macam alat ukur listrik yang dapat kita gunakan untuk
mengukur listrik seperti contohnya multimeter, volt meter, ohmmeter, galvanometer dan lain
sebagainya. Di mana alat ukur listrik tersebut memiliki fungsi yang berbeda untuk mengukur
elemen-elemen dalam aliran listrik (Sanny dkk, 2021).
A. Multimeter
Multimeter adalah alat ukur elektronik yang mempunyai Multifungsi yaitu sebagai
Ampermeter, Volmeter, dan Ohmmeter. Multimeter dibagi menjadi dua yaitu, multimeter
analog dan multimeter digital. Multimeter analog umumnya digunakan oleh para teknisi
sebagai alat bantu mencari kerusakan rangkaian elektronika. Multimeterr analog dapat
berguna untuk mengukur besarnya tegangan listrik searah, tegangan listrik bolak balik, dan
melihat komponen elektronika. Jenis pengukuran dan rentang nilai dapat dipilih pada saklar
putar dan hasil pembacaan ditampilkan pada skala angka yang terdapat pada multimeter
(Prawiriredjo, 2006).

Gambar 2.1.1 Multimeter Analog dan multimeter digital


(Sumber : Falka dan Bahar,2022)

Multimeter merupakan salah satu alat penting bagi para praktisi elektronika. Multimeter
merupakan piranti elektronik yang digunakan untk pengukuran kuantitas listrik. Alat ini
merupakan gabungan dari beberapa alat ukur elektronik yang dikemas dalam satu kemasan.
Pada umumnya setiap multimeter memiliki 3 fitur yaitu sebagai alat ukur arus (Ampere
Meter), alat ukur tegangan (Volt Meter), dan alat ukur resistansi (Ohm Meter).
Arus listrik yakni merupakan jumlah muatan yang mana bergerak melewati
penampang suatu penghantar dalam tiap satuan waktu. Arus listrik yakni berbanding lurus
dengan muatan dan berbanding terbalik dengan waktu. Pada persamaan lain arus listrik
berbanding lurus dengan tegangan dan berbanding terbalik dengan hambatan. Arus listrik
mengalir jika terdapat beban pada suatu rangkaian tertutup (Listiyarini, 2018). Di dalam
sirkuit listrik, arus listrik dihitung sebagai berapa banyak muatan listrik per satuan waktu.
Sehingga arus listrik dapat dirumuskan sebagai berikut:

q
Ⅰ= ………………………………………………………..(1)
t
Keterangan:
Ⅰ = Kuat arus listrik (A)
q = Muatan listrik (C)
t = Waktu (s)

Tegangan listrik merupakan suatu energi listrik yang diperlukan untuk mengalirkan
setiap muatan listrik dari ujung-ujung penghantar. Alat yang digunakan untuk mengukur
tegangan dinamai voltmeter, karena perbedaan potensial antara dua titik. Maka bila kita
hendak mengukur tegangan, jepit voltmeter harus dihubungkan ke titik-titik bersangkutan
tersebut. Tegangan dapat juga diartikan sebagai dorongan listrik yang bisa diberikan terhadap
elektron yang mengalir melalui rangkaian alat elektronika yang digunakan untuk mengukur
suatu tegangan pada suatu rangkaian listrik dapat disebut dengan voltmeter. Tegangan juga
sebagian orang dikenal dengan sebutan potensial listrik, yaitu energi yang dibutuhkan untuk
menggerakkan muatan melalui elemen (Bueche, 1997). Untuk memperoleh nilai tegangan
listrik yaitu dengan cara :

