LAPORAN
Kelas : 1C
PRAKTIKUM
Tanggal Praktikum : 17 -11 - 2020 RANGKAIAN
SERI-PARALEL
Tanggal Pengumpulan : 18 - 11 - 2020
I. Tujuan
1. Ampermeter
Amperemeter yang ideal memiliki tahanan dalam sebesar 0 Ω. Tetapi pada kenyataannya
tahanan dalam amperemeter tidak sama dengan 0 Ω, sehingga penyimpanan pengukuran selalu
tetap ada. Besarnya penyimpangan tergantung kepada karakteristik masing-masing ampermeter.
Penyimpangan ini terjadi karena tahanan dalam amperemeter dialiri arus yang diukur
sehingga pada amperemeter terdapat tegangan jepit. Jika nilai tahanan dalam kecil, maka tegangan
jepitnya relatif kecil sehingga dapat diabaikan. Tetapi jika tahanannya besar maka tegangan
jepitnyapun besar sehingga tidak dapat diabaikan. Besarnya tahanan dalam dan tegangan jepit
amperemeter dapat dilihat pada struktur amperemeter dasar seperti ditunjukan pada Gambar 2.1
Keterangan:
Rm = Tahanan dalam ampermeter [Ω], IFS = arus skala penuh [ µA],
VFS = tegangan skala penuh atau VAB [ mV].
Karena arus skala penuh nilainya sangat kecil, sedangkan arus yang diukur bisa sangat besar
maka perlu dibuat upaya memperbesar batas ukur. Cara memperbesar batas ukur ampermeter
ditunjukan pada Gambar 2.2.
Ifs B
Rm
Ra
Rb
Besarnya penyimpangan bergantung kepada tahanan dalam volt meter, dan tahanan dimana
tegangannya akan diukur. Jika tahanan dalam volt meter jauh lebih besar dari tahanan bebannya,
maka penyimpangan yang terjadi relatif kecil. Sedangkan jika sebaliknya maka penyimpangan
relatif besar.
Gambar 2.4 Cara pemasangan volt meter untuk mengukur tegangan VR2
(Sumber : Modul 3: Amperemeter dan Modul 4:Voltmeter oleh Didin Saefudin, ST., MT, diunduh
dari situs E-learning Polban)
III. Alat yang Digunakan
IV. JSA
No Potensi Rekomendasi
Multimeter jatuh atau terbanting Berhati-hatilah saat melakukan praktikum
sehingga mengakibatkan kerusakan dan tempatkan posisi multimeter pada
pada bagian fisik atau display serta tempat yang aman.
1
mempengaruhi performa alat tersebut
dalam menunjukkan nilai ukur.
V. Langkah-Langkah Percobaan
1. Buatlah rangkaian percobaan seperti pada Gambar 5.1
a. Saat Vs = 4 Volt
Hasil Perhitungan
𝑅𝑠𝑒𝑟𝑖 = 100Ω
𝑅1×𝑅2 103 ×104 107
𝑅𝑝𝑎𝑟𝑎𝑙𝑒𝑙 = = = = 909.09 Ω
(𝑅1+𝑅2) (103 +104 ) 11000
𝑉𝑠
𝐼𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 =
