Anda di halaman 1dari 8

Nama / NIM : Takhva Aininaim/201354033 Paraf :

Kelas : 1C LAPORAN
PRAKTIKUM
Tanggal Praktikum : 10 -11 - 2020
VOLTMETER
Tanggal Pengumpulan : 10 - 11 - 2020

I. Tujuan

1. Menggunakan multimeter dengan mode voltmeter pada software simulasi rangkaian,


2. Menggunakan voltmeter untuk mengukur tegangan pada simulator,
3. Menjelaskan perbedaan hasil pengukuran dengan voltmeter dan perhiungan manual,
4. Menentukan kesalahan yang diakibatkan oleh nilai sensitivitas voltmeter, Sv,
5. Menganalisa data hasil pengukuran.

II. Dasar Teori


Suatu volt meter analog yang ideal mempunyai tahanan dalam yang tak berhingga. Tetapi
kenyataannya tahanan dalamnya selalu ada nilainya, sehingga volt meter analog identik dengan
sebuah resistor. Oleh karena itu pada setiap pengukuranakan terdapat penyimpangan (error). Hal
ini terjadi akibat adanya arus yang mengalir melalui volt meter.

Besarnya penyimpangan bergantung kepada tahanan dalam volt meter, dan tahanan dimana
tegangannya akan diukur. Jika tahanan dalam volt meter jauh lebih besar dari tahanan bebannya,
maka penyimpangan yang terjadi relatif kecil. Sedangkan jika sebaliknya maka penyimpangan
relatif besar.

Nilai tahanan dalam (Rm) volt meter ditentukan oleh :


1. Sensitivitas tegangan (Sv) [ohm/volt],
2. Batas ukur tegangan yang dipakai [volt].
Secara matematis tahanan dalam dapat ditulis seperti persamaan (2.1).

Rm = Sv x Batas Ukur [ohm]. (2.1)

Ketika digunakan, volt meter harus dipasang secara paralel dengan komponen atau alat
dimana tegangan jepitnya akan diukur. Cara pemasangannya ditunjukan di Gambar 2.1

Gambar 2.1 Cara pemasangan volt meter untuk mengukur tegangan VR2

(Sumber : https://e-learning.polban.ac.id/ pluginfile.php/166719/mod_resorce/content/3/


Perc.%204.%Volt%20meter.pdf)
III. Alat yang Digunakan

1. Seperangkat PC/Laptop yang di dalamnya sudah diinstal software Electronics Workbench


(EWB) untuk simulasi rangkaian
2. Alat tulis
3. Kalkulator

IV. JSA

No Potensi Rekomendasi
Multimeter jatuh atau terbanting Berhati-hatilah saat melakukan praktikum
sehingga mengakibatkan kerusakan dan tempatkan posisi multimeter pada
pada bagian fisik atau display serta tempat yang aman.
1
mempengaruhi performa alat tersebut
dalam menunjukkan nilai ukur.

Periksalah rangkaian yang diukur, apakah


rangkaian tersebut memiliki tegangan AC
atau DC. Kemudian pilih selektor yang
memiliki range terbesar saat hendak
mengukur. Usahakan hitung terlebih
dahulu tegangan pada rangkaian agar dapat
Multimeter rusak karena salah
memilih selektor yang tepat saat mengukur
2 menyetel selektor saat hendak
tegangan menggunakan multimeter. Jangan
mengukur tegangan
sampai memilih selektor DC saat
mengukur tegangan AC atau sebaliknya.
Atau bahkan menempatkan selektor pada
posisi Ampere atau Ohm. Tindakan
tersebut akan berdampak cukup fatal.

V. Langlah-Langkah Percobaan
1. Buatlah rangkaian percobaan seperti Gambar 2.2 pada software simulasi rangkaian.

Gambar 2.2 Rangkaian percobaan


2. Hitunglah tegangan jepit pada masing-masing R, catat hasilnya pada Tabel.2.1,
3. Ukurlah tegangan jepit pada masing-masing R mengunakan volt meter analog dan digital, catat
hasilnya pada Tabel.2.1,
4. Ulangi langkah 2), dan 3) untuk Vs = 6 volt. Catat hasilnya pada tabel 2.1.
5. Ulangi langkah 2), 3) dan 4) untuk Vs dan R1 = R2 = R3 = 100 k. Seperti tertulis pada Tabel 2.2.
VI. Hasil Pengamatan

a. Saat Vs = 4 Volt

 Hasil Perhitungan
𝑅𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 = 𝑅1 + 𝑅2 + 𝑅3
= 100Ω + 1kΩ + 10kΩ
= 11.1kΩ

𝑉𝑠
𝐼𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 =
𝑅𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙
4
=
11.1𝑘