skala yang di tunjuk oleh jarum


Hasil ukur = x batas ukur….(2)
skala maksimum

Resistor adalah komponen 2 terminal listrik pasif yang berfungsi untuk menghambat
besarnya arus listrik yang mengalir pada rangkaian listrik atau elektronik. Arus yang melalui
resistor dalam proporsi langsung dengan tegangan di terminal resistor tersebut. Dengan
demikian, hasil dari tegangan yang diterapkan di terminal Terminator untuk intensitas arus
melalui sirkuit yang disebut resistensi. Ada dua macam resistor yang dipakai pada teknik
listrik dan elektronika yaitu resistor tetap dan resistor variabel. Resistor variabel merupakan
potensiometer atau yang besarnya resistansi dapat diubah-ubah. Sedangkan resistor tetap
adalah resistor yang mempunyai nilai hambatan yang tetap. Potensiometer mempunyai tiga
sambungan, dua buah untuk ujung-ujungnya dan sebuah untuk berjalan (Hidayat,2013).
Gambar 2.1.2 symbol resistor
(Sumber : Kusuma, 2015)

Dalam pembacaan nilai hambatan sebuah resistor dapat ditentukan dari pita atau band yang
terletak pada tubuh resistor. Kode warna yang berada pada badan resistor sendiri merupakan
standar manufaktur yang dikeluarkan oleh EIA (Electronic Industries Association). Terdapat
dua belas macam warna pita pada resistor, dimana cara membaca besarnya resistansi suatu
resistor dimulai dari posisi cincin terdepan hingga ke posisi cincin toleransi yang letaknya
paling belakang. Pada resistor biasanya terdapat empat hingga enam pita warna. Dimana
cincin pertama dan seterusnya berturutturut menunjukkan besar nilai satuan, dan cincin
terakhir adalah faktor pengalinya. Lalu dilanjut kedua dan ketiga yakni cincin resistansi,
kemudian cincin keempat merupakan faktor pengali. Lalu cincin kelima ialah cincin yang
menunjukkan besarnya toleransi. Berikut daftar warna resistor dan arti nilainya:

Gambar table 2.1.3 Kode gelang warna resistor

(Sumber : Prasetya, 2019)


B. Galvanometer
Galvanometer adalah suatu alat ukur listrik yang digunakan untuk mengukur kuat arus
dan beda potensial listrik yang relatif kecil. Galvanometer tidak dapat digunakan untuk
mengukur kuat arus maupun beda potensial listrik yang relatif besar karena komponen-
komponen internalnya yang tidak mendukung. Istilah galvanometer berasal dari seorang yang
bernama Luivi Galvani. penggunaan galvanometer pertama kali dilakukan pada 1820. Andre
Marie ampere adalah seorang yang memberi kontribusi dalam mengembangkan
galvanometer. Pada umumnya galvanometer dipakai untuk penunjuk analog arus searah, di
mana arus yang diukur merupakan arus-arus kecil misalnya yang diperoleh pada pengukuran
fluks magnet. Galvanometer menggunakan prinsip hukum gaya lorentz. Gaya Loren sudah
interaksi medan magnet dan kuat arus listrik yang dapat menimbulkan gaya magnetik. Gaya
magnetik yang menyebabkan jarum penunjuk pada galvanometer bisa menyimpan pada saat
di lalui arus yang melewati kumparan. Semakin besar kuat arus listrik maka semakin besar
pula penyimpangannya (Muslimin,1984).

Gambar 2.1.4 Galvanometer


(Sumber : Muslimin, 1984)

C. Tahanan Geser
Rheostat adalah variabel resistor yang digunakan untuk mengontrol arus yang
mengalir dalam rangkaian atau sirkuit. Rheostat adalah salah satu jenis potensiometer yang
memiliki 2 kawat kaki untuk koneksi. Rheostat (hambatan geser) merupakan variabel resistor
yang didesain untuk menangani arus dan tegangan yang tinggi. Oleh karena itu sebagian besar
rheostat didesain seperti resistor gulungan kawat. Rheostat sering digunakan sebagai
perangkat kontrol daya, misalnya untuk mengontrol atau mengatur intensitas cahaya
(dimmer), kecepatan motor, pemanas dan oven. Namun sekarang rheostat tidak digunakan
dalam fungsi ini lagi dikarenakan efisiensinya yang relatif rendah (Supriyanto, 2015)
Gambar 1.2.4 Tahanan geser
(Sumber : Supriyanto, 2015)
BAB III
METODE PERCOBAAN