𝑅𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙
4
=
1009.09
𝑉𝑠𝑒𝑟𝑖 𝑉𝑝𝑎𝑟𝑎𝑙𝑒𝑙
=
𝑅𝑠𝑒𝑟𝑖 𝑅𝑝𝑎𝑟𝑎𝑙𝑒𝑙
3.97×10−1 𝑉𝑝𝑎𝑟𝑎𝑙𝑒𝑙
=
100 909.09
𝑉𝑝𝑎𝑟𝑎𝑙𝑒𝑙 = 3.6 𝑉
𝑉𝑝𝑎𝑟𝑎𝑙𝑒𝑙 = 𝑉𝑅2 = 𝑉𝑅3
𝑉𝑅2 = 3.6 𝑉
𝑉𝑅3 = 3.6𝑉
𝑉𝑅2 3.6
𝐼𝑅2 = = = 3.6 × 10−3 A atau 3.6 mA
𝑅2 1000
𝑉𝑅3 3.6
𝐼𝑅3 = = = 3.6 × 10−4 A atau 0.36 mA
𝑅3 10000
b. Saat Vs = 6 Volt
Hasil Perhitungan
𝑅𝑠𝑒𝑟𝑖 = 100Ω
𝑅1×𝑅2 103 ×104 107
𝑅𝑝𝑎𝑟𝑎𝑙𝑒𝑙 = = = = 909.09 Ω
(𝑅1+𝑅2) (103 +104 ) 11000
𝑉𝑠
𝐼𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 =
𝑅𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙
6
=
1009.09
𝑉𝑠𝑒𝑟𝑖 𝑉𝑝𝑎𝑟𝑎𝑙𝑒𝑙
=
𝑅𝑠𝑒𝑟𝑖 𝑅𝑝𝑎𝑟𝑎𝑙𝑒𝑙
5.96×10−1 𝑉𝑝𝑎𝑟𝑎𝑙𝑒𝑙
=
100 909.09
𝑉𝑝𝑎𝑟𝑎𝑙𝑒𝑙 = 5.4 𝑉
𝑉𝑝𝑎𝑟𝑎𝑙𝑒𝑙 = 𝑉𝑅2 = 𝑉𝑅3
𝑉𝑅2 = 5.4 𝑉
𝑉𝑅3 = 5.4𝑉
𝑉𝑅2 5.4
𝐼𝑅2 = = = 5.4 × 10−3 A atau 5.4 mA
𝑅2 1000
𝑉𝑅3 5.4
𝐼𝑅3 = = = 5.4 × 10−4 A atau 0.54 mA
𝑅3 10000
c. Saat Vs = 8 Volt
Hasil Perhitungan
𝑅𝑠𝑒𝑟𝑖 = 100Ω
𝑅1×𝑅2 103 ×104 107
𝑅𝑝𝑎𝑟𝑎𝑙𝑒𝑙 = = = = 909.09 Ω
(𝑅1+𝑅2) (103 +104 ) 11000
𝑉𝑠
𝐼𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 =
𝑅𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙
8
=
1009.09
𝑉𝑠𝑒𝑟𝑖 𝑉𝑝𝑎𝑟𝑎𝑙𝑒𝑙
=
𝑅𝑠𝑒𝑟𝑖 𝑅𝑝𝑎𝑟𝑎𝑙𝑒𝑙
7.93×10−1 𝑉𝑝𝑎𝑟𝑎𝑙𝑒𝑙
=
100 909.09
𝑉𝑝𝑎𝑟𝑎𝑙𝑒𝑙 = 7.2 𝑉
𝑉𝑝𝑎𝑟𝑎𝑙𝑒𝑙 = 𝑉𝑅2 = 𝑉𝑅3
𝑉𝑅2 = 7.2 𝑉
𝑉𝑅3 = 7.2 𝑉
𝑉𝑅2 7.2
𝐼𝑅2 = = = 7.2 × 10−3 A atau 7.2 mA
𝑅2 1000
𝑉𝑅3 7.2
𝐼𝑅3 = = = 7.21 × 10−4 A atau 0.72 mA
𝑅3 10000
d. Saat Vs = 10 Volt
Hasil Perhitungan
𝑅𝑠𝑒𝑟𝑖 = 100Ω
𝑅1×𝑅2 103 ×104 107
𝑅𝑝𝑎𝑟𝑎𝑙𝑒𝑙 = = = = 909.09 Ω
(𝑅1+𝑅2) (103 +104 ) 11000
𝑉𝑠
𝐼𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 =
𝑅𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙
10
=
1009.09
𝑉𝑠𝑒𝑟𝑖 𝑉𝑝𝑎𝑟𝑎𝑙𝑒𝑙
=
𝑅𝑠𝑒𝑟𝑖 𝑅𝑝𝑎𝑟𝑎𝑙𝑒𝑙
9.9×10−1 𝑉𝑝𝑎𝑟𝑎𝑙𝑒𝑙
=
100 909.09
𝑉𝑝𝑎𝑟𝑎𝑙𝑒𝑙 = 9𝑉
𝑉𝑝𝑎𝑟𝑎𝑙𝑒𝑙 = 𝑉𝑅2 = 𝑉𝑅3
𝑉𝑅2 = 9 𝑉
𝑉𝑅3 = 9 𝑉
𝑉𝑅2 9
𝐼𝑅2 = = = 9 × 10−3 A atau 9 mA
𝑅2 1000
𝑉𝑅3 9
𝐼𝑅3 = = = 9 × 10−4 A atau 0.9 mA
𝑅3 10000
e. Saat Vs = 12 Volt
Hasil Perhitungan
𝑅𝑠𝑒𝑟𝑖 = 100Ω
𝑅1×𝑅2 103 ×104 107
𝑅𝑝𝑎𝑟𝑎𝑙𝑒𝑙 = = = = 909.09 Ω
(𝑅1+𝑅2) (103 +104 ) 11000
𝑉𝑠
𝐼𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 =
𝑅𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙
12
=
1009.09
𝑉𝑠𝑒𝑟𝑖 𝑉𝑝𝑎𝑟𝑎𝑙𝑒𝑙
=
𝑅𝑠𝑒𝑟𝑖 𝑅𝑝𝑎𝑟𝑎𝑙𝑒𝑙
1.19 𝑉𝑝𝑎𝑟𝑎𝑙𝑒𝑙
=
100 909.09
𝑉𝑝𝑎𝑟𝑎𝑙𝑒𝑙 = 10.81𝑉
𝑉𝑝𝑎𝑟𝑎𝑙𝑒𝑙 = 𝑉𝑅2 = 𝑉𝑅3
𝑉𝑅2 = 10.81 𝑉
𝑉𝑅3 = 10.81 𝑉
𝑉𝑅2 10.81
𝐼𝑅2 = = = 10.81 × 10−3 A atau 10.81 mA
𝑅2 1000
𝑉𝑅3 10.81
𝐼𝑅3 = = = 10.81 × 10−4 A atau 1.08 mA
𝑅3 10000
Tabel 5.1 Data hasil perhitungan arus dan tegangan untuk Gambar 5.1.