= 0.36 × 10−3 A atau 0.36 mA

𝑉𝑅1 = 𝐼𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 × 𝑅1 = 0.36 × 10−3 × 100 = 0.036 V atau 36.36 mV


𝑉𝑅2 = 𝐼𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 × 𝑅2 = 0.36 × 10−3 × 1000 = 0.36 V
𝑉𝑅3 = 𝐼𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 × 𝑅3 = 0.36 × 10−3 × 10000 = 3.6 V

b. Saat Vs = 6 Volt
 Hasil Perhitungan
𝑅𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 = 𝑅1 + 𝑅2 + 𝑅3
= 100Ω + 1kΩ + 10kΩ
= 11.1kΩ

𝑉𝑠
𝐼𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 =
𝑅𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙
6
=
11.1𝑘

= 0.54 × 10−3 A atau 0.54 mA

𝑉𝑅1 = 𝐼𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 × 𝑅1 = 0.54 × 10−3 × 100 = 0.054 V atau 54.54 mV


𝑉𝑅2 = 𝐼𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 × 𝑅2 = 0.54 × 10−3 × 1000 = 0.54 V
𝑉𝑅3 = 𝐼𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 × 𝑅3 = 0.54 × 10−3 × 10000 = 5.4 V

c. Saat Vs = 6 Volt dan R1 = R2 = R3 = 100kΩ

 Hasil Perhitungan

𝑅𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 = 𝑅1 + 𝑅2 + 𝑅3
= 100kΩ + 100kΩ + 100kΩ
= 300kΩ

𝑉𝑠
𝐼𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 =
𝑅𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙
6
=
300𝑘

= 0.02 × 10−3 A atau 0.02 mA


𝑉𝑅1 = 𝐼𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 × 𝑅1 = 0.02 × 10−3 × 100 × 103 = 2 V
𝑉𝑅2 = 𝐼𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 × 𝑅2 = 0.02 × 10−3 × 100 × 103 = 2 V
𝑉𝑅3 = 𝐼𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 × 𝑅3 = 0.02 × 10−3 × 100 × 103 = 2 V

d. Saat Vs = 9 Volt dan R1 = R2 = R3 = 100kΩ

 Hasil Perhitungan

𝑅𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 = 𝑅1 + 𝑅2 + 𝑅3
= 100kΩ + 100kΩ + 100kΩ
= 300kΩ

𝑉𝑠
𝐼𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 =
𝑅𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙
9
=
300𝑘

= 0.03 × 10−3 A atau 0.03 mA

𝑉𝑅1 = 𝐼𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 × 𝑅1 = 0.03 × 10−3 × 100 × 103 = 3 V


𝑉𝑅2 = 𝐼𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 × 𝑅2 = 0.03 × 10−3 × 100 × 103 = 3 V
𝑉𝑅3 = 𝐼𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 × 𝑅3 = 0.03 × 10−3 × 100 × 103 = 3 V
e. Saat Vs = 10 Volt dan R1 = R2 = R3 = 100kΩ

 Hasil Perhitungan

𝑅𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 = 𝑅1 + 𝑅2 + 𝑅3
= 100kΩ + 100kΩ + 100kΩ
= 300kΩ

𝑉𝑠
𝐼𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 =
𝑅𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙
10
=
300𝑘

= 0.0333 × 10−3 A atau 0.0333 mA

𝑉𝑅1 = 𝐼𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 × 𝑅1 = 0.0333 × 10−3 × 100 × 103 = 3.33 V


𝑉𝑅2 = 𝐼𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 × 𝑅2 = 0.0333 × 10−3 × 100 × 103 = 3.33 V
𝑉𝑅3 = 𝐼𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 × 𝑅3 = 0.0333 × 10−3 × 100 × 103 = 3.33 V

f. Saat Vs = 12 Volt dan R1 = R2 = R3 = 100kΩ


 Hasil Perhitungan

𝑅𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 = 𝑅1 + 𝑅2 + 𝑅3
= 100kΩ + 100kΩ + 100kΩ
= 300kΩ

𝑉𝑠
𝐼𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 =
𝑅𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙
12
=
300𝑘

= 0.04 × 10−3 A atau 0.04 mA

𝑉𝑅1 = 𝐼𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 × 𝑅1 = 0.04 × 10−3 × 100 × 103 = 4 V


𝑉𝑅2 = 𝐼𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 × 𝑅2 = 0.04 × 10−3 × 100 × 103 = 4 V
𝑉𝑅3 = 𝐼𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 × 𝑅3 = 0.04 × 10−3 × 100 × 103 = 4 V

Tabel 2.1 Data hasil pengukuran tegangan untuk Gambar 2.2.