3.1 Alat dan Bahan


3.1.1 Percobaan 1
1. Multimeter Analog 1 buah
2. Multimeter Digital 1 buah
3. Resistor 3 buah
4. Sumber Tegangan DC 1 buah
5. Kabel Konektor 2 buah

3.1.2 Percobaan 2
1. Galvanometer 1 buah
2. Kit Baterai 1 buah
3. Baterai (1,5 v) 1 buah

3.1.3 Percobaan 3
1. Tahanan geser 1 buah
2. Multimeter 1
buah

3.2 Gambar Percobaan


3.2.1 Percobaan 1

Gamabar 3.2.1.1 Rangkaian untuk percobaan hambatan resistor (Ω)


Gambar 3.2.1.2 Rangkaian untuk percobaan multimeter sebagai Ohmmeter (Ω)

3.2.2 Percobaan 2

Gambar 3.2.2.1 Rangkaian untuk percobaan Galvanometer

3.2.3 Percobaan 3

Gambar 3.2.3.1 Rangkaian percobaan tahanan geser


3.3 Variabel Percobaan
3.3.1 Percobaan 1
1. Variabel manipulasi : Jenis resistor
2. Variabel control : Multimeter analog dan multimeter digital
3. Variabel respon : Nilai kuat arus, nilai tegangan, nilai hambatan

3.3.2 Percobaan 2
1. Variabel manipulasi : Ukuran probe
2. Variabel control : Galvanometer, Baterai
3. Variabel respon : Arah arus listrik rangkaian tertutup

3.3.3 Percobaan 3
1. manipulasi : Jarak geser rheostat, letak konektor di rheostat
2. Variabel control : Multimeter, tahanan geser
3. Variabel Variabel respon : Nilai hambatan

3.4 Langkah Percobaan


3.4.1 Percobaan 1
1. Menyiapkan alat dan bahan.
2. Mengkalibrasi semua alat ukur.
3. Merangkai rangkaian listrik sesuai dengan kesepakatan.
4. Menggunakan resistor A (resistor gelang) warna biru untuk rangkaian pertama.
5. Melakukan pengukuran besar kuat arus (I), tegangan (v), dan hambatan (Ω)
berturut-turut menggunakan multimeter analog dan multimeter digital dan
menghitung besar nilai hambatan resistor melalui gelang warna.
6. Mencatat besar nilai hambatan, tegangan, dan kuat arus yang terbaca oleh
multimeter. Mengulangi langkah-langkah di atas dengan jenis resistor yang
berbeda.

3.4.2 Percobaan 2

1. Menyiapkan alat dan bahan.


2. Mengkalibrasi semua alat ukur.
3. Memasang sumber tegangan (baterai) pada kit baterai.
4. Mengambil 2 kabel konektor, yang selanjutnya digunakan untuk menghubungkan
galvano dengan kit baterai.
5. Menghubungkan kabel dengan probe pada galvano dengan urutan probe yang
berbeda di setiap pengulangan penentuan arah arus pada suatu rangkaian tertutup.
6. Melakukan pengulangan sebanyak 4 kali.
3.4.3 Percobaan 3
1. Menyiapkan alat dan bahan.
2. Mengkalibrasi semua alat ukur.
3. Menghubungkan konektor pada rheostat dan dilakukan pengukuran besar
hambatan dengan multimeter, serta dilakukan pengubahan jarak geser pada restart
sebanyak 3 kali perubahan jarak.
4. Mengulangi langkah-langkah seperti di atas dengan mengubah letak konektor pada
rheostat.
BAB IV
DATA DAN ANALISIS