Vs Arus Tegangan
(volt) IR1 IR2 IR3 IT VR1 VR2 VR3
(mA) (mA) (mA) (mA) (volt) (volt) (volt)
Tabel 5.2 Data hasil pengukuran arus dan tegangan Gambar 5.1
Vs Arus Tegangan
(volt) IR1 IR2 IR3 IT VR1 VR2 VR3
(mA) (mA) (mA) (mA) (volt) (volt) (volt)
VIII. Kesimpulan
Untuk mengetahui besar arus dan tegangan jepit pada rangkaian seri-paralel, kita dapat
mencarinya dengan 2 cara yaitu dengan metode pengukuran dan perhitungan. Dalam
praktikum yang dilakukan kali ini, pengukuran dilakukan menggunakan simulasi dalam
aplikasi EWB. Simulasi ini memiliki beberapa kelebihan, yaitu: hemat (tidak perlu membeli
komponen dan tidak perlu menggunakan multitester); kerusakan alat yg terjadi saat
pengukuran dapat diminimalisir; dan dapat dilakukan dengan cepat. Namun dengan
menggunakan simulasi juga ada beberapa kelemahan, diantaranya: mahasiswa jadi belum
terbiasa mempraktikkan pengukuran secara langsung menggunakan alat sebenarnya sehingga
dalam segi kemampuan, praktikum dengan cara simulasi ini bisa dibilang belum mengasah
kemampuan mahasiswa dalam menggunakan alat ukur secara langsung; nilai pengukuran ini
akan berbeda jika dibandingkan dengan pengukuran menggunakan alat, sebab dalam alat ukur
yang sebenarnya terdapat tahanan dalam yang berbeda-beda.
Karena dalam pengukuran menggunakan simulasi tidak ada tahanan dalam dari alat
ukur, maka nilai perhitungan dan pengukuran akan selalu sama. Jadi, berapapun banyaknya
percobaan yang dilakukan saat mengukur, nilai hasil ukurnya akan selalu memiliki nilai yang
sama saat kita membaca nilai ukurnya. Dalam pengukuran secara langsung menggunakan alat
ukur, kita harus melakukan minimal 3 kali pengukuran untuk mendapatkan nilai yang akurat
sedangkan dalam percobaan menggunakan simulasi, 1 kali pengukuran saja sudah cukup
karena hasil pengukuran selanjutnya pasti akan menunjukkan nilai yang sama. Selain itu,
dalam setiap alat ukur terdapat sensitivitas. Sensitivitas dapat berbeda-beda dalam beberapa
merek alat ukur karena setiap alat ukur memiliki spesifikasi bawaan yang berbeda pula.
Semakin besar nilai sensitivitas maka kemungkinan error dalam pengukuran akan semakin
kecil karena keakuratan akan semakin besar jika sensitivitasnya semakin besar. Nilai
sensitivitas ini sangat berpengaruh dalam keakuratan pengukuran. Oleh karena itu, sebaiknya
sebelum menggunakan alat ukur, mahasiswa harus mengetahui terlebih dahulu spesifikasi dan
parameter suatu alat ukur yang akan berpengaruh dalam hasil pengukuran. Sebab, hasil ukur
yang tidak tepat dapat menimbulkan berbagai permasalahan jika nilai ukur dari suatu
rangkaian sangat jauh berbeda dari nilai aktual saat dilakukan perhitungan.