Vs Dihitung Diukur
(volt) VR1 VR2 VR3 VR1 VR2 VR3
(volt) (volt) (volt) (volt) (volt) (volt)

4 0.036 0.36 3.6 0.036 0.36 3.6

6 0.054 0.54 5.4 0.054 0.54 5.4

Tabel 2.2 Data hasil pengukuran Gambar 2.2 untuk R1 = R2 = R3 = 100 k

Vs Dihitung Diukur
(volt) VR1 VR2 VR3 VR1 VR2 VR3
(volt) (volt) (volt) (volt) (volt) (volt)

6 2 2 2 2 2 2

9 3 3 3 3 3 3

10 3.33 3.33 3.33 3.33 3.33 3.33

12 4 4 4 4 4 4
VII. Analisis

Nilai resistansi sangat berpengaruh terhadap nilai tegangan jepit, karena nilai tegangan
VR1, VR2, dan VR3 dalam rangkain seri berbeda. Dalam rangkaian seri, nilai arus selalu
sama namun nilai tegangan jepit di setiap resistor berbeda. Hal ini sesuai kaidah hukum ohm
di mana nilai tegangan dipengaruhi oleh nilai arus dan hambatan.
Saat dilakukan pengukuran tegangan pada rangkaian R1= R2 = R3 = 100kΩ, nilai
tegangan jepit VR1, VR2, dan VR3 akan bernilai sama karena nilai resistansi R1=R2=R3.
Hal ini juga masih berkaitan dengan hukum ohm di mana nilai tegangan diperngaruhi oleh
nilai arus dan hambatan. Dalam rangkaian tersebut nilai resistansi pada R1, R2, dan R3
bernilai sama sehingga besar tegangan jepitnya pun akan sama.

VIII. Kesimpulan

Untuk mengetahui besar tegangan jepit pada rangkaian, kita dapat mencarinya dengan
2 cara yaitu dengan metode pengukuran dan perhitungan. Dalam praktikum yang dilakukan
kali ini, pengukuran dilakukan menggunakan simulasi dalam aplikasi EWB. Simulasi ini
memiliki beberapa kelebihan, yaitu: hemat (tidak perlu membeli komponen dan tidak perlu
menggunakan multitester); kerusakan alat yg terjadi saat pengukuran dapat diminimalisir; dan
dapat dilakukan dengan cepat. Namun dengan menggunakan simulasi juga ada beberapa
kelemahan, diantaranya: mahasiswa jadi belum terbiasa mempraktikkan pengukuran secara
langsung menggunakan alat sebenarnya sehingga dalam segi kemampuan, praktikum dengan
cara simulasi ini bisa dibilang belum mengasah kemampuan mahasiswa dalam menggunakan
alat ukur secara langsung; nilai pengukuran ini akan berbeda jika dibandingkan dengan
pengukuran menggunakan alat, sebab dalam alat ukur yang sebenarnya terdapat tahanan
dalam yang berbeda-beda.
Karena dalam pengukuran menggunakan simulasi tidak ada tahanan dalam dari alat
ukur, maka nilai perhitungan dan pengukuran akan selalu sama. Jadi, berapapun banyaknya
percobaan yang dilakukan saat mengukur, nilai hasil ukurnya akan selalu memiliki nilai yang
sama saat kita membaca nilai ukurnya. Dalam pengukuran secara langsung menggunakan alat
ukur, kita harus melakukan minimal 3 kali pengukuran untuk mendapatkan nilai yang akurat
sedangkan dalam percobaan menggunakan simulasi, 1 kali pengukuran saja sudah cukup
karena hasil pengukuran selanjutnya pasti akan menunjukkan nilai yang sama. Selain itu,
dalam setiap alat ukur terdapat sensitivitas. Sensitivitas dapat berbeda-beda dalam beberapa
merek alat ukur karena setiap alat ukur memiliki spesifikasi bawaan yang berbeda pula.
Semakin besar nilai sensitivitas maka kemungkinan error dalam pengukuran akan semakin
kecil karena keakuratan akan semakin besar jika sensitivitasnya semakin besar. Nilai
sensitivitas ini sangat berpengaruh dalam keakuratan pengukuran. Oleh karena itu, sebaiknya
sebelum menggunakan alat ukur, mahasiswa harus mengetahui terlebih dahulu spesifikasi dan
parameter suatu alat ukur yang akan berpengaruh dalam hasil pengukuran. Sebab, hasil ukur
yang tidak tepat dapat menimbulkan berbagai permasalahan jika nilai ukur dari suatu
rangkaian sangat jauh berbeda dari nilai aktual saat dilakukan perhtungan.

Anda mungkin juga menyukai