4.1 Data
4.1.1 Percobaan 1
a. Multimeter sebagai Amperemeter
Skala maksimum = 50 mA
Batas ukur = 25 mA

Resistor Percobaan Multimeter analog (± 0,05) A Multimeter digital (± 0,05) A


10 ± 1% 1 5,75 5,74
10 ± 1% 2 5,60 5,60
10 ± 1% 3 5,75 5,74
33 ± 1% 1 4,50 4,50
33 ± 1% 2 4,90 4,88
33 ± 1% 3 4,90 4,88
330 ±5% 1 2,40 2,42
330 ±5% 2 2,55 2,54
330 ±5% 3 2,60 2,60
Table 4.1.1.1 data percobaan multimeter sebagai amperemeter

b. Multimeter sebagai Voltmeter


Skala maksimum = 50 V
Batas ukur = 2,5 V

Resistor Percobaan Multimeter analog (± 0,05) v Multimeter digital (± 0,05) v


10 ± 1% 1 0,75 0,76
10 ± 1% 2 0,75 0,77
10 ± 1% 3 0,75 0,77
33 ± 1% 1 0,90 0,91
33 ± 1% 2 0,90 0,91
33 ± 1% 3 0,90 0,91
330±5% 1 0,95 0,94
330±5% 2 0,95 0,94
330±5% 3 0,95 0,95
Table 4.1.1.2 Data percobaan multimeter sebagai voltmeter
c. Multimeter sebagai Ohmmeter
Batas ukur = 1 ohm

Table 4.1.1.3 Data percobaan multimeter sebagai ohmmeter


Percobaa Warna gelang Resistor Multimeter analog Multimeter digital
n (± 0,05) Ω (± 0,05) Ω
1 Coklat-hitam-
hitam-emas- 10 ± 1% 10,50 10,10
coklat
2 Coklat-hitam-
hitam-emas- 10 ± 1% 10,20 10,22
coklat
3 Coklat-hitam-
hitam-emas- 10 ± 1% 10,20 10,22
coklat
1 Orange-orange-
hitam-emas- 33 ± 1% 31,50 31,50
coklat
2 Orange-orange-
hitam-emas- 33 ± 1% 31,25 31,00
coklat
3 Orange-orange-
hitam-emas- 33 ± 1% 31,00 31,50
coklat
1 Orange-orange- 330 ± 5% 331,00 332,00
coklat-emas
2 Orange-orange- 330 ± 5% 331,00 332,00
coklat-emas
3 Orange-orange- 330 ± 5% 330,00 331,50
coklat-emas

4.1.2 Percobaan 2
baterai = 1,5 V

Tabel 4.1.2.1 Data percobaan galvanometer


Galvanometer Baterai Arah
- + -
(ke kiri)
G0 - -
(ke kiri)
- - +
(ke kanan)
G0 + +
(ke kanan)
- + -
(ke kiri)
G1 - -
(ke kiri)
- - +
(ke kanan)
G1 + +
(ke kanan)

4.1.3 Percobaan 3
Table 4.1.3.1 Data percobaan tahanan geser
Multimeter Posisi 1 (Ω) Posisi 2 (Ω) Posisi 3 (Ω) Posisi 4 (Ω) Posisi 5 (Ω)
Digital 13,10 12,10 10,81 9,00 7,22
(±0,05) Ω
Analog 13,10 12,00 10,80 9,00 7,20
(±0,05) Ω

4.2 Analisis

4.2.1 Percobaan 1 (Multimeter sebagai amperemeter, voltmeter, dan ohmmeter)

Berdasarkan tabel 4.1.1.1, tabel 4.1.1.2, dan tabel 4.1.1.3 digunakan tiga resistor
dengan nilai hambatan yang berbeda setiap resistornya yaitu sebesar 10 ± 1%, 33 ± 1%, dan
330 ± 5%. Percobaan ketiga resistor tersebut dilakukan sebanyak 3 kali pengulangan sehingga
didapatkan data sebanyak 27 data dari multimeter analog dan 27 data dari multimeter digital.
Pada percobaan multimeter sebagai amperemeter, dimana resistor dengan nilai
hambatan sebesar 10 ± 1% memperoleh besar kuat arus 5,75 mA; 5,60 mA; 5,75 mA pada
multimeter analog, dan memperoleh besar kuat arus 5,74 mA; 5,60 mA; 5,74 mA pada
multimeter digital. Selanjutnya pada resistor dengan nilai hambatan sebesar 33 ± 1%
memperoleh besar kuat arus 4,50 mA; 4,90 mA; 4,90 mA pada multimeter analog dan
memperoleh besar kuat arus 4,50 mA; 4,88 mA; 4.88 mA pada multimeter digital. Sedangkan
pada resistor dengan nilai hambatan sebesar 330 ± 5% memperoleh besar kuat arus 2,40 mA;
2,55 mA; 2,60 mA pada multimeter analog dan memperoleh kuat arus 2,42 mA; 2,54 mA;
2,60 mA pada multimeter digital. Jadi berdasarkan hasil data percobaan tersebut dapat kita
ketahui bahwa nilai kuat arus berbanding terbalik dangan besarnya nilai hambatan, dimana
semakin besar nilai hambatan maka kuat arus yang dihasilkan akan semakain kecil, begitupun
dengan sebaliknya, semakin kecil besar hamabatanya maka kuat arus yang di hasilkan akan
semakin besar. Besar kuat arus tersebut dapat kita hitung dengan menggunakan rumus
berikut:

Skala yang ditunjuk oleh jarum


Hasil ukur ¿ x batas ukur
Skala maksimum

Pada percobaan multimeter sebagai voltmeter, dimana resistor atau hambatan yang
kita gunakan masih tetap sama seperti saat percobaan multimeter sebagai amperemeter.
Pertama yaitu resistor dengan nilai hambatan 10 ± 1% memperoleh nilai tegangan 0,75 V;
0,75 V; 0,75 V pada multimeter analog dan memperoleh besar tegangan 0,76 V; 0,77 V; 0,77
V pada multimeter digital. Selanjutnya pada resistor dengan nilai hambatan sebesar 33 ± 1%
memperoleh besar tegangan 0,90 V; 0,90 V; 0,90 V pada multimeter analog dan memperoleh
besar tegangan 0,91 V; 0,91 V; 0,91 V pada multimeter digital. Sedangkan untuk resistor
dengan nilai hambatan sebesar 330 ± 5% memperoleh besar tegangan 0,95 V; 0,95 V; 0,95 V
pada multimeter analog dan memperoleh besar tegangan 0,94 V; 0,94 V; 0,95 V pada
multimeter digital. Sehingga berdasarkan hasil data dari percobaan tersebut dapat kita ketahui
bahwa, besar dari tegangan berbanding lurus dengan besar resistor atau hambatan. Dimana
semakin besar hamabatan maka semakin besar pula tegangannya. Begitupun sebaliknya,
semakin kecil hambatanya maka semakain kecil pula tegangannya. Nilai tegangan dapat
diperoleh dengan rumus sebagai berikut:

Skala yang ditunjuk oleh jarum


Hasil ukur ¿ x batas ukur
Skala maksimum

Pada percobaan multimeter sebagai ohmmeter, untuk resistor dengan nilai hambatan
sebesar 10 ± 1%, 33 ± 1%, 330 ± 5% diperoleh dari pembacaan warna gelang pada resistor
dan pengukuran menggunakan multimeter. Untuk resistor pertama dengan warna gelang
coklat –hitam-hitam-emas-coklat dengan hambatan sebesar 10 ± 1%, diperoleh besar
hambatan 10,50 Ω; 10,20 Ω; 10,20 Ω pada multimeter analog dan diperoleh besar hambatan
10,10 Ω; 10,22 Ω; 10,22Ω pada multimeter digital. Untuk resistor kedua dengan warna gelang
gelang orange-orange-hitam-emas-coklat dengan hambatan sebesar 33 ± 1%, diperoleh besar
hambatan 31,50 Ω; 31,25 Ω; 31,00 Ω pada multimeter analog dan diperoleh besar hambatan
31,50 Ω; 31,00 Ω; 31,50 Ω pada multimeter digital. Sedangkan resistor dengan warna gelang
orange-orange-coklat-emas dimana memiliki nilai hambatan sebesar 330 ± 5%, diperoleh
besar hambatan 331,00 Ω; 331,00 Ω; 330,00 Ω pada multimeter analog dan diperoleh besar
hambatan 332,00 Ω; 332,00 Ω; dan 331,50 Ω pada multimeter digital. Sehingga dapat kita
bandingkan besar hambatan saat dilakukan pengukuran secara langsung menggunakan
multimeter analog dan digital dengan cara pembacan gelang warna pada resistor. Jadi
perbandinganya:

 Resistor 10 ± 1% multimeter analog


10,00 : 10,50 = 1 : 1
10,00 : 10,20 = 1 : 1
10,00 : 10,20 = 1 : 1
 Resistor 10 ± 1% multimeter digital
10,00 : 10,10 = 1 : 1
10,00 : 10,22 = 1 : 1
10,00 : 10,22 = 1 : 1
 Resistor 33 ± 1% multimeter analog
33,00 : 31,50 = 1 : 1
33,00 : 31,25 = 1 : 1
33,00 : 31,00 = 1 : 1
 Resistor 33 ± 1% multimeter digital
33,00 : 31,50 = 1 : 1
33,00 : 31,00 = 1 : 1
33,00 : 31,50 = 1 : 1
 Resistor 330 ± 5% multimeter analog
330,00 : 331,00 = 1 : 1
330,00 : 331,00 = 1 : 1
330,00 : 330,00 = 1 : 1
 Resistor 330 ± 5% multimeter digital
330,00 : 332,00 = 1 : 1
330,00 : 332,00 = 1 : 1
330,00 : 331,50 = 1 : 1

Jadi, dapat kita amati jika perbandingan antara besar hambatan saat dilakukan pengukuran
secara langsung menggunakan multimeter analog dan digital dengan cara pembacan gelang
warna pada resistor adalah 1:1.

4.2.2 Percobaan 2 (galvanometer)

Berdasarkan tabel 4.1.2.1 pada percobaan galvanometer, di mana pada percobaan ini
menggunakan baterai sebesar 1,5 v, dan terdapat dua grup pada galvanometer yaitu drop
positif dan drop negatif. Ketika prof negatif pada galvanometer dipasangkan pada kutub
positif baterai, maka arah arus listrik yang dihasilkan akan negatif atau bergerak ke arah kiri.
Sedangkan saat prof negatif pada alat ukur galvanometer dihubungkan dengan kutub negatif
pada baterai, maka arah arus yang dihasilkan akan positif atau arah arus akan bergerak ke
kanan. Jadi, dengan itu dapat kita ketahui jika arus listrik mengalir dari kutub positif menuju
ke kutub negatif.

4.2.3 Percobaan 3 ( tahanan geser)

Berdasarkan pada tabel 4.1.3.1 pada percobaan ini yaitu tahanan geser dilakukan 5 kali
manipulasi jarak geser. Yang pertama yaitu pada multimeter analog, pada posisi 1 diperoleh
besar hambatan 13,10 Ω, pada posisi 2 diperoleh besar hambatan 12,10 Ω, pada posisi 3
diperoleh besar hambatan 10,80 Ω, pada posisi 4 diperoleh besar hambatan 9,00 Ω, dan pada
posisi 5 diperoleh besar hambatan 7,20 Ω. Sedangkan pada multimeter digital, pada posisi 1
diperoleh besar hambatan 13,10 Ω, pada posisi 2, diperoleh besar hambatan 12,10 Ω , pada
posisi 3, diperoleh besar hambatan 10,81 Ω, pada posisi 4, diperoleh besar hambatan 9,00 Ω,
dan pada posisi 5, diperoleh besar hambatan 7,22 Ω. Jadi, nilai hambatan pada tahanan geser
dapat diperoleh dengan menggunakan rumus berikut:

Hasil ukur = Skala yang ditunjuk oleh jarum x Batas ukur


BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan
Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa:
5.1.1 Percobaan 1(Multimeter sebagai amperemeter, voltmeter, dan ohmmeter)
Pada percobaan multimeter sebagai amperemeter, dihasilkan data sebanyak 9 data. Di
mana terdapat tiga resistor dengan besar hambatan yang berbeda antara satu sama lain yaitu
10 ± 1%, 33 ± 1%, dan 330 ± 5%. Serta setiap resistor dilakukan pengulangan sebanyak 3
kali. Dari data hasil percobaan dapat disimpulkan juga jika, besar hambatan berbanding
terbalik dengan besar arus yang dihasilkan. Di mana semakin besar hambatan yang dihasilkan
maka semakin kecil arus yang dihasilkan, begitupun sebaliknya. Nilai kuat arus dapat
dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut:
Skala yang ditunjuk oleh jarum
Hasil ukur ¿ x batas ukur
Skala maksimum

Pada percobaan multimeter sebagai voltmeter, dihasilkan data sebanyak 9 data. Di


mana terdapat tiga resistor dengan besar hambatan yang berbeda-beda yaitu 10 ± 1%, 33 ±
1%, dan 330 ± 5%. Serta setiap resistor dilakukan pengulangan sebanyak tiga kali. Dari data
hasil percobaan dapat disimpulkan bahwa besar tegangan berbanding lurus dengan besar
hambatan. Di mana semakin besar hambatan maka semakin besar pula tegangan yang
dihasilkan. Begitupun sebaliknya. Nilai tegangan dapat diperoleh dengan perhitungan melalui
rumus berikut:

Skala yang ditunjuk oleh jarum


Hasil ukur ¿ x batas ukur
Skala maksimum

Pada percobaan multimeter sebagai ohmmeter, dengan besar nilai hambatan 10 ± 1%,
33 ± 1%, 330 ± 5% diperoleh besar nilai hambatan dengan cara pembacaan gelang warna
pada resistor dan cara pengukuran secara langsung menggunakan multimeter analog dan
multimeter digital. Sehingga diperoleh perbandingan nilai hambatan dengan cara pembacaan
gelang warna pada resistor dan pengukuran langsung dengan multimeter sebesar 1:1.
5.2 Saran
1. Mempelajari dan memahami terlebih dahulu buku panduan sebelum melakukan praktikum
agar tidak terjadi kesalahan pada saat praktikum berlangsung.
2. Mematuhi Semua peraturan yang ada di laboratorium.
3. Menggalibrasi alat ukur terlebih dahulu yang akan digunakan dan mematikan kembali alat
ukur yang telah digunakan.
4. Lebih hati-hati dan teliti dalam melakukan pembacaan hasil pengukuran.
DAFTAR PUSTAKA

Bueche. Hecht. 1997. "Schaum's Outlines College Physics 9Th Edition". New York: MC
Graw-Hill.

Prawiroredjo, K. 2006. Pemahaman dan Penggunaan Alat Ukur Multimeter Analog Sebagai
Pengenalan Teknik Elektronika. LEMDIMAS, 67 – 71.

Falka dan bahar. 2022. Pengukuran nilai selisih eror tegangan keluaran catu daya DC dengan
menggunakan multimeter digital dan analog. Jurnal pengelolaan laboratorium Pendidikan vol.
4 no. 2 hal:48-56.

Listiyarini.2018. Dasar listrik dan elektronika. Perpustakaan nasional RI

Anda mungkin juga menyukai